Anda di halaman 1dari 13

Seni Rupa Tradisional

Seni tradisional adalah unsur kesenian yang menjadi bagian hidup masyarakat
dalam suatu kaum /suku/bangsa tertentu. Seni tradisional yang ada di suatu
daerah berbeda dengan yang ada di daerah lain, meskipun tidak menutup
kemungkinan adanya seni tradisional yang mirip antara dua daerah yang
berdekatan.
- Ciri-ciri:

1. Penciptaannya selalu berdasarkan pada filosofi sebuah aktivitas dalam


suatu budaya, bisa berupa aktivitas religius maupun
seremonial/istanasentris.
2. Terikat dengan pakem-pakem tertentu.

Contoh

Karya: Dewa Nyoman Purwa

Apresiasi: senirupa tradisional memiliki ciri-ciri yaitu selalu berdasarkan


pada filosofi sebuah aktivitas dalam suatu budaya, bisa berupa aktivitas
religius maupun seremonial/istanasentris. Terikat dengan pakem-
pakem tertentu, dan dari lukisan tersebut terlihat sekali bahwa
tergambar sebuah aktivitas agama hindu yang sudah menjadi tradisi
dan dalam lukisan tersebut juga terlihat adanya pakem-pakem tertentu
sehingga lukisan tersebut bisa dikatakan lukisan tradisional. Menurut
saya lukisan diatas agak rumit dibuatnya tapi sangat indah untuk
dipandang.
Seni Rupa Modern/Kontemporer
Seni rupa modern adalah seni rupa yang tidak terbatas pada kebudayaan suatu
adat atau daerah, namun tetap berdasarkan sebuah filosofi dan aliran-aliran seni
rupa.

 Ciri-Ciri:

1. Konsep penciptaannya tetap berbasis pada sebuah filosofi , tetapi


jangkauan penjabaran visualisasinya tidak terbatas.
2. Tidak terikat pada pakem-pakem tertentu.

Aliran-Aliran Seni Rupa modern:

1. Naturalisme
Aliran ini muncul setelah orang mulai tertarik pada alam yang
sebenarnya. Mereka mengagumi alam secara detail dengan segala
keunikannya. Secara visual lukisan mereka persis seperti objek aslinya dan
dalam perkembangannya cenderung memperidah objek secara berlebihan.
Tokoh-tokoh aliran ini adalah Rembrandt, George Cole, John Constable, Luis
Alvarez Catala, William Callow, Basuki Abdullah.

Karya : John Constable


 Apresiasi: Dalam lukisan aliran naturalisme, ciri khas yang paling
menonjol adalah teknik gradasi warna. Gradasi warna adalah
penggunaan sebuah warna yang tersusun dari warna yang lebih tua
sampai ke yang lebih muda. Atau dari yang gelap hingga terang. Hal ini
karena dalam aliran naturalisme sangat memperhatikan keaslian alam.
Karenanya, posisi datangnya sinar matahari harus diperhatikan. Posisi
sinar inilah yang menyebabkan adanya bagian gelap dan terang
(gradasi warna). Bagian yang mengarah ke sinar akan diberi warna lebih
terang dibanding bagian yang tidak terkena sinar.

2. Realisme (1800-an).
Aliran ini memandang dunia sebagai dunia nyata,seniman bekerja
sesuai dengan kemampuan teknis dan relitas yang diserap oleh indra
penglihatan. Fantasi dan imajinasi harus dihindari. Tokoh-tokoh dalam aliran
ini adalah Annibale carracci, Gustave Courbert, Theodore Chasseriau, Thomas
Couture, Affandi, Dede Eri Supria, Jean Francois Millet

Karya : Jean Francois Millet

 Apresiasi: dalam lukisan beraliran realisme terdapat ciri-ciri sebagai


berikut: Berusaha menampilkan kehidupan sehari – hari dari karakter,
suasana, dilema dan objek ( Verisimilitude), Mengabaikan drama –
drama teaterikal, Mengabaikan subjek – subjek yang tampil dalam
ruang yang terlalu luas dan bentuk – bentuk klasik, Jujur dan tidak ada
manipulasi, Menolak idealisme. Sehingga dalam lukisan diatas sungguh
menampilkan kehidupan sehari-hari dan tampak nyata dan jujur, maka
dari itu lukisan diatas sangat beraliran realisme.

3. Romantisme (1818)
Romantisme merupakan aliran tertua di dalam sejarah seni lukis
modern Indonesia. Lukisan dengan aliran ini berusaha membangkitkan
kenangan romantis dan keindahan di setiap objeknya. Pemandangan alam
adalah objek yang sering diambil sebagai latar belakang lukisan. Aliran ini
muncul sejak adanya revolusi perancis.Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah
Theodore Gericault, Eugene Delacroix, Joseph Mallord William Turner,
Thomas Cole, dan John Constable.

Karya : Joseph Mallord William Turner

 Apresiasi: Dalam lukisan beraliran romantisme terdapat ciri-ciri yaitu:


Aliran Romantisisme berkarya melalui pendekatan emosional;
Romantisisme lebih banyak menampilkan tema-tema kehidupan dunia
misteri, cerita roman, tema yang eksotik (cerita dari negeri China,
Islam, Afrika); Romantisisme menonjolkan peranan perasaan pribadi
seniman, misalnya dalam segi komposisi yang dinamis (diagonal) dan
unsur warna dengan gelap terang yang didramatisir.

4. Impresionisme/Realisme Cahaya (1874)

Impresionisme sebenarnya adalah seni pergerakan, pose, dan


komposisi dari permainan kesan cahaya yang dituangkan dalam warna-warna
cerah dan bervariasi. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah Claude Monet,
Aguste Renoir, Camille Pissarro, Paul Cezanne.
K
a
r
y
a

S
.

S
K
Karya : S. Sudjojono

 Apresiasi: Lukisan ini berisi orang orang yang sedang melakukan jual
beli di pasar, penggambarannya sesuai dengan kesan saat lukisan ini
dilukis, Lukisan ini bertemakan alam yang dibuat secara langsung dan
cepat berdasarkan kesan pencahayaan , garis, dan warna. Sifat-sifatnya
aliran ini konsep melukisnya berdasarkan usaha merekam efek atau
kesan cahaya yang jatuh atau memantul pada suatu objek/benda,
sehingga menghindari garis atau kejelasan kontur.

5. Ekspresionisme (1900-an)
Ekspresionisme adalah Sebuah gaya melukis dengan menekankan pada
kesan pencahayaan dan warna yang kuat, sementara bentuk tidak menjadi
prioritas. Aliran ini banyak melibatkan perasaan dalam kegiatan berkarya.
Dalam proses penciptaannya dengan tahap mencari inspirasi yang cukup lama
untuk mendapatkan ide, namun proses penuangannya dengan cepat. Aliran
ini berusaha mengekpresikan aktualitas bukan hanya berdasarkan indera
penglihatan, tetapi juga dengan pengalaman batin sehingga menyebabkan
kebebasan teknik dalam melukiskannya sehingga cenderung terjadi distorsi
dan sensasi. Kesempurnaan bentuk objek yang biasa dilakukan berdasarkan
pengamatan secara visual tidak lagi menjadi pertimbangan estetika.Tokoh-
tokoh yang beraliran ekspresionisme adalah Edward Munch, Ernst Barlach,
Affandi, S. Sudojono, Vincent Van Gogh
Karya : Vincent Van Gogh

 Apresiasi: Sifat-sifat aliran ini: pelukis mengambil ciri-ciri khusus dan


sifat objek untuk ditonjolkannya, untuk menguatkan karakter dengan
dilakukan distorsi, Goresan garis dan warna tampak spontan, tegas,
cepat dan dinamis.

6. Aliran Fauvisme
Nama fauvisme berasal dari bahas Prancis “Les Fauves”, yang artinya
binatang liar. Jadi fauvisme adalah aliran yang menghargai ekspresi dalam
menangkap suasana yang hendak dilukis. Tidak seperti karya impresionisme,
pelukis fauvis berpendapat bahwa harmoni warna yang tidak terpaut dengan
kenyataan di alam justru akan lebih memperlihatkan hubungan pribadi
seniman dengan alam tersebut. Aliran fauvisme sangat mengagungkan
kebebasan berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras
dengan aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya. Lukisan-
lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan aliran
sebelumnya. Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang mereka sukai
tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang dibuat. Tokoh dari
aliran ini adlah Henri Matisse, Henri Rousseau, Maurice De Vlaminck, Andre
Derain
Karya : Andre Derain

 Apresiasi: Aliran fauvisme sangat mengagungkan kebebasan


berekspresi, sehingga banyak objek lukisan yang dibuat kontras dengan
aslinya seperti pohon berwana 0ranye/jingga atau lainnya. Lukisan-
lukisan fauvis betul-betul membebaskan diri dari batasan-batasan
aliran sebelumnya. Pelukis fauvisme cenderung melukis apa yang
mereka sukai tanpa memikirkan isi dan arti dari sebuah lukisan yang
dibuat.

7. Kubisme (1907)
Kubisme adalah aliran yang cenderung melakukan usaha abstraksi
terhadap objek ke dalam bentuk-bentuk geometri (segitiga, segi empat,
lingkaran, oval, silinder, bola, kerucut, kubus, balok) dengan konsep intuisi dan
rasionalitas. Tokoh-tokoh yang beraliran kubisme adalah Pablo Picasso, Max
Beckman, Henry moore, Juan Gris, Fernand leger, A. Archipenko.
Karya : Pablo Picasso.

 Apresiasi: Ciri dari aliran ini adalah mengaplikasikan bentuk-bentuk


realisme kedalam bentuk geometri dengan pendekatan bentuk dan
warna di atas kanvas yang diibaratkan sebagai media pecahan kaca.

8. Futurisme (1909)
Futurisme adalah bagaimana menangkap unsur gerak dan kecepatan
dalam lukisan. Futurisme juga mendukung perkembangan tipografi sebagai
unsur ekspresi dalam desain. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Umberto
Boccioni, Carlo Carra, Giacomo Balla, Ardengo Soffici dan Stephane Mallarine.

Karya : Giacomo Balla


 Apresiasi: dalam aliran futurisme terdapat ciri khas yaitu: Penyatuan
karakter dari elemen-elemen yang berbeda-beda dalam sebuah acuan,
dan penyusunannya karyanya sebagai suatu kesatuan; Memiliki ide-ide
seperti ketertutupan, ketidaksabaran, ekstrim dalam hubungan
langsung dengan nilai-nilai futurisme; Karakteristiknya juga meliputi
garis-garis yang tidak rata yang mengkomunikasikan energy dari
gerakannya; Pandangan karya yang mementingkan masa depan.
Pengaruh futurisme

9. Dadaisme (1916)
Aliran dadaisme merupakan pemberontak konsep dari konsep aliran
sebelumnya. Aliran ini mepunyai sikap memerdekakan diri dari hukum-hukum
seni yg telah berlaku. Tokoh-tokoh dalam aliran ini adalah: Paul Klee, Scwitters
Tristan Tzahra, dan Mario janco

Karya : Paul Klee


 Apresiasi: Aliran ini mempunyai ciri sinis, konyol, menggambarkan
benda atau mesin sebagai manusia, mengikuti kemauan sendiri dan
menolak estetika dalam karyanya. Kolase adalah salah satu dari sekian
teknik yang digunakan. Kadang-kadang artistik bentuknya yang seram,
magic, patung-patung primitif dan karya kuno, dapat juga karya yang
kekanak-kanakan. Warna yang mendominasi adalah hitam, merah,
putih, hijau dengan pewarnaan yang primer, tajam, dan kontras.
10. Surealisme (1937)
Surialisme adalah Sebuah lukisan realism atau naturalism namun
merupakan daya khayal dan sesuatu yang kadang tidak mungkin, atau sebuah
mimpi. Tokoh Tokohnya adalah Andre bretton, Giorgio de Chirico, Max Ernst,
Rere Margritte, Juan Miro, Salvador Dali.

Chevaliers en Parade Karya : Salvador Dali


 Apresiasi: Dalam aliran ini alam nyata dan keserbabisaan mimpi
terpadu (intuitip), sehingga menampakkan kesan yang aneh dan
fantastik. Kadang ada kaitannya dengan kejadian kejiwaan yang
melatarbelakangi dan bentuknya terkadang bisa ekstrim.

11. Abstraksionisme (1940-an)


Aliran abstraksionisme adalah aliran yang berusaha melepaskan diri dari
sensasi-sensasi atau asosiasi figuratif suatu obyek. Tokoh-tokoh dalam aliran
ini adalah: Wassily Kandinsky, Piet Mondrian, Van Der Leek.
Karya : Naum Goba
 Apresiasi: Dalam aliran abstraksionisme terdapat beberapa ciri khas
yaitu: bentuknya tidak pernah kita kenali, bentuk abstrak tidak
berhubungan dengan bentuk apa pun yang pernah kita lihat, namun
bila diamati akan terlihat seperti sesuatu. Warna dan bentuk serta
bahan tambahan lain dalam melukis abstrak adalah subjek lukisan
abstrak untuk terlihat lebih unik. Dalam pembuatannya, lukisan
abstrak cukup peka dalam komposisi warna dan lebih banyak
menggunakan cat air.

12. Pop Art (1950-an)


Aliran Pop Art sendiri lahir di Inggris dan juga Amerika pada tahun
1950-an yang di populerkan oleh Lawrence Alloway seorang Kurator sekaligus
kritikus dari Inggris. Nama pop art itu sendiri berasal dari kata Popular Mas
Cultur namun orang lebih mengenalnya dengan sebutan Pop Art. Istilah pop
art berasal dari kata “popular art” yang merupakan aliran seni yang
memanfaatkan simbol-simbol dan gaya visual yang berasal dari media massa
yang popular seperti majalah, iklan, telivisi, dan komik. Tokoh yang beraliran
pop art adalah Andy Warhol, Tom Wasselman, George Segal, Yoseph Benys,
Claes Oldenburg dan Cristo.
Karya : Andy Warhol
 Apresiasi: Ciri khas Pop Art adalah penggabungan foto serta permainan
warna yang berani, kadang disertai penggunaan simbol-simbol untuk
menyampaikan pesan si pembuatnya. Desain Pop Art seringkali
menggunakan teks berukuran besar dengan stroke yang tebal.
TUGAS SENI RUPA
(Seni Rupa Modern dan Tradisional)

Nama : Mega Ayu .S


Kelas : XII . IPA 5
No. : 30

SMA Negeri 5 Denpasar


Tahun ajaran 2013 - 2014

Anda mungkin juga menyukai