Anda di halaman 1dari 11

KISI-KISI MATERI SOCIAL UTS

a. Letak Astronomis
Apa yang dimaksud dengan letak astronomis? Letak astronomis adalah letak suatu wilayah
berdasarkan garis lintang dan garis bujur. Di manakah letak astronomis Indonesia? Letak astronomis
Indonesia antara 6° LU—11° LS dan antara 95° BT—141° BT

b. Letak Geologis
Apakah letak geologis itu? Letak geologis adalah letak Indonesia ditinjau dari sudut formasi geologi,
keadaan batuan, dan jalur pegunungan. Indonesia terletak di dua daerah deretan pegunungan
muda dunia, yaitu Pegunungan Muda Mediterania dan Sirkum Pasifik. Pegunungan Mediterania
melalui Sumatra, Jawa, Nusa Tenggara, dan berakhir di Maluku, sedangkan Sirkum Pasifik dimulai di
Pulau Sulawesi (sebagai kelanjutan dari Filipina) dan bertemu dengan Pegunungan Mediterania.
Lokasi pertemuan kedua sistem pegunungan muda dunia diperkirakan di Kepulauan Sula Maluku.

c. Letak Geografis
Letak geografis adalah letak suatu wilayah berdasarkan posisi relatif suatu wilayah di antara wilayah
lain di sekitarnya. Secara geografis, di mana letak Indonesia? Indonesia terletak di antara dua benua
(Benua Asia dan Benua Australia) dan dua samudra (Samudra Hindia dan Samudra Pasifik).
Berapa luas wilayah Indonesia? Luas wilayah daratan Indonesia 18.954 km 2, sedangkan luas lautan
sesuai dengan batas teritorial 3.257.357 km 2. Jumlah pulau Indonesia 17.508 pulau. Pulau yang
sudah diberi nama sekitar 44%, sedangkan yang sudah didiami Kondisi Fisik Wilayah dan Penduduk
Indonesia penduduk sekitar 7%

ANGIN MUSON INDONESIA


1. Bulan Hujan di Indonesia
Pada September-April matahari berada di selatan belahan bumi (kawasan Benua Australia) sehingga
suhu udara tinggi dan tekanan udara rendah. Pada Desember, Januari, dan Februari terjadi musim
dingin di belahan bumi utara (kawasan Benua Asia) sehingga di kawasan ini suhu udara rendah dan
tekanan udara tinggi. Sesuai hukum Boys Ballot, massa udara di daerah bertekanan tinggi mengalir
ke massa udara di daerah bertekanan rendah dan berbelok ke arah kanan di daerah khatulistiwa.
Angin bertiup dari kutub utara melalui khatulistiwa menuju kutub selatan, yang disebut angin muson

2. Bulan Musim Kemarau di Indonesia


Tahukah kalian apa yang memengaruhi musim kemarau? Pada April- September matahari berada di
sebelah utara belahan bumi atau di Benua Asia sehingga suhu udara di kawasan ini tinggi dan
tekanan udara rendah. Pada waktu musim dingin, belahan bumi selatan bersamaan dengan
kedudukan matahari di belahan bumi utara tekanan udara di Australia adalah 759 mm, sedangkan
tekanan udara di Asia (Malaka) 756 mm. Hal ini menyebabkan bertiup angin musim timur di
Indonesia yang dikenal dengan angin musim tenggara. Angin muson ini melewati gurun yang luas
dan kering di Australia hingga tak banyak menjatuhkan hujan di Indonesia.

Secara garis besar, vegetasi alam di Indonesia dapat dibagimenjadi empat kelompok besar,
yaitu sebagai berikut.
1. Vegetasi Hutan Hujan Tropis
Ciri-cirinya:
a) merupakan hutan lebat,
b) terdiri dari berbagai jenis pohon yangvariatif,
c) ketinggian pohonnya ada yang mencapai60 m,
d) banyak terdapat jenis pohon panjat dan
palem,
e) banyak pula jenis pohon pakis dan anggrek.
Hutan hujan tropis terbesar di pulau Sumatra,Jawa, Kalimantan, serta Irian Jaya.
2. Vegetasi Hutan Musim
Ciri-cirinya:
a) pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutanhujan tropis,
b) daun-daunnya banyak yang gugur di musimkemarau, misalnya pohon jati,
c) jenisnya homogen.
Hutan musim terdapat di daerah seperti JawaTengah dan Jawa Timur.
3. Vegetasi Hutan Bakau
Ciri-cirinya:
a) pohon-pohonnya lebih rendah daripada hutanhujan tropis dan
b) mempunyai akar tunjang.
Kalimantan dan Sumatra merupakan contoh pulauyang memiliki hutan bakau yang luas.
4 Vegetasi Daerah Sabana dan Stepa
Ciri-cirinya:
a) terdapat di daerah yang beriklim kering,
b) sabana merupakan padang rumput yangdiselingi oleh pohon-pohon, terdapat di
PulauMadura dan sebagian kepulauan NusaTenggara,
c) stepa merupakan daerah yang seluruhnyapadang rumput, misalnya di pulau Sumba,Flores,
Sumbawa, dan Timor.

Mengapa terjadi perubahan musim di Indonesia? Perubahan musim di


Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu :
1. Pergeseran semu matahari tahunan
Pada saat bumi berevolusi, sumbu bumi tidak tegak lurus terhadap bidang ekliptika,
tetapi condong ke 66.5°, hal ini mengakibatkan posisi bumi terhadap matahari
mengalami perbedaan. Pada 23 September sampai dengan 21 Maret kedudukan
matahari berada di belahan bumi selatan dan kedudukan bumi posisinya lebih dekat
ke matahari.
2. Letak lintang
Secara astronomis, Indonesia berada pada posisi garis lintang 6° LU - 11° LS. Karena berada
pada posisi derajat seperti itu Indonesia berada di daerah tropis yang dilalui oleh garis
khatulistiwa. Akibatnya, sudut datang sinar matahari selalu tinggi dengan titik kulminasi
matahari terendah 54.5°, hal ini berakibat suhu udara rata-rata tinggi dengan tekanan udara
rendah.
3. Rotasi bumi
Bumi dari arah barat ke timur dengan cepat sehingga ber-pengaruh pada udara yang
membelok ke kiri di belahan bumi bagian selatan dan ke kanan di belahan bumi bagian
utara. Karena Indonesia berada di belahan bumi bagian utara dan di selatan gerakan angin
yang diterima berbeda, angin yang berasal dari tenggara belahan bumi selatan akan berubah
menjadi angin barat daya di belahan bumi utara, sedangkan yang berasal dari timur laut
belahan bumi utara akan berubah menjadi angin pasat laut di belahan bumi selatan. Angin
tenggara bersifat basah, dan angin barat bersifat kering.
4. Daerah bertekanan rendah dan tinggi
Secara geografis Indonesia terletak antara dua benua dan dua samudera. Terjadinya
perbedaan tekanan udara di kedua benua, yaitu Benua Australia dan Asia yang terjadi setiap
enam bulan sekali menyebabkan terjadinya gerakan udara bolak-balik yang berlawanan arah
antara kedua benua tersebut. Karena terjadinya enam bulan sekali, maka angin tersebut
disebut dengan angin muson.
5. Laut dan benua
Wilayah Indonesia terdiri atas daratan dan lautan. Apabila kita membandingkan
wilayah Indonesia antara daratan dan lautan, ternyata lautan lebih luas daripada
daratan, dengan perbandingan 1 daratan 3 lautan (1 : 3). Hal ini akan berpengaruh
langsung terhadap kondisi udara di Indonesia, yaitu kondisi udara yang lembap.
Kelembapan udara tersebut akan berpengaruh terhadap amplitudo (perbedaan suhu
udara) bulanan dan tahunan sangat kecil, yaitu antara 2° C sampai dengan 3° C, serta
sebagian besar wilayah Indonesia memiliki banyak curah hujan dalam setiap
tahunnya.

FLORA DAN FAUNA MENURUT GARIS WEBER DAN WALLACE

Garis Wallace merupakan garis yang membatasi antara jenis flora dan fauna Indonesia bagian
barat dan tengah atau tipe Asiatis dan tipe Peralihan. Garis ini ditentukan berdasarkan
hipotesis dari Alfred Russel Wallace.
Garis Webber merupakan garis yang membatasi antara jenis flora dan fauna Indonesia bagian
tengah dan timur atau tipe Peralihan dan tipe Australis. Garis ini ditentukan berdasarkan
hipotesis dari Max Wilhelm Carl Weber.

A. Flora dan Fauna Indonesia Bagian Barat


Daerah Indonesia yang meliputi bagian barat, yaitu :
1. Sumatra
2. Jawa
3. Kalimantan
4. Bali

A. Flora Indonesia Bagian Barat


Flora yang terdapat di wilayah Indonesia bagian barat di dominasi oleh vegetasi hutan hujan
tropis. Hal ini dikarenakan kawasan ini memiliki curah hujan dan kelembaban yang cukup
tinggi. Jenis flora di kawasan ini memiliki kesamaan ciri dengan fauna kawasan asia
(Asiatis). Dengan ciri-ciri sebagai berikut :
1. Memiliki berbagai jenis tumbuhan kayu berharga. Contoh : Pohon Jati, Pohon
Meranti, Pohon Kruing, Pohon Mahoni
2. Selalu hijau sepanjang tahun
3. Bersifat heterogen Selain itu, terdapat juga tumbuhan endemik yaitu Raflesia Arnoldi
di wilayah Sumatra.

Jenis flora yang hidup di wilayah Indonesia bagian barat yaitu :


1. P. Cempaka
2. Rafflesia Arnoldi
3. P. Jati
4. P. Meranti
5. P. Kruing
6. P. Karet
7. P. Mahoni
8. P. Kamper
9. P. Beringin
10. Pakis
11. dsb
B. Fauna Indonesia Bagian Barat
Sama halnya dengan flora Indonesia bagian Barat. Fauna bagian barat memiliki
kesamaan dengan tipe asia (asiatis). Fauna Indonesia bagian barat disebut juga fauna
dangkalan sunda.
Jenis fauna Indonesia bagian barat, yaitu :
1. Mamalia, meliputi : gajah, badak bercula batu, tapir, rusa, banteng, kerbau, monyet, orang
utan, harimau, bajing, kijang, kelelawar, dan babi hutan.
2. Reptil, meliputi : buaya, kura-kura, kadal, ular, tokek, biawak, bunglon, dan trenggiling.
3. Burung, meliputi : burung hantu, elang, jalak, kutilang, dan merak
4. Serangga, misalnya : kumbang badak
5. Ikan air tawar, seperti : ikan pesut

Nama Satwa / Fauna yang Menjadi Ciri Khas / Simbol /


Identitas Negara Indonesia :
- Komodo (Nama Latin : Varanus komodoensis)
- Arwana Asia / Siluk Merah (Nama Latin : Scleropages formosus
- Elang Jawa (Nama Latin : Nisaetus bartelsi)

Indonesia Bagian Timur (australis)


Fauna Indonesia bagian Timur atau disebut tipe australic tersebar di wilayah Papua,
Halmahera, dan Kepulauan Aru. Fauna berupa mamalia yang menghuni wilayah ini antara
lain kangguru, beruang, walabi, landak irian (nokdiak), kuskus, pemanjat berkantung
(oposum layang), kangguru pohon, dan kelelawar. Di wilayah ini, tidak ditemukan kera.

Di samping mamalia tersebut, terdapat pula reptil seperti biawak, buaya, ular, kadal. Berbagai
jenis burung ditemui di wilayah ini di antaranya burung cenderawasih, nuri, raja udang,
kasuari, dan namudur. Jenis ikan air tawar yang ada di relatif sedikit.

FLORA ADALAH DUNIA TUMBUH-TUMBUHAN. Jenis tumbuh-tumbuhan


yang ada pada suatu wilayah belum tentu terdapat pada wilayah lain. Indonesia berada di
kawasan sekitar katulistiwa, dengan demikian ditinjau dari iklimnya, termasuk iklim tropis.
Flora di Indonesia dapat dibagi menjadi tiga tipe, yaitu hutan hujan tropis, hutan musim, dan
hutan sabana tropik. Hutan hujan tropis hidup sepanjang tahun, hutan musim dedaunan
rontok pada musim kemarau, sedangkan hutan sabana tropik berupa rerumputan dan semak
belukar. Hutan hujan tropis tersebar di Sumatera, Kalimantan dan Irian atau Papua. Hutan
musim banyak tersebar di Jawa bagian timur, Sulawesi dan Nusa Tenggara. Hutan sabana
tropik hanya ada di sebagian kecil wilayah Nusa Tenggara, antara lain di Pulau Sumba dan
Pulau Timor.
a. Flora Asiatis
Flora Asiatis terdapat di Pulau Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali. Flora ini terdiri
atas:
1) hutan bakau (mangrove) dan rawa gambut di bagian timur Sumatera
2) meranti, rotan, rawa gambut, rawa air tawar di bagian barat Sumatera.
b. Flora Australis
Flora Australis terdapat di Papua dan pulau-pulau sekitarnya. Flora Australis terdiri atas:
1) hutan hujan tropis yang berupa pepohonan tinggi dan lebat;
2) hutan sagu dan nipah;
3) hutan lumut, pada dataran tinggi atau pegunungan.

Ciri-ciri tanah di Indonesia:

 Banyak mengandung unsur hara


 Struktur tanahnya baik, artinya susunan butir-butir tanah tidak terlalu padat dan tidak
terlalu lenggang
 Cukup mengandung air yang berguna untuk melarutkan unsur hara
 Mempunyai garam-garaman dalam jumlah banyak

Upaya untuk melestarikan sumber daya tanah:

 Pemupukan diusahakan dengan pupuk hijau / pupuk kandang / pupuk kompos


 Dibuat hutan-hutan cadangan pada lereng-lereng gunung
 Membuat terassering / sengkedan di daerah-daerah miring
 Membuat penghijauan dan reboisasi pada daerah yang gundul, dan sebagainya.

1. Tanah Litosol (tanah berbatu-batu)

 Proses terbentuknya : dari pelapukan batuan beku dan sedimen yang masih baru
(belum sempurna) sehingga butirannya besar / kasar
 Ciri-ciri : tekstur tanahnya beranekaragam dan pada umumnya berpasir, tak
bertekstur, warna kandungan batu, kerikil dan kesuburan bervariasi
 Pemanfaatannya : masih alang-alang, bisa untuk hutan
 Persebaran : Jawa Tengah, Jawa Timur, Madura, Nusa Tenggara, Maluku, Sulawesi
dan Sumatera

2. Tanah Podzol

 Proses terbentuknya : di daerah yang memiliki suhu rendah dan curah hujan tinggi
 Ciri-ciri : warna pucat, kandungan pasir kuarsa tinggi, sangat masam, peka terhadap
erosi, kurang subur
 Pemanfaatannya : untuk pertanian palawija
 Persebaran : Kalimantan Tengah, Sumatera Utara, Papua

3. Tanah Aluvial (Tanah Endapan)

 Proses terbentuknya : tanah hasil erosi (lumpur dan pasir halus) di daerah-daerah dataran
rendah
 Ciri-ciri : warna kelabu dan peka terhadap erosi
 Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian sawah dan palawija
 Persebaran : Sumatera, Jawa bagian utara, Halmahera, Kalimatan Barat, Kalimantan Selatan,
Sulawesi dan Papua bagian selatan

4. Tanah Organosol (Tanah Humus)

 Proses terbentuknya : dari hasil pembusukan bahan-bahan organik


 Ciri-ciri : warna kehitaman, mudah basah, mengandung bahan organik, sangat subur
 Pemanfaatannya : sebagai lahan pertanian
 Persebaran : Lampung, Jawa Tengah bagian selatan, Kalimantan Selatan dan Sulawesi
Tenggara

ANGKA KELAHIRAN DAN KEMATIAN


Angka Kelahiran dan Kematian adalah dua faktor yang paling berpengaruh pada
pertumbuhan jumlah penduduk di suatu negara. Penduduk adalah sekelompok manusia yang
menempati suatu wilayah dalam waktu tertentu. Indonesia adalah salah satu negara yang
mempunyai permasalahan dalam bidang kependudukan. Terutama jumlah penduduk yang
komposisinya tidak seimbang. Jumlah usia nonproduktif lebih banyak dibandingkan dengan
usia produktif.

1. ANGKA KELAHIRAN Angka kelahiran disebut juga fertilitas atau natalitas yang
artinya menunjukkan angka kelahiran yang sesungguhnya. Kelahiran hidup adalah
sutu kelahiran bayi tanpa memperhitungkan lamanya di dalam kandungan dan bayi
menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Adapun angka kelahiran mati adalah kelahiran
sseorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu, tanpa
menunjukkan tanda-tanda kehidupan.

FAKTOR PENUNJANG TINGKAT KELAHIRAN ADALAH SEBAGAI


BERIKUT.
1. Kawin usia muda, di masyarakat pedesaan masih banyak perkawinan dalam usia
muda sebab orang tuanya merasa malu jika anaknya tidak cepat mendapatkan jodoh.
2. Besarnya angka kematian bayi, sebab banyaknya bayi yang meninggal mendorong
orang tua mempunyai anak banyak.
3. Adanya penilaian tinggi pada anak, karena: 1) Penerus keturunan. Anak adalah
penerus keturunan keluarga, dengan demikian orang tua merasa was-was jika
mempunyai sedikit anak sebab khawatir regenerasi keluarganya akan terhenti. 2)
Sumber tenaga kerja. Setelah serang anak tumbuh dewasa, maka dia akan menjadi
sumber pencari nafkahuntuk membantu orang tua. Pembawa rezeki, anak diharapkan
membalas segala jasa orang tua dalam betuk materi. Oleh sebab itu, jika anak
mendapatkan rezeki, maka orang tua tentu akan menikmatinya pula.
4. Tumpuan pada hari tua. Jika orang tua sudah lanjut usia, maka anak akan menjadi
tumpuan harapan orang tua yang wajib memenuhi segala kebutuhan orang tua.

BEBERAPA FAKTOR PENGHAMBAT TINGKAT KELAHIRAN


1. Keluarga Berencana (KB). Kesadaran masyarakat untuk menjaga jarak kehamilan,
demi peningkatan taraf hidup dan kemajuan pendidikan.
2. Undang-undang perkawinan yang menetapkan batas minimal usia untuk menikah
untuk wanita 17 tahun dan lakilaki 20 tahun.
3. Penundaan usia kawin, dengan alasan sekolah atau belum bekerja, para remaja
mampu menunda usia pernikahannya. Peraturan mengenai tunjangan anak pegawai
negeri yang menetapkan tunjangan hanya diberikan sampai anak yang ke-2.

2. ANGKA KEMATIAN Faktor kedua yang memengaruhi pertumbuhan penduduk


adalah kematian atau mortalitas. Kematian yaitu hilangnya tanda-tanda kehidupan
manusia secara permanen.

a. Faktor penyebab kematian (mortalitas) antara lain sebagai berikut.


1. Belum memadainya sarana kesehatan
2. Tingkat kesehatan masyarakat masih rendah
3. Kurangnya gizi makanan sebagian besar penduduk
4. Pencemaran lingkungan
5. Kecelakaaan lalu lintas
6. Peperangan
7. Bencana alam dan wabah penyakit
b. Faktor pengendali kematian (penghambat) antara lain:
1. Semakin meningkatnya fasilitas kesehatan
2. Tingginya tingkat kesehatan masyarakat
3. Makanan yang cukup bergizi
4. Lingkungan yang bersih dan teratur
5. Ajaran agama yang melarang bunuh diri dan membunuh orang lain
6. Keadaan negara yang damai

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat ditampilkan dalam bentuk grafik
yang disebut piramida penduduk.

a. Bentuk-bentuk Piramida Penduduk


Bentuk piramida penduduk dibadakan menjadi tiga macam yaitu :

1. Bentuk Limas (Expansive), menunjukkan jumlah penduduk usia muda lebih banyak
dari pada usia dewasa maupun tua, sehingga pertumbuhan penduduk sangat tinggi,
contohnya: Indonesia, Filipina, Mesir, Nigeria, Brazil.
2. Bentuk Granat (Stationer), menunjukkan jumlah usia muda hampir sama dengan
usia dewasa, sehingga pertumbuhan penduduk kecil sekali, contohnya: Amerika
Serikat, Belanda, Norwegia, Finlandia.
3. Bentuk Batu Nisan (Constructive), menunjukkan jumlah penduduk usia tua lebih
besar dari pada usia muda, jumlah penduduk mengalami penurunan, contohnya:
negara-negara yang baru dilanda perang.

CIRI-CIRI STRUKTUR PENDUDUK PADA TIAP BENTUK PIRAMIDA :


1. Piramida Penduduk Expansif memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar berada pada kelompok penduduk muda
b. Kelompok usia tua jumlahnya sedikit
c. Tingkat kelahiran bayi tinggi
d. Pertumbuhan penduduk tinggi
2. Piramida Penduduk Stasioner memiliki ciri-ciri :
a. Penduduk pada tiap kelompok umur hampir sama
b. Tingkat kelahiran rendah
c. Tingkat kematian rendah
d. Pertumbuhan penduduk mendekati nol atau lambat
3. Piramida Penduduk Constructive memiliki ciri-ciri :
a. Sebagian besar penduduk berada kelompok usia dewasa atau tua
b. Jumlah penduduk usia muda sangat sedikit
c. Tingkat kelahiran lebih rendah dibanding dengan tingkat kematian
d. Pertumbuhan penduduk terus berkurang

ANGKA KELAHIRAN KASAR (CRUDE BIRTH RATE/CBR)


Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan banyaknya kelahiran bayi setiap 1.000
penduduk.

CBR dapat dihitung dengan rumus berikut ini.

CBR = L/P x 1.000

Keterangan :
CBR : Crude Birth Rate (Angka Kelahiran Kasar)
L : Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun
1.000 : Konstanta

Kriteria angka kelahiran kasar (CBR) di bedakan menjadi tiga macam.


- CBR < 20, termasuk kriteria rendah
- CBR antara 20 – 30, termasuk kriteria sedang
- CBR > 30, termasuk kriteria tinggi

FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN KUALITAS PENDUDUK

a. Tingkat Pendidikan
Kehidupan suatu bangsa dipengaruhi oleh keadaan pendidikan yang memadai sehingga
penduduknya memiliki kecerdasan yang tinggi sebagai salah satu ukuran tingkat pendidikan, yaitu
adanya persentase masyarakat yang sudah menamatkan suatu pendidikan. Tingkat pendidikan di
Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a) Tingkat pendapatan per kapita masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Hal ini membawa
akibat banyaknya orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anak-anaknya.
b) Jumlah murid jauh lebih besar daripada sarana dan prasarana yang ada.
b. Fasilitas Kesehatan
Untuk menentukan tingkat kesehatan penduduk dapat diketahui melalui perhitungan jumlah
kelahiran umum dibagi angka kematian umum. Untuk meningkatkan usaha-usaha dalam bidang
kesehatan
penduduk antara lain dengan cara:

a) meningkatkan penyuluhan kesehatan di kalangan masyarakat, dan


b) meningkatkan penyuluhan kesehatan sampai ke pelosok-pelosok desa dengan berbagai sarana
dan prasarana kesehatan.

c. Tingkat Kesejahteraan
Untuk mengetahui tingkat kesejahteraan penduduk di suatu negara dapat dilihat melalui
pendapatan rata-rata setiap orang dalam satu tahun atau sering disebut pendapatan per kapita.
MOBILITAS PENDUDUK dapat diartikan sebagai perpindahan penduduk dari suatu daerah
ke daerah lain. Lengkapnya, migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain di lokasi geografis yang berbeda dengan tujuan menetap. Setiap terjadi migrasi
mengakibatkan terjadinya perubahan tempat tinggal dari suatu lokasi geografis tertentu ke
lokasi geografis lainnya.

Migrasi tidak hanya bermakna perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lain, tetapi
perpindahan dalam suatu negara pun dimaknai migrasi. Untuk lebih jelasnya, perhatikan
penjelasan berikut ini yang akan menguraikan tentang jenis-jenis migrasi.

Berdasarkan ruang gerak atau jangkauannya, migrasi dapat dibagi atas dua jenis, yaitu
sebagai berikut.

A. MIGRASI INTERNASIONAL
Migrasi internasional yaitu perpindahan penduduk antara satu negara dan negara lainnya.
Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu sebagai berikut.

1. IMIGRASI yaitu masuknya penduduk dari negara lain ke dalam suatu negara. Orang-
orang yang melakukan imigrasi disebut imigran. Contohnya, orang-orang Thailand,
Hong Kong, dan Malaysia yang datang ke Indonesia untuk bekerja.
2. EMIGRASI, yaitu perpindahan penduduk dari dalam satu negara ke negara lain.
Contohnya, penduduk Indonesia yang pergi ke Timur Tengah untuk bekerja sebagai
tenaga kerja Indonesia (TKI).
3. REMIGRASI atau repatriasi yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara kembali
ke negaranya sendiri. Remigrasi sering juga disebut kembali ke tanah air. Contohnya,
penduduk Indonesia yang bekerja di Timur Tengah, ataupun mahasiswa-mahasiswa
Indonesia yang melanjutkan pendidikan di Mesir kembali ke tanah air.

B. MIGRASI NASIONAL

Migrasi nasional yaitu perpindahan penduduk di dalam satu negara. Migrasi nasional terdiri
atas beberapa jenis, yaitu sebagai berikut.
1. Urbanisasi
yaitu perpindahan penduduk dari desa ke kota dengan tujuan menetap. Terjadinya urbanisasi
dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya:

 ingin mencari pekerjaan karena di kota lebih banyak lapangan kerja;


 ingin melanjutkan pendidikan karena di kota banyak sekolah jenjang tinggi;
 ingin mencari pengalaman baru di kota;
 ingin mendapatkan lebih banyak hiburan, fasilitas untuk hiburan di kota relatif lebih
banyak daripada di desa.

2. Transmigrasi
yaitu perpidahan penduduk dari salah satu pulau untuk menetap di pulau lain dalam wilayah
negara Republik Indonesia untuk kepentingan pembangunan negara atau alasan-alasan yang
dipandang perlu oleh pemerintah.

Transmigrasi pertama kali dilakukan di Indonesia pada tahun 1905 oleh pemerintah Belanda
dari daerah Kedu ke daerah Lampung sebanyak 155 keluarga. Adanya program transmigrasi
ditujukan untuk hal-hal sebagai berikut:

 pemerataan persebaran penduduk;


 peningkatan taraf hidup para transmigran di daerah transmigrasi;
 pengolahan sumber daya alam yang selama ini belum tersentuh di daerah baru;
 penyediaan lapangan kerja bagi transmigran di daerah transmigrasi;
 pemerataan pembangunan di seluruh Indonesia;
 peningkatan kesatuan dan persatuan bangsa;
 peningkatan pertahanan dan keamanan nasional.

CARA MENANGGULANGI / MENGATASI LEDAKAN PENDUDUK


Jika dampak dari ledakan penduduk tidak segera diatasi, dapat mengakibatkan suatu negara
mengalami kesulitan dalam mempercepat proses pembangunannya. Terdapat beberapa upaya yang
dapat dilakukan untuk mengatasi dampak ledakan penduduk, di antaranya:

1. melaksanakan program Keluarga Berencana (KB), yaitu mengendalikan pertumbuhan


penduduk melalui cara pengendalian kelahiran;
2. menggalakan program transmigrasi;
3. meningkatkan kualitas sumber daya manusia sehingga kemampuannya bekerja untuk
membangun dirinya menjadi lebih baik;
4. memperluas lapangan kerja;
5. pengiriman tenaga kerja ke negara tetangga.
Faktor-Faktor Penyebab Ledakan Penduduk
Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya ledakan penduduk adalah:
1. Tingkat kematian yang menurun.
2. Tingkat kelahiran yang tinggi.
3. Adanya kawin usia muda.
4. Adanya rasa tanggung jawab pada keluarga.
5. Adanya sikap religi bahwa anak adalah anugerah Tuhan.
6. Adanya faktor wanita masih sebagai tenaga di rumah.

Dampak Negatif Ledakan Penduduk


Beberapa dampak negatif yang timbul sebagai akibat terjadinva ledakan penduduk di antaranya
sebagai berikut.
1. Tingkat kemiskinan semakin meningkat karena pertumbuhan penduduk yang cepat biasanya tidak
serta merta diikuti oleh pertumbuhan ekonomi yang cepat.
2. Pertumbuhan penduduk yang cepat tidak seimbang dengan peningkatan produksi pangan dapat
mendorong kekurangan pangan.
3. Timbulnya permukiman atau daerah kumuh di perkotaan sebagai akibat mahalnya harga tanah
dan rumah.
4. Pemerintah mengalami kesulitan menyediakan sarana kebutuhan masyarakat seperti sarana
pendidikan dan kesehatan, perumaham, dan lain-lain disebabkan memerlukan dana yang besar dan
lokasinya padat oleh permukiman penduduk.

5. Meningkatnya kebutuhan akan ruang dan lingkungan hidup.


6. Menimbulkan persaingan (pertentangan) di masyarakat sebagai akibat meningkatnya kebutuhan
akan pangan dan kebutuhan lainnya.
7. Tidak seimbangnya kebutuhan akan lapangan pekerjaan dengan pertumbuhan penduduk yang
dengan sendirinya menim-bulkan banyak pengangguran dan masalah sosial lainnya.
8. Timbulnya kemiskinan, rumah kumuh, pertentangan antar etnik, tawuran warga yang diawali
dengan hal-hal kecil dan stabilitas politik yang tidak mantap akan nampak menjadi pemandangan
rutinitas yang sulit untuk mengatasinya.

Anda mungkin juga menyukai