Anda di halaman 1dari 7

HANDOUT KIMIA SMA KELAS X

LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT


A. LARUTAN DAN KOMPONEN PENYUSUNNYA
Contoh dari larutan yang dapat ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
adalah larutan garam dan gula kedua larutan ini sama-sama tampak homogen dan
tidak dapat dilihat garam ataupun gula pada larutan tersebut. Lalu, apa yang disebut
dengan larutan?
Larutan adalah suatu campuran homogen dari dua zat atau lebih. Disebut
sebagai suatu campuran karena penyusunnya dapat berubah-ubah (lebih dari satu jenis
zat), dan disebut homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat
diamati adanya bagian-bagian yang berlainan. Larutan memiliki dua komponen
utama, yaitu zat pelarut dan zat terlarut.
Zat pelarut (solvent) adalah komponen suatu larutan yang memiliki jumlah
atau kadar lebih banyak. Suatu larutan yang tidak menyebutkan pelarut yang
digunakan, berarti pelarutnya adalah air. Air sering dan banyak digunakan sebagai
pelarut, sehingga disebut sebagai pelarut universal. Zat terlarut (solute) adalah
komponen larutan yang jumlah atau kadarnya lebih sedikit. Contohnya adalah garam
dapur dalam larutan garam dan gula dalam larutan gula.
Larutan dapat berwujud (berfase) cair, gas, dan padat, sehingga disebut
sebagai larutan cair, larutan gas, dan larutan padat. Hal ini didasarkan pada wujud dari
zat pelarutnya. Larutan yang berfase gas, misalnya udara. Udara merupakan campuran
dari berbagai gas terutama nitrogen dan oksigen. Larutan yang berwujud padat,
conthnya adalah emas 22 karat, yang merupakan campuran homogen dari emas,
perak, dan tembaga. Meskipun begitu, penggunaan istilah larutan lebih umum
ditunjukkan untuk larutan dengan fase cair.
Berikut disajikan tabel jenis-jenis larutan berdasarkan wujud dan contohnya.
No. Zat Pelarut Pelarut Contoh
1 Gas Gas Udara (oksigen dalam udara)
2 Gas Cair Larutan berkarbonasi
3 Cair Cair Alkohol
4 Cair Padat Amalgam (raksa dalam perak)
5 Padat Cair NaCl dan NaOH
6 Padat Padat Alloy

B. DAYA HANTAR LISTRIK LARUTAN


Ada banyak jenis larutan yang diketahui. Oleh karena itu, untuk kemudahan
larutan-larutan tersebut dibedakan berdasarkan criteria tertentu. Misal, derajat
keasamaan (pH), tingkat kejenuhan, sifat penyanggga, tingkat kepekatan dan lain
sebagainya. Salah satu diantaranya, larutan dapat dibedakan berdasarkan
kemampuannya dalam menghantarkan arus listrik. Larutan jenis ini dibedakan
menjadi larutan elektrolit dan nonelektrolit.
Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik,
sedangkan larutan nonelektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan
arus listrik. Elektrolit sendiri berarti suatu zat atau senyawa yang larutannya dapat
menghantarkan arus listrik.
Padatahun 1887, ilmuwan asal Swedia mengemukakan pendapatnya
mengenai larutan elektrolit. Jika suatu zat yang bersifat elektrolit dilarutkan dalam air,
maka terbentuklah larutan dimana, zat elektrolit tersebut mengalami penguraian yang
disebut dengan reaksi ionisasi, menjadi ion-ionnya, yaitu ion positif (kation) dan ion
negatif (anion).
Saat larutan diberi aliran listrik, ion-ion dalam larutan akan bergerak menuju
batang elektroda. Kation akan bergerak pada elektroda bermuatan negatif (katoda) dan
mengalami reaksi reduksi, sedangkan anion akan bergerak ke arah elektroda
bermuatan positif (anoda) dan mengalami reaksi oksidasi. Reaksi reduksi-oksidasi
pada larutan saat diberi alira/arus listrik ini dinamakan reaksi elektrolisis.

C. KEKUATAN LARUTAN ELEKTROLIT


Berdasarkan hasil percobaan, diperoleh data pengamatan pada larutan yang
bersifar elektrolit menghasilkan gejala berupa lampu menyala dan timbulnya gas
disekitar batang elektroda. Namun hasil untuk setiap gejala yang ditimbulkan oleh
beberapa larutan yang diuji berbeda-beda. Hal ini dapat dilhat dari nyala lampu
maupun gas yang dihasilkan. Jika dilihat dari nyala lampu ada larutan yang
menghasilkan nyala lampu terang dan ada pula yang menghasilkan nyala lampu
redup. Namun, jika dilihat dari pengamatan terbentuknya gelembung disekitar batang
elektroda, ada larutan elektrolit yang menghasilkan gelembung gas dan ada pula
yang menghasilkan gelembung gas sedikit.
Gejala-gejala dari setiap larutan inilah yang menyebabkan larutan elektrolit
dapat dibagi menjadi dua jenis larutan, berdasarkan kekuatan elektrolitnya, yaitu
larutan elektrolit kuat dan larutan elektrolit lemah. Larutan elektrolit kuat adalah
larutan elektrolit yang pada saat uji coba elektrolit, menghasilkan gejala berupa nyala
lampu yang terang dan menghasilkan banyak gelembung gas pada batang elektroda.
Sedangkan larutan elektrolit lemah adalah larutan elektrolit yang pada saat uji coba
elektrolit menghasilkan gejala berupa nyala lampu redup dan sedikit gelembung gas
disekitar batang elektroda. Untuk beberapa larutan elektrolit lemah ada yang hanya
menghasilkan gejala berupa gelembung gas saja.
Jika dalam suatu larutan, zat terlarutnya terionisasi sempurna atau menjadi
ion-ion secara keseluruhan, maka larutan tersebut termasuk larutan elektrolit kuat.
Namun, jika hanya sebagian zat terlarut yang dapat terurai menjadi ion-ionnya, maka
larutan tersebut merupakan larutan elektrolit lemah. Hal ini menjadi salah satu
perbedaan utama dari larutan elektrolit kuat dan elektrloit lemah. Perbedaan itu dapat
pula dinyatakan dengan derajat/tetapan ionisasi (dilambangkan dengan α) yang
menyatakan perbandingan suatu mol zat yang terurai terhadap mol zat mula-mula.

Nilai derajat ionisasi untuk larutan elektrolit kuat adalah 1 atau mendekati 1.
Untuk larutan elektrolit lemah berkisar antara 0 – 1 (tidak mendekati 1). Sedangkan
untuk larutan nonelektrolit, derajat ionisasinya adalah 0, karena zat terlarutnya tidak
terurai menjadi ion-ion dalam larutan, tetapi tetap dalam bentuk molekul-molekulnya.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan contoh dibawah ini :
1) Larutan HCl
Persamaan reaksi ionisasinya :
 + -
HCl (aq) H (aq) + Cl (aq)
1 mol 1 mol 1 mol

2) Larutan CH3COOH
Persamaan reaksi ionisasinya :
CH3COOH (aq)  CH3COO- (aq) + H+ (aq)
1 mol 0,25 mol 0,25 mol

3) Larutan Gula/Sukrosa
Persamaan reaksi ionisasinya :

C12H22O11 (s) C12H22O11 (aq)
Tidak mengalami ionisasi

D. SENYAWA PENYUSUN LARUTAN ELEKTROLIT DAN NONELEKTROLIT


Sudah dijelaskan sebelumnya bahwa larutan terdiri atas zat pelarut dan zat
terlarut yang saling bercampur homogen. Untuk larutan yang berwujud cairan,
pelarutnya adalah cairan, dimana air sebagai pelarut umum. Sedangkan zat terlarutnya
berupa gas, cairan, mapun padatan.
Keelektrolitan suatu larutan juga bergantung pada zat terlarut yang terkandung di
dalamnya. Sehingga bisa dikatakan bahwa zat terlarut menjadi penentu sifat larutan
tersebut (dalam hal ini berkaitan dengan kemampuannya menghantarkan arus listrik). Zat
terlarut tersebut berupa senyawa yang terbentuk dari ikatan kimia tertentu.
Senyawa tersebut dibagi menjadi dua, yaitu senyawa ion dan kovalen. Senyawa
ion merupakan suatu senyawa yang terbentuk karena adanya
interaksi ionik antara kation dan anion. Contoh umum dari senyawa ion adalah NaCl
+ -
dan NaOH. NaCl terdiri atas ion-ion Na dan Cl , sedangkan NaOH terdiri atas ion-
+ -
ion Na dan OH . Senyawa ion dalam bentuk kristal (padatan), tidak dapat
menghantarkan listrik, karena ion-ionnya diam (tidak bergerak) dan tetap pada
tempatnya. Ion-ion saling terikat satu sama lain dan tidak dapat bergerak secara bebas.
Tetapi, jika senyawa ion tersebut dilelehkan atau dilarutkan, maka ion-ionnya dapat
bergerak bebas. Oleh karena itu, lelehan dan larutan senyawa ionik dapat
mengahantarkan arus listrik.
Senyawa kovalen adalah senyawa yang terbentuk dari interaksi kovalen atau
ikatan karena saling berbagi elektron antara dua atom atau lebih. Senyawa kovalen dapat
dibagi menjadi dua, yaitu senyawa kovalen polar dan kovalen nonpolar. Contoh dari
senyawa kovalen polar adalah air, HCl, CH3COOH dan NH3. Senyawa kovalen polar
dalam bentuk murni tidak dapat menghantarkan arus listrik dikarenakan senyawanya
bersifat netral. Namun, apabila senyawanya dilarutkan dalam pelarut polar (seperti air)
maka akan membentuk larutan senyawa kovalen polar, dimana
senyawanya akan terionisasi/terurai menjadi ion-ion yang bergerak bebas, sehingga
dapat menghantarkan arus listrik.
Untuk larutan nonelektrolit, senyawa zat terlarutnya berupa senyawa kovalen
polar. Namun demikian, meskipun larut dalam air (karena sama-sama bersifat polar)
dan membentuk larutan, tetapi zat terlarutnya tidak mengalami penguraian atau
ionisasi. Hal inilah yang menyebabkan larutan nonelektrolit tidak dapat
menghantarkan arus listrik.
Untuk lebih mudah membandingkan larutan elektrolit kuat, lemah, maupun
nonelektrolit, perhatikan tabel berikut.
Komponen Jenis Larutan
No.
Pembeda Elektrolit Kuat Elektrolit Lemah Nonelektrolit
Menghantarkan Kurang Tidak
Sifat hantaran
1. arus listrik menghantarkan menghantarkan
listrik
dengan baik arus listrik arus listrik
Senyawa ionik Senyawa ionik dan
Senyawa zat Senyawa
2. dan senyawa senyawa kovalen
kovalen
terlarut nonpolar
kovalen polar polar
Garam kurang larut
Garam dengan
(AgCl, PbCl2,
kelarutan tinggi
BaCl2, PbSO4,
(NaCl, KCl,
CaCl2) Fe(OH)3)
Gula
Asam lemah Etanol
3. Contoh Asam kuat (HCl,
(CH3COOH, HF, Metanol
H2SO4,
HCN, Sukrosa
HNO3,HClO4)
HNO2,H2SO3, H2S)
Basa kuat (NaOH,
Basa lemah
KOH, Ca(OH)2) (NH4OH)
Derajat
4. 1 0<α<1 0
ionisasi (α)
Uji nyala Nyala lampu Lampu tidak
5. Nyala lampu redup
lampu terang menyala
Uji Tidak
Timbul banyak Timbul sedikit
6. gelembung menimbulkan
gelembung gas gelembung gas
gas gelembung gas

Perbedaan hantaran listrik larutan berdasarkan wujud dari senyawa


penyusunnya disajikan dalam tabel berikut:
Jenis Bentuk
No.
Senyawa Murni Lelehan Larutan
1. Ion Tidak menghantarkan Menghantarkan arus Menghantarkan
arus listrik listrik arus listrik
2. Kovalen Tidak menghantarkan Tidak menghantarkan Menghantarkan
Polar arus listrik arus listrik arus listrik
E. MANFAAT LARUTAN ELEKTROLIT
Manfaat larutan elektrolit dalam kehidupan sehari-hari antara lain :
1. Baterai untuk jam, kalkulator, handphone, remote control, mainan, dan lain
sebagainya. Baterai menggunakan larutan amonium klorida (NH4Cl), KOH,
atau LiOH agar dapat menghasilkan arus listrik.
2. Aki dipakai untuk menstarter kendaraan, menggunakan larutan asam sulfat (H 2SO4).
3. Oralit diminum penderita diare supaya tidak mengalami dehidrasi atau kekurangan
cairan tubuh. Cairan tubuh mengandung komponen larutan elektrolit untuk
memungkinkan terjadinya daya hantar listrik yang diperlukan impuls saraf bekerja.

RANGKUMAN !!
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Raymond dan Overby, Jason. 2011. General Chemistry: Essential Concept 6th
Edition. New York. Mc.Graw-Hill

Devi, Poppy K., dkk. 2009. KIMIA 1 Kelas X SMA dan MA. Jakarta: Departemen Pendidikan
Nasional

Effendy. 2013. Kimia SMA. Malang: Bayu Media Pustaka

Mc.Murry,John. E., dan Fay, Robert C. 2012. Chemistry 6th Edition, New York. Pearson
Prenticon Hall

Purba, Michael. 2007. Kimia Untuk SMA Kelas X Semester 2 IB. Jakarta: Erlangga

Utami, Budi, dkk. 2009. Kimia untuk SMA dan MA Kelas X. Jakarta. CV. HaKa MJ

Anda mungkin juga menyukai