Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Antenatal Care


Hari / Tanggal : Jumat, 28 Juli 2017
Tempat : Puskesmas Bogor Selatan
Waktu Pelaksanaan : 10.00 WIB
Waktu Acara : 20 menit
Pembicara : Mahasiswa Kelompok Empat
Peserta / Sasaran : Ibu Hamil

1. TUJUAN

A. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti dan
memahami tentang Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) dengan 10T.

B. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu menjelaskan tentang:
1. Pengertian Antenatal Care
2. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
4. Tempat Kunjungan Antenatal Care
5. Pemeriksaan 10 T

2. SUB TOPIK
A. Pemeriksaan 10 T

3. METODA PENYAMPAIAN
Ceramah tanya jawab(CTJ) / Diskusi

4. MEDIA
a) Laptop
b) LCD / Power Point atau leafflet
c) Handout/leafflett

5. MATRIKS KEGIATAN

No Jenis kegiatan Waktu Materi


1 Pembukaan 2 menit Perkenalan
2 Proses 15 menit Penjelasan Pemeriksaan 10 T
3 Evaluasi 5 menit Tanya jawab
4 Penutup 3 menit Kesimpulan,salam penutup
6. EVALUASI

Jenis evaluasi : Tanya Jawab

Waktu : Akhir kegiatan

Kriteria evaluasi :

1. Ibu dapat menyebutkan 4 dari 6 manfaat pemeriksaan antenatal dengan benar.


2. Ibu dapat menyebutkan 2 dari 3 jika tidak melakukan ANC dengan benar.
3. Ibu dapat menyebutkan jadwal kunjungan ANC
4. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 4 tempat kunjungan ANC.
5. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 7 T dari 10 T pelayanan ANC

 SUMBER PUSTAKA

Rita Yulifah dan Tri Johan Agus Yuswanto. 2011. Asuhan Kebidanan Komunitas. Jakarta :
Salemba Medika

7. PENGORGANISASIAN KEGIATAN PENYULUHAN


a. Presenter :
b. Moderator :
c. Notulis :
d. fasilitator :
SETTING TEMPAT PENYAJIAN

Infokus

Notulen
Meja Penyanyi
dan moderator
Fasilitato
r

Bangku Sasaran Penyuluhan

Bangku Sasaran Penyuluhan

Bangku Sasaran Penyuluhan


MATERI

ANTENATAL CARE (ANC)


1. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan
Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa pengertian
mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut :
a. Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan memeriksa keadaan
ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap
penyimpangan yang ditemukan selama kehamilan.
b. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama ditujuakan pada
pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
c. Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan kesehatan
mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas,
persiapan memberikan ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi secara wajar.

2. Tujuan dan Manfaat


a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan keehatan ibu dan tumbuh
kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial ibu bayi.
c. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamilan,
termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun
bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran ibu daan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat
tumbuh kembang secara normal.
f. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

3. Jadwal Kunjungan Antenatal Care


a. Minimal 1 kali pada trimester I (<14 minggu)
Tujuannya :
 Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan
 Menentukan uia kehamilan dan perkiraan persalinan
 Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau tidaknya faktor resiko
kehamilan.
 Menentukan rencana pemeriksaan / penetalasanaan selanjutnya.
b. Minimal 1 kali pada trimester II (14-20 minggu)
Pada kunjungan ini, ibu hamil akan lebih mendapatkan informasi yang lebih dalam lagi
mengenai kehamilan di trimester I dan kewaspadaan khusus terhadap komplikasi yang
mungkin terjadi pada trimester ini.
c. Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)
Biasanya pada kunjungan pertama aka dideteksi ada tidaknya kehamilan ganda/gemeli,
sedangkan untuk kunjungan kedua pada trimester ini akan diperiksa dan dideteksi
ada/tidaknya kelainan letak janin.

4. Tempat Kunjungan Antenatal Care


a. Puskesmas/Puskemas Pembantu
b. Pondok bersalin desa
c. Posyandu.
d. Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
e. Rumah Sakit Bersalin
f. Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)

5. Pemeriksaan yang Dilakukan Ketika Kunjungan Antenatal Care ( 10 T )


1. Timbang Berat Badan dan ukur Tinggi Badan.
Penimbangan berat badan pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya gangguan pertumbuhan janin. penambahan Berat Badan yang kurang
dari 9 kilogram selama kehamilan atau kurang dari 1 kilogram setiap bulannya
menunjukkan adanya gangguan pertumbuhan janin.
Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, juga termasuk
pengukuran tinggi badan pada pertama kali kunjungan dilakukan untuk menapis adanya
faktor risiko pada ibu hamil. Tinggi badan ibu hamil kurang dari 145 cm meningkatkan
resiko untuk terjadinya CPD (Cephalo Pelvic Disproportion).
2. Ukur Tekanan Darah
Pengukuran tekanan darah pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan untuk
mendeteksi adanya hipertensi (tekanan darah >/ 140/90 mmhg) pada kehamilan dan pre
eklampsia (hipertensi disertai edema wajah atau tungkai bawah dan atau protei nuria).

3. Nilai Status Gizi (ukur lingkar lengan atas LILA)


Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, meliputi juga
pengukuran LILA hanya dilakukan pada kontak pertama oleh tenaga kesehatan di
trimester I untuk skrining ibu hamil beresiko KEK. kurang energi kronis disini
maksudnya ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi dan telah berlangsung lama
(beberapa bulan/tahun) dimana LILA kurang dari 23,5 cm. Ibu hamil dengan KEK akan
dapat melahirkan bayi berat lahir rendah (BBLR).
4. Ukur tinggi fundus uteri
Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, bidan juga akan
melakukan pengukuran Tinggi fundus pada setiap kali kunjungan antenatal dilakukan
untuk mendeteksi pertumbuhan janin sesuai atau tidak dengan umur kehamilan. Jika
tinggi fundus tidak sesuai dengan umur kehamilan, kemungkinan ada gangguan
pertumbuhan janin. Standar pengukuran menggunakan pita pengukur setelah kehamilan
24 minggu.
5. Tentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
Menentukan presentasi janin dilakukan pada akhir trimester II dan selanjutnya
setiap kali kunjungan antenatal. pemeriksaan ini dimaksudkan untuk mengetahui letak
janin. Jika pada trimester III bagian bawah janin bukan kepala, atau atau kepala janin
belum masuk ke panggul berarti ada kelainan letak, panggul sempit atau ada masalah
lain.
Penilaian DJJ dilakukan dilakukan pada akhir trimester I dan selanjutnya setiap
kali kunjungan antenatal. DJJ lambat kurang dari 120 kali/menit atau DJJ cepat lebih dari
160 kali/ menit menunjukan adanya gawat janin.

6. Skrining Status Imunisasi Tetanus dan berikan Imunisasi Tetanus Toksid (TT) bila
diperlukan

Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, juga dilakukan


imunisasi TT untuk mencegah terjadinya tetanus neonatorum, ibu hamil harus mendapat
imunisasi TT. Pada saat kontak pertama, ibu hamil diskrining status imunisasi T-nya.
Pemberian imunisasi TT pada ibu hamil, sesuai dengan status imunisasi T ibu saat ini.
Ibu hamil minimal memiliki status imunisasi T2 agar mendapatkan perlindungan
terhadap infeksi tetanus. Ibu hamil dengan status imunisasi T5 (TT Long Life) tidak perlu
diberikan imunisasi TT lagi.

7. Beri Tablet tambah darah (tablet besi)


Untuk mencegah anemia gizi besi, setiap ibu hamil harus mendapat tablet tambah
darah (tablet zat besi) dan asam folat minimal 90 tablet selama kehamilan yang diberikan
sejak kontak pertama.
8. Periksa laboratorium (rutin dan khusus)
Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, juga termasuk
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan pada ibu hamil adalah pemeriksaan
laboratorium rutin dan khusus. Pemeriksaan laboratorium rutin adalah pemeriksaan
laboratorium yang harus dilakukan pada setiap ibu hamil yaitu golongan darah,
hemoglobin darah, dan pemeriksaan spesifik daerah endemis/ epidemi (malaria, HIV dll).
Sementara pemeriksaan laboratorium khusus adalah pemeriksaan laboratorium lain yang
dilakukan atas indikasi pada ibu hamil yang melakukan kunjungan antenatal.
9. Tatalaksana /penanganan khusus
Berdasarkan hasil pemeriksaan antenatal di atas dan hasil pemeriksaan
laboratorium, setiap kelainan yang ditemukan pada ibu hamil harus ditangani sesuai
dengan standar dan kewenangan tenaga kesehatan. Kasus kasus yang tidak dapat
ditangani di rujuk sesuai dengan sistem rujukan.
10. Temu Wicara (konseling)
Temu wicara (konseling) dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang
meliputi :
 Kesehatan Ibu
 Perilaku hidup bersih dan sehat.
 Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan.

Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, poin terakhir bisa di


jabarkan secara luas. Temu wicara (konseling) pada ibu hamil setiap pemeriksaan
kehamilan ini selalu dilakukan rutin oleh Bidan Puskesmas, maupun bidan praktek
mandiri. Di dalam temu wicara ini, dilakukan di sebuah kamar tertutup dan ibu hamil
bisa di damping oleh suami.

Temu wicara (konseling) pada ibu hamil di setiap pemeriksaan kehamilan


(antenatal) meliputi :
1. Kesehatan Ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat yang
cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak bekerja berat.
2. Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari dengan
menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan sebelum tidur serta
melakukan olah raga ringan.
3. Peran suami/keluarga alam kehamilan dan perencanaan persalinan.
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama
suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu menyiapkan
biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan calon donor darah. Hal
ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan, persalinan, dan nifas agar segera
dibawa ke fasilitas kesehatan.
4. Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan, dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi.
Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas, setiap ibu hamil
diperkenalkan mengenal tanda-tanda bahaya baik selama kehamilan, persalinan,
dan nifas misalnya perdarahan pada hamil muda maupun hamil tua, keluar cairan
berbau pada jalan lahir saat nifas, dan lain sebagainya. Mengenal tanda tanda
bahaya ini penting agar ibu hamil segera mencari pertolongan ke tenaga
kesehatan.
5. Asupan Gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk proses
tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu hamil disarankan
minum tablet tambah darah secara rutin untuk mencegah anemia pada
kehamilannya.
6. Gejala penyakit menular dan tidak menular.
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular dan
penyakit tidak menular karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu dan
janinnya.
7. Penawaran untuk melakukan tes HIV dan KOnselling di daerah epidemic
meluas dan terkonsentrasi atau ibu hamil dengan IMS dan TB di daerah
epidemic rendah.
Setiap ibu hamil ditawarkan untuk dilakukan tes HIV dan segera di
berikan informasi mengenai resiko penularan HIV dari ibu ke janinnya. Apabila
ibu hamil tersebut HIV positif maka dilakukan konseling pencegahan penularan
HIV dari ibu ke anak (PPIA). Bagi ibu hamil yang negative diberikan penjelasan
untuk menjaga tetap HIV negative diberikan penjelasan untuk menjaga HIV
negative selama hamil, menyusui dan seterusnya.
8. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI Ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya
segera setelah lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh yang penting
untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai bayi berusia 6 bulan.
9. KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu merawat
kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
10. Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mempunyai status imunisasi (T) yang masih
memberikan perlindungan untuk mencegah ibu dan bayi mengalami tetanus
neonatorum. Setiap ibu hamil minimal mempunyai status imunisasi T2 agar
terlindung dari infeksi tetanus.
11. Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain Booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan nutrisi
pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode kehamilan.

Demikian tadi sekilas info tentang Pelayanan antenatal 10 T yang berkualitas di puskesmas,
semoga bermanfaat.
Daftar Pustaka

Farrer, H. 1987. Maternity Care. Andry, H. 2001 (alih bahasa). Jakarta: EGC.

Henderson, C. 1997. Essential Midwifery. Ria, A. 2006 (alih bahasa). Jakarta: EGC.

Manuaba, I.B.G. 2001. Panduan Diskusi Obstetri dan Ginekologi untuk Mahasiswa
Kedokteran. Jakarta: EGC.

Rustam, M. 1998. Sinopsis Obstetri: Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi. Jakarta: EGC.

Rukiah, A. Y., Yulianti, L., Maemunah, & Susilawati, L. (2013). Asuhan Kebidanan Kehamilan.
Jakarta: CV. Trans Info Media.

Kementrian Kesehatan RI. (2015). Buku Ajar Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta Selatan : Pusat
Pendidikan dan Pelatihan Tenaga Kesehatan.

Anggrita, S., Mardiatul, U. I., & Ramalida, D. (2015). Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan.
Bogor: IN MEDIA.

Anda mungkin juga menyukai