Anda di halaman 1dari 20

Elektronika Daya

BAB
II PENYEARAH TAK TERKENDALI

TUJUAN:
 Mahasiswa mampu memahami konsep penyearah setengah gelombang
dan penyearah gelombang penuh satu fasa.
 Mahasiswa mampu memahami konsep penyearah setengah gelombang
dan penyearah full-brige tiga fasa.
 Mahasiswa mampu menerapkan persamaan dalam menyelesaikan soal-
soal penyearah tak terkendali

Rangkaian penyearah berfungsi untuk


mengubah listrik tegangan AC menjadi listrik
tegangan DC, listrik DC dipakai untuk
berbagai kebutuhan contohnya power supply,
DC-Welder, DC-Motor Drives, Battery
Charger, DC-Power Supply, HVDC, dan lain-
lain. Komponen elektronika yang digunakan
untuk penyearah berupa diode atau thyristor.
Penyearah dengan diode sering disebut
penyearah tak terkendali, dimana tegangan output yang dihasilkan tidak bisa
dikendalikan. Penyearah dengan thyristor termasuk penyearah terkendali, dimana
tegangan output yang dihasilkan bisa diatur dengan mengatur sudut triggernya.

Gambar 2.2 Sistem Transmisi High-Voltage Direct Current (HVDC)

Penyearah Takterkendali 12
Elektronika Daya

2.1 Penyearah Setengah Gelombang Satu Phasa Beban R

Penyearah diode setengah gelombang satu fasa merupakan jenis rangkaian


penyearah yang paling sederhana kendatipun jarang digunakan namun rangkaian ini
berguna untuk memahami konsep dan cara kerja rangkaian penyearah.

Gambar 2.3 Penyearah Setengah gelombang satu fasa

Dari bentuk gelombang output pada Gambar 2.3 dapat dipahami system kerja
rangkaian penyearah, rangkaian ini akan melewatkan gelombang setengah siklus
positif yang menghasilkan tegangan output bernilai positif dan memblok gelombang
pada setengah siklus negatif sehingga pada kondisi ini tegangan output bernilai nol.
Nilai rata-rata tengan output pada beban dapat dicari dengan persamaan:
1 𝑇
𝑉𝑑𝑐 = 𝑇 ∫0 𝑣𝑙 (𝑡)𝑑𝑡

Dari bentuk gelombang output pada saat 𝑣𝑙 (𝑡) = 0 untuk 𝑇⁄2 ≤ 𝑡 ≤ 𝑇 sehingga
persamaan diatas dapat diselesaikan menjadi:
1 𝑇/2 −𝑉𝑚 𝜔𝑇
𝑉𝑑𝑐 = 𝑇 ∫0 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑡)𝑑𝑡 = (𝑐𝑜𝑠 − 1)
𝜔𝑇 2
1
dimana nilai 𝑓 = 𝑇 dan 𝜔 = 2𝜋𝑓 sehingga didapatkan nilai akhir:

Penyearah Takterkendali 13
Elektronika Daya

𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 =
𝜋
Nilai rata-rata arus output pada beban:
𝑉𝑑𝑐
𝐼𝑑𝑐 = 𝑅

Nilai daya dc output:


𝑃𝑑𝑐 = 𝑉𝑑𝑐 × 𝐼𝑑𝑐
Nilai tegangan rms output
1/2
1 𝑇 2
𝑉𝑟𝑚𝑠 = [ ∫ 𝑣𝑙 (𝑡)𝑑𝑡]
𝑇 0
Untuk tegangan sinus 𝑣𝑜 (𝑡) = 𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 dimana nilai t berada 0 ≪ 𝑡 ≪ 𝑇⁄2 nilai
rms tegangan keluaran:
1/2
1 𝑇 𝑉𝑚
𝑉𝑟𝑚𝑠 = [ ∫ 𝑣𝑙 2 (𝑡)𝑑𝑡] =
𝑇 0 2
Nilai arus rms output
𝑉𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑟𝑚𝑠 =
𝑅
Daya ac output
𝑃𝑎𝑐 = 𝑉𝑟𝑚𝑠 × 𝐼𝑟𝑚𝑠
Efisiensi penyearah didefinisikan sebagai
𝑃𝑑𝑐
𝜂= × 100%
𝑃𝑎𝑐
Tegangan output dapat dianggap sebagai gabungan dari dua komponen, (1) nilai dc,
dan (2) komponen ac atau ripple. Nilai efektive (rms) kompoenen ac pada tegangan
output dapat dicari dengan persamaan berikut:

2 − 𝑉2
𝑉𝑎𝑐 = √𝑉𝑟𝑚𝑠 𝑑𝑐

Factor bentuk (form factor) berguna untuk mengukur bentuk tegangan output dengan
menggunakan persamaan:
𝑉𝑟𝑚𝑠
𝐹𝐹 =
𝑉𝑑𝑐

Penyearah Takterkendali 14
Elektronika Daya

Faktor ripple (ripple factor) berguna untuk mengukur jumlah ripple dengan
menggunakan persamaan:
𝑉
𝑅𝐹 = 𝑉𝑎𝑐 = √𝐹𝐹 2 − 1
𝑑𝑐

Faktor kegunaan transformator (transformator utilization factor) didefinisikan


sebagai
𝑃𝑑𝑐
𝑇𝑈𝐹 =
𝑉𝑠 𝐼𝑠
Dimana:
𝑉𝑚
𝑉𝑠 = (𝑉𝑠 =tegangan rms trafo sekunder)
√2
0,5𝑉𝑚
𝐼𝑠 = (nilai arus rms trafo sekunder sama dengan nilai rms arusnya)
𝑅

Contoh soal:
Rangkaian penyearah seperti pada gambar 2.3 terhubung dengan hambatan murni
resistif ( R ). Tentukanlah : (a) efisiensi, (b) factor bentuk, (c) factor ripple.
Penyelesaian:
a) efisiensi
𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = = 0.318𝑉𝑚
𝜋
𝑉𝑑𝑐 0.318𝑉𝑚
𝐼𝑑𝑐 = =
𝑅 𝑅
0.318𝑉𝑚 2
𝑃𝑑𝑐 = 𝑉𝑑𝑐 × 𝐼𝑑𝑐 =
𝑅
𝑉𝑚
𝑉𝑟𝑚𝑠 = = 0.5𝑉𝑚
2
𝑉𝑟𝑚𝑠 0.5𝑉𝑚
𝐼𝑟𝑚𝑠 = =
𝑅 𝑅
0.5𝑉𝑚 2
𝑃𝑎𝑐 = 𝑉𝑟𝑚𝑠 × 𝐼𝑟𝑚𝑠 =
𝑅
0.318𝑉𝑚 2
𝑃𝑑𝑐 𝑅
𝜂= × 100% = × 100% = 40.5%
𝑃𝑎𝑐 0.5𝑉𝑚 2
𝑅

Penyearah Takterkendali 15
Elektronika Daya

b) factor bentuk.
𝑉𝑟𝑚𝑠 0.5𝑉𝑚
𝐹𝐹 = = = 1.57
𝑉𝑑𝑐 0.318𝑉𝑚
c) factor ripple.

𝑅𝐹 = √𝐹𝐹 2 − 1 = √1.572 − 1 = 1.21 𝑎𝑡𝑎𝑢 121%

Contoh soal:
Sebuah rangkaian penyearah setengah gelombang dicatu dari sumber sinusoida 120
Vrms pada frekuensi 60 Hz, dihubungkan dengan sebuah beban resistif 5 Ohm.
Hitunglah : (a) Arus beban rata-rata, (b) Daya rata-rata yang diserap oleh beban, (c)
faktor daya rangkaian.
(a) Tegangan puncak

Vm  120  2  169,7 V
Arus rata-rata
Vo Vm 169,7
I    10,8 A
R R   5
(b) Tegangan rms pada resistor
Vm 169,7
Vrms    84,9 V
2 2
Daya yang diserap resistor
2
Vrms (84,9) 2
P   1441,6 W
R 5
Atau dapat juga dicari dengan

 R  17  5  1445 W
2 2
I rms
dimana arus rms pada resistor :
Vm
 17 A
2R
(c) Faktor Bentuk rangkaian
P P 1441,6
PF     0,707
S Vs ,rms  I s ,rms 120 17

Penyearah Takterkendali 16
Elektronika Daya

2.2 Penyearah Setengah Gelombang Satu Phasa Beban R L

Rangkaian penyearah setengah gelombang satu fasa dengan beban RL seperti


ditunjukkan pada Gambar 2.4a adanya beban inductor menyebabkan waktu konduksi
diode D1 menjadi lebih besar dari 180o sampai arus pada inductor menjadi nol pada
sudut ωt=π + θ, bentuk gelombang outpunya seperti pada gambar 2.4b. Tegangan
rata-rata pada inductor VL sama dengan nol. Besar tegangan output rata-rata adalah:
𝑉𝑚 𝜋+𝜃
𝑉𝐷𝐶 = ∫ sin 𝜔𝑡 𝑑(𝜔𝑡)
2𝜋 0
𝑉𝑚
= [− cos 𝜔𝑡]𝜋+𝜃
0
2𝜋
𝑉𝑚
= [1 − cos(𝜋 + 𝜃)]
2𝜋

Gambar 2.4 Penyearah setengah gelombang dengan beban RL

Arus rata-rata pada beban sebesar:


𝑉𝐷𝐶
𝐼𝐷𝐶 =
𝑅
Berdasarkan persamaan diatas tegangan dan arus output rata-rata dapat ditingkatkan
dengan cara membuat sudut θ sekecil mungkin (θ = 0o) hal ini dimungkinkan dengan

Penyearah Takterkendali 17
Elektronika Daya

menempatkan diode Dm secara parallel dengan beban RL, diode Dm berfungsi untuk
menahan tegangan negative yang muncul pada beban sehingga energy magnetic
meningkat, adapun bentuk gelombang outputnya dapat dilihat pada gambar 2.4c
diatas.
2.3 Penyearah Gelombang Penuh Satu Phasa

Rangkaian penyearah gelombang penuh dapat diperoleh dengan dua cara, cara
pertama memerlukan transformator CT (center tap), cara yang yang kedua untuk
mendapatkan output gelombang penuh adalah dengan menggunakan empat diode
disebut penyearah jembatan (rectifier bridge).

2.3.1 Penyearah Gelombang Penuh Fasa Tunggal dengan Transformator CT

System kerja penyearah gelombang penuh fasa tunggal dengan menggunakan


transformator CT dapat dipahami dengan mengasumsikan pada bagian sekunder trafo
CT terdapat 2 sinyal output yang terjadi secara bersamaan, mempunyai amplitudo
yang sama namun berlawanan fasa. Saat tegangan input (tegangan primer) berada
pada siklus positif, pada titik AO akan terjadi siklus positif sementara pada titik OB
akan terjadi siklus negatif. Akibatnya D1 akan mengalami panjaran maju (forward
bias) sedangkan D2 mengalami panjaran balik (reverse bias) sehingga arus akan
mengalir melalui D1 menuju ke beban dan kembali ke titik center tap .

Gambar 2.4 Penyearah gelombang penuh dengan trafo CT

Penyearah Takterkendali 18
Elektronika Daya

Saat tegangan input berada pada siklus negatif, pada titik AO akan terjadi
siklus negatif sementara pada titik OB akan terjadi siklus positif. Akibatnya D2 akan
mengalami panjaran maju (forward bias) sedangkan D1 mengalami panjaran balik
(reverse bias) sehingga arus akan mengalir melalui D2 menuju ke beban dan kembali
ke titik center tap seperti ditunjukkan pada gambar 2.4 (a) Rangkaian penyearah
gelombang penuh dengan trafo CT dan (b) bentuk gelombang penyearah gelombang
penuh.

2.3.2 Penyearah Gelombang Penuh Fasa Tunggal dengan Penyearah Jembatan

Rangkaian penyearah yang menggunakan metode jembatan membutuhkan


membutuhkan empat buah diode, dimana hanya ada 2 dioda saja yang menghantarkan
arus untuk setiap siklus tegangan AC sedangkan 2 dioda lainnya berfungsi sebagai
penghambat pada saat siklus yang sama. Untuk memahami cara kerja penyearah
jembatan perhatikan gambar 2.5 dibawah ini.

Gambar 2.5 Penyearah Jembatan


Pada saat setengah siklus positif yang pertama, arus mengalir melalui dioda
D1 menuju beban dan kembali melalui dioda D2. Pada saat yang bersamaan pula,
dioda D3 dan D4 mengalami reverse bias sehingga tidak ada arus yg mengalir, dan
setengah siklus negative yang pertama arus mengalir melalui diode D3 dan diode D4
sementara diode D1 dan diode D2 mengalami reverse bias. Bentuk gelombang pada
sisi beban dapat dilihat pada gambar 2.6 berikut ini.

Penyearah Takterkendali 19
Elektronika Daya

Gambar 2.6 Bentuk Gelombang Tegangan dan Arus Penyearah Gelombang Penuh

Nilai tengan rata-rata output pada beban dapat dicari dengan persamaan:
2 𝑇/2
𝑉𝑑𝑐 = ∫ 𝑣𝑙 (𝑡)𝑑𝑡
𝑇 0
2 𝑇/2 2𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = 𝑇 ∫0 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑡)𝑑𝑡 = 𝜋

Nilai arus output rata-rata pada beban:


𝑉𝑑𝑐
𝐼𝑑𝑐 = 𝑅

Nilai daya dc output :


𝑃𝑑𝑐 = 𝑉𝑑𝑐 × 𝐼𝑑𝑐
Nilai tegangan rms output :
2 𝑇/2 1/2 𝑉𝑚
𝑉𝑟𝑚𝑠 = [𝑇 ∫0 𝑣𝑙 2 (𝑡)𝑑𝑡] , 𝑉𝑟𝑚𝑠 =
√2

Nilai rms arus output :


𝑉𝑟𝑚𝑠
𝐼𝑟𝑚𝑠 =
𝑅

Penyearah Takterkendali 20
Elektronika Daya

Daya ac output :
𝑃𝑎𝑐 = 𝑉𝑟𝑚𝑠 × 𝐼𝑟𝑚𝑠
Efisiensi penyearah didefinisikan sebagai perbandingan daya dc dengan daya ac:
𝑃𝑑𝑐
𝜂= × 100%
𝑃𝑎𝑐
Tegangan output dapat dianggap sebagai gabungan dari dua komponen, (1) nilai dc,
dan (2) komponen ac atau ripple. Nilai efektive (rms) komponen ac dari tegangan
output dapat dicari dengan persamaan berikut:

2 − 𝑉2
𝑉𝑎𝑐 = √𝑉𝑟𝑚𝑠 𝑑𝑐

Factor bentuk (form factor) berguna untuk mengukur bentuk tegangan output dengan
menggunakan persamaan:
𝑉𝑟𝑚𝑠
𝐹𝐹 =
𝑉𝑑𝑐
Factor ripple (ripple factor) berguna untuk mengukur jumlah ripple dengan
menggunakan persamaan:
𝑉𝑎𝑐
𝑅𝐹 =
𝑉𝑑𝑐
Atau dengan menggunakan persamaan berikut ini:

𝑅𝐹 = √𝐹𝐹 2 − 1
Faktor kegunaan transformator (transformator utilization factor) didefinisikan
𝑃
sebagai: 𝑇𝑈𝐹 = 𝑉𝑑𝑐
𝐼 𝑠 𝑠

Contoh:
Rangkaian penyearah gelombang penuh seperti pada gambar 2.5 dicatu dari sumber
sinusoida 120 Vrms pada frekuensi 60 Hz dan memiliki beban resistif sebesar 10 Ohm.
Hitunglah : (a) tegangan rata-rata output 𝑉𝑑𝑐 , (b) arus rata-rata beban 𝐼𝑑𝑐 , (c) kuat
arus rms, (d) daya dc output 𝑃𝑑𝑐 , (e) Daya ac output 𝑃𝑎𝑐 (f) Efisiensi penyearah, (g)
Factor bentuk, (h) Factor ripple.
Penyelesaian:

Penyearah Takterkendali 21
Elektronika Daya

a) Vm  120  2  169,7 V
2 𝑇/2 2𝑉𝑚 2×169,7
𝑉𝑑𝑐 = 𝑇 ∫0 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑡)𝑑𝑡 = = = 108.09 Volt
𝜋 3,14
𝑉𝑑𝑐 108,09
b) 𝐼𝑑𝑐 = = = 10,809 Ampere
𝑅 10
𝑉𝑟𝑚𝑠 120
c) 𝐼𝑟𝑚𝑠 = = = 12 Ampere
𝑅 10

d) 𝑃𝑑𝑐 = 𝑉𝑑𝑐 × 𝐼𝑑𝑐 = 108,09 × 10,809 = 1168,34 Watt


e) 𝑃𝑎𝑐 = 𝑉𝑟𝑚𝑠 × 𝐼𝑟𝑚𝑠 = 120 × 12 = 1440 Watt
𝑃𝑑𝑐 1168,34
f) 𝜂 = × 100% = × 100% = 81,13%
𝑃𝑎𝑐 1440
𝑉𝑟𝑚𝑠 120
g) 𝐹𝐹 = = 108,09 = 1,11
𝑉𝑑𝑐

h) 𝑅𝐹 = √𝐹𝐹 2 − 1 = √(1,11)2 − 1 = 0,481


2.4 Penyearah Setengah Gelombang Tiga Phasa

Penyearah setengah gelombang tiga fasa memiliki konsep yang sama seperti
tiga buah penyearah setengah gelombang satu fasa yang disatukan, lihat Gambar 2.7.
Dioda akan melewatkan arus pada saat tegangan pada diode tersebut lebih tinggi dari
dua diode yang lain pada waktu yang bersamaan.

Gambar 2.7. Penyearah Tiga Fasa Setengah Gelombang

Dari gambar 2.7 proses konduksi pada diode selama polaritas positif dari fasa
0 sampai π dapat dijelaskan sebagai berikut, diode D3 lebih dahulu ON hal ini

Penyearah Takterkendali 22
Elektronika Daya

dikarenakan V3 lebih positif dari V1 sepanjang fase 0 hingga π/6. Selanjutnya dari

fasa π/6-5π/6 dioda D1 ON hal ini dikarenakan V1 lebih positif dari yang lain. Untuk
fasa 5π/6-π D2 ON dimana V2 lebih positif dari V1 dan seterusnya. Untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gelombang tegangan dan arus pada gambar diwah ini.

Gambar 2.8 Gelombang output penyearah tiga fasa setengah gelombang

Tegangan output rata-rata dapat dicari dengan persamaan:


3 5𝜋/6 2𝑉𝑚
𝑉𝑑𝑐 = ∫ 𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑡)𝑑𝑡 =
2𝜋 𝜋/6 𝜋

3√3
𝑉𝑑𝑐 = 𝑉
2𝜋 𝑚
Tegangan output rms dapat dicari dengan persamaan:
1/2
3 5𝜋/6
𝑉𝑟𝑚𝑠 =[ ∫ (𝑉𝑚 𝑠𝑖𝑛(𝜔𝑡))2 𝑑𝑡]
2𝜋 𝜋/6

Penyearah Takterkendali 23
Elektronika Daya

3 𝜋 √3
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑚 √ ( + )
2𝜋 3 4

𝑉𝑟𝑚𝑠 = 0,84 𝑉𝑚
Arus rms pada setiap lilitan trafo sekunder dapat dicari dengan persamaan:

1 𝜋 √3
𝐼𝑟𝑚𝑠 = 𝐼𝑚 √ ( + )
2𝜋 3 4

𝐼𝑟𝑚𝑠 = 0,485 𝐼𝑚
Dimana 𝐼𝑚 = 𝑉𝑚 ⁄𝑅

2.5 Penyearah Diode Gelombang Penuh Tiga Phasa

Penyearah jembatan tiga fasa banyak digunakan pada aplikasi tegangan tinggi
hal ini dimungkinkan karena penyearah ini memiliki tingkat transfomator utilization
factor yang tinggi, urutan konduksi dari penyearah ini dapat dipahami dengan melihat
penomoran pada diode D1 - D2, D2 - D3, D3 - D4, D4 - D5, D5 - D6, D6-D1.
Dimana setiap satu konduksi sebesar 120 derajat.

Gambar 2.9 Penyearah Jembatan Tiga fasa

Penyearah Takterkendali 24
Elektronika Daya

Gambar 2.10 Gelombang Tegangan dan Arus Penyearah Jembatan Tiga Fasa

Tegangan sisi sekunder transformator terhadap netral dapat dicari dengan persamaan
dibawah ini, dimana Vm adalah nilai puncak (tegangan maksimum).
𝑣𝑅𝑁 = 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡), 𝑣𝑌𝑁 = 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡 − 120°), 𝑣𝐵𝑁 = 𝑉𝑚 sin(𝜔𝑡 − 240°)
Tegangan output rata-rata dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:
6 2𝜋/3
𝑉𝐷𝐶 = ∫ √3𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡 𝑑(𝜔𝑡)
2𝜋 𝜋/3

3√3
𝑉𝐷𝐶 = 𝑉𝑚 = 1,654 𝑉𝑚
𝜋
Tegangan output rms dapat dicari dengan persamaan:

9 2𝜋/3
𝑉𝑟𝑚𝑠 = √ ∫ (𝑉𝑚 sin 𝜔𝑡)2 𝑑(𝜔𝑡)
𝜋 𝜋/3

3 9√3
𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑚 √ + = 1,655 𝑉𝑚
2 4𝜋

Penyearah Takterkendali 25
Elektronika Daya

Arus rms pada lilitan trafo sekunder dapat dicari dengan persamaaan:

2 𝜋 √3
𝐼𝑠 = 𝐼𝑚 √ ( + ) = 0,78 𝐼𝑚
𝜋 6 4

Arus rms yang melalui diode dapat dicari dengan persamaan:

1 𝜋 √3
𝐼𝐷 = 𝐼𝑚 √ ( + ) = 0,552 𝐼𝑚
𝜋 6 4

Dimana 𝐼𝑚 = 1,73 𝑉𝑚 ⁄𝑅
Contoh soal:
Penyearah jembatan tiga fasa memiliki tegangan catu sebesar 120 Vrms dan
terhubung dengan beban resistif 10 Ohm, tentukanlah: (a) Tegangan output rata-rata.
(b) Arus rms pada lilitan trafo sekunder (c) Tegangan output rms (d) efisiensi
penyearah (e) factor bentuk (f) ripple factor.
Penyelesaian:
a) 𝑉𝑚 = 120 × √2 = 169,705 Volt
𝑉𝐷𝐶 = 1,654 𝑉𝑚 = 1,654 × 169,705 = 280,69207 𝑉𝑜𝑙𝑡
2 𝜋 √3
b) 𝐼𝑠 = 𝐼𝑚 √𝜋 ( 6 + ) = 0,78 × 169,705 = 132,3699 𝐴𝑚𝑝𝑒𝑟𝑒
4

3 9√3
c) 𝑉𝑟𝑚𝑠 = 𝑉𝑚 √2 + = 1,655 × 169,705 = 280,8617 𝑉𝑜𝑙𝑡
4𝜋

𝑃𝑑𝑐 𝑉2
d) 𝜂 = × 100% = 𝑉 2𝑑𝑐 × 100% = 99,87%
𝑃𝑎𝑐 𝑟𝑚𝑠

𝑉𝑟𝑚𝑠 280,6817
e) 𝐹𝐹 = = 280,69207 = 1,0006
𝑉𝑑𝑐

f) 𝑅𝐹 = √𝐹𝐹 2 − 1 = √(1,0006)2 − 1 = 0,03464

2.6 Penyearah Multi Phasa

Rangkaian penyearah setengah gelombang dapat dikembangkan menjadi


penyearah setengah gelombang multi fasa, hal ini dimungkinkan jika transformator
memiliki lilitan multi fasa pada sisi sekundernya. Pada gambar 2.11 transformator sisi

Penyearah Takterkendali 26
Elektronika Daya

sekunder memiliki enam fasa dan terhubung dengan enam buah diode, diode tersebut
akan menghantarkan aru jika tegangan pada fasa tersebut lebih tinggi dari tegangan
fasa yang lain, gelombang tegangan output dapat dilihat pada gambar 2.12.

Gambar 2.11 Rangkaian Penyearah Enam Fasa

Gambar 2.12 Gelombang Tegangan Penyearah Enam Fasa

Dengan melihat tegangan output VRN diantara 𝝅/𝟑 dan 𝟐𝝅/𝟑 kita dapat
menentukan tegangan output rata-rata pada penyearah setengah gelombang enam fasa
dengan menggunakan persamaan berikut:
𝟔 𝟐𝝅/𝟑
𝑽𝑫𝑪 = ∫ 𝑽 𝐬𝐢𝐧 𝝎𝒕 𝒅(𝝎𝒕)
𝟐𝝅 𝝅/𝟑 𝒎
𝟔
𝑽𝑫𝑪 = 𝑽
𝟐𝝅 𝒎
Nilai rms tegangan output dapat sebesar:

𝟔 𝟐𝝅/𝟑
𝑽𝒓𝒎𝒔 =√ ∫ (𝑽𝒎 )𝟐 𝒅(𝝎𝒕)
𝟐𝝅 𝝅/𝟑

Penyearah Takterkendali 27
Elektronika Daya

𝟔 𝝅 √𝟑
𝑽𝒓𝒎𝒔 = √ ( + )
𝟐𝝅 𝟔 𝟒

𝑽𝒓𝒎𝒔 = 𝟎, 𝟗𝟓𝟔 𝑽𝒎
Arus rms pada lilitan transformator sekunder dapat dicari dengan persamaan:

𝟏 𝝅 √𝟑
𝑰𝒔 = 𝑰𝒎 √ ( + ) = 𝟎, 𝟑𝟗 𝑰𝒎
𝟐𝝅 𝟔 𝟒

Dimana: 𝑰𝒎 = 𝑽𝒎 ⁄𝑹

Jika lilitan sisi sekunder memiliki fasa sebanyak q maka persamaan penyearah
setengah gelombang tersebut dapat dirubah menjadi persamaan berikut, dimana
tegangan output rata-rata dapat dicari dengan menggunakan persamaan berikut:

𝒒 𝝅
𝑽𝒅𝒄 = 𝑽𝒎 𝐬𝐢𝐧
𝝅 𝒒
Untuk tegangan output rms sebesar:
𝒒 𝝅 𝟏 𝟐𝝅 𝟏/𝟐
𝑽𝒓𝒎𝒔 = 𝑽𝒎 [ ( + 𝐬𝐢𝐧 )]
𝟐𝝅 𝒒 𝟐 𝒒
Arus pada sisi sekunder transformator sebesar:

𝟏 𝝅 𝟏 𝟐𝝅
𝑰𝒔 = 𝑰𝒎 √ ( + 𝐬𝐢𝐧 )
𝟐𝝅 𝒒 𝟐 𝒒

Contoh soal:
Rangkaian penyearah tiga fasa berbentuk bintang memiliki tegangan catu 120 Volt
Vrms dihubungkan dengan beban resistive 10 Ohm, tentukanlah: (a) efisiensi
penyearah (b) factor bentuk (c) ripple factor.

Penyelesaian:
a) 𝑉𝑚 = 120 × √2 = 169,705 Volt, q= 3 maka
𝒒 𝝅 𝟑 𝟏𝟖𝟎°
𝑽𝒅𝒄 = 𝑽𝒎 𝐬𝐢𝐧 = 𝟏𝟔𝟗, 𝟕𝟎𝟓 𝐬𝐢𝐧 ( ) = 𝟏𝟒𝟎, 𝟒𝟏𝟔 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝝅 𝒒 𝟑, 𝟏𝟒 𝟑

Penyearah Takterkendali 28
Elektronika Daya

𝑽𝒅𝒄 𝟏𝟒𝟎, 𝟒𝟏𝟔


𝑰𝒅𝒄 = = = 𝟏𝟒, 𝟎𝟒𝟏𝟔 𝑨𝒎𝒑𝒆𝒓𝒆
𝑹 𝟏𝟎
𝑷𝒅𝒄 = 𝑽𝒅𝒄 × 𝑰𝒅𝒄 = 𝟏𝟒𝟎, 𝟒𝟏𝟔 × 𝟏𝟒, 𝟎𝟒𝟏𝟔 = 𝟏𝟗𝟕𝟏, 𝟔𝟔𝟓 𝑾𝒂𝒕𝒕
𝟏
𝒒 𝝅 𝟏 𝟐𝝅 𝟐
𝑽𝒓𝒎𝒔 = 𝑽𝒎 [ ( + 𝐬𝐢𝐧 )]
𝟐𝝅 𝒒 𝟐 𝒒
𝟏
𝟑 𝟑, 𝟏𝟒 𝟏 𝟐 × 𝟏𝟖𝟎° 𝟐
𝑽𝒓𝒎𝒔 = 𝟏𝟔𝟗, 𝟕𝟎𝟓 [ ( + 𝐬𝐢𝐧 )] = 𝟏𝟒𝟐, 𝟔𝟕𝟖𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝟐 × 𝟑, 𝟏𝟒 𝟑 𝟐 𝟑
𝑽𝒓𝒎𝒔 𝟏𝟒𝟐, 𝟔𝟕𝟖𝟏
𝑰𝒓𝒎𝒔 = = = 𝟏𝟒, 𝟐𝟔𝟕𝟖𝟏 𝑽𝒐𝒍𝒕
𝑹 𝟏𝟎
𝑷𝒂𝒄 = 𝑽𝒓𝒎𝒔 × 𝑰𝒓𝒎𝒔 = 𝟏𝟒𝟐, 𝟔𝟕𝟖𝟏 × 𝟏𝟒, 𝟐𝟔𝟕𝟖𝟏 = 𝟐𝟎𝟑𝟓, 𝟕𝟎𝟒 𝑾𝒂𝒕𝒕
𝑷𝒅𝒄 𝟏𝟗𝟕𝟏, 𝟔𝟔𝟓
𝜼= × 𝟏𝟎𝟎% = × 𝟏𝟎𝟎% = 𝟗𝟔, 𝟖𝟓𝟒%
𝑷𝒂𝒄 𝟐𝟎𝟑𝟓, 𝟕𝟎𝟒
𝑉𝑟𝑚𝑠 142,6781
b) 𝐹𝐹 = = = 1,0161 𝑎𝑡𝑎𝑢 101,61%
𝑉𝑑𝑐 140,416

c) 𝑅𝐹 = √𝐹𝐹 2 − 1 = √(1,0161)2 − 1 = 0,18016 𝑎𝑡𝑎𝑢 = 18,016%

2.7 Kesimpulan

Setelah memepelajari Bab II ini maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai
berikut:
1. Penyearah berfungsi untuk merubah gelombang sinyal AC menjadi gelombang
sinyal DC.
2. Penyearah setengah gelombang merupakan penyearah yang menggunakan satu
diode dan menghasilkan efisiensi yang rendah.
3. Penyearah gelombang penuh menggunakan dua diode untuk trafo CT dan empat
diode untuk trafo yang bukan CT, dan menghasilkan efisiensi yang lebih bagus
dari penyearah setengah gelombang.
4. Penyearah multifasa menghasilkan nilai dc yang lebih bagus dan mengurangi
nilai harmoniknya.
5. Penyearah tiga fasa dengan metode jembatan menghasilakn efisiensi mendekati
100 %

Penyearah Takterkendali 29
Elektronika Daya

1.11 Latihan Bab II

Jawablah pertanyaan berikut ini:


1. Penyearah jembatan satu fasa memiliki beban resistive sebesar 10 Ohm dan
memiliki tegangan maksimum 170 Volt dan frequensi 60 Hz. Tentukanlah
tegangan output rata-ratanya, Efisiensi, dan diode dianggap ideal.
2. Sebuah penyearah bintang enam fasa dihubungkan dengan beban resistive
sebesar 10 Ohm dengan catuan sumber maksimum 170 Volt dengan frequensi
60 Hz. Tentukanlah tegangan rata-rata outputnya, efisiensi dan diode dianggap
ideal.
3. Gambarkanlah bentuk gelombang output jika penyearah menggunakan metode
bintang dengan sumber catuan empat fasa.
4. Sebuah penyearah jembatan tiga fasa terhubung dengan beban resistive 100
Ohm dan terhubung dengan sumber 280 Volt dengan frekuensi 60 Hz.
Tentukanlah tegangan output rata-ratanya

Penyearah Takterkendali 30
Elektronika Daya

Catatan:

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………

Penyearah Takterkendali 31

Anda mungkin juga menyukai