Disusun Oleh :
Kelompok :4
Kelas :1C
Jurusan : Ekonomi Pembangunan
Ketua : Rahmatullah
Anggota : 1. M. Ayi Herfendi
2. Maulida Isnaini
3. Ira Puspita
4.`Cut Nur Rahmadani
5. Nita Andri Ani
6. Suri Mastura
7. Salmina
Dengan adanya tugas ini kami sangat berterima kasih kepada ibuk
Likdanawati, SE, M.Si selaku Dosen Mata Kuliah Manajemen pada Semester 1,
kami jadi lebih aktif lagi membuka-buka buku dan mencari lebih banyak sumber
dan akhirnya tersusunlah makalah ini.
Akhir kata kami berharap agar makalah ini bermanfaat bagi semua pembaca.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................................... i
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................... 31
ii
BAB I
PENDAHULUAN
TUJUAN
Tujuan dibuatnya makalah ini adalah untuk :
1. Memenuhi tugas kelompok mata kuliah Manajemen
2. Menjelaskan tentang bagaimana Proses Penyusuna Personalia
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Manajemen sumberdaya manusia adalah penarikan, seleksi,
pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia
untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi (lihat
gambar 1-1).
Gambar 1-1
Proses Manajemen Sumberdaya Manusia
Fungsi – fungsi
Personalia
Penarikan Seleksi
Pengembangaan
Pemeliharaan
Penggunaan
3
pemeliharaan, dan penggunaan sumberdaya manusia agar tercapai tujuan-tujuan
individu dan organisasi.
4
dicapai secara simultan, tetapi juga penting diperhatikan tujuan-tujuan jangka
pendek dan jangka panjang serta kesehatan dan kelangsungan hidup perusahaan.
Jadi, konsep efktivitas organisasional perlu dipertimbangkan dalam penganalisaan
dan peniaian strategi, kebijaksanaan dan praktek personalia.
5
Gambar 1.2
Hubungan Antara Fungsi-fungsi Personalia Dan Kegiatan-kegiatan
Personalia
Analisis Pekerjaan
Tes Seleksi
Wawancara
Seleksi Proses Seleksi
Referensi
Evaluasi Media
Konseling
Disiplin
Pengembangan
Latihan
Pengembangan Manajemen
Pengembangan Organisasi
Evaluasi Pekerjaan
Pengupahan
Pemberian
Kompensasi Program-program Insentif
Rekreasi
Pelayanan “off-the-job”
Perencanaan Karier
Perluasan Pekerjaan
6
TANTANGAN-TANTANGAN LINGKUNGAN EKSTERNAL
1. Memonitor Lingkungan
Bagian personalia perusahaan harus selalu mengambil perubahan-
perubahan lingkungan yang terjadi. Informasi lingkungan perlu senantiasa
dikumpulkan dari berbagai sumber untuk mengindentifikasi variabel-
variabel lingkungan yang kritis bagi organisasi.
7
Gambar 1-3
Faktor-faktor Lingkungan dalam Keputusan Personalia
Pemerintah
Kondisi Ekonomi
Kondisi Demografis
Keputusan-keputusan
Personalia
Kondisi Geografis
Kondisi Politik
Tekhnologi
Kegiatan-kegiatan Pesaing
Peraturan-peraturan Perburuhan
8
Keadaan Politik dan Pemerintah
Tantangan-tantangan Ekonomi
9
karyawan, dan sebagainya. Disamping itu masih langkanya karyawan yang
terampil dan berpengalaman menyulitkan kegiaan pengadaan. Perusahaan harus
berebut atau bersaing untuk mendapat karyawan yang “qualified”. Padahal
karyawan ahli atau spesichis di bidang tertentu kebanyakan tidak bersedia
ditempatkan di sembarang lokasi. Oleh karena itu, perusahaan perlu menawarkan
kebijaksanaan kompensasi yang impresif dan memberikan berbagai bentuk
pelayanan karyawan lainnya.
Uraian diatas merupakan contoh tantangan pasar tenaga kerja yang harus
dihadapi manajemen personalia.
Kondisi Demografis
10
Kondisi Geografis
Tekhnologi
11
kebijaksanaan-kebijaksanaan pengupahan, fringe-benefits dan administrasi
personalia para pesaing”.
TANTANGAN-TANTANGAN ORGANISASIONAL
Karakter Organisasi
Serikat Karyawan
Sistem Informasi
12
sistemyang menyimpan informasi secara terinci tentang karyawan, pekerjaan dan
faktor-faktor lain sesuai kebutuhan.
Orang-orang berbeda satu dengan yang lain dalam banyak hal. Sebagai
contoh, orang-orang berbeda dalam faktor-faktor kepribadian, phisik, intelegensia,
dan bakat. Karakteristik-karakteristik manusia yang berbeda-beda ini hendaknya
di perhatikan manajemen personalia dalam pelaksanaan kegiatan-kegiatan
perencanaan sumberdaya manusia, penilaian prestasi kerja karyawan, perencanaan
karir dan administrasi sumberdaya manusia pada umumnya.
G. Steiner
Perencanaan SDM merupakan perencanaan yang bertujuan untuk
mempertahankan dan meningkatkan kemampuan organisasi dalam
mencapai tujuan/sasarannya, melalui strategi pengembangan/kontribusi
pekerjanya di masa depan.
13
Drs. Malayu S.P Hasibuan
Perencanaan SDM adalah merencanakan tenaga kerja agar sesuai dengan
kebutuhan perusahaan serta efektif dan efisien dalam membantu
terwujudnya tujuan.
Umum (luas)
Perencanaan SDM adalah proses untuk menetapkan strategi,
memperoleh, memanfaatkan, mengembangkan dan mempertahankan
tenaga kerja sesuai dengan kebutuhan perusahaan sekarang dan
pengembangannya dimasa mendatang.
14
a. Jumlah tenaga kerja yang ada
b. Berbagai kualifikasinya
c. Masa kerja masing-masing
d. Pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki, baik karena pendidikan
formal maupun karena program pelatihan yang pernah diikuti.
e. Bakat yang masih perlu dikembangkan.
f. Minat pekerjaan yang bersangkutan, terutama yang berkaitan dengan
kegiatan diluar tugas pekerjaannya sekarang.
Hasil intervensi demikian sangat penting, bukan hanya dalam rangka
pemanfaatan Sumberdaya Manusia dalam melaksanakan tugas-tugas
sekarang, akan tetapi untuk paling sedikit tempat kepentingan dimasa
depan yaitu :
a. Promosi orang-orang tertentu mengisi lowongan yang lebih tinggi
jika karena berbagai sebab terjadi kekosongan.
b. Peningkatan kemampuan melaksanakan tugas yang sama.
c. Dalam hal terjadinya alih tugas yang berarti seseorang ditugaskan
kelokasi baru tetapi sifat tugas dan jabatannya tidak mengalami
perubahan.
d. Dalam hal terjadinya alih tugas yang berarti seseorang mendapat
tugas atau jabatan baru tanpa perubahan eselon dalam hierarki
organisasi.
Melalui perencanaan Sumberdaya Manusia yang matang, produtifitas
kerja dari tenaga yang sudah ada dapat ditingkatkan.
Perhatian dan usaha demikian penting antara lain karena :
1. Penelitian dan pengalaman banyak orang menunjukan bahwa potensi
para karyawan belum selalu sepenuhnya digali dan dimanfaatkan.
Artinya, biasanya terdapat kesenjangan antara kemampuan efektif
dan riil dengan kemampuan potensial.
2. Selalu terjadi perubahan dalam proses produksi barang dan atau jasa
yang dihasilkan oleh oraganisasi, baik karena perkembangan ilmu
pengetahuan dan tekhnologi maupun karena perubahan tuntunan para
15
konsumen dalam arti mutu, kuantitas dan bentuk sesuai dengan
perkembangan zaman.
3. Bentuk, jenis dan identitas persaingan antara berbagai perusahaan
yang mungkin saja meningkat dan ada katanya berkembang tidak
sehat terutama apabila makin banyak perusahaan yang menghasilkan
barang atau jasa yang sejenis.
Perencanaan Sumberdaya Manusia berkaitan dengan penentuan
kebutuhan akan tenaga kerja dimasa depan, baik dalam arti jumlah dan
kualifikasinya untuk mengisi berbagai jabatan dan menyelenggarakan
berbagai aktifitas baru kelak.
Berarti bahwa agar organisasi memperoleh tenaga-tenaga yang benar-
benar sesuai dengan kebutuhan, titk tolak yang tidak boleh dilupakan
adalah :
1. Tujuan dan sasaran strategic yang ingin dicapai dalam kurun waktu
tertentu dimasa depan.
2. Tenaga kerja yang sudah berkarya dalam organisasi dilihat bukan
hanya dari segi jumlah dan tugasnya sekarang, akan tetapi potensi
yang dimilikinya yang perlu dan dapat dikembangkan sehingga
mampu melaksanakan tugas baru nanti.
3. Kebijaksanaan yang dianut oleh organisasi tentang “lateral entry
points”. Artinya, perlu kejelasan apakah dalam hal terjadinya
lowongan, pengisiannya diutamakan oleh tenaga kerja yang sudah
ada dalam organisasi yang dikenal dengan istilah “promosi dari
dalam” ataukah mengisi lowongan yang terjadi, terutama jabatan
manajerial, terbuka pula kesempatan bagi tenaga-tenaga baru yang
sengaja direkrut untuk itu dari luar organisasi.
Salah satu segi manajemen Sumberdaya Manusia yang dewasa ini
dirasakan semakin penting ialah penanganan informasi ketenagakerjaan.
Informasi demikian mencakup banyak hal, seperti :
a. Jumlah tenaga kerja yang dimiliki
b. Masa kerja setiap pekerjaan
c. Status perkawinan dan jumlah tanggungan
16
d. Jabatan yang pernah dipaku
e. Tangga karier yang telah dinaiki
f. Jumlah penghasilan
g. Pendidikan dan pelatihan yang pernah ditempah
h. Keahlian dan keterampilan khusus yang dimiliki oleh para pegawai
i. Informasi lainnya mengenai kekayaan setiap pegawai.
Seperti telah dimaklumi salah satu kegiatan pendahuluan dalam
melakukan perencanaan termasuk perencanaan Sumberdaya Manusia
adalah Peneltian.
Berdasarkan bahan yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan untuk
kepentingan perencanaan Sumberdaya Manusia, akan timbul pemahaman
yang tepat tentang situasi pasar kerja dalam arti :
1. Permintaan pemakai tenaga kerja atas tenaga kerja dilihat dari segi
jumlah, jenis, kealifikasi, dan lakalisasi.
2. Jumlah pencari pekerjaan beserta bidang keahlian, keterampilan, latar
belakang profesi, tingkat upah atau gaji dan sebagainya.
E. Tujuan Perencanaan Sumberdaya Manusia (SDM)
1. Untuk menentukan kualitas dan kuantitas karyawan yang akan mengisi
semua jabatan dalam perusahaan
2. Untuk menjamin tersedianya tenaga kerja masa kini maupun masa depan,
sehingga setiap pekerjaan ada yang mengerjakannya
3. Untuk menghindari terjadinya mismanajemen dan tumpang tindih dalam
pelaksanaan tugas
4. Untuk mempermudahkan Koordinasi, Integrasi, dan Sinkronisasi (KIS)
sehingga produktifitas kerja meningkat
5. Untuk menghindari kekurangan dan atau kelebihan karyawan
6. Untuk menjadi pedoman dalam menetapkan program penarikan, seleksi,
pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, kedisiplinan,
dan pemberhentian karyawan
7. Menjadi pedoman dalam melaksanakan mutasi (vertikal atau hoizontal)
dan pensiun karyawan
8. Menjadi dasar dalam melakukan penilaian karyawan
17
F. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perencanaan Sumberdaya Manusia
(SDM)
I. Faktor Eksternal :
Faktor Ekonomi Nasional dan Global
Faktor Sosial, Politik dan Hukum
Faktor Tekhnologi
Faktor Pesaing
II. Faktor Internal (Organisasi) :
Rencana Strategik dan Rencana Operasi (taktik)
Anggaran / cost SDM
Peramalan Produksi dan Penjualan
Faktor Bisnis Baru
Faktor Desain Organisasi dan Desain Pekerjaan
Faktor Keterbukaan dan Keikutsertaan Manajer
III. Faktor Ketenagakerjaan :
Pension, PHK, meninggal dunia dan tenaga kerja yang selalu absen.
Promosi, pindah, tenaga kerja yang mendapat pelatihan dan yang
mengikuti pendidikan di luar perusahaan / organisasi.
IV. Faktor-faktor Lain :
Pasar tenaga kerja
Prestasi kerja
Waktu yang tersedia untuk mencapai sasaran / tujuan bisnis jangka
pendek.
Faktor Demografi
Faktor Supervisi
Faktor Staf Pendukung
Faktor Lokasi
18
III. PROSES MANAJEMEN SUMBERDAYA MANUSIA
Proses Manajemen Sumberdaya Manusia yang akan dibahas,
sebagaimana disampaikan oleh Pigor dan Myers (1961) yaitu menekankan
pada : Recruitment (pengadaan), Maintenance (pemeliharaan) dan
Development (pengembangan).
Pengadaan Sumberdaya Manusia (Recruitment)
Recruitment disini diartikan pengadaan, yaitu suatu proses kegiatan
mengisi formasi yang lowong, mulai dari perencanaan, pengumuman,
pelamaran, penyaringan sampai dengan pengangkatan dan penempatan.
Pengadaan yang dimaksudkan disini lebih luas maknanya. Karena
pengadaan dapat merupakan salah satu upaya dari pemanfaatan. Jadi
pengadaan disini adalah upaya penemuan calon dari dalam organisasi
maupun dari luar untuk mengisi jabatan yang memerlukan SDM yang
berkualitas. Jadi bisa berupa recruitment from outside dan recruitment
from within. Recruitment from within merupakan bagian dari upaya
pemanfatan SDM yang sudah ada, antara lain melalui pemindahan dengan
promosi atau tanpa promosi. Untuk pengadaan pekerja dari luar tahapan
seleksi memegang peran penting. Seleksi yang dianjurkan bersifat terbuka
(open competition) yang didasarkan kepada standar dan mutu yang
sifatnya dapat diukur (measurable). Pada seleksi pekerja baru maupun
perpindahan baik promosi dan tanpa promosi, harus memperhatikan unsur-
unsur antara lain : kemampuan, kompetensi, kecakapan, pengetahuan,
keterampilan, sikap dan kepribadian.
Tahapan pemanfaatan SDM ini sangat memegang peran penting,
dan merupakan tugas utama dari seorang pimpinan. Suatu hal yang
penting disini adalah memanfaatkan SDM atau pekerja secara efisien, atau
pemanfaatan SDM secara optimal, artinya pekerja dimanfaatkan sebesar-
besarnya namun dengan tetap memperhatikan dan mempertimbangkan
batas-batas kemungkinan pemanfaatan yang wajar. Orang tidak merasa
diperas karena secara wajar pula orang tersebut menikmati
kemanfaatannya.
19
Prinsip pemanfaatan SDM yang terbaik adalah prinsip Satisfaction
yaitu tingkat kepuasan yang dirasakan sendiri oleh pekerja yang menjadi
pendorong untuk berprestasi lebih tinggi, sehingga makin bermanfaat bagi
organisasi dan pihak-pihak lain. Pemanfaatan SDM dapat dilakukan
dengan berbagai cara, mulai dari yang lebih mudah dan sederhana sampai
cara yang paling canggih. Pemanfaatan SDM perlu dimulai dari tahap
pengadaan, dengan prinsip the right man on the right job.
20
Pengembangan Sumberdaya Manusia (Development)
Sumberdaya Manusia yang ada didalamsuatu organisasi perlu
pengembangan sampai pada taraf tertentu sesuai dengan perkembangan
organisasi. Apabila organisasi ingin berkembang seyogyanya diikuti oleh
pengembangan Sumberdaya Manusia. Pengembangan Sumberdaya
Manusia ini dapat dilaksanakan melalui pendidikan dan pelatihan yang
berkesinambungan.
Pendidikan dan pelatihan merupakan upaya untuk pengembangan
SDM, tertama untuk pengembangan kemampuan intelektual dan
kepribadian. Pendidkan pada umumnnya berkaitan dengan mempersiapkan
calon tenaga yang digunakan oleh suatu organisasi, sedangkan pelatihan
lebih berkaitan dengan penignkatan kemampuan atau keterampilan pekerja
yang sudah menduduki suatu jabatan atau tugas tetentu.
Untuk pendidkan dan pelatihan ini, langkah awalnya perlu
dilakkan analisis kebutuhan atau need assessment, yang menyangkut tiga
aspek, yaitu : (1) Analisis Organisasi, untuk menjawab pertanyaan :
“Bagaimana organisasi melakukan pelatihan bagi pekerjanya”. (2) Analisis
pekerjaan, dengan pertanyaan : “Apa yang harus diajarkan atau dilatihkan
agar pekerja mampu melaksanakan tugas atau pekerjaannya” dan (3)
Analisis Pribadi, menekankan : “Siapa membutuhkan pendidikan dan
pelatihan apa”. Hasil analisis ketiga aspek tersebut dapat memberikan
gambaran tingkat kemampuan atau kinerja pegawai yang ada di organisasi
tersebut.
21
IV. KLASIFIKASI SUMBERDAYA MANUSIA
1. Kependudukan
Salah satu factor yang menentukan keberhasilan pembangunan
adalah pelaksanaan pembangunan itu sendiri yaitu para pekerja khususnya
dan seluruh Penduduk Indonesia pada Umumnya. Indonesia sebagai
Negara berpenduduk terbesar ke-5 di dunis, dengan jumlah penduduk
sebesar 172.009.540 orang pada tahun 1987, berarti merupakan Negara
yang memiliki Sumberdaya Manusia yang besar.
Namun demikian penduduk Indonesia menurut strukturnya berbeda
dengan struktur negara yang telah maju. Struktur penduduk Indonesia
dikatakan masih muda, atau sebagian besar penduduk Indonesia berusia
muda.
Pendidikan orang Indonesia secara umum masih rendah, dimana
81,61% hanya menamatkan tingkat SD dan tidak tamat. Namun demikian
pendidikan orang Indonesia dewasa ini jauh lebih tinggi apabila
dibandingkat dengan pendidikan 10 tahun yang lalu, apalagi jika
dibandingkan dengan pendidikan pada waktu Indonesia baru Merdeka.
Pendidikan orang didaerah perkotaan lebih tinggi dari orang
pedesaan. pendidikan orang yang bekerja antar sector, bervariasi cukup
tinggi. Pendidikan petani yang merupakan pekerja terbesar di Indonesia
adalah paling rendah. Pendidikan laki-laki lebih tinggi daripada
pendidikan perempuan.
Dengan demikian jelas bahwa pendidikan pekerja Indonesia rendah
dan dengan variasi yang tinggi, pendidikan yang rendah ini akan diikuti
dengan produtifitas yang rendah.
2. Bekerja
Bekerja adalah melakukan kegiatan dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan selama paling
sedikit satu jam dalam satu minggu yang lalu. Waktu bekerja tersebut
harus berurutan dan tidak terputus.
Konsep bekerja ini adalah konsep “Labour Force”
22
3. Sementara tidak Bekerja
Orang bekerja karena sesuatu hal ada yang sementara tidak
bekerja, yang didefenisikan sebagai berikut :
“Punya pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja adalah kegiatan
dari mereka yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yang lalu
tidak bekerja karena suatu sebab seperti : sakit, cuti, menunggu panenan
dan mogok. Termasuk mereka yang sudah diterima bekerja, tetapi selama
seminggu yang lalu belum bekerja.”
4. Angkatan Kerja
Angkatan kerja adalah penduduk berumur 10 tahun ke atas yang
bekerja, sementara tidak bekerja dan sedang mencari pekerjaan.
5. Bukan Angkatan Kerja
Penduduk bukan dalam angkatan kerja terdiri dari penduduk yang
mengurus rumah tangga, murid atau mahasiswa, penerima pendapatan
dan lain-lain.
6. Pekerja Utama dan Pekerja Sambilan
Di Indonesia orang yang sudah bekerja masih banyak yang melakukan
kerja sambilan untuk menambah pendapatannya.
7. Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan adalah macam pekerjaan yang dilakukan oleh
seseorang atau ditugaskan kepada seseorang di tempat bekerja.
8. Status Pekerjaan
Status pekerjaan adalah kedudukan seseorang di dalam melakukan
pekerjaan, yaitu apakah orang tersebut berkedudukan sebagai
buruh/karyawan, berusaha dengan dibantu pekerja keluarga/buruh tidak
tetap, buruh dengan dibantu oleh buruh atau karyawan tetap pekerja
keluarga tanpa upah atau sebgasi pekerja social.
a. Buruh atau karyawan adalah mereka yang bekerja pada orang lain atau
instansi/kantor perusahaan dengan menerima upah/gaji baik berupa
uang maupun barang seperti : pegawai negeri/swasta, buruh tani, dan
sebagainya.
23
b. Berusaha sendiri adalah seseorang yang melakukan pekerjaan / usaha
atau resiko/tanggungan sendiri dan tidak dibantu oleh orang lain, baik
oleh anggota rumah tangganya atau buruh lain.
c. Berusaha dengan dibantu pekerja keluarga atau buruh tidak tetap
adalah seseorang yang melaksanakan usaha atas resiko sendiri dan
dalam usahanya itu mempekerjakan pekerja keluarga atau buruh tidak
tetap.
d. Berusaha dengan dibantu buruh / karyawan tetap adalah seseorang
yang melaksanakan usaha resiko sendiri dan didalam usahanya itu
mempekerjakan paling sedikit satu buruh tetap.
e. Pengusaha dengan bantuan orang lain adalah seseorang yang
melakukan pekerjaan / usaha dengan dibantu oleh satu atau beberapa
orang baik anggota rumah tangga lainnya maupun burh yang dibayar
seperti pemilik toko, warung atau restoran yang dibantu satu atau
beberapa orang.
f. Pekerja keluarga tanpa upah adalah anggota rumah tanga yang
mebantu usaha yang dilakukan oleh salah satu anggota keluarga
lainnya tanpa mendapatkan upah seperti : istri yang membantu
suaminya ditoko, disawah dan sebagainya.
g. Pekerja social adalah mereka yang bekerja tanpa mendaptkan
upah/gaji baik berupa uang maupun barang dengan tujuan social.
9. Lapangan Pekerjaan
Lapangan pekerjaan adalah kegiatan dari usaha/perusahaan instansi
di mana seseorang bekerja.
24
V. TUJUAN PENGELOLAAN SUMBERDAYA MANUSIA
Tanggung jawab atas aktivitas manajemen Sumberdaya Manusia (SDM)
berada di pundak masing-masing manajer. Bila manajer di seluruh organisasi
tidak menerima tanggung jawab ini, maka aktivitas SDM bisa jadi hanya
dilakukan sebagian atau bahkan tidak sama sekali. Bahkan ketika departemen
SDM dibentuk dalam organisasi, maka kalangan manajer operasional dan
pakar SDM memiliki tanggung jawab ganda atas kinerja karyawan. Peran
pemimpin terlihat dalam proses perencanaan, penyeleksian, pengintegrasian,
pelatihan, pengembangan, penilaian kinerja, pemberian kompensasi, dan
aktivitas-aktivitas SDM lainnya. Meskipun bisa jadi keseluruhannya dibantu
oleh pakar-pakar bidang SDM. Ketika kalangan manajer mendapati bahwa
pekerjaan SDM benar-benar merusak tugas atau keajiban lain mereka,
pekerjaan tersebut dapat dilimpahkan kembali ke para karyawan lain atau
pada departemen khusus yang menangani persoalan-persoalan SDM. Proses
pengarahan orang-orang lain untuk saling berbagi pekerjaan ini dikenal
sebagai delegasi. Delegasi tidak mengurangi tanggung jawab manajer,
aktivitas ini hanya memperkenalkan manajer untuk saling berbagi tanggung
jawab dengan pihak yang lain yang juga bertanggung jawab. Misalnya
seorang manajer bisa saja meminta kepada seorang karyawan senior untuk
melatih karyawan baru. Bila karyawan baru itu melakukan kesalahan fatal
dan karyawan yang sudah berpengalaman membiarkannya, maka manajer
tersebut bertanggung jawab atas persoalan yang terjadi. Sejalan aktivitas
SDM menjadi semakin kompleks dan boros waktu, maka kebutuhan kan
pemisahan departemen bisa menjadi sesuatu yang mendesak untuk dilakukan.
Berdasarkan uraian diatas maka tujuan akhir yang ingin dicapai
manajemen SDM pada dasarnya adalah:
1. Peningkatan Efisiensi
2. Peningkatan Efektivitas
3. Peningkatan Produktifitas
4. Rendahnya tingkat perpindahan pegawai
5. Rendahnya tingkat absensi
6. Tingginya kepuasan kerja karyawan
25
7. Tingginya kualitas pelayanan
8. Rendahnya komplain dari pelanggan
9. Meningkatnya bisnis organisasi
Untuk mencapai tujuan akhir tersebut secara bertahap perlu dicapai tujuan-
tujuan perantara yaitu diperolehnya:
1. Motivasi
2. Penilaian Karya
3. Pemberian “hadiah” dan “hukuman”
1. Kesejahteraan (kompensasi)
2. Lingkungan kerja yang sehat dan aman
3. Hubungan Industri yang baik
26
VI. KEUNGGULAN BERSAING PERUSAHAAN
A. Pengertian
Porter (1985)
Menyatakan perusahaan dikatakan memiliki keunggulan bersaing jika
memiliki biaya lebih rendah dibandingkan pesaing, memiliki produk atau
proses yang lebih baik, sukses menjalankan strategi fokus segmen pasar
tertentu.
Peteraf (1993)
Mendefinisikan keunggulan bersaing sebagai kemampuan untuk
mendapatkan keuntungan di atas normal dalam jangka panjang (sustain above
normal return).
Crown Dirgantoro (2001)
Keunggulan bersaing (Competitive advantage) perusaahan adalah
“perkembangan dari nilai yang mampu diciptakan perusahaan untuk
pembelinya”.
Agustinus Sri Wahyudi (1996)
Keunggulan bersaing (Competitive advantage) perusahaan adalah
“Sesuatu yang memungkinkan sebuah perusahaan memperoleh keuntungan
yang lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata keuntungan yang diperoleh
pesaing dalam industri. Semakin kuat keunggulan yang dimiliki akan semakin
tinggi keuntungan yang diperoleh perusahaan dan begitu pula sebaliknya”
Michael E Porter (2008)
Keunggulan bersaing (Competitive advantage) perusahaan adalah suatu
kemampuan suatu perusaha an untuk meraih keuntungan ekonomis di atas
laba yang mampu diraih oleh pesaing di pasar dalam industri yang sama.
Perusaha an yang memiliki keunggul an kompetitif senantiasa memiliki
kemampuan dalam memaha mi perubahan struktur pasar dan mampu
memilih strategi pemasaran yang efektif
Noe et al (2003)
Keunggulan bersaing (Competitive advantage) perusahaan adalah
kemampuan perusahaan untuk membuat produk atau penawaran layanan yang
27
lebih dihargai oleh pelanggan dibandingkan dengan perusahaan yang
bersaing.
Sampurno (2010)
Keunggulan bersaing (Competitive advantage) perusahaan adalah
Kemampuan, asset, skill, kapabilitas dan lainnya yang menampukan
perusahan untuk bersaing secara efektif di dalam industri”.
Peter Senge (2000)
Keunggulan bersaing (Competitive advantage) perusahaan adalah
kemampuan organisasi anda untuk belajar lebih cepat dari pada
pesaingnya.”
Valuable
Berarti sumberdaya dan kapabilitas yang dimiliki memungkinkan
perusahaan menerapkan strategi yang dapat meningkatkan efektivitas dan
efisiensi organisasi.
Rare
Artinya sumberdaya dan kapabilitas tersebut jarang dimiliki oleh para pesaing.
28
In-imitable
Artinya sumberdaya dan kapabilitas sulit ditiru oleh pesaing atau
memerlukan biaya sangat besar atau waktu yang lama untuk meniru.
Non-substitutable
Yakni sumberdaya dan kapabilitas yang dimiliki sulit digantikan dengan
sumberdaya atau kapabilitas lain. Misalnya pola hubungan antara Bank BRI
dengan para nasabah usaha mikro sulit diganti dengan pola e-banking.
Selain itu perusahaan harus mampu memanfaatkan dan memelihara
sumberdaya dan kapabilitas yang menjadi sumber keunggulan bersaing
(exploited by company)
29
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Saran
30
DAFTAR PUSTAKA
31