mm
Disusun oleh :
AKADEMI KEPERAWATAN
HAFSHAWATY ZAINUL HASAN
GENGGONG – PROBOLINGGO
2017-2018
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
selesainya makalah yang berjudul "Laporan Pendahuluan dan Asuhan
i
Keperawatan : Harga Diri Rendah". Makalah ini merupakan salah satu tugas
Keperawatan Jiwa di Akademi Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong
Probolinggo.
Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berupaya semaksimal
mungkin yang tidak lepas dari bimbingan,dan bantuan dari beberapa pihak.untuk
itu,kiranya tidak berlebihan jika dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa
hormat dan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. KH. Moh. Hasan Mutawakkil Alallah, SH.MM, selaku Ketua Yayasan
Pesantren Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
2. Nur Hamim, SKM, S.Kep.Ns.,M.Kes, selaku Direktur Akademi
Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
3. Sunanto, SKM.M.Kes, selaku Wakil Direktur Akademi Keperawatan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo
4. Mariani S.kep., Ns selaku dosen pembimbing di Akademi Keperawatan
Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
5. Santi Damayanti,A.Md selaku kepala perpustakaan di Akademi
Keperawatan Hafshawaty Zainul Hasan Genggong Probolinggo.
6. Semua pihak yang telah membantu baik tenaga, maupun pikiran.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini jauh dari
sempurna, baik dari segi penyusunan, bahasan, ataupun penulisannya. Oleh karena
itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun, khususnya
dari guru mata pelajaran guna menjadi acuan dalam bekal pengalaman bagi kami
untuk lebih baik di masa yang akan datang.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
COVER
KATA PENGANTAR.................................................................................................................ii
BAB I........................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.....................................................................................................................1
1.2 Tujuan........................................................................................................................2
1.3 Manfaat......................................................................................................................2
PEMBAHASAN........................................................................................................................3
2.1 Definisi......................................................................................................................3
2.2 Etiologi......................................................................................................................3
2.4 penatalaksanaan.........................................................................................................5
BAB III......................................................................................................................................7
3.1 Pengkajian..................................................................................................................7
BAB IV......................................................................................................................................9
BAB V.....................................................................................................................................13
PENUTUP...............................................................................................................................13
5.1 Kesimpulan..............................................................................................................13
5.2 Saran........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................................14
iii
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri Rendah yang tidak ditangani
akan mengisolasi diri,perubahan sensori persepsi halusinasi dengar atau lihat, perilaku
kekerasan, dan klien akan kurang memperhatikan kebersihan diri. Oleh karena itu
diperlukan perawatan intensif baik dari segi kualitas maupun kuantitas dari pelayanan
tenaga kesehatan termasuk didalamnya adalah perawat.
Berdasarkan data statistik yang kami dapatkan pada ruang puri Nurani Rumah
Sakit Soeherto Heerdjan sepuluh bulan yang lalu di dapatkan data klien yang
mengalami Gangguan Konsep Diri : Harga Diri Rendah terdapat 1,72%, Isolasi Sosial
terdapat 9,38%, Resiko Perilaku Kekerasan terdapat 22,70%, Perilaku Kekerasan
1
1,81, Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi terdapat 53,25% dengan jumlah pasien
yang dirawat.
Dari hasil makalah yang didapat walaupun dalam jumlah kecil namun
diperlukan penangan khusus, pada klien dengan gangguan konsep diri : Harga Diri
Rendah dapat mengakibatkan cemas dan takut, individu akan takut ditolak, takut
gagal, dan dipermalukan akharnya cenderung untuk menarik diri yang pada akhirnya
individu akan mengalami gangguan orientasi realita. Komplikasi yang berbahaya
adalah individu mempunyai keinginan untuk menciderai dirinya.
1.2 Tujuan
a. Tujuan umum :
1. Untuk menjelaskan Laporan Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Harga
Diri Rendah
b. Tujuan khusus :
1. Untuk menjelaskan definisi model pendokumentasian SOR
2. Untuk menjelaskan Keuntungan dan kerugian penggunaan model SOR
3. Untuk menjelaskan Penerapan pendokumentasian model SOR
1.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Sebagai media dalam menambah ilmu pengetahuan tentang Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah
b. Bagi Kampus
Sebagai literature dalam menambah pengetahuan tentang Laporan Pendahuluan
dan Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah
c. Bagi Masyarakat
Sebagai media dalam menambah wawasan bagi masyarakat tentang Laporan
Pendahuluan dan Asuhan Keperawatan Harga Diri Rendah
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Harga diri rendah merupakan perasaan tidak berharga, tidak berarti, rendah diri,
yang menjadikan evaluasi negatif terhadap diri sendiri dan kemampuan diri (keliat,
2011).
Harga diri rendah situasional merupakan perkembangan persepsi negatif
tentang harga diri sebagai respons seseorang terhadap situasi yang sedang dialami
(Wilkinson, 2012).
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan(Herman, 2011).
Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa harga diri rendah yaitu dimana
individu mengalami gangguan dalam penilaian terhadap dirinya sendiri dan
kemampuan yang dimiliki, yang menjadikan hilangnya rasa kepercayaan diri akibat
evaluasi negatif yang berlangsung dalam waktu yang lama karena merasa gagal dalam
mencapai keinginan.
2.2 Etiologi
Gangguan harga diri yang disebut sebagai harga diri rendah dan dapat terjadi secara :
1. Situasional
Yaitu terjadi trauma yang tiba-tiba, misalnya harus operasi, kecelakaan, dicerai
suami, putus sekolah, putus hubungan kerja, perasaan malu karena sesuatu (korban
perkosaan, dituduh KKN, dipenjara tiba-tiba).
Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah, karena :
3
b. Harapan akan struktur, bentuk dan fungsi tubuh yang tidak tercapai karena
dirawat/ sakit/ penyakit.
2. Kronik
Yaitu perasaan negatif terhadap diri telah berlangsung lama, yaitu sebelum sakit/
dirawat. Klien ini mempunyai cara berfikir yang negatif. Kejadian sakit dan dirawat
akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya. Kondisi ini mengakibatkan respons
yang maladaptive. Kondisi ini dapat ditemukan pada klien gangguan fisik yang kronis
atau pada klien gangguan jiwa. Dalam tinjauan life span history klien, penyebab HDR
adalah kegagalan tumbuh kembang, misalnya sering disalahkan, kurang dihargai, tidak
diberi kesempatan dan tidak diterima dalam kelompok (Yosep, 2007).
b. Rasa bersalah terhadap diri sendiri. Misalnya : ini tidak akan terjadi jika saya
segera ke rumah sakit, menyalahkan/ mengejek dan mengkritik diri sendiri.
c. Merendahkan martabat. Misalnya : saya tidak bisa, saya tidak mampu, saya orang
bodoh dan tidak tahu apa-apa
d. Gangguan hubungan sosial, seperti menarik diri. Klien tidak ingin bertemu
dengan orang lain, lebih suka sendiri.
f. Mencederai diri. Akibat harga diri yang rendah disertai harapan yang suram,
mungkin klien ingin mengakhiri kehidupan.
4
2.4 penatalaksanaan
1. Farmakologi
2. Terapi modalitas
a. Terapi keluarga
BHSP
b. Terapi kelompok
3. Terapi musik
6
BAB III
Asuhan Keperawatan Secara Teori
3.1 Pengkajian
a. Identitas diri
Identitas diri adalah kesadaran akan diri sendiri yang bersumber dari
observasi dan penilaian yang merupakan sintesis dari semua aspek konsep
diri sebagai suatu kesatuan yang utuh :berhubunagn denagn perasaan
berbeda denagn orang lain : berhubunan dengan jenis kelamin
4. Gangguan rendah
a. Gangguan peran berhubungan dengan ketidak mampuan menerima
peran baru
8
BAB IV
STRATEGI PELAKSANA
tujuan :
b. Klien dapat meningkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri
dan pemecahan masalah yang efektif.
tindakan keperawatan :
a. Menggali hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya harga diri rendah pada klien
(factor predisposisi, factor presipitasi, penilaian terhadap stressor,sumber
koping,dan mekanisme koping klien)
b. tingkatkan kesadaran tentang hubungan positif antara harga diri dan pemecahan
masalah yang efektif dengan cara :
9
c. Berikan dorongan pada keterampilan perawatan diri untuk harga diri dengan
cara :
ORIENTASI :
“Selamat pagi, Perkenalkan nama saya nurhakim yudhi wibowo, dari PSIK UNDIP.
Bagaimana keadaan bapak hari ini ? bapak terlihat segar“.
”Bagaimana, kalau kita bercakap-cakap tentang kemampuan dan kegiatan yang pernah
bapak lakukan? Setelah itu kita akan nilai kegiatan mana yang masih dapat bapak
dilakukan. Setelah kita nilai, kita akan pilih satu kegiatan untuk kita latih”
”Dimana kita duduk ? Bagaimana kalau di ruang tamu ? Berapa lama ? Bagaimana kalau
20 menit ?
KERJA :
” bapak, apa saja kemampuan yang bapak miliki? Bagus, apa lagi? Saya buat daftarnya
ya! Apa pula kegiatan rumah tangga yang biasa bapak lakukan? Bagaimana dengan
merapihkan kamar? Menyapu ? Mencuci piring..............dst.”. “ Wah, bagus sekali
ada lima kemampuan dan kegiatan yang bapak miliki “.
” bapak dari lima kegiatan/kemampuan ini, yang mana yang masih dapat dikerjakan di
rumah sakit ? Coba kita lihat, yang pertama bisakah, yang kedua.......sampai 5 (misalnya
10
ada 3 yang masih bisa dilakukan). Bagus sekali ada 3 kegiatan yang masih bisa dikerjakan
di rumah sakit ini.
”Sekarang, coba bapak pilih satu kegiatan yang masih bisa dikerjakan di rumah sakit
ini”.” O yang nomor satu, merapihkan tempat tidur?Kalau begitu, bagaimana kalau
sekarang kita latihan merapihkan tempat tidur bapak”. Mari kita lihat tempat tidur bapak
Coba lihat, sudah rapihkah tempat tidurnya?”
“Nah kalau kita mau merapihkan tempat tidur, mari kita pindahkan dulu bantal dan
selimutnya. Bagus ! Sekarang kita angkat spreinya, dan kasurnya kita balik. ”Nah,
sekarang kita pasang lagi spreinya, kita mulai dari arah atas, ya bagus !. Sekarang sebelah
kaki, tarik dan masukkan, lalu sebelah pinggir masukkan. Sekarang ambil bantal, rapihkan,
dan letakkan di sebelah atas/kepala. Mari kita lipat selimut, nah letakkan sebelah
bawah/kaki. Bagus !”
” bapak sudah bisa merapihkan tempat tidur dengan baik sekali. Coba perhatikan bedakah
dengan sebelum dirapikan? Bagus ”
“ Coba bapak lakukan dan jangan lupa memberi tanda MMM (mandiri) kalau bapak
lakukan tanpa disuruh, tulis B (bantuan) jika diingatkan bisa melakukan, dan bapak bapak
(tidak) melakukan.
TERMINASI :
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap dan latihan merapihkan tempat
tidur ? Yach, t ternyata banyak memiliki kemampuan yang dapat dilakukan di rumah sakit
ini. Salah satunya, merapihkan tempat tidur, yang sudah bapak praktekkan dengan baik
sekali. Nah kemampuan ini dapat dilakukan juga di rumah setelah pulang.”
”Sekarang, mari kita masukkan pada jadual harian. Bapak Mau berapa kali sehari
merapihkan tempat tidur. Bagus, dua kali yaitu pagi-pagi jam berapa ? Lalu sehabis
istirahat, jam 16.00”
”Besok pagi kita latihan lagi kemampuan yang kedua. Bapak masih ingat kegiatan apa lagi
yang mampu dilakukan di rumah selain merapihkan tempat tidur? Ya bagus, cuci piring..
kalu begitu kita akan latihan mencuci piring besok jam 8 pagi di dapur ruangan ini sehabis
makan pagi Sampai jumpa ya”
11
SP 2 Pasien: Melatih pasien melakukan kegiatan lain yang sesuai dengan
kemampuan pasien.
ORIENTASI :
“Selamat pagi, bagaimana perasaan Bapak pagi ini ? Wah, tampak cerah ”
”Bagaimana Bapak, sudah dicoba merapikan tempat tidur sore kemarin/ tadi pagi? Bagus
(kalau sudah dilakukan, kalau belum bantu lagi, sekarang kita akan latihan kemampuan
kedua. Masih ingat apa kegiatan itu t?”
”Ya benar, kita akan latihan mencuci piring di dapur”
”Waktunya sekitar 15 menit. Mari kita ke dapur!”
KERJA :
“ Bapak sebelum kita mencuci piring kita perlu siapkan dulu perlengkapannya, yaitu
sabut/tapes untuk membersihkan piring, sabun khusus untuk mencuci piring, dan air untuk
membilas., Bapak bisa menggunakan air yang mengalir dari kran ini. Oh ya jangan lupa
sediakan tempat sampah untuk membuang sisa-makanan.
“Sekarang saya perlihatkan dulu ya caranya”
“Setelah semuanya perlengkapan tersedia, Bapak ambil satu piring kotor, lalu buang dulu
sisa kotoran yang ada di piring tersebut ke tempat sampah. Kemudian Bapak bersihkan
piring tersebut dengan menggunakan sabut/tapes yang sudah diberikan sabun pencuci
piring. Setelah selesai disabuni, bilas dengan air bersih sampai tidak ada busa sabun
sedikitpun di piring tersebut. Setelah itu Bapak bisa mengeringkan piring yang sudah
bersih tadi di rak yang sudah tersedia di dapur. Nah selesai…
“Sekarang coba Bapak yang melakukan…”
“Bagus sekali, Bapak dapat mempraktekkan cuci pring dengan baik. Sekarang dilap
tangannya
TERMINASI :
”Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan cuci piring ?”
“Bagaimana jika kegiatan cuci piring ini dimasukkan menjadi kegiatan sehari-hari
Bapak Mau berapa kali t mencuci piring? Bagus sekali Bapak mencuci piring tiga kali
setelah makan.”
”Besok kita akan latihan untuk kemampuan ketiga, setelah merapihkan tempat tidur dan
cuci piring. Masih ingat kegiatan apakah itu? Ya benar kita akan latihan mengepel”
”Mau jam berapa ? Sama dengan sekarang ? Sampai jumpa ”
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Harga diri rendah merupakan evaluasi diri dan perasaan tentang diri atau
kemampuan diri yang negative terhadap diri sendiri, hilangnya percaya diri dan harga
diri, merasa gagal dalam mencapai keinginan
5.2 Saran
Berdasarkan uraian tentang laporan pendahuluan dan asuhan keperawatan
halusinasi diatas, maka saran yang dapat diberikan antara lain :
a) Mahasiswa diharapkan mampu menggali pengetahuan dari berbagai sumber
tentang laporan dan asuhan keperawatan tentang harga diri rendah
b) Dengan adanya pengetahuan tentang materi tentang laporan pendahuluan dan
asuhan keperawatan harga diri rendah diharapkan untuk mengetahui definisi,
etiologi dan tanda dan gejala serta asuhan keperawatan harga diri rendah.
13
DAFTAR PUSTAKA
Yusuf, Ah & Nihayati, Hanik Endang. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa.
Jakarta : Salemba Medika
Kusumawati, Farida & Hartono, Yudi. 2012. Buku Ajar Keperawatan Jiwa. Jakarta :
Salemba Medika
14