Anda di halaman 1dari 13

Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

Pengaruh Sediaan Salep Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.) terhadap Jumlah Fibroblas
Luka Bakar Derajat IIA pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Galur Wistar

Aliefia Ditha Kusumawardhani*, Umi Kalsum**, Ika Setyo Rini*

ABSTRAK

Luka bakar merupakan salah satu insiden yang sering terjadi di masyarakat khususnya rumah tangga
dan ditemukan terbanyak adalah luka bakar derajat II. Daun sirih (Piper betle Linn.) adalah bahan alam yang
diduga dapat membantu mempercepat proses penyembuhan luka dan mempunyai pengaruh terhadap pen-
ingkatan jumlah fibroblas karena memiliki kandungan aktif seperti saponin, flavonoid, dan tanin. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirih terhadap peningkatan jumlah fibroblas
luka bakar derajat IIa pada tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar. Studi eksperimental menggunakan
desain penelitian true experiment post test dilakukan terhadap hewan coba tikus putih galur Wistar jantan
dengan usia 2,5-3 bulan dan berat badan 150-250 g. Sampel diambil dengan teknik simple random sampling
dan dibagi dalam empat kelompok yaitu kelompok (A) ekstrak daun sirih 15 % (n = 6), (B) ekstrak daun sirih
30 % (n = 6), (C) ekstrak daun sirih 45 % (n = 6) dan kelompok kontrol normal saline 0,9 % (n = 6). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan pada jumlah fibroblas antara kelompok
yang diberi ekstrak daun sirih 15 % ( ̅ = 12,95), 30 % ( ̅ = 10,33), 45 % ( ̅ = 5,90) dan kelompok kontrol
normal saline 0,9 % ( ̅ = 4,61) yaitu one way ANOVA p = 0,000 (p < 0,05). Kesimpulan dari penelitian ini
adalah pemberian ekstrak daun sirih berpengaruh besar terhadap peningkatan jumlah fibroblas luka bakar
derajat IIA pada tikus putih galur Wistar yaitu sebesar 77,6 % dan semakin kecil konsentrasi ekstrak daun
sirih maka jumlah fibroblas semakin besar (r = -0.881) sehingga ekstrak daun sirih 15 % adalah konsentrasi
yang paling optimal dalam mempercepat proses penyembuhan luka.

Kata kunci: Daun sirih (Piper betle Linn.), Fibroblas, Luka bakar derajat IIA.

Effect of Betel Leaves Extract Oinment (Piper betle Linn.) on the Number of Fibroblast in IIA
Degree Burn Wound on Rat (Rattus norvegicus) Wistar Strain

ABSTRACT

Burn wound is one of the most happened incident around us especially in household and the 2nd degree
burn wound is often found. Betel leaves (Piper betle Linn.) is an alternative natural materials that assumed to
be able to accelerate wound healing process and due to its active substaces such as saponins, flavonoids,
and tannins, is able to increase the number of fibroblast in burn wound. This study is conducted to determine
the influence of betel leaves extract to increase the number of fibroblast in IIA degree burn wound on rat
(Rattus norvegicus) Wistar strain. The experimental study using true experiment post test design conducted
into male Wistar rat with age 2,5-3 months and weight 150-250 g. The samples determined by simple random
sampling and divided into four groups, that is (A) 15 % betel leaves extract (n = 6), (B) 30 % betel leaves
extract (n = 6), (C) 45 % betel leaves extract (n = 6), and Normal Saline 0,9 % (n = 6) as control group. The
result of this research showed some significant differrences in the number of fibroblast found in 15 % betel
leaves extract ( ̅ = 12.95), 30 % ( ̅ = 10.33), 45 % ( ̅ = 5.90) and normal saline 0.9 % ( ̅ = 4.61), one
way ANOVA test p = 0.000 (p < 0.05). The conclusion was betel leaves extract has great influence to in-
crease the number of fibroblast in IIA degree burn wound on Wistar rat that is 77.6 % and smaller concentra-
tion of betel leaves extract the greater the number of fibroblast (r = -0.881). Therefore, 15 % betel leaves
extract is the most optimal concentration to accelerate wound healing.

Keywords: Betel leaves ((Piper betle Linn.), Fibroblast, IIA degree burn.

* Program Studi Ilmu Keperawatan, FKUB


** Lab Farmakologi, FKUB

16
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

PENDAHULUAN Proses penyembuhan luka adalah


proses biologis yang terjadi di dalam tubuh.6
Luka bakar adalah luka pada kulit atau Proses ini dapat dibagi ke dalam 4 fase
jaringan lain yang disebabkan oleh panas utama yaitu koagulasi, inflamasi, proliferasi
atau terkena radiasi, radioaktivitas, listrik, dan remodeling. Pada fase proliferasi
sentuhan atau kontak dengan bahan kimia. fibroblas adalah elemen sintetik utama
Luka bakar terjadi ketika beberapa atau dalam proses perbaikan dan berperan dalam
semua sel pada kulit rusak karena cairan produksi struktur protein yang digunakan
panas (air mendidih), benda panas dan selama rekonstruksi jaringan.7
nyala api. Luka bakar adalah masalah Secara khusus fibroblas menghasilkan
kesehatan masyarakat secara global yang sejumlah kolagen yang banyak. Pada fase
diperkirakan menyebabkan 195.000 maturasi serabut kolagen menyebar dengan
kematian. Luka bakar paling banyak sekitar saling terikat dan menyatu serta berangsur-
84.000 kasus terjadi di negara angsur menyokong pemulihan jaringan.
berpenghasilan rendah dan menengah yaitu Fibroblas biasanya akan tampak pada
Regio WHO Asia Tenggara.1 Data unit luka sekeliling luka.7 Proliferasi dan migrasi
bakar Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo fibroblas memegang peranan penting dalam
Jakarta pada Januari 1998-Mei 2001 pembentukan jaringan granulasi dan
menunjukkan penyebab luka bakar adalah penutupan luka.8 Fibroblas merupakan sel
60 % kecelakaan rumah tangga, 20 % yang paling umum ditemui pada jaringan ikat
kecelakaan kerja dan 20 % sebab lain. Luka dan mensitesis beberapa komponen matriks
bakar merupakan salah satu insiden yang ekstraseluler (kolagen, retikuler, elastin),
sering terjadi di masyarakat khususnya beberapa makromolekul anionik
rumah tangga dan ditemukan terbanyak (glikosaminoglikans, proteoglikans) serta
adalah luka bakar derajat II.2 glikoprotein multiadesif (laminin dan
Berdasarkan kedalamannya luka bakar fibronektin) yang dapat mendorong
dibagi menjadi 3 yaitu derajat I, derajat II, perlekatan sel pada substrat.9 Fibroblas
dan derajat III. Kerusakan luka bakar derajat memperoleh fenotip khusus di bawah kontrol
II meliputi epidermis dan dermis.3 Luka bakar keratinosit yang disebut miofibroblas.10
derajat II dibagi menjadi dua yaitu luka bakar Miofibroblas adalah fibroblas khusus yang
derajat II dangkal / IIA dan II dalam / IIB. mirip dengan sel otot polos dan berperan
Luka bakar derajat IIA memerlukan balutan dalam penyambungan komponen
khusus yang merangsang pembelahan dan ekstraseluler sel. Aktivitas sel-sel tersebut
pertumbuhan sel.4 berperan pada penutupan luka akibat cedera
Luka bakar yang luas mempengaruhi jaringan.11
metabolisme dan fungsi setiap sel tubuh. Banyak tanaman tradisional di
Semua sistem terganggu terutama sistem Indonesia yang bermanfaat dalam
kardiovaskuler. Semua organ memerlukan membantu penutupan luka, salah satunya
aliran darah yang adekuat sehingga yaitu daun sirih. Daun sirih (Piper betle Linn.)
perubahan fungsi kardiovaskuler memiliki tumbuh subur di sepanjang daerah Asia
dampak luas pada daya tahan hidup dan tropis dan menyebar hampir di seluruh
pemulihan pasien.4 Oleh karena itu, luka Indonesia. Daun sirih sering ditemukan pada
bakar harus segera ditangani agar tidak pekarangan-pekarangan rumah di Indonesia
terjadi komplikasi dan terjadi proses sehingga tanaman ini mudah didapatkan
penyembuhan luka.5 tanpa mengeluarkan biaya yang mahal.12
Daun sirih telah lama digunakan dalam

17
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

pengobatan tradisional oleh nenek moyang Salep merupakan sediaan farmasi yang
sebagai obat kumur, menghilangkan bau sering digunakan untuk penyembuhan luka.
badan, obat mimisan, pembersih mata yang Salep merupakan sediaan semisolid
gatal atau merah, obat koreng atau gatal- berbahan dasar lemak ditujukan untuk kulit
gatal, dan obat sariawan. Selain itu, daun dan mukosa. Sediaan ini digunakan karena
sirih bermanfaat sebagai antiseptik dan mudah diserap oleh kulit dan dicuci dengan
vulnerary yaitu menyembuhkan luka.12,13,14 air. Salep digunakan untuk pengobatan lokal
Daun sirih mengandung saponin, pada kulit, melindungi kulit pada luka agar
flavonoid, tanin dan minyak atsiri. tidak terinfeksi serta dapat melembabkan
Kandungan saponin, flavonoid serta tanin kulit.24
dapat membantu proses penyembuhan luka Penelitian sebelumnya membuktikan
karena berfungsi sebagai antioksidan dan bahwa sediaan salep ekstrak etanol daun
antimikroba yang mempengaruhi sirih (Piper betle Linn.) dapat mempercepat
penyambungan luka juga mempercepat penyembuhan luka sayat pada mencit galur
epitelisasi.15,16 Kandungan saponin dan tanin Swiss Webster betina. Hasil yang terbaik
berperan dalam regenerasi jaringan dalam adalah kelompok perlakuan yang diberikan
proses penyembuhan luka.17 Kandungan salep ekstrak daun sirih 20 % secara topikal.
saponin mempunyai kemampuan sebagai Hasil terbaik setelah kelompok perlakuan
pembersih atau antiseptik.18 Saponin dapat salep ekstrak daun sirih 20 % adalah pov-
memicu vascular endothelial growth factor idone iodine 10 %, ekstrak daun sirih 10 %
(VEGF) dan meningkatkan jumlah makrofag ekstrak daun sirih 30 %, dan terakhir vase-
bermigrasi ke area luka sehingga line album secara topical.25 Namun, hingga
meningkatkan produksi sitokin yang akan saat ini belum ada penelitian untuk menguji
mengaktifkan fibroblas di jaringan luka.18 khasiat sediaan salep ekstrak daun sirih
Kandungan flavonoid berfungsi sebagai secara topikal terhadap penyembuhan luka
antioksidan, antimikroba dan juga bakar pada tikus putih (Rattus norvegicus)
antiinflamasi pada luka bakar. 19,20 Onset galur Wistar.
nekrosis sel dikurangi oleh flavonoid dengan Berdasarkan uraian tersebut daun sirih
mengurangi lipid peroksidasi. dapat berfungsi sebagai antiseptik, antioksi-
Penghambatan lipid peroksidasi dapat dan, antimikroba, antibakteri, antiinflamasi,
meningkatkan viabilitas serat kolagen, dan astringen sehingga dapat mempercepat
sirkulasi darah, mencegah kerusakan sel proses penyembuhan luka. Daun sirih juga
dan meningkatkan sintesis DNA.17 berpotensi menstimulasi sejumlah fibroblas
Kandungan tanin mempunyai kemampuan yang berperan penting dalam perbaikan
astringen, antioksidan dan antibakteri.21,22 jaringan. Manfaat daun sirih yang sangat
Kandungan tanin mempercepat besar dalam penyembuhan luka menjadi
penyembuhan luka dengan beberapa alasan penting dilakukannya penelitian ek-
mekanisme seluler yaitu membersihkan sperimental tentang pengaruh sediaan salep
radikal bebas dan oksigen reaktif, ekstrak daun sirih terhadap peningkatan
meningkatkan penyambungan luka serta jumlah fibroblas pada luka bakar derajat IIA.
meningkatkan pembentukan pembuluh Penelitian ini bertujuan untuk menge-
darah kapiler juga fibroblas.23 Sementara tahui pengaruh pemberian ekstrak daun sirih
minyak atsiri mengandung kavikol dan (Piper betle Linn.) terhadap peningkatan
phenol yang berguna sebagai antimikroba, jumlah fibroblas luka bakar derajat IIA pada
antibakteri dan disinfektan.12,21 tikus putih (Rattus norvegicus) galur Wistar.

18
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

Manfaat penelitian ini bagi profesi Pada kelompok perlakuan luka


keperawatan adalah menjadi dasar penge- dibersihkan dengan NS 0,9 %, kemudian
tahuan untuk memahami daun sirih (Piper diberi ekstrak daun sirih konsentrasi 15 %,
betle Linn.) berguna sebagai perawatan luka 30 % dan 45 % yang dibuat dengan men-
bakar derajat IIA karena dapat campurkan vaseline dan ekstrak daun sirih
mempengaruhi jumlah fibroblas dan dapat menggunakan rumus sesuai dengan kon-
menambah khasanah di bidang keperawatan sentrasinya dan masing-masing diberikan
luka bakar dengan terapi komplementer. secara topikal sebanyak 50 mg pada area
Sementara manfaat bagi masyarakat men- luka kemudian luka ditutup dengan kassa
jadi pengetahuan untuk memanfaatkan daun steril dan diplester. Sementara kelompok
sirih (Piper betle Linn.) sebagai obat luka kontrol dibersihkan dengan NS 0,9 %
bakar derajat IIA dalam kehidupan sehari- kemudian ditutup dengan kassa steril yang
hari. Manfaat bagi peneliti sendiri adalah sudah direndam dalam NS 0,9 % dan
dapat menjadi dasar pengetahuan dan pen- kemudian diperas. Perawatan luka dilakukan
dalaman peneliti tentang pengaruh daun sekali setiap hari pukul 10.00-13.00 WIB
sirih (Piper betle Linn.) terhadap jumlah fi- hingga hari ke-14.
broblas pada luka bakar derajat IIA serta
dapat digunakan sebagai dasar dalam Pembuatan Ekstrak Daun Sirih
penelitian selanjutnya. Proses ekstraksi menggunakan 100 g
serbuk daun sirih (Piper betle Linn.) kemudi-
BAHAN dan METODE an direndam dengan etanol 96 % hingga
volume 1000 ml, dikocok selama 30 menit
Desain Penelitian lalu dibiarkan selama 24 jam sampai men-
Penelitian ini merupakan penelitian true- gendap. Lapisan atas dicampur etanol
experiment pasca tes dengan kelompok ek- dengan zat aktif, dimasukkan dalam labu
sperimen dan kontrol. Sampel dipilih evaporasi 1 liter, water bath diisi dengan air
dengan cara simple random sampling ber- sampai penuh, kemudian semua alat
jumlah 24 ekor tikus putih jantan dengan dipasang termasuk rotary evaporator, pema-
umur 2,5-3 bulan dan berat badan 150-250 nas water bath (atur sampai 70-80 °C) lalu
gram kemudian dibagi menjadi 4 kelompok, disambungkan dengan aliran listrik. Biarkan
yaitu 1 kelompok kontrol diberi NS 0,9 % dan larutan etanol memisah dengan zat aktif.
3 kelompok perlakuan diberi ekstrak daun Tunggu sampai aliran etanol berhenti
sirih konsentrasi 15 %, 30 % dan 45 %. Mas- menetes pada labu penampung (± 1,5-2 jam
ing-masing kelompok berjumlah 6 ekor tikus. untuk 1 labu). Hasilnya + 1/3 dari serbuk
daun sirih. Hasil ekstrak dimasukkan ke
Pembuatan Luka Bakar Derajat IIA dalam botol plastik dan disimpan dalam
Balok sterofoam berukuran 2x2 cm di- freezer.
lapisi dan dibungkus kassa yang dicelup air
panas 98 0C selama 3 menit dan ditempel- Pembuatan Konsentrasi Ekstrak Daun
kan pada punggung tikus selama 30 detik Sirih
yang sebelumnya dianastesi menggunakan Ekstrak daun sirih dicampurkan vaseline
lidokain non adrenalin berdasarkan hasil dengan menggunakan rumus:
studi eksplorasi pada tanggal 17 Desember
2012 di Laboratorium Farmakologi FKUB. L= x 100%

Perawatan Luka Bakar Derajat IIA Keterangan :

19
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

L : Konsentrasi daun sirih (%) jaringan kulit merentang, sayatan diambil


a : Ekstrak daun sirih (mg) dengan menggunakan object glass dan didi-
b : Vaseline (mg) amkan selama 24 jam. Pada tahap staining,
object glass dimasukkan ke dalam xylol
Pembuatan konsentrasi ekstrak daun selama 15 menit x 3, alkohol 96 % selama
sirih dilakukan dengan menambahkan vase- 15 menit x 3, kemudian dicuci dengan air
line sebanyak 50 mg (berdasarkan studi mengalir selama 15 menit, setelah itu, object
eksplorasi luas luka 2x2 cm2 )sesuai rumus glass dimasukkan pada pewarna hematoxy-
di atas, sehingga didapatkan hasil sbb: lin selama 15 menit dan dicuci dengan air
 Konsentrasi 15 %: 7,5 mg ekstrak daun mengalir selama 15 menit. Object glass di-
sirih dicampurkan dengan 50 mg vaseline. masukkan pada lithium carbonat selama 20
 Konsentrasi 30 %: 15 mg ekstrak daun detik dan dicuci dengan air mengalir selama
sirih dicampurkan dengan 50 mg vaseline. 15 menit. Selanjutnya, object glass dimasuk-
 Konsentrasi 45 %: 22,5 mg ekstrak daun kan pada pewarna eosin selama 15 menit,
sirih dicampurkan dengan 50 mg vaseline. alkohol 96 % selama 15 menit x 3 dan xylol
selama 15 menit x 3. Tahap terakhir adalah
Pembuatan Preparat Histologi Jaringan preparat ditutup dengan menggunakan deck
Kulit glass dan entellan.
Sebelum membuat preparat histologi
jaringan kulit, sampel dimatikan terlebih da- Identifikasi Fibroblas
hulu dengan cara memasukkan sampel da- Proses identifikasi fibroblas dilakukan
lam stoples berisi larutan chlor. Setelah itu setelah perawatan luka selesai. Fibroblas
dilakukan pengambilan jaringan kulit dan adalah sel yang berbentuk gelendong, mem-
diproses untuk pembuatan preparat histologi iliki inti satu atau lebih, bersifat basofilik, dan
jaringan kulit. Pembuatan preparat histologi tercat ungu pada pewarnaan hematoxylin
jaringan kulit melalui beberapa tahap yaitu eosin pada saat dilakukan pengamatan
fiksasi, embedding, slicing, dan staining. preparat histologi jaringan kulit
Pada tahap fiksasi dilakukan perendaman menggunakan mikroskop OLYMPUS seri
jaringan kulit pada larutan formalin 10 % XC10 yang dilengkapi software OlyVIA
selama 18-24 jam kemudian jaringan kulit dengan perbesaran 1000 kali tiap lapang
dicuci dengan air mengalir selama 15 menit. pandang.
Pada tahap embedding, jaringan kulit di-
masukkan pada beberapa cairan yaitu ace- Analisis Data
ton selama 1 jam x 4, xylol selama ½ jam x Data yang didapatkan dianalisis dengan
4, paraffin cair selama 1 jam x 3, dan pena- software SPSS. Metode analisis
naman jaringan kulit pada paraffin blok. Se- menggunakan uji normalitas data dengan uji
lanjutnya pada tahap slicing, blok yang su- Kolmogorov-Smirnov. Uji homogenitas
dah tertanam jaringan kulit diletakkan pada menggunakan test of homogeneity of vari-
balok es selama ± 15 menit kemudian blok ence. Uji one way ANOVA untuk mengetahui
ditempelkan pada cakram microtome rotary perbedaan yang signifikan antar kelompok
kemudian jaringan kulit disayat secara perlakuan. Uji post hoc Tukey HSD untuk
vertikal dengan ukuran 4 mikron. Sayatan mengetahui kelompok perlakuan mana yang
jaringan kulit yang berbentuk pita diambil paling signifikan di antara kelompok-
dengan menggunakan kuas kecil kemudian kelompok uji coba. Uji regresi linear untuk
letakkan pada water bath yang mengandung mengetahui ada tidaknya pengaruh ekstrak
gelatin dengan suhu 36 °C. Setelah sayatan

20
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

daun sirih terhadap jumlah fibroblas luka bervariasi. Adanya pengaruh pemberian
bakar derajat IIA.26 ekstrak daun sirih (Piper betle Linn.) ter-
hadap jumlah fibroblas luka bakar derajat IIA
HASIL ditunjukkan dari semakin rendah konsentrasi
ekstrak semakin tinggi jumlah fibroblas. Ke-
Hasil penghitungan jumlah fibroblas luka lompok kontrol menunjukkan jumlah fibro-
bakar derajat IIA setelah diberikan ekstrak blas terendah dibandingkan kelompok perla-
daun sirih dan normal saline 0,9 % dapat kuan lain. Melalui data tersebut dapat disim-
dilihat pada Tabel 1. Berdasarkan hasil pulkan bahwa bahan aktif yang terkandung
penghitungan jumlah fibroblas luka bakar dalam ekstrak daun sirih mempunyai
derajat IIA pada tikus putih seluruh perla- pengaruh terhadap peningkatan jumlah fi-
kuan pada Tabel 1 menunjukkan hasil yang broblas.

Tabel 1. Jumlah fibroblas pada jaringan kulit yang terkena luka bakar derajat IIA pada kelompok
perlakuan
Perlakuan Kode Sam- Rata-rata Jumlah Fibro- Rata-rata Jumlah Fi-
pel blas Tiap Sampel broblas Tiap Ke-
lompok
Ekstrak daun A1 11.9 12.95
sirih 15 % A2 19.1
A3 12.1
A4 11.2
A5 12.4
A6 11
Ekstrak daun B1 11.8 10.33
sirih 30 % B2 11.2
B3 8.4
B4 10.4
B5 9.8
B6 10.4
Ekstrak daun C1 7.5 5.90
sirih 45 % C2 4.6
C3 6.7
C4 6.4
C5 5.7
C6 4.5
NS 0,9 % D1 5.2 4.61
(kontrol) D2 4.9
D3 4.7
D4 3.7
D5 3.4
D6 5.8

Fibroblas dapat dengan jelas dilihat pa- Inti fibroblas berbentuk lonjong dan panjang
da pewarnaan hematoksilin eosin. Fibroblas yang mengandung satu atau dua nukleoli
biasanya tersebar sepanjang berkas serat dan gumpalan kromatin halus berdekatan
kolagen dan tampak sebagai sel fusiform dengan selaput inti. Inti fibroblas tampak
atau gelendong dengan ujung meruncing. pucat dan terpulas gelap apabila tercat

21
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

hematoksilin (basa) sehingga berwarna biru tingginya kandungan retikulum endoplasma


keunguan, sedangkan sitoplasma tampak granular.27
relatif homogen dan bersifat basofil karena

A B

C D

Gambar 1. Jaringan kulit yang terkena luka bakar derajat iia per lapang pandang pada seluruh
kelompok perlakuan (tanda panah menunjukkan fibroblas)
Keterangan: (A) Kelompok kontrol normal saline 0,9 % (1000x), (B) Kelompok ekstrak daun sirih 15 %
(1000x), (C) Kelompok ekstrak daun sirih 30 % (1000x), (D) Kelompok ekstrak daun sirih 45 % (1000x).

Hasil uji Kolmogorov-Smirnov menun- signifikan terhadap jumlah fibroblas pada


jukkan nilai signifikansi sebesar 0,774 (p > semua kelompok perlakuan sehingga perlu
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa dilakukan uji perbandingan berganda (post
jumlah fibroblas terdistribusi normal. Hasil hoc test).
test of homogeneity of variance menunjuk- Hasil uji perbandingan berganda antar
kan nilai signifikansi sebesar 0,202 (p > kelompok perlakuan menunjukkan bahwa
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada kelompok perlakuan ekstrak daun sirih
jumlah fibroblas pada semua kelompok per- 15 % berbeda signifikan dengan 45 % dan
lakuan memiliki variansi yang sama (homo- kelompok kontrol normal saline 0,9 % se-
gen). Setelah dilakukan test of homogeneity dangkan dengan 30 % tidak signifikan. Hal
of variance terbukti bahwa data memiliki ini menunjukkan bahwa ekstrak daun sirih
variansi yang sama (homogen). 30 % tidak kalah optimal dengan 15 %. Per-
Hasil uji one way ANOVA menunjuk- lakuan ekstrak 30 % berbeda signifikan
kan nilai signifikansi sebesar 0,000 (p < dengan ekstrak 45 % dan kelompok kontrol
0,05) sehingga dapat disimpulkan bahwa normal saline 0,9 % namun dengan ekstrak
terdapat perbedaan yang signifikan terhadap 15 % tidak signifikan. Kelompok ekstrak
jumlah fibroblas pada semua kelompok per- daun sirih 45 % berbeda signifikan dengan
lakuan. Setelah dilakukan uji one way ANO- ekstrak 15 % dan 30 % namun tidak berbeda
VA terbukti bahwa terdapat perbedaan yang signifikan dengan kelompok kontrol normal

22
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

saline 0,9 %. Kelompok kontrol normal saline Bahan yang digunakan dalam penelitian
0,9 % berbeda signifikan dengan kelompok ini adalah daun sirih yang diekstrak dengan
ekstrak daun sirih 15 % dan 30 % se- etanol 96 % dengan metode maserasi. Hal
dangkan dengan ekstrak 45 % tidak berbeda ini karena bahan aktif yang terkandung da-
signifikan. lam daun sirih cenderung larut dalam etanol.
Tabel 2 menunjukkan bahwa kelompok Ekstrak daun sirih dibuat dalam bentuk salep
ekstrak daun sirih 15 % adalah yang paling dengan menambahkan vaseline. Salep
optimal dibandingkan kelompok lainnya. merupakan sediaan semisolid berbahan
Kemudian ekstrak 30 % adalah konsentrasi dasar lemak ditujukan untuk kulit dan
optimal setelah konsentrasi 15%. Kelompok mukosa. Sediaan ini digunakan karena mu-
ekstrak daun sirih 45 % adalah konsentrasi dah diserap oleh kulit dan dicuci dengan air.
optimal setelah ekstrak 30 %, sedangkan Penelitian ini menggunakan tiga kon-
kelompok kontrol normal saline 0,9 % adalah sentrasi ekstrak daun sirih yang dipilih ber-
kelompok optimal yang terakhir. dasarkan studi pendahuluan. Berdasarkan
studi pendahuluan tersebut dapat disimpul-
Tabel 2. Homogenous subsets kan bahwa ekstrak daun sirih dengan kon-
sentrasi 30 % mempunyai kemampuan
Jenis Perla- Subset for alpha = 0.05 mempercepat penyembuhan luka yang op-
kuan 1 2 timal. Berdasarkan penelitian tersebut dipilih
NS 4.6167 tiga konsentrasi ektrak daun sirih yaitu 15 %,
EDS 45 % 5.9000 30 %, dan 45 % serta kelompok kontrol
EDS 30 % 10.3333 negatif menggunakan normal saline 0,9 %.
EDS 15 % 12.9500
Konsentrasi 15 % dan 45 % diberikan se-
bagai konsentrasi yang diambil dari seten-
Analisis terakhir yang dilakukan adalah gah di atas dan di bawah konsentrasi opti-
uji regresi linear. Hasil uji regresi linear mal.
menunjukkan bahwa angka korelasinya Fibroblas merupakan sel yang paling
sebesar -0,881 (r = 0,70-1,00) yang berarti umum ditemui pada jaringan ikat.9 Fibroblas
terdapat korelasi atau pengaruh yang tinggi adalah sel yang menghasilkan komponen
pada pemberian ekstrak daun sirih terhadap ekstrasel dari jaringan ikat yang berkem-
jumlah fibroblas. Angka korelasi negatif be- bang.27 Fibroblas biasanya tersebar sepan-
rarti hubungan bersifat tidak searah yaitu jika jang berkas serat kolagen dan tampak se-
konsentrasi ekstrak daun sirih (Piper betle bagai sel fusiform atau gelendong dengan
Linn.) semakin besar maka jumlah fibroblas ujung yang meruncing. Inti fibroblas ber-
semakin kecil dan sebaliknya. R-square bentuk lonjong dan panjang yang mengan-
sebesar 77,6 % menunjukkan bahwa ekstrak dung satu atau dua nukleoli dan gumpalan
daun sirih mempengaruhi jumlah fibroblas kromatin halus berdekatan dengan selaput
sebesar 77,6 % dan sisanya dipengaruhi inti. Fibroblas dapat dengan jelas dilihat pa-
oleh faktor lain. Nilai signifikansi sebesar da pewarnaan hematoksilin eosin.27
0,000 (p < 0,05) sehingga dapat disimpulkan Data penelitian ini dianalisis
bahwa model regresi layak digunakan pada menggunakan SPSS. Hasil uji one way
penelitian ini. ANOVA menunjukkan nilai signifikansi 0,000
(p < 0,05) yang berarti terdapat pengaruh
PEMBAHASAN yang signifikan pada pemberian ekstrak
daun sirih (Piper betle Linn.) terhadap pen-
ingkatan jumlah fibroblas luka bakar derajat

23
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

IIA pada tikus putih. Uji perbandingan ber- Flavonoid merupakan salah satu
ganda (post hoc test) menunjukkan perbe- senyawa metabolit sekunder yang dihasilkan
daan yang signifikan pada pemberian suatu tanaman dan bisa dijumpai pada
ekstrak daun sirih antara masing-masing bagian daun, akar, kayu, kuit, tepung sari,
perlakuan terhadap peningkatan jumlah fi- bunga dan biji.30 Kandungan flavonoid
broblas pada luka bakar derajat IIA pada berfungsi sebagai antioksidan, antimikroba
tikus putih meskipun pada beberapa konsen- dan juga antiinflamasi pada luka bakar.19,20
trasi menunjukkan tidak adanya perbedaan Flavonoid dapat membantu penyembuhan
yang signifikan. Hasil uji regresi linear luka dengan meningkatkan pembentukan
menunjukkan bahwa angka korelasinya kolagen, menurunkan makrofag dan edema
sebesar -0,881 (r = 0,70-1,00) yang berarti jaringan serta meningkatkan jumlah
terdapat korelasi atau pengaruh yang tinggi fibroblas.31 Onset nekrosis sel dikurangi oleh
pada pemberian ekstrak daun sirih terhadap flavonoid dengan mengurangi lipid
jumlah fibroblas pada luka bakar derajat IIA. peroksidasi. Penghambatan lipid peroksidasi
R-square sebesar 77,6 % menunjukkan dapat meningkatkan viabilitas serat kolagen,
bahwa ekstrak daun sirih mempengaruhi sirkulasi darah, mencegah kerusakan sel
jumlah fibroblas sebesar 77,6 %. Angka ko- dan meningkatkan sintesis DNA.17
relasi negatif berarti hubungan bersifat tidak Tanin merupakan senyawa phenolic
searah yaitu jika konsentrasi ekstrak daun yang larut air. Tanin berpotensi sebagai
sirih semakin kecil maka jumlah fibroblas antoksidan yang melindungi dari kerusakan
semakin besar. oksidatif seperti kanker, arthritis dan
Peningkatan jumlah fibroblas ini diduga penuaan.32 Kandungan tanin berguna
karena efek kandungan senyawa aktif yang sebagai astringen atau menghentikan
berasal dari ekstrak etanol daun sirih. Hasil perdarahan, mempercepat penyembuhan
ekstraksi etanol daun sirih mengandung be- luka dan inflamasi membran mukosa, serta
berapa kandungan senyawa aktif yaitu sap- regenerasi jaringan baru.17,21 Selain itu,
onin, flavonid, tannin serta minyak atsiri. kandungan tanin mempunyai kemampuan
Kandungan tersebut dapat membantu pros- antioksidan dan antibakteri.22 Kandungan
es penyembuhan luka dengan mekanisme tanin mempercepat penyembuhan luka
yang berbeda-beda. dengan beberapa mekanisme seluler yaitu
Saponin merupakan steroid atau membersihkan radikal bebas dan oksigen
glikosida triterpenoid dan banyak terdapat reaktif, meningkatkan penutupan luka serta
pada tumbuhan yang berperan penting pada meningkatkan pembentukan pembuluh
kesehatan manusia dan hewan. Saponin darah kapiler juga fibroblas.23
berfungsi sebagi antitumor, antimutagen dan Minyak atsiri atau disebut juga essential
aktivitas sitotoksik.28 Saponin dapat memicu oil berasal dari daun, bunga, kayu, biji-bijian
vascular endothelial growth factor (VEGF) bahkan putik bunga. Manfaat minyak atsiri
dan meningkatkan jumlah makrofag ber- adalah sebagai obat anti nyeri, anti infeksi
migrasi ke area luka sehingga meningkatkan dan pembunuh bakteri (disinfektan).33
produksi sitokin yang akan mengaktifkan Minyak atsiri mengandung phenol dan
fibroblas di jaringan luka.18 Saponin berpo- kavikol yang berguna sebagai antimikroba,
tensi membantu menyembuhkan luka antibakteri dan disinfektan.21 Semua
dengan membentuk kolagen pertama yang kandungan daun sirih tersebut dapat
mempunyai peran dalam proses penyem- membersihkan luka dan mencegah
buhan luka.29 terjadinya infeksi sehingga dapat

24
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

mempercepat berakhirnya fase inflamasi Berdasarkan hasil penelitian pengaruh


pada proses penyembuhan luka. ekstrak daun sirih terhadap jumlah fibroblas
Hasil analisis data tersebut didukung luka bakar derajat IIA pada tikus putih galur
oleh data pada beberapa literatur. Salah Wistar dapat ditarik kesimpulan bahwa
satu penelitian dari Sari dan Isadiartuti penelitian ini memiliki validitas internal yang
menyebutkan bahwa daun sirih (Piper betle tinggi ditandai dengan perbedaan signifikan
Linn.) dapat digunakan sebagai antiseptik antar kelompok perlakuan berdasarkan
tangan dalam bentuk gel. Daun sirih analisis uji one way ANOVA. Penelitian
merupakan salah satu tanaman yang ekstrak daun sirih ini mempunyai efek
berkhasiat sebagai antiseptik. Melalui terhadap peningkatan jumlah fibroblas
penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa namun masih diperlukan uji lebih lanjut
sediaan gel dengan kadar ekstrak daun sirih tentang farmakokinetik, farmakodinamik,
mulai 15 % mempunyai kemampuan toksisitas, dan efek ekstrak daun sirih ini
menurunkan mikroorganisme di telapak pada hewan coba dan clinical trial pada
tangan hingga 57 %, sedangkan ekstrak 25 manusia.
% mampu menghilangkan semua Aplikasi klinis dari penelitian ini masih
mikroorganisme.13 Kebersihan luka akan memerlukan penelitian lebih lanjut mengenai
mencegah terjadinya infeksi serta standarisasi bahan aktif apa saja yang dapat
mempercepat proses penyembuhan. digunakan. Penelitian lebih lanjut diperlukan
Penelitian sebelumnya menguji untuk mengetahui konsentrasi yang aman
pengaruh pemberian infusa daun sirih merah dan tepat untuk ekstrak daun sirih agar
(Piper cf. fragile Benth) secara topikal dapat berfungsi sebagai obat luka bakar
terhadap penyembuhan luka pada tikus putih derajat IIA sehingga dapat digunakan
diabet. Hasil penelitian tersebut adalah sebagai pengobatan alternatif untuk
pemberian infusa daun sirih merah secara berbagai kalangan masyarakat di Indonesia.
topikal dengan konsentrasi 10 %, 20 % dan
40 % memiliki efek penyembuhan luka pada KESIMPULAN
tikus yang dibuat diabetes. Konsentrasi
infusa daun sirih merah 40 % memiliki Berdasarkan hasil penelitian yang telah
pengaruh lebih baik terhadap peningkatan dilakukan dapat disimpulkan bahwa sediaan
presentase penyembuhan luka dibandingkan salep ekstrak daun sirih berpengaruh ter-
infusa daun sirih merah 10 % dan 20 %.34 hadap peningkatan jumlah fibroblas pada
Penelitian yang dilakukan oleh Pramana luka bakar derajat IIA yang ditandai dengan
membuktikan bahwa sediaan salep yang semakin rendah pemberian konsentrasi
mengandung ekstrak etanol daun sirih ekstrak daun sirih akan menyebabkan pen-
dapat mempercepat penyembuhan luka ingkatan jumlah fibroblas. Jumlah fibroblas
sayat pada mencit galur Swiss Webster antar kelompok perlakuan berbeda signifikan
betina. Hasil yang terbaik adalah kelompok karena tingkat keefektifan dan keoptimalan
perlakuan yang diberikan salep ekstrak daun konsentrasi yang juga berbeda-beda yaitu
sirih 20 % secara topikal. Hasil terbaik dengan urutan kelompok perlakuan yang
setelah kelompok perlakuan salep ekstrak mempunyai hasil jumlah fibroblas terbanyak
daun sirih 20 % adalah povidone iodine 10 adalah ekstrak daun sirih konsentrasi 15 %
%, ekstrak daun sirih 10 %, ekstrak daun ( ̅ = 12,95), 30 % ( ̅ = 10,33), 45 % ( ̅ =
sirih 30 %, dan terakhir vaseline secara 5,90) dan terakhir normal saline 0,9 % ( ̅ =
topikal.25 4,61).

25
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

SARAN 4. Corwin EJ. Buku Saku Patofisiologi.


Edisi ke-3. Jakarta: EGC. 2009.
1. Diperlukan penelitian lebih lanjut ter- 5. Morison MJ. Manajemen Luka. Jakarta:
hadap uji toksisitas penggunaan ekstrak EGC. 2003.
daun sirih agar pemanfaatan ekstrak 6. Guo S and DiPietro LA. Factors Affect-
daun sirih aman diaplikasikan kepada ing Wound Healing. J Dent Res. 2010;
manusia. 89(3): 219-229.
2. Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan 7. Suriadi. Perawatan Luka. Jakarta: Sa-
rentang dosis yang lebih sempit untuk gung Seto. 2004.
mengamati dose-effect relationship yang 8. Kanazawa et al. bFGF Regulates PI3-
lebih jelas agar pemanfaatan ekstrak Kinase-Rac1-JNK Pathway and Pro-
daun sirih dapat diaplikasikan kepada motes Fibroblasts Migration in Wound
manusia. Healing. PLoS One. 2010; 5(8).
3. Diperlukan penelitian lebih lanjut tentang 9. Djuwita H, Widyaputri T, Efendi A, Kaiin
pengaruh ekstrak daun sirih terhadap EM, dan Nurhidayat. Tingkat Pertum-
jumlah fibroblas luka bakar derajat IIA buhan dan Analisa Protein Sel-Sel Fi-
pada tikus putih galur Wistar dalam ben- broblas Fetal Tikus Hasil Kultur In Vitro.
tuk sediaan yang lebih sederhana yaitu Indonesian Journal of Veterinary Sci-
dekok agar lebih mudah diaplikasikan ence & Medicie. 2010; 1(2): 9-16.
pada masyarakat. 10. Werner S, Krieg T and Smola H.
Keratinocyte-Fibroblast Interaction in
DAFTAR PUSTAKA Wound Healing. Journal of Investigative
Dermatology. 2007; 127: 998-1008.
1. (WHO) World Health Organization. 11. Porter S. The Role of the Fibroblast in
Burns. 2012. (Online). Wound Contraction and Healing.
http://www.who.int/mediacentre/factshee Wounds UK. 2007; 3(1): 33-40.
ts/fs365/en/. Diakses 7 Agustus 2012. 12. Moeljanto RD. Khasiat & Manfaat Daun
2. Nurdiana, Hariyanto, dan Musrifah. Sirih: Obat Mujarab dari Masa ke Masa,
Perbedaan Kecepatan Penyembuhan Jakarta: Agro Media Pustaka. 2003.
Luka Bakar Derajat II antara Perawatan 13. Sari R. dan Isadiartuti D. Studi Efektivi-
Luka Menggunakan Virgin Coconut Oil tas Sediaan Gel Antiseptik Tangan
(Cocos nucifera) dan Normal Salin pada Ekstrak Daun Sirih (Piper betle Linn.).
Tikus Putih (Rattus novergicus) Strain Majalah Farmasi Indonesia. 2006; 17(4):
Wistar. 2008. (Online), 163-169.
(http://elibrary.ub.ac.id/bitstream/123456 14. Fauzi A. Aneka Tanaman Obat dan
789/18039/1/Perbedaan-kecepatan- Khasiatnya. Yogyakarta: Media
penyembuhan-luka-bakar-derajat-II- Pressindo. 2009.
antara-perawatan-luka-menggunakan- 15. Senthil P, Kumar AA, Manasa M, Kumar
virgin-coconut-Oil-%28Cocos- KA, Sravanthi K, and Deepa D. Wound
nucifera%29-dan-normal-salin-pada- Healing Activity of Alcoholic Extract of
tikus-putih-%28Rattus-norvegicus%29- “Guazuma ulmifolia” Leaves on Albino
strain-wistar.pdf. Diakses 13 Maret Wistar Rats. International Journal of
2012). Pharma and Bio Sciences. 2011; 2(4):
3. Betz CL. Buku Saku Keperawatan Pedi- 34-38.
atri. Edisi ke-5. Jakarta: EGC. 2009. 16. Saroja M, Santhi R and Annapoorani S.
Wound Healing Activity of Flavonoid

26
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

Fraction of Cynodon dactylon in Swiss Linn.) dalam Mempercepat Penyem-


Albino Mice. International Research buhan Luka pada Mencit Galur Swiss
Journal of Pharmacy. 2012; 3(2): 230- Webster Betina. Tugas Akhir. Tidak
231. diterbitkan. Abstrak. Bandung: Fakultas
17. Reddy BK, Gowda S, and Arora AK. Kedokteran Universitas Kristen Marana-
Study of Wound Healing Activity of tha. 2009.
Aqueous and Alcoholic Bark Extracts of 26. Suliyono, J. 6 Hari Jago SPSS 17. Yog-
Acacia catechu on Rats. RGUHS Jour- yakarta: Cakrawala. 2010.
nal of Pharmaceutical Sciences. 2011; 27. Bloom dan Fawcet. Buku Ajar Histologi.
1(3): 220-225. Edisi ke-12. Jakarta: EGC. 2002.
18. Kimura Y, Sumiyoshi M, Kawahira K, 28. Wahed RA. Effect of Crude Saponin
and Sakanaka M. Effects of Ginseng Extracted from Alfalfa (Medicago Sativa
Saponins Isolated from Red Ginseng L) on Neoplastic and Normal Cell Lines.
Roots on Burn Wound Healing in Mice. Journal of Al-Nahrain University. 2009;
British Journal of Pharmacology. 2006; 12(1): 107-112.
148: 860-870. 29. Astuti SM, Sakinah M, Andayani R, dan
19. Harborne JB and Williams CA. Advanc- Risch A. Determination of Saponin
es in Flavonoid Research Since 1992. Compound from Anredera cordifolia
Phytocemistry. 2000; 481-504. (Ten) Steenis Plant (Binahong) to Po-
20. Park et al. Protection of Burn-Induced tential Treatment for Several Diseases.
Skin Injuries by the Flavonoid Journal of Agricultural Science. 2011;
Kaempferol. BMB Reports. 2010; 43(1): 3(4): 224-232.
46-51. 30. Sriningsih, Adji HW, Sumaryono W, Wi-
21. Nafiu, Olugbemiro, Mikhail A, Adewumi bowo AE, Caidir, Firdayani, Kusuman-
M, Yakubu, Toyin M. Phytochemical and ingrum S, Kartakusuma, Pertamawati.
Mineral Contituents of Cochlospernum Analisa Senyawa Golongan Flavonoid
planchonii (Hook. Ef. X Planch) Root. Herba Tempuyung (Sonchus arvensis
Bioresearh Bulletin. 2011; 5:51-56. L.). Jakarta: Fakultas Farmasi Universi-
22. Lai HY, Lim YY and Kim KH. Potential tas Pancasila. 2002.
Dermal Wound Healing Agent in Blech- 31. Ambiga, Narayanan, Gowri D, Sukumar,
num orientale Linn. BioMed Central and Madhavan. Evaluation of Wound
Complemantary and Alternative Medi- Healing Activity of Flavonoids from Ipo-
cine. 2011; 11: 62. moea carnea Jacq. Ancient Science of
23. Sheikh AA, Sayyed Z, Siddiqui AR, Life. 2007; XXVI: 45-51.
Pratapwar AS, and Sheakh SS. Wound 32. Hagerman AE. Tannins as Antioxidants.
Healing Activity of Sesbania grandiflora 2002. (Online).
Linn Flower Ethanolic Extract Using Ex- http://www.users.muohio.edu/hagermae/
cision and Incision Wound Model in Biologi-
Wistar Rats. International Journal of cal%20Activities%20of%20Tannins.pdf.
PharmTech Research. 2011; 3(2): 895- Diakses 31 Maret 2013.
898. 33. Gunawan W. Kualitas dan Nilai Minyak
24. Yanhendri SWY. Berbagai Bentuk Sedi- Atsiri, Implikasi pada Pengembangan
aan Topikal dalam Dermatologi. CDK- Turunannya. Di dalam: Himpunan Kimia
194. 2012; 39(6): 423-430. Indonesia Jawa Tengah. Kimia Berisi
25. Pramana KA. Efek Sediaan Salep SETS (Science, Environment, Technol-
Ekstrak Etanol Daun Sirih (Piper betle ogy, Society) Kontribusi Bagi Kemajuan

27
Majalah Kesehatan FKUB Volume 2, Nomer 1, Maret 2015

Pendidikan dan Industri. Seminar Na- (http://herbalnet.healthrepository.org/bits


sional. Semarang. 21 Maret 2009. tream/123456789/2547/1/WOUND%20
34. Mun’im A, Azizahwati, Fimani A. HLAING%20%20OF%20SIRIH%20MER
Pengaruh Pemberian Infusa Daun Sirih AHrev01.pdf).
Merah (Piper cf. fragile, Benth) secara
Topikal Terhadap Penyembuhan Luka
pada Tikus Putih Diabet. 2010. (Online).

28

Anda mungkin juga menyukai