LANDASAN TEORI
A. Kepercayaan Diri
Rasa kepercayaan diri adalah sikap atau keyakinan yang terdapat dalam
diri sendiri. Percaya diri adalah meyakinkan pada kemampuan dan penilaian diri
sendiri dalam melaksanakan tugas dan memilih pendekatan yang efektif. Hal ini
menantang dan kepercayaan atas keputusan atau pendapatnya.1 Kepercayaan diri atau
Self Confidence adalah sejauh mana individu punya keyakinan terhadap penilaiannya
atas kemampuan dirinya dan sejauh mana individu bisa merasakan adanya kepantasan
untuk berhasil.2 Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang
positif yang timbul dari keyakinannya untuk melaksanakan tugas dan menjalani
mencapai keberhasilan. Dengan definisi yang demikian kita dapat pula mengartikan
1
. Hendra Wijaya, Op.Cit., hlm 57
2
. Rini Jasinta, Memupuk Rasa Percaya Diri, (tersedia dalam :http://www.e-psikologi.com
(online)) diunduh pada tanggal 10 Desember 2016 pukul 17:00
3
. Rini Jasinta, Ibid.,
percaya diri sebagai stimulus tersendiri bagi individu tersebut untuk mencapai
keberhasilan.
setiap orang yang memiliki kepercayaan diri merasa tidak perlu membandingkan
dirinya dengan oranglain secara parsial karena telah memiliki standar sendiri tentang
Bandura kepercayaan diri merupakan suatu keyakinan yang dimiliki seseorang bahwa
dirinya mampu berperilaku seperti yang dibutuhkan bahkan untuk memperoleh hal
Jadi, orang yang memiliki kepercayaan diri tidak akan merasa ketakutan
ataupun cemas yang berlebihan. Individu tersebut senantiasa bersikap tenang dan apa
kepercayaan diri adalah sebuah kebiasaan yang positif. Sedangkan Sylvia Plath
4
. Ghufron, Op.Cit., hlm 34
5
. Azelea Murasmutia, Tuti Hardjajani dan Arista Adi Nugroho, Hubungan Antara Citra
Tubuh dan Kepercayaan Diri dengan Perilaku Konsumtif terhadap Pakaian pada Mahasiswa Fakultas
Hukum Universitas Sebelas Maret Surakarta, ( Surakarta : Program Studi Psikologi Fakultas
Kedokteran Universitas Sebelas Maret) hlm 211
6
. Azelea Murasmutia, Tuti Hardjajani dan Arista Adi Nugroho, Ibid., hlm 209
mengatakan “ the worst enemy to creativity is self doubt” musuh terburuk untuk
sebagai suatu kebiasaan yang positif, di mana individu yang memiliki kepercayaan
diri akan selalu bersikap positif dan tenang sehingga memudahkan dan
raguan diri. Pada pendapat di atas, keragu-raguan diri ialah musuh yang dapat
dalam kehidupan manusia. Salah satu hal esensial yang diperlukan untuk meraih
Hilangnya rasa percaya diri menjadi sesuatu yang amat mengganggu terlebih ketika
dan pemotivasian seseorang. Dalam teori kebutuhan Maslow pada tingkatan ke empat
7
. Tim Wesfix, Percaya Diri Itu Dipratekin” (Jakarta : Grasinde, 2015) hlm 1
8
. Rahayu Y Apriyanti, Anak Usia TK : Menumbuhkan Kepercayaan Diri Melalui Kegiatan
Bercerita, (Jakarta : Indeks, 2013) , hlm 61
untuk mencapai kepercayaan diri, prestasi, kompetensi, pengetahuan, penghargaan
Gambar 1
POTENSI TINDAKAN
kesukaran berpisah dari orang tua mereka, atau bergaul dengan orang lain. Anak-anak
9
. Winardi, Motivasi dan Pemotivasian, (Jakarta : Raja Grafindo, 2001) hlm 16
10
. Munif Chotib, Orang Tuanya Manusia,( Bandung : Kaifa, 2015) hlm 122
yang kurang percaya diri akan menjadi cemas dan gelisah sehingga tidak berhasil
lingkungan sekolah untuk unjuk diri dapat dilakukan dengan memanggil anak
bersama dengan anak-anak yang lain, untuk tampil di depan kelas. Berbicara dengan
pendapatnya.12
B. Prestasi Belajar
Setiap usaha tentu akan menimbulkan hasil, begitu juga halnya dengan
belajar. Di dalam kegiatan pembelajaran atau proses pembelajaran akan selalu ada
hasil yang ditunggu oleh setiap pelajar, hasil itu sering kali disebut dengan prestasi
Menurut Tohirin, pretasi belajar adalah apa yang telah dicapai oleh siswa
bahwa gambaran prestasi belajar umumnya tertuang dalam buku rapot merupakan
11
. Bryan Lask, Memahami dan Mengatasi Masalah Anak Anda, Penerjemah : Bambang (
Jakarta Gramedia, 1985) hlm 115
12
. Iskarima Ratih, Confident Child : Tips Agar Anak Pemberani dan Percaya Diri,
(Yogyakarta : Safria Insania Press, 2009) hlm 9
perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau hasil muridnya
nilai tes atau angka yang diberikan oleh guru. Menurut Anni prestasi belajar adalah
belajar adalah hasil baik yang diperoleh setiap siswa yang telah mengikuti
pembelajaran dalam kurun waktu tertentu seperti satu semester. Oleh karenanya hal
yang perlu diingat ialah bahwa kata prestasi selalu identik dengan angka dan nilai
yang baik dan fantastis. Maka dapat pula ditarik kesimpulan bahwa setiap prestasi
belajar sudah tentu hasil belajar, namun hasil belajar belum tentu akan menjadi
prestasi belajar.
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern bersumber pada diri siswa yang meliputi kecerdasan atau intelegensi,
13
. Ardi Al-Maqassary, Pengertian Prestasi Belajar, tersedia pada laman www.e-
jurnal.com/2014/03/pengertian-prestasi -belajar.html, diakses pada tanggal 3-4-2017, pukul 23:14
faktor ekstern berasal dari luar diri siswa yang meliputi lingkungan keluarga,
Jadi hal-hal di atas ialah penyebab rendahnya tingkat prestasi belajar siswa
yang secara garis besar dapat tergolong menjadi dua yaitu intern dan ekstern. Namun
dalam penulisan ini penulis hendak mengungkapkan faktor lain yang dapat
seorang siswa. Ada dua macam pendekatan yang amat populer dalam mengevaluasi
14
. Slameto, Op.Cit.,hlm 54
1.Norm-referencing atau Norm-referenced assessment
2.Criterion-referenced assessment15
peserta didik di ukur dengan cara membandingkannya dengan prestasi yang dicapai
dengan pelbagai perilaku ranah yang telah ditetapkan secara baik sebagai patokan
absolut.
ada dua macam bentuk evaluasi prestasi belajar yaitu yang pertama dengan
menggunakan acuan prestasi belajar yang cenderung tidak tetap dan yang kedua ialah
usaha sadar dan terencana untuk menyiapkan siswa dalam meyakini, memahami,
15
. Muhibbin Syah, Psikologi Belajar, (Jakarta : Rajawali Pers),2013,hlm 216
dan/atau latihan.16 Sejalan dengan hal tersebut menurut Jalaludin dikutip oleh Herman
Zaini dan Muhtarom, pendidikan Islam yaitu usaha untuk membimbing dan
mengembangkan potensi manusia secara optimal agar dapat menjadi pengabdi Allah
yang setia berdasarkan dan dengan pertimbangan latar belakang perbedaan individu,
dilakukan oleh pendidik, yang meliputi proses perubahan sikap dan tingkah laku serta
kognitif peserta didik, baik secara kelompok maupun individual, ke arah kedewesaan
diharapkan peserta didik mampu memfungsikan dirinya sebagai abd maupun khalifah
kehidupannya sesuai dengan cita-cita Islam, karena nilai-nilai Islam telah menjiwai
Islam adalah sebagai sebuah usaha dan cara kerja yang paling sedikit memiliki tiga
16
. Nazarudin Rahman, Manajemen Pembelajaran, (Yogyakarta : Pustaka Felicha), 2013, hlm
8
17
. Herman Zaini dan Muhtarom, Op.Cit., hlm 78
18
. Rusmaini, Op.Cit.,, hlm 6
19
Rusmaini, Ibid., hlm 7
20
. Rusmaini, Ibid., hlm 6
karakter . Pertama pendidikan Islam memiliki karakter penekanan pada pencarian
ilmu pengetahuan, penguasaan dan pengembangan atas dasar ibadah kepada Allah
SWT., . Kedua pendidikan Islam merupakan sebuah pengakuan akan potensi dan
pendidikan Islam merupakan sebuah pengamalan ilmu atas dasar tanggung jawab
disimpulkan bahwa pendidikan agama Islam adalah sebuah usaha sadar seseorang
Islam, dengan cara bimbingan yakni berkelanjtan atau terus menerus kepada peserta
didik, sehingga hasilnya ialah dapat membentuk manusia yang berkarakter Islami,
yakni sebagai hamba Allah yang senantiasa mengabdi kepada Allah melaksanakan
segala bentuk ibadah dan menjalankan perintah serta menjadi khalifah di muka bumi
yang dapat menjalankan fungsinya menjaga bumi ini serta berhubungan dengan alam
menurut Abdul Fatah Jalal membagi sumber pendidikan Islam kepada dua macam,
yaitu (1) Sumber Ilahi, yang meliputi Al-Qur’an, Hadits, dan alam semesta sebagai
ayat kauniah yang perlu ditafsirkan kembali (2) sumber insaniah, yaitu lewat proses
ijtihad manusia dari fenomenayang muncul dan dari kajian lebih lanjut terhadap
21
. Ali Murtopo, Op.Cit., hlm 10
sumber Ilahi yang masih bersifat global.22 Sementara Zakiah Derajat mengemukakan
bahwa landasan pendidikan Islam adalah : Al-Qur’an, As-Sunah, dan Ijtihad.23 Hery
Noer Ali, mengemukakan yang menjadi landasan pendidikan Islam adalah Al-Qur’an,
garis besar dapat dibagi menjadi dua, yaitu dalil Naqli dan dalil Aqli. Dalil Naqlinya
ialah Al-Qur’an dan Al-Hadits. Sedangkan dalil Aqlinya adalah Ijtihad yang terdiri
manusia yang meliputi seluruh aspek kehidupan manusia dan bersifat universal.25
Oleh karena itu, Kitab Al-Qur’an dijadikan sebagai dasar atau landasan dalam
yang dikutip oleh Rusmaini merupakan jalan atau cara yang dicontohkan Nabi
Contoh yang diberikan oleh Rasulullah dapat dibagi kepada tiga bagian, (1). Hadits
Qauliyah, yaitu berisi ucapan pernyataan, dan persetujuan Nabi Muhammad SAW.,
22
. Rusmaini, Op.Cit., hlm 17
23
. Rusmaini, Ibid ., hlm 18
24
Rusmaini, Ibid .,hlm 18
25
. Rusmaini, Ibid.,. hlm 18
(2) Hadits Fi’liyah yaitu berisi tindakan dan perbuatan yang pernah dilakukan nabi.
(3)Hadits Taqrirriyah, yaitu yang merupakan persetujuan nabi atas tindakan dan
istilah para fuqaha, yaitu berpikir dengan menggunakan ilmu yang dimiliki oleh
ilmua syari’ah Islam untuk menetapkan sesuatu hukum syari’at Islam dalam hal yang
ternyata belum ditegaskan oleh Al-Qur’n dan Hadits27. Jadi ijtihad merupakan hukum
dalam Islam ketika tidak ada hukum dalam kedua sumber hukum sebelumnya yakni
ijtihad ialah hukum atau sumber hukum dalam Islam. Oleh karena itu di dalam
pendidikan agama Islam ketiganya dijadikan landasan atau dasar pendidikan agama
Islam.
oleh Abdullah Idi menyatakan bahwa rumusan tujuan pendidikan Islam adalah
yang mampu mengabdikan dirinya kepada sang Khalik dengan sikap dan kepribadian
bulat menyerahkan diri kepada-Nya dalam segala aspek kehidupan dalam rangka
mencari keridhoan-Nya.28 Menurut Zakiah Dejarat dikutip oleh Herman Zaini dan
Muhtarom tujuan pendidikan Islam adalah untuk membentuk manusia yang beriman
26
. Rusmaini, Ibid., hlm 20
27
. Ibid, Rusmaini ,hlm 21
28
. Abdullah Idi, Pengembangan Kurikulum, (Jakarta :Raja Grafindo), 2016, hlm 41
bertaqwa kepada Allah SWT., selama hidupnya dan matinya pun tetap dalam keadaan
muslim29. Menurut Akmal Hawi tujuan pendidikan Islam itu adalah untuk
membentuk manusia yang mengabdi kepada Allah, cerdas, terampil, berbudi pekerti
yang luhur, bertanggung jawab terhadap dirinya dan masyarakat guna terciptanya
paling utama adalah beribadah dan bertaqarrub kepada Allah dan kesempurnaan
insani yang tujuannya untuk kebahagiaan di dunia dan akhirat 31.Abdurrahman Saleh
dan pengamalan siswa terhadap ajaran agama Islam sehingga menjadi manusia
muslim yang bertaqwa kepada Allah SWT., serta berakhlak mulia dalam kehidupan
membentuk manusia muslim yang dekat dengan Allah dalam artian beriman dan
29
. Herman Zaini dan Muhtarom, Op.Cit., hlm 83
30
. Herman zaini dan Muhtarom, Ibid., hlm 83
31
. Rusmaini, Op.Cit., hlm 22
32
. Rusmaini, Ibid.,hlm 22
33
. Nazarudin Rahman, Op.Cit., hlm 9
bertaqwa kepada Allah serta memiliki Akhlak yang mulia yang didalamnya terdapat
keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah SWT., yang telah
anak yang memiliki bakat khusus di bidang agama agar bakat tersebut dapat
negatif dari lingkungannya atau dari budaya lain yang dapat membahayakan
seutuhnya.
e. Penyesuaian : Fungsi PAI sebagai penyesuaian adalah untuk menyesuaikan
f. Sumber Nilai : Fungsi PAI sebagai sumber nilai adalah memberikan pedoman
agama sangat perlu dalam kehidupan manusia, baik bagi orang tua maupun anak-
anak. Khususnya bagi anak-anak, agama merupakan bibit terbaik yang diperlukan
agama di waktu kecilnya, tidak akan merasakan kebutuhan terhadap agama setelah
dewasa nanti. Sehingga disimpulkan oleh Herman Zaini dan Muhtarom bahwa fungsi
pendidikan agama Islam adalah untuk membimbing manusia dalam mencapai tujuan
hidupnya di dunia.35
agama Islam dapat dikatakan berfungsi sebagai wadah atau sarana manusia untuk
memahami Islam atau dengan kata lain wadah untuk membimbing manusia muslim
34
. Nazarudin Rahman, Ibid., hal 14
35
. Herman Zaini dan Muhtarom , Op.Cit.,hlm 88