Pendahuluan
non formal, dan informal di kampus, dan di luar kampus yang seumur hidup yang
2003 pasal 1 ayat (2), disebutkan bahwa suatu Pendidikan Nasional adalah
bangsa, yang berakar pada masyarakat bangsa Indonesia. Dengan dimikian jelas
nasional.2
bahkan semua itu merupakan hak semua warga Negara, bernaan dengan ini, di
1
Redja Mudiyaharjo, Pengantar Pendidikan: Sebuah studi awal tentang dasar-dassar pendidikan
pada umumnya dan pendidikan di Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2002. Hlm. 11.
2
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. 2005. Hlm. 174.
dalam UUD 45 Pasal 31 ayat (1) secara tegas disebutkan bahwa: “Tiap-tiap warga
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berkhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
segala usaha orang dewasa dalam pergaulan denan mahasiswa untuk memimpin
SWT, berfirman:
وهللا أخرجكم من بطون أ ّمهاتكم التعلمون شيئا وجعل لكم السّمع و األبصار واألفئدة لعلّكم تشكرون
)78.16 :(النحل
Artinya: Dan Allah mengelurkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan
Tidak semua tugas mendidik dapat dilaksanakan oleh orang tua dalam
keluarga terutama dalam hal ilmu pengetahuan dan berbagai macam ilmu
pengetahuan. Oleh karena itu dikirimlah anak ke sekolah. Dengan masuknya anak
kedua lingkungan itu terdapat objek dan tujuan yang sama, yakni mendidik anak.6
Agama sebagai dasar pijakan umat manusia memiliki peran yang sangat
besar dalam proses kehidupan manusia. Agama telah mengatur pola hidup
sesamanya. Untuk itu sebagai benteng pertahanan diri anak didik dalam
agama yang kuat dalam diri anak, sehingga dengan pendidikan agama ini, pola
hidup anak akan terkontrol oleh rambu-rambu yang telah digariskan agama dan
mental.
berlangsung bertahap. Oleh karena suatu pematangan yang bertitik akhir pada
berlangsung melalui proses demi proses ke arah tujuan akhir perkembangan atau
pertumbuhannya.7
agama Islam terhadap pembentukan akhlak anak didik di MIM Tanjung Qencono.
6
DR. Zakiah Daradjat, dkk, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Bumi Aksara, 1992. Hlm. 76.
7
Prof. H. M. Arifin, M.Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Bina Aksara, 1987. Hlm. 10.
Judul tersebut penulis pilih atas dasar pertimbangan sebagai berikut:
anak dan masa pertumbuhannya, sehingga akhlak itu menjadi salah satu
kemampuan jiwa.
2. Akhlak merupakan misi yang dibawa Nabi Muhammad SAW ketika diutus
sebagai Rosulullah.
1. Pembatasan Masalah
b) Akhlak yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah kepribadian dan tingkah
2. Perumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
a) Peneliti sebagai syarat dalam menyelesaikan ujian akhir semester (UAS) semester
METRO
c) Hasil penelitian ini dapat dijadikan informasi bagi para pendidik dalam
mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi peranan terhadap akhlak anak
KAJIAN PUSTAKA
A. Kerangka Teori
berasal dari kata didik dengan memberinya awalan “pe” dan akiran “kan”
mengandung arti perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Istilah pendidikan ini
semula berasal dari bahasa Yunani, yaitu paedagogie, yang berartikan bimbingan
yang diberkan kepada anak. Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa
bahasa Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan tarbiyah, yang berarti
pendidikan.8
menuntun kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai
8
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004. Hlm. 1.
9
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1981. Hlm.
19.
manusia dan sebagai anggota masyarakat dapatlah mencapai keselamatan dan
Dari semua defiisi itu, dapat disimpulan bahwa pendidikan adalah sebuah
kegiatan yang dilakukan dengan sengaja dan terencana yang dilaksanakan oleh
orang dewasa yang memiliki ilmu dan keterampilan kepada anak didik, demi
Singkat dan tegas dasar pendidikan Islam ialah firman Allah dan sunnah
dihadapkan pada hal-hal yang membuat hatinya tidak tenang dan tidak tentram
10
Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. 2005. Hlm. 4.
11
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia. 1998. Hlm. 11.
12
Drs. Ahmad D. Marimba, Metodik khusus Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1981. Hlm. 41.
13
Abdul Majid, A.Ag, et.ol, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, Bandung: PT Remaja
Rosdakarta. 2004. Hlm. 133.
Berbicara pendidikan agama Islam, baik makna maupn tujuannya haruslah
mengacu kepada penananman hilai Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika
sosial dan moralitas sosial. Pendidikan agama Islam di sekolah bertujuan untuk
agama Islam sehingga menjadi manusia Muslim yang terus berkembang dalam hal
2. Hakekat Akhlak
a) Pengertian Akhlak
bahasa Arab jama’ dari mufradnya “khuluq” yang menurut bahasa Indonesia
diartikan: budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat. Kalimat tersebut
erat hubungan “Khaliq” yang berarti Pencipta dan “makhluq” yang berarti
diciptakan.15
Baik kata akhlaq atau khuluq kedua-duanya dapat dijumpai di dalam Al-
14
Ibid, Hlm. 135.
15
Zahruddin AR, Pengatar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT Grafindo Persada. 2004. Hlm. 1.
16
Al-Qur’an Al-Karim.
Sedangkan menurut pendekatan secara terminologi, berikut ini beberapa
1. Ibn Miskawaih
dahulu.17
2. Imam Al-Ghazali
Akhlak adalah suatu sikap yang mengakar dalam jiwa yang darinya lahir
berbagai perbutan dengan mudah dan gampang, tanpa perlu kepada pikiran dan
pertimbangan. Jika sikap itu yang darinya lahir perbuatan yang baik dan terpuji,
baik dari segi akal dan syara’ maka ia disebut akhlak yang baik. Dan jika lahir
darinya perbutan tercela, maka sikap tersebut disebut akhlak yang buruk.18
sebagaimana tersebut di atas tidak ada yang saling bertenganan, melaikan salaing
melengkapi, yaitu sifat yang tertananm kuat dalam jiwa yang nampak dalam
1. Sumber Akhlak
kepercayaan terhadap Allah, maka tentunya sesuai pula dengan dasar dari pada
17
Zahruddin AR, Pengatar Ilmu Akhlak, Jakarta: PT Grafindo Persada. 2004. Hlm. 4
18
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. MitraCahaya Utama. 2005. Hlm. 29.
agama itu sendiri. Dengan demikian, dasar atau sumber pokok dari akhlak adalah
Al-Qur’an dan Al-Hadits yang merupakan sumber utama dari agama itu sendiri.19
Pribadi Nabi Muhammad SAW adalah contoh yang paling tepat untuk
keseharian.
2. Macam-macam Akhlak
a) Akhlak Al-Karimah
jumlahnya, namun dilihat dari segi hubungan manusia dengan Tuhan dan manusia
dengan manusia, akhlak yang mulia itu dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:
Aklak terhadap Allah adalah pengakuan dan kesadaran bahwa tiada Tuhan
selain Allah. Dia memiliki sifat-sifat terpuji demikian agung sifat itu, yang
bahwa dirinya itu sebagai ciptaan dan amanah Allah yang harus
minuman yang beralkohol, menjaga kesucian jiwa, hidup sederhana serta jujur
19
Drs. H. A. Mustofa, Akhlak Tasawuf, Bandung: CV Pustaka Setia. 1997. Hlm. 149.
3. Akhlak Terhadap Sesama Manusia
fingsional dan optimal banyak bergantung pada orang lain, untuk itu ia perlu
menganjurkan berakhlak yang baik kepada saudara, karena ia berjasa dalam iut
serta mendewasakan kita dan merupakan orang yang paling dekat dengan kita.
b) Akhlak Al-Mazmumah
dari akhlak yang baik sebagaimana tertulis di atas. Dalam ajaran Islam tetap
membicarakan secara terperinci dengan tujuan agar dapat dipahami dengan benar,
tercela, di antaranya:
1. Berbohong
melebihi orang lain. Pendek katanya yaitu merasa dirinya lebih hebat.
3. Dengki
20
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. MitraCahaya Utama. 2005. Hlm. 49-57.
Dengki adalah rasa atau sikap tidak sengan atas kenikmatan yang
Bakhil atau kikir adalah sifat sukar mengurangi sebagian dari apa yang
c) Tujuan Akhlak
manusia yang bermoral baik, keras kemauan, sopan dalam berbicara dan perbutan,
mulia dalam tingkah laku perangai, bersifat bijasana, sempuna, sopan dan
beradab, ikhlas, jujur serta suci. Dengan kata lain pendidikan akhlak bertujuan
tujuan berakhlak adalah hubungan umat islam dengan Allah SWT dan sesama
makhluk dan juga alam sekitar, hendak menciptakan manusia sebagai makhluk
21
Ibid, hlm. 57-59.
22
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004. Hlm. 115.
23
Drs. Barnawie Umary, Materi Akhlak, Solo: CV Ramadhani. 1988. Hlm. 2.
B. Kerangka Berpikir
intelektual saja, tapi juga generasi yang mempunyai akhlakul karimah serta santun
Muslim.
anak didinya untuk menjadi bagian dari Sumber Daya Manusia yang unggul di
sempurna.
C. Hipotesa Penelitian
berikut:
Ho: Tidak ada perbedaan akhlak siswa antara yang memperoleh nilai
tinggi dalam pelajaran agama dengan siswa yang memperoleh nilai rendah.
Ha: Siswa yang memperoleh nilai tinggi dalam pelajaran agama memiliki
akhlak yang lebih baik jika dibandingkan dari siswa yang memperoleh nilai
rendah.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitaan
gambaran yang jelas mengenai permasalahan yang terkait dengan isi proposal
skripsi ini. analitis dipakai agar penulis dapat menyusun proposal skripsi ini
dalam bentuk yang sistematis sehingga mengena pada inti permasalahan dan
1. Populasi
2. Sampel Penelitian
teknik random sampling, yakni pengambilan secara acak dari jumlah populasi.
(field research), yaitu suatu penelitian yang dilakukan dengan terjun langsung ke
1. Observasi
24
Herman Resito, Pengantar Metodologi Penelitian, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 1992.
Hlm. 49.
25
Nana Sudjana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru. 1989.
Hlm. 84.
mengadakan pengamatan dengan mencatat data atau informasi yang diperlukan
2. Dokumentasi
Suatu usaha aktif baik suatu badan atau lembaga dengan menyajikan hasil
didirikannya MIM Tanjung Qencono, keadaan sarana dan prasarana dan juga
3. Angket
yang diperlukan secara langsung. Angket diberikan kepada siswa untuk diisi
agama Islam terhadap pembentukan akhlak siswa. Angket yang digunakan penulis
adalah angket tertutup yang berisi pertanyaan yang disertai jawaban terikat pada
1. Editing
para responden. Jadi setelah angket dan tes diisi oleh responden dan diserahkan
kembali kepada penulis, kemudian penulis memeriksa satu per satu angket dan tes
tersebut. Bila ada jawabanyang diragukan atau tidak dijawab maka penulis
kesalahan atau kekurangan yang ada pada daftar pertanyaan yang diselesaikan.
2. Tabulating
jawaban yang terdapat dalam angket dan telah dikelompokan ke dalam bentuk
bable frekuensi.
DAFTAR PUSTAKA
Ma’arif. 1981.
Al-Qur’an Al-Karim.
Dra. Hj. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, Bandung: CV. Pustaka Setia. 1998.
Drs. Ahmad D. Marimba, Metodik khusus Islam, Bandung: PT. Al-Ma’arif. 1981.
2005.
Majid, Abdul, A.Ag, et.ol, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi,
Prof. DR. H. Ramayulis, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia. 2004.
Prof. Dr. H. Moh. Ardani, Akhlak Tasawuf, Jakarta: PT. MitraCahaya Utama.
2005.
Utama. 1992.
Sudjana, Nana dan Ibrahim, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar
Baru. 1989.