GLAUKOMA
DEFINISI
Glaukoma adalah penyakit mata yang ditandai ekskavasi glaukomatosa, neuropati saraf optik,
dan gangguan lapangan pandang yang khas; terutama disebabkan oleh peningkatan tekanan
intraokular.
Glaucoma is an optic neuropathy in which the axons of the optic nerve die and the plates of lamina
cribosa collapse, leading to loss of optic-nerve tissue excavation, or ‘cupping’, of the
ophtalmoscopically visible optic-nerve head.
Common feature: gradual loss of optic nerve tissue (referred as ‘silent thief of sight’).
KLASIFIKASI
o Berdasarkan patofisiologi:
A. Glaukoma sudut tertutup (closed angle glaucoma; acute congestive glaucoma): kanal
drainase normal pada mata tertutup secara fisik.
B. Glaukoma sudut terbuka (open angle glaucoma; chronic simple glaucoma): sistem
drainase tetap terbuka.
C. Glaukoma kongenital: glaukoma yang ditemukan pada saat kelahiran atau segera
setelah kelahiran, umumnya disebabkan oleh sistem drainase yang tidak berfungsi
dengan baik. Akibat tekanan bola mata yang tinggi, terdapat pembesaran mata bayi,
mata berair dan berkabut, serta fotosensitif.
D. Glaukoma absolut (absolute glaucoma): keadaan terakhir dari suatu glaukoma,
ditandai dengan kebutaan total dan nyeri bola mata.
1
Michaela Arshanty L 2008
- Umumnya perlu pengobatan seumur hidup untuk menurunkan tekanan dalam mata
dan mencegah kerusakan.
Glaukoma sudut terbuka sekunder (secondary open-angle glaucoma)
Glaukoma sudut tertutup primer (primary angle closure glaucoma)
Glaukoma sudut tertutup sekunder (secondary angle closure glaucoma)
EPIDEMIOLOGI
o Glaukoma adalah penyebab kebutaan nomor dua pada negara berkembang setelah katarak.
o Di negara maju, glaukoma merupakan penyebab gangguan penglihatan dan kebutaan
tersering ketiga setelah katarak dan degenerasi makular.
o Lebih dari 90% kasus glaukoma merupakan POAG.
Prevalensi 3-4 kali lebih tinggi pada orang kulit hitam dibanding Kaukasia.
2
Michaela Arshanty L 2008
o Glaukoma sudut tertutup akut (acute angle-closure glaucoma) merupakan kasus gawat
darurat; sering dibahas secara khusus karena gejala yang akut dan perlunya tatalaksana
segera.
Lebih sering pada orang Eskimo dan Asia.
Lebih sering pada wanita karena bilik mata anterior lebih kecil.
Paling banyak ditemui pada usia 60 dan 70-an.
o Aqueous humor diproduksi oleh prosesus siliaris dan disekresikan ke bilik mata posterior
(posterior chamber).
3
Michaela Arshanty L 2008
o Dengan kecepatan produksi 2-6 µL/menit dan volume total bilik mata anterior dan bilik
mata posterior 0,2-0,4 mL, sekitar 1-2% aqueous humor diganti setiap menitnya.
o Aqueous humor melewati pupil menuju ke bilik mata anterior (anterior chamber). Untuk
sampai ke bilik mata anterior, aqueous humor harus melewati ruang sempit antara iris dan
lensa. Iris terletak mendatar pada permukaan anterior lensa sehingga sulit dilewati cairan;
hal ini merupakan suatu resistensi yang fisiologis (pupillary physiologic resistance)
[resistemsi pertama]. Aqueous humor harus berada pada tekanan yang cukup sehingga
dapat melewati resistensi ini; oleh karena itu, aliran aqueous humor ke bilik mata anterior
bersifat pulsatile (tidak terus-menerus).
a) Sistem drainase aqueous humor dari bilik mata anterior melalui 2 saluran:
a) Trabecular meshwork (85%) ke kanalis Schlemm ke plexus vena episklera.
b) Sistem vaskular uveosklera (15%) ke vena.
4
Michaela Arshanty L 2008
5
Michaela Arshanty L 2008
o Glaukoma sudut tertutup dapat terjadi secara akut dan menimbulkan gejala dramatis yang
perlu segera ditangani. Glaukoma akut ini umumnya terjadi pada mata yang sudut bilik
anteriornya memang sempit dari pembawaannya. Adanya faktor pencetus (seperti
peningkatan TIO, dilatasi pupil) menyebabkan penutupan mendadak sudut bilik mata
anterior. Pada dilatasi pupil, iris bagian tepi akan menebal dan dapat menutup sudut bilik
anterior yang memang sempit; hal ini dapat terjadi pada penggunaan midriatikum
(mydriatic glaucoma).
PATOFISIOLOGI
Peningkatan TIO yang tinggi secara mendadak menyebabkan edema (kongesti) kornea, sehingga
terjadi pandangan yang kabur dan halo di sekitar objek.
MANIFESTASI
Dapat terjadi secara akut, subakut, dan kronik.
6
Michaela Arshanty L 2008
7
Michaela Arshanty L 2008
PATOFISIOLOGI
8
Michaela Arshanty L 2008
o Penyebab pasti neuropati optik pada glaukoma sudut terbuka primer belum diketahui
(hanya diketahui faktor risiko-nya). TIO yang tinggi merupakan faktor risiko yang paling
banyak dipelajari karena faktor risiko ini dapat dimodifikasi secara klinis. Namun,
mekanisme kerusakan saraf optik akibat peningkatan TIO belum diketahui. Hipotesis:
1. Teori mekanis menyatakan bahwa tingginya TIO menyebabkan perubahan morfologis
pada saraf optik sehingga terjadi kerusakan akson dan sel ganglion.
2. Teori vaskular menyatakan bahwa tingginya TIO menyebabkan gangguan peredaran
darah ke saraf optik sehingga terjadi iskemia dan kerusakan.
Karena saraf optik tidak dapat beregenerasi, maka kerusakan saraf optik dapat
menyebabkan penurunan/hilangnya penglihatan permanen.
MANIFESTASI
Glaukoma sudut terbuka primer (PALING SERING)
9
Michaela Arshanty L 2008
Proses neuropati optik terjadi perlahan secara gradual (bulan-tahun) sehingga tidak
bergejala sampai tahap akhir. Pengaruh terhadap penglihatan baru mulai tampak jika
telah terjadi kerusakan sarf optik sebesar 30%.
Meskipun umumnya terjadi bilateral, tapi progresivitas sering terjadi asimetris.
Manifestasi:
- Asimptomatis: pada tahap awal tidak terdapat kelainan dari luar, tidak ada kelainan
lapangan pandang, dan tidak ada kelainan tajam penglihatan.
- Pada tahap lebih lanjut, dapat terjadi gangguan lapangan pandang. Tahap: skotoma
parasentral (terutama bagian nasal superior) kerusakan lapang pandang perifer
kerusakan lapang pandang sentral; dapat tersisa suatu lapang pandang berupa
pulau kecil di bagian tengah (tunnel vision) kebutaan, Defek umumnya lebih berat
pada 1 lapangan pandang dibanding yang lain.
- Umumnya pasien tidak menyadari adanya gangguan lapangan pandang karena
persarafan mata yang tumpang-tindih pada mata kanan dan kiri. Umumnya disuspek
pada pemeriksaan mata rutin.
Temuan hasil pemeriksaan:
- Pengukuran TIO: sebagian besar pasien memiliki TIO yang tinggi (>21 mmHg).
Ditemukan fluktuasi diurnal TIO sebesar ±5 mmHg pada 90% pasien (ditemukan
pada 30% orang normal); oleh karena itu diperlukan pemeriksaan berulang dalam
waktu yang berbeda (phasing).
- Gonioskopi: sudut terlihat normal, terbuka, tidak terdapat sinekia anterior.
- Funduskopi: ekskavasio (cupping = absolute increase or an asymmetry between two eyes of
the ratio of the diameter of the optic cup to the diameter of the whole optic disc ); umumnya
ratio C/D meningkat >0,6.
- Pemeriksaan lapangan pandang: abnormal.
C. GLAUKOMA KONGENITAL
10
Michaela Arshanty L 2008
o Jarang terjadi.
o Dibagi menjadi (1) glaukoma kongenital primer (abnormalitas perkembangan hanya
terbatas [ada susut bilik anterior); (2) anomali perkembangan segmen anterior
(perkembangan kornea dan iris juga terganggu); dan (3) keadaan-keadaan lain seperti
aniridia Lowe’s syndrome, rubella kongenital (kelainan perkembangan sudut bilik
anterior disertai abnormalitas ocular dan ekstra-okular).
o Manifestasi paling awal dan paling sering adalah epiphora (watering of the eyes); gejala
lain berupa fotofobia.
o Cardinal sign: peningkatan TIO
o Cupping merupakan perubahan awal dan paling penting. Tanda lanjut: peningkatan
diameter kornea, edema epitel, robekan membran descement, bilik mata depan dalam
(akibat pembesaran segmen anterior mata), edema dan opasitas kornea.
D. GLAUKOMA ABSOLUT
Glaukoma absolut adalah stadium akhir semua
jenis glaukoma disertai kebutaan total. Apabila terdapat nyeri tidak tertahankan, dapat
dilakukan cyclocryo therapy. Seringkali enukleasi merupakan tindakan yang paling efektif.
Apabila tidak ada nyeri, tidak perlu diterapi.
DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
a) Pasien dengan glaukoma sudut tertutup saat serangan akut memberi kesan seperti
orang sakit berat dan kelihatan payah; umumnya diantar oleh orang lain atau dipapah.
Penderita sendiri memegang kepalanya karena sakit. Hal ini sering mengelabui dokter;
sering diduga penyakit sistemik.
Pada pasien ini, tanyakan:
- Sejak kapan terjadi gejala?
- Apakah pernah/sering mengalami gejala seperti itu?
- Apakah sedang mengalami penyakit mata?
- Apakah menderita myopia?
- Apakah memakai obat tetes midriatikum atau salep adrenergik/antikolinergik?
- Apakah mengkonsumsi obat tertentu?
- Apakah sebelumnya mengalami trauma mata/kepala atau menjalani bedah
mata?
11
Michaela Arshanty L 2008
b) Pasien dengan glaukoma sudut terbuka primer umumnya datang dengan keluhan
gangguan lapangan pandang.
Pada pasien ini, tanyakan:
- Riwayat mata: adakah gejala nyeri di mata, merah, halo berwarna, sakit kepala?
- Riwayat penyakit mata: uveitis, retinopati diabetik, oklusi vaskular?
- Riwayat operasi mata?
- Riwayat trauma pada mata atau kepala?
- Riwayat penyakit medis (terutama DM, migraine, hipertensi, vasospasme)?
- Penggunaan obat, terutama medikasi anti-hipertensi (dapat menyebabkan
fluktuasi TIO atau kortikosteroid topikal/sistemik?
- Riwayat keluarga (Apakah ada yang menderita kebutaan akibat glaukoma atau
penyakit mata lain? Anggota keluarga yang mana? Apakah mereka dalam
pengobatan? Apakah mereka memerlukan terapi bedah)?
- Apakah menderita obesitas, merokok, mengkonsumsi alkohol, riwayat stress dan
cemas?
2. PEMERIKSAAN FISIK
a) Tanda-tanda vital: normal
b) Inspeksi dan palpasi mata (hasil lihat di tabel bawah)
Jika bola mata dapat ditekan ‘masuk (indent)’ dan berfluktuasi saat ditekan TIO
<20 mmHg.
Jika bola mata teraba sangat keras 60-70 mmHg.
12
Michaela Arshanty L 2008
o An anterior chamber that is less than 3 times as deep as the thickness of the kornea in
the center with a peripheral depth less than the thickness of the cornea suggests a
narrow angle.
o Adanya glaukomflecken (small anterior subcapsular lens opacities) dan atrofi stroma
iris menandakan adanya serangan glaukoma sebelumnya.
o Periksa kedua mata dan bandingkan.
13
Michaela Arshanty L 2008
14
Michaela Arshanty L 2008
15
Michaela Arshanty L 2008
3. PEMERIKSAAN PENUNJANG
o Umumnya tidak diperlukan, kecuali untuk menyingkirkan penyakit lain.
o Dapat digunakan ultrasound biomicroscopy (UBM) untuk memvisualisasi sudut dan
struktur sekitarnya.
o Anterior segment optical coherence tomography (OCT) untuk melihat sudut dan struktur
mata anterior.
Diagnosis glaukoma sudut terbuka primer/kronik dapat ditegakan jika terdapat 2 dari 3
parameter berikut: abnormalitas diskus optik, gangguan lapangan pandang, dan
peningkatan TIO.
Diagnosis glaukoma sudut tertutup akut dapat ditegakan berdasarkan adanya gangguan
penglihatan disertai nyeri, mid-dilated pupil yang tidak reaktif, dan TIO yang tinggi.
16
Michaela Arshanty L 2008
DIAGNOSIS BANDING
DIAGNOSIS BANDING
Glaukoma sudut tertutup akut 1. Iritis akut - Terdapat fotofobia, injeksi
siliar dalam dan flare and
cells pada bilik mata anterior.
- TIO tidak tinggi; kornea tidak
edema.
- Pupil miosis.
2. Konjungtivitis akut - Terdapat discharge dari mata.
- Tidak terdapat nyeri dan
gangguan penglihatan.
- inflamasi berat; ada injeksi
siliar.
- Kornea jernih, TIO normal,
respon pupil normal.
3. Glaukoma sudut - Diketahui penyebab
tertutup sekunder primernya dari pemeriksaan.
Glaukoma sudut terbuka 1. Hipertensi okular - Nervus optik dan lapangan
primer pandang normal.
17
Michaela Arshanty L 2008
TATALAKSANA
A. Tatalaksana glaukoma sudut tertutup akut
o Merupakan kasus gawat darurat!
o Tujuan: menurunkan TIO.
Terapi segera (immediate treatment):
18
Michaela Arshanty L 2008
19
Michaela Arshanty L 2008
Terapi medikamentosa
Merupakan terapi lini pertama; jika tidak terdapat kondisi ekstrem (seperti TIO
>40 mmHg), terapi dimulai dengan 1 jenis obat (monoterapi). Obat-obat yang dapat
dipakai:
20
Michaela Arshanty L 2008
Terapi bedah:
Argon Laser Trabeculoplasty (ALT)
Selective Laser Trabeculoplasty (SLT)
Guarded filtration Surgery
PROGNOSIS
o Glaukoma sudut terbuka yang tidak diterapi secara perlahan akan berkembang menjadi
kebutaan total. Jika diterapi dengan baik pada pasien dengan kerusakan neuron optik yang
belum luas, prognosis baik.
o Glaukoma sudut tertutup akut jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan sinekia
anterior sehingga terjadi oklusi ireversibel yang memerlukan terapi bedah. Kerusakan
nervus optik sering terjadi. s
o Glaukoma kongenital: jika tidak segera ditangani dapat menyebabkan kebutaan. Meskipun
TIO dapat dikontrol dengan baik, sekitar 50% anak tidak dapat mencapai penglihatan lebih
baik dari 20/50.
21