Anda di halaman 1dari 10

KUNJUNGAN LAPANGAN PUSKESMAS/KLINIK

DAERAH PESISIR

OLEH :
NURSHADRINA HENDRAKARAMINA
H1A012044

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK

BAGIAN ILMU MUATAN LOKAL

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NTB

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

2016
1. Fasilitas khusus untuk penanganan awal dan evakuasi korban kecelakaan di pesisir
pantai dan laut yang dimiliki oleh puskesmas Pemenang dan Nipah :
1.1 Obat-obatan
 Epinefrin
 Diphenhidramin
 Aminophilin
 Furosemide

1.2 Peralatan
 Amubag
 Oksigen
 Spuit
 Kanul oksigen + sungkup
 Endotrakeal tube
 Handscoon
 Infus set
 Minor set
 suction

1.3 Alat transportasi khusus


 Ambulance darat (mobil)
2. Prosedur rujukan pasien/korban kecelakaan di pesisir pantai dan laut dari
Puskesmas/Klinik :

2.1 Hal-hal yang dipertimbangkan dalam merujuk korban

2.1.1 Kondisi Pasien

 Pasien perlu dipersiapkan sebelum dirujuk. Keadaan umum pasien diperbaiki, cegah agar
tidak terjadi segala sesuatu yang memperberat kondisi pasien. Pasien diberi infus, obat-
obatan atau tindakan pencegahan bila diperlukan.
 Dokumen pasien dipersiapkan dan berisikan informasi lengkap tentang masalah
kesehatan penderita.
 Dalam keadaan darurat pasien sebaiknya didampingi dokter dalam menuju tempat
rujukan.
 Penentuan tempat rujukan ditetapkan atas pertimbangan jarak (mudah dijangkau),
tersedianya fasilitas dan tenaga yang dapat memenuhi kebutuhan untuk menangani
masalah pasien.
2.1.2 Sosial

 Pasien lokal yang umumnya tinggal di daerah pesisir pantai merupakan masyarakat kelas
menengah ke bawah. Pasien umumnya berobat ke Puskesmas Pemenang atau Nipah.
Sebagian besar pasien menolak untuk dirujuk karena jarak yang cukup jauh serta pada
fasilitas rujukan yang dituju tidak terdapat keluarga pasien.
 Pasien wisatawan umumnya berobat ke klinik swasta yang berada di daerah pantai.
Pasien ini umumnya memiliki asuransi tersendiri untuk pengobatan dan perujukannya.
2.1.3 Ekonomi

2.2 Alur Rujukan

Pustu / Klinik Gili Kantor Kesehatan Puskesmas


Pelabuhan Pemenang / Nipah

RSUD KLU

RSUD Provinsi
NTB
2.3 Aspek Administratif dalam Merujuk Pasien

Prosedur Administratif sebagai Prosedur Standar merujuk pasien ialah :

1. Dilakukan setelah pasien diberikan tindakan pra-rujukan.


2. Membuat catatan rekam medis pasien.
3. Memberikan Informed Consernt (persetujuan/penolakan rujukan)
4. Membuat surat rujukan pasien rangkap 2. Lembar pertama dikirim ke tempat rujukan
bersama pasien yang bersangkutan. Lembar kedua disimpan sebagai arsip.
5. Mencatat identitas pasien pada buku register rujukan pasien.
6. Menyiapkan sarana transportasi dan sedapat mungkin menjalin komunikasi dengan
tempat tujuan rujukan.
7. Pengiriman pasien ini sebaiknya dilaksanakan setelah diselesaikan administrasi yang
bersangkutan.
Pada Puskesmas Pemenang dan Nipah menerima pembayaran menggunakan kartu BPJS, KIS
dan SKTM sedangkan pada Klinik Swasta menerima hampir seluruh Asuransi Internasional.

3. Kasus kecelakaan di pesisir pantai dan laut

A. PUSKESMAS PEMENANG
1. Kasus kecelakaan laut
- Tenggelam
- Sengatan hewan laut (ubur-ubur)
- Luka karena trauma
2. Seberapa sering kasus didapatkan ?
- Tenggelam tiga kali dalam 1 tahun terakhir
- Sengatan hewan laut dalam 1 tahun terakhir hanya pernah 1 kali kasus yang pernah
ditangani di Puskesmas Pemenang
Sedikitnya kasus sengatan hewan laut yang ditangani oleh dokter di Puskesmas
Pemenang oleh karena masyarakat yang terkena sengatan hewan laut tersebut sudah
mengobati secara mandiri sehingga tidak lagi dibawa ke puskesmas
- Luka karena trauma seperti vulnus laseratum, vulnus appertum yang disebabkan oleh
boat yang pecah terjadi hanya beberapa kali dalam 1 tahun terakhir
3. Kasus apa saja yang tidak dapat ditangani di puskesmas dan harus dirujuk?
- Pasien tenggelam dengan kejang saat snorkling. GCS 4 dan gelisah dan tidak bisa
diajak berbicara. Tekanan darah 70/50 mmHg, nafas dan nadi lemah dan tidak teratur.
Pasien ini setelah ditangani ABC kemudian dilakukan perujukan atas indikasi tidak
memiliki ICU dan peralatan tidak cukup

B. PUSKESMAS NIPAH
1. Kasus kecelakaan laut
- Sengatan ubur-ubur, bulu babi
- Luka tusuk ec mata pancing
- Decompression sickness
- Tenggelam
2. Seberapa sering kasus didapatkan?
- Sengatan ubur-ubur dan bulu babi biasanya cukup sering dan terjadi malam hari
- Luka tususk ec mata pancing juga cukup sering terjadi karena hampir sebagian besar
penduduk sekitar bermata pencaharian sebagai nelayan
- Decompression sickness dalam 4 tahun terakhir ada 3 kasus dan sebagian besar DCS
tipe II seperti hemiplegic, dan sebagainya
- Tenggelam dalam satu tahun terakhir ada 2 kasus dan terjadi dalam kondisi gawat
darurat
3. Kasus yang tidak bisa ditangani di puskesmas
- Decompression sickness tipe 2 seperti pasien sudah hemiplegia
- Luka tusuk ec mata pancing di palpebra superior dirujuk ke RSUD Provinsi karena di
puskesmas tidak tersedia alat
KLINIK SWASTA

1. Fasilitas khusus untuk penanganan awal dan evakuasi korban kecelakaan di pesisir
pantai dan laut yang dimiliki oleh klinik swasta yang berada di Gili Trawangan

1.1 Obat-obatan
Epinefrin, Furosemide, Diphenhidramin, Aminofilin, Kalsium Glukonas, Mannitol,
Lidokain dan obat-obatan simtomatis lainnya seperti analgetik, antibiotik, muscle
relaxant, dll.

Gambar 1.1 Obat-obatan

1.2. Peralatan
Oksigen, Kanul Oksigen, Non Re-Breathing Mask, Ambubag, Minor set, IV line
set, Monitor EKG portabel, Inhaler, Peralatan laboratorium (Darah Lengkap, Urinalisis,
NS-1, dan Malaria)

Gambar 1.2 Ruangan perawatan


Gambar 1.3 Laboratorium Klinis

Gambar 1.4 Monitor EKG Portable

1.2 Alat Transportasi


 Ambulans air
Ambulans air digunakan dalam transportasi pasien antar gili (trawangan, air, dan meno)

Gambar 1.5 Ambulans air


 Alat Transportasi Darat
Meliputi brankar pasien, kursi roda, dan sepeda listrik

Gambar 1.6 Alat Transportasi Darat


 Alat Transportasi Udara
Meliputi helikopter dengan tujuan perujukan tersering ialah RS Sanglah Bali.

Gambar 1.7 Helipad sebagai titik pendaratan helikopter di G. Trawangan


2. Prosedur rujukan pasien/korban kecelakaan di pesisir pantai dan laut dari Klinik
Swasta yang berada di Gili Trawangan
2.1 Hal hal yang dipertimbangkan dalam merujuk korban
Hal hal yang harus dipertimbangkan dalam merujuk korban adalah kondisi umum
pasien, ketersediaan transportasi, dan persetujuan keluarga pasien. Kondisi umum
pasien sebelum dirujuk harus stabil ABCD, kemudian transportasi yang digunakan
harus memadai dari sisi kemanan untuk pasien agar tidak terjadi perburukan kondisi,
minimal alat transportasi air yang memadai misalnya dengan ambulans air dengan
tujuan Pelabuhan Bangsal, dilengkapi dengan obat-obatan emergency di dalam boat,
dan monitor ekg, serta tabung oksigen disertai seorang dokter/perawat yang
mendampingi pasien ke RS swasta Harapan Keluarga dan RSUD Provinsi NTB
sebagai tujuan perujukan paling sering.

Gambar 2.1

Ambulans air dilengkapi


monitor dan oksimeter.

Gambar 2.2

Salah satu fasilitas ambulans air dilengkapi dengan alat


imobilisasi untuk pasien dengan fraktur
2.2 Alur Rujukan
Pasien yang berasal dari Klinik Swasta dibawa dengan piliha transportasi air ataupun
udara dengan tujuan tersering melalui udara adalah RSUD Sanglah Bali ataupun
negara asal dari pasien tersebut (kasus yang pernah ditangani adalah Australia dan
Singapura). Sedangkan daerah tujuan rujukan dengna menggunakan metode
transportasi adarat adalah RS Harapan Keluarga dan RSUD Provinsi NTB.
2.3 Aspek Administratif dalam Merujuk Pasien
Asuransi Kesehatan yang dimiliki oleh Pasien (Negeri/Swasta), Kartu BPJS, beserta
surat rujukan pasien dari klinik swasta yang berisi anamnesis dan pemeriksaan fisik
pasien, diagnosi, serta terapi yang sudah diberikan kepada pasien .

C. KLINIK SWASTA GILI


1. Kasus kecelakaan laut
- Tenggelam
- DCS
- Sengatan ubur-ubur dan bulu babi
2. Seberapa sering kasus didapatkan?
- Tenggelam dan DCS bisa terjadi sekali atau dua kali dalam 1 tahun terakhir. Kasus
ini cukup jarang dikarenakan biasanya turis mancanegara sudah dilengkapi
pengetahuan dan didampingi oleh mentor yang ahli dalam bidang menyelam
- Sengatan ubur-ubur dan bulu babi tidak terlalu banyak. Ini dikarenakan musim
kemunculan hewan laut tersebut dan biasanya para penyelam sudah mengetahuinya
terlebih dahulu
3. Kasus yang tidak bisa ditangani di klinik
- Pasien turis mancanegara dengan DCS yang membutuhkan terapi hiperbarik. Karena
alat tidak tersedia maka dilakukanlah perujukan ke KKP/RSU Kota Mataram

Anda mungkin juga menyukai