Anda di halaman 1dari 3

PENGATURAN NUTRISI UNTUK PENDERITA

GINJAL
Oleh Dian Ekawati pada 11 Februari 2012 pukul 9:32
Pengaturan Nutrisi Untuk Penderita Ginjal
Pemahaman tentang penatalaksanaan diet secara umum bagi penderita penyakit ginjal penting untuk
diketahui, tak hanya bagi mereka yang telah menderita gangguan ginjal, namun baik bagi mereka yang
bertekad untuk menurunkan resiko terhadap gangguan ginjal.

Saat organ ginjal terganggu, ia tak lagi menjalani fungsinya dengan baik. Penyakit ginjal menyebabkan
terjadinya gangguan pembuangan kelebihan zat giziyang diperoleh dari makanan. Penetapan terapi nutrisi
diklasifikasikan berdasarkan jenis gangguan ginjal yang ada.

Seperti gagal ginjal akut, gagal ginjal kronis, penyakit ginjal tahap akhir (gagal ginjal terminal), sindroma
nefrotik dan batu ginjal. Mengingat fungsi ginjal telah terganggu, penatalaksanaan diet difokuskan pada
pengaturan dan pengendalian asupan energi, protein, cairan dan elektrolit.

Pengaturan Nutrisi untuk Gagal Ginjal Akut dan KronisPada jenis ini terjadi penurunan filtrasi pada
glomelurus (tempat penyaringan darah pada ginjal) yang menyebabkan banyaknya fungsi nefron yang
rusak. Nefron sendiri berfungsi sebagai pengatur air dan elektrolit dalam tubuh dengan cara menyaring
darah, kemudian menyerap kembali cairan dan molekulyang masih diperlukan tubuh.

Peningkatan jumlah nefron yang rusak inilah yang mencetuskan terjadinya gagal ginjal kronis. Pada tahap
ini, penderita akan mengalami retensi cairan (edema), kalium, natrium, dan fosfor. Jumlah air seniyang
dikeluarkan sedikit sehingga sampah yang seharusnya dibuang, akhirnya menumpuk dalam darah,
terutama urea (yang berasal dari pemecahan protein tubuh).

Kadar ureum darah (BUN) dan kreatinin meningkat, dan biasanya penderita akan mengalami kelelahan,
hilang nafsu makan, mual dan muntah. Jika keadaan sudah demikian,yang perlu dibatasi adalah cairan
(maksimal 500-1000ml/hari), protein (difokuskan pada protein dengan nilai biologis tinggi), natrium dan
kalium. Jumlah protein yang ditentukan berdasarkan nilai GFR (Glomelural Filtration Rate).

Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah protein yang sesuai. Hindari pemberian protein
nabati seperti kacang-kacangan dan hasil olahannya. Penderita dengan kemampuan makan yang rendah,
bila diperlukan, berikan tambahan suplemen vitamin seperti asam folat, vitamin B6, vitamin C, Vitamin D
dan vitamin K.

Untuk sumber bahan makanan yang mengandung lemak hindari lemak jenuh dan lemak tinggi garam.
Tambahkan asupan lemak tidak jenuh ganda yang baik untuk kesehatan ginjal anda (misalnya asam lemak
omega 3). Bagi pasien dengan hiperkalemia sebaiknya menghindari sayuran dan buahyang tinggi kalium
seperti daun pepaya, kembang kol, bayam, kapri, peterseli, pisang, duku dan alpokat.

Pengaturan Nutrisi untuk Gagal Ginjal Tahap Akhir (dengan dialisa)Haemodialisa diperlukan bagi
penderita yang mengalami penurunan fungsi ginjal tahap akhir, dimana ginjal sudah tak lagi memiliki
kemampuan mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit
dan kadar ureum darah sebagai tanda terjadinya keracunan urea meningkat hingga lebihdari 15 mg dan
dapat berujung pada koma. Saat penderita menjalani dialisa, penderita membutuhkan suplemen yang bisa
menggantikan asam amino yang hilang selama dialisis.

Pengaturan Nutrisi untuk Penderita Batu GinjalBatu ginjal terbentuk jika konsentrasi mineral atau garam
urin mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal. Beberapa makanan perlu dihindari pada
penderita dengan batu ginjal,tergantung jenis batu yang diderita.

Pada penderita dengan batu kalsium hindari protein yang mengandung kalsium tinggi, seperti susu tinggi
kalsium, dan makanan yang dapat meningkatkan ekskresi oksalat melalui ginjal.

Sementara itu, untuk jenis batu asam urat, hindari bahan makanan yang mengandung purin dan lemak
tinggi seperti jerohan, sardin, kerang, makarel, bayam, daun singkong, kangkung, melinjo, serta kacang
dan berbagai hasil olahannya. Untuk mengoptimalkan metabolisme penyerapanprotein, anda dapat
memilih mengkonsumsi suplemen yang dapat membantu penyerapan protein tersebut. Akan lebih baik jika
suplemen tersebut mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang bersahabat bagi tubuh anda.

(Dikutip dari bahan presentasi Fatimah Syarief, AMG, STiP dalam seminar "Ginjal Sehat Untuk Masa
Depan" yang diselenggarakan oleh Sun Hope pada 30 Maret 2008, di Kantor Pusat Sun Hope,
Jakarta)Pengaturan Nutrisi untuk Penderita Ginjal

Pemahaman tentang penatalaksanaan diet secara umum bagi penderita penyakit ginjal penting untuk
diketahui, tak hanya bagi mereka yang telah menderita gangguan ginjal, namun baik bagi mereka yang
bertekad untuk menurunkan resiko terhadap gangguan ginjal.

Saat organ ginjal terganggu, ia tak lagi menjalani fungsinya dengan baik. Penyakit ginjal menyebabkan
terjadinya gangguan pembuangan kelebihan zat giziyang diperoleh dari makanan. Penetapan terapi nutrisi
diklasifikasikan berdasarkan jenis gangguan ginjal yang ada.

Seperti gagal ginjal akut, gagal ginjal kronis, penyakit ginjal tahap akhir (gagal ginjal terminal), sindroma
nefrotik dan batu ginjal. Mengingat fungsi ginjal telah terganggu, penatalaksanaan diet difokuskan pada
pengaturan dan pengendalian asupan energi, protein, cairan dan elektrolit.

Pengaturan Nutrisi untuk Gagal Ginjal Akut dan KronisPada jenis ini terjadi penurunan filtrasi pada
glomelurus (tempat penyaringan darah pada ginjal) yang menyebabkan banyaknya fungsi nefron yang
rusak. Nefron sendiri berfungsi sebagai pengatur air dan elektrolit dalam tubuh dengan cara menyaring
darah, kemudian menyerap kembali cairan dan molekulyang masih diperlukan tubuh.

Peningkatan jumlah nefron yang rusak inilah yang mencetuskan terjadinya gagal ginjal kronis. Pada tahap
ini, penderita akan mengalami retensi cairan (edema), kalium, natrium, dan fosfor. Jumlah air seniyang
dikeluarkan sedikit sehingga sampah yang seharusnya dibuang, akhirnya menumpuk dalam darah,
terutama urea (yang berasal dari pemecahan protein tubuh).

Kadar ureum darah (BUN) dan kreatinin meningkat, dan biasanya penderita akan mengalami kelelahan,
hilang nafsu makan, mual dan muntah. Jika keadaan sudah demikian,yang perlu dibatasi adalah cairan
(maksimal 500-1000ml/hari), protein (difokuskan pada protein dengan nilai biologis tinggi), natrium dan
kalium. Jumlah protein yang ditentukan berdasarkan nilai GFR (Glomelural Filtration Rate).
Konsultasikan dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah protein yang sesuai. Hindari pemberian protein
nabati seperti kacang-kacangan dan hasil olahannya. Penderita dengan kemampuan makan yang rendah,
bila diperlukan, berikan tambahan suplemen vitamin seperti asam folat, vitamin B6, vitamin C, Vitamin D
dan vitamin K.

Untuk sumber bahan makanan yang mengandung lemak hindari lemak jenuh dan lemak tinggi garam.
Tambahkan asupan lemak tidak jenuh ganda yang baik untuk kesehatan ginjal anda (misalnya asam lemak
omega 3). Bagi pasien dengan hiperkalemia sebaiknya menghindari sayuran dan buahyang tinggi kalium
seperti daun pepaya, kembang kol, bayam, kapri, peterseli, pisang, duku dan alpokat.

Pengaturan Nutrisi untuk Gagal Ginjal Tahap Akhir (dengan dialisa)Haemodialisa diperlukan bagi
penderita yang mengalami penurunan fungsi ginjal tahap akhir, dimana ginjal sudah tak lagi memiliki
kemampuan mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mempertahankan keseimbangan cairan elektrolit
dan kadar ureum darah sebagai tanda terjadinya keracunan urea meningkat hingga lebihdari 15 mg dan
dapat berujung pada koma. Saat penderita menjalani dialisa, penderita membutuhkan suplemen yang bisa
menggantikan asam amino yang hilang selama dialisis.

Pengaturan Nutrisi untuk Penderita Batu GinjalBatu ginjal terbentuk jika konsentrasi mineral atau garam
urin mencapai nilai yang memungkinkan terbentuknya kristal. Beberapa makanan perlu dihindari pada
penderita dengan batu ginjal,tergantung jenis batu yang diderita.

Pada penderita dengan batu kalsium hindari protein yang mengandung kalsium tinggi, seperti susu tinggi
kalsium, dan makanan yang dapat meningkatkan ekskresi oksalat melalui ginjal.

Sementara itu, untuk jenis batu asam urat, hindari bahan makanan yang mengandung purin dan lemak
tinggi seperti jerohan, sardin, kerang, makarel, bayam, daun singkong, kangkung, melinjo, serta kacang
dan berbagai hasil olahannya. Untuk mengoptimalkan metabolisme penyerapanprotein, anda dapat
memilih mengkonsumsi suplemen yang dapat membantu penyerapan protein tersebut. Akan lebih baik jika
suplemen tersebut mengandung asam lemak tidak jenuh ganda yang bersahabat bagi tubuh anda.

Anda mungkin juga menyukai