Abstract
Pattern of guidance parents is the way parents providing guidance or instruction to adolescent in accordance with the
norms and values in society. Pattern of guidance parents is one of the determining factors of identity in adolescent. The
aim of this research was identify the correlation between pattern of guidance parents with adolescent identity in SMAN
6 Pekanbaru. The design research was correlation descriptive with cross sectional approach. The total sample in the
research was 87 adolescences using stratified random sampling technique. The instrument used was a questionnaire
pattern of guidance parents 18 statements and adolescent identity questionnaire 20 statements which has been tested
for validity and reliability. The data was analized by univariat with frequency distribute and bivariat analysis with Chi
Square. The result showed there were 28,7% adolescences with democratic parenting and 74.7% adolescences were in
active identity status. This research found an correlation between pattern of guidance parents with adolescent (p value
0,000 < 0,05). The result of this research recommend to the school and parents can collaborateto monitor the growth
and development in adolescent in achieving a active identity.
899
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
900
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
dapat berinteraksi, tempat anak belajar dan penelitian ini juga dapat digunakan sebagai
menyatakan dirinya sebagai makluk sosial salah satu acuan pengembangan aplikasi dari
(Kartono, 2009). Penelitian oleh Rohner, teori keperawatan khususnya praktek
Khaleque dan Cournoyer (2007) hasil keperawatan komunitas, anak dan jiwadan
penelitiannya menunjukkan bahwa penelitian selanjutnya dapat dijadikan sebagai
pengalaman masa kecil seseorang sangat dasar penelitian lanjutan tentang hubungan
mempengaruhi perkembangan kepribadiannya pola asuh orangtua dengan perkembangan
(karakter dan kecerdasan emosional). psikososial lainnya (harga diri, ideal diri,
Penelitian yang menggunakan teori PAR gambaran diri, peran diri) atau perbedaan
(parental acceptance rejection) oleh Rohner, proses pencapaian identitas diri
Khaleque dan Cournoyer (2007) tersebut
menunjukkan bahwa pola asuh orang tua, baik METODOLOGI PENELITIAN
yang menerima (acceptance) maupun yang Desain atau rancangan penelitian yang
menolak (rejection) anaknya akan digunakan dalam penelitian ini adalah
mempengaruhi perkembangan emosi, rancangan penelitian non eksperimental atau
perilaku, sosial kognitif, serta fungsi observasional yang bersifat analitis inferensial
psikologinya. hipotesis dengan jenis penelitiann cross
Studi pendahuluan yang dilakukan sectional (potong lintang).Penelitian cross
peneliti di SMAN 6 Pekanbaru pada 12 anak sectional merupakan penelitian untuk
usia remaja, dimana 7 dari mereka mempelajari dinamika korelasi antara faktor-
mengatakan bahwa orangtua mereka faktor resiko dengan efek, dengan cara
memaksa remaja mengikuti keinginan pendekatan, observasi atau pengumpulan data
orangtuanya, remaja juga mengatakan tidak sekaligus pada suatu saat (Notoatmodjo,
bisa menentukan sendiri apa yang diinginkan 2010).
remaja di masa mendatang. Hasil wawancara Populasi penelitian adalah keseluruhan
lainya remaja mengatakan bahwa orangtua objek penelitian atau objek yang diteliti
mereka memberi kebebasan dengan (Setiadi, 2013). Populasi dalam penelitian
peraturan-peraturan yang telah disepakati adalah seluruh siswa/i X dan XI yang
antara orangtua dan remaja. Remaja bersekolah di SMAN 6 Pekanbaru. Peneliti
mengatakan bahwa dengan diberi kebebasan tidak mengikutsertakan kelas XII karena
remaja lebih dapat mengenal kelebihan dan siswa/i tersebut fokus dalam kegiatan
kekurangan dirinya dan mengetahui apa yang pembelajaran ujian akhir nasional (UAN).
dinginkannya di masa mendatang. Berdasarkan data dari sekolah diketahui
Secara garis besar dapat disimpulkan jumlah siswa yang tercatat sebagai siswa X
bahwa proses pembentukan identitas diri ini dan XI berjumlah 658 orang.Sampel dalam
salah satunya adalah pola asuh yang diberikan penelitian ini diambil dengan teknik stratified
orangtua. Berdasarkan fenomena diatas, maka random sampling yakni suatu cara
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian pengambilan sampel dengan
tentang “hubungan pola asuh orangtua dengan mempertimbangkan stratafikasi atau strata
status identitas diri remaja. yang terdapat dalam populasi.Jumlah sampel
pada penelitian diperoleh responden sebanyak
TUJUAN PENELITIAN 87 orang yang diambil secara acak dengan
Untuk mengetahui hubungan pola menggunakan rumus Slovin menurut Nasir,
asuh orangtua dengan status identitas diri Muhith, dan Ideputri (2011) yang sesuai
remaja dengan kriteria inklusi.
Penelitian ini menggunakan alat
MANFAAT PENELITIAN pengumpulan data dengan menggunakan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan lembar kuesioner. Kuesioner dalam penelitian
sebagai tambahan pengetahuan terkait dengan ini terdiri dari kuesioner pola asuh orangtua
pola asuh orangtua dalam proses dengan kuesioner identitas diri. Kuesioner
pembentukan identitas diri remaja. Hasil pola asuh orangtua merupakan kuesioner yang
901
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
dimodifikasi dari alat ukur pola asuh yang Variabel Frekuensi Persentase %
dibuat oleh Aguma (2014) yang terdiri dari 18
Jeniskelamin
pernyataan.Kuesioner ini menggolongkan Perempuan 59 67,8
responden ke dalam kategori pola asuh Laki-laki 28 32,2
tertentu, terlebih dahulu dicari mean/median Umur
skor setiap dimensi (dimensi kontrol dan 15 19 21,8
dimensi kehangatan). 16 32 36,8
Kuesioner identitas diri adalah 17 35 40,2
kuesioner yang di modifikasi dari penelitian 18 1 1.1
Serafini dan Adams (2002), Bahari (2010), Total 87 100
Febriandari (2011) yang terdiri dari 20 Tabel 1 diketahui bahwa jenis kelamin
pernyataan. Kedua kuesioner menggunakan responden terbanyak adalah perempuan yaitu
skala Likert yang terdiri dari 5 pilihan sebanyak 59 orang (67,8%) sedangkan pada
jawaban yang diberikan yaitu tidak pernah umur terbanyak adalah 17 tahun (40,2%).
(TP), kadang-kadang (KK), jarang (JR),
sering (SR) dan selalu (SS).Sebelum Tabel 2
kuesioner digunakan peneliti melakukan uji Distribusi remaja menurut pola asuh
validitas dan realiabilitas sebanyak 40 orangtua
responden di SMAN 11 Pekanbaru. Pola asuh Frekuensi Persentase
Hasil uji validitas dan reliabilitas pada (%)
kuesioner pola asuh orangtua didapatkan hasil Demokratis 25 28,7
bahwa dari 20 pernyataan terdapat 18 Otoriter 22 25,3
pernyataan yang valid. Pernyataan yang tidak Permisif 20 23,0
valid tidak digunakan karena pernyataan yang Campuran 20 23,0
valid sudah mewakili karakteristik pola asuh Total 87 100
orangtua. Hasil uji validitas didapatkan r tabel Tabel 2 diatas menunjukkan bahwa
0,312 dan r hitung 0,398 sampai 0,741. Hasil pola asuh orangtua pada remaja terbanyak
uji reliabilitas yang dilakukan didapatkan r adalah dengan pola asuh demokratis yaitu 25
hasil (alpha) 0,911 dengan r tabel 0,312, responden (28,7%) responden.
sehingga dapat disimpulkan pernyataan
reliabel. Tabel3
Uji validitas dan reliabilitas juga Distribusi frekuensi berdasarkan identitas
dilakukan pada kuesioner identitas diri. Hasil diri.
uji validitas dan reliabilitas didapatkan hasil Identitas diri Frekuensi Persentase
bahwa dari 23 pernyataan terdapat 20 (%)
pernyataan yang valid. Pernyataan yang tidak Pasif 22 25,7
valid juga tidak digunakan karena pernyataan Aktif 65 74,7
yang valid sudah mewakili karakteristik dari Total 87 100
kuesioner identitas diri. Uji validitas Tabel 3 dapat diketahui bahwa identitas
didapatkan r tabel 0,312 dan r hitung 0,372 diri remaja mayoritas memiliki identitas aktif
sampai 0,851. Uji reliabilitas yang dilakukan yaitu sebanyak 65 (74,7%) responden.
didapatkan r hasil (alpha) 0,950 dengan r
tabel 0,312, sehingga dapat disimpulkan 2. Analisa bivariat.
pernyataan reliabel. Tabel 4
Hubungan pola asuh orangtua dengan status
HASIL PENELITIAN identitas diri remaja.
Berdasarkan penelitian didapatkan hasil Pola
sebagai berikut: Identitas diri p value
asuh
1. Analisa univariat orangtua
Tabel 1 Pasif Aktif
Karakteristik Responden N % N%
Demokratis 0 0,0 25 100
902
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
banyak pada remaja dengan tempramen pekerjaan dan karir yang sesuai, peran apa
sulit yaitu 11,2%.Pola asuh demokratis yang tepat untuk mereka lakukan sebagai
adalah pola asuh yang memprioritaskan perempuan atau laki-laki.
kebutuhan anak dan tidak ragu-ragu dalam Remaja yang berada pada identitas
mengendalikan mereka remaja (Papalia, tertunda (Identity moratorium) dilihat tetap
Olds & Feldman, 2007). dapat melakukan proses pencarian dimana
Orangtua yang demokratis mendorong individu berusaha untuk mengumpulkan
remaja untuk melihat dunia dari dua sisi, informasi dan mencoba berbagai aktifitas
menerima keikutsertaan mereka dalam mengenai hal-hal yang akan mengarahkan
membuat keputusan, dan mengakui kehidupan mereka bagi masa depan
terkadang remaja tahu lebih banyak nantinya, seperti hal-hal yang berkaitan
dibandingankan orangtua. Karakteristik dengan keinginan akan pekerjaan atau karir
anak-anak dengan pola asuh demokratis yang ingin dicapai, peran yang seharusnya
akan menghasilkan anak yang memiliki mereka lakukan sebagai laki-laki atau
rasa percaya diri, bersikap bersahabat, perempuan dan berbagai hal yang berkaitan
mampu mengendalikan diri, bersikap dengan idiologi. Namun individu yang
sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa berada pada identitas ini dilihat belum
ingin tahu yang tinggi, mempunyai membuat komitmen atau pilihan yang pasti
tujuan/arah hidup yang jelas dan dalam hidup berkaitan dengan berbagai
berorientasi terhadap prestasi yang informasi yang mereka miliki (Berk, 2007).
mempengaruhi remaja dalam pembentukan e. Hubungan Pola Asuh Orang Tua dengan
identitas yang sehat (Yusuf, 2014). Identitas Diri Remaja
d. Identitas diri remaja Hasil uji statistik diperoleh nilai p
Hasil penelitian ini menunjukkan value= 0,000 (p value< α ) maka dapat
bahwa sebagian besar responden berada disimpulkan bahwa ada hubungan yang
dalam identitas diri tercapai (identity sangat signifikan antara pola asuh orangtua
achievement)dengan jumlah 41 (47,1%) dengan status identitas diri remaja. Hal ini
responden dan mayoritas responden dapat dikaitkan dengan karakteristik pola
berada dalam identitas diri aktif sebanyak asuh asuh demokratis yang menghasilkan
65 (74,7%) responden. Hasil penelitian ini remaja yang mampu menentukan arah dan
sejalan dengan hasil penelitian yang tujuan hidup, memiliki rasa ingin tahu dan
dilakukan Purwanti (2013) yang memantapkan identitasnya.
menunjukkan bahwa mayoritas responden Hasil penelitian ini sejalandengan hasil
berada pada kategori identitas positif penelitian yang dilakukan oleh Marshallina
dengan persentase 61,54% . Identitas aktif (2010) yang menyimpulkan bahwa tipe
merupakan gabungan dari identitas identitas yang paling banyak dimiliki
tertunda (Identity moratorium) dengan individu yang diasuh oleh tipe demokratis
identitas tercapai (identity adalah identitas aktif. Hal ini juga sejalan
achievement).Remaja yang berada pada dengan teori Yusuf (2014) yang
identitas tercapai (identity achievement) menjelaskan bahwa pola asuh demokratis
memiliki keinginan untuk mencari tahu yang meghasilkan remaja yang memiliki
mengenai berbagai alternatif yang dapat rasa percaya diri, bersikap bersahabat,
dipilih untuk masa depan, secara aktif mampu mengendalikan diri, bersikap
bertanya, mencari tahu dan juga menyakini sopan, mau bekerja sama, memiliki rasa
berbagai hal yang berkaitan dengan ingin tahu yang tinggi.
904
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
906
JOM Vol 2 No 2, Oktober 2015
907