Sistem Konvensional
Sistem konvensional memiliki Karakteristik khusus yaitu :
• Cakupan (coverage) sebuah sel sangat luas
• Daya pancar antena Base Station (BS) besar
• Antena BS ditempatkan cukup tinggi
• Satu frekuensi digunakan oleh satu sel
F1
F2
Reinitiating call
Gambar 2
Frequency reuse bertujuan menambah kapasitas dalam jaringan seluler.
Frequency reuse yaitu penggunaan band frekuensi yang sama dalam jaringan.
Faktor frekuensi reuse (K) adalah jumlah sel yang tidak dapat menggunakan
frekuensi sama dalam transmisi. Faktor frekuensi reuse yang sudah diaplikasikan
: 1/3, ¼, 1/7, 1/9, dan 1/12
Dalam membangun sistem komunikasi seluler, salah satu parameter harus
diperhatikan adalah pengulangan kanal frekuensi (frekuensi reuse). Dalam
perencanaaan pengulangan kanal frekuensi ini hal yang terpenting adalah
menghindari penggunaaan frekuensi yang sama pada BTS yang berurutan atau
bersebelahan. Hal ini dimaksud agar tidak terjadi interferensi.
Pada konsep frekuensi reuse, suatu kanal frekuensi dapat melayani
beberapa panggilan pada waktu yang sama. Semua frekuensi yang tersedia
dapat digunakan oleh tiap-tiap sel, sehingga dapat mencapai kapasitas jumlah
pelanggan yang besar menggunakan pita frekuensi yang efektif. Jarak minimum
frekuensi reuse dinyatakan dalam persamaan:
𝐷 = 𝑅√3𝐾
Dimana:
D = Jarak antara BS dan BS
R = Radius Sel
K = Jumlah Pola Frekuensi
Konsep frekuensi reuse dapat meningkatkan efisiensi pada penggunaan
spectrum frekuensi, tetapi harus diikuti dengan pola tertentu agar tidak terjadi
interferensi kanal. Dalam sistem selular CDMA, karena sistem ini tahan terhadap
interferensi maka tidak memerlukan perencanaan pengulangan frekuensi karena
seluruh BTS menggunakan frekuensi yang sama. Yang membedakan BTS satu
dengan yang lain adalah penggunaan kode PN (Pseudonoise) yang khusus ditiap
lokasi
d. Pemecahan sel (cell splitting)
Ketika jumlah pelanggan meningkat dan mencapai jumlah maksimum
yang dapat dilayani sel, maka sel-sel harus dibelah menjadi sel-sel yang lebih
kecil dan masing-masing mempunyai jumlah kanal yang sama serta dapat
melayani jumlah pelanggan yang sama seperti sel asalnya. Dengan proses
pembelahan sel, jumlah pelanggan potensial dapat ditingkatkan tanpa
kebutuhan tambahan bandwidth.
Pembelahan sel bisa dilakukan dengan cara melakukan sektorisasi pada
pusat sel, atau dengan membelah pusat grup sel menjadi sel-sel yang lebih kecil.
Gambar 3
e. Hand-off dan pengontrolan terpusat
Sel Sistem
Konvensional
Sel Sistem
Selular
Gambar 2
Konsep Selular yaitu:
Menggunakan beberapa transmitter (Base Station) daya dan ketinggian yang
rendah untuk memberikan coverage yang terbatas.
Gambar 3
Menggunakan sekelompok sel (Cluster) untuk membagi spektrum frekuensi ke
dalam kanal yang berbeda. Cluster adalah Seluruh daerah pelayanan dicakup oleh
beberapa kelompok sel. Satu cluster terdiri dari beberapa sel (n sel).
Gambar 4
Radio pada BTS merupakan node network yang langsung interface ke customer.
Gambar 5
3. Handoff pada seluler
Hand off adalah merupakan fasilitas di dalam sistem cellular untuk menjamin
adanya kontinyuitas komunikasi apabila pelanggan bergerak dari satu cell ke cell yang
lain. Handover diperlukan pada saat :
C/I dibawah nilai minimum yang dipersyaratkan,atau
RSS dibawah level minimum yang dipersyaratkan
Jenis jenis Hand off:
Internal Handover (BSC controlled) :
o Intra-cell handover
o Inter-cell handover
External Handover (MSC controlled)
o Intra-MSC handover
o Inter-MSC handover dalam satu operator
o Inter MSC melalui berbeda operator (roaming)
Dengan Handoff, Komunikasi terus berlangsung ketika terjadi perpindahan sel
akibat mobilitas Pada FWA hand-off tidak diperlukan.
Gambar 6
4. Kontrol Daya
a. Kontrol Daya pada Reverse Link
Kontrol daya pada reverse link dibutuhkan untuk menjamin sinyal yang
diterima oleh Base Station memiliki level daya yang sama. Ada dua jenis kontrol
daya yang digunakan pada arah reverse link , yaitu :
Open loop Power Control
Pada open loop power control Mobile Unit akan memperkirakan rugi
lintasan propagasi dengan mengukur besar daya yang diterima. Hubungan
antara besar daya yang diterima dengan daya sinyal yang dipancarkan oleh
Mobile Unit dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑅𝑥 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟(𝑑𝐵𝑚) + 𝑇𝑥 𝑃𝑜𝑤𝑒𝑟(𝑑𝐵𝑚) = −73𝑑𝐵 … (1)
dimana :
Rx = daya yang diterima oleh MU
Tx = daya yang dipancarkan oleh MU
Jika daya yang diterima oleh Mobile Unit meningkat maka daya yang
dipancarkan oleh Mobile Unit akan turun agar persamaan diatas terpenuhi.
Proses kontrol daya open loop tersebut ditunjukkan pada gambar 6.
Base Station memancarkan sinyal pilot kepada Mobile Unit . Mobile Unit akan
mengukur level sinyal pilot tersebut. Berdasarkan level sinyal pilot yang
diterima ini maka Mobile Unit mengatur daya pancarnya. Sesuai dengan rumus
(1) maka apabila Mobile Unit menerima sinyal pilot yang kuat maka daya
pancar Mobile Unit akan diturunkan. Sebaliknya apabila jarak Mobile Unit jauh
dari Base Station maka level sinyal yang diterima akan lebih lemah sehingga
Mobile Unit menaikkan daya pancarnya.