Anda di halaman 1dari 7

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322928905

STATUS SOSIAL EKONOMI DAN KEJADIAN HIPERTENSI

Article · October 2017


DOI: 10.30597/mkmi.v13i3.2643

CITATIONS READS

0 905

2 authors, including:

Farapti Farapti
Airlangga University
17 PUBLICATIONS   9 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

NUTRITION SPECIFIC INTERVENTION USING MICRONUTRIENTS SUPPLEMENTATION IN DIFFERENT PERIODS TO IMPROVE MATERNAL AND CHILD NUTRITION View
project

All content following this page was uploaded by Farapti Farapti on 05 July 2018.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


Fika Kharisyanti : Status Sosial Ekonomi dan Kejadian Hipertensi

STATUS SOSIAL EKONOMI DAN KEJADIAN HIPERTENSI

Socioeconomic Status and Hypertension Prevalence

Fika Kharisyanti, Farapti


Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga
(farapti@fkm.unair.ac.id)

ABSTRAK
Status Sosial Ekonomi (SSE) rendah dibuktikan dapat berhubungan dengan kejadian hipertensi. Indonesia
termasuk low middle income countries dan ditemukan masih banyak masyarakat tinggal di daerah pedesaan
dengan karakteristik SSE rendah. Penelitian ini bertujuan menganalisis hubungan antara status sosial ekonomi
dengan kejadian hipertensi di Desa Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro. Studi potong lintang melibatkan 286
subyek usia dewasa yang diambil dengan cara cluster random sampling. Pengambilan data dilakukan bulan Juli-
Agustus 2016. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi hipertensi sebesar 19,2% dengan jenis kelamin laki-laki
mendominasi (56,4%). Sebagian besar subyek dengan pendapatan <1 juta, lulusan SD, dan bekerja sebagai petani.
Uji chi square memperlihatkan hubungan signifikan pada tingkat pendapatan (p=0,000) dan tingkat pendidikan
(p=0,005) dengan kejadian hipertensi, tetapi tidak dengan variabel pekerjaan (p=0,084). Kesimpulan status sosial
ekonomi rendah berhubungan dengan kejadian hipertensi di desa Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro. Hal tersebut
menekankan pentingnya kebijakan kesehatan untuk mengedukasi dan meningkatkan kesadaran serta memberikan
pelayanan kesehatan yang terjangkau.
Kata kunci : Sosial ekonomi, hipertensi, desa

ABSTRACT
The Low Socio economic Status (SES) has associated to the prevalence of hypertension. Indonesia is
chategorized as low-middle income countries, that many people reside in rural areas with low SES characteristic.
This study was to analyze the relationship between socioeconomic status with hypertension at the Tambakrejo
rural area in Bojonegoro. A cross-sectional study involving 286 adult subjects were taken by cluster random
sampling. Data were collected in July-August 2016. The results: The prevalence of hypertension is 19.2% with
male gender dominates (56.4%). Most subjects had income <1 million, graduated from elementary school and
worked as a farmer. Based on chi-square test, hypertension had correlation significantly with income levels and
educational level with p-value p=0.000 and p=0.005 respectively, meanwhile hypertension was not correlated
with occupational (p=0.084). Conclusion is low socioeconomic status associated with hypertension in the rural
area Tambakrejo Bojonegoro. It emphasizes the importance of health policy to educate, raise awareness, and
provide available health care services.
Keywords : Socio-economi, hypertensi, rural area

200
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 3, September 2017

PENDAHULUAN ekonomi rendah merupakan faktor risiko potensial


Hipertensi atau penyakit darah tinggi ada- untuk terjadinya hipertensi.9 Penelitian Beverly,
lah gangguan pada pembuluh darah yang menga- dkk pada dewasa muda di Amerika menunjukkan
kibatkan suplai oksigen dan nutrisi yang dibawa bahwa status sosial ekonomi rendah merupakan
oleh darah terhambat sampai ke jaringan tubuh faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular dan
yang membutuhkannya. Hipertensi merupakan peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT).10 Hasil
gejala dari sebuah sindroma, kemudian akan yang sama juga didapatkan oleh Leng, dkk bahwa
memicu pengerasan pembuluh darah sampai ter- status sosial ekonomi rendah dapat dikaitkan de-
jadi kerusakan target organ terkait. Secara umum, ngan tekanan darah tinggi, dan hubungan ini sig-
hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa geja- nifikan pada tingkat pendapatan. Penelitian yang
la, yang ditandai dengan tekanan darah tinggi di dilakukan oleh Vathesatogkit, dkk bahwa status
dalam arteri sehingga menyebabkan peningkatan sosial ekonomi rendah dapat dikaitkan dengan
risiko terhadap penyakit-penyakit yang berhubu- tekanan darah tinggi, dan hubungan ini signifikan
ngan dengan kardiovaskuler seperti stroke, gagal pada tingkat pendidikan.12 Salah satu wilayah di
ginjal, serangan jantung, dan kerusakan ginjal.1 Indonesia yang termasuk wilayah pedesaan de-
Berdasarkan laporan World Health Organization ngan mayoritas masyarakat yang tergolong status
pada orang dewasa berusia >25 tahun, prevalen- sosial ekonomi rendah adalah desa Tambakrejo
si hipertensi meningkat dari 600 juta pada tahun kabupaten Bojonegoro. Sampai saat ini belum
1980 menjadi hampir 1 miliar atau sekitar 40% banyak publikasi terkait hubungan status sosial
pada tahun 2008, dan prevalensi diprediksi terus ekonomi dengan kejadian hipertensi di Indonesia
meningkat sampai sekitar 60% pada tahun 2025. dan belum pernah dilakukan penelitian terkait hal
Dilaporkan prevalensi hipertensi tertinggi terdapat tersebut di khususnya di Kabupaten Bojonegoro.
di kawasan Afrika sebesar 46%, dan terendah di Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis
Amerika sebesar 35%.2 hubungan antara status sosial ekonomi dengan ke-
Peningkatan prevalensi hipertensi terjadi di jadian hipertensi di Desa Tambakrejo Kabupaten
negara maju maupun negara berkembang, de-ngan Bojonegoro.
peningkatan yang terjadi di negara berkembang
masih tergolong tinggi.3 Hal tersebut berdasar- BAHAN DAN METODE
kan data meta-analisis yang menunjukkan 1 dari Penelitian ini merupakan studi potong lin-
3 penduduk usia dewasa di negara berkembang tang yang melibatkan 286 subyek usia dewasa
mengidap hipertensi.4 Data Riskesdas 2013 mem- yang diambil dengan cara cluster random sam-
perlihatkan sebanyak 26,5% penduduk dewasa di pling. Pengambilan lokasi penelitian dilakukan
Indonesia terdiagnosa hipertensi. Dari data terse- secara purposive. Lokasi penelitian ini dilakukan
but juga menunjukkan telah terjadi peningkatan di Desa Tambakrejo Kabupaten Bojonegoro, pada
prevalensi hipertensi berdasarkan wawancara, bulan Juli – Agustus 2016. Subyek dalam peneli-
dari 7,6% tahun 2007 menjadi 9,5% pada tahun tian ini adalah seluruh penduduk laki-laki maupun
2013.5 Salah satu faktor penyebab terjadinya hi- perempuan yang berusia 17-65 tahun di Desa Tam-
pertensi adalah terkait dengan masalah Status So- bakrejo Kabupaten Bojonegoro. Pengumpulan
sial Ekonomi (SSE). Status sosial ekonomi rendah data dilakukan dengan cara penyebaran kuesioner,
dihubungkan dengan status kesehatan yang lebih observasi, dan data sekunder dari ponkesdes mau-
buruk, hal tersebut terkait dengan gaya hidup dan pun puskesmas setempat. Kuesioner terstruktur
kualitas diet yang rendah atau kurang sehat.6,7 In- diperoleh melalui wawancara langsung, sedang-
donesia termasuk low middle income countries kan data hipertensi diperoleh dari wawancara5 dan
yang ditandai masih banyak masyarakat tinggal di dicocokkan dengan laporan data puskesmas. Data
daerah pedesaan dengan SSE rendah.8 yang telah dikumpulkan diolah dan dianalisis de-
Penelitian-penelitian sebelumnya menun- ngan sistem komputerisasi program SPSS melalui
jukkan hubungan Status Sosial Ekonomi (SSE) editing, coding, entry, cleaning serta analisis data
dengan kejadian hipertensi. Penelitian oleh Caro- dengan menggunakan uji chi square dan disajikan
lyn dan Lam memperlihatkan bahwa status sosial dalam bentuk tabel dan narasi.

201
Fika Kharisyanti : Status Sosial Ekonomi dan Kejadian Hipertensi

HASIL pekerjaan dengan kejadian hipertensi diperoleh


Penelitian ini dilakukan di Desa Tam- hasil p=0,084 (p<0,05) (Tabel 2).
bakrejo, salah satu desa terpencil di Kabupaten
Bojonegoro. Untuk mencapai desa tersebut, harus PEMBAHASAN
menempuh jarak 48 km atau sekitar 2-3 jam dari Data hipertensi diperoleh melalui metode
kota Bojonegoro.13 Penelitian ini melibatkan 286 wawancara secara langsung kepada subyek dan
subyek, dengan jumlah subyek perempuan hampir metode wawancara ini juga telah diterapkan pada
sama dengan laki-laki dan sebagian besar (58,4%) penelitian nasional riskesdas 2013.5 Pada peneli-
subyek tergolong usia 36-55tahun. Prevalensi hi- tian ini didapatkan angka prevalensi yang cukup
pertensi ditemukan sebanyak 19,2%. Berdasarkan tinggi, yaitu sebanyak 19,2% subyek menderita
tingkat pendidikan, sebanyak 51,7% subyek me- hipertensi. Hal tersebut lebih tinggi daripada data
rupakan lulusan SD dan sebanyak 80,1% subyek Riskesdas 2013 yang menunjukkan hasil prevalen-
dengan tingkat pendapatan <1.000.000 rupiah si sebesar 9,5% dengan metode wawancara.5 Hal
dengan mayoritas mata pencaharian adalah petani tersebut mengindikasikan hipertensi masih menja-
(Tabel 1). di masalah kesehatan masyarakat yang perlu ditin-
Hasil uji statistik membuktikan terdapat dak lanjuti. Rendahnya status sosial ekonomi di
hubungan signifikan antara tingkat pendidikan negara berkembang telah dibuktikan berhubungan
dengan kejadian hipertensi p=0,005. Pada hubu- dengan tingginya kejadian hipertensi.3 Sebagaima-
ngan tingkat pendapatan dengan kejadian hiper- na hasil penelitian ini yang membuktikan terdapat
tensi juga diperoleh hasil signifikan p=0,000. Se- hubungan status sosial ekonomi terutama pendi-
baliknya tidak terdapat hubungan signifikan antara dikan dan pendapatan dengan kejadian hipertensi.
Hasil analisis variabel pendidikan dengan
kejadian hipertensi pada penelitian ini menun-
Tabel 1. Karakteristik Subyek
jukkan hasil yang signifikan. Hal tersebut sejalan
Karakteristik n=286 % dengan penelitian yang dilakukan Vathesatogkit,
Usia (tahun) dkk bahwa status sosial ekonomi rendah dikaitkan
<35 59 20,6 dengan tekanan darah tinggi, dan hubungan ini
36-55 167 58,4 menunjukkan nilai signifikan terutama pada ting-
56-65 60 20,0
kat pendidikan.12 Hasil penelitian ini juga sejalan
Jenis kelamin
Laki laki 149 53,1 dengan penelitian sebelumnya yang menunjukkan
Perempuan 137 47,9 bahwa subyek yang memiliki tingkat pendidikan
Tingkat pendidikan rendah akan berisiko 3,2 kali menderita hipertensi
TK/belum sekolah 45 15,7 dibandingkan subyek yang berpendidikan tinggi.14
Tamat SD/SD 148 51,7 Hasil analisis lanjut data riskesdas 2007 pada sub-
Tamat SMP/SMP 75 26,3 yek usia dewasa yang berjumlah 567.539 orang
Tamat SMA/SMA 18 6,3 membuktikan risiko terkena hipertensi menurun
Tingkat pendapatan (rupiah) sesuai dengan peningkatan tingkat pendidikan;
<1.000.000 229 80,1 tingkat pendidikan rendah berisiko 1,6 kali men-
1.000.000-2.500.000 44 15,4
derita hipertensi dibandingkan subyek dengan
>2.500.000 13 4,5
Pekerjaan tingkat pendidikan lebih tinggi.15
Petani 204 71,3 Pada hakikatnya pendidikan merupakan
PNS 2 0,7 salah satu cara seseorang mendapatkan ilmu
Wiraswasta 44 15,4 maupun pengetahuan di bangku sekolah. Pen-
Swasta 24 8,4 didikan merupakan salah satu aspek penting da-
Lain –lain 12 4,2 lam kehidupan masyarakat yang sangat berperan
Status hipertensi meningkatkan kualitas hidup. Secara umum sema-
Normotensi 231 80,8 kin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat,
Hipertensi 55 19,2 maka akan semakin baik tingkat pengetahuan dan
Sumber : Data Primer, 2016 kualitas sumber dayanya. Selain itu, pendidikan

202
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 3, September 2017

Tabel 2. Hubungan Status Sosial Ekonomi Subyek Dengan Kejadian Hipertensi


Normotensi Hipertensi
Variabel p*
n = 231 n = 55
Tingkat pendidikan
TK/belum sekolah 41 4 0,005*
Tamat SD/SD 108 40
Tamat SMP/SMP 65 10
Tamat SMA/SMA 17 1
Perguruan tinggi 0 0
Tingkat pendapatan
<1.000.000 189 40 0,000*
1.000.000-2.500.000 31 13
>2.500.000 11 2
Pekerjaan
Petani 160 44 0,084*
PNS 1 1
Wiraswasta 40 4
Swasta 22 2
Lain –lain 8 4
*signifikan : p<0,05

merupakan proses untuk mempengaruhi sejumlah yang bersumber dari sektor formal, sektor infor-
aspek perilaku individu khususnya kesehatan.16 mal dan sektor sub-sistem dalam waktu satu bulan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung yang diukur berdasarkan rupiah. Tingkat pendapa-
mempengaruhi tekanan darah pada seseorang tan dapat dikaitkan dengan daya beli seseorang.
karena tingkat pendidikan berpengaruh terhadap Pendapatan yang tinggi mampu memberikan daya
gaya hidup seseorang yaitu seperti kebiasaan me- beli yang memiliki kualitas yang terjamin pula
rokok, kebiasaan mengonsumsi alkohol, asupan khususnya dalam konsumsi sehari-hari. Sebalik-
makan, dan aktivitas fisik.11 Hasil penelitian di nya terhadap pendapatan yang rendah, maka daya
negara berkembang menunjukkan kebiasaan me- beli khususnya konsumsi keluarga seperti rendah-
rokok dan kualitas diet seperti konsumsi buah dan nya konsumsi buah dan sayur juga kurang lengkap
sayur yang rendah, signifikan lebih tinggi pada dan variatif. Sehingga hal ini dapat menjadi faktor
kelompok dengan status soial ekonomi rendah.6 tingginya prevalensi hipertensi.16,17 Data sistematik
Mereka yang berpendidikan rendah berkaitan de- review di negara berkembang membuktikan pola
ngan rendahnya kesadaran untuk berperilaku hi- konsumsi yang kurang sehat pada masyarakat SSE
dup sehat dan rendahnya akses terhadap sarana rendah dapat dijelaskan oleh lebih mahalnya harga
pelayanan kesehatan.15 “healthier diets”.7
Variabel status sosial ekonomi lain yaitu Berbeda dengan variabel tingkat pendidikan
tingkat pendapatan, pada penelitian juga terbukti dan pendapatan, tingkat pekerjaan pada penelitian
berhubungan signifikan dengan kejadian hiper- ini tidak terbukti berhubungan dengan kejadian
tensi. Hasil penelitian ini sejalan dengan peneli- hipertensi. Perbedaan tipe wilayah antara pede-
tian Michelle, dkk bahwa pada tingkat kelompok saan dan perkotaan mempengaruhi jenis pekerjaan
berpenghasilan rendah memiliki peningkatan dan berdampak pada angka prevalensi hipertensi
risiko hipertensi lebih tinggi dibandingkan de- di daerah tersebut. Pada umumnya berbagai jenis
ngan kelompok berpenghasilan tinggi.16 Studi pekerjaan dan kegiatan sehari-hari masyarakat
meta analisis yang dilakukan oleh Sarki, dkk bah- pedesaan lebih banyak menggunakan tenaga ma-
wa negara dengan penghasilan rendah dan mene- nusia atau masih mengandalkan aktivitas fisik, se-
ngah menunjukkan hasil signifikan untuk terjadi- dangkan masyarakat kota lebih sering bekerja di
nya hipertensi.4 ruangan dengan sedikit aktivitas fisik. Penelitian
Tingkat pendapatan adalah pendapatan Adediran, dkk menunjukkan bahwa prevalensi

203
Fika Kharisyanti : Status Sosial Ekonomi dan Kejadian Hipertensi

hipertensi lebih tinggi pada masyarakat perkotaan Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan
daripada masyarakat pedesaan, hal tersebut dikait- Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
kan dengan rendahnya aktivitas fisik yang dilaku- Departemen Kesehatan Republik Indonesia;
kan masyarakat kota.18 2014.
Studi kohort melihat efek waktu senggang 6. Hosseinpoor, A.R., Bergen, N., Kunst, A.,
membuktikan orang dengan aktivitas fisik rendah Harper, S., Guthold, R., Rekve, D., d’Es-
berisiko1,22 kali lebih tinggi menderita hiperten- paignet, E.T., Naidoo, N., & Chatterji, S.
si daripada mereka yang aktif.19 Indeks aktivitas Socioeconomic Inequalities in Risk Factors
fisik yang rendah, dapat menurunkan produksi for Non Communicable Diseases in Low-In-
nitric oxide (NO) yang secara paralel menurun- come and Middle-Income Countries: Results
kan produksi endothelium-derived relaxing fac- from The World Health Survey. BMC Public
tor (EDRF) sehingga menyebabkan peningkatan Health. 2012;12:1471-2458.
tekanan darah.20 7. Mayén AL,  Marques-Vidal P,  Paccaud
F, Bovet P, Stringhini S. Socioeconomic Deter-
KESIMPULAN DAN SARAN minants of Dietary Patterns in Low and Mid-
Status sosial ekonomi yang meliputi tingkat dle-Income Countries: A Systematic Review.
pendidikan, tingkat pendapatan, dan jenis peker- Am J Clin Nutr. 2014;100(6):1520-1531.
jaan masyarakat Desa Tambakrejo Kabupaten Bo- 8. The World Bank : Global Development Fi-
jonegoro tergolong rendah. Status sosial ekonomi nance, External Debt. of Developing Coun-
rendah berhubungan dengan kejadian hiperten- tries [Online] 2011 [diakses pada 27 Oktober
si yang masih cukup tinggi di desa tersebut. Hal 2016]. Available at: http://documents.world-
tersebut menekankan pentingnya kebijakan kese- bank.org/curated/en.
hatan untuk mengedukasi dan meningkatkan ke- 9. Carolyn S.P. & Lam. The Socioeconomics of
sadaran serta memberikan pelayanan kesehatan Hypertension. Journal of Hypertension. 2011;
yang terjangkau. Diperlukan penelitian lebih lan- 161-166.
jut terkait faktor-faktor penyebab tingginya angka 10. Beverly, H, Brummett, Michael A, Babyak,
prevalensi hipertensi di daerah tersebut. et al. Systolic Blood Pressure, Socioecono-
mic Status, and Biobehavioral Risk Factors
DAFTAR PUSTAKA in a Nationally Representative US Young
1. Yogiantoro M. Buku Ajar Ilmu Penyakit Da- Adult Sample. Journal of Hypertension.
lam. Jilid II, Edisi VI. Jakarta : Interna Pub- 2011;58(2):140-141.
lishing; 2014. 11. Leng, B, Jin, Y, Li, Ge, dkk. Socioecono-
2. WHO. A Global : Brief on Hypertension: Si- mic Status and Hypertension: a Meta-analysis.
lent Killer, Global Public Health Crisis [On- Journal Hypertens. 2015;33(2):221-229.
line] 2013 [diakses pada 30 September 2016]. 12. Vathesatogkit, P, Woodward, Mark, Tanom-
Available at: http://www.who.int/cardiovascu- sup, dkk. Long-term Effects of Socioecono-
lar_diseases/publications/global_brief_hyper- mic Status on Incident Hypertension and Pro-
tension/en. gession of Blood Pressure. Journal Hypertens.
3. Tedesco, M.A., Salvo G.D., Caputo S., Na- 2012;30(7):1347-1353.
tale, F., Ratti, G., & Larussi, D., Educational 13. Badan Pusat Statistik Kabupaten Bojonegoro:
Level and Hypertension: How Socioeconomic Geografi, Jarak Antar Ibukota – Kecamatan di
Differences Condition Health Care. Journal of Kabupaten Bojonegoro [Online] 2016 [diakses
Human Hypertension. 2001;727-731. pada 27 Oktober 2016]. Available at: https://
4. Sarki, A.M., Nduka, C.U., Stranges, S., Kanda- bojonegorokab.bps.go.id/index.php.
la, N.B., &Uthman, O.A.. Prevalence of Hyper- 14. Anggara, F.H.D. & Prayitno, N. Faktor - Fak-
tension in Low-and Middle-Income Countries: tor yang Berhubungan dengan Tekanan Darah
A Systemic Review and Meta-Analysis. Medi- di Puskesmas Telaga Murni Cikarang Barat
cine (Baltimore).2015;94(50):1959-1975. Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan
5. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Masyarakat STIKes MH. Thamrin. Jakarta.

204
JURNAL MKMI, Vol. 13 No. 3, September 2017

Jurnal Ilmiah Ke- sehatan. 2013;5(1):20-25. alence in an Urban and Rural Area of Nige-
15. Rahajeng E, Tuminah S. Prevalensi Hipertensi ria. Journal of Medicine and Medical Science.
dan Determinannya di Indonesia. Maj Kedokt 2013;4(4):149-154.
Indon. 2009;59(12):580-587. 19. Lin X,  Alvim SM,  Simoes EJ,  Bensenor
16. Budhiati. Hubungan antara Kondisi Sosial IM,  Barreto SM,  Schmidt MI, dkk. Leisure
Ekonomi, Tingkat Pendidikan dan Pengeta- Time Physical Activity and Cardio-Metabolic
huan tentang Pengelolaan Lingkungan de- Health: Results From the Brazilian Longitu-
ngan Perilaku Hidup Sehat Masyarakat di Kota dinal Study of Adult Health (ELSA-Brasil). J
Surakarta. Jurnal Ekosains. 2011;3(2):52-59. Am Heart Assoc. 2016;5(6):1-12.
17. Michelle, A, Richard C, Rainford W, dkk. 20. Maeda S, Tanabe T, Otsuki T, Sugawara,
Income, Education, and Blood Pressure in Iemitsu M, Miyauchi T, et al. Moderate Regu-
Adults in Jamaica, a Middle-Income Develop- lar Exercise Increases Basal Production of Ni-
ing Country. International Jurnal of Epidemi- tric Oxide in Elderly Women. Hypertens res.
ology. 2002;32(3):400-408. 2004;27:947–53.
18. Adediran, O., Okpara I.C. Hypertension Prev-

205

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai