Kandidosis Vulvovaginitis
Oleh :
Pebriyanti Salipadang
112017043
Dokter Penguji :
Kepaniteraan Klinik
Jakarta
IDENTITAS PASIEN
a. Nama : Ny. N
b. Usia : 35 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Karyawan
f. Alamat : Mangga Besar, Jakarta
g. Nomor Rekam Medik : 01329021
ANAMNESIS
a. Keluhan Utama
Keputihan
b. Keluhan Tambahan
Vagina merah, gatal, cairan bau
c. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke Poli Kulit RS Husada dengan keluhan utama keputihan sejak
3 hari yang lalu. Keputihan sebanyak ± 15 pantyliner, berwarna putih susu dan agak
kekuningan. Keputihan keluar seperti gumpalan kecil-kecil dan tidak terlalu bau.
Pasien mengatakan vagina menjadi merah, dan terasa gatal.
Tidak ada keluhan seperti nyeri saat sesudah BAK, nyeri saat berhubungan
seksual, gangguan siklus menstruasi. Pasien saat ini tidak dalam kondisi hamil.
Sebelum datang ke Poli Kulit RS Husada pasien belum pernah dibawa berobat
dan berobat untuk keluhannya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada
1
e. Riwayat pada Keluarga
Tidak ada
f. Riwayat Kebiasaan
- Pasien mandi 2 kali sehari, pasien mengganti celana dalam setelah mandi.
- Kadang-kadang pasien menggunakan sabun pembersih vagina.
PEMERIKSAAN FISIK
Status General
2
PEMERIKSAAN PENUNJANG
3
RESUME
Pasien datang ke Poli Kulit RS Husada dengan keluhan utama keputihan sejak 3 hari
yang lalu. Keputihan sebanyak 15 pantyliner, berwarna putih susu dan agak kekuningan,
berbentuk gumpalan kecil-kecil dan tidak terlalu bau. Pasien mengatakan vagina menjadi
merah, dan terasa gatal.
Tidak ada keluhan seperti nyeri saat sesudah BAK, nyeri saat berhubungan seksual, gangguan
siklus menstruasi. Pasien saat ini tidak dalam kondisi hamil.
Pada pemeriksaan tanda tanda vital dalam batas normal, pada pemeriksaan didapatkan
vulva tampak eritem, vagina eritem disertai adanya sekret berbentuk gumpalan berwarna
putih kekuningan.
DIAGNOSIS KERJA
Kandidosis vulvovaginitis
DIAGNOSA BANDING
1. Trikomonas vaginalis
2. Bakterial vaginosis
PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa
Menjaga kebersihan vagina
Mengganti celana dalam ketika lembab
Jangan sering mencuci vagina menggunakan sabun pembersih vagina
Medikamentosa
PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam
4
Tinjauan Pustaka
Definisi
Etiologi
Agen penyebab tersering kelainan di kulit, genital, dan mukosa poral adalah Candida
albicans, sedang sisanya dapat disebabkan oleh non Candida albicans, seperti Candida
glabrata, Candida parapsilosis, Candida tropicalis, dan Candida krusei.1,2
Epidemiologi
KVV merupakan penyakit urutan kedua dari seluruh infeksi vagina. Berdasarkan data
morbiditas di Divisi Infeksi Menular Seksual (IMS) Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit
dan Kelamin dalam kurun waktu 2007-2009 didapatkan 242 pasien KVV baru, yang
merupakan 19,7% dari jumlah kunjungan pasien divisi IMS dan 1,05% dari jumlah
kunjungan pasien baru URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya.1
Patofisiologi
Faktor predisposisi yang berpengaruh pada infeksi kandida meliputi kondisi kulit
lokal, status nutrisi, perubahan status fisiologi, penyakit sistemik, dan penyebab iatrogenik.2
1. Faktor predisposisi mekanik : trauma, sumbatan lokal, kelembaban, dan atau maserasi, dan
obesitas.2
5
3. Faktor predisposisi perubahan status fisiologis : umur yang berkaitan dengan status
imunologis, kehamilan dan menstruasi pada wanita. 2
5. Faktor predisposisi iatrogenik : penggunaan kateter dan jalur intravena, irradiasi-X, obat-
obatan (glukokortikoid, agen imunosupresif lain, antibiotik, kontrasepsi oral).2
6. Faktor penting lainnya adalah perbedaan virulensi di antara spesies kandida. Faktor lain
yang mempengaruhi terjadinya kandidiasis adalah pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu aktifitas
yang dilakukan setiap hari dan bisa menyebabkan kelelahan, sehingga menyebabkan daya
tahan tubuh menurun dan muncul gejala kandidiasis.2
Gejala
Gatal di daerah vulva. Pada yang berat terdapat rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan
dispareunia. Keputihan berwarna kekuningan disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala
susu berwarna putih kekuningan.2
Pemeriksaan Fisik
Pada pemeriksaan didapatkan hiperemia pada labia minora, introitus vagina, dan
vagina terutama bagian 1/3 bagian bawah. Sering terdapat bercak putih kekuningan. Pada
kelainan berat terdapat edema pada labia minora, dan ulkus-ulkus yang dangkal pada labia
minora dan sekitar introitus vagina.2
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan langsung
Usapan mukokutan diperiksa dengan KOH 20% atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel
ragi, blastospora, atau hifa semu.2
2. Pemeriksaan biakan
Bahan yang diperiksa ditanma di agar dekstrosa glukosa Saboraud yang dapat dibubuhi
antibiotik kloramfenikol untuk mencegah tumbuhnya bakteri. Perbenihan disimpan di suhu
6
kamar atau lemari suhu 37 derajat, koloni tumbuh setelah 2-5 hari, berupa koloni mukoid
putih.2
Diagnosis Banding
1. Trikomoniasis2
Pemeriksaan fisik: Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab, dapat terjadi abses
kecil pada dinding vagina dan serviks yang menyebabkan granulasi warna merah
(strawberry appearance).
Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan sediaan basah, ditemukan parasit trikomonas.2
2. Bakterial vaginosis2
1) Duh tubuh vagina berwarna putih keabu-abuan, homogen, melekat di vulva dan
vagina
3) Bau amis pada duh vagina yang ditetesi larutan KOH 10%
Pemeriksaan penunjang : Pada pewarnaan Gram, ditemukan bakteri Gardnerella dan
batang gram positif atau negatif.2 Ditemukan clue cells pada sediaan basah (larutan KOH
10%) dari sediaan berasal dari duh tubuh vagina.4
7
Penatalaksanaan
Klotrimazol 200 mg intravagina, setiap hari, selama 3 hari atau Klotrimazol 500 mg
intravagina dosis tunggal. Sistemik dapat diberikan ketokonazol 1x200mg peroral atau
Flukonazol 150 mg, per oral dosis tunggal, atau Itrakonazol 200 mg, per oral dosis tunggal.2,4
8
Daftar Pustaka