Anda di halaman 1dari 10

KASUS UJIAN

Kandidosis Vulvovaginitis

Oleh :

Pebriyanti Salipadang

112017043

Dokter Penguji :

dr. Julian, Sp.KK, M. Kes

Kepaniteraan Klinik

Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jakarta

Periode 26 November - 29 Desember 2018


STATUS ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN
KEPANITERAAN KLINIK FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
SMF ILMU PENYAKIT KULIT & KELAMIN
RUMAH SAKIT HUSADA – JAKARTA

IDENTITAS PASIEN

a. Nama : Ny. N
b. Usia : 35 Tahun
c. Jenis Kelamin : Perempuan
d. Agama : Islam
e. Pekerjaan : Karyawan
f. Alamat : Mangga Besar, Jakarta
g. Nomor Rekam Medik : 01329021

ANAMNESIS

(Autoanamnesis tanggal 22-12-2018, Pukul 12.00)

a. Keluhan Utama
Keputihan
b. Keluhan Tambahan
Vagina merah, gatal, cairan bau
c. Riwayat Perjalanan Penyakit
Pasien datang ke Poli Kulit RS Husada dengan keluhan utama keputihan sejak
3 hari yang lalu. Keputihan sebanyak ± 15 pantyliner, berwarna putih susu dan agak
kekuningan. Keputihan keluar seperti gumpalan kecil-kecil dan tidak terlalu bau.
Pasien mengatakan vagina menjadi merah, dan terasa gatal.
Tidak ada keluhan seperti nyeri saat sesudah BAK, nyeri saat berhubungan
seksual, gangguan siklus menstruasi. Pasien saat ini tidak dalam kondisi hamil.
Sebelum datang ke Poli Kulit RS Husada pasien belum pernah dibawa berobat
dan berobat untuk keluhannya.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak ada

1
e. Riwayat pada Keluarga
Tidak ada
f. Riwayat Kebiasaan
- Pasien mandi 2 kali sehari, pasien mengganti celana dalam setelah mandi.
- Kadang-kadang pasien menggunakan sabun pembersih vagina.

PEMERIKSAAN FISIK

 Status General

Keadaan Umum : Baik


Kesadaran : Compos mentis
Keadaan Gizi : Cukup (BB: 55 Kg)
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 90 x/menit
Pernafasan : 22 x/menit
Suhu : 36,3 oC
Kepala : Normosefali
Mata : Konjungtiva tidak anemis, tidak ikterik
Leher : Kelenjar getah bening tidak teraba membesar
Thoraks : Dalam batas normal
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
Genitalia : Vulva tampak eritem, tampak cairan dan gumpalan berwarna
putih kekuningan di vagina.

 Status Dermatologikus/ Venereologikus


Vulva : tampak eritem
Vagina :dinding vagina tampak eritem, terdpaat sekret berwarna putih susu
kekuningan, bentuk seperti gumpalan

2
PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan pemeriksaan penunjang

ANJURAN PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Tes KOH 20%


 Pemeriksaan biakan

3
RESUME

Pasien datang ke Poli Kulit RS Husada dengan keluhan utama keputihan sejak 3 hari
yang lalu. Keputihan sebanyak 15 pantyliner, berwarna putih susu dan agak kekuningan,
berbentuk gumpalan kecil-kecil dan tidak terlalu bau. Pasien mengatakan vagina menjadi
merah, dan terasa gatal.
Tidak ada keluhan seperti nyeri saat sesudah BAK, nyeri saat berhubungan seksual, gangguan
siklus menstruasi. Pasien saat ini tidak dalam kondisi hamil.
Pada pemeriksaan tanda tanda vital dalam batas normal, pada pemeriksaan didapatkan
vulva tampak eritem, vagina eritem disertai adanya sekret berbentuk gumpalan berwarna
putih kekuningan.

DIAGNOSIS KERJA

Kandidosis vulvovaginitis

DIAGNOSA BANDING

1. Trikomonas vaginalis
2. Bakterial vaginosis

PENATALAKSANAAN

Non Medikamentosa
 Menjaga kebersihan vagina
 Mengganti celana dalam ketika lembab
 Jangan sering mencuci vagina menggunakan sabun pembersih vagina

Medikamentosa

 Flukonazol 1x150mg per oral


 Kotrimazol 500mg per vaginam

PROGNOSIS
Quo ad vitam : Ad bonam
Quo ad functionam : Dubia ad bonam
Quo ad sanationam : Dubia ad bonam

4
Tinjauan Pustaka
Definisi

Kandidiasis vulvovaginalis (KVV) atau kandidosis vulvovaginalis merupakan infeksi


mukosa vagina dan atau vulva (epitel tidak berkeratin) yang disebabkan oleh jamur spesies
Candida. Infeksi dapat terjadi secara akut, subakut, dan kronis, didapat baik secara endogen
maupun eksogen yang sering menimbulkan keluhan berupa duh tubuh.1

Etiologi

Agen penyebab tersering kelainan di kulit, genital, dan mukosa poral adalah Candida
albicans, sedang sisanya dapat disebabkan oleh non Candida albicans, seperti Candida
glabrata, Candida parapsilosis, Candida tropicalis, dan Candida krusei.1,2

Epidemiologi

KVV merupakan penyakit urutan kedua dari seluruh infeksi vagina. Berdasarkan data
morbiditas di Divisi Infeksi Menular Seksual (IMS) Unit Rawat Jalan (URJ) Kesehatan Kulit
dan Kelamin dalam kurun waktu 2007-2009 didapatkan 242 pasien KVV baru, yang
merupakan 19,7% dari jumlah kunjungan pasien divisi IMS dan 1,05% dari jumlah
kunjungan pasien baru URJ Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Soetomo Surabaya.1

Patofisiologi

Candida albicans merupakan penyebab tersering dari kandidiasis. Candida albicans


sering ditemukan sebagai jamur saprofit dan berkoloni di membran mukosa pada hewan
berdarah panas. Pada sekitar 50% dari individu normal, terdapat kolonisasi di orofaring.
Selain itu, Candida albicans merupakan organisme komensal pada mukosa vagina pada 20 -
25% dari wanita sehat yang tidak memiliki gejala. Jamur ini jarang diisolasi dari kulit normal
kecuali pada area intertriginosa yang kadang-kadang dapat ditemukan kolonisasi kandida.2,3

Faktor predisposisi yang berpengaruh pada infeksi kandida meliputi kondisi kulit
lokal, status nutrisi, perubahan status fisiologi, penyakit sistemik, dan penyebab iatrogenik.2

1. Faktor predisposisi mekanik : trauma, sumbatan lokal, kelembaban, dan atau maserasi, dan
obesitas.2

2. Faktor predisposisi nutrisi : avitaminosis, defisiensi besi, malnutrisi.2

5
3. Faktor predisposisi perubahan status fisiologis : umur yang berkaitan dengan status
imunologis, kehamilan dan menstruasi pada wanita. 2

4. Faktor predisposisi penyakit sistemik : sindrom down, acrodermatitis enteropathica,


penyakit endokrin (diabetes melitus, penyakit cushing), uremia, keganasan, dan kondisi
imunodefisiensi.2

5. Faktor predisposisi iatrogenik : penggunaan kateter dan jalur intravena, irradiasi-X, obat-
obatan (glukokortikoid, agen imunosupresif lain, antibiotik, kontrasepsi oral).2

6. Faktor penting lainnya adalah perbedaan virulensi di antara spesies kandida. Faktor lain
yang mempengaruhi terjadinya kandidiasis adalah pekerjaan. Pekerjaan adalah suatu aktifitas
yang dilakukan setiap hari dan bisa menyebabkan kelelahan, sehingga menyebabkan daya
tahan tubuh menurun dan muncul gejala kandidiasis.2

Gejala

Gatal di daerah vulva. Pada yang berat terdapat rasa panas, nyeri sesudah miksi, dan
dispareunia. Keputihan berwarna kekuningan disertai gumpalan-gumpalan sebagai kepala
susu berwarna putih kekuningan.2

Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan didapatkan hiperemia pada labia minora, introitus vagina, dan
vagina terutama bagian 1/3 bagian bawah. Sering terdapat bercak putih kekuningan. Pada
kelainan berat terdapat edema pada labia minora, dan ulkus-ulkus yang dangkal pada labia
minora dan sekitar introitus vagina.2

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan langsung

Usapan mukokutan diperiksa dengan KOH 20% atau dengan pewarnaan gram, terlihat sel
ragi, blastospora, atau hifa semu.2

2. Pemeriksaan biakan

Bahan yang diperiksa ditanma di agar dekstrosa glukosa Saboraud yang dapat dibubuhi
antibiotik kloramfenikol untuk mencegah tumbuhnya bakteri. Perbenihan disimpan di suhu

6
kamar atau lemari suhu 37 derajat, koloni tumbuh setelah 2-5 hari, berupa koloni mukoid
putih.2

Diagnosis Banding

1. Trikomoniasis2

 Etiologi: Trichomonas vaginalis

 Gejala: Sekret vagina seropurulen sampai mukopurulen warna kekuningan hingga


kehijauan, bau tidak enak (malodor), berbusa. Dispareunia, perdarahan pascakoitus,
perdarahan intermenstrual.

 Pemeriksaan fisik: Dinding vagina tampak kemerahan dan sembab, dapat terjadi abses
kecil pada dinding vagina dan serviks yang menyebabkan granulasi warna merah
(strawberry appearance).


Pemeriksaan penunjang: Pemeriksaan sediaan basah, ditemukan parasit trikomonas.2

2. Bakterial vaginosis2

 Etiologi: Gardnerella vaginalis

 Gejala dan diagnosis:

Kriteria Amsel (3 dari 4):

1) Duh tubuh vagina berwarna putih keabu-abuan, homogen, melekat di vulva dan
vagina

2) Bau amis setelah hubungan seksual

3) Bau amis pada duh vagina yang ditetesi larutan KOH 10%

4) Ph duh vagina >4.5


Pemeriksaan penunjang : Pada pewarnaan Gram, ditemukan bakteri Gardnerella dan
batang gram positif atau negatif.2 Ditemukan clue cells pada sediaan basah (larutan KOH
10%) dari sediaan berasal dari duh tubuh vagina.4

7
Penatalaksanaan

Klotrimazol 200 mg intravagina, setiap hari, selama 3 hari atau Klotrimazol 500 mg
intravagina dosis tunggal. Sistemik dapat diberikan ketokonazol 1x200mg peroral atau
Flukonazol 150 mg, per oral dosis tunggal, atau Itrakonazol 200 mg, per oral dosis tunggal.2,4

8
Daftar Pustaka

1. Harnindya D, Agusni I. Studi retrospektif: diagnosis dan penatalaksanaan kandidiasis


vulvovaginalis. Berkala Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin – Periodical of Dermatology
and Venereology. 2016; 28(1). 42-8.
2. Widaty S. Kandidosis. Dalam Menaldi SLSW, Bramono K, Indriatmi W. Ilmu penyakit
kulit dan kelamin. Edisi 7. Jakarta: Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2017. h. 117-20
3. Kandidosis vulvovaginalis. Diunduh dari
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/12542/6.BAB%20II.pdf?sequence
=6&isAllowed=y
4. Kemenkes RI. Pedoman nasional penanganan infeksi menular seksual. 2015. h. 37-9.

Anda mungkin juga menyukai