Anda di halaman 1dari 4

I

LETOWANIE

Het is
best

558
SEE
THE FIRST

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN


SINDROM LISIS TUMOR
Zakifman Jack
PENDAHULUAN

limfoma derajat keganasan tinggi dan pada tumor padat walaupun jarang.
PATOFISIOLOGI
beste
Dengan berkembangnya ilmu pengobatan kanker, khususnya kemoterapi, mulai dari
penggunaan obat tunggal sampai penggunaan obat kombinasi yang kemudian berkembang
menjadi berkembang menjadi kemoterapi agresif, berbagai laporan hasil terapi yang
menggembirakan diperoleh. Tetapi seiring dengan itu berbagai efek samping pun timbul dari
yang ringan sampai yang berat bahkan fatal yang tidak jarang rnengakibatkan kematian, salah
satunya yaitu sindrom lisis tumor.
Pengelolaan efek samping yang tidak diinginkan ini adalah bagian dari terapi
suportif kanker yang merupakan hal penting dalam pengobatan kanker. Oleh karena itu
kita harus mengenal benar kelainan ini, mulai dari faktor risiko, tanda-tanda klinis,
patofisiologi, komplikasi, cara penanggulangan, dan cara pencegahannya sehingga
pasien tidak meninggal akibat tindakan kemoterapi tersebut.
Pemberian kemoterapi pada sel tumor yang sensitif akan berakibat terjadinya
penghancuran "mendadak" sejumlah besar sel tumor sehingga terjadi degradasi asam
nukleat, mengakibatkan katalisis hipoksantin dan xantin oleh xantin oksidase yang
meningkatkan pembentukan asam urat yang relatif tidak larut dalam air. Ekskresi asam
urat yang meningkat mengakibatkan konsentrasi intratubular yang meningkat pula
sampai melebihi tingkat/batas kelarutan (limits of solubility), sehingga terjadi keadaan
supersaturasi dan kristal asam urat pada tubulus renal dan distal collecting system yang
mengakibatkan gangguan fungsi ginjal. Keadaan terakhir ini mengakibatkan terjadinya
hiperfosfatemia yang makin memperburuk fungsi ginjal sehingga terjadi penurunan
ekskresi kalium sampai terjadi hiperkalemia, di samping hiperfostatemia sendiri
mengakibatkan terjadinya hipokalsemia.
Hiperkalemia dapat mengakibatkan aritmia jantung, sedangkan hipokalsemia dapat
mengakibatkan kejang otot, penurunan kesadaran (confusion), tetani dan gangguan irama
jantung berupa pemanjangan interval QT.
SINDROM LISIS TUMOR
Sindrom lisis tumor adalah suatu kelainan metabolik yang mengancam jiwa akibat pelepasan
sejumlah zat intraselular ke dalam aliran darah akibat tingkat penghancuran sel tumor yang
tinggi karena pemberian kemoterapi.
Zat intraselular tersebut adalah hasil degradasi asam nukleat akibat destruksi sejumlah
besar sel tumor yang mengakibatkan meningkatnya metabolisme purin, diikuti oleh
meningkatnya pembentukan asam urat.
Sindrom lisis tumor terdiri dari: hiperurisemia, hiperkalemia,
hiperfosfatemia dan hipokalsemia.
Keadaan ini sering terjadi pada: leukemia akut,

FAKTOR RISIKO

Peningkatan LDH. Ukuran tumor yang besar (bulky tumor) dengan tingkat proliferasi
yang tinggi.
4135
4136
PENILAIAN AWAL KEGAWATDARURATAN MEDIK

Tumor yang sangat sensitif terhadap kemoterapi. Hiperurisemia yang sudah ada
sebelum pengobatan. Penurunan fungsi ginjal.
DIAGNOSIS
dilakukan tindakan berupa pemberian 20-30 I.U insulin regular dalam 200-300 ml
glukosa 20% intravena selama 30 menit, bisa ditambahkan 15 gram Kayexalate
setiap 6 jam peroral. Keadaan hiperkalemia ini dapat dikenali dengan timbulnya
gelombang T tinggi pada EKG.
Keadaan hipokalsemia dapat dikoreksi dengan pemberian kalsium glukonat intravena.
Bila timbul hiperfosfatemia maka tindakan alkalinisasi urin harus dihentikan karena dapat
meningkatkan presipitasi kalsium fosfat. Bila volume urin tetap sedikit, gangguan asam basa
dan gangguan elektrolit tetap terjadi disertai adanya perburukan fungsi ginjal, maka tindakan
dialisis harus dilakukan untuk menyelamatkan jiwa.
Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya tanda-tanda sindrom yang
disebutkan di atas yaitu: hiperuriksemia, hiperfosfatemia, hiperkalemia dan
hipokalsemia serta tanda gangguan ginjal berupa peningkatan kadar ureum,
kreatinin, penurunan volume urin, asidosis metabolik dengan pernapasan
"Kussmaul", atau gejala sesak napas karena over load cairan tubuh, tetani,
kejang otot, gangguan irama jantung sampai penurunan kesadaran.
PENATALAKSANAAN
Tabel 1. Indikasi Hemodialisi pada Sindrom Lisis Tumor 1. Kalium, serum > 6 mcg/l. 2. Asam
urat serum > 10 mg/dl. 3. Kreatinin serum > 10 mg/dl. 4. Fosfat serum > 10 mg/dl. 5. "Volume
overloaded state". 6. Hipokalsemia yang simtomatik. 7. Perburukan fungsi ginjal. 8. Oliguri.
(dikutip dari Current Therapy in Hematology-Oncology, fifth edition)
KESIMPULAN
Sindrom lisis tumor adalah suatu keadaan darurat medik dalam bidang onkologi yang
sering timbul sesudah tindakan pemberian kemoterapi yang dapat mengakibatkan
kematian apabila tidak disikapi dan diterapi secara baik dan benar. Tindakan
pencegahan tetap merupakan pilihan terbaik yang harus diambil.
Pencegahan adalah langkah terbaik yang dilakukan. Pengenalan jenis tumor dan
pasien dengan risiko tinggi harus dilakukan sebelum kemoterapi dimulai,
sehingga tindakan pencegahan dapat dilakukan untuk melindungi fungsi ginjal.
Untuk pasien-pasien tersebut diberikan hidrasi cairan sebesar 2000-3000
ml/m2/24 jam yang sudah dimulai 24 jam sebelum pemberian kemoterapi. Selain
itu diberikan alopurinol 2 kali 300 mg/hari untuk menghambat produksi asam
urat, dan dilakukan tindakan alkalinisasi urin dengan pemberian natrium
bikarbonat 50100 mEq untuk setiap liter cairan intravena yang diberikan untuk
meningkatkan kelarutan asam urat sehingga dapat disekresikan melalui ginjal.
Walaupun fungsi ginjal normal sebelum kemoterapi dimulai, tidak tertutup
kemungkinan terjadinya sindrom lisis tumor akibat pemecahan sejumlah besar sel
tumor dalam waktu yang singkat, sehingga harus dilakukan pemantauan elektrolit,
ureum, kreatinin, kalsium, fosfat, asam urat dan pH urin paling sedikit sekali sehari
selama 4 hari setelah kemoterapi dimulai. Demikian pula pemantauan balans cairan
harus dilakukan setiap hari terutama pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan
jantung yang sudah ada sebelumnya. Pemeriksaan elektrokardiogram dilakukan bila
ada hiperkalemia dan hipokalsemia. Frekuensi monitor yang dilakukan tergantung
kepada keadaan klinis.
Bila terjadi kenaikan serum kreatinin maka harus dilakukan diuresis paksa (forced
diuresis) selama 24 jam pertama dengan penambahan alopurinol 600-800 mg/ hari,
sementara alkalinisasi urin tetap dilakukan. Bila terjadi keadaan oliguria maka harus
diberikan diuretik atau manitol 12,5 gram dalam larutan 20%. Hiperkalemia adalah
keadaan yang mengancam jiwa, sehingga harus segera
REFERENSI
Fojo AT. Metabolic emergencies in cancer principles and practice
of oncology. In: Devita VTJr, et al, editors. 7th edition. 2003.
p. 2292-9. Krecker E, Muggia FM. Oncologic nalignancies in current therpy
in Hematology-Oncology. In: Braint MC, Carbone PP, et al, editors. 1995. p. 600-9.
DET
VIL
S
IGELEE

Anda mungkin juga menyukai