PENDAHULUAN
Jalan sebagai salah satu bentuk prasarana transportasi memiliki peran penting
dalam perkembangan sosial ekonomi wilayah. Pada tahap awal, infrastruktur jalan
pergerakan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut. Selain itu, jalan juga berperan
Bina Marga, Kementerian Pekerjaan Umum dan Pemerintah Daerah Provinsi dan
dan/atau peningkatan jalan di Provinsi Maluku yang akan dibiayai melalui pinjaman
Bank Dunia (World Bank) melalui Western Indonesia National Road Improvement
Project (WINRIP).
Ruas jalan yang akan dibiayai melalui pinjaman Bank Dunia (World Bank)
Western Indonesia National Road Improvement Project (WINRIP) adalah ruas jalan
Berdasarkan UU No. 32 Tahun 2009 (Pasal 22), dimana setiap usaha dan/atau
Hidup No. 11 Tahun 2006, ditetapkan berdasarkan: Potensi dampak penting dan
antara jalan A.Y. Patty ke Liang. Manfaat lainnya adalah perbaikan sarana
transportasi keseluruhan.
berikut:
A. Undang-Undang
Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104 dan
peraturan ini.
Pemrakarsa kegiatan perlu untuk mengacu pada peraturan ini ketika berurusan
dengan konservasi dan ekosistem sumber daya alam di sekitar peningkatan ruas
ruas jalan A.Y. Patty–Liang harus memperhatikan peraturan ini terutama dalam
hak, wewenang dan tanggung jawab pemerintah daerah antara hak dan
menggunakan informasi.
7. Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
peralatan dan management lalu lintas pada peningkatan ruas jalan A.Y. Patty–
Liang.
B. Peraturan Pemerintah
Udara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 No. 86, Tambahan
kegiatan harus sesuai dengan rencana tata ruang yang telah ada.
ini.
4. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2012 tentang Jenis
peraturan ini.
5. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 5 Tahun 2008 tentang Tata
Dokumen AMDAL harus dinilai oleh Komisi Penilai AMDAL sesuai tata
peraturan ini.
II.1. Lingkup Rencana Kegiatan yang Akan Ditelaah dan Alternatif Komponen
Rencana Kegiatan
Pemerintah Republik Indonesia dalam hal ini Direktorat Bina Teknik, Direktorat
langkah-langkah kongret, salah satunya adalah rencana peningkatan ruas jalan A.Y.
Patty–Liang.
Studi AMDAL ini dilakukan setelah kajian teknis rencana peningkatan ruas
jalan A.Y. Patty–Liang, sehingga uraian kegiatan dalam AMDAL ini mengacu pada
kajian tersebut.
- Sirimau Waihoka
Karpan
Rijali
Batu Gajah
Ahusen
Uritetu
Honipopu
Tengah-tengah
Tulehu
Tial
Waai
Liang
upaya dalam melancarkan jalur transportasi antara kecamatan Sirimau dan kecamatan
Salahutu. Berdasarkan rencana kegiatan, maka pelaksanaan kegiatan ruas jalan A.Y.
Patty–Liang terdiri dari 3 tahapan utama yaitu Tahap Pra Konstruksi, Tahap
sebagai berikut:
1. Perizinan
perijinan yarig terkait dengan rencana peningkatan ruas jalan A.Y. Patty–
Liang.
Sirimau.
3. Koordinasi
Koordinasi dilakukan sebagai upaya persiapan agar kegiatan ini dapat berjalan
yang terkena dampak dari kegiatan peningkatan ruas jalan A.Y. Patty–
Liang.
lingkungan sekitar.
4. Perencanaan Teknis
A. Data Teknis
Secara ringkas data teknis rencana kegiatan Peningkatan Ruas Jalan A.Y.
2. Jumlah lajur - 2
Pada saat ini rencana kegiatan Peningkatan Ruas Jalan A.Y. Patty–Liang baru
B. Metode Pelaksanaan
eksisting sehingga arus lalu lintas masih tetap dapat berjalan meskipun hanya satu
lane. Kelengkapan standar yang akan digunakan dalam pelaksanaan konstruksi antara
tabel 4.
(orang)
1. General Superintendent 1
3. Pelaksana Utama 1
laboratorium
17. Keamanan 2
Jumlah 50
2. Kebutuhan Peralatan
3. Tandem Roller 2
4. Motor Grader 1
6. Pneumatic Roller 1
7. Wheel Loader 1
8. Water tanker 1
9. Asphalt Paner 1
15. Buldozer 1
5. Pembebasan Lahan
Pada rencana peningkatan ruas jalan A.Y. Patty–Liang tidak ada pembebasan
lahan. Hal ini karena rencana peningkatan ruas jalan A.Y. Patty–Liang masih
pada lahan yang tersedia. Penertiban ini dilakukan dengan cara musyarawah
dan kekeluargaan.
berikut:
Kontraktor Pelaksana yang akan dipakai untuk pelaksanaan proyek. Jumlah tenaga
kerja yang dibutuhkan ± 50 orang dengan kualifikasi seperti yang dibutuhkan proyek
(lihat Tabel 4). Penerimaan tenaga kerja dilakukan dengan cara mendatangkan tenaga
kerja lama/sudah dimiliki oleh Kontraktor serta melakukan penerimaan tenaga kerja
baru. Proses penerimaan tenaga kerja baru didasarkan atas kualifikasi dan jumlah
konstruksi.
Mobilisasi alat berat mencakup pengadaan peralatan yang akan dipakai untuk
Peningkatan Ruas Jalan A.Y. Patty–Liang dapat dilihat kembali pada Tabel 5,
sedangkan material yang dibutuhkan antara lain; batu kali, baja tulangan, semen,
Mobilisasi alat-alat berat ke lokasi proyek dilakukan dengan Flat Bed Truck
menggunakan Dump Truck dengan bak tertutup terpal, sesuai tata cara pengangkutan
material di jalan dari lokasi penambangan (quarry) yang terdekat dari masing-masing
berada pada lokasi di sekitar rencana kegiatan (dalam ruas jalan A.Y. Patty–Liang).
Untuk penginapan para pekerja lapangan (tenaga kontraktor) akan dibuatkan barak
untuk penginapan yang bersifat temporer. Buangan limbah padat dan limbah cair dari
kegiatan pembersihan lahan. Dalam hal ini, pembersihan hanya bersifat menyiapkan
badan jalan dari air dan tanah yang akan dilakukan lapis ulang, sehingga tidak ada
Pekerjaan drainase bertujuan menyalurkan limpasan air hujan yang jatuh pada
area Peningkatan Ruas Jalan A.Y. Patty–Liang pada musim hujan. Drainase ini dibuat
kanan-kiri dan dialirkan atau dibuang ke badan air permukaan terdekat. Pekerjaan
pembuatan saluran drainase meliputi pekerjaan galian tanah, pekerjaan pasang batu.
Galian tanah dilakukan pada lokasi rencana saluran untuk saluran terbuka/tertutup.
penghamparan, penggitasan, dan pemadatan agregat dan campuran aspal panas di atas
lintas, instalasi penerangan dan lain-lain. Fasilitas umum seperti kabel telepon, listrik,
pipa air minum apabila terganggu, maka akan dipindahkan dengan berkoordinasi
A. Pengoperasian Jalan
B. Pemeliharaan Jalan
pemeliharaan rutin dan pemeliharaan berkala. Pemeliharaan rutin antara lain adalah
jalur lalu lintas, sehingga kerataannya konsisten dengan mutu permukaan rata-rata
rumput, semak dan bahan-bahan lain yang mengganggu kelancaran air pada saluran
patok pengaman dan patok kilometer yang rusak dan pengecatan kembali huruf yang
bersifat kerusakan berat yang dilakukan tidak setiap tahun. Jenis perbaikan ini dapat
berupa pelapisan ulang permukaan jalan atau overlay. Selain pelapisan ulang, jenis
II.2.1. Iklim
Kota Ambon terletak di Pulau Ambon yang dikelilingi oleh laut sehingga
beriklim tropis dan iklim musim. Sehubungan dengan itu iklim Kota Ambon sangat
dipengaruhi oleh lautan dan berlangsung bersamaan dengan iklim musim, yaitu
Musim Barat atau Utara dan Musim Timur atau Tenggara. Pergantian musim selalu
diselingi oleh musim Pancaroba yang merupakan transisi dari kedua musim tersebut.
Musim Barat umumnya berlangsung dari bulan Desember sampai dengan bulan
Maret, dimana bulan April merupakan masa transisi ke musim Timur. Sedangkan
musim Timur berlangsung dari bulan Mei sampai dengan Oktober, dimana bulan
Ambon termasuk tipe Iklim B yang dicirikan oleh rataan bulan kering (curah hujan
Data curah hujan tahun 2007-2011 yang bersumber dari Stasiun Meteorologi
Ambon melalui BPS (Gambar 2.3.), menunjukan curah hujan tertinggi tahunan terjadi
pada tahun 2011 yaitu sebesar 4.610,1 mm dengan 257 hari hujan. Mengacu pada
rata-rata curah hujan bulanan tahun 2011, maka bulan basah (musim hujan) dengan
curah hujan di atas 200 mm terjadi pada bulan April hingga Juli seiring dengan
berlangsung Musim Timur dengan curah hujan tertinggi di bulan Mei (1.467,5 mm),
sedangkan bulan kering (musim panas) dengan curah hujan di bawah 200 mm terjadi
dari bulan Agustus hingga Maret seiring dengan berlangsungnya Musim Barat
Ambon rata-rata berkisar 26,59ºC dengan kisaran suhu minimum adalah 24,02ºC dan
suhu maksimum 29,70ºC; rata-rata kelembaban nisbi sekitar 85,05%; rata-rata lama
penyinaran matahari adalah 52,69 % dan rata-rata tekanan udara adalah 1.009,97 MB.
2. Kebisingan
Kebisingan dapat diartikan sebagai bentuk suara yang tidak diinginkan atau
bentuk suara yang tidak sesuai dengan tempat dan waktunya. Secara umum
III.2.3. Geografis
memiliki luas 377 Km2 atau 2/5 dari luas wilayah Pulau Ambon dan merupakan
bagian dari Provinsi Maluku. Luas daratan Kota Ambon berdasarkan hasil Survey
Tata Guna Tanah tahun 1980 adalah 359,45 km2, sedangkan luas lautan 17,55 Km2
dengan panjang garis pantai 98 Km. Sesuai Peraturan Daerah (PERDA) Kota Ambon
30 desa/negeri.
Lintang Selatan dan 1280–1290 Bujur Timur, dengan batas-batas wilayah sebagai
berikut:
Sebelah Utara: Petuanan Desa Hitu, Hila dan Kaitetu dari Kecamatan
Maluku Tengah.
Sebelah Barat: Petuanan Desa Hatu dari Kecamatan Leihitu Barat Kabupaten
Maluku Tengah
kependudukan pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Ambon tahun 2012,
sebanyak 6.933 jiwa (1,77%); dan lain-lain sebanyak 970 jiwa (0,25%).
sebanyak 144.349 jiwa. Penduduk yang tidak bekerja ini apabila dikurangi dengan
penduduk pra sekolah sebanyak 50.266 jiwa, dan penduduk usia diatas 55 tahun
sebanyak 56.953 jiwa, maka terdapat 37.130 jiwa penduduk usia produktif yang
belum bekerja atau menganggur atau 9,50% dari penduduk Kota Ambon.
II.3. Pelingkupan
dilakukan melalui tiga tahap yaitu identifikasi dampak potensial, evaluasi dampak
potensial serta klasifikasi dan skala prioritas dampak penting hipotetik, seperti yang
segenap dampak lingkungan hidup (primer, sekunder dan seterusnya) yang secara
potensial akan timbul sebagai akibat adanya rencana usaha dan/atau kegiatan. Pada
tahapan ini hanya diinventarisasi dampak potensial yang mungkin akan timbul tanpa
demikian pada tahap ini belum ada upaya untuk menilai apakah dampak potensial
dan diskusi dengan pemrakarsa, instansi yang bertanggung jawab, masyarakat yang
Konsultasi publik
Bagan Alir
Tahap Konstruksi
Peningkatan Kebisingan
Timbulnya Ceceran
Gangguan Kesehatan
Timbulnya Kecelakaan
Kerusakan Jalan
Gangguan Estetika
Tahap Operasi
Peningkatan kebisingan
Gangguan Kesehatan
Timbulnya kecelakaan
Peningkatan Estetika
dampak potensial yang dianggap tidak relevan atau tidak penting, sehingga diperoleh
daftar prioritas dampak penting yang dipandang perlu dan relevan untuk ditelaah
secara mendalam dalam studi ANDAL. Daftar dampak penting potensial ini disusun
sekitar rencana kegiatan, instansi yang bertanggung jawab dan tim studi. Pada tahap
ini daftar dampak penting yang dihasilkan belum tertata secara sistematis.
Metode yang digunakan pada tahap ini adalah diskusi antar tenaga ahli.
Kegiatan identifikasi dampak besar dan penting ini dilakukan oleh pemrakarsa
ini terlihat dari analisis data sekunder dan hasil pra survei.
kehidupan sehari-hari masyarakat (nilai sosial dan ekonorni) dan terhadap komponen
lingkungan lainnya (nilai ekologis) sekitar? Hal ini terlihat dari hasil pra survei.
4. Apakah ada aturan atau kebijakan yang dilanggar oleh dampak tersebut?
Hal ini terlihat dari peraturan-peraturan yang menetapkan baku mutu lingkungan.
satu pertanyaan dijawab dengan "ya" atau "tidak diketahui" maka komponen
lingkungan tersebut dikaji dalam ANDAL. Setelah diadakan diskusi dengan antar
tenaga ahli, maka terdapat beberapa dampak potensial yang dihilangkan. Berikut
merupakan reaksi awal dari masyarakat. Reaksi ini dapat berupa dampak positif atau
dampak negatif. Oleh sebab itu dalam kegiatan sosialisasi dibutuhkan suatu
Diharapkan seusai sosialisasi, Desa dan BPD serta LSM yang ada dapat memberikan
2. Tahap Konstruksi
kegiatan pembangunan, pengaturan lalu lintas dan demobilisasi alat berat. Kondisi
menimbulkan gangguan kesehatan. Hal ini menjadi masukan dari masyarakat untuk
dilakukan sebagai kontrol agar kualitas udara yang menimbulkan dampak seperti
hipotetik.
b. Peningkatan Kebisingan
kegiatan pembangunan, pengaturan lalu lintas dan demobilisasi alat berat. Kondisi
ruas jalan, sehingga akan melimpaskan air hujan ke jalan-jalan sekitar rencana
peningkatan ruas jalan A.Y. Patty–Liang. Dampak turunan dari air larian ini adalah
e. Timbulnya Ceceran
hanya terjadi pada musim hujan dan menimbulkan dampak lanjutan berupa
peningkatan ruas jalan A.Y. Patty–Liang, dimana kegiatan ini akan menimbulkan
gangguan terhadap biota darat berupa tanaman yang ada di tepi jalan-jalan yang
seluruh kegiatan pada tahap konstruksi ruas jalan A.Y. Patty–Liang bila tidak
ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak sisa yang berlanjut sampai pada
tahap pasca konstruksi. Pengelolaan terhadap semua kegiatan dan dampak yang
timbul yang tidak ditangani dengan baik akan berubah menjadi keresahan
Pada tahap konstruksi, dampak positif yang timbul adalah pada komponen
tenaga kerja dan pengusaha. Dampak pada komponen ini mempunyai dampak
masyarakat mengharapkan kegiatan ini dapat menampung tenaga kerja lokal yang ada
dan dapat ikut mengambil peluang berusaha. Dari pengamatan, kegiatan konstruksi
tidak dimiliki tenaga kerja lokal. Kebutuhan tenaga kerja lokal hanya pada jenis-jenis
pekerjaan tertentu. Apabila dampak ini dapat dikelola dengan baik akan memberikan
rasa aman kepada masyarakat dan pelaksana kegiatan. Namun sebaliknya apabila hal
i. Gangguan Kesehatan
masyarakat yang tinggal di wilayah dampak. Kemungkinan yang dapat terjadi yaitu
dari ceceran material di jalan yang dilintasi adalah timbulnya debu pada saat kering
dan jalan menjadi licin bila basah (misal oleh sebab hujan). Debu yang berlebihan
menimbulkan kejadian kecelakaan lalu lintas yang dapat menimbulkan cedera dan
atau kematian.
Bersumber dari mobilisasi material dan alat berat. Mengingat lalu lintas yang
l. Kerusakan Jalan
m. Gangguan Estetika
lingkungan. Kondisi lingkungan terutama masalah estetika pada awal kegiatan akan
menurun dan akan semakin membaik dengan selesainya pekerjaan peningkatan ruas
jalan tersebut. Walaupun sifatnya hanya sementara dan akan semakin membaik,
3. Tahap Operasi
Terdiri dari parameter CO, temperatur, NO2, SO2 dan Pb bersumber dari
kegiatan operasional ruas jalan A.Y. Patty–Liang, pengaturan lalu lintas, dan
perawatan jalan.
Bersumber dari operasional jalan A.Y. Patty–Liang yang akan dilewati oleh
kendaraan sehingga dapat mencapai dua kali lipat dari jumlah kendaraan yang
jalan sepanjang rencana peningkatan jalan saat ini. Dengan adanya penambahan
penting.
demikian maka akan mengurangi air larian dan menjaga konservasi air tanah.
Dampak ini merupakan dampak negatif, sehingga dampak ini menjadi dampak
penting.
baik daripada kondisi sebelum peningkatan. Dampak ini merupakan dampak positif
dan dapat dikendalikan, sehingga dampak ini tidak menjadi dampak penting.
menjadi lebih baik. Dampak ini merupakan dampak positif dan dapat dikendalikan,
polutan dari kendaraan yang menggunakan ruas jalan A.Y. Patty–Liang. Dampak ini
pemerikasaan teratur, namun demikian kemampuan pulih manusia yang berbeda beda
g. Timbulnya Kecelakaan
meningkatkan arus lalu lintas dan kecepatan pengguna jalan, sehingga akan
mempercepat arus barang dan orang sehingga pola lalu lintas menjadi lebih baik.
j. Peningkatan Estetika
dan baik. Baik buruknya estetika lingkungan tergantung kepada kegiatan pemerintah
dan masyarakat. Apabila kondisi estetika dapat diperbaiki dan dirawat dengan baik
maka estetika lingkungan menjadi baik. Karena sifatnya yang sementara dan
kelompok menurut keterkaitannya satu sama lain. Kedua, dampak penting yang.
interaksi dan bagan alir, dampak penting hipotetik yang timbul sebagai akibat dari
5. Penurunan Kualitas Udara; dampak terhadap kualitas udara ini bersumber dari
kegiatan mobilisasi alat dan kendaraan, kegiatan peningkatan fisik jalan A.Y.
akan direlokasi.
jalan A.Y. Patty–Liang ditekankan pada pertimbangan luas daerah yang terkena
dampak kegiatan proyek pada setiap tahapan kegiatan. Batas wilayah studi
merupakan resultante dari batas kegiatan proyek, batas ekologis, batas sosial dan
sumber daya, waktu, dana, teknik dan metoda telaahan. Dasar penentuan wilayah
1. Batas Proyek
Batas kegiatan proyek mencakup seluruh areal yang diperuntukkan ruas jalan
A.Y. Patty–Liang.
2. Batas Ekologis
Batas ekologis adalah ruang persebaran dampak dari kiri dan kanan ruas jalan
A.Y. Patty – Liang dengan radius 40 km. Perkiraan sebaran dampak suatu rencana
3. Batas Sosial
Batas sosial adalah ruang di sekitar tapak rencana kegiatan yang merupakan
tempat berlangsungnya berbagai interaksi sosial yang mengandung norma dan nilai
tertentu yang sudah mapan (termasuk sistem dan struktur sosial), sesuai dengan
4. Batas Administratif
secara leluasa melakukan kegiatan sosial ekonomi dan sosial budaya sesuai dengan
Batas waktu kajian adalah selama kegiatan pengoperasian ruas jalan A.Y.
Patty–Liang.
METODE STUDI
proses pelingkupan untuk menetapkan dampak penting. Dampak penting yang telah
ditetapkan masih bersifat sementara dan tentunya masih dapat berkembang setelah
data primer dan data pengamatan lapangan secara intensif telah dilakukan. Dampak
penting berguna untuk menuntun dan mengarahkan pola kajian dan penelitian,
sehingga studi dapat terfokus dan tidak melebar. Selain itu, dilakukan pemilihan
komponen kegiatan dan komponen lingkungan yang akan ditelaah, lingkup wilayah
Data primer merupakan data yang diukur atau diambil langsung di lapangan
diperoleh dengan memanfaatkan data dari berbagai sumber seperti; literatur, laporan-
Kajian tentang rencana kegiatan dan rona lingkungan hidup awal menjadi dasar
dalam prakiraan dan evaluasi dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup.
Metode studi yang digunakan dalam kajian ANDAL tersebut meliputi metode
pengumpulan dan analisis data, dan metode prakiraan dampak penting proyek
peningkatan ruas jalan A.Y. Patty–Liang akan berdampak baik langsung maupun
tidak langsung terhadap komponen geofisik-kimia, biologi serta sosial dan kesehatan
proyek maka akan dilakukan pengambilan sampel sebagai gambaran rona lingkungan
sejauh mana pengaruh kegiatan peningkatan ruas jalan AY. Patty – Liang, terhadap
bantuan kuisioner. Jumlah responden adalah 10% dari masyarakat yang terkena
dampak (kampung), yaitu sebanyak kurang lebih 100 responden. Wawancara juga
dilakukan dengan pihak lain seperti dengan tokoh-tokoh masyarakat yang ada di
kelurahan, kampung atau desa tempat kegiatan berlangsung. Berikut adalah metode
terhadap kegiatan
A.Y. Patty
– Liang Wawancara/tabulasi
tanggapan
mayarakat %
sekitar
proyek
Analisis data dan informasi tentang kondisi sosial, ekonomi dan budaya
3. Lokasi
ruas jalan A.Y. Patty–Liang yang meliputi sebagian dari Kecamatan Sirimau dan
Matematis
dampak yang diakibatkan adanya proyek peningkatan ruas Jalan A.Y. Patty – Liang
ini terutama yang memiliki baku mutu matematis seperti kualitas udara . Berikut
Kebisingan
adalah Model Inverse Square Law (Lee, Shun Dar Lin,1999), untuk sumber titik
Sifat Dampak
dampak yang timbul dan yang merugikan bila ditinjau dari segi
A. Persepsi masyarakat
• Rencana Pengelolaan
• Rencana Pemantauan
Wawancara langsung.
• Rencana Pengelolaan
sound barrier.
• Rencana Pemantauan
Pemantauan berkala.
• Rencana Pengelolaan
Membangun jalur hijau atau ruang terbuka hijau yang dapat menjadi
• Rencana Pemantauan
• Rencana Pengelolaan
• Rencana Pemantauan
dampak.
• Rencana Pengelolaan
• Rencana Pemantauan
penumpang).
PELAKSANAAN STUDI
20 - 97234
Jabatan : Direktur