Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KASUS

GANGGUAN AFEKTIF BIPOLAR, EPISODE KINI MANIK


DENGAN GEJALA PSIKOTIK

IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. U
Usia : 22 tahun
Tempat/Tgl Lahir : Gowa, 27 Januari 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : DSN Pammandongang Dg. Salajangki, Kab. Gowa

LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh secara autoanamnesis dan alloanamnesis dari:

Nama : Tn. Musli


Usia : 27 tahun

Agama : Islam

Suku : Makassar

Pendidikan Terakhir : SMA

Pekerjaan : Wiraswasta

Alamat : Gowa

Hubungan dengan pasien : Kakak kandung pasien

I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama : Mengamuk
B. Riwayat gangguan sekarang :
1. Keluhan dan gejala

1
Seorang laki-laki berusia 22 tahun, masuk ke IGD RSKD
yang ke 4 kalinya diantar ole h bapak dan kakaknya dengan
keluhan mengamuk yang dialami sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien memaksa ingin mengambil kendaraan roda dua
seorang pelajar SMP. Pasien gampang menjadi marah apabila
keinginannya tidak diikuti hingga mengancam ingin menyakiti
ibunya. Akhi-akhir ini pasien sering mengaku sebagai keluarga
Prabowo dan memiliki kekayaan yang sangat melimpah. Pasien
juga selalu berkomentar tentang apapun yang ilihatnya. 2 hari yang
lalu, pasien keluar dari RSKD setelah dirawat selama 2 bulan dan
menunjukkan adanya perbaikan. Akan tetapi, pasien tidak
meminum obatnya sehingga pasien sering gelisah dan tidak bisa
tidur. Pasien selalu ingin bercerita, dan mengganggu orang lain
apabila tidak memperhatikan ceritanya. Pasien sering keluyuran
dan tidak pulang ke rumah. Saat ini nafsu makan pasien
bertambah. Dalam sehari, pasien mandi hingga 4 kali.
Awal perubahan perilaku pasien dialami sekitar kurang lebih 4
tahun yang lalu (2014) saat pasien akan mendaftar sebagai anggota
TNI. Saat itu, pasien melakukan pengumpulan berkas untuk
kepentingan pendaftaran dibantu oleh seorang kerabat. Pasien
kemudian berkunjung ke rumah kerabat tersebut di Makassar. Itu
adalah pertama kalinya pasien bepergian sendiri ke Makassar. Di
tengah perjalanan, pasien kebingungan dan tiba-tiba mengamuk
dengan memecahkan kaca mobil di sekitarnya. Lalu pasien dibawa
ke RSKD untuk pertama kalinya dan dirawat selama kurang lebih
10 hari, keadaan pasien membaik. 1 tahun kemudian, pasien
merantau ke Kalimantan dan pasien merasa baikan sehingga pasien
berhenti meminum obatnya. Sejak saat itu, pasien tidak rutin
meminum obatnya dan berpikir untuk mendaftar sebagai anggota
TNI.
Sebelum sakit, pasien termasuk pribadi yang ramah dan
mudah bergaul. Pasien berhasil menyelesaikan pendidikannya
hingga SMA. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga ataupun teman-temannya.

2
Pasien lahir normal dan cukup bulan, dilahirkan di rumah
dengan bantuan bidan, Pasien mendapatkan ASI hingga usia 1
tahun.
Pasien anak ke-4 dari 4 bersaudara (♀,♂,♂,♂). Pasien adalah
anak dari pernikahan kedua ibunya. Pasien tinggal bersama ibu dan
kakaknya.
Riwayat keluarga dengan dengan penyakit yang sama (+),
yaitu paman dari ayah. Riwayat kejang (-), riwayat trauma (+)
berupa kecelakaan motor pada 2014, riwayat infeksi (-), riwayat
NAPZA (-), riwayat alkohol (-), riwayat merokok (+) selama 5
tahun sebanyak 4 bungkus/hari.

2. Hendaya/disfungsi
 Hendaya dalam bidang sosial (+) pasien mudah marah apabila
keinginannya tidak dipenuhi
 Hendaya dalam bidang pekerjaan (+) saat ini pasien tidak
bekerja dikarenakan penyakitnya sering kambuh
 Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+) pasien terus
merasa gelisah yang membuat dirinya dapat bertahan tanpa
tidur
3. Faktor stressor psikososial :
Perubahan perilaku dialami pasien sejak kurang lebih 4 tahun
yang lalu saat pasien akan mendaftar sebagai anggota TNI.

4. Hubungan gangguan, sekarang dengan riwayat penyakit fisik


dan psikis sebelumnya
Riwayat infeksi (-)
Riwayat trauma (+), kecelakaan motor (2014)
Riwayat kejang (-)
Riwayat NAPZA (-)
Riwayat merokok (+), kurang lebih selama 5 tahun, 4 bungkus/hari
Riwayat minum alkohol (-)

C. Riwayat gangguan sebelumnya


Ini adalah ke-4 kalinya pasien dibawa ke RSKD. Pasien dibawa ke
RSKD untuk pertama kalinya pada 2014 dengan keluhan mengamuk.

3
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir di Gowa pada tahun 1996, lahir normal, cukup
bulan, dan dibantu oleh bidan. Diberi ASI eksklusif selama 1 tahun,
pertumbuhan dan perkembangan baik.

2. Riwayat Kanak Awal (1-3 tahun)


Pertumbuhan dan perkembangan masa kanak-kanak awal pasien
berlangsung baik seperti berjalan, berbicara, serta perkembangan
motorik yang berlangsung baik. Pasien aktif bermain dengan teman
seusianya.

3. Riwayat Kanak Pertengahan (3-11 tahun)


Saat SD, perkembangan pasien di sekolah baik dan pasien
merupakan murid yang tergolong biasa-biasa saja dalam hal prestasi
di sekolah.

4. Riwayat Kanak Akhir dan Remaja (12-18 tahun)


Pasien mampu menyelesaikan pendidikannya hingga lulus SMA
dan memiliki keinginan untuk mendaftar sebagai anggota TNI.

5. Riwayat Masa Dewasa


Riwayat Pendidikan Terakhir : SMA
Riwayat Pekerjaan : Pasien belum bekerja
Riwayat Pernikahan : Belum menikah
Riwayat Kehidupan Sosial : Pasien ramah terhadap orang
lain dan mudah bergaul
Riwayat Kehidupan Beragama : Pasien beragama Islam

E. Riwayat kehidupan keluarga


 Pasien merupakan anak ke-4 dari empat bersaudara (♀,♂,♂,♂).
 Pasien adalah anak dari pernikahan kedua ibunya. Suami pertama
ibunya meninggal, dan pasien memiliki 3 saudara tiri.
 Pasien belum menikah dan tinggal serumah dengan ibu dan
kakaknya.

4
 Hubungan dengan keluarga baik.
 Riwayat keluarga dengan gangguan serupa ada, yaitu paman dari
ayahnya.

Genogram:

Ibu

Suami I Suami II

♂ ♂ ♀ ♂

♂ ♂ ♂

Keterangan: ♂ : laki-laki

♀ : perempuan

♂ : pasien

♀ : sudah meninggal

F. Situasi sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama ibu dan kakaknya. Pasien saat ini
tidak bekerja namun cukup mampu merawat dirinya sendiri.

G. Persepsi pasien tentang diri dan kehidupannya


Pasien tidak menyadari dirinya sakit.

II. STATUS MENTAL


A. Deskripsi umum
1. Penampilan : Seorang laki-laki usia 22 tahun, wajah sesuai umur,
cukup rapi memakai kaos merah dan celana pendek berwarna

5
cokelat dengan alas kaki, perawakan berisi, dan perawatan diri
cukup.
2. Kesadaran : Kuantitatif = Composmentis (GCS 15), Kualitatif =
Berubah.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi meningkat, berlebih.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperatif.

B. Keadaan Afektif (Mood), perasaan dan empati


1. Mood : Euforia
2. Afek : Hiperaktif
3. Empati : Tidak dapat diraba rasakan.

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai
dengan taraf pendidikan.
2. Daya Konsentrasi : Baik.
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang)
- Waktu : Baik.
- Tempat : Baik.
- Orang : Baik.
4. Daya Ingat
- Segera : Baik.
- Jangka pendek : Terganggu.
- Jangka panjang : Baik.
5. Pikiran Abstrak : Baik.
6. Bakat kreatif : Tidak ada.
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Tidak terganggu.

D. Gangguan Persepsi
 Halusinasi : Ada. Berkomentar terus-menerus setiap hari
 Ilusi : Tidak ada.

6
 Depersonalisasi : Tidak ada.
 Derealisasi : Tidak ada.

E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Meningkat, flight of idea.
b. Kontinuitas : inkoheren, relevan.
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada.
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Dirinya adalah seorang anggota TNI
yang kaya dan merupakan kerabat Parbowo.
b. Gangguan isi pikir : Waham kebesaran (+), pasien meyakini
bahwa dirinya adalah keluarga Prabowo dan memiliki kekayaan
yang sangat melimpah.
F. Pengendalian Impuls : Terganggu.
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu.
2. Uji Daya Nilai : Terganggu.
3. Penilaian Realitas : Terganggu.

H. Tilikan (insight) : Pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit dan pasien
tidak mau berobat (tilikan 1).

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya.

III. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Pemeriksaan Fisik :

7
 Status Internus : TD = 120/80 mmHg, N= 82 x/menit, S = 36,5 oC, P =
20 x/menit.
 Hal-Hal bermakna lainnya yang ditemukan pada pemeriksaan fisik,
pemeriksaan lab dan penunjang lainnya: Tidak ada.
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki berusia 22 tahun, masuk ke IGD RSKD yang ke 4
kalinya diantar oleh bapak dan kakaknya dengan keluhan mengamuk yang
dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit Pasien memaksa ingin
mengambil kendaraan roda dua seorang pelajar SMP. Pasien gampang
menjadi marah apabila keinginannya tidak diikuti hingga mengancam ingin
menyakiti ibunya. Akhi-akhir ini pasien sering mengaku sebagai keluarga
Prabowo dan memiliki kekayaan yang sangat melimpah. Paien juga
belakangan ini selalu berbicara berkomentar apapun yang dilihatnya. 2 hari
yang lalu, pasien keluar dari RSKD setelah dirawat selama 2 bulan dan
menunjukkan adanya perbaikan. Akan tetapi, pasien tidak meminum obatnya
sehingga pasien sering gelisah dan tidak bisa tidur. Pasien selalu ingin
bercerita, dan mengganggu orang lain apabila tidak memperhatikan ceritanya.
Pasien sering keluyuran dan tidak pulang ke rumah. Saat ini nafsu makan
pasien bertambah. Dalam sehari, pasien mandi hingga 4 kali.

Awal perubahan perilaku pasien dialami sekitar kurang lebih 4 tahun


yang lalu (2014) saat pasien akan mendaftar sebagai anggota TNI. Saat itu,
pasien melakukan pengumpulan berkas untuk kepentingan pendaftaran
dibantu oleh seorang kerabat. Pasien kemudian berkunjung ke rumah kerabat
tersebut di Makassar. Itu adalah pertama kalinya pasien bepergian sendiri ke
Makassar. Di tengah perjalanan, pasien kebingungan dan tiba-tiba mengamuk
dengan memecahkan kaca mobil di sekitarnya. Lalu pasien dibawa ke RSKD
untuk pertama kalinya dan dirawat selama kurang lebih 10 hari, keadaan
pasien membaik. 1 tahun kemudian, pasien merantau ke Kalimantan dan
pasien merasa baikan sehingga pasien berhenti meminum obatnya. Sejak saat
itu, pasien tidak rutin meminum obatnya dan berpikir untuk mendaftar sebagai
anggota TNI.

8
Sebelum sakit, pasien termasuk pribadi yang ramah dan mudah bergaul.
Pasien berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga SMA. Pasien memiliki
hubungan yang baik dengan keluarga ataupun teman-temannya.

Pasien lahir normal dan cukup bulan, dilahirkan di rumah dengan


bantuan bidan. Pasien mendapatkan ASI hingga usia 1 tahun. Pertumbuhan
dan perkembangan masa kanak-kanak awal pasien berlangsung baik seperti
berjalan, berbicara, serta perkembangan motorik yang berlangsung baik.
Pasien aktif bermain dengan teman seusianya. Pasien tinggal bersama ibu dan
kakaknya, dan cukup mendapatkan perhatian dan kasih sayang.

Pasien merupakan anak keempat dari empat bersaudara dan merupakan


anak dari pernikahan kedua ibunya. Hubungan pasien dengan saudara baik.
Pasien juga mendapat pendidikan yang layak dan berhasil menyelesaikan
pendidikannya di SMA.

Riwayat keluarga dengan dengan penyakit yang sama (+), yaitu paman
dari ayah. Riwayat trauma (+) berupa kecelakaan motor pada 2014, riwayat
merokok (+) selama 5 tahun sebanyak 4 bungkus/hari.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan seorang laki-laki usia 22
tahun, wajah sesuai umur, memakai kaos merah dan celana pendek berwarna
cokelat, perawakan berisi, dan perawatan diri cukup. Perilaku dan aktivitas
psikomotor meningkat. Mood sulit dinilai, afek terbatas, produktivitas arus
pikir membanjir-flight of idea, preokupasi menganggap dirinya adalah seorang
anggota TNI yang kaya dan merupakan kerabat Parbowo, gangguan isi pikir
yaitu waham kebesaran, dan kemampuan menolong diri sendiri kurang.
Tilikan 1 (pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit dan pasien tidak mau
berobat).

V. EVALUASI MULTI AKSIAL


AKSIS I : Gangguan Skizoafektif Tipe Manik (F25.0)
Berdasarkan alloanamnesis dan pemeriksaan status mental
didapatkan gejala klinis yang bermakna yaitu pasien mengamuk
hingga menimbulkan masalah dalam lingkungannya. Pasien juga
gelisah sehingga menimbulkan distress (penderitaan) berupa rasa
tidak nyaman bagi diri pasien serta terdapat hendaya (disabilitas)

9
dalam bidang keluarga, social, dan pekerjaan sehingga pasien
dapat disimpulkan mengalami gangguan jiwa.
Pada alloanamnesis juga ditemukan hendaya berat dalam
menilai realitas berupa gangguan isi pikir (waham kebesaran)
sehingga pasien dikatan mengalami gangguan jiwa psikotik.
Pada pemeriksaan internus dan neurologis tidak ditemukan
kelainan organik sehingga termasuk dalam kategori gangguan
mental non organik.
Dari alloanamnesis dan pemeriksaan status mental,
didapatkan gejala skizofrenia yang khas yaitu adanya waham
kebesaran yang berlangsung selama lebih dari satu bulan. Selain
itu, ditemukan adanya gangguan afek mania berupa afek yang
meningkat, aktivitas berlebihan, arus pikir berupa flight of idea,
dan kebutuhan tidur yang berkurang. Kedua gejala ini sama-
sama menonjol dan terjadi pada waktu yang hampir bersamaan,
sehingga berdasarakan PPDGJ III pasien telah memenuhi kriteria
diagnosis Gangguan Jiwa Gangguan Afektif Bipolar Episode
Kini Manik dengan gejala psikotik (F31.2)
AKSIS II : Belum cukup informasi yang didapatkan untuk mengarahkan ke
salah satu ciri khas kepribadian (Z 03.2)
AKSIS III : Tidak ada diagnosis.
AKSIS IV : Stressor psikososial tidak jelas.
AKSIS V : GAF Scale 60 - 51, gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.

VI. DAFTAR MASALAH


ORGANOBIOLOGIK : Tidak ada kelainan
PSIKOLOGIK : Terdapat afek yang meningkat, aktivitas
berlebihan, arus pikir berupa flight of idea, dan
kebutuhan tidur yang berkurang disertai dengan
gejala psikotik berupa adanya waham
kebasaran dimana pasien merasa bahwa dirinya
adalah orang yang sangat kaya raya dan
merupakan kerabat Prabowo.
SOSIOLOGIK : Ditemukan adanya hendaya dalam bidang
sosial, pekerjaan, dan waktu senggang sehingga
pasien membutuhkan penanganan psikososial.

10
VII. PROGNOSIS
 Dubia ad malam.
 Faktor pendukung :
o Tingkat pendidikan cukup.
o Adanya dukungan dari keluarga.
 Faktor penghambat :
o Ada gangguan psikotik.
o Gangguan afektif tipe mania.

VIII. PEMBAHASAN / TINJAUAN PUSTAKA


Berdasarkan PPDGJ III, untuk diagnosis pasti Gangguan Afektif
Bipolar [F31] harus memenuhi:1,2

 Gangguan ini tersifat oleh episoe berulang (sekurang-kurangnya dua


episode) dimana afek pasien dan tingkat aktifitasnya jelas terganggu,
pada waktu tertentu terdiri dari peningkatan afek disertai penambahan
energy dan aktifitas (mania atau hipomania), dan pada waktu lain berupa
penurunan afek disertai pengurangan energy dn aktivitas (depresi).
 Yang khas adalah bahwa biasanya ada penyembuhan sempurna antar
episode manik biasanya dimulai dengan tiba-tiba dan berlangsung antara
2 minggu sampai 4-5 bulan, episode depresi cenderung berlangsung lebih
lama (rata-rata sekitar 6 bulan) meskipun jarang melebihi 1 tahun kecuali
pada orang usia lanjut. Kedua macam episode itu seringkali terjadi
setelah peristiwa hidup yang penuh stress atau trauma mental lain
(Adanya stress tidak essensial untuk penegakkan diagnose)
 Termasuk : Gangguan atau psikosis manik-depresif
 Tidak termasuk : Ganggan bipolar, episode manik tunggal (F30)
Gangguan Afektif Bipolar episode kini manik dengan gejala psikotik
[F31.2 harus memenuhi:1,2

11
 Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2) dan,
 Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif atau campuran di masa lampau)

Berdasarkan hasil alloanamnesis dan autoanamnesis, didapatkan adanya


gejala klinis yang bermakna yaitu berupa pasien mengamuk sejak 1 hari
sebelum masuk rumah sakit. Pasien memaksa ingin mengambil kendaraan
orang lain. Pasien juga gampang menjadi marah apabila keinginannya tidak
dipenuhi hingga mengancam ingin menyakiti ibunya. Akhi-akhir ini pasien
sering mengaku sebagai keluarga Prabowo dan memiliki kekayaan yang
sangat melimpah. Pasien sering gelisah, berbicara terus menerus, dan tidak
bisa tidur. Pasien selalu ingin bercerita, dan mengganggu orang lain apabila
tidak memperhatikan ceritanya. Pasien sering keluyuran dan tidak pulang ke
rumah. Saat ini nafsu makan pasien bertambah. Dalam sehari, pasien mandi
hingga 4 kali..
Pada pemeriksaan status mental ditemukan seorang laki-laki usia 22
tahun, wajah sesuai umur, memakai kaos merah dan celana pendek berwarna
cokelat, perawakan berisi, dan perawatan diri cukup. Perilaku dan aktivitas
psikomotor meningkat. Mood sulit dinilai, afek terbatas, produktivitas arus
pikir membanjir-flight of idea, preokupasi menganggap dirinya adalah seorang
anggota TNI yang kaya dan merupakan kerabat Parbowo, gangguan isi pikir
yaitu waham kebesaranw, dan kemampuan menolong diri sendiri kurang.
Tilikan 1 (pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit dan pasien tidak mau
berobat). Kondisi peningkatan afek tersebut terjadi bersamaan dengan adanya
gejala skizofrenia yang khas. Berdasarkan gejala- gejala yang dialami pasien,
keadaan pasien digolongkan dalam Gangguan Afektif Bipolar, Episode Kini
Manik dengan Gejala Psikotik [F31.2].

Pada pasien terdapat gejala positif berupa halusinasi dan waham. Oleh
karena itu medikasi yang diberikan berupa obat antipsikotik yaitu haloperidol
yang bekerja memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaps neuron di

12
otak (dopamine D2 receptors) disertai dengan psikoterapi dan sosioterapi
untuk memperkuat perbaikan klinis. Diberikan pula anti psikosis lainnya
berupa chlorpromazine sebesar 100 mg per 8 jam, dengan tujuan
memanfaatkan efek sedasinya agar pasien dapat tertidur. Terapi berorientasi
keluarga dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang gangguan
yang dialami pasien dan menciptakan suasana yang baik agar dapat
mendukung proses pemulihan pasien.

IX. RENCANA TERAPI


 Farmakoterapi
- Haloperidol 5 mg/8 jam/oral
- Chlorpromazine 100 mg/8 jam/oral
 Psikoterapi Supportif
Memberikan dukungan kepada pasien untuk dapat membantu pasien
dalam memahami dan menghadapi penyakitnya. Memberi penjelasan dan
pengertian mengenai penyakitnya, manfaat pengobatan, cara pengobatan,
efek samping yang mungkin timbul selama pengobatan, serta memotivasi
pasien supaya mau minum obat secara teratur.

 Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien
sehingga bisa menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan
moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu
proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.

X. FOLLOW UP
AUTOANAMNESA

DM : Dokter Muda; P : Pasien

DM : Pagi Usman, sini duduk.

13
P : Pagi dokter.

DM : Bagaimana sekarang?

P : Bahagia dokter, karena ada dokter Sari. Mauma saya lamarki dokter Sari
dok. Nah dokter Sari, kukasi ki panaik 2 Milyar dok.

DM : O ko suka sama dokter Sari kah?

P : Iye dok. Cantik sekali ini dokter Sari.

DM : Oiyo. Ko tahu ji ini dimanako sekarang?

P : Iye dok, di rumah sakit.

DM : Rumah sakit apa? Ko tahuji siapa ini semua yang pakai baju putih?

P : Dokter dok. Di rumah sakit Dadi ini. Saya tidak sakit ini dok. Saya tidak
tahu kenapa dibawaka ke sini. Mau bede dikasi daftarka tentara dok. Ih
pas ka bangun di mobil. Langsungma ada di Dadi.

DM : Kau mau daftar tentara ini?

P : Saya ini tentarama dok. Pasukannya Prabowo. Bintang 7 saya ini dok.
Mauki jadi menteri kesehatan dok? Nantipi saya kasi tahu Prabowo? Atau
mauki bicara sama Prabowo kah dok?

DM : Kau apanya Prabowo inikah?

P : Tunggunah dok, saya panggilkanki Prabowo. Tunggu dok.

DM : Dengan siapa ini saya bicara?

P : Saya Prabowo. Kenapa dokter? Dokter mau jadi menteri kesehatan?


Kenapai dok?

DM : Tadi datang Prabowo.

P : mauki na kasih jadi menteri toh dok? Sudahmi saya kasi tahu itu dok.

DM : Tidak bede.

14
P : Mauki na bilang dok. Sudah bicara sama saya.

DM : Apalagi yang kau bisa selain panggilkan ka Prabowo?

P : Bisaka pencak silat dok.

DM : Yayayaa. Kalau dengar-dengar suara begitu ada?

P : Tidak ada dok. Ka tidak gilaka saya ini dok. Mauka ini ke Jakarta dok,
ketemu Prabowo. Saya anggotanya Prabowo ini dok. Mauki saya kasi
tahu rahasia dok? Nanti Prabowo ini yang naik jadi presiden dok. Nanti
jadi maki menteri kesehatanna nah dok.

DM : Iyo iyo.

P : Dok, rokokta dulu dok. Saya belum merokok ini dok.

DM : Sudahmi toh tadi malam. Nantipi lagi, ka satu batangji dikasi satu hari.

P : Tidak mau ja dok. Kasika dulu rokok.

DM : Tidak ada ini. Malampi

P : Awaski ndak ada nah dok.

STATUS MENTAL

A. Deskripsi umum
1. Penampilan : Seorang laki-laki usia 22 tahun, wajah sesuai usia,
cukup rapi memakai kaos ungu dan celana jeans pendek berwarna
hitam memakai alas kaki, perawakan berisi, dan perawatan diri
cukup.
2. Kesadaran : Kuantitatif = Composmentis (GCS 15), Kualitatif =
Berubah.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Hiperaktif, kadang menunjukkan
gerakan-gerakan bela diri.
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi meningkat, membanjir
(logorrea).

15
5. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperatif.

B. Keadaan Afektif (Mood), perasaan dan empati


1. Mood : Sulit dinilai.
2. Afek : Meningkat (hipertimia), inappropriate.
3. Empati : Tidak dapat diraba rasakan.

C. Fungsi Intelektual (Kognitif)


1. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai
dengan taraf pendidikan.
2. Daya Konsentrasi : Baik.
3. Orientasi (waktu, tempat dan orang)
- Waktu : Baik.
- Tempat : Baik.
- Orang : Baik.
4. Daya Ingat
- Segera : Baik.
- Jangka pendek : Terganggu.
- Jangka panjang : Baik.
5. Pikiran Abstrak : Baik.
6. Bakat kreatif : Tidak ada.
7. Kemampuan menolong diri sendiri : Tidak terganggu.

D. Gangguan Persepsi
 Halusinasi : Ada.
 Ilusi : Tidak ada.
 Depersonalisasi : Tidak ada.
 Derealisasi : Tidak ada.

E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran

16
a. Produktivitas : Meningkat, flight of idea.
b. Kontinuitas : Koheren, relevan.
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada.

2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Dirinya adalah seorang
anggota TNI yang kaya dan merupakan kerabat Parbowo.
b. Gangguan isi pikir : Waham kebesaran (+),
pasien meyakini bahwa dirinya adalah keluarga Prabowo dan
memiliki kekayaan yang sangat melimpah.

F. Pengendalian Impuls : Terganggu.

G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu.
2. Uji Daya Nilai : Terganggu.
3. Penilaian Realitas : Terganggu.

H. Tilikan (insight) : Pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit dan pasien
tidak mau berobat (tilikan 1).

I. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya.

17
LAMPIRAN

AUTOANAMNESA

Pasien masuk ke IGD Jiwa RSKD tanggal 3 Desember 2018 dengan keluhan utama
mengamuk diantar oleh bapak dan kakaknya. Kemudian dilakukan wawancara langsung
terhadap pasien pada tanggal 23 Desember 2018. Pada pemeriksaan status mental
didapatkan penampilan seorang laki-laki dengan wajah tampak sesuai usia (22 tahun)
memakai baju kaos merah, dan celana pendek berwarna cokelat dengan perawakan berisi
serta perawatan diri cukup.

DM: Dokter Muda; P: Pasien

P : Dok, mana dokter fina?

DM : Siapa itu?

P : Ada dok, yang cantik

DM : Koas? Residen?

P : Koas Unismuh dok

DM : Dak ada

P : Edede dok, air minum ta pade dulu dok

DM : Siapa namamu?

P : Arya dok. Dok, kueta dlu dok

DM : Sama siapako ke sini?

P : Sama bapakku dok

DM : Mana pade?

18
P : Di luarki dok. Tunggu saya panggilkanki. Dak mauki masuk dok, malu-maluki
masuk. Siapa nama ta dok?

DM : Apa sudah ko bikin? Kenapako di bawa ke sini?

P : Anu dok, sudahka pukul polisi di Jalan Pettarani gara-gara ndak pakeka helm

DM : Kenapako dak pake helm? Moko kemanakah?

P : Mauka ke bandara dok, jemputki adekku

DM : Kenapako dak pake helm baru mauko ke bandara?

P : Ka saya ini anggota TNI ka dok. Jadi ndak papa ja melanggar

DM : Ih, seharusnya karena tentara ko jadi kau pake helm

P : Saya ini keponakannya Prabowo dok. Mau ma diangkat jadi letnan sama
Prabowo

DM : Bagaimana ceritanya kau keponakannya Prabowo?

P : Memang dok. Ka keluarganya ka juga Syahrul Yasin Limpo

DM : Kenapa na Syahrul Yasin Limpo lagi? Itu Prabowo tidak ada keturunan
makassarnya. Kenapako bisa jadi keluarganya? Kau orang Jawakah?

P : Iye dok. Kakakku Jawa. Mauma bede na angkat Prabowo dok jadi ajudanna
kalau naiki jadi Presiden. Dok, mauki saya lamar dok? Banyak uangku dok. Ku
kasiki panaik 1 Milyar. Hape apa itu hape ta dok? Mauki ku belikan Iphone X?
Banyak saya uangku dok. Ada 10 mobil fortunerku di rumah. Ada juga
helikopterku 3.

DM : Kenapa pade hapemu oppo?

P : Ka mamaku dok tidak mauka nakasi uang nya 1 trilyun. Mau ku bunuh mamaku
saya dok.

DM : Ih, kenapa moko bunuh mamamu?

19
P : Ih, ka dia ia dok. Serakah ki. Masa saya minta dibelikan motor ninja tidak
mauka na kasi dok.

DM : Na saya kira banyakji uangmu.

P : Tapi mauka beli motor ninja dok tapi ndak mauka na kasi mamaku uang dok.
Ballisikka, mauka bunuhki itu mamaku.

DM : Mana pade mamamu?

P : Takuki sama saya dok. Dikasi bodo-bodoka dok. Dibilang mauka dibawa daftar
tentara dok. Pasku bangun di mobil, takbangkaya kenapaya ada di RS Dadi.

DM : Berapa kali mako ke sini kah?

P : 9 kalima dok. Dok, berapa nomor hapeta dok, kasika dulu dok. Dok ayo foto
dok, selfie ki samaki. Cepatki dok.

DM : Kapan ko terakhir datang?

P : Baru-baruka ini keluar dok, kemarin.

DM : Kenapa pade bikinko masalah lagi?

P : Itu polisiya dok. Tidak na tahu na ji saya ini keponakannya prabowo dok.
Seandainya na tahuki dak bikinja masalah dok.

DM : Ko dak bikinji lagi masalah apa-apa?

P : Tidak pernah saya bikin masalah dok. Itu pak polisi salah dok.

DM : Ko pernah dengar suara-suara yang tidak ada orangnya?

P : Tidakji dok. Ka baekja saya ini dok. Tidak gila ja.

DM : Kalau orang yang tidak bisa diliat sama orang lain?

P : Tidak dok. Dibilang tidak gilaja dok. Tidak percayata sama saya dok.

DM : Oiyo pade, mauka dulu bicara sama bapakmju nah.

20
P : Janganki kasi masuka di sel nah dok. Tidak sakitja ini saya dok kodong.
Bapakkuji ndak tahu kenapa na bawaka ke sini lagi. Baek-baekja ini dok

DM : Tenangko pae

P : Iye dok, janganki ikatka nah

DM : Iyo

ALLOANAMNESIS

Pasien masuk ke IGD Jiwa RSKD tanggal 3 Desember 2018 dengan keluhan utama
mengamuk diantar oleh bapak dan kakaknya. Kemudian dilakukan wawancara langsung
terhadap pasien pada tanggal 3 Desember 2018. Pada pemeriksaan status mental
didapatkan penampilan seorang laki-laki dengan wajah tampak sesuai usia memakai baju
kaos merah, dan celana pendek berwarna cokelat dengan perawakan berisi serta
perawatan diri cukup.

DM: Dokter Muda; SP: Saudara Pasien

DM : Halo pak. Apanyaki Usman?


SP : Saya kakaknya.
DM : Kenapa adekta dibawa ke sini?
SP : Anu dok, kemarin dia mau coba curi motornya anak SMP dok. Dia tahan itu
anak SMP baru dia minta paksa motornya. Semoat masuk di polres dok. Cuma,
ada keluarga di polres toh dok. Jadi, dia teleponka bilang ada adekmu disini.
Makanya dok, tidak diproses ji.
DM : Oiya, bagaimana lagi pak? Berapa kalimi ke sini adekta?
SP : 4 kalimi sama ini dok. Baru-baru ini ini keluar dok. 2 hari yang lalu kalau tidak
salahka. Katanya bede dia baek mi. Makanya dibiarkanmi keluar. Tapi, kemarin
dia mau coba ambil itu motornya anak SMP toh dok. Saya sama keluarga
takutnya ini anak bikin masalah di kampung. Makanya saya bawa lagi ke sini.
DM : O begitu. Kapan pertama kali adekta masuk ke sini?

21
SP : Awalnya itu dok, pas dia lulus SMA. Dia mau daftar tentara dok. Kebetulan ada
keluarga mau uruskan. Pas selesai pengumpulan berkas, ini anak mau ke
rumahnya itu keluarga. Untuk silaturahmi begitu dok. Nah, pas itu dok, itu
pertama kalinya itu anak ke Makassar sendiri. Belumpi sampe di rumahnya itu
keluarga dok. Pusingi begitu toh dok sama jalanan di Makassar, dia tiba-tiba
mengamuk. Dia pecahkan itu dok kaca-kaca mobilnya orang. Hampir lagi itu
diproses dok di kantor polisi. Untungnya tidak jadiji diproses. Selesai itu masalah
dok, mulaimi lain-lain saya liat ini anak. Adami keluarga yang sarankan bawa ke
sini. Jadi saya bawami kesini dok.
DM : Iye. Tahun berapa itu kita bpertama kali bawa adekta?
SP : Tahun berapa dok di? Mm... pasnya lulus SMA dok, 2014 kayaknya dok.
DM : Terus pak, itu kapan dia selalu bilang kalau dia itu keluarganya Prabowo?
SP : Semenjak anu dok, mau pemilu
DM : Iye. Kalau itu yang dia punya banyak helikopter pak? Dia bilang banyak
uangnya?
SP : Tidak itu dok. Sembarang dia bilang iu dok?
DM : Selain dia coba ambil motornya orang pak. Apa lagi yang pernah dia bikin
sampai ganggu orang lain?
SP : Ituji dok. Ka dak pernahji dia memukul dok.
DM : Kalau yang mamanya bedeng dia mau bunuh?
SP : Iye dok, tapi dak pernahji sampe memukul dok. Begituji memang selalu, kalau
ada dia minta baru dak diikuti.
DM : Terus pak, selama dia keluar yang duah hari yang lalu itu bagaimana tidurnya?
SP : Tidak pernah tidur itu dok, dua harimi. Selalu dia keluar malam dok, keliling
kampung. Dijemputpi baru dia mau pulang. Baru dok, kalau dia tidak tidur selalu
cerita dok. Baru dia ganggui orang supaya dia dengar ceritanya. Tapi begituji saja
dok, tidak sampai memukul orangji begitu dok. Itupi kemarin yang mau naambil
motornya anak SMP.
DM : Kalau makannya pak?
SP : Banyak iya dok kalau makannya.
DM : Cenderung lebih banyak dih?
SP : Iye.
DM : Kalau mandinya pak?
SP : Wih, sering sekali mandi dok. Paling sedikit itu 4 kali dalam satu hari.
DM : Jadi awalnya ini Usman begini itu 2014 dih? Bagaimana itu perubahannya pak?
SP : Waktu pertama kali masuk itu dok, membaikki pas dia keluar. 1 tahun begitu, ke
Kalimantanki dok. Merantauki begitu dok. Tapi, dibawaki lagi kembali dok,
karena kambuh lagi penyakitnya.
DM : Ndak kontrolki kah pak?
SP : Iye dok. Dia berhenti minum obatnya

22
DM : Selama dua kali masuk ke sini itu yang kedua sama ketiga kalinya, bagaimana
pak?
SP : Tidak ji dok. Inipi yang kemarin. Itu dok, saya bawaki ke sini lagi paling kalau
mulai lagi gelisah dok. Kayak mondar mandri begitu to dok.
DM : Iye. Tabe pak, ini kan dulu Usman mau daftra tentara. Keluarga dukungji pak?
SP : Iye dok. Semua keluarga mendukung.
DM : Tabe pak, ini Usman anak keberapa?
SP : Anak ke empat dok.
DM : Dari berapa bersaudara?
SP : Dari empat bersaudara dok, yang pertama meninggalki dok.
DM : Bisaki sebut urutannya?
SP : Perempuan, laki-laki, laki-laki, laki-laki. Sama ada sebenarnya dok, saya punya
keluarga tiri dok.
DM : Bagaimana itu pak?
SP : Saya punya ibu menikah dua kali dok. Saya punya saudara tiri tiga dok.
DM : Kalau Usman sama kita saudara kandung?
SP : Iye dok. Saya dari pernikahan ke duanya ibu.
DM : Suami pertama meninggal atau bagaimana pak?
SP : Meninggal dok.
DM : Waktu lahir, lahirnya bagaimana pak?
SP : Normalji kayaknya dok. Hehee. Saya juga kurang tahu dok. Waktu itu saya
masih kecil dok, soalnya.
DM : Cukup bulanji?
SP : Kayaknya dok.
DM : Lahir dimana pak tabe?
SP : Di rumah dok.
DM : Dibantu bidan?
SP : Iye kayaknya dok.
DM : Dari kecil sampai sekarang, bagusji pak? Tidak pernahji ada kita dengar cerita
kalau adekta ada yang lain-alain atau bagaimana- bagaimana pak? Sama ASI nya
tabe bagaimana?
SP : Tidak ji kayaknya dok, saya kurang tahu juga dok. Karena dulu saya sekolah
juag toh dok. Jadi tidak terlalu saya tahu dok. Dia kayaknya ASI ji dok. Sampai
satu tahu kayaknya dok.
DM : Tabe pak, sama keluarga, saudara tiri ta tabe. Ini Usman tidak pernahji ada
masalah atau apa begitu pak?
SP : Tidakji dok. Termasuk mudah bergaul ini dok anaknya.
DM : Kalau di sekolah dulu bagaimana?
SP : Biasa-biasa ji dok.
DM : Tabe pak, pernahkah Usman jatuh yang sampe kepalanya terbentur begitu pak?
SP : Pernah dok, tapi tidak sampai terbentur kepalanya dok. Luka-luka biasaji dok.
Jatuh dari motor waktu itu dok, sama saya. 2014 kayaknya dok.
DM : Kalau demam-demam pak? Atau kejang?
SP : Tidak pernahji dok. Tidak pernahji anaknya sakit dok.
DM : Tabe pak, kalau merokok?

23
SP : Iye dok, merokok dia. Pas lulus SMA kayaknya itu dok.
DM : Berapa bungkus pak?
SP : Kalau satu hari itu dok, ada mungkin 4 bungkus dok.
DM : Tabe pak, kalau minum-minum begitu?
SP : Ah, tidak dok.
DM : Kalau pake obat-obat begitu pak tabe?
SP : Tidakji juga dok.
DM : Iye pak. Tabe, dak adami yang mau kita tambahkan? Yang mungkin saya lupa
tanyakan? Ada mau mungkin kita kasi tahuka pak?
SP : Tidak adaji kayaknya dok, sudah semuami.
DM : Iye pade pak. Nanti tungguki dulu resepnya di.
SP : Iye, makasih banyak dok.
DM : Iye.

24

Anda mungkin juga menyukai