IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. U
Usia : 22 tahun
Tempat/Tgl Lahir : Gowa, 27 Januari 1996
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status Perkawinan : Belum kawin
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja
Alamat : DSN Pammandongang Dg. Salajangki, Kab. Gowa
LAPORAN PSIKIATRIK
Diperoleh secara autoanamnesis dan alloanamnesis dari:
Agama : Islam
Suku : Makassar
Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Gowa
I. RIWAYAT PENYAKIT
A. Keluhan utama : Mengamuk
B. Riwayat gangguan sekarang :
1. Keluhan dan gejala
1
Seorang laki-laki berusia 22 tahun, masuk ke IGD RSKD
yang ke 4 kalinya diantar ole h bapak dan kakaknya dengan
keluhan mengamuk yang dialami sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien memaksa ingin mengambil kendaraan roda dua
seorang pelajar SMP. Pasien gampang menjadi marah apabila
keinginannya tidak diikuti hingga mengancam ingin menyakiti
ibunya. Akhi-akhir ini pasien sering mengaku sebagai keluarga
Prabowo dan memiliki kekayaan yang sangat melimpah. Pasien
juga selalu berkomentar tentang apapun yang ilihatnya. 2 hari yang
lalu, pasien keluar dari RSKD setelah dirawat selama 2 bulan dan
menunjukkan adanya perbaikan. Akan tetapi, pasien tidak
meminum obatnya sehingga pasien sering gelisah dan tidak bisa
tidur. Pasien selalu ingin bercerita, dan mengganggu orang lain
apabila tidak memperhatikan ceritanya. Pasien sering keluyuran
dan tidak pulang ke rumah. Saat ini nafsu makan pasien
bertambah. Dalam sehari, pasien mandi hingga 4 kali.
Awal perubahan perilaku pasien dialami sekitar kurang lebih 4
tahun yang lalu (2014) saat pasien akan mendaftar sebagai anggota
TNI. Saat itu, pasien melakukan pengumpulan berkas untuk
kepentingan pendaftaran dibantu oleh seorang kerabat. Pasien
kemudian berkunjung ke rumah kerabat tersebut di Makassar. Itu
adalah pertama kalinya pasien bepergian sendiri ke Makassar. Di
tengah perjalanan, pasien kebingungan dan tiba-tiba mengamuk
dengan memecahkan kaca mobil di sekitarnya. Lalu pasien dibawa
ke RSKD untuk pertama kalinya dan dirawat selama kurang lebih
10 hari, keadaan pasien membaik. 1 tahun kemudian, pasien
merantau ke Kalimantan dan pasien merasa baikan sehingga pasien
berhenti meminum obatnya. Sejak saat itu, pasien tidak rutin
meminum obatnya dan berpikir untuk mendaftar sebagai anggota
TNI.
Sebelum sakit, pasien termasuk pribadi yang ramah dan
mudah bergaul. Pasien berhasil menyelesaikan pendidikannya
hingga SMA. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan
keluarga ataupun teman-temannya.
2
Pasien lahir normal dan cukup bulan, dilahirkan di rumah
dengan bantuan bidan, Pasien mendapatkan ASI hingga usia 1
tahun.
Pasien anak ke-4 dari 4 bersaudara (♀,♂,♂,♂). Pasien adalah
anak dari pernikahan kedua ibunya. Pasien tinggal bersama ibu dan
kakaknya.
Riwayat keluarga dengan dengan penyakit yang sama (+),
yaitu paman dari ayah. Riwayat kejang (-), riwayat trauma (+)
berupa kecelakaan motor pada 2014, riwayat infeksi (-), riwayat
NAPZA (-), riwayat alkohol (-), riwayat merokok (+) selama 5
tahun sebanyak 4 bungkus/hari.
2. Hendaya/disfungsi
Hendaya dalam bidang sosial (+) pasien mudah marah apabila
keinginannya tidak dipenuhi
Hendaya dalam bidang pekerjaan (+) saat ini pasien tidak
bekerja dikarenakan penyakitnya sering kambuh
Hendaya dalam penggunaan waktu senggang (+) pasien terus
merasa gelisah yang membuat dirinya dapat bertahan tanpa
tidur
3. Faktor stressor psikososial :
Perubahan perilaku dialami pasien sejak kurang lebih 4 tahun
yang lalu saat pasien akan mendaftar sebagai anggota TNI.
3
D. Riwayat kehidupan pribadi
1. Riwayat Prenatal dan Perinatal (0-1 tahun)
Pasien lahir di Gowa pada tahun 1996, lahir normal, cukup
bulan, dan dibantu oleh bidan. Diberi ASI eksklusif selama 1 tahun,
pertumbuhan dan perkembangan baik.
4
Hubungan dengan keluarga baik.
Riwayat keluarga dengan gangguan serupa ada, yaitu paman dari
ayahnya.
Genogram:
Ibu
Suami I Suami II
♂ ♂ ♀ ♂
♂ ♂ ♂
Keterangan: ♂ : laki-laki
♀ : perempuan
♂ : pasien
♀ : sudah meninggal
F. Situasi sekarang
Saat ini pasien tinggal bersama ibu dan kakaknya. Pasien saat ini
tidak bekerja namun cukup mampu merawat dirinya sendiri.
5
cokelat dengan alas kaki, perawakan berisi, dan perawatan diri
cukup.
2. Kesadaran : Kuantitatif = Composmentis (GCS 15), Kualitatif =
Berubah.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor :
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi meningkat, berlebih.
5. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperatif.
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Ada. Berkomentar terus-menerus setiap hari
Ilusi : Tidak ada.
6
Depersonalisasi : Tidak ada.
Derealisasi : Tidak ada.
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
a. Produktivitas : Meningkat, flight of idea.
b. Kontinuitas : inkoheren, relevan.
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada.
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Dirinya adalah seorang anggota TNI
yang kaya dan merupakan kerabat Parbowo.
b. Gangguan isi pikir : Waham kebesaran (+), pasien meyakini
bahwa dirinya adalah keluarga Prabowo dan memiliki kekayaan
yang sangat melimpah.
F. Pengendalian Impuls : Terganggu.
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu.
2. Uji Daya Nilai : Terganggu.
3. Penilaian Realitas : Terganggu.
H. Tilikan (insight) : Pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit dan pasien
tidak mau berobat (tilikan 1).
7
Status Internus : TD = 120/80 mmHg, N= 82 x/menit, S = 36,5 oC, P =
20 x/menit.
Hal-Hal bermakna lainnya yang ditemukan pada pemeriksaan fisik,
pemeriksaan lab dan penunjang lainnya: Tidak ada.
IV. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Seorang laki-laki berusia 22 tahun, masuk ke IGD RSKD yang ke 4
kalinya diantar oleh bapak dan kakaknya dengan keluhan mengamuk yang
dialami sejak 1 hari sebelum masuk rumah sakit Pasien memaksa ingin
mengambil kendaraan roda dua seorang pelajar SMP. Pasien gampang
menjadi marah apabila keinginannya tidak diikuti hingga mengancam ingin
menyakiti ibunya. Akhi-akhir ini pasien sering mengaku sebagai keluarga
Prabowo dan memiliki kekayaan yang sangat melimpah. Paien juga
belakangan ini selalu berbicara berkomentar apapun yang dilihatnya. 2 hari
yang lalu, pasien keluar dari RSKD setelah dirawat selama 2 bulan dan
menunjukkan adanya perbaikan. Akan tetapi, pasien tidak meminum obatnya
sehingga pasien sering gelisah dan tidak bisa tidur. Pasien selalu ingin
bercerita, dan mengganggu orang lain apabila tidak memperhatikan ceritanya.
Pasien sering keluyuran dan tidak pulang ke rumah. Saat ini nafsu makan
pasien bertambah. Dalam sehari, pasien mandi hingga 4 kali.
8
Sebelum sakit, pasien termasuk pribadi yang ramah dan mudah bergaul.
Pasien berhasil menyelesaikan pendidikannya hingga SMA. Pasien memiliki
hubungan yang baik dengan keluarga ataupun teman-temannya.
Riwayat keluarga dengan dengan penyakit yang sama (+), yaitu paman
dari ayah. Riwayat trauma (+) berupa kecelakaan motor pada 2014, riwayat
merokok (+) selama 5 tahun sebanyak 4 bungkus/hari.
Pada pemeriksaan status mental ditemukan seorang laki-laki usia 22
tahun, wajah sesuai umur, memakai kaos merah dan celana pendek berwarna
cokelat, perawakan berisi, dan perawatan diri cukup. Perilaku dan aktivitas
psikomotor meningkat. Mood sulit dinilai, afek terbatas, produktivitas arus
pikir membanjir-flight of idea, preokupasi menganggap dirinya adalah seorang
anggota TNI yang kaya dan merupakan kerabat Parbowo, gangguan isi pikir
yaitu waham kebesaran, dan kemampuan menolong diri sendiri kurang.
Tilikan 1 (pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit dan pasien tidak mau
berobat).
9
dalam bidang keluarga, social, dan pekerjaan sehingga pasien
dapat disimpulkan mengalami gangguan jiwa.
Pada alloanamnesis juga ditemukan hendaya berat dalam
menilai realitas berupa gangguan isi pikir (waham kebesaran)
sehingga pasien dikatan mengalami gangguan jiwa psikotik.
Pada pemeriksaan internus dan neurologis tidak ditemukan
kelainan organik sehingga termasuk dalam kategori gangguan
mental non organik.
Dari alloanamnesis dan pemeriksaan status mental,
didapatkan gejala skizofrenia yang khas yaitu adanya waham
kebesaran yang berlangsung selama lebih dari satu bulan. Selain
itu, ditemukan adanya gangguan afek mania berupa afek yang
meningkat, aktivitas berlebihan, arus pikir berupa flight of idea,
dan kebutuhan tidur yang berkurang. Kedua gejala ini sama-
sama menonjol dan terjadi pada waktu yang hampir bersamaan,
sehingga berdasarakan PPDGJ III pasien telah memenuhi kriteria
diagnosis Gangguan Jiwa Gangguan Afektif Bipolar Episode
Kini Manik dengan gejala psikotik (F31.2)
AKSIS II : Belum cukup informasi yang didapatkan untuk mengarahkan ke
salah satu ciri khas kepribadian (Z 03.2)
AKSIS III : Tidak ada diagnosis.
AKSIS IV : Stressor psikososial tidak jelas.
AKSIS V : GAF Scale 60 - 51, gejala sedang (moderate), disabilitas
sedang.
10
VII. PROGNOSIS
Dubia ad malam.
Faktor pendukung :
o Tingkat pendidikan cukup.
o Adanya dukungan dari keluarga.
Faktor penghambat :
o Ada gangguan psikotik.
o Gangguan afektif tipe mania.
11
Episode yang sekarang harus memenuhi kriteria untuk mania dengan
gejala psikotik (F30.2) dan,
Harus ada sekurang-kurangnya satu episode afektif lain (hipomanik,
manik, depresif atau campuran di masa lampau)
Pada pasien terdapat gejala positif berupa halusinasi dan waham. Oleh
karena itu medikasi yang diberikan berupa obat antipsikotik yaitu haloperidol
yang bekerja memblokade dopamine pada reseptor pasca sinaps neuron di
12
otak (dopamine D2 receptors) disertai dengan psikoterapi dan sosioterapi
untuk memperkuat perbaikan klinis. Diberikan pula anti psikosis lainnya
berupa chlorpromazine sebesar 100 mg per 8 jam, dengan tujuan
memanfaatkan efek sedasinya agar pasien dapat tertidur. Terapi berorientasi
keluarga dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan tentang gangguan
yang dialami pasien dan menciptakan suasana yang baik agar dapat
mendukung proses pemulihan pasien.
Sosioterapi
Memberikan penjelasan kepada orang-orang terdekat pasien
sehingga bisa menerima keadaan pasien dan memberikan dukungan
moral serta menciptakan lingkungan yang kondusif untuk membantu
proses penyembuhan dan keteraturan pengobatan.
X. FOLLOW UP
AUTOANAMNESA
13
P : Pagi dokter.
DM : Bagaimana sekarang?
P : Bahagia dokter, karena ada dokter Sari. Mauma saya lamarki dokter Sari
dok. Nah dokter Sari, kukasi ki panaik 2 Milyar dok.
DM : Rumah sakit apa? Ko tahuji siapa ini semua yang pakai baju putih?
P : Dokter dok. Di rumah sakit Dadi ini. Saya tidak sakit ini dok. Saya tidak
tahu kenapa dibawaka ke sini. Mau bede dikasi daftarka tentara dok. Ih
pas ka bangun di mobil. Langsungma ada di Dadi.
P : Saya ini tentarama dok. Pasukannya Prabowo. Bintang 7 saya ini dok.
Mauki jadi menteri kesehatan dok? Nantipi saya kasi tahu Prabowo? Atau
mauki bicara sama Prabowo kah dok?
P : mauki na kasih jadi menteri toh dok? Sudahmi saya kasi tahu itu dok.
DM : Tidak bede.
14
P : Mauki na bilang dok. Sudah bicara sama saya.
P : Tidak ada dok. Ka tidak gilaka saya ini dok. Mauka ini ke Jakarta dok,
ketemu Prabowo. Saya anggotanya Prabowo ini dok. Mauki saya kasi
tahu rahasia dok? Nanti Prabowo ini yang naik jadi presiden dok. Nanti
jadi maki menteri kesehatanna nah dok.
DM : Iyo iyo.
DM : Sudahmi toh tadi malam. Nantipi lagi, ka satu batangji dikasi satu hari.
STATUS MENTAL
A. Deskripsi umum
1. Penampilan : Seorang laki-laki usia 22 tahun, wajah sesuai usia,
cukup rapi memakai kaos ungu dan celana jeans pendek berwarna
hitam memakai alas kaki, perawakan berisi, dan perawatan diri
cukup.
2. Kesadaran : Kuantitatif = Composmentis (GCS 15), Kualitatif =
Berubah.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor : Hiperaktif, kadang menunjukkan
gerakan-gerakan bela diri.
4. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi meningkat, membanjir
(logorrea).
15
5. Sikap terhadap pemeriksa : Cukup kooperatif.
D. Gangguan Persepsi
Halusinasi : Ada.
Ilusi : Tidak ada.
Depersonalisasi : Tidak ada.
Derealisasi : Tidak ada.
E. Proses Berpikir
1. Arus pikiran
16
a. Produktivitas : Meningkat, flight of idea.
b. Kontinuitas : Koheren, relevan.
c. Hendaya berbahasa : Tidak ada.
2. Isi Pikir
a. Preokupasi : Dirinya adalah seorang
anggota TNI yang kaya dan merupakan kerabat Parbowo.
b. Gangguan isi pikir : Waham kebesaran (+),
pasien meyakini bahwa dirinya adalah keluarga Prabowo dan
memiliki kekayaan yang sangat melimpah.
G. Daya Nilai
1. Norma sosial : Terganggu.
2. Uji Daya Nilai : Terganggu.
3. Penilaian Realitas : Terganggu.
H. Tilikan (insight) : Pasien tidak sadar bahwa dirinya sakit dan pasien
tidak mau berobat (tilikan 1).
17
LAMPIRAN
AUTOANAMNESA
Pasien masuk ke IGD Jiwa RSKD tanggal 3 Desember 2018 dengan keluhan utama
mengamuk diantar oleh bapak dan kakaknya. Kemudian dilakukan wawancara langsung
terhadap pasien pada tanggal 23 Desember 2018. Pada pemeriksaan status mental
didapatkan penampilan seorang laki-laki dengan wajah tampak sesuai usia (22 tahun)
memakai baju kaos merah, dan celana pendek berwarna cokelat dengan perawakan berisi
serta perawatan diri cukup.
DM : Siapa itu?
DM : Koas? Residen?
DM : Dak ada
DM : Siapa namamu?
DM : Mana pade?
18
P : Di luarki dok. Tunggu saya panggilkanki. Dak mauki masuk dok, malu-maluki
masuk. Siapa nama ta dok?
P : Anu dok, sudahka pukul polisi di Jalan Pettarani gara-gara ndak pakeka helm
P : Saya ini keponakannya Prabowo dok. Mau ma diangkat jadi letnan sama
Prabowo
DM : Kenapa na Syahrul Yasin Limpo lagi? Itu Prabowo tidak ada keturunan
makassarnya. Kenapako bisa jadi keluarganya? Kau orang Jawakah?
P : Iye dok. Kakakku Jawa. Mauma bede na angkat Prabowo dok jadi ajudanna
kalau naiki jadi Presiden. Dok, mauki saya lamar dok? Banyak uangku dok. Ku
kasiki panaik 1 Milyar. Hape apa itu hape ta dok? Mauki ku belikan Iphone X?
Banyak saya uangku dok. Ada 10 mobil fortunerku di rumah. Ada juga
helikopterku 3.
P : Ka mamaku dok tidak mauka nakasi uang nya 1 trilyun. Mau ku bunuh mamaku
saya dok.
19
P : Ih, ka dia ia dok. Serakah ki. Masa saya minta dibelikan motor ninja tidak
mauka na kasi dok.
P : Tapi mauka beli motor ninja dok tapi ndak mauka na kasi mamaku uang dok.
Ballisikka, mauka bunuhki itu mamaku.
P : Takuki sama saya dok. Dikasi bodo-bodoka dok. Dibilang mauka dibawa daftar
tentara dok. Pasku bangun di mobil, takbangkaya kenapaya ada di RS Dadi.
P : 9 kalima dok. Dok, berapa nomor hapeta dok, kasika dulu dok. Dok ayo foto
dok, selfie ki samaki. Cepatki dok.
P : Itu polisiya dok. Tidak na tahu na ji saya ini keponakannya prabowo dok.
Seandainya na tahuki dak bikinja masalah dok.
P : Tidak pernah saya bikin masalah dok. Itu pak polisi salah dok.
P : Tidak dok. Dibilang tidak gilaja dok. Tidak percayata sama saya dok.
20
P : Janganki kasi masuka di sel nah dok. Tidak sakitja ini saya dok kodong.
Bapakkuji ndak tahu kenapa na bawaka ke sini lagi. Baek-baekja ini dok
DM : Tenangko pae
DM : Iyo
ALLOANAMNESIS
Pasien masuk ke IGD Jiwa RSKD tanggal 3 Desember 2018 dengan keluhan utama
mengamuk diantar oleh bapak dan kakaknya. Kemudian dilakukan wawancara langsung
terhadap pasien pada tanggal 3 Desember 2018. Pada pemeriksaan status mental
didapatkan penampilan seorang laki-laki dengan wajah tampak sesuai usia memakai baju
kaos merah, dan celana pendek berwarna cokelat dengan perawakan berisi serta
perawatan diri cukup.
21
SP : Awalnya itu dok, pas dia lulus SMA. Dia mau daftar tentara dok. Kebetulan ada
keluarga mau uruskan. Pas selesai pengumpulan berkas, ini anak mau ke
rumahnya itu keluarga. Untuk silaturahmi begitu dok. Nah, pas itu dok, itu
pertama kalinya itu anak ke Makassar sendiri. Belumpi sampe di rumahnya itu
keluarga dok. Pusingi begitu toh dok sama jalanan di Makassar, dia tiba-tiba
mengamuk. Dia pecahkan itu dok kaca-kaca mobilnya orang. Hampir lagi itu
diproses dok di kantor polisi. Untungnya tidak jadiji diproses. Selesai itu masalah
dok, mulaimi lain-lain saya liat ini anak. Adami keluarga yang sarankan bawa ke
sini. Jadi saya bawami kesini dok.
DM : Iye. Tahun berapa itu kita bpertama kali bawa adekta?
SP : Tahun berapa dok di? Mm... pasnya lulus SMA dok, 2014 kayaknya dok.
DM : Terus pak, itu kapan dia selalu bilang kalau dia itu keluarganya Prabowo?
SP : Semenjak anu dok, mau pemilu
DM : Iye. Kalau itu yang dia punya banyak helikopter pak? Dia bilang banyak
uangnya?
SP : Tidak itu dok. Sembarang dia bilang iu dok?
DM : Selain dia coba ambil motornya orang pak. Apa lagi yang pernah dia bikin
sampai ganggu orang lain?
SP : Ituji dok. Ka dak pernahji dia memukul dok.
DM : Kalau yang mamanya bedeng dia mau bunuh?
SP : Iye dok, tapi dak pernahji sampe memukul dok. Begituji memang selalu, kalau
ada dia minta baru dak diikuti.
DM : Terus pak, selama dia keluar yang duah hari yang lalu itu bagaimana tidurnya?
SP : Tidak pernah tidur itu dok, dua harimi. Selalu dia keluar malam dok, keliling
kampung. Dijemputpi baru dia mau pulang. Baru dok, kalau dia tidak tidur selalu
cerita dok. Baru dia ganggui orang supaya dia dengar ceritanya. Tapi begituji saja
dok, tidak sampai memukul orangji begitu dok. Itupi kemarin yang mau naambil
motornya anak SMP.
DM : Kalau makannya pak?
SP : Banyak iya dok kalau makannya.
DM : Cenderung lebih banyak dih?
SP : Iye.
DM : Kalau mandinya pak?
SP : Wih, sering sekali mandi dok. Paling sedikit itu 4 kali dalam satu hari.
DM : Jadi awalnya ini Usman begini itu 2014 dih? Bagaimana itu perubahannya pak?
SP : Waktu pertama kali masuk itu dok, membaikki pas dia keluar. 1 tahun begitu, ke
Kalimantanki dok. Merantauki begitu dok. Tapi, dibawaki lagi kembali dok,
karena kambuh lagi penyakitnya.
DM : Ndak kontrolki kah pak?
SP : Iye dok. Dia berhenti minum obatnya
22
DM : Selama dua kali masuk ke sini itu yang kedua sama ketiga kalinya, bagaimana
pak?
SP : Tidak ji dok. Inipi yang kemarin. Itu dok, saya bawaki ke sini lagi paling kalau
mulai lagi gelisah dok. Kayak mondar mandri begitu to dok.
DM : Iye. Tabe pak, ini kan dulu Usman mau daftra tentara. Keluarga dukungji pak?
SP : Iye dok. Semua keluarga mendukung.
DM : Tabe pak, ini Usman anak keberapa?
SP : Anak ke empat dok.
DM : Dari berapa bersaudara?
SP : Dari empat bersaudara dok, yang pertama meninggalki dok.
DM : Bisaki sebut urutannya?
SP : Perempuan, laki-laki, laki-laki, laki-laki. Sama ada sebenarnya dok, saya punya
keluarga tiri dok.
DM : Bagaimana itu pak?
SP : Saya punya ibu menikah dua kali dok. Saya punya saudara tiri tiga dok.
DM : Kalau Usman sama kita saudara kandung?
SP : Iye dok. Saya dari pernikahan ke duanya ibu.
DM : Suami pertama meninggal atau bagaimana pak?
SP : Meninggal dok.
DM : Waktu lahir, lahirnya bagaimana pak?
SP : Normalji kayaknya dok. Hehee. Saya juga kurang tahu dok. Waktu itu saya
masih kecil dok, soalnya.
DM : Cukup bulanji?
SP : Kayaknya dok.
DM : Lahir dimana pak tabe?
SP : Di rumah dok.
DM : Dibantu bidan?
SP : Iye kayaknya dok.
DM : Dari kecil sampai sekarang, bagusji pak? Tidak pernahji ada kita dengar cerita
kalau adekta ada yang lain-alain atau bagaimana- bagaimana pak? Sama ASI nya
tabe bagaimana?
SP : Tidak ji kayaknya dok, saya kurang tahu juga dok. Karena dulu saya sekolah
juag toh dok. Jadi tidak terlalu saya tahu dok. Dia kayaknya ASI ji dok. Sampai
satu tahu kayaknya dok.
DM : Tabe pak, sama keluarga, saudara tiri ta tabe. Ini Usman tidak pernahji ada
masalah atau apa begitu pak?
SP : Tidakji dok. Termasuk mudah bergaul ini dok anaknya.
DM : Kalau di sekolah dulu bagaimana?
SP : Biasa-biasa ji dok.
DM : Tabe pak, pernahkah Usman jatuh yang sampe kepalanya terbentur begitu pak?
SP : Pernah dok, tapi tidak sampai terbentur kepalanya dok. Luka-luka biasaji dok.
Jatuh dari motor waktu itu dok, sama saya. 2014 kayaknya dok.
DM : Kalau demam-demam pak? Atau kejang?
SP : Tidak pernahji dok. Tidak pernahji anaknya sakit dok.
DM : Tabe pak, kalau merokok?
23
SP : Iye dok, merokok dia. Pas lulus SMA kayaknya itu dok.
DM : Berapa bungkus pak?
SP : Kalau satu hari itu dok, ada mungkin 4 bungkus dok.
DM : Tabe pak, kalau minum-minum begitu?
SP : Ah, tidak dok.
DM : Kalau pake obat-obat begitu pak tabe?
SP : Tidakji juga dok.
DM : Iye pak. Tabe, dak adami yang mau kita tambahkan? Yang mungkin saya lupa
tanyakan? Ada mau mungkin kita kasi tahuka pak?
SP : Tidak adaji kayaknya dok, sudah semuami.
DM : Iye pade pak. Nanti tungguki dulu resepnya di.
SP : Iye, makasih banyak dok.
DM : Iye.
24