Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bayi baru lahir normal adalah bayi lahir yang melewati masa penyesuaian
pada minggu pertama kehidupannya. Sedangkan waktu di dalam uterus ibu bayi
aman, hangat dan makan dengan baik. Setelah lahir bayi harus menyesuaikan
pada pola untuk makan, bernapas dan tetap hangat (Depkes RI, 2000).
Menurut Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002,
angka kematian bayi baru lahir sebesar 45/1000 kelahiran hidup dan dipengaruhi
oleh beberapa faktor antara lain: infeksi, asfiksia neonatorum, trauma kelahiran,
cacat bawaan (seperti labio plato skisis), penyakit yang berhubungan dengan
prematuritas dan dismaturitas, imaturitas dan lain-lain.
Ditinjau dari pertumbuhan dan perkembangan bayi, periode neonatal
merupakan periode yang paling kritis. Kasus labio palato skisis merupakan salah
satu bentuk kelainan kongenital pada bayi baru lahir. Labio palate skisis sering
dijumpai pada anak laki-laki dibandingkan anak perempuan (Randwick, 2002).
Kelainan ini merupakan kelainan yang disebabkan faktor herediter, lingkungan,
trauma, virus (Hidayat. Syamsul, 1997), tetapi dapat diperbaiki dengan
pembedahan.
Secara umum, perawatan bayi baru lahir berpusat pada ibu dan keluarga
agar pemberian asuhan keperawatan aman dan berkualitas dalam mengenali fokus
dan adaptasi yang berorientasi terhadap kebutuhan fisik dan psikososial bayi baru
lahir. Riset menunjukkan bahwa kontak dini yang diperpanjang antara orangtua-
bayi baru lahir lebih besar secara signifikan dibandingkan dengan risiko infeksi
(Stright, 2005).
Berdasarkan latarbelakang diatas, bahwa bayi baru lahir dapat terjadinya
hipotermia, ketidakefektifan jalan nafas, dan resiko infeksi. Maka dari itu, penulis
tertarik untuk menjelaskan dengan lengkap mengenail bayi baru lahir dengan
judul makalah Asuhan Keperawatan Bayi Baru Lahir.

2
B. Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari bayi baru lahir ?
2. Bagaimana adaptasi fisiologi bayi baru lahir ?
3. Bagaimana penatalaksanaan ?
4. Bagaimana pathway bayi baru lahir ?
5. Bagaimana asuhan keperawatan bayi baru lahir ?

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pembahasan makalah ini bertujuan agar pembaca, khususnya
mahasiswa, dapat memahami konsep dasar pada bayi baru lahir serta asuhan
keperawatan bayi baru lahir.
2. Tujuan Khusus
Beberapa tujuan yang diharapkan setelah membahas makalah ini adalah:
a. Definisi bayi baru lahir
b. Adaptasi fisiologi bayi baru lahir
c. Penatalaksanaan bayi baru lahir
d. Pathway bayi baru lahir
e. Asuhan keperawatan bayi baru lahir

3
BAB II
KONSEP DASAR

A. DEFINISI
Bayi baru lahir normal “Bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu – 42
minggu dan BBL 2500–4000 gram” (DepKes RI. 1993). Asuhan Bayi Baru Lahir
Normal ”Asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama setelah
melahirkan”. ( Hidayat Alimul, A.Aziz. 2008).
Sondakh, Jenny J. S., (2013), asuhan kebidanan persalinan dan bayi baru
lahir. Jakarta: Erlangga, Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir pada usia
kehamilan 37-42 minggu dengan berat lahir antara 2500-4000 gram.Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang lahir cukup bulan, 38-42 minggu dengan berat
badan sekitar 2500 -3000 gram dan panjang badan sekitar 50-55 cm (Sarwono,
2005).
B. ADAPTASI FISIOLOGI
Konsep mengenai adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut:
1. Memulai segera pernapasan dan perubahan dalam pola sirkulasi. Konsep
ini merupakan hal yang esensial pada kehidupan ekstra uterin.
2. Dalam 24 jam setelah lahir, System ginjal, gastrointestinal, hematologi,
metabolic, dan System neurologis bayi baru lahir harus berfungsi searah
memadai untuk memepertahankan kehidupan ekstra uteri.
Setiap bayi baru lahir akan mengalami periode transisi, yaitu:
1. Periode ini merupakan fase tidak stabil selama 6-8 jam pertama
kehidupan, yang akan dilalui oleh seluruh bayi dengan mengabaikan usia
gestasi atau sifat persalinan atau melahirkan.
2. Pada periode pertama reaktivitas (segera setelah lahir), akan terjadi
pernapasan cepat (dapat mencapai 80 kali/menit) dan pernapasan cuping
hidung yang berlangsung sementara, retraksi, serta suara seperti
mendengkur dapat terjadi. Denyut jantung dapat mencapai 180 kali/menit
selama beberapa menit kehidupan.

4
3. Setelah respon awal ini, bayi baru lahir ini akan menjadi tenang, relaks,
dan jatuh tertidur. Tidur pertama ini (dikenal dengan fase tidur) terjadi
dalam 2 jam setelah kelahiran dan berlangsung beberapa menit sampai
beberapa jam.
4. Periode kedua reaktivitas, dimulai ketika bayi bangun, ditandai dengan
respons berlebihan terhadap stimulus, perubahan warna kulit dari merah
muda menjadi agak sianosis, dan denyut jantung cepat.
5. Lendir mulut dapat menyebabkan masalah yang bermakna, misalnya
tersedak/aspirasi, tercekik, dan batuk.

C. PENATALAKSANAAN
1. Mengeringkan dengan segera dan membungkus bayi dengan kain yang cukup
hangat untuk mencegah hipotermi.
2. Menghisap lendir untuk membersihkan jalan nafas sesuai kondisi dan
kebutuhan.
3. Memotong dan mengikat tali pusat, memberi ntiseptik sesuai ketentuan
setempat.
4. Bonding Attacment (kontak kulit dini) dan segera ditetekan pada ibunya.
5. Menilai apgar menit pertama dan menit kelima
6. Memberi identitas bayi: Pengecapan telapak kaki bayi dan ibu jari ibu,
pemasangan gelang nama sesuai ketentuan setempat
7. Mengukur suhu, pernafasan, denyut nadi.
8. Memandikan/membersihkan badan bayi, kalau suhu sudah stabil (bisa tunggu
sampai enam jam setelah lahir)
9. Menetesi obat mata bayi untuk mencegah opthalmia – neonatorum.
10. Pemerikksaan fisik dan antropometri.
11. Pemberian vitamin K oral/parenteral sesuai kebijakan setempat.
12. Rooming in (rawat gabung): penuh atau partial.

5
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN BAYI BARU LAHIR

A. Pengkajian
1. Identitas
a. Identitas Klien
1) Nama (Inisial)
2) Jenis kelamin
3) Umur/tgl. lahir
4) Status Perkawinan
5) Agama
6) Suku/ bangsa
7) Pendidikan
8) Pekerjaan
9) Alamat
b. Identitas Penanggung
1) Nama lengkap (Inisial)
2) Jenis kelamin
3) Pekerjaan
4) Hub. dengan klien
5) Alamat
2. Identitas Saudara Kandung
Saudara dari pasien jika pasien adalah anak ke 2 maka saudara kandung
pasien adalah anak ke 1 yang dicantumkan sebagai saudara pasien tersebut
3. Keluhan utama
Masalah yang utama/dominan dirasakan.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
b. Riwayat kesehatan dahulu
c. Riwayat kesehatan keluarga

6
B. Riwayat Obstetri
1. Prenatal
HPHT
Penerimaan Kehamilan
Kesehatan Ibu Selama Mengandung
Gizi Selama Hamil
Masalah selama kehamilan
Imunisasi TT
Pemeriksaan kehamilan
Penggunaan Obat-obatan
2. Intranatal
Tempat kelahiran
Jenis kelamin
Lama persalinan
Penolong persalinan
BB lahir
TB lahir
Posisi janin baru lahir
Cara memudahkan persalinan
Komplikasi waktu lahir
3. Post Natal
Kondisi bayi (menangis/tidak)
Pengeluaran mekonium dan urine
Ballard Score
APGAR Score (1 menit dan 5 menit)
APGAR 0 1 2
Biru/pucat seluruh Badan merah, Seluruh tuubuh
Appearance/ warna kulit
tubuh ekstremitas biru merah
Pulse/denyut jantung Tidak terdengar <100x/menit >100x/menit
Gerakan
Grimace/reflek iritability Tidak ada respon Gerakan sedikit
kuat/melawan
Fleksi pada
Activity/tonus otot Lemah Gerakan aktif
ekstremitas

7
Menangis
Respiration Tidak ada Menangis kuat
lemah/merintih
Interpretasi skor:
0–3 : asfiksia berat
4–6 : asfiksia sedang
7 – 10 : asfiksia ringan

C. Data Fokus Pengkajian


1. Tanda-Tanda Vital
a. Suhu: aksila 36,5-37°C, suhu stabil setelah 8-10 jam kelahiran
b. Frekuensi Jantung: 120-140 denyut/menit, bisa tidak teratur untuk periode
singkat, terutama setelah menangis
c. Pernafasan: 30-60 kali/menit
d. Tekanan Darah:
1) 78/42mmHg
2) Pada waktu lahir, sistolik 60-80mmHg dan diastolik 40-50mmHg
3) Setelah 10 hari, sistolik 95-100mmHg dan diastolik sedikit meningkat
4) Tekanan darah bayi baru lahir bervariasi seiring perubahan tingkat
aktivitas (terjaga,menangis atau tidur )
2. Antropometri
a. Berat: berat badan lahir 2500-4000gr
b. Panjang badan: dari kepala sampai tumit 45-55cm
c. Lingkar kepala: diukur pada bagian yang terbesar yaitu oksipito-frontalis
33-35cm
d. Lingkar dada: mengukur pada garis buah dada, sekitar 30-33cm
e. Lingkar abdomen: mengukur di bawah umbilikalis, ukuran sama dengan
lingkaran dada.
3. Head to Toe
a. Integumen
1) Warna: biasanya merah muda, ikterik fisiologis dialami oleh 50% bayi
cukup bulan dan hiperpigmentasi pada areola, genetalia dan linia nigra.

8
Perubahan warna normal seperti akrosianosis-sianosis tangan dan kaki
dan kurtis marmorata- motting sementara ketika bayi terpapar suhu
rendah.
2) Kondisi: hari kedua sampai ketiga, mengelupas, kering. Tidak terdapat
edema kulit, beberapa pembuluh darah terlihat jelas di abdomen. Vernik
kaseosa, putih seperti keju, tidak berbau dengan jumlah dan tempat yang
bervariasi, Lanugo di daerah bahu, pinna, telinga dan dahi dengan jumlah
yang bervariasi
3) Turgor kulit: dengan mencubit kulit bagian daerah perut dan paha bagian
dalam, turgor kulit baik saat kulit segera kembali kekeadaan semula
setelah cubitan dilepas. Indikator terbaik untuk dehidrasi adalah
kehilangan berat badan pada bayi baru lahir kehilangan 10% BB setelah
lahir adalah normal.
b. Kepala
1) Kulit kepala: rambut keperakan, helai rambut satu-satu, jumlah
bervariasi. Kadang terdapat kaput suksedaneum: bisa memperlihatkan
adanya ekimosis
2) Bentuk dan ukuran: ukuran kepala bayi baru lahir seperempat panjang
tubuh, kadang sedikit tidak simetris akibat posisi dalam rahim.
3) Fontanel: fontanel anterior bentuk berlian, 2-5 sampai 4,0 cm. Fontanel
posterior bentuk segitiga 0,5 sampai 1 cm. Fontanel harus datar, lunak
dan padat.
4) Sutura: teraba dan tidak menyatu
c. Mata
1) Letak: pada wajah dengan jarak antar mata masing-masing 1/3 jarak dari
bagian luar kantus ke bagian luar kantus yang lain.
2) Bentuk dan ukuran: ukuran dan bentuk simetris, kedua bola mata ukuran
sama, refleks kornea sebagai respons terhadap sentuhan, refleks pupil
sebagai respo terhadap cahaya, reflek berkedip sebagai respon terhadap
cahaya atau sentuhan. Gerakan bola mata acak, dapat fokus sebentar, dan
dapat melihat kearah garis tengah.

9
d. Hidung
Berada di garis tengah wajah, tampak tidak ada tulang hidung, datar,
lebar, terdapat sedikit mucus tetapi tidak ada lender yang keluar. Kadang
bersin untuk membersihkan hidung.
e. Telinga
Terletak pada garis sepanjang kantus luar, terdiri dari tulang rawan
padat, berespon terhadap suara dan bayi.
f. Mulut
Gerakan bibir simetris , gusi berwarna merah muda, palatum lunak
dan palatum keras utuh, uvula digaris tengah, terdapat reflek menghisap,
rooting dan ekstrusi.
g. Leher
Leher pendek, dikelilingi lipatan kulit dan tidak terdapat selaput.
Kepala terdapat digaris tengah. Muskulus strenokleidomastoideus sama kuat
dan tidak teraba massa, bebas bergerak dari satu sisi ke sisi lain, terdapat
reflek leher tonik, reflek neck-righting dan reflek orolith-ligthing.
h. Dada
Bentuk hampir bulat (sperti tong), gerakan dada simetris, gerakan
dada dan perut sinkron dengan pernapasan. Putting susu menonjol dan
simetris, nodul payudara sekitar 6 mm pada bayi cukup bulan.
i. Abdomen
Bentuk abdomen bulat, menonjol, hati teraba 1-2 cm di bawah batas
iga kanan. Tidak teraba massa, tidak distensi. Bising usus terdengar 1-2 jam
setelah lahir, mekonium keluar 24-28 jam setelah lahir. Batas antara tali
pusat dan kulit jelas, tidak terdapat usus halus didalamnya, tali pusat kering
didasar dan tidak berbau.
j. Genetalia
1) Wanita: labia dan klitoris biasanya edema, labia minora lebih besar dari
labia mayora, meatus uretral di belakang klitoris, vernika kaseosa di
antara labia, berkemih dalam 24 jam.

10
2) Laki-laki: lubang uretra pada puncak glen penis, testis dapat diraba di
dalam setiap skrotum, skrotum biasanya besar, edema, pendulus, dan
tertutup dengan rugae, biasanya pigmentasi lebih gelap pada kulit
kelompok etnik. Smegma dan berkemih dalm 24 jam
3) Periksa anus ada atau tidak menggunakan termometer anus
k. Ekstremitas
Mempertahankan posisi seperti dalam rahim. Sepuluh jari tangan dan
jari kaki, rentang gerak penuh, punggung kuku merah muda, dengan
sianosis sementara segera stelah lahir. Fleksi ekstremitas atas dan bawah.
Telapak biasanya datar, Ekstremitas simetris, Tonus otot sama secara
bilateral, Nadi brakialis bilateral sama.

D. Pola Kebiasaan Sehari-Hari


No Jenis Aktivias Dirumah Dirumah Sakit
1 2 3 4
1 Nutrisi
a. Makan
b. Minum
2 Eliminasi
a. Bab
b. Bak
3 Personal hygne
a. Mandi
b. Gosokgigi
c. Keramas
d. Gunting kuku
4 Istirahat dan tidur
a. Siang
b. Malam
5 Aktivitas

11
E. Diagnosa Keperawatan
1. Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan alveolus tidak berfungsi
ditandai dengan tidak adanya surfaktan.
2. Ketidakefektifan jalan nafas berhubungan dengan cairan pada jalan nafas
ditandai dengan pengeluaran cairan paru
3. Hipotermia berhubungan dengan kegagalan peningkatan panas ditandai dengan
termolegulasi

F. Intervensi
Diagnosa RencanaAsuhanKeperawatan
No.
Keperawatan Tujuan Intervensi Rasional
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Observasi adanya 1. Sianosis
pola nafas tindakan keperawatan pucat dan sianosis menunjukkan adanya
berhubungan selama 3 x 24 jam pola gangguan pada
dengan alveolus nafas efektif dengan pernafasan BBL
tidak berfungsi kriteria hasil : 2. Mengetahui
ditandai dengan 1. Kemudahan bernafas perkembangan
2. Pantau kecepatan,
tidak adanya dan kedalaman kondisi BBL
irama, kedalaman
surfaktan inspirasi 3. Mengetahui adanya
dan usaha respirasi
2. Ekspansi dada kelainan dalam
3. Auskultasi bunyi
simetris pernafasan BBL
nafas, perhatikan
3. Tidak ada
area penurunan/tidak
penggunaan otot
adanya ventilasi dan
bantu pernafasan
adanya bunyi nafas
4. Tidak ada bunyi nafas
tambahan 4. Secret yang
tambahan
4. Lakukan pengisapan menumpuk dapat
5. Nafas pendek tidak
sesuai dengan mengakibatkan
ada
kebutuhan untuk ketidakefektifan pola
membersihkan nafas
sekresi

12
5. Kolaborasi 5. Memenuhi kebutuhan
pemberian Non re- oksigen BBL
breathing mask
dengan oksigen
2. Ketidakefektifan Setelah dilakukan 1. Kaji keefektifan 1. Mengevaluasi
jalan nafas tindakan keperawatan pemberian oksigen keberhasilan terapi
berhubungan selama 3 x 24 jam maka dan perawatan yang yang diberikan
dengan cairan pada jalan nafas efektif dengan lain
jalan nafas ditandai kriteria hasil : 2. Auskultasi bagian 2. Bunyi tambahan
dengan 1. BBL mudah untuk dada anterior dan seperti ronkhi
pengeluaran cairan bernafas posterior untuk mengindikasikan
paru 2. Kegelisahan, sianosis, mengetahui adanya adanya secret yang
dan dispnea tidak ada penurunan atau tidak menyumbat jalan
3. RR dalam batas adanya ventilasi dan nafas
normal adanya bunyi
tambahan
3. Pantau status oksigen 3. Jika SaO2 < 80%
BBL mengindikasikan
adanya
ketidakefektifan jalan
nafas
4. Jelaskan pada BBL 4. Meningkatkan
dan keluarga tentang pemahaman keluarga
penggunaan
peralatan: O2, suction,
inhalasi 5. Memudahkan dalam
5. Lakukan fisioterapi pengeluaran secret
dada sesuai kebutuhan
3. Hipotermia Setelah dilakukan 1. Pantau suhu paling 1. Suhu tubuh bayi baru
berhubungan tindakan keperawatan sedikit setiap 2 jam, lahir mudah

13
dengan kegagalan selama 3 x 24 jam maka sesuai kebutuhan mengalami penurunan
peningkatan panas hipotermia teratasi 2. Suhu tubuh bayi baru
ditandai dengan dengan kriteria hasil : 2. Pantau suhu bayi lahir lahir mudah
termolegulasi 1. BBL menunjukkan sampai stabil mengalami penurunan
termoregulasi 3. Pemahaman tentang
neonates kondisi hipotermi
(keseimbangan antara 3. Ajarkan indikasi dapat mencegah
panas yang hipotermia dan terjadinya hipotermi
dihasilkan, tindakan kedaruratan 4. Mencegah kehilangan
peningkatan panas, yang diperlukan panas
dan kehilangan panas sesuai dengan 5. Mencegah kehilangan
selama periode kebutuhan panas
neonatus) 4. Selimuti bayi segera
setelah dilahirkan 6. Menjagasuhutubuh
5. Gunakan tutup kepala agar tetap hangat
pada bayi baru lahir
6. Tempat kan bayi baru
lahir dalam incubator
atau dibawah
penghangat sesuai
kebutuhan
4. Gangguan perfusi setelah dilakukan 1. Monitor pernafasan 1. Pola nafas
jaringan tindakan keperawatan 2. Monitor adanya mempengaruhi suplai
berhubungan 1x 24 jam gangguan sianosis O2 dalam tubuh
dengan hipoksia perfusi jaringan dapat 3. Beri penyuluhan pada 2. Kekurangan O2
jaringan ditandai teratasi dengan kriteria orang tua untuk dalam tubuh di tandai
dengan foramen hail : menghindari suhu sianosis
ovale tidak 1. Tidak ada sianosis ekstrem pada 3. Orang tua pihak yang
menutup 2. Pengisisan ulang ekstermitas, mengkaji selalu berada di
kapiler normal kulit bayi dan gejala samping pasien
3. Menunjukkan Status lainnya 4. Mengatur dan

14
sirkulasi, ditandai 4. Manajemen cairan mencegah komplikasi
dengan indicator /elektrolit akibat akibat
berikut (nilai 1-5 : 5. Kolaborasi pemberian perubahan kadar
ekstreem, berat, O2 cairan dan elektrolit.
sedang, ringan atau 6. Kolaborasi pemberian 5. Membantu memenuhi
tidak ada gangguan) obat anti koagulan kebutuhan O2
6. Mencegah trombus
perifer
5. Resiko nutrisi 1. 1. x
kurang dari
kebutuhan tubuh
berhubungan
dengan distress
diwaktu makan
6. Resiko infeksi Setelah dilakukan 1. Pantau tanda/gejala 1. Mengetahui tanda
berhubungan intervensi keperawatan infeksi (missal.suhu infeksi secara dini
dengan selama 1x24 jam resiko tubuh, denyut jantung, memungkinkan
pemotongan tali infeksi tidak menjadi pembuangan, pencegahan terhadap
pusat aktual. Kriteria hasil : penampilan luka, infeksi dan
1. BBL bebas dari tanda sekresi, penampilan mengurangi
dan gejala infeksi urin, suhu kulit, lesi keparahan infeksi yg

2. Jumlah leukosit kulit, keletihan, mungkin sudah terjadi

dalam batas normal malaise) 2. Faktor pemberat dapat

3. Status imun, 2. Kaji faktor yg mengakibatkan

gastrointestinal, meningkatkan infeksi berkembang

genitourinaria dalam serangan infeksi leboh cepat.

batas normal (missal.usia lanjut, 3. Perubahan hasil

tanggap imun rendah, laboratorium

dan malnutrisi) mengidentifikasikan

3. Pantau hasil adanya infeksi

15
laboratorium (DPL, 4. Cuci tangan dengan
hitung granulosit benar dapat mencegah
absolut, hasil-hasil yg transmisi organism
berbeda, protein 5. Perubahan hasil
serum, dan albumin) laboratorium dapat
4. Ajarkan keluarga mengindikasikan
BBL teknik mencuci adanya infeksi
tangan yg benar 6. Mencegah infeksi

5. Ajarkan kepada
keluarga BBL
tanda/gejala infeksi
dan kapan harus
melaporkannya ke
pusat kesehatan
6. Berikan terapi
antibiotic bila
diperlukan

G. Implementasi
Implementasi merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan
dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang
telah direncanakan dalam rencana tindakan keperawatan (Azis Alimul, 2009).

H. Evaluasi
Evaluasi merupakan langkah proses keperawatan yang memungkinkan
perawat untuk menentukan apakah intervensi keperawatan telah berhasil
meningkatkan kondisi klien (Potter & Perry, 2009).

16
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bayi baru lahir normal ”Bayi yang baru lahir dari kehamilan 37 minggu –
42 minggu dan BBL 2500–4000 gram”( DepKes RI, 1993). Asuhan Bayi Baru
Lahir Normal ”Asuhan yang diberikan pada bayi tersebut selama jam pertama
setelah melahirkan” (Hidayat Alimul, A.Aziz. 2008).
Konsep mengenai adaptasi bayi baru lahir adalah sebagai berikut: Memulai
segera pernapasan dan perubahan dalam pola sirkulasi. Konsep ini merupakan hal
yang esensial pada kehidupan ekstra uterin dan dalam 24 jam setelah lahir,
System ginjal, gastrointestinal, hematologi, metabolic, dan System neurologis
bayi baru lahir harus berfungsi searah memadai untuk memepertahankan
kehidupan ekstra uteri.

B. Saran
Bagi masyarakat, khususnya ibu hamil, dapat sesering mungkin untuk
memeriksakankehamilannya dan menghindari seminimal mungkin hal-hal yang
dapat menyebabkan terjadinya kelainan kongenital pada janin atau organ yang
dikandungnya

17
DAFTAR PUSTAKA

Doenges, Marylinn E 2001. Rencana Perawatan Maternal/Bayi : Pedoman untuk


Perencanaan dan Dokumentasi Perawatan Klien. Jakarta : EGC

18

Anda mungkin juga menyukai