Bab Ii
Bab Ii
A. Pengertian
Penyebab pasti belum diketahui secara pasti, namun banyak faktor yang
diduga berperan dapat menyebabkan post partum blues, diantaranya :
Ada juga pendapat bahwa kemunculan dari postpartum blues ini disebabkan
oleh beberapa faktor dari dalam dan luar individu. Penelitian dari Dirksen dan De
Jonge Andriaansen ( 1985 ) menunjukan bahwa depresi tersebut membawa kondisi
yang berbahaya bagi perkembangan anak dikemudian hari.
C. Patofisiologi
Para wanita lebih mungkin mengembangkan depresi post partum jika mereka
terisolasi secara sosial dan emosional serta baru saja mengalami peristiwa kehidupan
yang menekan. Post partum blues tidak berhubungan dengan perubahan hormonal,
bikimia atau kekurangan gizi. Antara 8% sampai 12% wanita tidak dapat
menyesuaikan peran sebagai orang tua dan menjadi sangat tertekan sehingga
mencari bantuan dokter.
Beberapa dugaan kemunculan ini disebabkan oleh beberapa faktor dari dalam dan luar
individu. Penelitian dari Dirksen dan De Jonge Andriaansen (1985) menunjukkan
bahwa depresi tersebut membawa kondisi yang berbahaya bagi perkembangan anak di
kemudian hari. De Jonge Andriaansen juga meneliti beberapa teknologi medis
(penggunaan alat-alat obstetrical) dalam pertolongan melahirkan dapat memicu depresi
ini. Misalnya saja pada pembedahan caesar, penggunaan tang, tusuk punggung,
episiotomi dan sebagainya.
Perubahan hormon dan perubahan hidup ibu pasca melahirkan juga dapat dianggap
pemicu depresi ini. Diperikiran sekitar 50-70% ibu melahirkan menunjukkan gejala-
gejala awal kemunculan depresi post partum blues, walau demikian gejala tersebut
dapat hilang secara perlahan karena proses adaptasi dan dukungan keluarga yang tepat.
Faktor biologis yang paling banyak terlibat adalah factor hormonal. Perubahan kadar
hormone pada wanita memegang peran penting ; perubahan suasana hati biasa terjadi
sesaaat sebelum menstruasi sesaat sebelum menstruasi (ketegangan pramenstruasi) dan
setelah persalinan (depresi post partum). Perubahan hormone serupa biasa terjadi pada
wanita pemakai pil KB yang mengalami depresi. Kelainan fungsi tiroid yang sering
terjadi pada wanita, juga merupakan factor factor yang berperan dalam terjadinya
depresi. Depresi juga bias terjadi karena atau bersamaan dengan sejumlah penyakit atau
kelainan fisik. Kelainan fisik bias menyebabkan terjadinya depresi secara ; langsung,
misalnya ketika penyakit tiroid menyebabkan berubahnya kadar hormone. Yang bias
menyebabkan terjadinya depresi tidak langsung, misalnya ketika penyakit atritis
rematoid menyebabkan nyeri dan cacat, yang bias menyebabkan depresi.
D. Manifestasi Klinis
Post partum blues atau sering juga maternity blues atau sindroma ibu baru
dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan efek ringan yang sering tampak pada
minggu pertama setelah persalinan di- tandai dengan gejala-gejala:
Reaksi depresi/sedih/disporia. Sering menangis, Mudah tersinggung, Cemas,
Labilitas perasaan, Cenderung menyalahkan diri sendiri, Gangguan tidur dan
gangguan nafsu makan, Kelelahan, Mudah sedih, Capat marah, Mood mudah
berubah, cepat menjadi sedih dan pula gembira, perasaan terjebak, marah kepada
pasangan dan bayinya, perasaan bersalah, sangat pelupa. rumah tangga, membantu
mengurus bayi, mendengarkan keluh kesah ibu. Stress dalam keluarga misalanya
Faktor ekonomi memburuk, persoalan dengan suami, problem dengan mertua.
Stress yang dialami wanita itu sendiri misalnya ASI tidak keluar, frustasi karena
bayi tidak mau tidur, nangis dan gumoh, stress melihat bayi sakit, rasa bosan dengan
hidup yang dijalan. Kelelahan pasca persalinan, Perubahan yang peran dialami oleh
ibu, Rasa memiliki bayi yang terlalu dalam sehingga timbul rasa takut kehilangan
bayinya; Problem anak, setelah kelahiran bayi, kemungkinan timbul ras cemburu
dari anak sebelumnya sehingga hal tersebut cukup mengganggu emosional ibu.
E. Pemeriksaan Diagnostik
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara
langsung post partu blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa syntom
yang tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan depresi post partum blues bila
memenuhi kriteria dan gejala yang ada. Kekurangan hormone thyroid yang
ditemukan pada individu yang mengalami kelelahan luar biasa ( fatique ) ditemukan
juga pada ibu yang mengalami post partum blues mempunyai jumlah kadar thyroid
yang sangat rendah.
F. Penatalaksanaan
Post-partum blues atau gangguan mental pasca-salin seringkali terabaikan
dan tidak ditangani dengan Banyak ibu juang sendiri dalam beberapa saat setelah
melahirkan. Mereka merasakan ada suatu hal yang salah namun mereka sendiri tidak
benar-benar mengetahui apa yang sedang terjadi. Apabila mereka pergi
mengunjungi dokter atau sumber-sumberlainnya. Penanganan gangguan mental
pasca-salin pada prinsipnya tidak berbeda dengan penanganan gangguan mental
pada momen-momen lainya. Para ibu yang mengalami post-partum
bluesmembutuhkan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibu ini membutuhkan
dukungan pertolongan yang sesungguhnya. Para ibuini membutuhkan dukungan
psikologis sepertijuga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi. Cara untuk
mengatasinya, antara lain: Komunikasikan segala permasalahan atau hal lain yang
ingin diungkapkan Bicarakan rasa cemas yang di alami Bersikap tulus ikhlas dalam
menerima aktivitas dan peran baru setelah melahirkan; Bersikap fleksibel dan tidak
telalu perfectsionis dalam mengurus bayi dan rumah tangga; Belajar tenang dan
menarik nafas panjang dan meditasi; Kebutuhan istirahat yang cukup, tidurlah ketika
bayi sedang tidur; Berolahraga ringan; Bergabung dengan kelompok ibu-ibu baru;
Dukungan tenaga kesehatan. Dukungan suami, keluarga, teman, teman sesama ibu
Konsultasikan pada dokter atau orang yang professional agar dapat meminimalisir
Faktor risiko lainya dan melakukan pengawasa
G. Klasifikasi
Ringan post partum blues atau sering juga maternity blues atau sindroma ibu
banu dimengerti sebagai suatusindroma gangguan elek ringan yang sering tampak
pada minggu pertama setelah persalinan ditandai dengan gejala-gejala Reaksi
menangis; Mudah tersinggung, Cemas, Labilitas perasaan. Berat Depresi berat
dikenal sebagai sindroma depresi non psikotik pada kehamilan namun umumnya
terjadi dalam beberapa minggu sampai bulan sampai bulan setelah kelahiran. Gejala-
gejala depresi berat Perubahan pada mood, Gangguan pada pola tidur dan pola tidur
Perubahan mental dan libido Dapat pula muncul pobia, ketakutan akan menyakiti
dari sendiri atau bayinya; Depresi berat akan memiliki risiko tinggi pada wanita atau
keluarga yang pernah mengalami kelainan psikiatrikataupernah mengalami pre
menstrual sindrom. Kemungkinan relauren pada kehamilan berikutnya.
Penatalaksanaan Depresi Berat: dukungan keluraga dan lingkungan sekitar Teraphi
psikologis dari psikiater dan psikologi Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
anti depresan hatihati pembe- rian depresan pada wanita hamil dan menyusu). Pasien
dengan percobaan bunuh diri sebaiknya tidak ditinggal sendirian dirumah; Jika
diperlukan lakukan perawatan di RS. Tidak dianjurkan untuk rooming in atau rawat
gabung dengan bayinya.