Anda di halaman 1dari 10

A.

JUDUL
Inisiasi Desa Siaga Bencana Berbasis Komunitas Yang Partisipatif Di Daerah
Talang Pauh Di Provinsi Bengkulu
B. LATAR BELAKANG
Istilah bencana biasanya mengacu pada keadaan alami, misalnya angin ribut
atau gempa bumi yang dikaitkan dengan efek kerusakan yang ditimbulkannya
misalnya hilangnya kehidupan atau kerusakan bangunan. Bahaya mengacu pada
kejadian alami dan kerentanan mengacu pada kelemahan suatu populasi atau
sistem terhadap pengaruh dari bahaya tersebut (Pan American Health
Organization, 2000).
Bencana alam merupakan peristiwa yang luar biasa dan terjadi di berbagai
belahan dunia. Dampak yang diakibatkan oleh bencana alam sungguh luar biasa
pula bagi yang mengalaminya. Bahkan, bencana alam tertentu dapat menimbulkan
korban jiwa dalam jumlah yang tidak sedikit baik korban cedera maupun
meninggal dunia. Indonesia merupakan salah satu negara yang rawan akan
bencana alam. Berbagai bencana alam telah terjadi di berbagai wilayah di
Indonesia dari tahun ketahun dan korbannya pun tidak sedikit. Bencana alam di
Indonesia meliputi tsunami, gunung meletus, gempa bumi, banjir, tanah longsor,
kebakaran hutan, abrasi pantai dan erosi.
Bencana alam tidak hanya menimbulkan korban fisik, akan tetapi
berdampak juga pada gangguan fisikologis dan trauma yang mendalam.
Hilangnya harta benda dan nyawa dari orang-orang yang dicintainya, membuat
sebagian korban mengalami stress dan gangguan kejiwaan. Mitigasi dan
Kesiapsiagaan merupakan salah satu tahapan yang sangat vital dalam manajemen
bencana. Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana
mengamanatkan untuk melakukan upaya penanggulangan bencana secara tepat,
cepat, berdasarkan prioritas, koordinasi, keterpaduan, berdaya guna, berhasil
guna, transparansi, akuntabilitas, kemitraan dan pemberdayaan.
Provinsi Bengkulu terletak di antara 2 0 16’LU dan 30 31’LS dan antara 1010
01’-030 41’BT. Provinsi Bengkulu termasuk wilayah yang tingkat bencana
alamnya cukup besar. Hal ini berdampak pada kelanggsungan pembangunan dan
siklus kehidupan masyarakat di Provinsi Bengkulu. Hampir semua kabupaten/kota
di Provinsi Bengkulu, merupakan daerah rawan bencana seperti gempa bumi
tsunami, abrasi pantai dan land slides. Tiga kabupaten/kota sudah ditetapkan
Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sebagai daerah yang rawan
gempa bumi dan tsunami (BNPB, 2010).
Menurut BNPB Kota Bengkulu, tiga daerah ini mendapat kategori yang
sama dengan enam daerah kabupaten/kota di pesisir pantai barat Sumatera yang
masuk dalam wilayah Provinsi Sumatra Barat serta dua daerah di Provinsi
Nanggroe Aceh Darussalam.
Desa Talang Pauh Kelurahan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah
terletak tidak jauh dari Kota Bengkulu dan wilayanya berbatasan langsung dengan
laut. Masyarakat di Desa Talang Pauh masih belum memahami seutuhnya tentang
bencana alam, padahal daerah ini merupakan salah satu wilayah yang termasuk
rawan terjadinya bencana alam seperti gempa bumi yang terjadi di sesar sumatra
mau pun gempa bumi dan tsunami yang berasal dari zone subduksi Sumatera.
Desa Talang Pauh selain berbatasan langsung dengan laut, daerah disebelah
selatannya memiliki hutan masayarakat yang dikelolah sendiri oleh masyarakat
tanpa memperhitungkan dampak yang mungkin terjadi seperti bencana tanah
longsor akibat penggundulan yang terus terjadi.
Dengan keadaan seperti ini tentunya perlu dilakukan tindakan pencegahan
dan pemahaman yang sangat mendesak untuk dilakukan mengingat bencana bisa
datang kapan saja. Melalui Program Hibah Bina Desa (PHBD) ini akan dibuat
suatu program pembinaan masyarakat berupa ‘bina desa yang tanggap bencana,
melalui penyuluhan, pelatihan, pendampingan dalam kegiatan mitigasi bencana
alam sehingga terbetuk desa siaga bencana.
Desa siaga Bencana adalah suatu wilayah komunitas yang disiapkan untuk
mengelola seluruh aspek dan proses penanggulangan bencana berbasis komunitas
(masyarakat) yang dimulai dari perencanaan, pelaksanaan sampai dengan
pengendalian, agar masyarakat memiliki kemampuan melakukan berbagai hal
yang berkaitan dengan pengurangan ancaman, risiko dan dampak bencana secara
mandiri pada skala terbatas, terutama saat pertama kali terjadi bencana. Program
ini nantinya diharapkan dapat bermanfaat bagi masyarakat Talang Pauh untuk
mengatasi dan mengantisipasi bencana di masa yang akan datang. Disamping itu
daerah ini akan dapat menjadi salah satu contoh desa tanggap bencana di Provinsi
Bengkulu.
C. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana menjadikan Desa Talang Pauh menjadi salah satu desa yang
tanggap terhadap bencana, sehingga desa ini nantinya menjadi desa
percontohan.
2. Bagaimana mengatasi permasalahan di segala aspek seperti aspek
kebutuhan pokok, pengungsian, dapur umum, komunikasi jika terjadi
bencana.
3. Bagaimana memelihara lingkungan sekitar pedesaan agar terhindar dari
bencana alam.
D. TUJUAN
1. Menjadikan Desa Talang Pauh sebagai desa yang tanggap terhadap
bencana dan agar dapat meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat setempat
sehingga dapat menjadi desa percontohan
2. Memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan yang ditimbulkan
ketika bencana melanda Desa Talang Pauh dan sekitarnya
3. Memberikan penyuluhan pemeliharaan lingkungan sekitar sehingga dapat
meminimalisasi terjadinya bencana alam

E. INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


1. Masyarakat sangat memahami akan pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan.
2. Masyarakat tidak lagi kebingungan jika sewaktu-waktu terjadi bencana.
3. Desa-desa sekitar mulai melakukan hal yang serupa yang dilakukan oleh
masyarakat di Desa Talang Pauh.
4. Masyarakat mampu membuat organisasi penanggulangan bencana dan
tugas-tugasnya yang disesuaikan dengan ketersediaan sumber daya yang
dimiliki.
5. Program ini berkembang dan dapat dijadikan acuan bagi daerah-daerah
atau desa-desa yang dianggap rawan akan terjadi bencana di Bengkulu.
F. LUARAN YANG DIHARAPKAN
1. Masarakat dapat memahami tentang bencana alam dan pentingnya
menjaga kelestarian alam dan lingkungan sekitarnya.
2. Buku saku tentang kebencanaan.
3. Video dalam bentuk CD/DVD yang berisi tentang kebencanaan untuk
menambah pengetahuan anak-anak sekolah seperti pada tingkat SD, SMP,
maupun SMA di Desa Talang Pauh.
4. Mahasiswa yang ikut pada kegiatan PHBD ini dapat membuat artikel
ilmiah yang dapat dipublikasikan di jurnal sehingga hal ini akan
menginsipirasi daerah-daerah lain untuk melakukan kegiatan serupa.
5. Masyarakat dapat saling bahu-membahu, tolong-menolong dan bergotong
royong menjadikan DesaTalang Pauh yang cerdas dalam mengatasi
bencana
G. KEGUNAAN
Program PHBD ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa informasi
dan pengetahuan kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian
lingkungan sebagai langah menuju desa yang tanggap bencana. Disamping itu
masyarakat akan mengetahui tentang jalur evakuasi dan tempat-tempat evakuasi
bila bencana terjadi. Adapun manfaat lainnya yaitu bagi mahasiswa, dapat
dijadikan acuan pembelajaran yang dapat dikembangkan lagi dikemudian hari
.
H. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

1. Gambaran Umum
Tim pemetaan resiko bencana provinsi Bengkulu menetapkan sembilan
ancaman bencana alam yang berpotensi melanda daerah tersebut yakni gempa
bumi, tsunami, banjir, gunung meletus, tanah longsor, kebakaran hutan, angin
puting beliung, kekeringan dan abrasi. Sembilan ancaman bencana ini merupakan
kajian tim pemetaan risiko bencana bekerja sama dengan badan Program
Pembangunan PBB (United Nation Development Program/UNDP) dan organisasi
nonpemerintah dari Swiss. Ancaman bencana gempa bumi terjadi hampir di
seluruh wilayah Bengkulu karena daerah tersebut berada di pertemuan dua
lempeng aktif yakni Eurasia dan Indo-Australia (Sumatra subduction zone) serta
patahan Sumatra (Sumatra fault).
Daerah yang rawan bencana tsunami adalah Kabupaten Mukomuko,
Bengkulu Utara, Bengkulu Tengah, Kota Bengkulu, Kabupaten Seluma, dan
Kabupaten Kaur yang berada di sepanjang pesisir pantai Barat Sumatra.
Berdasarkan data tim pemetaan resiko bencana alam Provinsi Bengkulu, maka
kemungkinan terjadi bencana alam di Desa Talang Pauh Kelurahan Pondok
Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah di beberapa tahun kedepan sangat besar
2. Kondisi Masyarakat Sasaran
Masyarakat Desa Talang Pauh, kurang memperhatikan keadaan lingkungan
tempat tinggal mereka. Hal ini terlihat dari kurangnya perhatian masyarakat
terhadap lingkungan hijau dan keadaan pantai yang telihat dengan banyaknya
tumpukan sampah disekitar pantai daerah tersebut. Hal ini disebabkan kurangnya
pengetahuan dan pemahaman akan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem
lingkungan, jika tidak dijaga maka tidak menutup kemungkinan bencana alam
akan terjadi di wilayah ini.
Disamping itu kurangnya pembinaan atau penyuluhan tentang resiko
bencana alam yang diperoleh masyarakat, juga merupakan salah satu faktor
penyebab masyarakat sekitar tidak menjaga lingkungan yang berpotensi terjadinya
bencana alam, bukan tidak mungkin dikemudian hari terjadi bencana besar yang
akan berdampak sangat buruk bagi masyarakat Desa Talang Pauh.
3. Uraian Permasalahan Masyarakat
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan didapatkan informasi yang
diperoleh dari masyarakat, yaitu bahwa mereka sangat cemas apabila suatu saat
nanti terjadi bencana alam baik itu longsor, gempa bumi, banjir, dan bencana
besar lainnya seperti tsunami. Kurangnya perhatian dari pihak-pihak yang
membidangi masalah tanggap bencana membuat sebagian masyarakat kuatir,
dikarenakan masyarakat belum mengenal dan memahami tentang resiko bencana
ataupun dampak setelah terjadinya bencana alam. Oleh karena itu perlu dilakukan
usaha-usaha untuk meningkatkan pengetahuan kelompok masyarakat mengenai
resiko bencana alam melalui kegiatan PHBD, yang nantinya akan memberikann
manfaat bagi masyarakat apabila suatu saat nanti terjadi bencana alam, mereka
tidak lagi cemas atau gelisah, sehingga mereka akan lebih cepat tanggap dan siaga
menghadapi bencana alam.
4. Gambaran Umum Solusi yang di tawarkan
Berdasarkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat Desa Talang Pauh,
maka sangatlah perlu diberikan suatu penyuluhan, pelatihan dan pembinaan (Desa
Siaga Bencana), untuk membantu masyarakat mengatasi masalah bencana alam.
Tahapan yang dilakukan ialah:
1. Sosialisasi tentang pentingnya menjaga kelestarian lingkungan.
2. Penyuluhan tentang gempa bumi dan tsunami untuk masyarakat pada
umumnya dan untuk sekolah-sekolah SD pada khususnya.
3. Pelatihan tentang teknik penyelamatan berbasis komunitas seperti pada
Karang Taruna, ibu-ibu PKK dan lain sebagainya.
4. Pelatihan siaga bencana alam terutama tentang apa yang harus dilakukan
ketika bencana terjadi.
5. Pengawasan terhadap keberlangsungan program Desa Siaga Bencana
Alam.

I. METODE PELAKSANAAN
1. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan program ini dilaksanakan di Desa Talang Pauh Kelurahan
Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu. Program ini
dilaksanakan selama 3 bulan penuh, yang dimulai sejak bulan awal setelah
pendanaan program PHBD tahap awal cair.
2. Bahan dan Alat.
Bahan yangdi gunakan dalam pelatihan yaitu:
1. Helm keselamatan
2. Buku panduan
3. CD bencana
4. Semen
5. Pasir
6. Batu bata
7. Batu koral
Alat yang di gunakan untuk pelatihan yaitu:
1. Laptop
2. LCD
3. Sounds system
4. Baju Pelampung
5. Sirine
6. Peluit
7. Perahu karet
8. Tenda
3. Pelaksanaan Program
Metode pelaksanaan program yang dilaksanakan di Desa Talang Pauh
Kelurahan Pondok Kelapa Kabupaten Bengkulu Tengah Provinsi Bengkulu adalah
metode pemberian pelatihan dan penyuluhan. Masyarakat diberi pelatihan tentang
cara mengatasi bencana alam dan menjadi desa siaga bencana alam.
1. Pra Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
Pra pelaksanaan kegiatan pelatihan ini merupakan pelaksanaan kegiatan
yang dilakukan oleh mahasiswa PHBD di Desa Talang Pauh Kelurahan Pondok
Kelapa Bengkulu. Adapun tujuan kegiatan ini yaitu untuk memberikan
pemahaman atau bekal kepada mahasiswa agar dalam pelaksanaan pelatihan
nantinya mahasiswa dapat memberikan bimbingan dan pelatihan kepada
masyarakat di Desa Talang Pauh Kelurahan Pondok Kelapa Bengkulu dan
mampu melihat respon masyarakat dengan diadakannya pelatihan dan
penyuluhan.
2. Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
Pelaksanan kegiatan pelatihan ini dilakukan setelah semua kelengkapan
pelatihan disiapkan. Teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan dilakukan dengan
empat kali pertemuan dengan agenda kegiatan sebagai berikut:
a) Pada pertemuan pertama akan diberikan penyuluhan tentang bencana dan
macam-macam bencana alam terhadap masyarakat.
b) Pada pertemuan kedua yaitu pelatihan tentang teknik-teknik
penyelamatan terutama tentang P3K berbasis komunitas seperti pada
Karang Taruna, ibu-ibu PKK dan sebagainya.
c) Penyuluhan pada sekolah-sekolah yang akan dilakukan pada pertemuan
ketiga.
d) Pada pertemuan keempat masyarakat akan melaksanakan pelatihan jika
terjadi bencana alam.
4. Pencapaian Tujuan Program
Dengan adanya penyuluhan dan pelatihan menuju desa siaga bencana
alam, masyarakat dapat meminimalisir peluang terjadinya bencana dan juga
masyarakat memahami pentingnya menjaga keberlangsungan lingkungan. Desa
Talang Pauh dapat menjadi contoh bagi daerah-daerah lain yang rawan terjadi
bencana di Provinsi Bengkulu.
5. Jangka Waktu Pelaksanaan
Program ini akan dilaksanakan setelah pencairan dana tahap awal, adapun
jangka waktu pelaksanaan yaitu selama 3 bulan penuh dengan rincian yaitu pada
awal bulan pertama dilakukan penyuluhan dan pelatihan (siaga bencana alam),
selanjutnya pada akhir bulan pertama dilakukan pemasangan atau pembuatan
jalur-jalur evakuasi.
Pada bulan kedua dilakukan pengawasan terhadap keberlangsungan
program yang telah dirintis, dalam pengawasan ini dilakukan beberapa hal yaitu
meliputi tanya jawab (sharing) kepada masyarakat tentang keadaan lingkungan
sekitar dan tingkat kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga kelestarian
laut, hutan, dan lingkungan hidup. Pengawasan ini dilakukan selama 2 bulan
penuh oleh tim pelaksana p rogram sampai program ini benar-benar berjalan dan
bisa direalisasikan ke daerah-daerah lainnya.
J. KEMITRAAN
Adapun mitra kerja yaitu :

1. Kepala Desa dan Warga Desa Talang Pauh Kabupaten Bengkulu


Tengah Provinsi Bengkulu
2. Dikti
K. USULAN BIAYA

No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)


1 Peralatan penunjang 15.000.000
2 Bahan habis pakai 15.000.000
3 Perjalanan 10.000.000
4 Lain – lain 8.000.000
Jumlah 48.000.000

Biaya Kegiatan Total


a. Dikti : Rp 48.000.000,-
b. Sumber Lain : Rp -

L. PENUTUP
Diharapkan dengan adanya Program Hibah Bina Desa ini melalui program
kreativitas mahasiswa, dapat mengurangi resiko bencana alam yang terjadi bukan
hanya di Desa Talang Pauh namun juga daerah-daerah lainnya. Sehingga,
masyarakat dapat meningkatkan kesiapsiagaan apabila menghadapi bencana yang
akan terjadi. Melalui program ini juga Desa Talang Pauh dapat menjadi Desa
percontohan bagi desa-desa lainnya.

IDENTITAS PROPOSAL PROGRAM HIBAH BINA DESA

1 Judul Inisiasi Desa Siaga Bencana Berbasis


Komunitas Yang Partisipatif Di Daerah
Talang Pauh Di Provinsi Bengkulu
2 Tema : Pengelolaan Bencana
3 Organisasi Pelaksana : Himpunan Mahasiswa Fisika (HIMAFI),
UNIB
4 KetuaPelaksana
Nama : Nurmaneli Oktaviani
NIM : F1C013012
Tahun Angkatan : 2013
Jurusan/Departemen : Fisika
Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu
Alamat perguruan tinggi : Jl. W.R Supratman Kandang Limun
Bengkulu, Prov. Bengkulu 38371 A

No. Telpon Rumah : (0732) 23361


No. HP : 0819-3052-0851
E-mail : Nellyoktaviani15@gmail.com
5 Anggota 1
Nama : Neva Riosa
NIM : F1C013009
Jurusan/Departemen : Fisika
Perguruan Tinggi : Univesitas Bengkulu
6 Anggota 2
Nama : Sintiya Apriola
NIM : F1C013004
Jurusan/Departemen : Fisika
Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu
7 Anggota 3
Nama : Syasmi Idayati
NIM : F1C013025
Jurusan/Departemen : Fisika
Perguruan Tinggi : Universitas Bengkulu
8 Nama Penanggungjawab Dr. Mochamad Ridwan, S.E.,M.P
: (PR/PK/PD)
NIP : 196107101988031003
9 Nama Dosen Pendamping : Ashar Muda Lubis, S.Si, M.Sc, Ph.D.
NIP/NIDN : 197712122001121001/0012127701
No. HP : 0821-7227-2551
E-mail : asharmudalubis@yahoo.com
10 Biaya yang diperlukan (Rp) Rp. 48.000.000
:

Anda mungkin juga menyukai