Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Ajaran filsafat mempunyai status tinggi dalam kebudayaan manusia, yakni sebagai
ideologi bangsa dan negara dan selanjutnya menjadi eksistensi suatu bangsa untuk
menjaga eksistensi, maka diwariskanlah nilai-nilai itu pada generasi selanjutnya dengan
cara transfer nilai yang efektif melalui pendidikan untuk menjamin kebenaran dan
efektifnya proses pendidikan maka dibutuhkan landasan filosofis dan ilmiah sebagai asas
normatif dan pedoman pelaksanaan pembinaan yang berhasil atau tidaknya pendidikan
berrpengaruh besar terrhadap prestasi suatu bangsa bahkan pada tinkat sosio-budaya
mereka.

Kedudukan Filsafat Pendidikan bisa dibagi menjadi dua yaitu sebagai berikut:
1. Landasan Ilmiah, bagi pelaksanaan pendidikan yang terus berkembang secara
dinamis.
2. Landasan Filosofis, menjiwai seluruh kebijaksanaan dalam pelaksanaan
pendidikan dan dapat menjawab persoalan pendidikan.

Adapun contoh dalm aplikasi di kehidupan nyata yang bersumber dari ajaran filsafat
yaitu, kehidupan sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan kebudayaan.

I.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa saja rasional mata kuliah Filsafat Pendidikan?
2. Bagaimana Hakikat Filsafat dari segi pengertian, objek, dan pentingnya filsafat
bagi manusia?

I.3 TUJUAN
1. Untuk memenuhi tugas Filasafat Pendidikan
2. Untuk mengetahui dasar pikiran dan rasional
3. Untuk memgetahui hakikat filsafat pendidikan meliputi segi pengertian, objek, dan
pentingnya filsafat bagi manusia

1
BAB II

PEMBAHASAN

II.1 Rasional Mata Kuliah Filsafat Pendidikan


Secara yuridis konstitusional Negara Indonesia berdasarkan pancasila yang termaksud
dalam pembukaan UUD 45 alinea ke-4. Ketentuan yuridis konstitusional mengandung
makna baik formal maupun fungsional menyatakan:
1. Pancasila adalah dasar Negara atau filsafat Negara.
2. Pancasila adalah norma-norma dasar dan norma-norma tertinggi dalam Negara R.I.
3. Pancasila adalah ideologi negara.
4. Pancasila adalah identitas dan karakteristik bangsa atau kepribadian nasional.
5. Pancasila adalah jiwa dan kepribadian bangsa
Nilai-nilai dasar dalam sosial budaya Indonesia:
1. Kesadaran mengakui adanya Tuhan dan kepercayaan negara
2. Kesadaran keluarga
3. Kesadaran musyawarah mufakat dalam akhlaq
4. Kesadaran gotong royong, tolong menolong
5. Kesadaran tenggang rasa

II.2 Hakikat Filsafat


II.2.1 Pengertian Filsafat
Pengertian filsafat menurut beberapa ahli adalah:
1. Plato ( 428 -348 SM )
Filsafat tidak lain dari pengetahuan tentang segala yang ada ilmu
pengetahuan yang berminat mencapai kebenaran yang asli
2. Aristoteles (384-322 SM)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) yg meliputi kebenaran yg terkandung
didalamnya ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika, ekonomi, politik, dan
estetika menyelidiki sebab dan asas segala benda.
3. Mancus Tillus Litero (106-43 SM)
Filsafat pengetahuan tentang suatu yang maha agung dan usaha-usaha
untuk mencapainya.

2
4. Imanuel Kant (1724-1804)
Filsafat adalah ilmu pengetahuan yge menjadi pokok dan pangkal dari
segala pengetahuan yg didalamnya tercakup empat persoalan, yakni:
a. Apakah yang dapat kita kerjakan ?(jawabannya metafisika )
b. Apakah yang seharusnya kita kerjakan (jawabannya Etika )
c. Sampai dimanakah harapan kita ?(jawabannya Agama )
d. Apakah yang dinamakan manusia ? (jawabannya Antropologi )
5. Prof. Dr. Fuad Hasan
Filsafat adalah suatu ikhtisar untuk berpikir radikal, artinya mulai dan
radiaksinya suatu gejala, dan akarnya suatu hal yang hendak dipermasalahkan.
6. Al-Kindi (800-870)
Filsafat merupakan pengetahuan benar mengenai hakikat segala yang ada
sejauh mungkin bagi manusia.
7. Al Farabi (872-950)
Filsafat adalah ilmu ( pengetahuan ) tentang alam maujud bagaimana
hakikat yg segala yang ada sejauh mungkin bagi manusia.
8. Ibnu Sina (980-1037)
Hal pertama yang dihadapi seorang filsuf adalah bahw ayang ada
berebeda-beda, terdapat ada yang hanya “mungkin ada”.
9. Prof. Drs. Hasbullah Bakry, S.H.
Ilmu Filsafat adalah ilmu yg menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam
mengenai Ke-Tuhanan, alam semesta dan manusia sehingga dapat menghasilkan
pengetahuan tentang bagaimana sikap manusia itu sebenarnya setelah mencapai
pengetahuan itu.
10. Prof. Dr. N Driyarkara S. J.
Filsafat adalah pikiran manusia yang radikal artinya dengan
mengesampingkan pendirian-pendirian dan pendapat-pendapat “yang diterima
saja” mencoba memperlihatkan pandangan yang merupakan akar dari lain-lain
pandangan dan sikap praktis.
11. Rene Descartes
Filsafat merupakan kumpulan segala pengetahuan, dimana Tuhan, alam
dan manusia menjadi pokok penyelidikannya

3
12. Francis Bacon
Filsafat merupakan induk agung dari ilmu-ilmu dan filsafat menangani
semua pengetahuan sebagai bidangnya
13. John Dewey
Filsafat haruslah dipandang sebagai suatu pengungakap mengenai
perjuangan manusia secara terus meners dalam upaya melakukan penyesuaian
berbagai tradisi yang membentuk budi manusia terhadap kecenderungan-
kecenderungan ilmiah dan cita-cita politik yang baru dan tidak sejalan dengan
wewenang yang diakui.

Berfilsafat merupakan salah satu kegiatna pemikiran manusia memiliki


peran yang penting dalam menentukan dan menmukan eksistensinya. Dalam
kegiatan ini manusia akan berusaha untuk mencapai kearifan dan kebajikan.
Kearifan merupakan buah yang dihasilkan filsfar dari usaha mencapai
hubungan-hubungan antara berbagai pengetahuan, dan menentukan
implikasinya baik secara yang tersurat maupun yang tersirat dalam kehidupan.

Berfilsafat berarti berpikir, tetapi tidak semua berpikir dapat dikategorikan


berfilsafat. Berpikir yang dikategorikan berfilsafat adalah apabila berpikir
tersebut mengandung 3 ciri, yaitu radikan, sistematis dan universal. Seperti yang
dijelaskan oleh Sidi Gazalba (1973:43) :

Berpikir radikal, sampai ke akar-akarnya, tidak tanggung-tanggung,


sampai pada konsekuensi yang terakhir. Berpikir itu tidak separuh-paruh, tidak
berhenti di jalan, tetapi terus sampai ke ujungnya. Berpikir sistemati adalah
berpikir logis yang bergerak selangkah demi selangkah dengan penuh kesadaran
dengan urutan yang bertanggung jawab dan saling hubungan yang teratur.
Berpikir universal tidak berpikir khusus, yang hanya terbatas kepada bagian-
bagian tertentu, melainkan mencakup keseluruhan.

II.2.2 Objek Filsafat


Subjek filsfat adalah seseroang yagn berfikir/ memikirkan hakekat sesuatu
dengan sungguh-sungguh dan mendalam. Seperti halnya pengetahuan, Maka
filsafatpun (sudut pandangannya) ada beberapa objek yang dikaji oleh filsafat.
a. Obyek material yaitu segala sesuatu yang realitas
1. Ada yang harus ada, disebut dengan absoluth/ mutlak yaitu Tuhan Pencipta.

4
2. Ada yang tidak harus ada, disebut dengan yang tidak mutlak, ada yang relatif
(nisby), bersifat tidak kekal yaitu ada yang diciptakan oleh ada yang mutlak
(Tuhan Pencipta alam semesta).
b. Obyek Formal/ Sudut pandangan

Filsafat itu dapat dikatakan bersifat non-pragmentaris, karena filsafat mencari


pengertian realitas secara luas dan mendalam. Sebagai konsekuensi pemikiran ini,
maka seluruh pengalaman-pengalaman manusia dalam semua instansi yaitu etika,
estetika, teknik, ekonomi, sosial, budaya, religius dan lain-lain haruslah dibawa
kepada filsafat dalam pengertian realita.
Menurut Prof Dr. M. J. Langeveld : “……bahwa hakikat filsafat itu berpangkal
pada pemikiran keseluruhan sarwa sekalian scara radikan dan menurut sistem”.
1. Maka keseluruhan sarwa sekalian itu ada. Ia adalah pokok dari yang dipikirkan
orang dalam filsafat
2. Ada pula pikiran itu sendiri yang terhadap dalam filsafat sebagai alat untuk
memikirkan pokoknya
3. Pemikiran itupun adalah bahagian daripada keseluruhan, jadi dua kali ia teradapat
dalam filsafat, sebagai alat dan sebagai keseluruhan sarwa sekalian
Menurut Mr. D. C Mulder menulis sebagai berikut :
“ Tiap-tiap manusia yang mulai berpikir tentang diri sendiri dan tentang tempatnya
dalam dunia, akan mengahdapi beberapa persoalan yang begitu penting sehingga
persoalan-persoalan itu boleh diberi nama persoalan-persolan pokok”.
Louis Kattsoff mengatakan lapangan kerja filsafat itu bukan main luasnya yaitu
meliputisegala pengetahuan manusia serta segala sesuatu apa saja yang ingin
diketahui manusia. Dr. A. C Ewing mengatakan bahwa kebenaran, materi, budi,
hubungan materi dan budi, ruang dan waktu, sebab, kemerdekaan, monisme lawan
fluarlisme dan tuhan adalah termasuk pertanyaan-pertanyaan poko filsafat.
II.2.3 Pentingnya Filsafat Bagi Manusia
Ada beberapa pentingnya filsafat bagi manusia yaitu :
1. Dengan berfilsafat, kita lebih menjadi manusia, lebih mendidik dan labih
membangun diri sendiri.
2. Seseorang pantas disebut “berkepribadian”, semakin mendekati kesempurnaan
kemanusiaan, semakin memilliki “kebijaksanaan”.

5
3. Dengan belajar filsafat diharapkan akan dapatmenambah ilmu pengetahuan,
karena dengan bertambahnya ilmu akan bertambah pula cakrawala pemikiran
dan pangangan yang semakin luas

4. Dasar semua tindakan. Sesungguhnya filsafat di dalamnya memuat ide-ide itulah


yang akan membawa mansuia ke arah suatu kemampuan utnuk merentang
kesadarannya dalam segala tindakannya sehingga manusia kaan dapat lebih
hidup, lebih tanggap terhadap diri dan lingkungan, lebih sadar terhadap diri dan
lingkungan

5. Dengan adanya perkembangan ilmu pengethauan dan teknologi kita semakin


ditentang dengan kemajuan teknologi beserta dampak negatifnya, perubahan
demikian cepatnya, pergeseran tata nilai, dan akhirnya kita akan semakin jauh
dari tata nilai dan moral.

6
BAB III
PENUTUP

III.1 KESIMPULAN

Filsafat pendidikan ialah nilai dan keyakinan-keyakinan filosofis yang menjiwai


dan mendasari dan memberikan identitas suatu system pendidikan nilai-nilai itu
bersumber pada pancasila yang dilaksanakan pada berbagai system kehidupan nasional
secara keseluruhan.

Fungsi pendidikan ialah membangun potensi Negara, khususnya melestarikan


kebudayaan dan kepribadian bangsa yang menentukan eksitensi dan martabat bangsa.
Pendidikan nasional harus dijiwai oleh filsafat pendidikan pancasila. Filsafat
pendidikan pancasila merupakan tuntunan nasional, karena cita dan karsa bangsa atau
tujuan nasional dan harsat luhur rakyat tersimpul dalam pembukaan UUD 45 sebagai
perwujudan jiwa dan jiwa pancasila, cita dan karsa ini diusahakan secara melembaga
didalam pendidikan nasional sebagai system bertumpu dan dijiwai oleh suatu
keyakinan, pandangan hidup atau filosofi tertentu. Maka melalui system pendidikan
pancasila akan terjalin cita dan karsa nasional dalam membina watak dan kepribadian
dan martabat pancasila dalam subjek pribasi manusia Indonesia seutuhnya.

7
8
DAFTAR PUSTAKA

Jalaluddin dan Abdullah Idi. 2011. Filsafat Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sutrisno, Noorhayati aliet dkk.2012. Filsafat Pendidikan. Yogyakarta: deepublish.
Sadulloh, Uyoh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek.
Salahudin, Anas. 2011. Filsafat Pendidikan. Bandung: CV Pustaka Setia.
Zen, Zelhendri. 2014. Filsafat Pendidikan. Padang : Sukabina.

Anda mungkin juga menyukai