Anda di halaman 1dari 9

BADAN LAYANAN UMUM DAERAH

RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR


Jl. Rumah Sakit No. 5, Telp. (0265) 741032 Fax (0265) 744730
E-mail:rsubanjarjabar@gmail.com/ online: rsu_kotabanjar@yahoo.co.id

KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR
NOMOR: 445/ /RSU

TENTANG
PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI
DI RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR

DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR

Menimbang : a. Bahwa pembentukan system informasi manajemen rumah sakit


dilakukan dalam rangka meningkatkan efisiensi dan efektifitas
penyelenggaraan rumah sakit di Indonesia;

b. Bahwa system manajemen data program PMKP, dan manajemen data


surveilans dan indicator mutu harus terintegrasi.

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam


huruf a, b, dan c, perlu adanya Peraturan Direktur tentang Pedoman
Pengelolaan data dan Informasi

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004 tentang


Praktik Kedokteran (Lembaran Negara RI tahun 2004 No. 116, Tambahan
lembaran Negara RI No.. 4431);
2. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 Tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 144,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5063);
3. KeputusanMenteriKesehatan
Nomor772/MENKES/SK/VI/2002tentangPedoman Peraturan Internal
Rumah Sakit;
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/MENKES/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit;
5. Surat Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/MENKES/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal Rumah Sakit;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 290/MENKES/PER/III/2008 tentang
Persetujuan Tindakan Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 1691/MENKES/PER/VIII/2011
tentang Keselamatan Pasien Rumah Sakit

MEMUTUSKAN

MENETAPKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UMUM KOTA BANJAR


TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN DATA DAN INFORMASI

Ditetapkan di : Banjar
Pada Tanggal : 28 Mei 2018

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KOTA BANJAR

H. Herman, dr., M.Kes.


NIP.19610324 198803 1 007
BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam peraturan ini yang dimaksud dengan:

1. Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan


pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan
rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.

2. Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit yang selanjutnya disingkat SIMRS


adalah suatu sistem teknologi informasi komunikasi yang memproses dan
mengintegrasikan seluruh alur proses pelayanan Rumah Sakit dalam bentuk jaringan
koordinasi, pelaporan dan prosedur administrasi untuk memperoleh informasi secara
tepat dan akurat, dan merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.

3. Sistem Informasi Kesehatan adalah seperangkat tatanan yang meliputi data,


informasi, indikator, prosedur, teknologi, perangkat, dan sumber daya manusia yang
saling berkaitan dan dikelola secara terpadu untuk mengarahkan tindakan atau
keputusan.

4. Informas imerupakan data yang telah diolah menjadi suatu bentuk yang mempunyai
arti dan bermanfaat bagi manusia. Informasi merupakan interpretasi data yang
disajikan dengan cara yang berarti dan berguna.

5. Data merupakan fakta atau gambaran mentah (business facts) yang menunjukkan
peristiwa yang terjadi dalam organisasi dan lingkungan fisik yang dikumpulkan
melalui serangkaian prosedur

6. Surveilans kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan terus menerus
terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit atau masalah kesehatan dan
kondisi yang mempengaruhi terjadinya peningkatan dan penularan penyakit atau
masalah kesehatan untuk memperoleh dan memberikan informasi guna
mengarahkan tindakan pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
BAB II

INTEGRASI DATA

Pasal 2

1. SIMRS harus dapat diintegrasikan dengan program Pemerintah dan Pemerintah


Daerah serta merupakan bagian dari Sistem Informasi Kesehatan.

2. Pengintegrasian dengan program Pemerintah dan Pemerintah Daerah sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan dalam bentuk kemampuan komunikasi data
(interoperabilitas)

Pasal 3

Sistem Manajemen Data pada Rumah Sakit Umum Kota Banjar menggunakan teknologi
informasi rumah sakit melalui program SIMRS, mulai dari pengumpulan, pelaporan,
analisis, validasi, sertapu blikasi data baik internal rumah sakit maupun eksternal rumah
sakit, meliputi :

a. Data mutu keselamatan pasien;

b. Data surveilans;

c. Data K3RS

Pasal 4

1. Program peningkatan mutu keselamatan pasien terdiri dari:

a. Pengumpulan, pelaporan, analisa, validasi dan publikasi data indicator unit


kerja antara lain indicator Mutu Area Klinik(IAK), Indikator Mutu Area
Manajemen (IAM) dan sasaran Keselamatan Pasien meliputi, Ketepatan
identifikasi pasien, Peningkatan Komunikasi Efektif, Peningkatan keamanan
obat yang perlu diwaspadai, Benarlokasi, benar prosedur, benar pasien operasi,
Pengurangan resiko infeksi terkait pelayanan kesehatan, Pengurangan resiko
pasien jatuh

b. Kesalahan medis (medication error dan kejadian nyaris cidera (KNC))

c. Penecegahan dan control infeksi, surveilan dan pelaporan.

Pasal 5

1. Program Survailans Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi

a. Menyusun instrument pengumpulan data.


b. Menyusun juknis pengisian instrument.

c. Mensosialisasikan pengisian lembar survailans beserta juknis keseluruh anggota


Tim PPIRS (Pencegahan dan Pengendalian Infeksi Rumah Sakit) dan seluruh
petugas unit rawat inap dengan cara:

 Memberi undangan sosialisasi yang dihadiris eluruh petugas unit rawat


inap.

 Memberi edaran sosialisasi yang dilampiri formulir survailans beserta


juknis.

 Pengumpulan data oleh IPCLN (Infection Preventing and Control LinkNurse).

 Perekapan data dilakukan tiap bulan oleh IPCLN (Infection Preventing and
Control Link Nurse) dimasing-masingUnit Rawat Inap.

 Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisa setiap bulan oleh


IPCN(Infection Prevention Control Nurse).

 Melaporkan hasil perngolahan dan analisa data kepada komite dan komite
melaporkan kepadaDirektur.

 Presentasidan feedback ke unit terkait

BAB III
SISTEM MANAJEMEN DATA DAN INFORMASI

Pasal 6

1. Setiap Rumah Sakit harus melaksanakan pengelolaan dan pengembangan SIMRS.

2. Pelaksanaan pengelolaan dan pengembangan SIMRS sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) harus mampu meningkatkan dan mendukung proses pelayanan kesehatan di
Rumah Sakit yang meliputi:

a. kecepatan, akurasi, integrasi, peningkatan pelayanan, peningkatan efisiensi,


kemudahan pelaporan dalam pelaksanaan operasional.

b. Kecepatan mengambil keputusan, akurasi dan kecepatan identifikasi masalah


dan kemudahan dalam penyusunan strategi dalam pelaksanaan manajerial; dan

c. budaya kerja, transparansi, koordinasi antar unit, pemahaman system dan


pengurangan biaya administrasi dalam pelaksanaan organisasi.

Pasal 7

1. Arsitektur SIMRS paling sedikit terdiriatas:

a. Kegiatan pelayanan utama (front office);

b. Kegiatan administratif (back office);

c. komunikasi dan kolaborasi

2. Selain arsitektur sebagaimana dimaksud pada ayat(1), Rumah Sakit dapat


mengembangkan SIMRS dengan menambahkan arsitektur pendukung yang berupa
Picture Archiver System (PACS), Sistem Manajemen Dokumen (Document
Management System), Sistem Antar Muka Peralatan Klinik, serta Data Warehouse
dan Bussines Intelegence.

Pasal 8

1. SIMRS yang diselenggarakan oleh Rumah Sakit harus memenuhi 3 (tiga) unsur yang
meliputi keamanan secara fisik, jaringan, kerahasiaan data dan system aplikasi.

BAB IV

PENGOLAHAN DATAINDIKATOR
Pasal 9

1. Analisis data adalah upaya atau cara untuk mengolah data menjadi informasi
sehingga karakteristik data tersebut bisa dipahami dan bermanfaat untuk solusi
permasalahan

2. Data indikator mutu harus dianalisis oleh setiap unit menjadi informasi yang
nantinya bisa dipergunakan dalam mengambil keputusan

3. Data yang sudah dikumpulkan akan dianalisis setiap periode waktu (sebulan,
triwulan, semester) tergantung indikator mutu unit tersebut

4. Data yang sudah dianalisis oleh unit diserahkan kepada komite PMKP dan PPI
untuk kemudian di validasi

5. Validasi adalah suatu tindakan pembuktian dengan cara yang sesuai bahwa tiap bahan,
proses, prosedur, kegiatan, sistem, perlengkapan atau mekanisme yang digunakan dalam
produksi dan pengawasan akan senantiasa mencapai hasil yang diinginkan

6. Data yang telah dianalisis oleh setiap unit harus divalidasi sebelum dinyatakan
valid untuk menjadi pengukuran dengan menunjuk petugas validasi di luar komite
PMKP

7. Petugas validasi menyerahkan hasil validasi data kepada komite PMKP untuk
kemudian disusun dan dilaporkan kepada Direktur

8. Hasil pengukuran indikator yang sudah dianalisis dipublikasikan melalui rapat,


poster di area rumah sakit dan web rumah sakit

BAB V

BENCHMARK DATA INDIKATOR MUTU


Pasal 10

1. Tujuan dari benchmark adalah membandingkan data indikator mutu kunci 2 rumah sakit
yang sebelumnya sudah diketahui dengan pertukaran data indikator mutu dalam rangka
peningkatan mutu pelayanan dan keselamatan pasien

2. Data indikator mutu harus di analisa dan dibandingkan dengan RS yang se-type dalam
rangka membantu rumah sakit dalam memahami sumber daya dan sifat perubahan yang
tidak dikehendaki serta membantu fokus upaya perbaikan

BAB VI

PENUTUP
Pasal11

Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di : Banjar
PadaTanggal : 13 Agustus 2018

DIREKTUR
RUMAH SAKIT UMUM
KOTA BANJAR

H.Herman, dr.,M.Kes.
NIP.19610324 198803 1 007

Anda mungkin juga menyukai