Anda di halaman 1dari 44

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DIABETES MILITUS

PADA LANSIA NY. S

DISUSUN OLEH :
INDRI SAWITRI
FITRIA WIDIARTI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MATARAM

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

MATARAM

2018
BAB 1
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Diabetes mellitus saat ini bukan hanya menyerang orang dewasa saja, tetapi sudah
menyerang anak – anak dan remaja. Ironisnya lagi, diabetes mellitus pada anak sulit
dideteksi sejak dini bahkan sejak bayi sekalipun.
Menurut dokter spesialis anak dari RS Gading Pluit Jakarta Luszy Arijanti, tidak
ada tanda – tanda khusus dari bayi yang dapat membuktikan bahwa seorang anak
nantinya akan menderita diabetes mellitus. Biasanya anak akan ketahuan menderita
diabetes mellitus pada usia 7 tahun keatas.
Diabetes mellitus pada anak dapat pula menyebabkan kematian dan dapat
mengganggu proses tumbuh kembangnya. Anak yang terkena diabetes mellitus
hendaknya menjalani terapi insulin daripada mengkonsumsi obat – obatan. Anak yang
menderita diabetes ini juga perlu dijaga pola makannya dan olahraga secara teratur.
Luszy mengakui anak – anak memang agak sulit untuk diatur pola makannya apalagi
sekarang ini kehadiran makanan cepat saji sangat digemari oleh anak – anak. Di sinilah
perlu peran orang tua, keluarga dan guru dalam membantu anak untuk bisa
memperhatikan pola makan yang baik.
Secara umum di dunia terdapat 15 kasus. 100.000 individu pertahun yang
menderita diabetes mellitus tipe I. Tiga dari 1000 anak akan menderita IDDM pada
umur 20 tahun nantinya. Insiden DM tipe I pada anak – anak di dunia tentunya berbeda.
Terdapat 61 kasus per 100.000 anak di Cina, hingga 41 kasus per 100.000 anak di
Firlandia. Angka ini sangat bervariasi, terutama tergantung pada lingkungan tempat
tinggal. Ada kecenderungan semakin jauh di khatulistiwa, angka kejadiannya akan
semakin tinggi. Meski belum ditemukan angka kejadian IDDM di Indonesia, namun
angkanya cenderung lebih rendah disbanding di Negara – Negara Eropa.

B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang tentang kasus diabetes mellitus di atas maka dirumuskan suatu
rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana melakukan pengkajian keperawatan pada pasien dengan gangguan
diabetes mellitus.
2. Bagaimana menegakan diagnosa keperawatan pada pasien dengan gangguan
diabetes mellitus.
3. Bagaimana menentukan intervensi yang tepat sesuai dengan diagnosa pada
pasien dengan gangguan diabetes mellitus
4. Bagaimana mengimplementasikan intervensi keperawatan yang sudah disusun
sesuai dengan diagnosa pada pasien dengan gangguan diabetes mellitus.
5. Bagaimana melakukan evaluasi akhir asuhan keperawatan pada pasien dengan
gangguan diabetes mellitus.

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk memberikan Asuhan Keperawatan keluarga pada Ny. S dengan Diabetes
Mellitus
2. Tujuan Khusus
a. Mampu memahami Asuhan Keperawatan keluarga pada Ny. S dengan
Diabetes Mellitus
b. Mampu melakukan pengkajian keperawatan keluarga pada Ny. S dengan
Diabetes Mellitus
c. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan keluarga pada Ny. S dengan
Diabetes Mellitus
d. Mampu menentukan intervensi pada Ny. S dengan Diabetes Mellitus
e. Mampu melakukan implementasi pada Ny. S dengan Diabetes Mellitus
f. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. S dengan Diabetes Mellitus
g. Mampu melakukan dokumentasi pada kasus Ny. S dengan Diabetes Mellitus
BAB II
TINJAUAN TEORI
I. PENGERTIAN
Diabetes mellitus merupakan gangguan metabolisme yang secara genetic dan
klinis termasuk heterogen dengan manifestasi berupa hilangnya toleransi
karbohidrat. ( Price and Wilson, 2000 )
Diabetes mellitus adalah sekelompok kelainan heterogen yang ditandai oleh
kenaikan kadar glukosa dalam darah atau hiperglikemi( Smeltzer and Bare,2000)
Diabetes melitus merupakan peyakit kronis yang berkaitan denan defisiensi atau
resistansi insulin relatif atau absolut dan ditandai dengan ganguan metabolisme
karbohidrat, protein, dan lemak. (Paramita, 2011)

II. ETIOLOGI
Etiologi secara umum tergantung dari tipe Diabetes, yaitu :
1. Diabetes Tipe I ( Insulin Dependent Diabetes Melitus / IDDM )
Diabetes yang tergantung insulin yang ditandai oleh penghancuran sel-sel
beta pancreas disebabkan oleh :
a. Faktor genetic
Penderita DM tidak mewarisi DM tipe 1 itu sendiri tapi mewarisi suatu
predisposisi / kecenderungan genetic ke arah terjadinya DM tipe 1.
Ini ditemukan pada individu yang mempunyai tipe antigen HLA ( Human
Leucocyte Antigen ) tertentu. HLA merupakan kumpulan gen yang
bertanggung jawab atas antigen transplatasi dan proses imun lainnya.
b. Faktor Imunologi
Respon abnormal dimana antibody terarah pada jaringan normal tubuh
dengan cara bereaksi terhadap jaringan tersebut yang dianggap seolah-olah
sebagai jaringan asing.
c. Faktor lingkungan
Virus atau toksin tertentu dapat memicu proses autoimun yang
menimbulkan destruksi sel beta.
2. Diabetes Tipe II (Non Insulin Dependent Diabetes Melitus / NIDDM )
Mekanisme yang tepat yang menyebabkan resistensi insulin dan gangguan
sekresi insulin pada diabetes tipe II belum diketahui .

Faktor genetic diperkirakan memegang peranan dalam proses terjadinya


resistensi insulin . Selain itu terdapat faktor-faktor resiko tertentu yang
berhubungan yaitu :
a. Usia
Resistensi insulin cenderung meningkat pada usia diatas 65 tahun
b. Obesitas
c. Riwayat Keluarga
d. Kelompok etnik
Di Amerika Serikat, golongan hispanik serta penduduk asli amerika tertentu
memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk terjadinya diabetes tipe II
disbanding dengan golongan Afro-Amerika
( Smeltzer and Bare, 2000 )

III. KLASIFIKASI
Klasifikasi DM dan gangguan toleransi glukosa adalah sebagai berikut :
1. Diabetes mellitus
a. DM tipe 1 (tergantung insulin)
b. DM tipe 2 (tidak tergantung insulin)
- Gemuk
- Tidak gemuk
c. DM tipe lain yang berhubungan dengan keadaan atau sindrom tertentu
- Penyakit pancreas
- Hormonal
- Obat atau bahan kimia
- Kelainan reseptor
- kelainan genital dan lain-lain
2. Toleransi glukosa terganggu
3. Diabetes Gestasional
(Suyono, et al 2001)

IV. PATHOFISIOLOGI DAN PATHWAYS

Dalam keadaan normal, jika terdapat insulin, asupan glukosa / produksi glukosa

yang melebihi kebutuhan kalori akan di simpan sebagai glikogen dalam sel-sel

hati dan sel-sel otot. Proses glikogenesis ini mencegah hiperglikemia ( kadar

glukosa darah > 110 mg / dl ). Jika terdapat defisit insulin, empat perubahan

metabolic terjadi menimbulkan hiperglikemi.

Empat perubahan itu adalah :

1. Transport glukosa yang melintasi membran sel berkurang


2. Glikogenesis berkurang dan tetap terdapat kelebihan glukosa dalam darah
3. Glikolisis meningkat sehingga dadangan glikogen berkurang dan glukosa
hati dicurahkan ke dalam darah secara terus menerus melebihi kebutuhan.
4. Glukoneogenesis meningkat dan lebih banyak lagi glukosa hati yang
tercurah ke dalam darah dari pemecahan asam amino dan lemak
(Long ,1996 )

Pada DM tipe 1 terdapat ketidak mampuan menghasikan insulin karena sel-sel beta

telah dihancurkan oleh proses autoimun. Akibat produksi glukosa tidak terukur
oleh hati, maka terjadi hiperglikemia. Jika konsentrasi klokosa dalam darah tinggi,

ginjal tidak dapat menyerap semua glukosa, akibatnya glukosa muncul dalam urine

(glukosuria). Ketika glukosa berlebihan diekskresikan dalam urine disertai

pengeluaran cairan dan elektrolit (diuresis osmotik). Akibat kehilangan cairan

berlebihan, pasien akan mengalami peningkatan berkemih (poli uri) dan rasa haus

(polidipsi). Defisiensi insulin juga mengganggu metabolisme protein dan lemak

yang menyebabkan penurunan berat badan . pasien juga mengalami peningkatan

selera makan (polifagi) akibat penurunan simpanan kalori.gejala lainnya mencakup

kelelahan dan kelemahan

Pada DM tipe 2 terdapat 2 masalah utama yang berhubungan dengan insulin yaitu

resistensi insulin dan ganguan sekresi insulin. Resistensi insulin ini disertai dengan

penurunan reaksi intra sel sehingga insulin menjadi tidak efektif untuk

menstimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan. Pada gangguan sekresi insulin

berlebihan, kadar glukosa akan dipertahankan pada tingkat normal atau sedikit

meningkat. Namun jika sel beta tidak mampu mengimbangi peningkatan kebutuhan

insulin maka kadar glukosa darah meningkat. Akibat intoleransi glukosa yang

berlangsung lambat dan progresif maka awitan DM tipe 2 dapat berjalan tanpa

terdeteksi. Gejala yang dialami sering bersifat ringan seperti kelelahan, iritabilitas,

poliuri, polidipsi, luka pada kulit yang lama sembuh, infeksi vagina atau pandangan

yang kabur ( jika kadar glukosanya sangat tinggi )

( Smeltzer and Bare, 2000)


Lingkungan, Genetik , Imunologi,Obesitas, Usia

Penurunan kadar insulin

Penggunaan glukosa sel menurun, glukagon meningkat Rendahnya informasi

Hiperglikemia Kurang pengetahuan

Resiko infeksi

Sel kelaparan Mual muntah, Diuresis osmotik


Mikroangiopati
anoreksia
Poliuri
Sklerosis mikrovaskuler

Perubahan nutrisi
Kekurangan volume cairan Neuron
kurang dari kebutuhan

Sel saraf sensori iskemik


Mata
Parestesi, kebas,
Penurunan perfusi retina, pengendapan
kesemutan
sorbitol (lensa keruh)
Perubahan persepsi
Gangguan fungsi penglihatan
sensori perabaan

Perubahan persepsi sensori penglihatan


V. TANDA DAN GEJALA
1. Ketoasidosis atau serangan diam- diam pada tipe 1
2. Yang Paling sering terjadi adalah keletihan akibat defisiensi eneri dan
keadaan katabolis
3. Kadang kadang tidak ada gejala (pada diabetes tipe 2
4. Dieuretik ostomotik yan disertai poliuria, dehidrasi, polidipsia, selaput lendir,
dan kekencangan kulit buruk
5. Pada Ketoasidosi dan keadaan non-ketotik hipermosmolar hiperglikemik,
dehidrasi berpotensi menyebabkan hipovolemia dan syok
6. Jika diabetes tipe 1 tidak dikontrol, pasien mengalami penurunan berat badan
dan selalu lapar, padahal ia sudah makan sangat banyak
(Paramita, 2011)
 Gejala klasik :
 Poliuri
 Polidipsi
 Polifagi
 Penurunan Berat Badan
 Lemah
 Kesemutan, rasa baal
 Bisul / luka yang lama tidak sembuh
 Keluhan impotensi pada laki-laki
 Keputihan
 Infeksi saluran kemih
(Suyono, et al 2001)
VI. KOMPLIKASI
1. Akut
a. Ketoasidosis diabetik
b. Hipoglikemi
c. Koma non ketotik hiperglikemi hiperosmolar
d. Efek Somogyi ( penurunan kadar glukosa darah pada malam hari diikuti
peningkatan rebound pada pagi hari )
e. Fenomena fajar / down phenomenon ( hiperglikemi pada pagi hari
antara jam 5-9 pagi yang tampaknya disebabkan peningkatan sikardian
kadar glukosa pada pagi hari )
2. Komplikasi jangka panjang
a. Makroangiopati
 Penyakit arteri koroner ( aterosklerosis )
 Penyakit vaskuler perifer
 Stroke
b. Mikroangiopati
 Retinopati
 Nefropati
 Neuropati diabetik
(Price and Wilson, 2000)
BAB II
TINJAUAN KASUS

A. Identitas Keluarga

1. Data Dasar

a. Kepala keluarga : Tn. A

b. Keluarga

1) Nama : Ny. S

2) Umur : 60 tahun

3) Jenis Kelamin : Perempuan

4) Agama : Islam

5) Pendidikan : SD

6) Pekerjaan : Ibu rumah tangga

7) Alamat :jl. Serayu 1 kekalek bulok ,kecamatan sekarbela

Mataram

c. Komposisi Keluarga

Jenis Hubungan
Nama Agama Pendidikan Pekerjaan
No Umur
Kelamin dengan KK

1 Ny. S 60 th Perempuan Islam Ibu Ny. b SD -

2 Tn. A 28 th Laki-laki Islam Anak SMA Wiraswasta

3 Ny.B 26 tn perempuan Anak SMA Ibu rumah


tangga
4 An. D 7 th Perempuan Islam Cucu SD Pelajar

d. Genogram

1992
Ny. S

60 th DM
Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Penderita

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: Menikah

: Tinggal Serumah

e. Tipe Keluarga

Keluarga klien merupakan tipe keluarga besar yang terdiri dari ibu, anak,

dan cucu.

f. Latar Belakang Budaya

Suku keluarga Ny. S adalah suku sasak, begitu pula anak dan cucunya.

Berkomunikasi sehari-hari antar keluarga menggunakan bahasa sasak,

kebiasaan yang berpengaruh terhadap kesehatan tidak ada. Struktur

keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional dalam masyarakat

yang berpengaruh pada keluarga yaitu suku sasak, karena di masyarakat


tempat keluarga tinggal mayoritas suku sasak. Keluarga memanfaatkan

fasilitas kesehatan modern yaitu rutin memeriksakan kesehatan ke tempat

pelayanan kesehatan/Puskesmas.

g. Identifikasi Agama

Agama yang ada di keluarga Ny. S yaitu agama Islam, di dalam keluarga

tidak ada perbedaan agama, antara anggota keluarga terlihat taat dalam

menjalankan ibadahnya dan dalam keluarga agama dijadikan sebagai dasar

keyakinan dalam kehidupan.

h. Rekreasi Keluarga

Dalam keluarga Ny. S pernah melaksanakan reksreasi ke tempat wisata

(pantai, taman).

B. Riwayat Kesehatan Keluarga

1. Riwayat kesehatan keluarga dalam 6 bulan terakhir

Pada 8 bulan terakhir ini Ny. S mengatakan menderita diabetes mellitus dari

awal maret 2018. Ny. S mengatakan saat ini yang dirasakan adalah lutut, ngilu-

ngilu, saat lapar klien mengatakan keluar keringat dingin dan merasa ingin

pingsan, Ny. S bila makan nasinya lebih sedikit dari sayurnya, kencingnya

biasa, penglihatan baik. Untuk mengatasi keluhan ini Ny. S rutin memeriksakan

diri ke Puskesmas dan saat ini masih rutin minum obat glibenklamid 1 x 1,

arthrifen dan B-komplek 3 x 1 diminum saat kaki terasa capek atau ngilu-ngilu.

Sebelumnya Ny. S mengatakan kurang mengerti tentang diit dan penyakit yang
dideritanya. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan hasil TD: 130/80 mmHg,

nadi: 78 x/menit, suhu: 36,10C, respirasi: 20 x/menit, BB: 53 kg. Test urin

negatif dan hasil terakhir GDS Ny. S pada bulan Mei: 192 mg/dl, Juni: 209

mg/dl, dan Juli: 250 mg/dl. Sebelumnya Ny. S mempunyai kebiasaan minum

yang manis-manis (kopi). Diit yang dilakukan Ny. S adalah hanya mengurangi

porsi makan dan menghindari mengkonsumsi makanan yang manis-manis.

2. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksa Fisik Ny. B Ny. S Tn. A An. D
No
1 Keadaan umum Baik Baik Baik Baik
- TD 130/80 mmHg 130/90 mmHg - 120/80 mmHg
- Nadi 78 x/menit 80 x/menit 90 x/menit 80 x/menit
- Suhu 36,10C 36,30C 36,10C 36,50C
- TB 159 cm - - -
- RR 20 x/menit 22 x/menit 21 x/menit 20 x/menit
- Berat badan 48 kg 53kg 59kg 16kg

2 Kepala
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Kulit kepala Bersih Bersih Bersih Bersih
- Warna rambut Beruban Beruban Hitam Hitam
- Luka Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
3 Mata
- Penglihatan Jelas Kabur Jelas Jelas
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Pupil Isokor Isokor Isokor Isokor
- Skela Anikterik Anikterik Anikterik Anikterik
- Konjungtiva Ananemis Ananemis Ananemis Ananemis
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
4 Telinga
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Pengeluaran Cairan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Ketajaman pendengaran Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat menjawab Dapat menjawab
pertanyaan pertanyaan pertanyaan pertanyaan
dengan baik dengan diulang dengan baik dengan baik
5 Hidung
Pemeriksa Fisik Ny. B Ny. S Tn. A An. D
No
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Polip Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
6 Mulut
- Mukosa bibir Lembab Lembab Lembab
Lembab
- Gigi Caries Caries/ompong Tidak caries
caries
- Kebersihan Bersih Bersih Bersih
Bersih
7 Leher
- P.Kelenjar tonsil Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Peningkatan tekanan vena Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
jugularis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
8 Paru
- Bentuk Simetris Simetris Simetris Simetris
- Suara nafas Vesikuler Vesikuler Vesikuler Vesikuler
9 Abdomen
- Bentuk dada Simetris Simetris Simetris Simetris
- Turgor Elastis Tidak elastis Elastis Elastis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Asites Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Pemb. Hepar Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Nyeri tekan Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
10 Ektremitas
- Turgor Elastis Elastis Elastis Elastis
- Lesi Tidak ada Tidak ada Tidak ada Tidak ada
- Sianosis tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
- Kaki Normal Normal Normal Normal
- Kekuatan otot

C. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga

1. Tahap perkembangan keluarga saat ini

Tahap perkembangan keluarga Ny. S saat ini adalah tahap keluarga dengan usia

dewasa (pelepasan) karena anak-anaknya sudah menikah dan hanya tinggal satu

anak bungsu (Tn. A) yang belum menikah dan tinggal bersama Ny. S
2. Tugas perkembangan yang belum terpenuhi

Menurut keluarga selama ini tugas perkembangan dapat terpenuhi dengan baik

meskipun selama ini yang mencari nafkah adalah anaknya atau dibantu

anaknya. Tetapi ada tugas-tugas perkembangan yang belum terpenuhi yaitu

menikahkan anak bungsunya dan meningkatkan keakraban dengan pasangan

karena suami Ny. S tidak ada.

3. Riwayat keluarga inti

Dalam mengatasi masalah-masalah yang terjadi dalam keluarga, keluarga Ny.S

mengatasinya dengan bermusyawarah untuk menyelesaikan masalah yang ada

dalam keluarga dan yang mengambil keputusan adalah anak laki-lakinya yang

nomor 2. Keluarga Ny. S mengatakan mampu menyelesaikan masalah

keluarganya sendiri.

4. Riwayat keluarga sebelumnya

Dalam keluarga Ny. S sebelumnya tidak ada yang menderita penyakit diabetes

mellitus seperti yang dialami Ny. S saat ini, orang tua Ny. S atau bapak Ny. S

meninggal karena stroke.

D. Lingkungan

1. Karakteristik rumah

Status kepemilihan rumah adalah milik sendiri, tipe rumah permanen dengan

lantai semen dan dinding tembok, luas rumah 6 x 9 m2, jumlah ruangan terdiri

dari 3 kamar tidur, 1 ruang tamu, 1 ruang TV/keluarga, 1 ruang dapur, dan

setiap ruangan mempunyai jendela yang setiap hari dibuka dan memiliki
ventilasi yang cukup. Perabot rumah tangga diletakkan sesuai pada tempatnya.

Jenis WC yang digunakan adalah bowel, dengan jarak septic tank  10 m dari

sumber air dan sumber air minum berasal dari sumur gali. Halaman dan

pekarangan sekitar rumah tampak kotor oleh sampah plastik dan daun-daunan.

Gambar 2. Denah Rumah (Skala: 1:3) H


 10 m

E Keterangan:

D
A : Ruang tamu

B, C, D : Kamar tidur
G
E : Dapur

F : Sumur + WC
C
G : Ruang keluarga

H : Septic tank

: Jendela
A
B : pintu

2. Karakteristik komunikasi dan tetangga


Keluarga tinggal di daerah yang tidak jauh dari pusat kota, hubungan anggota

keluarga dengan tetangga sekitar baik, mayoritas penduduk petani dan aturan

atau norma dalam lingkungan daerah tempat tinggal Ny. S ditentukan bersama-

sama dengan jalan musyawarah.

3. Mobilitas geografis keluarga

Keluarga Ny. S tinggal di daerah tersebut sejak Ny. S masih kecil dan keluarga

tidak pernah pindah-pindah tempat tinggal.

4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

Keluarga melakukan sosialisasi dengan masyarakat seperti setiap malam

Jum’at secara rutin mengikuti yasinan, dan setiap Selasa siang mengikuti

kegiatan pengajian ke masjid dan klien juga mengikuti kegiatan senam lansia

setiap hari Jum’at dan minggu, keluarga sangat akrab dengan lingkungan

sekitar.

E. Struktur Keluarga

1. Pola dan proses komunikasi keluarga

Pola komunikasi yang digunakan oleh keluarga yaitu pola terbuka antara Ny.

S dan anaknya yang berusia 25 tahun dan ibunya Ny. S. Keluarga yang

dominant berbicara di rumah Ny. S, dalam berkomunikasi tidak ada masalah.

2. Struktur kekuatan keluarga

Dalam mengambil keputusan biasanya dilakukan oleh anak ke-2 Ny. S dengan

jalan musyawarah untuk mencapai kesepakatan demi kepentingan keluarga.


3. Struktur peran

Keluarga tidak pernah mengeluh tentang peran masing-masing. Ny. S

menjalankan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dan yang bertugas sebagai

pencari nafkah anaknya yang membantu Ny. S, semenjak Ny. S sakit diabetes

mellitus dan keluarga yang lain menjalankan perannya dengan baik.

4. Nilai atau norma dalam keluarga

Di dalam keluarga tidak ada kesepakatan yang mempengaruhi kesehatan, jika ada

keluarga yang sakit keluarga selalu membawa ke pelayanan kesehatan terdekat.

F. Fungsi Keluarga

1. Fungsi afektif

Hubungan dengan keluarga harmonis, keluarga merasa nyaman dengan

keadaan saat ini, antara keluarga saling menghargai, menghormati, dan tidak

saling memaksakan kehendak.

2. Fungsi sosialisasi

Hubungan keluarga Ny. S dengan tetangga sekitar bejalan dengan baik tidak

pernah ada pertengkaran dengan tetangga sekitar, kegiatan kemasyarakatan

yang diikuti oleh anggota keluarga Ny. S adalah pengajian yang dilaksanakan

Selasa siang dan yasinan setiap malam Jum’at dan Minggu.

3. Fungsi ekonomi

Setiap anggota keluarga tidak semua mempunyai penghasilan. Semenjak sakit,

Ny. S tidak diperbolehkan bekerja oleh anak-anaknya, yang mempunyai


penghasilan adalah Tn. A. dan dibantu oleh anak ke-2 Ny. S setiap bulan  Rp.

250.000 – Rp. 300.000, penghasilan tersebut belum digabung dengan

penghasilan Tn. A. Dengan uang dari pemberian anaknya tersebut, Ny. S

mengatakan sudah cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

4. Fungsi reproduksi

Keluarga Ny. S tidak memiliki rencana untuk menambah keluarga baru dan

tidak ada upaya yang dilakukan untuk mengendalikan jumlah keluarga karena

Ny. S sudah menopause. Pandangan keluarga terhadap pendidikan seks yaitu

keluarga menganggap pendidikan seks pada anak-anak harus disesuaikan pada

usia anak.

5. Fungsi Perawatan/Pemeliharaan Kesehatan Keluarga dalam Bidang Kesehatan

a. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan

Keluarga menganggap kesehatan merupakan hal yang sangat penting dan

karena berkaitan dengan kehidupan dan apabila salah satu anggota keluarga

ada yang sakit, keluarga segera mengatasinya dengan membawa ke

Puskesmas terdekat. Namun, karena keterbatasan pendidikan, keluarga

kurang mengerti tanda dan gejala, akibat lanjut serta perawatan bagi

penderita diabetes mellitus.

b. Kemampuan keluarga mengambil keputusan

Ny. S mengatakan sudah  8 bulan menderita penyakit diabetes mellitus

dan tiap tanggal 24 setiap bulannya Ny. S rutin memeriksakan diri ke


Puskesmas untuk mengetahui perkembangan penyakit dan untuk

mendapatkan pengobatan yang sesuai. Keluarga selalu memberikan

dorongan kepada Ny. S untuk memeriksakan kesehatannya dan keluarga

merasa senang karena Ny. S selalu mengikuti apa yang dianjurkan oleh

keluarga.

c. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit

Ny. S dan keluarga kurang mengetahui bagaimana cara merawat penderita

penyakit diabetes mellitus, Ny. S hanya mengetahui nama penyakit yang

dideritanya adalah kencing manis dimana Ny. S tidak boleh mengkonsumsi

banyak gula. Namun, keluarga Ny. S tidak mengetahui bagaimana

perjalanan penyakit, faktor penyebab dan cara merawat anggota keluarga

yang menderita penyakit diabetes mellitus. Ny. S hanya tahu cara merawat

penderita diabetes mellitus yaitu dengan memakai sandal dan mengurangi

porsi makan.

d. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan

Keluarga kurang mengerti tentang manfaat dan pemeliharaan kebersihan

lingkungan bagi kesehatan lingkungan luar rumah yang kurang terawat

banyak sampah plastik dan daun-daun, dalam rumah klien rapi, namun Ny.

S tetap menjaga faktor resiko yang menyebabkan terjadinya luka.

e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan

Keluarga mengetahui keberadaan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada

dan juga mengetahui manfaat yang diperoleh dari fasilitas kesehatan yaitu

tempat mendapatkan pelayanan kesehatan yang efisien. Keluarga percaya

terhadap petugas kesehatan sebagai pemberi pelayanan dengan sarana


fasilitas yang ada keluarga belum pernah mengalami pengalaman yang

kurang baik terhadap petugas kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada

terjangkau oleh keluarga.

G. Masalah Kesehatan Spesifik

- Usia lanjut

Kegiatan sehari-hari Ny. Sym ibu dari Ny. S hanya tinggal di rumah saja dan

terkadang membantu Ny. S untuk membersihkan rumah. Sedang Ny. S selalu

mengikuti program kesehatan yang diadakan oleh Puskesmas misalnya senam

lansia, Ny. S selalu aktif mengikuti senam lansia setiap minggu 2 x (Jum’at dan

Minggu), Ny. S menderita diabetes mellitus sejak  8 bulan yang lalu.

H. Stress dan Koping Keluarga

1. Stress

Dalam kurun waktu 6 bulan terakhir, tidak terdapat permasalahan dalam

anggota keluarga kecuali Ny. S yang mengalami permasalahan yaitu menderita

penyakit diabetes mellitus sejak  8 bulan yang lalu.

2. Koping

Dalam keluarga Ny. S apabila ada permasalahan diselesaikan secara bersama-

sama seperti yang sedang dialami saat ini yakni anak-anak Ny. S selalu

memberi dorongan dan semangat terhadap Ny. S untuk selalu berobat ke

Puskesmas atau pelayanan kesehatan.


I. Harapan Keluarga

Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yaitu dapat memberikan pelayanan

yang lebih baik pada masyarakat.

J. Analisa Data

No Data Masalah Etiologi


1 Ds:
- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit Kurang pengetahuan Ketidakmampuan
diabetes mellitus (pengertian, tanda, gejala, keluarga tentang keluarga dalam mengenal
akibat lanjut dan pengobatan atau perawatan) penyakit diabetes penyakit diabetes
- Ny. S mengatakan kurang begitu mengerti mellitus di keluarga Ny. mellitus
tentang diit penderita diabetes mellitus. S khususnya pada Ny. S
- Ny. S mengatakan jika makan nasinya lebih
sedikit dan sayurnya banyak.
- Ny. S mengatakan takut dan stres setelah
mengetahui terkena penyakit diabetes mellitus.
- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang
penyakit diabetes mellitus penyakit keturunan.
DO:
- Klien terlihat menggelengkan kepala saat
ditanya penyakit diabetes mellitus (pengertian,
penyebab, dan perawatannya).
2 DS: Resiko hipoglikemia Ketidakmampuan
- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila penyakit diabetes keluarga dalam merawat
lapar dan rasa ingin pingsan mellitus di keluarga Ny. anggota keluarga yang
- Ny. S mengatakan makannya lebih sedikit dari S khususnya pada Ny. S sakit.
biasanya
No Data Masalah Etiologi
- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya
tidak ditimbang
DO:-
-Klien mengkonumsi diabetasol susu
- Makan klien hanya sedikit
- Ny. S selalu beraktivitas sendiri

No Data Masalah Etiologi


3 DS: Resiko terjadi serangan Ketidakmampuan
- Ny. S mengatakan semenjak sakit klien tinggal ulang penyakit diabetes keluarga dalam merawat
di rumah. mellitus di keluarga Ny. S anggota keluarga yang
- Ny. S mengatakan selama ini berobatnya hanya khususnya pada Ny. S sakit.
di Puskesmas
- Ny. S mengatakan kadar gulanya tidak stabil
- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila
lapar, dan terasa ingin pingsan.
- Ny. S mengatakan lututnya terasa capek dan
linu-linu
- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya
tidak di timbang.
DO:
- Jumlah makanan tidak ditimbang
- BB : 53 kg
- TD : 130/80 mmHg
- TB: 162 cm
K. Prioritas Masalah Keperawatan

1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus di keluarga

Ny. S khususnya pada Ny. S.

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


No
1 Sifat masalah
Keluarga memerlukan tindakan
- Aktual 3 3
- Resiko 2
1 3
x1  1 segera untuk memperoleh
perawatan dan pengobatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk diubah
Sumber-sumber dan tindakan untuk
- Mudah 2 1
- Sebagian 1
2 2
x 2  1 memecahkan masalah dapat
dijangkau oleh keluarga.
- Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga mempunyai kemauan
- Tinggi 3 2 2
- Cukup 2
1 3
x1  dalam tindakan perawatan dan
3
penatalaksanaan
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
- Segera ditangani 2
2 Keluarga menyadari adanya
- Masalah ada tapi tidak perlu 1 1 2
x 1=1
masalah yang harus ditangani
segera ditangani 0
- Masalah tidak dirasakan

2
Total - 3
3
2. Resiko Hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S khususnya pada

Ny. S

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


No
1 Sifat masalah
- Aktual 3 2 2 Resiko akan terjadi bila tidak
- Resiko 2
1 3
x1 
3 dilakukan tindakan keperawatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk diubah
Sumber-sumber dan tindakan untuk
- Mudah 2 1
2 x 2  1 memecahkan masalah dapat
- Sebagian 1 2 dijangkau oleh keluarga
- Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga mempunyai kemauan
- Tinggi 3 2 2
- Cukup 2
1 3
x1= dalam tindakan perawatan dan
3
penatalaksanaan
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
- Segera ditangani 2
2 Keluarga menyadari adanya
- Masalah ada tapi tidak perlu 1 1 2
x 1=1
masalah yang harus ditangani
segera ditangani 0
- Masalah tidak dirasakan

- 3 1
Total 3
3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S

khususnya Ny. S

Kriteria Bobot Skor Pembenaran


No
1 Sifat masalah
- Aktual 3 2 2 Resiko akan terjadi bila tidak
- Resiko 2
1 3
x1 
3 dilakukan tindakan keperawatan
- Potensial 1
2 Kemungkinan masalah untuk diubah
Sumber-sumber dan tindakan untuk
- Mudah 2 1
- Sebagian 1
2 2
x 2  1 memecahkan masalah dapat
dijangkau oleh keluarga
- Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Keluarga mempunyai kemauan
- Tinggi 3 2 2
- Cukup 2
1 3
x1  dalam tindakan perawatan dan
3
penatalaksanaan
- Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
- Segera ditangani 2
2 Keluarga menyadari adanya
- Masalah ada tapi tidak perlu 1 2
x 1=1
masalah yang harus ditangani
segera ditangani 1
- Masalah tidak dirasakan 0
1
- 3
Total 3
L. Diagnosa Keperawatan

1. Kurang pengetahuan keluarga tentang penyakit diabetes mellitus di keluarga

Ny. S khususnya pada Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam mengenal

penyakit diabetes mellitus ditandai dengan:

DS:

- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit diabetes mellitus (pengertian,

tanda, gejala, akibat lanjut dan pengobatan atau perawatan)

- Ny. S mengatakan kurang begitu mengerti tentang diit penderita diabetes

mellitus.

- Ny. S mengatakan jika makan nasinya lebih sedikit dan sayurnya banyak.

- Ny. S mengatakan takut dan stres setelah mengetahui terkena penyakit

diabetes mellitus

- Ny. S mengatakan kurang tahu tentang penyakit diabetes mellitus penyakit

keturunan

DO:

- Klien terlihat menggelengkan kepala saat ditanya penyakit diabetes mellitus

(pengertian, penyebab, dan perawatannya).

2. Resiko hipoglikemia penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S khususnya

pada Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga

yang sakit ditandai dengan:


DS:

- Ny. S mengatakan keluar keringat dingin bila lapar dan rasa ingin pingsan

- Ny. S mengatakan makannya lebih sedikit dari biasanya

- Ny. S mengatakan makanan yang dimakannya tidak ditimbang

DO:

- Klien mengkonsumsi glibenclamid

- Klien mengkonumsi diabetasol susu

- Glucotes urine tgl 7-08-2008 hasilnya negatif

- Makan klien hanya sedikit

- Ny. S selalu beraktivitas sendiri

3. Resiko terjadi serangan ulang penyakit diabetes mellitus di keluarga Ny. S

khususnya Ny. S b.d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota

keluarga yang sakit ditandai dengan:

DS:

- Ny. S berumur 56 tahun

- Ny. S mengatakan kurang mengerti tentang diit bagi penderita diabetes

mellitus.

- Ny. S mengatakan sering naik sepeda untuk menjemput cucunya di sekolah.

DO:
- Jumlah makanan tidak ditimbang

- BB : 53 kg

- TD : 130/80 mmHg
- TB: 162
M. Rencana Keperawatan
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Keperawatan Kriteria Standar
Kurang Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan - Jela
pengetahuan selama 3x kunjungan rumah selama 1x60menit - Jela
keluarga tentang rumah diharapkan keluarga dapat - Jela
penyakit DM di keluarga dapat TUK I Keluarga dapat - Jela
keluarga Ny. S mengetahui penyakit Mengenal masalah kesehatan menyebutkan: - Dem
khususnya pada yang diderita oleh a. Menyebutkan pengertian Respon verbal a. Pengertian DM pen
Ny. S Ny. S DM Kumpulan gejala yang - Dem
timbul pada seseorang glu
yang disebabkan karena
meningkatnya kadar
gula dalam darah karena
kekurangan insulin
b. Menyebutkan penyebab Respon verbal b. Menyebutkan 3 dari 5
DM penyebab DM
1. Faktor keturunan
2. Obesitas/kegemukan
3. Faktor lingkungan
(gaya hidup yang
kurang sehat; merokok,
stress, alkohol)
4. Makanan
5. Faktor penuaan
c. Menyebutkan tanda dan Respon verbal c. Menyebutkan 3 dari 6
gejala DM tanda dan gejala
1. Sering BAK
2. Banyak minum
3. Banyak makan
4. Cepat lelah walau
aktivitas ringan
5. Penurunan berat badan
6. Kesemutan dan gatal-
gatal
d. Menyebutkan komplikasi Respon verbal d. Menyebutkan 3 dari 5
atau akibat lanjut dari komplikasi atau akibat
DM lanjut dari DM
1. Gangguan persarafan
2. Kebutaan/rabun
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Keperawatan Kriteria Standar
3. Tekanan darah tinggi
4. Luka yang sukar sembuh
5. Gangguan fungsi
TUK II ginjal
Merawat anggota keluarga
yang sakit
a. Memberi diit yang tepat Respon verbal Keluarga dapat
untuk penderita DM dan motorik menyediakan menu makanan
untuk penderita DM
b. Menjaga aktivitas dan Respon verbal Keluarga mampu menjaga
istirahat klien dan motorik aktivitas dan istirahat bagi
klien
Resiko Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan - Uca
hipoglikemia asuhan keperawatan rumah selama 1x60 menit - Lak
penyakit selama 3 hari keluarga dapat: den
diabetes mellitus keluarga diharapkan TUK I: - Jela
di keluarga Ny. hipoglikemia Keluarga dapat mengenal Keluarga dapat - Jela
S khususnya penyakit diabetes masalah kesehatan. menyebutkan: hip
pada Ny. S b.d mellitus tidak terjadi a. Menyebutkan prinsip diit Respon verbal a. Prinsip diit diabetes - Jela
ketidakmampuan pada Ny. S diabetes mellitus dengan mellitus: - An
keluarga dalam tiga tepat. - Tepat waktu (ditentukan diri
merawat anggota waktu makan) - Jela
keluarga yang - Tepat macam (makanan - Dem
sakit yang boleh dimakan) - An
- Tepat jumlah (kalori atau
yang diberikan) - Jela
b. Menyebut gejala Respon verbal b. Menyebabkan 5 dari 8 isti
hipoglikimea diabetes penyebab hipoglikimea me
mellitus diabetes mellitus
- Mengkonsumsi makanan
yang terlalu sedikit
- Aktivitas fisik yang berat
- Ketidak seimbangan
nutrisi dan cairan akibat
mual muntah
- Konsumsi alkohol
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Keperawatan Kriteria Standar
c. Menyebutkan tujuan diit Respon verbal c. Menyebutkan 3 dari 3
diabetes mellitus tujuan diit diabetes
mellitus
- Mempertahankan kadar
gula darah
- Mencegah komplikasi
- Meningkatkan kwalitas
TUK II: hidup
Mengambil keputusan Respon motorik Klien dapat memeriksakan
a. Mengontrol diri secara diri secara rutin ke Puskesmas
rutin ke Puskesmas
TUK III: Keluarga dapat
Merawat anggota keluarga menyebutkan:
yang sakit Respon verbal a. 2 dari 3 diit DM
a. Menyebutkan diit diabetes - Memenuhi kebutuhan
mellitus energi
- Rendah lemak
- Mengandung vitamin
dan mineral
b. Memberikan makanan Respon verbal Keluarga dapat menyajikan
sesuai diit menu makan untuk
penderita diabetes mellitus
c. Menjaga aktivitas dan Respon verbal Menjaga aktivitas dan
istirahat klien istirahat bagi klien
Resiko terjadi Setelah dilakukan Setelah dilakukan kunjungan - Uca
serangan ulang asuhan keperawatan rumah selama 1x60 menit - Lak
di keluarga selama 3 hari keluarga dapat: den
Ny. S khususnya keluarga diharapkan TUK I: - Jela
pada Ny. S b.d serangan ulang tidak Keluarga dapat mengenal Keluarga dapat me
ketidakmampuan terjadi pada Ny. S masalah kesehatan. menyebutkan: - Jela
keluarga dalam a. Menyebutkan perawatan Respon verbal a. Menyebutkan 3 dari 4 me
merawat anggota diabetes mellitus perawatan diabetes - Jela
keluarga yang mellitus: me
sakit - Selalu memakai alas kaki - An
di dalam/di luar rumah diri
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Keperawatan Kriteria Standar
- Olahraga ringan secara - Jela
teratur - Jela
- Mematuhi diit yang - Dem
diberikan - An
b. Menyebutkan tentang Respon verbal - Biasakan pola hidup atau
penatalaksanaan diabetes sehat - Jela
mellitus b. Menyebutkan 2 dari 3 isti
penatalaksanaan me
diabetes mellitus
- Diit rendah gula
c. Menyebutkan tentang Respon verbal - Olahraga secara
pemeriksaan diabetes teratur
mellitus - Kontrol gula darah
secara berkala
c. Menyebutkan 3 dari 4
pemeriksaan diabetes
mellitus
TUK II: - Pemeriksaan air kencing
Mengambil keputusan Respon motorik - Pemeriksaan darah
a. Mengontrol diri secara - Pemeriksaan secara
rutin ke Puskesmas berkala
TUK III: - Pemeriksaan kadar gula
Merawat anggota keluarga darah
yang sakit
a. Menyebutkan pencegahan Respon verbal Klien dapat memeriksakan
serangan ulang diabetes diri secara rutin ke
mellitus Puskesmas

Keluarga dapat
menyebutkan:
a. Menyebutkan 2 dari 3
b. Menyebutkan tindakan Respon verbal pencegahan serangan
pengobatan diabetes dan respon ulang
mellitus motorik - Mengatur makanan
sesuai diit
Diagnosa Evaluasi
Tujuan Umum Tujuan Khusus
Keperawatan Kriteria Standar
- Melakukan olahraga
ringan
- Mengontrol gula darah
secara berkala
kepuskesmas
b. Menyebutkan 3 dari 3
tindakan pengobatan
diabetes mellitus
- Mengatur makanan
- Olahraga
- Obat-obatan

N. Implementasi dan Evaluasi


Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf
Waktu
Kurang Setelah dilakukan asuhan - Mengucapkan salam dan S : Keluarga dan
pengetahuan keperawatan selama menjelaskan kegiatan hari gejala dari dia
keluarga tentang 1x60menit keluarga dapat ini akan melakukan 1. Sering BA
penyakit diabetes TUK I penyuluhan tentang 2. Banyak m
mellitus di Mengenal masalah kesehatan diabetes mellitus 3. Banyak m
keluarga Ny. S 1. Menyebutkan pengertian - Menjelaskan pada keluarga 4. Cepat lela
khususnya pada diabetes mellitus dengan flip card pengertian 5. Penuruna
Ny. S 2. Menyebutkan penyebab diabetes mellitus 6. Kesemuta
diabetes mellitus - Menjelaskan pada keluarga O : Keluarga dan
3. Menyebutkan tanda dan dengan flip card tanda dan diberikan pen
gejala diabetes mellitus gejala diabetes mellitus untuk penderi
4. Menyebutkan komplikasi - Menjelaskan pada keluarga A : Keluarga dan
atau akibat lanjut dari dengan flip card penyebab dan gejala, ak
diabetes mellitus diabetes mellitus penderita diab
TUK III - Mendemontrasikan diit P : Anjurkan kep
Merawat anggota keluarga yang tepat untuk penderita kesehatan sec
yang sakit diabetes mellitus - Anjurkan ke
1. Memberi diit yang tepat - Mendemontrasikan test cukup
untuk penderita diabetes urine dengan menggunakan - Anjurkan ke
mellitus glukotest makanan se
mellitus
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf
Waktu
2. Menjaga aktivitas dan
istirahat klien
Resiko Setelah dilakukan asuhan - Mengucapkan salam dan S: - Keluarga dapa
hipoglikemia keperawatan selama 1x60 menjelaskan kegiatan hari diabetes melli
penyakit diabetes menit keluarga dapat : ini akan melakukan 1. Tepat wa
mellitus di keluarga TUK I: penyuluhan tentang 2. Tepat ma
Ny. S khususnya Keluarga dapat mengenal diabetes mellitus 3. Tepat jum
pada Ny. S b.d masalah kesehatan dengan - Menjelaskan dengan flip O : - Keluarga me
ketidakmampuan cara: card pada keluarga tentang diderita oleh
keluarga dalam a. Menyebutkan prinsip diit prinsip diit diabetes - Keluarga da
merawat anggota diabetes mellitus dengan mellitus dilakukan pe
keluarga yang sakit tiga tepat - Menjelaskan dengan klien A : Keluarga dan
b. Menyebutkan penyebab dan keluarga tentang prinsip diit dia
hipoglikemia diabetes penyebab hipoglikemia hipoglikemia
mellitus diabetes mellitus P : Anjurkan pad
c. Menyebutkan tujuan diit - Menjelaskan dengan klien makanan sesu
diabetes mellitus dan keluarga tentang tujuan mellitus
diit diabetes mellitus
TUK II: - Menganjurkan klien untuk
Mengambil keputusan memeriksakan diri secara
- Mengontrol diri secara rutin rutin ke Puskesmas/pusat
ke Puskesmas pelayanan kesehatan terdekat
- Menjelaskan dan
TUK III: mendemontrasikan tentang
Merawat anggota keluarga diit untuk penderita DM
yang sakit:
a. Menyebutkan diit diabetes - Menganjurkan kepada
mellitus keluarga untuk menyajikan
b. Memberikan makanan makanan sesuai diit DM
yang sesuai diit
c. Menjaga aktivitas dan
istirahat klien
Resiko terjadi Setelah dilakukan asuhan - Mengucapkan salam dan S: - Keluarga dapa
serangan ulang di keperawatan selama 1x60 menjelaskan kegiatan hari serangan ulan
keluarga Ny. S menit keluarga dapat : ini akan melakukan 1. Mengatur
khususnya pada TUK I: penyuluhan tentang 2. Melakuka
Ny. S b.d diabetes mellitus
Tanggal/
Dx. Keperawatan Tujuan Khusus Implementasi Paraf
Waktu
ketidakmampuan Keluarga dapat mengenal - Menjelaskan dengan flip 3. Mengontr
keluarga dalam masalah kesehatan dengan card pada keluarga tentang kepuskesm
merawat anggota cara menyebutkan: perawatan diabetes mellitus O : - Keluarga me
keluarga yang sakit a. Menyebutkan perawatan - Menjelaskan tentang diderita oleh
diabetes mellitus pemeriksaan diabetes - Keluarga da
b. Menyebutkan tentang mellitus dilakukan pe
penatalaksanaan diabetes - Menjelaskan dengan klien A : Keluarga dan
mellitus dan keluarga tentang pencegahan se
c. Menyebutkan tentang pencegahan serangan ulang P : Menganjurkan
pemeriksaan diabetes diabetes mellitus diri secara rut
mellitus
- Menjelaskan tindakan
TUK II: pengobatan.
Mengambil keputusan
- Mengontrol diri secara rutin
ke Puskesmas

TUK III:
Merawat anggota keluarga
yang sakit
a. Menyebutkan pencegahan
serangan ulang
b. Menyebutkan tindakan
pengobatan
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pengkajian
Dalam bab ini penulis menguraikan kesenjangan antara data yang ditemukan
dalam kasus dibandingkan dengan teori atau konsep dasar untuk mendapatkan data
dari pasien. Penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Metode Pengumpulan Data
a. Wawancara
Wawancara adalah Tanya jawab atau menanyakan yang berhubungan dengan
masalah yang dihadapi pasien dan merupakan suatu komunikasi yang
direncanakan. Selama melakukan wawancara penulis sedikit menemui kesulitan,
karena tidak semua apa yang dikatakan pasien adalah benar, penulis harus
mencocokan data pasien dengan data status klien dan mahasiswa praktek serta
keluarga pasien untuk mendapatkan data yang akurat.
b. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik adalah melakukan pemeriksaan fisik pasien untuk
menentukan masalah kesehatan pasien.Penulis menggunakan pemeriksaan head to
toe.Dalam melakukan pemeriksaan fisik penulis tidak mengalami kesulitan, karena
klien bersikap kooperatif.
c. Observasi
Observasi adalah mengamati perilaku dan keadaan klien untuk memperoleh
data tentang masalah kesehatan dan keperawatan.Dalam melaksanakan observasi
penulis tidak menemukan hambatan yang berarti karena klien bersikap kooperatif.
d. Studi keperawatan
Studi keperawatan adalah menggunakan atau membawa literature yang
berhubungan dengan masalah klien. Penulis memanfaatkan perpustakaan akper
serulingmas yang lengkap. Dan penulis tidak mengalami kesulitan tantang buku-
buku yang berkaitan dengan keperawatan keluarga dengan diabetes mellitus.
e. Studi dokumentasi
Studi dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variable yang
berupa catatan, transkrip, buku dan sebagainya. Sebagai data penunjang pada proses
ini penulis tidak terlalu menemukan kesulitan, apabila penulis menemui kesulitan
penulis mengkonsultasikan dengan dosen – dosen pembimbing.
2. Perbandingan data pada kasus dengan data pada literature
Dari hasil pengkajian yang dilakukan didapatkan data fokus sebagai
berikut: Ny. P mengatakan belum mengetahui tentang komplikasi pada penyakit
diabetes mellitus dengan data yang dapat dilihat secara langsung kaki Ny. P
bengkak dan sedikit kaku serta Ny. P tampak bingung kenapa kakinya bisa bengkak
seperti ini.. Menunjukan bahwa Ny. P mengalami diabetes mellitus
3. Data Fokus
Pernyataan pasien secara verbal bahwa Ny. P mengatakan belum mengetahui
tentang komplikasi pada penyakit diabetes mellitus dengan data yang dapat dilihat
secara langsung kaki Ny. P bengkak dan sedikit kaku serta Ny. P tampak bingung
kenapa kakinya bisa bengkak seperti ini.
4. Faktor Pendukung dan Penghambat dalam Pelaksanaan Pengkajian
Dalam melakukan pengkajian, penulis menemui berbagai faktor yang
mendukung dan faktor yang menghambat. Faktor yang mendukung diantaranya
klien bersikap kooperatif, dan bersikap terbuka bersedia mengungkapkan apa yang
dirasakan dan dialaminya. Sedangkan faktor penghambatnya adalah bahasa yang
digunakan menggunakan bahasa jawa yang agak sulit dimengerti oleh penulis.

B. Perumusan Diagnosa Keperawatan


1. Diagnosa yang muncul sesuai tinjauan teori keperawatan keluarga dengan diabetes
mellitus ada 3 yaitu :
a. Resiko cedera berhubungan dengan resiko jatuh pada penderita diabetes mellitus.
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … kali
kunjungan, diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang resiko cedera pada
Diabetes Mellitus. Sedangkan Tujuan khusus : Mengetahui tentang resiko cedera
dan mengetahui cara menghindari resiko cedera pada penderita diabetes mellitus.
Intervensi keperawatan: Kaji aktivitas keluarga yang menyebabkan resiko cedera,
Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan pada keluarga mengenai resiko
cedera, dan Diskusikaan bersama keluarga mengenai aktivitas untuk mencegah
resiko cedera
b. Resiko terjadinya komplikasi berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga
mengontrol penyakit diabetes mellitus.
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali
kunjungan, diharapkan resiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control.
Tujuan khusus : mengetahui tentang komplikasi penyakit diabetes mellitus dan
mengetahui tanda dan gejala terjadinya komplikasi diabetes mellitus. Intervensi
keperawatan : Kaji komplikasi diabetes mellitus yang ada, Berikan informasi atau
penyuluhan kesehatan tentang komplikasi diabetes mellitus dan perawatan pada
diabetes mellitus, Evaluasi cara – cara perawatan yang baik dan Libatkan keluarga
terdekat untuk memberikan support.
c. Ketidakefektifan pemeliharan keluarga berhubungan dengan ketidaktahuan
keluarga dalam merawat penyakit diabetes mellitus
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali
kunjungan, diharapkan risiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control.
Tujuan khusus : Memahami diit diabetes mellitus dan Mengetahui makanan yang
boleh dikonsumsi. Intervensi keperawatan : Kaji pengetahuan keluarga tentang diit
dan senam kaki diabetes mellitus, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan
kepada keluarga mengenai diit dan senam kaki diabetes mellitus, Diskusikan
bersama keluarga mengenai diit dan senam kaki diabetes mellitus dan motivasi
keluarga untuk menjalankan diit dan senam kaki diabetes mellitus
2. Diagnosa keperawatan yang tidak ditemukan pada kasus nyata tetapi ada di konsep
teori
a. Resiko cedera berhubungan dengan resiko jatuh pada penderita diabetes mellitus
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … kali
kunjungan, diharapkan keluarga dapat mengetahui tentang resiko cedera pada
Diabetes Mellitus. Sedangkan Tujuan khusus : Mengetahui tentang resiko cedera
dan mengetahui cara menghindari resiko cedera pada penderita diabetes mellitus.
Intervensi keperawatan: Kaji aktivitas keluarga yang menyebabkan resiko cedera,
Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan pada keluarga mengenai resiko
cedera, dan Diskusikaan bersama keluarga mengenai aktivitas untuk mencegah
resiko cedera

C. Perencanaan
Untuk menentukan rencana keperawatan yang akan disusun penulis
berpedoman pada teori yang ada.
1. Resiko terjadinya komplikasi
Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali
kunjungan, diharapkan resiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control.
Tujuan khusus : mengetahui tentang komplikasi penyakit diabetes mellitus dan
mengetahui tanda dan gejala terjadinya komplikasi diabetes mellitus. Intervensi
keperawatan : Kaji komplikasi diabetes mellitus yang ada, Berikan informasi atau
penyuluhan kesehatan tentang komplikasi diabetes mellitus dan perawatan pada
diabetes mellitus, Evaluasi cara – cara perawatan yang baik dan Libatkan keluarga
terdekat untuk memberikan support.

2. Ketidakefektifan pemeliharan keluarga


Tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali
kunjungan, diharapkan risiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control.
Tujuan khusus : Memahami diit diabetes mellitus dan Mengetahui makanan yang
boleh dikonsumsi. Intervensi keperawatan : Kaji pengetahuan keluarga tentang diit
dan senam kaki diabetes mellitus, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan
kepada keluarga mengenai diit dan senam kaki diabetes mellitus, Diskusikan
bersama keluarga mengenai diit dan senam kaki diabetes mellitus dan motivasi
keluarga untuk menjalankan diit dan senam kaki diabetes mellitus.

D. Tindakan Keperawatan
Dalam pelaksanaan tindakan keperawatan penulis selalu berkomunikasi
dengan perawat sebagai rekan kerja penulis.Penulis maksudkan agar tidak terjadi
kesalahan tindakan, karena bagaimanapun juga kerjasama merupakan hal yang
sangat penting dalam pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien. Selain dengan
perawat penulis juga bekerjasama dengan teman sejawat. Tetapi hal ini tidak
menjadi penghambat bagi penulis untuk memberikan tindakan terbaik bagi klien,
yang penting adalah prinsip tindakan yang harus dilakukan tetap dilakukan dengan
benar.
Jika dicermati terdapat faktor penghambat dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap klien selama di rumah, diantaranya adalah hanya ada satu
anggota keluarga yaitu anaknya yang merawat klien. Sedangkan faktor yang
mendukung dalam pelaksanaan tindakan keperawatan pada pasien diantaranya
adalah anjuran yang diberikan, SDM yang cukup tinggi dari penulis dan mahasiswa
praktik selaku asisten penulis menjamin tindakan keperawatan yang diberikan
sesuai dengan harapan, dan system manajemen yang baik.

E. Evaluasi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali pertemuan penulis
menemukan kemajuan-kemajuan yang dialami klien. Artinya tindakan yang
diberikan berefek positif terhadap pasien sesuai dengan tujuan umum dan tujuan
khusus yang diharapkan. Untuk diagnosa resiko terjadinya komplikasi dapat di
control dengan data obyektif Ny. P memahami dan bisa menjelaskan resiko
terjadinya komplikasi pada diabetes mellitus dan Ny. P sudah bisa melakukan
senam kaki diabetes mellitus yang dapat memperlancar aliran darah di kakinya yang
bengkak.
Sedangkan untuk diagnosa Ketidakefektifan pemeliharan keluarga teratasi
dengan data obyektif Ny. P sudah bisa mengurangi makanan – makanan yang dapat
menaikan gula darah.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada pengkajian didapatkan data subyektif klien mengatakan dirinya sudah
menderita penyakit DM sudah 12 tahun, dan Ny. P tidak mengetahui tentang DM,
komplikasi serta penangananya. Diagnosa yang muncul pada kasus diatas yaitu
kelaurga Ny. P. Resiko terjadinya komplikasi dengan tujuan umum yaitu setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali kunjungan, diharapkan resiko
komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control. Tujuan khusus : mengetahui
tentang komplikasi penyakit diabetes mellitus dan mengetahui tanda dan gejala
terjadinya komplikasi diabetes mellitus. Intervensi keperawatan : Kaji komplikasi
diabetes mellitus yang ada, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan tentang
komplikasi diabetes mellitus dan perawatan pada diabetes mellitus, Evaluasi cara –
cara perawatan yang baik dan Libatkan keluarga terdekat untuk memberikan
support.
Sedangkan diagnosa kedua muncul Ketidakefektifan pemeliharan keluarga
dengan tujuan umum : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama satu kali
kunjungan, diharapkan risiko komplikasi diabetes dapat di cegah atau di control.
Tujuan khusus : Memahami diit diabetes mellitus dan Mengetahui makanan yang
boleh dikonsumsi. Intervensi keperawatan : Kaji pengetahuan keluarga tentang diit
dan senam kaki diabetes mellitus, Berikan informasi atau penyuluhan kesehatan
kepada keluarga mengenai diit dan senam kaki diabetes mellitus, Diskusikan
bersama keluarga mengenai diit dan senam kaki diabetes mellitus dan motivasi
keluarga untuk menjalankan diit dan senam kaki diabetes mellitus.
Implementasi yang dilakukan pasien yaitu mengkai pengetahuan keluarga
tentang penyakit DM, mengkaji pengobatan yang sudah dilakukan oleh Ny. P untuk
mengurangi DM, mengkaji pola makan Ny. P, melakukan pendidikan kesehatan
tentang penyakit DM, mengajarkan pada Ny. P cara pengobatan dengan daun salam
dan mengajarkan senam kaki diabetes mellitus.
Evaluasi akhir didapatkan Ny. P mengatakan sudah paham tentang diabetes
mellitus dan sekarang menjadi tau cara pengobatan diabetes mellitus dengan
menggunakan daun salam dan senam kaki diabetes mellitus

B. Saran
1. Saran untuk masyarakat
a. umumnya masyarakat mampu menjaga kesehatan diri keluarga dan lingkungan
sehingga meminimalkan terjadinya masalah kesehatan yang dapat mengganggu
kehidupan
b. masyarakat hendaknya lebih aktif dalam kegiatan sosial yang ada di desa tersebut.
c. Setiap keluarga supaya lebih mampu meningkatkan derajat kesehatan dalam
keluarganya dengan cara memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada di
lingkungannya seperti puskesmas dan tempat pelayanan kesehatan lainnya
d. Keluarga bisa melakukan perawatan kesehatan minimal setiap bulan sehingga
kemungkinan masalah kesehatan bisa dicegah.
2. Saran untuk mahasiswa keperawatan
a. Sesama mahasiswa harus menjaga hubungan teman sejawat
b. Sebagai mahasiswa harus selalu menambah pengetahuan atau informasi yang
didapat di Praktek Keperawatan Komunitas dan Keperawatan Keluarga.

DAFTAR PUSTAKA

Andra dan Yessie. 2013. Keperawatan Medikal Bedah 2 (Keperawatan


Dewasa). Yogyakarta : Nuha Medika
Arjatmo, tjokonegoro.2002. Penatalaksanaan Diabetes mellitus
terpadu. Cetakan 2. Jakarta : Balai penerbit FKUI
Brunner and suddarth.2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta :
EGC
Carpenito Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Editor edisi
Bahasa Indonesia. Monica Estar. Edisi 8. Jakarta : EGC
Corwin Elizabeth. 2009. Buku Saku Pathofisiologi Edisi 3 alih bahasa Nike
Budi Subekti. EGC. Jakarta
Friedman M. M. 1998. Keperawatan Keluarga Teori dan Praktek Edisi 3.
Jakarta : EGC
http://lpkeperawatan.blogspot.in/2013/11/diabetes-mellitus-a.html#VSfNIf1b-
o9dikutip tanggal 13 april 2015 pukul 15:45WIB
Mansjoer, Arif dkk. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi ke 3 jilid 1. Media
Aesculapsi FKUI. Jakarta
Notoatmodjo, S. 2002. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Nursalam, 2001. Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik.
Edisi I. Jakarta : Salemba Media

Anda mungkin juga menyukai