Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

ELEMEN MEKANIK OTOMOTIF

“PERANCANGAN PISTON, BATANG PISTON,


PENA PISTON, DAN RING PISTON”

Anggota Kelompok:
- Muhammad Iqbal (16504241008)

- Hendrikus Praditya B (16504241018)

- Adendha Fatah Rais (16504241021)

- Yoga Widiaprianto (16504241026)

- Mukhammad Arif Rokhman (16504241037)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

2017
PERANCANGAN

Di dalam rangka perancangan piston, batang piston dan poros engkol dibutuhkan
data- data awal agar dalam perancangan dapat diketahui secara pasti tujuannya. Data –
data awal yang dibutuhkan yaitu :
Ne = Daya kuda (BHP) = 14,3 HP
Cm = Kecepatan rata-rata piston (7 – 22) ≈ 10 m/s
z = Stroke cycle ratio ≈ 2 untuk motor 4 tak
Pe = Tekanan efektif rata-rata = 8,78 kg/cm2
n = putaran mesin 8500 rpm

1. Piston
Piston merupakan komponen utama motor yang berfungsi untuk menerima
tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutarkan poros engkol
melalui batang piston (connecting rod). Pada badan piston terdapat alur tempat cincin
piston yang berfungsi merapatkan silinder dengan badan piston, sehingga proses
pembakaran dan kompresi yang terjadi didalam ruang bakar tidak bocor serta
mencegah minyak pelumas masuk kedalam ruang bakar. Gerak piston didalam
silinder tak lain ialah gerak translasi atau gerak naik turun untuk melakukan langkah
isap, langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah buang.
Piston dirancang sedemikian rupa,agar mampu menerima temperatur dan
tekanan tinggi secara continue sehingga perancangan piston harus memperhatikan
berbagai faktor antara lain bahan piston, dimensi ukuran piston, tinjauan kekuatan
piston agar mampu beroperasi pada saat mesin beroperasi dengan kecepatan tinggi
dan dalam waktu yang lama.
Dilihat dari desainnya, piston mesin diesel terdiri dari beberapa bagian:
a) Bodi piston;
b) Piston dengan crossheads, dan
c) Piston mesin double-acting.
Pada piston dengan ukuran kecil pada mesin diesel biasanya dibuat dari besi
atau paduan aluminium karena bahan yangdigunakan mempunyai sifat-sifat, antara lain
ringan kuat, kokoh, tahan aus dan tahan terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi.
Pada piston mungkin baik dari suatu bagian atau bagian kepala yang dapat dilepas
mungkin dapat didinginkan baik secara alami atau artifisial.
Pendinginan buatan dengan oli biasanya digunakan pada kepala piston mesin
empat-langkah berdiameter lubang silinder D ≥ 450 mm, sedangkan pada batang
piston mesin dua-tak digunakan diameter lubang silinder D ≥ 300 mm karena silinder
dua-tak dikenakan tegangan panas lebih tinggi dari pada mesin empat-langkah. Selain
itu, piston tipe crossheads biasanya dilengkapi dengan sebuah pendingin artifisial
pada kepala piston yang terletak dibagian atas silinder.Sedangkan piston mesin diesel
tipe double-acting terdiri dari sebuah bodi dan kepala piston, pendinginan dilakukan
untuk bagian atas dan bawah pada ruang kerja dari silinder. Cairan pendingin dibagian
kepala piston dialkukan melalui lubang pada batang piston.
Ada 3 alur melingkar pada piston. Dua alur diatas untuk cincin kompresi. Ring
oli terletak pada alur dibawah dua ring kompresi piston untuk mencegah oli yang ke
silinder tidak berlebihan.
Sisi dalam dari sebuah kepala piston dirancang dengan rusuk-rusuk radial atau
konsentris yang memperkuat dan meningkatkan perpindahan panas dari kepala piston
mengalir ke udara di sekitarnya.
Kepala piston dibuat kerucut atau silinder di bagian luar sedangkan permukaan
luar piston berbentuk elips di bagian paling tebal (dekat bos pin piston). Hal ini
menciptakan jarak antara kepala piston dan liner silinder yang mencegah mampat dari
piston karena panas ekspansi kepala piston. Selain itu, panas yang terjadi antara
permukaan yang bergesekan dari permukaan luar piston dan liner silinder yang
menjamin ekspansi bebas dari permukaan luar piston selama operasi mesin.
Bentuk kepala piston harus menciptakan kondisi yang paling menguntungkan
untuk pencampuran bahan bakar dan terbakar di ruang bakar. Oleh karena itu, bentuk
mahkota diatur pada langkah awal.
Piston akan menerima tekanan dan temperatur tinggi dari proses pembakaran,
maka piston harus dibuat dari bahan dari bahan yang mempunyai sifat-sifat, antara
lain ringan kuat, kokoh, tahan aus dan tahan terhadap tekanan dan temperatur yang
tinggi, untuk memenuhi syarat seperti diatas bahan torak dapat dipakai allumunium
cooper alloy, yang mempunyai komposisi sebagai berikut :
1) Komposisi Kimia :
a) Ni = 2,0 % Direncanakan 2,0%
b) Mg = 1,5% Direncanakan 1,5%
c) Cu = 4,0% Direncanakan 4,0%
d) Si = 0,7% Direncanakan 0,6%
e) Zn = 0,3% Direncanakan 0,3%
f) Fe = 0,8% Direncanakan 0,7%
g) Al = Sisanya yaitu sekitar 90,9%
2) Sifat Mekanis :
a) Kekuatan tarik = 30 kg/mm2 (σu)
b) Kekuatan luluh = 26 kg/mm2 (σy)
c) Kekerasan = 130 kg/mm2 (BHN)

Keterangan :
H = Tinggi piston
D = Diameter piston
h =Tinggi puncak piston ke ring atas
hcr = Tebal piston Crown
h1 = Jarak antara lubang ring piston
H1 = Jarak antara
sumbu pen dengan
bawah piston
H2 = Tiggi piston Skrit
bb= Jarak antara lubang pen
Lpp = Panjang pen piston
dex = Diameter luar pen piston
din = Diameter dalam pen piston

Gambar 1.1 Konstruksi dimensi piston


Diameter dalam (Di) silinder (Petrovsky, 1971 :96) :

Dengan :
Ne = Daya kuda (brake horse power = BHP) = 14,3 Hp
i = Jumlah silinder = 1
Cm = Kecepatan rata – rata piston (7 – 22) diambil 10 m/dt
z = Stroke cycle ratio (1 untuk motor 2 tak, 2 untuk motor 4 tak)
Pe = Tekanan efektif rata-rata = 8,78 kg/cm2
Jadi :

Perhitungan dimensi piston meliputi perhitungan – perhitungan sebagai berikut :


a. Volume ruang bakar (Vc) (Petrovsky, 1971 :26) :

b. Tinggi piston (Hpis) :

= 74,76 mm

c. Tinggi dari puncak piston sampai alur ring teratas :

= 4,36 mm

d. Tebal puncak piston :

e. Jarak antara lubang ring piston (Petrovsky, 1971 :96) :


f. Tinggi piston skrit :

g. Jarak dari dasar piston hingga sumbu pena piston :

h. Diameter luar pena :

i. Jarak antara tengah-tengah pena piston :

Tinjauan Kekuatan Piston


Tinjauan kekuatan dan perhitungan pada bagian piston skirt, menggunakan
persamaan – persamaan dibawah ini :
1. Tekanan piston maksimum terhadap dinding liner (Petrovsky, 1962:368)
2. Tekanan samping spesifik maksimum pada permukaan piston (Petrovsky,
1962:368)

Piston skrit dinyatakan amankarena tekanan samping yang terjadi pada

piston skrit adalah kg/cm2 dan masih berada dibawah tekanan samping

ijin pada piston skrit qn = 3 s.d 3,5 kg/cm2. Selanjutnya pada piston crown
dianggap distribusi beban merata dari tekanan gas sisa pembakaran (Pz).
Ilustrasi pembebanan pada piston corwn ditunjukan oleh Gambar 1.2

Gambar 1.2 Ilustrasi beban pada piston Crown


(Petrovsky,1962; hal 369)
1. Gaya tekan pada luasan 1/2 lingkaran piston crown( Petrovsky, 1962:368):

2. Momen bending yang terjadi dengan asumsi Dipis ≈ D (Petrovsky,


1962:369) :
3. Momen tahanan lentur pada piston crown (Petrovsky, 1962:370) :

Dengan :

Harga batas momen bending untuk material paduan aluminium adalah Mb=

500 – 900 kg/cm2, maka hasil perhitungan momen bending yaitu

kg/cm2telah memenuhi syarat σb.


2. BATANG PISTON (CONNECTING RODS)
Batang torak (connecting rod) menghubungkan torak ke poros engkol dan
selanjutnya meneruskan tenaga yang dihasilkan oleh torak ke poros engkol. Bagian
ujung batang torak yang berhubungan dengan pena torak disebut small end. Sedang
yang lainnya yang berhubungan dengan poros engkol disebut big end.
Batang torak (Conecting Rod) berfungsi meneruskan tenaga dari torak menuju
poros engkol.Bagian yang kecil disebut small end dan bagian yang besar yang
berhubungan dengan poros engkol disebut big end.
Crank pin pada big end berputar dengan kecepatan tinggi saat mesin berputar
hal ini mengakibatkan temperatur menjadi tinggi, untuk mengatasi hal itu maka pada
bagian tersebut dipasang bantalan poros engkol atau biasa disebut metal yang di
pasangkan di dalam big end.Metal ini dilumasi dengan oli dan sebagian dari oli ini
dipercikkan dari lubang oli ke bagian dalam torak untuk mendinginkan torak. Bahan
untuk connecting rod terbuat dari baja karbon grade 45 :
1. Komposisi kimia
a) Karbon ( C ) = 0,4 %
b) Silikon ( Si ) = 0,17 %
c) Mangan ( Mn ) = 0,5 %
d) Phospor ( P ) = 0,045 %
e) Besi ( Fe ) = 98,84 %

2. Sifat mekanik

a) Batas tegangan ultimate {σ u ) = 60 kg / mm

b) Batas tegangan luluh ( Yp ) = 34 kg / mm

c) Brinel Hardnes ( Hb) = 170 - 210

d) Perpanjangan = 15 %
Bagian - bagian yang akan dihitung pada connecting rod ditunjukan oleh

Gambar 1.4 Connecting rod


(Petrovsky,1962 : 378 )

3. Connecting rod small end


a. Panjang small end bearing akibat beban full, dapat dicari dengan
menggunakan rumus :

bb = (0,40)Di = 0,40 × 62,3 = 24,92 mm

b. Jarak antara sisi bagian dalam bush, dapat dicari dengan


menggunakan rumus :

a = Lpp - bb = 4,7696 – 2,3848 = 2,3848 cm

c. Bahan bush dari perunggu timah hitam, dengan :


Allowable stress ( σb ) = 2 - 3,2 kg / mm
Brinel Hardnes ( Hb ) = 40 – 80
d. Ketebalan bush :
tb = (0,08-0,085)dex = 0,083 x = 0,139 cm
e. Clearence bush dengan pin piston, dapat dicari dengan menggunakan rumus

∆ = (0,00084-0,015)dex =0,007 x = 0,012 cm

f. Diameter luar bush

dbex = dex + (2x tb) +∆ = + 0,278 + 0,012 = 1,959 cm


g. Jari - jari luar bush

r=

h. Radius luar small end, dapat dicari dengan mengunakan rumus :

R0= (1,2 - l,3)x r = 1,3 x = 1,27335 cm

i. Diameter small end :


D0= 2 x Ro = 2 x 1,27335 = 2,55 cm
j. Volume small end bearing :
Vb=1/4 [ {d2bex - ( dbex -2tb )} bb]
Vb =1/4 � [{1,9592 - (1,959 - 0,278)} x 2,3848]= 4,0374534 cm3
k. Berat small end end bearing :
Wbj = Vb xBj = 4,04 x 0,0044 = 0,018 kg
l. Panjang connecting rod adalah jarak antara sumbu poros small end ke big
end, dapat dicari dengan menggunakan rumus :
Lc= (4-4,475) xR
Dengan :R = Crank radius (Jari-jari crank)
= 1/2 x stroke piston
= 1/2 x 2,3848= 1,1924 cm
Lc= 4,5x 1,1924 = 5,37 cm
4. Ketahanan terhadap lengkungan pada beban kritis untuk cast steel, dapat dicari
dengan menggunakan rumus ( Petrovsky : 380 )

Per=

Dengan :
a. Total gaya pada connecting rod, dapat dicari dengan menggunakan rumus
(Petrovsky : 380 ):

σc =

Tegangan kompresi yang diijinkan untuk :

Karbon steel = 800 - 1200 kg / cm2

Alloy steel = 1200 - 1800 kg / cm2


b. Cross sectional area pada connecting rod, dapat dicari dengan
menggunakan rumus ( Petrovsky : 380 ).

= = = = 1,64 cm2

= = = 8,21 cm

= (3350 – 6,2 x )1,64= 5487,25 kg

5. Faktor keamanan untuk connecting rod, dapat dicari dengan menggunakan


rumus (Petrovsky : 380 ).

Sc = = =4

Nilai faktor keamanan yang diijinkan untuk karbon steel 4 – 8, sehingga


connecting rod tersebut sangat amandigunakan.

6. Bending momen maksimum yaitu bending momen yang disebabkan oleh gaya
inersia transfersal yang terjadi ketika connecting rod pada posisi 900, dapat
dicari dengan menggunakan rumus ( Petrovsky : 381 ) :

Mmax ≈ Bj. R . . Lc

Dengan :
n = putaran poros maksimum = 8500 rpm

Bj = berat jenis karbon steel = 0,0044 kg / cm2

Maka : Mmax = 0,0044x 1,1924x 1,64 x 5,37= 1,80 kg.cm

7. Modulus penampang terkecil connecting rod

W= = = 1,11 cm3
8. Bending stress pada connecting rod , dapat dicari dengan menggunakan rumus
( Petrovsky : 381 ):

σb = = = 1,622 kg/cm2

Nilai yang diijinkan untuk bending stress pada connecting rod untuk putaran
tinggi = 150 – 200 kg / cm2, sehingga amanuntuk digunakan.
9. Jumlah tegangan akibat tekanan kompresi dan bending momen maksimum:

σsum = σb + σc = 1,622+ 800 = 801,622 Kg/cm2


10. Connecting rod big end
a. Diameter crank pin, dapat dicari dengan menggunakan rumus :
dcp = (0,66 – 0,68) Di = 0,67 x 5,962 = 3,4 cm

11. Ketebalan big end bearing, dapat dicari dengan menggunakan rumus :
tb2 = (0,03 – 0,05) x dcp = 0,04 x 3,4 cm = 0,136 cm
12. Diameter clearance big end bearing terhadap crank pin dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Δcp = ( 0,0005 – 0,001) x dcp = 0,0007 x 3,4 = 0,00238 cm
13. Diameter luar big end bearing
Dbed = dcp + 2tb2 + Δcp = 3,4 + 2. 0,136 + 0,00238
= 3,67438 cm
14. Diameter dalam big end bearing

Dinb = dcp + Δcp = 3,4 + 0,00238= 3,40238 cm

15. Diameter bagian luar big end


Dbixer = (1,2 – 1,3) Dbed = 1,3 .3,67438= 4,777 cm

3. RING PISTON

Fungsi dari ring piston adalah untuk menutup tekanan pembakaran, untuk
mendistribusikan dan mengontrol minyak, untuk mentransfer panas, dan untuk
menstabilkan piston. Selain itu, ring piston mencegah minyak pelumas berlebih
daripindah ke ruang pembakaran oleh gesekan minyak dari dinding silinder.
Piston ring dipasang dalam alur ring (ring groove) pada torak. Diameter luar
ring piston sedikit lebih besar dibandingkan dengan piston itu sendiri.
Piston bahan cincin yang dikenakan sistem menekankan kompleks bawah
beban mekanik dan tribological terutama dinamis. Beban tersebut panggilan untuk
penggunaan bahan dengan kekuatan tinggi (terutama pada temperatur 200-300 ° C)
terutama dalam rentang elastis, yang juga memiliki karakteristik memakai diperlukan
untuk operasi dalam kondisi pelumasan normal dan kering.
Selain itu, sifat thermophysical seperti konduktivitas termal dan ekspansi
termal adalah faktor utama dalam kinerja cincin piston. Semakin, ketahanan korosi
dan ketahanan terhadap microwelding adalah properti yang juga menentukan
karakteristik bahan ring piston.
Bahan cincin yang dipilih dari besi cor dan baja sesuai dengan tekanan
menyatakan dan menggunakan mereka sebagai kompresi atau cincin kontrol minyak.
Selain bahan baja, besi abu-abu (grafit serpihan) atau ulet cor (grafit nodular)
ditunjukkan pada Tabel 1 digunakan dalam kondisi panas-diobati atau non mengeras
dan tegang.

Bahan pilihan untuk cincin kompresi rendah paduan, perlakuan panas besi cor
nodular (KV1/GOE 52). Materi ini ditandai oleh kekuatan lentur tinggi min. 1.300
MPa dan modulus elastisitas yang tinggi disebabkan oleh mikro martensit dan struktur
grafit spherulitic. Untuk menekankan peningkatan kekerasan lebih tinggi dibuat
dengan memvariasikan morfologi martensit (KV4/GOE 56).
Dalam alur 2nd, paduan besi cor kelabu digunakan dalam kondisi panas-
diobati (F14/GOE 32). Selain memiliki kekuatan lentur yang tinggi dan modulus
elastisitas, suatu kekerasan meningkat dari 320-470 HB diproduksi dalam rangka
untuk mendapatkan ketahanan aus yang dibutuhkan dalam kondisi uncoated.
Permintaan untuk kekuatan aus yang tinggi juga dipenuhi oleh penggunaan
besi, cor marah paduan (GOE 44). Ini memiliki manfaat dari kekuatan lentur tinggi
min. 800 MPa dan modulus elastisitas yang tinggi. Hasil ketahanan yang baik aus dari
kombinasi struktur matriks baik-perlitik dan halus tersebar, diendapkan karbida
sekunder.
Besi abu-abu cor unalloyed digunakan untuk 2-piece cincin minyak di alur 3.
Bahan cincin ini (STD / GOE 12, GOE 13) yang ditandai dengan struktur grafit baik-
pipih dalam matriks perlitik dan memiliki kemantapan yang baik karena modulus
elastisitas relatif rendah.
Syarat ini dipenuhi oleh penggunaan tinggi kromium baja paduan dan baja
pegas. Daya tahan lebih besar di bawah tekanan yang meningkat ditunjukkan oleh
kekuatan kelelahan ditingkatkan terwujud sebagai stabilitas bentuk, seperti
ditunjukkan pada Gambar. 23 dalam perbandingan S / N kurva untuk bahan ring
piston yang berbeda (spherulitic, perlakuan panas besi cor terhadap panas-
diperlakukan baja 18% kromium).
Ketahanan aus berasal dari karbida kromium halus didistribusikan dari jenis
M23C6 dan M7C3 tertanam dalam matriks martensit temper. Untuk meningkatkan
ketahanan aus baja-baja ini terutama digunakan dalam kondisi nitriding atau dengan
lapisan perifer.
Baja tersebut digunakan terutama sebagai bahan cincin kompresi untuk mesin
bensin dan mesin diesel truk serta untuk rel baja dan expander-spacer cincin
mengontrol minyak dan untuk 2-piece cincin baja profil minyak.
Agar piston dapat bergerak bebas dalam silinder blok , maka antara piston dan
silinder blok harus ada celah. Jika tidak ada celah , maka piston akan macet. Celah ini
menimbulkan dampak negatif , yaitu campuran bensin dan udara akan bocor melalui
celah – celah tersebut.
Untuk itulah maka digunakanlah ring piston , yang berguna untuk
memperkecil kebocoran campuran bensin dan udara tersebut. Dan inilah guna ring
piston yang kita kenal dengan nama ring kompresi.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ring piston ada dua macam:
Piston ring dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
a. Piston ring kompresi (compression rings)
Berfungsi untuk merapatkan celah antara piston dan silinder blok.Sekaligus
berfungsi membentuk ruang bakar bersama piston dan silinder blok.
b. Piston ring oli (oil ring)

Berfungsi untuk mengikis oli yang membasahi dinding silinder, agar tercipta
lapisan oli yang tipis , sehingga oli tidak habis terbakar.

CONTOH PERHITUNGAN PERANCANGAN RING PISTON


Untuk mencapai tujuan dan fungsi dari kedua ring piston tersebut , maka ring piston
harus mempunyai syarat sebagai berikut:
 Tahan terhadap panas dan pemuaian
 Tahan akan keausan
 Tahan puntiran dan tidak mudah patah.
1. Komposisi Kimia :
a. Si = 0,9 – 1,15% Direncanakan= 1,13%
b. Mn= 0,8 – 1,0% Direncanakan = 0,9%
c. P = 0,1 – 0,3% Direncanakan = 0,2%
d. Ni = 0,6 – 1,2% Direncanakan = 1,0%
e. Cr =0,3 – 0,5% Direncanakan = 0,4%
f. V = 0,1 – 0,2% Direncanakam = 0,2%
g. Mo = 0,1-0,4% Direncanakan = 0,4%
h. S < 0.12% Direncanakan = 1,0%
i. Fe = 94,5%
2. Sifat Mekanis :
a. Kekuatan tarik = 1800 kg/cm²

b. Kekuatan bengkok = 4800 kg/cm²

c. Kekuatan tekan = 900 kg/cm²

d. Kekerasan brinell BHN = 190 – 230


Ilustrasi dimensi pada ring kompresi dan ring pengontrol oli ditunjukan oleh gambar
di bawah ini :
D

Gambar 4. Dimensi ring piston : (A) ring kompresi, (B) ring oli
(Petrovsky,1962 : 374)

3. Perhitungan ring kompresi (Petrovsky, 1962:372) :


a. Lebar ring kompresi :

b = (0,029 – 0,033) . = 0,033 x 6,23 = 0,20559cm

b. Tebal ring kompresi :

h= (0,6 – 1,0). b = 1,0 x 0,20559= 0,20559cm

c. Jarak antara ujung ring sebelum masuk kedalam silinder


L = (0,10 – 0,18) . = 0,18 x 6,23 = 1,1214cm

d. Jarak antara ujung ring setelah masuk piston

Li= 0,35.h = 0,35 x 0,20559= 0,07195 cm

e. Momen bengkok yang terjadi

Mb= D . b . . = .b.

Dengan : = Tekanan spesifik ring piston ke dinding silinder

= 0,45 – 0,7 kg/cm²

= direncanakan : 0,45

Maka = .b. = . 0,20559. 0,45 = 1,7953 kg.cm

f. Momen tahanan pada ring kompresi

W = . b . h² = . 0,20559. 0,20559² = 0,001448287 cm³

g. Tegangan bengkok yang terjadi

= = = 1239,6023 kg/cm²

Tegangan yang diijinkan untuk besi besi tuang pada ring kompresi adalah
1000 – 1500 kg/cm², dari hasil perhitungan diatas yaitu 1239,6023kg/cm²
memenuhi syarat.
4. Perhitungan ring oli (Petrovsky, 1962:372) :
a. Lebar ring oli :

b = (0,029 – 0,033) . = 0,033 x 6,23 = 0,20559cm

b. Tebal ring oli :


h= (0,6 – 1,0). b = 1,0 x 0,20559 = 0,20559 cm

c. Jarak antara ujung ring sebelum masuk kedalam silinder

L = (0,10 – 0,18) . = 0,18 x 6,23 = 1,1214cm

d. Jarak antara ujung ring setelah masuk piston.

Li= 0,35.h = 0,35 x 0,20559 = 0,07195 cm


e. Momen bengkok yang terjadi

Mb= D . b . . = .b.

Dengan : = Tekanan spesifik ring piston ke dinding silinder

= 0,45 – 0,7 kg/cm²

Maka = .b. = . 0,20559. 0,45= 1,7953 kg.cm

f. Momen tahanan pada ring oli

W = . b . h² = . 0,20559. 0,20559² = 0,001448287 cm³

g. Tegangan bengkok yang terjadi

= = = 1239,6023 kg/cm²

Tegangan yang diijinkan untuk besi tuang pada ring oli adalah 1000 – 1500 kg/cm²,
maka dari hasil perhitungan diatas yaitu 1239,66023kg/cm² telah memenuhi syarat

PENA PISTON

Pena torak piston (Piston pin) yaitu komponen yang menghubungkan torak
dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada batang torak. Dan meneruskan
tekanan pembakaran yang berlaku pada torak ke batang torak. Pena torak berlubang di
dalamnya untuk mengurangi berat berlebihan dan kedua ujung ditahan oleh brushing
pena torak. (Toyota New Step 1)
Bahan yang akan digunakan sebagai pena piston direncanakan bahan baja
paduan (Alloy steel) menurut standar USSR (30 M) :
1. Komposisi Kimia :
a. C = 0,05 – 0,25 % Direncanakan = 0,15%
b. Mn = 0,30 – 0,50% Direncanakan = 0,50%
c. Si = 0,01 – 0,15% Direncanakan = 0,15%,
d. S ≤ 0,04% Direncanakan = 0,4%,
e. P ≤ 0,04% Direncanakan = 0,4%
f. Fe = 99,12%
2. Sifat Mekanis :
a. Kekutan tarik σu = 5500 Kg/cm2,
b. Kekuatan luluh σs = 2800 Kg/cm2
c. Pertambahan panjang σb = 19 %,
d. Kekuatan impact Wimp = 5 kgm/cm2
Ilustrasi pembebanan pada pena piston dan dimensi pena piston ditunjukan
oleh gambar 4.5

Gambar 1.3 Ilustrasi pembebanan dan dimensi pena piston


(Petrovsky,1962; 372)

3. Perhitungan Pena Piston :


dex = Diameter luar pen = = 1,5501 cm

din = Diameter dalam pen


din= dex . rd

Lpp = Panjang pena piston = 0,80 . Di= 0,80 x 6,23= 4,98cm


bb = Jarak antara tengah-tengah piston pen = 2,3848cm

4. Momen bending maksimum yang terjadi ( Petrovsky, 1962:372) :

L = bb = 2,384 cm

5. Tegangan bending yang terjadi

Tegangan bending yang diijinkan = 1500 – 2300 Kg/cm, maka dari hasil perhitungan

diatas yaitu kg/cm2 memenuhi syarat dan aman.

6. Tegangan geser yang terjadi :


Batas tegangan geser yang diijinkan < 500kg/cm2, maka dari hasil perhitungan diatas

yaitu kg/cm2 memenuhi syarat dan aman.

Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan perhitungan yang dilakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Dalam Perancangan dan perhitungan Piston, kami membuat perencanaan diameter
dalam silinder (Di) sekitar 5,962 cm. Sehingga menghasilkan beberapa
penghitungan diantaranya yaitu :
 Tinggi piston (Hpis) = mm

 Tinggi dari puncak piston sampai alur ring teratas = mm

 Tebal puncak piston = mm

2. Dalam Perancangan dan penghitungan Batang penggerak, kami membuat


percobaan perhitungan diantaranya yaitu :

Panjang connecting rod adalah jarak antara sumbu poros small end ke big
end (Lc) = 5,37 cm

Diameter luar big end bearing (Dbed )= 3,67438cm

Diameter dalam big end bearing (Dinb)= 3,40238 cm

Jumlah tegangan akibat tekanan kompresi dan bending momen maksimum
(σsum) = 801,622Kg/cm2

DAFTAR PUSTAKA

Petrovsky., M., 1973, ”Marine Internal Combution Engine”MIR Publisher, Moscow

Anda mungkin juga menyukai