Anggota Kelompok:
- Muhammad Iqbal (16504241008)
FAKULTAS TEKNIK
2017
PERANCANGAN
Di dalam rangka perancangan piston, batang piston dan poros engkol dibutuhkan
data- data awal agar dalam perancangan dapat diketahui secara pasti tujuannya. Data –
data awal yang dibutuhkan yaitu :
Ne = Daya kuda (BHP) = 14,3 HP
Cm = Kecepatan rata-rata piston (7 – 22) ≈ 10 m/s
z = Stroke cycle ratio ≈ 2 untuk motor 4 tak
Pe = Tekanan efektif rata-rata = 8,78 kg/cm2
n = putaran mesin 8500 rpm
1. Piston
Piston merupakan komponen utama motor yang berfungsi untuk menerima
tekanan pembakaran dan meneruskan tekanan untuk memutarkan poros engkol
melalui batang piston (connecting rod). Pada badan piston terdapat alur tempat cincin
piston yang berfungsi merapatkan silinder dengan badan piston, sehingga proses
pembakaran dan kompresi yang terjadi didalam ruang bakar tidak bocor serta
mencegah minyak pelumas masuk kedalam ruang bakar. Gerak piston didalam
silinder tak lain ialah gerak translasi atau gerak naik turun untuk melakukan langkah
isap, langkah kompresi, langkah usaha, dan langkah buang.
Piston dirancang sedemikian rupa,agar mampu menerima temperatur dan
tekanan tinggi secara continue sehingga perancangan piston harus memperhatikan
berbagai faktor antara lain bahan piston, dimensi ukuran piston, tinjauan kekuatan
piston agar mampu beroperasi pada saat mesin beroperasi dengan kecepatan tinggi
dan dalam waktu yang lama.
Dilihat dari desainnya, piston mesin diesel terdiri dari beberapa bagian:
a) Bodi piston;
b) Piston dengan crossheads, dan
c) Piston mesin double-acting.
Pada piston dengan ukuran kecil pada mesin diesel biasanya dibuat dari besi
atau paduan aluminium karena bahan yangdigunakan mempunyai sifat-sifat, antara lain
ringan kuat, kokoh, tahan aus dan tahan terhadap tekanan dan temperatur yang tinggi.
Pada piston mungkin baik dari suatu bagian atau bagian kepala yang dapat dilepas
mungkin dapat didinginkan baik secara alami atau artifisial.
Pendinginan buatan dengan oli biasanya digunakan pada kepala piston mesin
empat-langkah berdiameter lubang silinder D ≥ 450 mm, sedangkan pada batang
piston mesin dua-tak digunakan diameter lubang silinder D ≥ 300 mm karena silinder
dua-tak dikenakan tegangan panas lebih tinggi dari pada mesin empat-langkah. Selain
itu, piston tipe crossheads biasanya dilengkapi dengan sebuah pendingin artifisial
pada kepala piston yang terletak dibagian atas silinder.Sedangkan piston mesin diesel
tipe double-acting terdiri dari sebuah bodi dan kepala piston, pendinginan dilakukan
untuk bagian atas dan bawah pada ruang kerja dari silinder. Cairan pendingin dibagian
kepala piston dialkukan melalui lubang pada batang piston.
Ada 3 alur melingkar pada piston. Dua alur diatas untuk cincin kompresi. Ring
oli terletak pada alur dibawah dua ring kompresi piston untuk mencegah oli yang ke
silinder tidak berlebihan.
Sisi dalam dari sebuah kepala piston dirancang dengan rusuk-rusuk radial atau
konsentris yang memperkuat dan meningkatkan perpindahan panas dari kepala piston
mengalir ke udara di sekitarnya.
Kepala piston dibuat kerucut atau silinder di bagian luar sedangkan permukaan
luar piston berbentuk elips di bagian paling tebal (dekat bos pin piston). Hal ini
menciptakan jarak antara kepala piston dan liner silinder yang mencegah mampat dari
piston karena panas ekspansi kepala piston. Selain itu, panas yang terjadi antara
permukaan yang bergesekan dari permukaan luar piston dan liner silinder yang
menjamin ekspansi bebas dari permukaan luar piston selama operasi mesin.
Bentuk kepala piston harus menciptakan kondisi yang paling menguntungkan
untuk pencampuran bahan bakar dan terbakar di ruang bakar. Oleh karena itu, bentuk
mahkota diatur pada langkah awal.
Piston akan menerima tekanan dan temperatur tinggi dari proses pembakaran,
maka piston harus dibuat dari bahan dari bahan yang mempunyai sifat-sifat, antara
lain ringan kuat, kokoh, tahan aus dan tahan terhadap tekanan dan temperatur yang
tinggi, untuk memenuhi syarat seperti diatas bahan torak dapat dipakai allumunium
cooper alloy, yang mempunyai komposisi sebagai berikut :
1) Komposisi Kimia :
a) Ni = 2,0 % Direncanakan 2,0%
b) Mg = 1,5% Direncanakan 1,5%
c) Cu = 4,0% Direncanakan 4,0%
d) Si = 0,7% Direncanakan 0,6%
e) Zn = 0,3% Direncanakan 0,3%
f) Fe = 0,8% Direncanakan 0,7%
g) Al = Sisanya yaitu sekitar 90,9%
2) Sifat Mekanis :
a) Kekuatan tarik = 30 kg/mm2 (σu)
b) Kekuatan luluh = 26 kg/mm2 (σy)
c) Kekerasan = 130 kg/mm2 (BHN)
Keterangan :
H = Tinggi piston
D = Diameter piston
h =Tinggi puncak piston ke ring atas
hcr = Tebal piston Crown
h1 = Jarak antara lubang ring piston
H1 = Jarak antara
sumbu pen dengan
bawah piston
H2 = Tiggi piston Skrit
bb= Jarak antara lubang pen
Lpp = Panjang pen piston
dex = Diameter luar pen piston
din = Diameter dalam pen piston
Dengan :
Ne = Daya kuda (brake horse power = BHP) = 14,3 Hp
i = Jumlah silinder = 1
Cm = Kecepatan rata – rata piston (7 – 22) diambil 10 m/dt
z = Stroke cycle ratio (1 untuk motor 2 tak, 2 untuk motor 4 tak)
Pe = Tekanan efektif rata-rata = 8,78 kg/cm2
Jadi :
= 74,76 mm
= 4,36 mm
piston skrit adalah kg/cm2 dan masih berada dibawah tekanan samping
ijin pada piston skrit qn = 3 s.d 3,5 kg/cm2. Selanjutnya pada piston crown
dianggap distribusi beban merata dari tekanan gas sisa pembakaran (Pz).
Ilustrasi pembebanan pada piston corwn ditunjukan oleh Gambar 1.2
Dengan :
Harga batas momen bending untuk material paduan aluminium adalah Mb=
2. Sifat mekanik
d) Perpanjangan = 15 %
Bagian - bagian yang akan dihitung pada connecting rod ditunjukan oleh
r=
Per=
Dengan :
a. Total gaya pada connecting rod, dapat dicari dengan menggunakan rumus
(Petrovsky : 380 ):
σc =
= = = = 1,64 cm2
= = = 8,21 cm
Sc = = =4
6. Bending momen maksimum yaitu bending momen yang disebabkan oleh gaya
inersia transfersal yang terjadi ketika connecting rod pada posisi 900, dapat
dicari dengan menggunakan rumus ( Petrovsky : 381 ) :
Mmax ≈ Bj. R . . Lc
Dengan :
n = putaran poros maksimum = 8500 rpm
W= = = 1,11 cm3
8. Bending stress pada connecting rod , dapat dicari dengan menggunakan rumus
( Petrovsky : 381 ):
σb = = = 1,622 kg/cm2
Nilai yang diijinkan untuk bending stress pada connecting rod untuk putaran
tinggi = 150 – 200 kg / cm2, sehingga amanuntuk digunakan.
9. Jumlah tegangan akibat tekanan kompresi dan bending momen maksimum:
11. Ketebalan big end bearing, dapat dicari dengan menggunakan rumus :
tb2 = (0,03 – 0,05) x dcp = 0,04 x 3,4 cm = 0,136 cm
12. Diameter clearance big end bearing terhadap crank pin dapat dicari dengan
menggunakan rumus :
Δcp = ( 0,0005 – 0,001) x dcp = 0,0007 x 3,4 = 0,00238 cm
13. Diameter luar big end bearing
Dbed = dcp + 2tb2 + Δcp = 3,4 + 2. 0,136 + 0,00238
= 3,67438 cm
14. Diameter dalam big end bearing
3. RING PISTON
Fungsi dari ring piston adalah untuk menutup tekanan pembakaran, untuk
mendistribusikan dan mengontrol minyak, untuk mentransfer panas, dan untuk
menstabilkan piston. Selain itu, ring piston mencegah minyak pelumas berlebih
daripindah ke ruang pembakaran oleh gesekan minyak dari dinding silinder.
Piston ring dipasang dalam alur ring (ring groove) pada torak. Diameter luar
ring piston sedikit lebih besar dibandingkan dengan piston itu sendiri.
Piston bahan cincin yang dikenakan sistem menekankan kompleks bawah
beban mekanik dan tribological terutama dinamis. Beban tersebut panggilan untuk
penggunaan bahan dengan kekuatan tinggi (terutama pada temperatur 200-300 ° C)
terutama dalam rentang elastis, yang juga memiliki karakteristik memakai diperlukan
untuk operasi dalam kondisi pelumasan normal dan kering.
Selain itu, sifat thermophysical seperti konduktivitas termal dan ekspansi
termal adalah faktor utama dalam kinerja cincin piston. Semakin, ketahanan korosi
dan ketahanan terhadap microwelding adalah properti yang juga menentukan
karakteristik bahan ring piston.
Bahan cincin yang dipilih dari besi cor dan baja sesuai dengan tekanan
menyatakan dan menggunakan mereka sebagai kompresi atau cincin kontrol minyak.
Selain bahan baja, besi abu-abu (grafit serpihan) atau ulet cor (grafit nodular)
ditunjukkan pada Tabel 1 digunakan dalam kondisi panas-diobati atau non mengeras
dan tegang.
Bahan pilihan untuk cincin kompresi rendah paduan, perlakuan panas besi cor
nodular (KV1/GOE 52). Materi ini ditandai oleh kekuatan lentur tinggi min. 1.300
MPa dan modulus elastisitas yang tinggi disebabkan oleh mikro martensit dan struktur
grafit spherulitic. Untuk menekankan peningkatan kekerasan lebih tinggi dibuat
dengan memvariasikan morfologi martensit (KV4/GOE 56).
Dalam alur 2nd, paduan besi cor kelabu digunakan dalam kondisi panas-
diobati (F14/GOE 32). Selain memiliki kekuatan lentur yang tinggi dan modulus
elastisitas, suatu kekerasan meningkat dari 320-470 HB diproduksi dalam rangka
untuk mendapatkan ketahanan aus yang dibutuhkan dalam kondisi uncoated.
Permintaan untuk kekuatan aus yang tinggi juga dipenuhi oleh penggunaan
besi, cor marah paduan (GOE 44). Ini memiliki manfaat dari kekuatan lentur tinggi
min. 800 MPa dan modulus elastisitas yang tinggi. Hasil ketahanan yang baik aus dari
kombinasi struktur matriks baik-perlitik dan halus tersebar, diendapkan karbida
sekunder.
Besi abu-abu cor unalloyed digunakan untuk 2-piece cincin minyak di alur 3.
Bahan cincin ini (STD / GOE 12, GOE 13) yang ditandai dengan struktur grafit baik-
pipih dalam matriks perlitik dan memiliki kemantapan yang baik karena modulus
elastisitas relatif rendah.
Syarat ini dipenuhi oleh penggunaan tinggi kromium baja paduan dan baja
pegas. Daya tahan lebih besar di bawah tekanan yang meningkat ditunjukkan oleh
kekuatan kelelahan ditingkatkan terwujud sebagai stabilitas bentuk, seperti
ditunjukkan pada Gambar. 23 dalam perbandingan S / N kurva untuk bahan ring
piston yang berbeda (spherulitic, perlakuan panas besi cor terhadap panas-
diperlakukan baja 18% kromium).
Ketahanan aus berasal dari karbida kromium halus didistribusikan dari jenis
M23C6 dan M7C3 tertanam dalam matriks martensit temper. Untuk meningkatkan
ketahanan aus baja-baja ini terutama digunakan dalam kondisi nitriding atau dengan
lapisan perifer.
Baja tersebut digunakan terutama sebagai bahan cincin kompresi untuk mesin
bensin dan mesin diesel truk serta untuk rel baja dan expander-spacer cincin
mengontrol minyak dan untuk 2-piece cincin baja profil minyak.
Agar piston dapat bergerak bebas dalam silinder blok , maka antara piston dan
silinder blok harus ada celah. Jika tidak ada celah , maka piston akan macet. Celah ini
menimbulkan dampak negatif , yaitu campuran bensin dan udara akan bocor melalui
celah – celah tersebut.
Untuk itulah maka digunakanlah ring piston , yang berguna untuk
memperkecil kebocoran campuran bensin dan udara tersebut. Dan inilah guna ring
piston yang kita kenal dengan nama ring kompresi.
Dari penjelasan di atas dapat kita simpulkan bahwa ring piston ada dua macam:
Piston ring dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:
a. Piston ring kompresi (compression rings)
Berfungsi untuk merapatkan celah antara piston dan silinder blok.Sekaligus
berfungsi membentuk ruang bakar bersama piston dan silinder blok.
b. Piston ring oli (oil ring)
Berfungsi untuk mengikis oli yang membasahi dinding silinder, agar tercipta
lapisan oli yang tipis , sehingga oli tidak habis terbakar.
Gambar 4. Dimensi ring piston : (A) ring kompresi, (B) ring oli
(Petrovsky,1962 : 374)
Mb= D . b . . = .b.
= direncanakan : 0,45
= = = 1239,6023 kg/cm²
Tegangan yang diijinkan untuk besi besi tuang pada ring kompresi adalah
1000 – 1500 kg/cm², dari hasil perhitungan diatas yaitu 1239,6023kg/cm²
memenuhi syarat.
4. Perhitungan ring oli (Petrovsky, 1962:372) :
a. Lebar ring oli :
Mb= D . b . . = .b.
= = = 1239,6023 kg/cm²
Tegangan yang diijinkan untuk besi tuang pada ring oli adalah 1000 – 1500 kg/cm²,
maka dari hasil perhitungan diatas yaitu 1239,66023kg/cm² telah memenuhi syarat
PENA PISTON
Pena torak piston (Piston pin) yaitu komponen yang menghubungkan torak
dengan bagian ujung yang kecil (small end) pada batang torak. Dan meneruskan
tekanan pembakaran yang berlaku pada torak ke batang torak. Pena torak berlubang di
dalamnya untuk mengurangi berat berlebihan dan kedua ujung ditahan oleh brushing
pena torak. (Toyota New Step 1)
Bahan yang akan digunakan sebagai pena piston direncanakan bahan baja
paduan (Alloy steel) menurut standar USSR (30 M) :
1. Komposisi Kimia :
a. C = 0,05 – 0,25 % Direncanakan = 0,15%
b. Mn = 0,30 – 0,50% Direncanakan = 0,50%
c. Si = 0,01 – 0,15% Direncanakan = 0,15%,
d. S ≤ 0,04% Direncanakan = 0,4%,
e. P ≤ 0,04% Direncanakan = 0,4%
f. Fe = 99,12%
2. Sifat Mekanis :
a. Kekutan tarik σu = 5500 Kg/cm2,
b. Kekuatan luluh σs = 2800 Kg/cm2
c. Pertambahan panjang σb = 19 %,
d. Kekuatan impact Wimp = 5 kgm/cm2
Ilustrasi pembebanan pada pena piston dan dimensi pena piston ditunjukan
oleh gambar 4.5
L = bb = 2,384 cm
Tegangan bending yang diijinkan = 1500 – 2300 Kg/cm, maka dari hasil perhitungan
Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan perhitungan yang dilakukan, kami dapat menyimpulkan bahwa :
1. Dalam Perancangan dan perhitungan Piston, kami membuat perencanaan diameter
dalam silinder (Di) sekitar 5,962 cm. Sehingga menghasilkan beberapa
penghitungan diantaranya yaitu :
Tinggi piston (Hpis) = mm
DAFTAR PUSTAKA