Anda di halaman 1dari 19

Makalah IPA

“Bioteknologi Modern”
Guru: Iis Ismayanti, S.Pd. M.M.

Disusun oleh:
 Dafha Dewantara P.
 Denis A.
 M. Thoriq Kosasih
 Shidqi Thufail L.

Kelas 9G
SMP NEGERI 5 BANDUNG
TAHUN AJARAN 2017/2018
Daftar Isi

Daftar Isi ............................................................................................................................. 1


Kata Pengantar................................................................................................................... 2
Pendahuluan ....................................................................................................................... 3
A. Latar Belakang ..................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 3
C. Tujuan ................................................................................................................... 3
Pembahasan........................................................................................................................ 4
A. Pengertian Bioteknologi ..................................................................................... 4
B. Jenis-Jenis Bioteknologi ...................................................................................... 4
C. Macam-Macam Bioteknologi Modern .............................................................. 5
D. Organisme Transgenik ........................................................................................ 8
E. Manfaat Bioteknologi Modern........................................................................... 9
F. Dampak Bioteknologi Modern ........................................................................ 15
Penutup ............................................................................................................................. 17
A. Kesimpulan ........................................................................................................ 17
Daftar Pustaka.................................................................................................................. 18

1
Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat
dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah “Bioteknologi Modern” ini
dengan baik meskipun banyak kekurangan di dalamnya. Kami berterima kasih
kepada Ibu Iis Ismayanti, S.Pd. M.M. selaku guru mata pelajaran IPA yang telah
memberikan tugas ini kepada kami.

Kami berharap makalah ini dapat berguna untuk menambah wawasan dan
pengetahuan kita tentang bioteknologi modern. Kami menyadari sepenuhnya bahwa
makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kritik dan saran serta
usulan demi perbaikan makalah ini sangat kami harapkan.

Semoga makalah ini bisa dipahami dengan baik oleh pembaca dan berguna untuk
semua. Kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan yang kurang berkenan dan
kami mohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk kebaikan di
masa yang akan datang.

Bandung, Februari 2018

2
Pendahuluan

A. Latar Belakang
Kemajuan zaman yang diiringi dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang sangat cepat mempengaruhi pola kehidupan manusia. Hampir
seluruh aspek kehidupan manusia modern telah memanfaatkan teknologi.
Bioteknologi adalah salah satu teknologi yang memanfaatkan makhluk hidup
(khusunya mikroorganisme) maupun produk dari organisme tersebut seperti enzim
dalam proses produksi barang dan jasa.
Kata bioteknologi sendiri pertama kali digunakan oleh Karl Ereky, seorang
insinyur pertanian asal Hungaria pada tahun 1919. Penggunaannya oleh para pemilik
industri berskala besar mulai dilirik pada tahun 1970-an. Pentingnya bioteknologi
secara strategis dan potensinya untuk kontribusi dalam bidang pertanian, pangan,
kesehatan, sumber daya alam dan lingkungan mulai menjadi kenyataan yang semakin
berkembang. Bioteknologi juga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan hidup
manusia secara tidak langsung. Akan tetapi, dengan adanya kesenjangan sosial,
produk dari bioteknologi ini tidak menjangkau seluruh lapisan masyarakat sehingga
manfaatnya tidak menyeluruh. Di sisi lain, banyaknya penggunaan hasil-hasil
bioteknologi belum diimbangi dengan pengetahuan masyarakat tentang pengertian
dari bioteknologi. Sebagian besar masyarakat hanya memanfaatkan hasil-hasil dari
bioteknologi tanpa mengetahui secara pasti apa itu bioteknologi.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, masalah-masalah yang ingin kami jelaskan adalah:
1. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi?
2. Apa yang dimaksud dengan bioteknologi modern?
3. Apa saja yang termasuk bioteknologi modern?
4. Apa manfaat dan dampak dari bioteknologi modern?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini adalah:
1. Mengetahui tentang bioteknologi modern
2. Mengetahui macam-macam bioteknologi modern
3. Mengetahui manfaat dan dampak bioteknologi modern

3
Pembahasan

A. Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari dua kata, yaitu 'bio' yang berarti makhuk hidup dan
'teknologi' yang berarti cara untuk memproduksi barang atau jasa. Dari paduan dua
kata tersebut, European Federation of Biotechnology (1989) mendefinisikan bioteknologi
sebagai perpaduan dari ilmu pengetahuan alam dan ilmu rekayasa yang bertujuan
meningkatkan aplikasi organisme hidup, sel, bagian dari organisme hidup, dan/atau
analog molekuler untuk menghasilkan produk dan jasa (Goenadi & Isroi, 2003).
Menurut Wikipedia, bioteknologi adalah cabang ilmu yang mempelajari
pemanfaatan makhluk hidup (bakteri, fungi, virus, dan lain-lain) maupun produk dari
makhluk hidup (enzim, alkohol) dalam proses produksi untuk menghasilkan barang
dan jasa.

B. Jenis-Jenis Bioteknologi
Bioteknologi dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
1. Bioteknologi Konvensional
Bioteknologi konvensional adalah bioteknologi yang menggunakan
mikroorganisme sebagai alat untuk menghasilkan barang dan jasa, misalkan jamur
dan bakteri menghasilkan enzim-enzim tertentu untuk melakukan metabolisme
tubuh sehingga diperoleh produk yang diinginkan. Contoh produknya adalah bir,
anggur, tuak, sake, yoghurt, roti, keju, tempe, dll.
2. Bioteknologi Modern
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan, para ahli mulai
mengembangkan bioteknologi dengan memanfaatkan prinsip-prinsip ilmiah melalui
penelitian. Dalam bioteknologi modern orang-orang berupaya dapat menghasilkan
produk secara efektif dan efisien. Bioteknologi modern merupakan bioteknologi
yang didasarkan pada manipulasi atau rekayasa DNA, selain memanfaatkan dasar
mikrobiologi dan biokimia. Aplikasi bioteknologi modern juga mencakup berbagai
aspek kehidupan manusia, misalnya pada aspek pangan, pertanian, peternakan,
hingga kesehatan dan pengobatan.
Ciri-ciri penggunaan mikroorganisme, yaitu sebagai penggunaan mikroorganisme
sebagai agen, pemanfaatan rekayasa genetika, produksi hormon, enzim, antibiotik,
gas metahana, MSG, dan lain-lain serta didukung oleh bidang ilmu lain seperti
biokimia, teknik kimia.

4
Contoh penggunaan mikroorganisme dalam bioteknologi modern antara lain:
 Methanogenic, menghasilkam metana,
 Aspergilius niger, menghasilkan amilase dan lipase,
 Thiobasilus feroxidant, mengekstrak logam dari bijinya, dan
 Bachilus thuringensis, menghasilkan biosentisida.
Bioteknologi tidak hanya dimanfaatkan dalam industri makanan tetapi telah
mencakup berbagai bidang, seperti rekayasa genetika, penanganan polusi, penciptaan
sumber energi, dan sebagainya. Dengan adanya berbagai penelitian serta
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka bioteknologi makin besar
manfaatnya untuk masa-masa yang akan datang.

C. Macam-Macam Bioteknologi Modern


1. Kultur Jaringan
Teknik kultur jaringan memanfaatkan prinsip
perbanyakan tumbuhan secara vegetatif. Berbeda dari
teknik perbanyakan tumbuhan secara konvensional,
teknik kultur jaringan dilakukan dalam kondisi aseptik di
dalam botol kultur dengan medium dan kondisi tertentu.
Oleh karena itu, teknik ini sering kali disebut kultur in
vitro. Dikatakan in vitro (bahasa Latin), berarti "di dalam
kaca" karena jaringan tersebut dibiakkan di dalam botol kultur dengan medium dan
kondisi tertentu. Teori dasar dari kultur in vitro ini adalah Totipotensi. Teori ini
mempercayai bahwa setiap bagian tanaman dapat berkembang biak karena seluruh
bagian tanaman terdiri atas jaringan-jaringan hidup. Oleh karena itu, semua
organisme baru yang berhasil ditumbuhkan akan memiliki sifat yang sama persis
dengan induknya.
2. Kloning
Kloning dalam biologi adalah proses menghasilkan
individu-individu dari jenis yang sama (populasi) yang
identik secara genetik. Kloning merupakan proses
reproduksi aseksual yang biasa terjadi di alam dan
dialami oleh banyak bakteria, serangga, atau tumbuhan.
Dalam bioteknologi, kloning merujuk pada berbagai
usaha-usaha yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan salinan berkas DNA atau gen, sel, atau organisme.

5
3. Rekayasa Genetika dan Rekombinasi DNA
Rekayasa genetika merupakan suatu cara memanipulasikan gen untuk
menghasilkan mahluk hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika
disebut juga pencakokan gen atau rekombinasi DNA. Dalam rekayasa genetika
digunakan DNA untuk menggabungkan sifat mahluk hidup. Hal itu karena DNA
dari setiap mahluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA tersebut akan mengatur sifat mahluk hidup
secara turun temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan dengan beberapa
cara, misalnya melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid dan rekomendasi
DNA. Berikut penjelasannya:
a. Transplantasi Inti
Transplantasi inti adalah pemindahan inti
dari suatu sel ke sel yang lain agar didapatkan
individu baru dengan sifat yang sesuai dengan
inti yang diterimanya. Sebagai contoh,
transplantasi inti pernah dilakukan pada sel
katak. Inti sel yang dipindahkan adalah inti
dari sel usus katak yang bersifat diploid, inti sel
tersebut di masukan ke dalam ovum tanpa inti sehingga terbentuk terbentuk ovum
dengan inti diploid. Setelah diberi inti baru, ovum membelah secara mitosis berkali-
kali sehingga terbentuklah morula yang berkembang menjadi blastula. Blastula
tersebut selanjutnya dipotong-potong menjadi banyak sel dan diambil intinya.
Kemudian inti-inti tersebut dimasukan ke dalam ovum tanpa inti. Pada akhirnya
terbentuk ovum berinti diploid dalam jumlah yang banyak. Dan masing-masing
ovum akan berkembang menjadi individu baru dengan sifat dan jenis kelamin yang
sama.
b. Fusi Sel
Fusi sel adalah peleburan 2 sel baik dari spesies yang
sama maupun berbeda agar terbentuk sel bastar atau
hibridoma. Fusi sel diawali oleh peleburan membran dua
sel lalu diikuti oleh peleburan sitoplasma (plasmogami)
dan peleburan inti sel (kariogami). Manfaat fusi sel antara
lain untuk pemetaan kromosom, lalu membuat antibodi
monoklonal dan membentuk spesies baru. Di dalam fusi
sel diperlukan adanya:
1. Sel sumber gen (sumber sifat ideal).
2. Sel wadah (sel yang mampu membelah cepat).
3. Fusigen (zat-zat yang mempercepat fusi sel).
6
c. Teknologi Plasmid
Plasmid adalah lingkaran DNA kecil yang terdapat
dalam sel bakteri atau ragi di luar kromosomnya.
Sifat-sifat plasmid antara lain:
1. Merupakan molekul DNA yang
mengandung DNA tertentu.
2. Dapat beraplikasi diri.
3. Dapat berpindah ke sel bakteri lain.
4. Sifat plasmid pada keturunan bakteri sama
dengan pasmid induk.
Karena sifat-sifat tersebut, teknologi plasmid
digunakan sebagai vektor atau pemindah gen ke
dalam sel target.
4. Inseminasi Buatan
Inseminasi buatan atau inseminasi artifisial
adalah pemasukan secara sengaja sel sperma ke
dalam rahim atau serviks seorang wanita dengan
tujuan memperoleh kehamilan melalui inseminasi
(fertilisasi in vivo) dengan cara selain hubungan
seksual. Metode ini merupakan salah satu cara
penanganan fertilitas pada manusia, dan
merupakan suatu praktik umum dalam pemuliaan
hewan seperti sapi perah dan babi.
5. Bayi tabung atau fertilisasi in vitro
Fertilisasi in vitro atau pembuahan in vitro atau
sering disebut bayi tabung, adalah suatu proses
pembuahan sel telur oleh sel sperma di luar
tubuh sang wanita: in vitro ("di dalam gelas
kaca"). Proses ini melibatkan pemantauan dan
stimulasi proses ovulasi seorang wanita,
mengambil suatu ovum atau sel-sel telur dari ovarium (indung telur) wanita itu dan
membiarkan sperma membuahi sel-sel tersebut di dalam sebuah medium cair di
laboratorium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) dikultur selama 2–6 hari di dalam
sebuah medium pertumbuhan dan kemudian dipindahkan ke rahim wanita yang
sama ataupun wanita yang lain, dengan tujuan menciptakan keberhasilan kehamilan.

7
D. Organisme Transgenik
Melalui teknik rekayasa genetik, para ahli bidang bioteknologi dapat menyusun
pola gen sedemikian rupa sehingga menghasilkan organisme yang sifat-sifatnya
sesuai dengan kebutuhan. Teknik ini dikenal juga dengan istilah DNA rekombinan,
yaitu proses mengkombinasikan DNA suatu organisme ke organisme lain.
Pengaturan pola genetik ini melibatkan penggunaan gen organisme lain yang
disisipkan ke pita DNA organisme tertentu. Organisme yang menggunakan bagian
gen organisme lain di dalam tubuhnya dikenal dengan istilah organisme transgenik.
1. Tumbuhan transgenik
Tanaman transgenik adalah tanaman yang telah
mengalami perubahan susunan informasi genetik
dalam tubuhnya. Tanaman transgenik ini merup
akan suatu alternatif agar tanaman tahan terhadap
hama sehingga hasil panen dapat melimpah.
Teknik rekayasa genetika dilakukan melalui
beberapa tahapan yaitu 1) penyiapan fragmen DNA yang akan disisipkan pada DNA
tanaman tertentu; 2) penyiapan vektor (perantara) baik plasmid atau menggunakan
virus; 3) potongan DNA yang akan disisipkan tersebut digabung (rekombinasi)
dengan vektor; 3) DNA gabungan akan disisipkan pada sel-sel tanaman; 4) tanaman
akan tumbuh menjadi tanaman dengan sifat baru, sesuai dengan DNA yang
disisipkan.
2. Hewan transgenik
Selain tumbuhan transgenik, juga ada hewan-
hewan transgenik. Pada awalnya hewan
transgenik merupakan bahan penelitian para
ilmuwan untuk menemukan jenis penyakit yang
menyerang hewan tertentu dan cara
penanggulangannya. Perkembangan selanjutnya,
penerapan teknologi rekayasa genetik pada
hewan bertujuan untuk menghasilkan hewan
ternak yang memproduksi susu dan daging yang berkualitas, ikan yang cepat besar
dan mengandung vitamin tertentu, dan sebagainya.

8
E. Manfaat Bioteknologi Modern
Berikut ini dijelaskan beberapa contoh bioteknologi modern yang berperan pada
beberapa aspek kehidupan.
1. Pangan
Penerapan bioteknologi pada makanan
secara modern, diawali pada 1992. Saat itu
sebuah perusahaan Amerika, Calgene,
mendapatkan izin untuk memasarkan OHMG
(Organisme Hasil Modifikasi Genetika) yang
disebut Flavr Savr. OHMG ini adalah tomat yang
dibuat lebih tahan hama dan tidak dapat
membusuk.
Secara umum, penerapan bioteknologi modern pada makanan tidak dapat
dipisahkan dengan bioteknologi modern pada bidang pertanian. Produkproduk
makanan yang dihasilkan dari OHMG, seperti tanaman pertanian, hewan, atau
mikroorganisme, disebut makanan hasil modifikasi genetik.
OHMG lebih banyak dilakukan pada tanaman pertanian. Contohnya, jagung
tahan lama, kedelai tahan herbisida, kentang tahan virus, padi dengan zat dan vitamin
yang ditingkatkan (golden rice), gandum dengan protein yang tinggi bagi ternak, dan
banyak hasil pertanian lainnya. Perkembangan selanjutnya dari penerapan
bioteknologi modern semakin beraneka ragam. Sekarang, para ilmuwan dapat
membuat makanan yang mengandung obat, pisang yang menghasilkan vaksin
hepatitis B, ikan yang lebih cepat dewasa, dan tanaman buah yang berbuah lebih
cepat.
2. Pertanian
Pada bidang pertanian, telah banyak dilakukan
penerapan bioteknologi modern. Para ilmuwan telah
berhasil membuat prosedur penyisipan gen pada
berbagai tanaman. Prosedur tersebut melibatkan teknik
kultur jaringan dan teknik genetika pada bakteri.
Penyisipan gen ke dalam tumbuhan dapat dilakukan
melaui beberapa cara. Salah satunya, sumber DNA gen
asing terlebih dahulu dimasukkan ke dalam plasmid
bakteri Agrobacterium tumefaciens. Bakteri
Agrobacterium rekombinasi tersebut diinfeksikan pada
jaringan tumbuhan. Bakteri yang digunakan adalah

9
Agrobacterium tumefaciens sebab di alam bakteri ini menginfeksi tanaman dan
menyebabkan penyakit crown gall (sejenis tumor).
Dengan dimasukkannya gen asing ke dalam plasmid bakteri, gen asing akan
memasuki DNA tumbuhan. Dengan demikian, tumbuhan akan memiliki sifat yang
sesuai dengan gen asing tersebut.
Berbagai macam gen telah berhasil disisipkan ke dalam DNA tanaman pertanian.
Beberapa di antaranya adalah gen bagi penghasil vitamin, gen untuk penghasil racun
bagi serangga, gen bagi pengikatan nitrogen bebas, dan gen untuk bahan herbisida.
Gen-gen tersebut dapat menyebabkan tanaman transgenik memiliki sifat gen yang
dimasukkan tersebut.
2. Peternakan
Dalam bidang peternakan, bioteknologi modern telah dapat meningkatkan
produksi dan kesehatan ternak. Beberapa cara yang dilakukan antara lain dalam
pembuatan vaksin dan hormon pertumbuhan bagi hewan ternak. Vaksin dan
hormon tersebut disuntikkan pada hewan ternak. Hormon pertumbuhan yang
disuntikkan berguna agar ternak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang
sangat pesat. Selain itu, waktu panen akan menjadi lebih singkat dibandingkan tanpa
menggunakan hormon tersebut.
Berikut ini diuraikan hasil bioteknologi pada bidang perternakan, yaitu vaksin,
hormon pertumbuhan bagi ternak, kloning reproduksi, dan fertilisasi in vitro.
a. Vaksin Pencegah Penyakit Ternak
Virus yang menyerang ternak dan paling merugikan adalah virus penyebab
penyakit mulut, kuku, dan lidah menjadi berwarna biru. Pada unggas, virus yang
menyerang dan merugikan adalah virus penyebab penyakit tetelo (New Castle Disease
NCD), sedangkan pada anjing, kucing serta karnivora lainnya adalah virus rabies.
Vaksin untuk penyakit mulut dan kuku dibuat dengan cara mengisolasi dan
memperbanyak gen yang mengode pembentukan kulit protein virus (VPI).
Kemudian, gen ini disisipkan pada plasmid E. coli.
Protein yang dihasilkan E. coli yang sudah direkayasa akan bekerja sebagai vaksin
yang efektif terhadap virus penyakit mulut dan kuku. Cara serupa dilakukan untuk
menghasilkan vaksin-vaksin bagi penyakit tetelo, dan lidah biru. Selain vaksin,
dipakai juga interferon hewan sebagai senyawa antivirus alamiah.
b. Hormon
Pada akhir dasawarsa ini, penggunaan hormon untuk meningkatkan produksi
daging untuk ternak sudah lazim digunakan, terutama pada sapi. Dalam waktu dekat,

10
hormon sejenis juga akan dipergunakan untuk meningkatkan produksi daging
domba.
Pembuatan hormon pertumbuhan dilakukan dengan cara mengisolasi dan
memperbanyak gen pertumbuhan, kemudian disisipkan pada mikroba dan akhirnya
dihasilkan hormon-hormon yang dimaksud. Hormon tersebut kemudian
disuntikkan pada ternak. Tentu saja usaha ini harus disertai dengan pemberian nutrisi
ternak yang seimbang. Penggunaan hormon untuk pertumbuhan ini sudah sering
dilakukan.
Para ahli sudah jauh memikirkan untuk membuat hormon yang akan disuntikkan
pada domba penghasil wol. Dengan suntik hormon EGF (Epidermal Growth Factor),
bulu-bulu domba akan rontok dengan sendirinya, tanpa pisau cukur. EGF adalah
suatu hormon yang dapat mengendalikan kecepatan tumbuh rambut. Konsentrasi
EGF yang tinggi akan menyebabkan pertumbuhan rambut yang cepat, tetapi helaian
rambut akan lebih tipis. Satu dosis EGF tertentu akan membuat rambut sedemikian
tipis helaiannya sehingga lebih rapi. Beberapa hari kemudian, titik rapuh rambut
tersebut akan muncul di permukaan kulit dan tentu saja rambut akan mudah lepas
dari kulitnya.
c. Kloning Reproduksi
Contoh lain penerapan bioteknologi modern dalam
bidang peternakan adalah kloning. Kloning adalah proses
untuk membuat salinan molekul, elektron atau organisme
multiseluler yang identik. Pada kloning reproduksi, hal
tersebut dilakukan untuk menghasilkan individu yang sama
dengan induknya. Salah satu proses kloning yang terkenal
adalah kloning domba Dolly. Kloning tersebut dilakukan
pada 1996 dan Dolly hidup hingga 2003. Kelahiran domba
hasil kloning ini mengundang kontroversi dari berbagai pihak. Pada kloning Dolly,
ilmuwan mengisolasi inti sel somatis kelenjar mamae domba dan memasukkannya
ke dalam sel telur yang telah dihilangkan inti selnya. Sel telur yang mengandung inti
sel donor tersebut diberi kejutan listrik atau zat kimia untuk memicu pembelahan sel.
Ketika klon embrio mencapai tahap yang sesuai, embrio tersebut dimasukkan dalam
uterus domba betina.
Kloning reproduksi dapat digunakan untuk menghasilkan ternak yang identik
dengan induknya, tetapi ilmuwan mengetahui bahwa kloning mempunyai potensi
yang lebih berguna. Para ilmuwan berusaha melakukan kloning reproduksi pada
hewan-hewan yang telah punah. Beberapa hewan punah telah dicoba dikloning. Pada
2003, seekor banteng jawa berhasil dikloning, kemudian diikuti oleh tiga kucing liar

11
afrika dari embrio yang dibekukan. Hasil ini memberikan harapan bahwa teknik yang
sama dapat dilakukan pada hewan ternak lainnya.
3. Pengobatan dan Kesehatan
Penelitian dalam bioteknologi terus dilanjutkan untuk mencari cara pencegahan,
diagnosa dan pengobatan pada berbagai kelainan dan penyakit. Terdapat beberapa
hasil bioteknologi modern pada bidang pengobatan dan kesehatan, di antaranya
hormon dan antibodi monoklonal.
a. Hormon
Pada 1949, penderita arthritis dapat sembuh setelah diobati dengan hormon
steroid kortison. Sejak saat itu, jenis steroid ini digunakan untuk mengobati penyakit
arthritis, rheumatik, leukemia, anemia hemafotik dan beberapa penyakit lain.
Steroid merupakan senyawa kimia yang sangat kompleks. Pembuatannya secara
sintetis memerlukan proses dan biaya yang cukup tinggi. Pada 1952, ditemukan
sejenis kapang, yaitu hi opus arrhi us yang dapat mengubah steroid yang berasal dari
hewan atau tumbuhan menjadi kortison. Jenis-jenis dari Aspergillus, ternyata dapat
mengubah progesteron (steroid yang berasal dari hewan dan manusia) menjadi
senyawa kortison. Penyakit kencing manis (diabetes mellitus) dapat diobati dengan
hormon insulin. Insulin hasil bioteknologi saat ini sudah dapat diproduksi. Gen
manusia yang mengendalikan pembentukan hormon insulin, disisipkan ke dalam
bakteri E. coli.
b. Antibodi Monoklonal
Setiap saat, tubuh dapat terkena serangan virus,
bakteri, jamur, dan zat-zat lain dari lingkungan
sekitarnya. Zat-zat tersebut dapat membahayakan
tubuh. Secara alami, manusia dapat menghasilkan
antibodi bagi kuman atau antigen tersebut. Namun,
agar sistem kekebalan tubuh aktif, tubuh harus p ernah
diserang kuman tersebut. Terkadang jika tubuh tidak
mampu bertahan, akibatnya akan fatal.
Untuk memicu kekebalan tubuh, dapat dilakukan
dengan menyuntikkan vaksin yang mengandung
antigen penyakit tersebut. Dengan demikian, dapat
terbentuk antibodi pada tubuh yang dapat melawan
patogen. Oleh karena kemampuan melawan patogen ini, antibodi monoklonal
dikembangkan untuk mengatasi penyakit spesifik.

12
Cara yang umum digunakan untuk menghasilkan antibodi adalah dengan
menyuntikkan sedikit antigen pada tikus atau kelinci. Tubuh kelinci atau tikus akan
merespon antigen dengan menghasilkan antibodi yang secara langsung dapat diambil
dari darahnya. Akan tetapi, biasanya antigen direspon oleh beberapa macam sel.
Antibodi yang dihasilkan adalah antibodi poliklonal, yaitu campuran berbagai
antibodi yang dihasilkan oleh berbagai sel.
Sekitar 1970, sebuah teknik dikembangkan untuk menghasilkan antibodi
monoklonal. Antibodi yang dihasilkan dari satu sel yang sama dan spesifik terhadap
satu antigen. Antibodi monoklonal ini didapat dari kultur sel. Pembuatan antibodi
monoklonal adalah melalui fusi sel antara sel B dari hati dan sel penghasil tumor. Sel
B hati digunakan karena sel inilah yang menghasilkan antibodi. Adapun sel tumor
digunakan karena dapat membelah diri terus-menerus.
4. Lingukungan (Bioremediasi)
Bioremediasi merupakan penggunaan
mikroorganisme untuk mengurangi
polutan di lingkungan. Saat bioremediasi
terjadi, enzim-enzim yang diproduksi oleh
mikroorganisme memodifikasi polutan
beracun dengan mengubah struktur kimia
polutan. Peristiwa ini disebut
biotransformasi. Pada banyak kasus,
biotransformasi berujung pada biodegradasi, saat polutan beracun terdegradasi,
strukturnya menjadi tidak kompleks, dan akhirnya menjadi metabolit yang tidak
berbahaya dan tidak beracun.
Sejak tahun 1900an, orang-orang sudah menggunakan mikroorganisme untuk
mengolah air pada saluran air. Saat ini, bioremediasi telah berkembang pada
perawatan limbah buangan yang berbahaya (senyawa-senyawa kimia yang sulit untuk
didegradasi), yang biasanya dihubungkan dengan kegiatan industri. Yang termasuk
dalam polutan-polutan ini antara lain logam-logam berat (merkuri, stronsium,
kadmium), petroleum hidrokarbon, dan senyawa-senyawa organik terhalogenasi
seperti pestisida, herbisida, CFC, dan lain-lain. Banyak aplikasi-aplikasi baru
menggunakan mikroorganisme untuk mengurangi polutan yang sedang diujicobakan.
Bidang bioremediasi saat ini telah didukung oleh pengetahuan yang lebih baik
mengenai bagaimana polutan dapat didegradasi oleh mikroorganisme, identifikasi
jenis-jenis mikroba yang baru dan bermanfaat, dan kemampuan untuk meningkatkan
bioremediasi melalui teknologi genetik. Teknologi genetika molekuler sangat penting
untuk mengidentifikasi gen-gen yang mengkode enzim yang terkait pada
bioremediasi. Karakterisasi dari gen-gen yang bersangkutan dapat meningkatkan

13
pemahaman kita tentang bagaimana mikroba-mikroba memodifikasi polutan
beracun menjadi tidak berbahaya.
Strain atau jenis mikroba rekombinan yang diciptakan di laboratorium dapat lebih
efisien dalam mengurangi polutan. Mikroorganisme rekombinan yang diciptakan dan
pertama kali dipatenkan adalah bakteri "pemakan minyak". Bakteri ini dapat
mengoksidasi senyawa hidrokarbon yang umumnya ditemukan pada minyak bumi.
Bakteri tersebut tumbuh lebih cepat jika dibandingkan bakteri-bakteri jenis lain yang
alami atau bukan yang diciptakan di laboratorium yang telah diujicobakan. Akan
tetapi, penemuan tersebut belum berhasil dikomersialkan karena strain rekombinan
ini hanya dapat mengurai komponen berbahaya dengan jumlah yang terbatas. Strain
inipun belum mampu untuk mendegradasi komponen-komponen molekular yang
lebih berat yang cenderung bertahan di lingkungan.
5. Pertambangan (Biohidrometalurgi)
Di bidang pertmbangan, berkembang
bioteknologi untuk memisahkan logam dari bijinya
yaitu dengan pemanfaatan bakteri Thiobacillus
ferrooxidans. Bakteri ini merupakan bakteri
kemolitotrof yang mampu memisahkan logam dari
bijinya. Energi yang digunakan Thiobacillus
ferrooxidans dalam memisahkan logam dari bijinya
berasal dari hasil oksidasi senyawa anorganik
khususnya senyawa besi dan belerang. Asam sulfat
dari besi sulfat melarutkan logam dari bijinya.
Peranan bakteri dalam melepaskan logam dari cebakan batuan bumi baru
diketahui belum lama berselang. Laporan pertama menyatakan bahwa baru pada
tahu 1920-an diketahui ada bakteri tertentu yang berperan dalam pelepasan Zn dan
FeS dari batuan, meskipun saat itu belum teridenfikasi (Weiss, 1973; Miller & Risatti,
1988). Peranan seseunghunya bakteri didalam melepaskan logam baru diketahui pada
tahun 1947, yaitu ketika Arthur Colmer 7 M.E. hinkie dari West Virginia University
di Morgantown dapat mengidentifikasi jenis bakteri tersebut. Bakteri tersebut kini
disebut Thiobacillus ferrooxidans, yang berperan utama melepaskan logam dari
sulfide cebakan (Lundgren & silver, 1980)
Di antara kelompok Thiobacilli, Thiobacillus ferrooxidans telah muncul sebagai
sebuah bakteri ekonomi yang signifikan di bidang pencucian bijih sulfida sejak
penemuannya pada 1950 oleh Colmer et al. Penemuan T. ferrooxidans menyebabkan
pengembangan cabang baru dari ilmu metalurgi disebut biohydrometallurgy yang
berurusan dengan semua aspek dari mikroba dimediasi ekstraksi logam dari mineral
atau limbah padat dan drainase tambang asam. (Pasir, W. & Bock, E. 1987).

14
Biohidrometalurgi adalah ilmu dan teknologi yang mengkaji proses pengolahan
dan perekayasaan mineral dan logam. Ruang lingkup metalurgi meliputi: pengolahan
mineral (mineral dressing), ekstraksi logam dari konsentrat mineral (extractive metallurgy),
proses produksi logam (mechanical metallurgy), perekayasaan sifat fisik logam (physical
metallurgy). Salah satu cabangnya adalah Biohidrometalurgi, yakni pengolahan bijih
logam menjadi logam murni dengan cara penambahan mkhluk hidup seperti bakteri.
Misalnya, Thiobacillus ferrooxidan berperan memisahkan logam dari bijihnya atau
kotoran sehingga didapat logam berkualitas tinggi.

F. Dampak Bioteknologi Modern


Disamping memberikan berbagai keuntungan, penerapan bioteknologi juga
menimbulkan kerugian. Adapun kerugian yang dapat ditimbulkan oleh penerapan
dan pengembangan bioteknologi adalah sebagai berikut.
a. Bidang Lingkungan
Tanaman atau hewan transgenik memiliki
susunan gen yang telah dimodifikasi.
Organisme transgenik ini jika tidak dikelola
dengan baik maka akan dapat mencemari
keanekaragaman gen yang ada di lingkungan
alami atau merusak plasma nutfah atau yang
dikenal dengan “polusi gen”. Misalnya
tanaman jagung yang tahan terhadap
herbisida, maka ketika jagung transgenik ini ditanam di lahan alami maka serbuk sari
dapat membaw gen jagung transgenik dan menyerbuki jagung alami. Hal ini
membuat gen-gen pada jagung alami sudah terkontaminasi dengan gen-gen dari
tanaman jagung transgenik. Tanaman transgenik biasanya merupakan tanaman
unggul, hal ini membuat petani lebih cenderung menanam tanaman transgenik
(monokultur) dan tidak lagi menanam tanaman lokal. Akibatnya tanaman lokal
(bukan tanaman transgenik) akan menjadi langka yang berakibat pula pada
penurunan jumlah plasma nutfah. Penggunaan tanaman transgenik juga dapat
menimbulkan hama baru yang lebih kuat daripada hama sebelumnya dan
mengganggu keseimbangan ekosistem.

15
b. Bidang Kesehatan
Banyak masyarakat yang khawatir bahwa
pengembangan tanaman dan hewan transgenik
berbahaya bagi kesehatan manusia. Hal ini
disebabkan di dalam organisme transgenik
terdapat gen asing yang seharusnya tidak ada
bahkan tidak untuk dikonsumsi oleh manusia.
Gen ini dikhawatirkan memicu munculnya
penyakit baru atau bahkan kanker. Berdasarkan
hasil peneitian terhadap tanaman kedelai transgenik yang mengandung gen dari
kacang Brazil bisa memicu reaksi alergi pada orang tertentu yang sensitif terhadap
kacang Brazil. Gen-gen asing tersebut juga dikhawatirkan dapat memicu bakteri
untuk resisten sehingga muncul bakteri yang lebih ganas. Beberapa produk
bioteknologi misalnya alkohol dapat disalahgunakan untuk dibuat menjadi minuman
beralkohol yang apabila dikonsumsi terus menerus dapat menimbulkan dampak
buruk bagi kesehatan.
c. Bidang Sosial dan Ekonomi
Berbagai produk dari bioteknologi juga berpengaruh terhadap bidang ekonomi dan
sosial. Seseorang yang memiliki modal dapat mengembangkan pertanian transgenik
yang dapat meningkatkan hasil panen menjadi sangat berlimpah dengan kualitas
sangat baik. Hal ini tentunya dapat membuat petani tradisional kalah bersaing dalam
pemasaran sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi petani tradisional. Jika
masalah ini terus berlanjut maka akan menimbulkan kesenjangan perekonomian
yang semakin besar. Begitu juga suatu negara yang sudah maju yang telah
mengembangkan organisme transgenik yang memasarkan produknya diperdagangan
internasional, tentunya produk negera berkembang akan kalah sehingga penghasilan
negara pun dapat berkurang. Hal ini juga dapat membuat negara berkembang
menjadi tergantung pada produk negara maju.

16
Penutup

A. Kesimpulan
Berdasarkan pemaparan di atas maka dapat disimpulkan bahwa bioteknologi
adalah usaha terpadu dari berbagai disiplin ilmu pengetahuan, seperti Mikrobiologi,
Genetika, Biokimia, Sitologi, dan Biologi Molekuler untuk mengolah bahan baku
dengan bantuan mikroorganisme, sel, atau komponen selulernya yang diproleh dari
tumbuhan atau hewan sehingga menghasilkan barang dan jasa.
Bioteknologi dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu bioteknologi konvensional
(tradisional) dan bioteknologi modern. Peranan mikroorganisme dalam bioteknologi,
yaitu dalam bidang pangan, dalam bidang pertanian dan perkebunan, dalam bidang
peternakan, dalam bidang kedokteran dan farmasi, dalam bidang lingkungan
(bioremediasi), dan dalam bidang pertambangan (biohidrometalurgi). Bioteknologi
bukan hanya memiliki dampak positif saja, tetapi juga memiliki dampak negatif.

17
Daftar Pustaka

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 2015. Ilmu Pengetahuan Alam Untuk


SMP/MTs Kelas IX Semester 2. Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
https://id.wikipedia.org/wiki/Bioteknologi
https://id.wikipedia.org/wiki/Rekayasa_genetika
https://id.wikipedia.org/wiki/Kloning
https://id.wikipedia.org/wiki/Kultur_jaringan
https://id.wikipedia.org/wiki/Inseminasi_buatan
https://id.wikipedia.org/wiki/Fertilisasi_in_vitro
http://mediainstanbelajar.blogspot.co.id/2017/04/makalah-bioteknologi-modern-
biologi.html
https://biologi-indonesia.blogspot.co.id/2013/11/pemanfaatan-bioteknologi-
modern-di.html

18

Anda mungkin juga menyukai