i
2018
RUMAH SAKIT ISLAM NASHRUL UMMAH
LAMONGAN - JAWA TIMUR
Jalan Merpati No. 58-62, Sidokumpul, Lamongan, Jawa Timur 62213
Telepon : (0322) 321522, 321427, 323440. Fax : (0322) 321427
email : rsinashrulummah@gmail.com
KEPUTUSAN DIREKTUR
RUMAH SAKIT ISLAM NASHRUL UMMAH LAMONGAN
NOMOR : 3228 /SK/DIR/III/2018
TENTANG
PEDOMAN PELAYANAN PROMOSI KESEHATAN RUMAH SAKIT
RUMAH SAKIT ISLAM NASHRUL UMMAH LAMONGAN
ii
RUMAH SAKIT ISLAM NASHRUL UMMAH
LAMONGAN - JAWA TIMUR
Jalan Merpati No. 58-62, Sidokumpul, Lamongan, Jawa Timur 62213
Telepon : (0322) 321522, 321427, 323440. Fax : (0322) 321427
email : rsinashrulummah@gmail.com
M EMUTUSKAN
Ditetapkan di : Lamongan
Pada Tanggal : Maret 2018
--------------------------------------------
Direktur,
iii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan
anugrahnya yang telah diberikan kepada penyusun, sehingga Buku Pedoman Pelayanan
PKRS RSI Nashrul Ummah Lamongan ini dapat selesai disusun.
Buku pedoman ini merupakan pedoman kerja dalam melakukan pelayanan PKRS di RSI
Nashrul Ummah Lamongan
Dalam pedoman ini diuraikan tentang pengertian dan tatalaksana pelayanan PKRS di
rumah sakit ini.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan PKRS RSI
Nashrul Ummah Lamongan.
Wassalamu’alaikum Wr Wb
Penyusun
iv
DAFTAR ISI
Halaman Judul........................................................................................................................................i
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR.....................................................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................................................iv
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................1
A. Pengertian 1
B. Tujuan Pedoman ………………….……………………………………………………………2
C. Ruang Lingkup Pelayanan …………………...…………………………………………………2
D. Batasan Operasional ………………………………………………………………………...….3
E. Landasan Hukum 4
BAB II STANDAR KETENAGAAN ……………………………………………………....…………5
A. Kualifikasi SDM ………………………………………………………………………………....5
B. Distribusi Ketenagaan PKRS.………………………………………………………………...…..6
B. Pengaturan Jaga ……………………………………………………………………………...…..7
BAB III STANDAR FASILITAS ……………………………………………………………………...8
A. Denah Ruang …..………………………………………………………………………………....8
B. Standar Fasilitas ……………………………………………………………………………...…..9
BAB IV TATA LAKSANA PELAYANAN …………………………………………………………10
A. Jenis Pelayanan ……………………………………………………………………………..…..10
B. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat Jalan ….…………………………………....10
C. Pelayanan Edukasi Pasien dan Keluarga di Rawat Inap..……………………………………….11
D. Pelayanan Edukasi Pengunjung dan Masyarakat Sekitar Rumah Sakit …..……………………12
E. Panduan Pelayanan Medical Information ………………………………………………………12
F. Panduan Komunikasi Efektif ……………………………………………………………………13
G. Panduan Pelayanan Informasi Gizi…………………………………………………………….. 27
H. Panduan Pelayanan Informasi Kebidanan ………………………………………………...…….31
I. Panduan Pelayanan Unit Fisioterapi…………………………………………………...…………31
J. Panduan Pelayanan Informasi Farmasi ……………………………….………………………....38
K. Panduan Pelayanan Informasi PPI …………………………………….………………………..38
L. Panduan Pelayanan Rekam Medis Pasien………………………………………………….……38
M. Panduan Pelayanan Marketing ……..……………………………………………………….….39
N. Panduan Pelayanan Geriatri………………………………………………………………….….39
v
BAB V LOGISTIK..............................................................................................................................52
BAB VI KESELAMATAN PASIEN...................................................................................................54
BAB VII KESELAMATAN KERJA....................................................................................................56
BAB VIII PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN MUTU..............................................58
BAB IX PENUTUP.................................................................................................................60
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Pengertian
Undang-undang RI no. 44 tahun 2009 tentang rumah sakit menyatakan bahwa
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan perorangan secara paripurna. Pelayanan Kesehatan Paripurna adalah
pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Namun
kenyataannya upaya pelayanan kesehatan paripurna di rumah sakit masih belum
dilaksanakan secara maksimal. Rumah sakit masih berorientasi pada upaya kuratif dan
rehabilitative, sementara pelayanan promotif dan preventif di rumah sakit masih dianggap
sebelah mata, karena dinilai merupakan sebuah cost center tanpa pernah melihat esensi
dampak/ outcome dari promosi kesehatan yang dikelola dengan baik seperti yang
dilakukan di beberapa negara maju.
Health Promoting Hospital (HPH) atau rumah sakit yang mempromosikan
kesehatan di dunia saat ini telah menjadi trend dan dipandang sebagai rumah sakit masa
depan karena menintegrasikan seluruh aspek pelayanan secara holistik dan inklusif
terhadap kesehatan secara berkesinambungan. Pelayanan secara holistik bertujuan bahwa
pelayanan yang dilakukan oleh rumah sakit tidak hanya berdimensi fisik semata yang
berorientasi pada patogenik tetapi juga mencakup seluruh dimensi manusia meliputi bio,
psiko, sosio dan determinan lainnya yang berorientasi pada salutogenik.
Rumah Sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan rujukan harus melaksanakan
pelayanan yang inklusif sehingga RS akan memberikan kontribusi lebih bagi peningkatan
derajat kesehatan masayarakat melalui upaya pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan sistematis. Ciri pelayanan kesehatan inklusif adalah pelayanan
kesehatan yang berkesinambungan dari mulai pelayanan kesehatan dasar/ primer,
pelayanan kesehatan rujukan sekunder/ tersier hingga dikembalikan ke pelayanan
kesehatan primer atau langsung ke lingkungan masayarakat yang telah terkondisikan
untuk peningkatan derajat kesehatannya.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimulai per 1 Januari 2014 dan penerapan
akreditasi RS versi 2012 mewajibkan rumah sakit untuk menerapkan pelayanan secara
paripurna sebagaimana amanat undang-undang RI nomor 44 tahun 2009 tentang rumah
sakit. Upaya promotif dan preventif menjadi suatu upaya terintegrasi dalam pelayanan
rumah sakit. Upaya promotif dan preventif dapat dijadikan kendali mutu dan biaya
2. Edukasi Staf adalah upaya peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan staf
rumah sakit dalam berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk menunjang
produktifitas kerja di lingkungan rumah sakit dan keselamatan pasien.
3. Edukasi Pasien dan Keluarga adalah upaya peningkatan partisipasi pasien dan
keluarga dalam upaya peningkatan status kesehatannya secara mandiri melaui upaya
peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan pasien dan keluarga sesuai
dengan kebutuhan pasien. Edukasi dilakukan di dalam lingkungan rumah sakit
meliputi :
a. Di bagian pendaftaran, yaitu di ruang dimana pasien harus melapor/mendaftar
sebelum mendapatkan pelayanan.
b. PKRS dalam pelayanan rawat jalan bagi pasien, yaitu di poli umum, poli gigi, poli
kebidanan dan kandungan, polik anak, polik bedah, poli penyakit dalam, poli
Mata, poli Jantung dan pembuluh darah, poli syaraf, poli paru, poli TB, poli
Geriatri, poli gizi, poli orthopaedi, dan lain-lain.
c. PKRS dalam pelayanan rawat inap bagi pasien, yaitu di ruang-ruang gawat
darurat, rawat intensif dan rawat inap.
d. PKRS dalam pelayanan Penunjang Medik bagi pasien yaitu pelayanan
obat/apotik, pelayanan laboratorium, pelayanan radiologi dan pelayanan
rehabilitasi medik, kamar operasi.
e. PKRS dalam pelayanan bagi klien (orang sehat) seperti di pelayanan KB,
konseling gizi, pemeriksaan kesehatan jiwa, konseling kesehatan remaja dan lain-
lain.
f. PKRS di ruang pembayaran yaitu di ruang di mana pasien harus menyelesaikan
pembayaran setelah mendapatkan pelayanan sebelum meninggalkan RS.
g. PKRS di tempat parkir, yaitu pemanfaatan ruang yang ada di lahan parkir.
Tabel 2.1 Kualifikasi formal Unit PKRS RSI Nashrul Ummah Lamongan
No. Profesi Kualifikasi Formal Jumlah
1. Dokter S2 Kedokteran 2
2. Dokter Gigi S1 Kedokteran 1
3. Perawat S1 Keperawatan 5
4. Bidan D4 Kebidanan 1
5. Ahli Gizi S1 Gizi 1
6. Apoteker S1 Apoteker 1
7. Fisioterapi D3 Fisioterapi 1
8. Analis Medis D3 Analis 1
9. Radiografer D3 Radiografer 1
10. Rekam Medis D3 Rekam Medis 1
11. Panitia Pengendali Infeksi S1 Keperawatan 1
12. Marketing S1 2
B. Distribusi Ketenagaan
Distribusi ketenagaan pelayanan promosi kesehatan dilakukan sesuai dengan ruang
lingkup pelayanan sebagai berikut:
1. Tenaga pengelola PKRS
Tenaga pengelola PKRS terdiri dari kepala instalasi PKRS, koordinator media
dan teknologi, koordinator advokasi dan kemitraan serta koordinator pemberdayaan
dan peran serta.
C. Pengaturan Jaga
Pola pengaturan jaga disesuaikan dengan beban kerja dengan prinsip pengelolaan
yang efektif dan efisien.
1. Pelayanan edukasi di poliklinik dilakukan setiap hari Senin-Sabtu mulai pkl. 07.00 –
21.00 WIB
2. Pelayanan edukasi di rawat inap dilakukan sesuai dengan kondisi pasien selama
7x24jam.
3. Pelayanan edukasi ke masyarakat sekitar rumah sakit melalui penyuluhan dan
kelompok binaan dilakukan sesuai jadwal rencana kegiatan PKRS.
4. Pelayanan edukasi di ruangan lain sesuai tabel
BAB III
STANDAR FASILITAS
Keterangan :
2 3
1. Alat Peraga 4. Meja
1
5
2. Televisi
3. LCD projector
7. Pointer
9. Plypchart
2. Media cetak
A. Jenis Pelayanan
Informasi medis tertulis yang diberikan meliputi beberapa penyakit yang pernah
diderita pasien di RSI Nashrul Ummah Lamongan dan edukasi yang termasuk dalam
Program Nasional. Pemberian promosi kesehatan dapat dilakukan di rumah sakit oleh
karyawan Rumah Sakit yang berkompetensi di bidang tersebut di dalam lingkungan
Rumah Sakit terutama rawat jalan, rawat inap, penunjang medis (laborataorim, radiologi,
rehabilitasi medik, farmasi dan lain-lain). Informasi diluar kategori diatas disampaikan
secara lisan oleh sub-unit Tim PKRS baik di seluruh instalasi rumah sakit maupun di
suatu ruangan PKRS khusus bahkan di luar RS di kelompok-kelompok khusus di
masyarakat.
Pelayanan edukasi pasien dan keluarga di rawat jalan dilakukan di klinik edukasi
terintegrasi. Tenaga edukator adalah dokter umum, perawat dan ahli gizi yang telah
tersertifikasi edukator. Untuk menunjang pelayanan dibuatkan pedoman edukasi yang
telah di standardisasi. Kegiatan edukasi meliputi assesment kebutuhan edukasi
pemberian edukasi secara terstruktur dan merencanakan tindak lanjut pelayanan. Adapun
pasien yang berkunjung ke klinik edukasi terdiri dari pasien langsung dan pasien rujukan
dari klinik dokter spesialis. Alur pelayanan edukasi di klinik rawat jalan adalah sebagai
berikut :
Rawat Inap
Asessmen Kebutuhan
Pelayanan
Pasien IGD edukasi
Medik
Keperawatan
Penunjang
Diizinkan
Pulang T Y
pulang
d a
k
Evaluasi
Proses
Re edukasi/
Edukasi
Tidak
Edukasi pasien dan keluarga di rawat inap dilakukan pada semua pasien sesuai
dengan kebutuhan edukasi. Setelah pasien masuk rawat inap maka dilakukan kajian
kebutuhan edukasi oleh tenaga fungsional PKRS, hasil kajian ini di jadikan dasar bagi
multi profesi dalam melakukan edukasi. Edukasi dilakukan terintegrasi multi profesi.
Pelayanan edukasi bagi pengunjung dan masyarakat sekitar rumah sakit dilakukan
berdasarkan hasil kajian kebutuhan edukasi pengunjung dan masyarakat yang dilakukan
secara berkala. Pemberian edukasi bertujuan untuk meningkatkan akses masyarakat
terhadap informasi kesehatan maupun informasi pelayanan RS. Edukasi dilakukan oleh
tenaga edukator melalui metode dan media yang tepat. Pada sasaran pengunjung dan
masyarakat RS informasi yang dapat disampaikan diantaranya penyakit yang menjadi isu
terkini, tatalaksana pelayanan di RS, info pelayanan dan peraturan RS dll.
2. Jenis komunikasi
a. Komunikasi tertulis
Merupakan komunikasi yang penyampaian pesan secara tertulis bail manual
maupun melalui media seperti e-mail, surat, media cetak dan lainnya. keuntungan
dari komunikasi secara tertulis antara lain :
1) Adanya dokumen tertulis
2) Sebagai bukti penerimaan dan pengiriman
3) Daoat menyampaikan ide yang rumit
4) Memberikan analisa, evaluasi dan ringkasan
5) Menyebarkan informasi kepada khalayak ramai
6) Dapat menegaskan, menafsirkan dan menjelaskan komunikasi lisan
7) Membentuk dasar kontrak atau perjanjian
8) Untuk penelitian dan bukti di pengadilan
b. Komunikasi verbal
Merupakan komunikasi yang disampaikan secara lisan. Komunikasi dapat
dilakukan secara langsung atau melalui sarana komunikasi seperti telepon.
Kelebihan dari komunikasi ini terletak pada keberlangsungannya, yakni dilakukan
secara tatap muka sehingga umpan balik dapat diperoleh secara langsung dalam
bentuk respon dari pihak komunikan. Dalam menyebutkan kata yang sulit maka
pemberi pesan harus mengeja hurufnya dengan menggunakan kode alfabeth
internasional.
“Anda bilang Anda sangat stres datang ke sini? Apa Anda mau
menceritakan lebih jauh apa yang membuat Anda stres?”
Level 4 : Dokter mengkonfirmasi kepada pasien
3. Dengarkan keluhan pertama kali yang disampaikan pasien atau keluhan medis.
Misalnya : “Sekarang susah ya, mencari pekerjaan …”
“Harga – harga semakin mahal saja ya”
4. Fasilitas keluhan pasien dengan :
a. Mendengarkan aktif jawaban pasien, tanpa interupsi.
b. Menanggapi dengan ucapan atau menganggukkan kepala
c. Merespon atau memberikan umpan balik maupun klasifikasi dengan
pertanyaan atau jawaban pada waktu yang tepat.
5. Tanyakan bila ada keraguan
6. Konfirmasi maupun negosiasi agenda hari ini dengan mengikutsertakan
pendapat atau putusan pasien
g. Pemeriksaan lain
Pemeriksaan yang dapat menunjang suatu diagnosa, yang dapat berupa
pemeriksaan laboratorium, radiologi ataupun pemeriksaan terkait lainnya.
h. List of problem
Adalah informasi yang terkumpul yang berupa beberapa rincian permasalahan
yang ditemukan sehubungan dengan hasil pemeriksaan tersebut diatas
i. Diagnosa fisioterapi dan prognosa
i. Merupakan informasi mengenai problematik pasien yang disimpulkan dari
hasil pemeriksaan
b. Lingkungan
- Sekitar 70 % lansia jatuh di rumah, 10 % terjadi di tangga, dengan
kejadian jatuh saat turun tangga lebih banyak dibandingkan saat naik
tangga
BAB VI
KESELAMATAN PASIEN
Keselamatan pasien merupakan prioritas dari setiap pelayanan RS. Setiap RS harus
menjamin keselamatan pasien melalui upaya peningkatan kualitas pelayanan secara
berkesinambungan. Upaya promosi kesehatan pun tidak terlepas dari upaya menjamin
pelayanan yang diberikan aman kepada pasien. Pelayanan edukasi bagipasien dan keluarga
tidak dapat dianggap hanya sebatas memberikan informasi, tetapi RS harus menjamin bahwa
isi informasi yang diberikan adalah benar karena akan berakibat fatal dalam merubah perilaku
pasien dan keluarganya dalam upaya peningkatan status kesehatannya secara mandiri.
Mendapatkan informasi yang benar dijamin oleh Undang-Undang RI No.44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit yang menyatakan bahwa pasien berhak atas informasi yang benar
terhadap kesehatannya. Upaya jaminan keselamatan pasien tersebut dilakukan melalui :
1. Adanya kebijakan tentang pelayanan edukasi pada pasien dan keluarga
Keselamatan kerja (safety) adalah segala upaya atau tindakan yang harus diterapkan
dalam rangka menghindari kecelakaan yang terjadi akibat kesalahan kerja petugas ataupun
kelalaian / kesengajaan. RS harus menjamin keselamatan kerja pegawai agar petugas merasa
nyaman dan aman sehingga dapat meningkatkan produktifitas kerja. Keselamatan kerja juga
akan berdampak pada keselamatan pasien. Untuk mendukung upaya keselamatan kerja di unit
pelayanan PKRS melalui kegiatan:
2. Identifikasi potensial hazard baik yang ditimbulkan oleh gedung dan fasilitasnya
maupun dalam proses pekerjaan
Pengelola PKRS bersama dengan unit K3RS harus melakukan kajian potensial
hazard dalam pelayanan PKRS baik yang ditimbulkan oleh gedung dan fasilitas maupun
dalam proses kegiatan, hal ini bertujuan untuk mengantisipasi dan dasar perencanaan
manajemen resiko di unit layanan RS.
4. Melakukan upaya pencegahan terhadap kecelakan kerja melalui penataan sistem kerja
yang sehat
Penataan sistem kerja yang sehat perlu dikembangkan, pengkajian beban kerja
secara berkala harus dilakukan untuk menghindari kecelekaan kerja akibat beban
kerjaberlebih. Modifikasi jam kerja dilakukan untuk melakukan efisiensi dan efektifitas
dalam aktifitas pelayanan dengan tetap memperhatikan jam pelayanan efektif.
a. Rapat bulanan
Rapat bulanan dilakukan setiap rabu minggu pertama setiap bulan dengan tujuan
evaluasi kegiatan bulan lalu dan melakukan perencanaan untuk bulan berjalan. Rapat
bulanan ini dihadiri oleh Ketua PKRS, Sekretaris dan anggota PKRS. Pada rapat ini
juga dilakukan evaluasi kinerja individu sebagai bagain dari system pengendalian
Rapat tahunan dilakukan dengan tujuan evaluasi kinerja PKRS tahun berjalan,
kegiatan ini penting untuk mengukur sejauhmana perencanaan tahunan yang telah
direncanakan sebelumnya telah terelialisasi.
BAB IX
PENUTUP