Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KOLERA

OLEH :

VINATUS SHOLIKAH

AKADEMI KESEHATAN RAJEKWESI


PROGRAM D III KEPERAWATAN
BOJONEGORO
2016
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cholera umumnya merupakan penyakit yang menyebar karna sanitasi

yang buruk yang menyebabkan kontaminasi sumber air. Cara ini jelas

merupakan mekanisme utama penyebaran penyakit cholera dalam lingkungan

masyarakat miskin di Amerika selatan.


Fasilitas ssanitasi yang baik dieropa dan amerika serikat mengakibatkan

hamper tidak pernah terjadi wabah choera. Kasus-kasus sporadic muncul

karna kerang yang diambil dari perairan pantai yang tercemar oleh kotoran,

dimakan mentah. Cholera dapat juga ditularkan oleh kerang yang dipanen

dari air yang tidak tercemar karena V. cholera O1 merupakan bagian dari

Mikrobiota penghuni alami perairan pantai.


Vibrio Cholera memproduksi racun Cholera, model untuk Enteretoksin,

yang tindakan pada epitel mukosa bertanggung jawab atas diare karakteristik

penyakit kolera. Dalam masnifestasi exterm, kolera adalah salah satu

penyakit fatal cepat paling dikenal seseorang yang sehat dapat menjadi

hipotensi satu jam setelah timbulnya gejala dan mungkin meninggal dalam

waktu 2-3 jam jika pengobatan tidak disediakan lebih umum, penyakit ini

berlangsung dari bangku cair pertama yang mengejutkan di 4-12 jam, dengan

kematian berikut dalam 18 jam untuk beberapa hari.


B. Rumusan Masalah

1. Menjelaskan pengertian penyakit kolera


2. Menjelaskan gejala penyakit kolera
3. Menelaskan bagaimana cara penularan penyakit kolera
4. Menjelaskan masa penularan
5. Kekebalan dan kerentanan penyakit kolera bagi tubuh
6. Menjelaskan penyebab penyakit kolera
7. Penanganan dan pengobatan penyakit kolera
8. Pencegahan penyakit kolera dan diagnosis penyakit kolera

C. Tujuan

1. Untuk memenuhi tugas mikrobiologi


2. Untuk dapat mengetahui Penyebaran dan gejala-gejala yang terserang

penyakit kolera
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kolera
Penyakit kolera adalah penyakit yang menginfeksi saluran usus bersifat akut

yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam tubuh

seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi. Bakteri tersebut

mengeluarkan enterotoksin (racunnya) pada saluran usus sehingga terjadilah diare

(diarrhoea) disertai muntah yang akut dan hebat, akibatnya seseorang dalam

waktu hanya beberapa hari kehilangan banyak cairan tubuh dan masuk pada

kondisi dehidrasi. Apabila dehidrasi tidak segera ditangani, maka akan berlanjut

kearah hipovolemik dan asidosis metabolik dalam waktu yang relatif singkat dan

dapat menyebabkan kematian bila penanganan tidak adekuat. Pemberian air

minum biasa tidak akan banyak membantu, Penderita (pasien) kolera

membutuhkan infus cairan gula (Dextrose) dan garam (Normal saline) atau bentuk

cairan infus yang di mix keduanya (Dextrose Saline).


Ada dua jenis umum Vibrio cholerae:
1. Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri
2. Vibrio cholera serogrup O1.
Dalam kebanyakan kasus, Vibrio cholerae serogrup O1 adalah jenis Vibrio

cholerae yang menyebabkan kolera. Vibrio cholera serogrup O139, sebuah Vibrio

cholerae serogrup O1 non-bakteri, adalah penyebab lain dari kolera. Ada sekitar

70 spesies lain dari Vibrio cholera serogrup O1 non-bakteri, namun spesies

lainnya jarang menyebabkan diare.


B. Gejala Penyakit Kolera
Pada orang yang feacesnya ditemukan bakteri kolera mungkin selama 1-2 minggu

belum merasakan keluhan berarti. Tetapi saat terjadinya serangan infeksi maka
tiba-tiba terjadi diare dan muntah dengan kondisi cukup serius sebagai serangan

akut yang menyebabkan samarnya jenis diare yang dialami.


Akan tetapi pada penderita penyakit kolera ada beberapa hal tanda dan gejala

yang ditampakkan, antara lain ialah :

1. Diare yang encer dan berlimpah tanpa didahului oleh rasa mulas atau

tenesmus.
2. Feaces atau kotoran (tinja) yang semula berwarna dan berbau berubah

menjadi cairan putih keruh (seperti air cucian beras) tanpa bau busuk ataupun

amis, tetapi seperti manis yang menusuk.


3. Feaces (cairan) yang menyerupai air cucian beras ini bila diendapkan akan

mengeluarkan gumpalan-gumpalan putih.


4. Diare terjadi berkali-kali dan dalam jumlah yang cukup banyak.
5. Terjadinya muntah setelah didahului dengan diare yang terjadi, penderita

tidaklah merasakan mual sebelumnya.


6. Kejang otot perut bisa juga dirasakan dengan disertai nyeri yang hebat.
7. Banyaknya cairan yang keluar akan menyebabkan terjadinya dehidrasi

dengan tanda-tandanya seperti: detak jantung cepat, mulut kering, lemah

fisik, mata cekung, hypotensi dan lain-lain yang bila tidak segera

mendapatkan penangan pengganti cairan tubuh yang hilang dapat

mengakibatkan kematian.

C. Penularan Penyakit Kolera


Seseorang bisa mendapatkan kolera dengan minum air atau makan makanan

tercemar dengan Vibrio cholerae. Sumber kontaminasi cholerae Vibrio, selama

epidemi, biasanya tinja orang yang terinfeksi. Penyakit ini dapat menyebar dengan

cepat di daerah dengan pengobatan yang tidak memadai limbah dan air minum.
Vibrio cholerae juga dapat hidup dalam lingkungan payau (air asin) sungai dan

perairan pesisir. Ketika dimakan mentah, kerang telah menjadi sumber bakteri
Vibrio cholerae, dan beberapa orang di Amerika Serikat terjangkit kolera setelah

makan kerang mentah atau kurang matang dari Teluk Meksiko.


Karena Vibrio cholerae tidak mungkin menyebar langsung dari satu orang ke

orang lain, kontak biasa dengan penderita tidak risiko untuk menjadi sakit.
Setelah Vibrio cholerae yang tertelan, bakteri perjalanan ke usus kecil di mana

mereka mulai berkembang biak. Penyebab utama diare berair, gejala kolera

karakteristik, adalah ketika Vibrio cholerae mulai memproduksi racun mereka.


Dalam rangka mengembangkan gejala kolera, seseorang perlu menelan banyak

Vibrio cholerae. Jumlah yang dibutuhkan menurun pada mereka yang

menggunakan antasida (atau siapa yang baru saja dimakan makan), ketika asam di

lambung dinetralkan.
Penyakit dapat menyebar lebih lanjut jika orang yang terinfeksi mulai

menggunakan sumber air kotor untuk membersihkan diri mereka sendiri dan

untuk buang dari limbah.


Adapun cara penularannya yaitu:
Masuk melalui makanan atau air minum yang terkontaminasi secara

langsung atau tidak langsung oleh tinja atau muntahan dari orang yang terinfeksi.

El Tor dan O139 dapat bertahan di air dalam jangka waktu yang lama. Pada saat

wabah El Tor sekala besar terjadi di Amerika Latin pada tahun 1991, penularan

yang cepat dari kolera terjadi melalui air yang tercemar karena sistem PAM

perkotaan yang tidak baik, air permukaan yang tercemar, sistem penyimpanan air

di rumah tangga yang kurang baik.


Makanan dan minuman pada saat itu di olah dengan air yang tercemar dan di jual

oleh pedagang kaki lima, bahkan es dan air minum yang di kemaspun juga

tercemar oleh vibrio cholerae. Biji-bijian yang dimasak dengan saus pada saat

wabah itu terbukti berperan sebagai media penularan kolera. vibrioibrio cholerae

yang di bawa oleh penjamah makanan dapat mencemari salah satu dari

jenis makanan yang di sebutkan di atas yang apabila tidak di simpan dalam lemari

es dalam suhu yang tepat, dapat meningkatkan jumlah kuman berlipat ganda

dalam waktu 8-12 jam. Sayuran dan buah-buahan yang dicuci dan di basahi

dengan air limbah yang tidak di olah, juga menjadi media penularan.
Terjadinya wabah maupun munculnya kasus sporadis sering di sebabkan oleh

karena mengkonsumsi seafood mentah atau setengah matang. Air yang tercemar

sering berperan sebagai media penularan seperti yang terjadi pada KLB di Guam,

Kiribati, Portugal, Itali dan Ekuador. Pada kejadian lain, seperti di AS, kasus

sporadis kolera justru timbul karena mengkonsumsi seafood mentah atau setengah

matang yang di tangkap dari perairan yang tidak tercemar.


Sebagai contoh Kasus kolera yang muncul di Louisiana dan Texas menyerang

orang-orang yang mengkonsumsi kerang yang di ambil dari pantai dan muara

sungai yang di ketahui sebagai reservoir alami dari vibrio cholera O1 serotipe

Inaba, muara sungai yang tidak terkontaminasi oleh air limbah. Kolera klinis

di daerah endemis biasanya di temukan pada kelompok masyarakat

ekonom ilemah.
D. Masa Penularan

Di perkirakan selama hasil pemeriksaan tinja masih positif, orang tersebut

masih menular, berlangsung sampai beberapa hari sesudah sembuh. Terkadang

status sebagai carrier berlangsung hingga beberapa bulan. Berbagai jenis

antibiotika di ketahui efektif terhadap strain infektif (misalnya: tetrasiklin untuk

strain O139 dan kebanyakan strain O1). Pemberian antibiotika memperpendek

masa penularan walaupun sangat jarang sekali, di temukan infeksi kandung

empedu kronis berlangsung hingga bertahun-tahun pada orang dewasa yang

secara terus menerus mengeluarkan vibrio cholerae melalui tinja.

E. Kekebalan dan Kerentanan


Resistensi dan kerentanan seseorang sangat bervariasi achlorhydria,

lambung mening-katkan risiko terkena penyakit, sedangkan bayi yang di susui

terlindungi dari infeksi. Kolera gravis biotipe El Tor danvibrio cholera O139

secara bermakna lebih sering menimpa orang-orang dengan golongan darah O.

Infeksi oleh vibrio cholerae O1 atau O139 meningkatkan titer antibodi

penggumpalan maupun antibodi terhadap toksin dan meningkatkan daya tahan

terhadap infeksi. Serum antibodi terhadap vibrio cholera bisa di deteksi sesudah
terjadi infeksi oleh O1 (namun uji spesifik, sensitif dan prosedur pemeriksaan

yang dapat dipercaya seperti untuk O1 saat ini tidak ada untuk infeksi O139).
Adanya serum antibodi terhadap vibrio cholerae ini sebagai bukti adanya

perlindunganterhadap kolera O1. Studi lapangan menunjukkan bahwa infeksi

klinis awal oleh vibrio cholera O1 dari biotipe klasik memberikan perlindungan

terhadap infeksi biotipe klasik maupun El Tor; sebaliknya infeksi klinis awal oleh

biotipe El Tor memberikan perlindungan jangka panjang namun sangat rendah dan

terbatas terhadap infeksi El Tor saja. Di daerah endemis, kebanyakan orang

memperoleh antibodi pada awal masa beranjak dewasa. Infeksi oleh strain O1

tidak memberi perlindungan terhadap infeksi O139 dan sebaliknya. Studi

eksperimental yang di lakukan pada sukarelawan, menunjukkan bahwa infeksi

klinis awal oleh vibrio cholera O139 memberikan proteksi yang cukup bermakna

terhadap diare karena infeksivibrio cholera O139


F. Penyebab Penyakit Kolera

1. Paparan kebersihan yang buruk


2. Makan makanan mentah atau kerang
3. Kekurangan asam klorida dapat meningkatkan kerentanan

G. Penanganan dan Pengobatan Penyakit Kolera


Penderita yang mengalami penyakit kolera harus segera mandapatkan

penaganan segera, yaitu dengan memberikan pengganti cairan tubuh yang hilang

sebagai langkah awal. Pemberian cairan dengan cara Infus/Drip adalah yang

paling tepat bagi penderita yang banyak kehilangan cairan baik melalui diare atau

muntah. Selanjutnya adalah pengobatan terhadap infeksi yang terjadi, yaitu

dengan pemberian antibiotik/antimikrobial seperti Tetrasiklin, Doxycycline atau

golongan Vibramicyn.
Pengobatan antibiotik ini dalam waktu 48 jam dapat menghentikan diare yang

terjadi. Pada kondisi tertentu, terutama diwilayah yang terserang wabah penyakit

kolera pemberian makanan/cairan dilakukan dengan jalan memasukkan selang

dari hidung ke lambung (sonde). Sebanyak 50% kasus kolera yang tergolang berat

tidak dapat diatasi (meninggal dunia), sedangkan sejumlah 1% penderita kolera

yang mendapat penanganan kurang adekuat meninggal dunia. (massachusetts

medical society, 2007: Getting Serious about Cholera).


H. Pencegahan

1. Penjernihan cadangan air dan pembuangan faeces yang memenuhi standar


2. Meminum air yang sudah terlebih dahulu dimasak
3. Menghindari sayuran mentah atau ikan dan kerang yang dimasak tidak

sampai matang
4. Sayuran dan buah-buahan harus dicuci dengan larutan kalium permanganate
5. Pemberian antibiotic tetrasiklin bisa membantu mencegah penyakit pada

orang-orang yang sama-sama menggunakan perabotan rumah dengan orang

yang terinfeksi kolera.

I. Diagnosis Penyakit Kolera


Diagnosis kolera meliputi diagnosis klinis dan bakteriologis, dalam

menegakkan diagnosis pada penyakit kolera yang berat, terutama pada suatu

daerah endemik, tidaklah sukar. Kesukaran menegakkan diagnosis biasanya

terjadi pada kasus-kasus yang ringan dan sedang, terutama di luar endemi atau

epidemi. Dasar pengobatan kolera ialah simtomatik dan kausal berupa

penggantian cairan dan elektrolit dengan segera.


Dengan mengetahui keadaan klinis yang cepat dan tepat maka pengobatan dapat

dilakukan segera, sambil menyiapkan diagnosis secara bakteriologis sehingga

diharapkan dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian yang diakibatkan

oleh wabah kolera.


a) Diagnosis
Masa inkubasi : 3 – 6 hari
Keluhan pokok
1) Tiba-tiba diare :
2) Tinja yang encer/lembek
3) Diikuti oleh cairan yang menyerupai air cucian beras, berbau amis
4) Mual-muntah menyusul diare.
Tanda penting
1) Dehidrasi (turgor kulit jelek, mata dan pipi cekung)
2) Jari-jari keriput
3) Asidosis
4) Syok : nadi cepat dan kurang berisi, tensi turun, keringat dingin
5) Hipokalemi
Pemeriksaan khusus
1) Pemeriksaan laboratorium
b) Komplikasi
Gagal ginjal akut
BAB III
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
1. Penyakit kolera (cholera) adalah penyakit infeksi saluran usus bersifat akut

yang disebabkan oleh bakteri Vibrio cholerae, bakteri ini masuk kedalam

tubuh seseorang melalui makanan atau minuman yang terkontaminasi.


2. Bakteri Vibrio cholerae berkembang biak dan menyebar melalui feaces

(kotoran) manusia, bila kotoran yang mengandung bakteri ini mengkon-

taminasi air sungai dan sebagainya maka orang lain yang terjadi kontak

dengan air tersebut beresiko terkena penyakit kolera itu juga.


3. Cara pencegahan dan memutuskan tali penularan penyakit kolera adalah

dengan prinsip sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air dan

pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar

lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih

dahulu, cuci tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/anti-

septik, cuci sayuran dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan
mentah (lalapan), hindari memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah

matang.
B. Saran
Adapun saran kepada seluruh masyarakat adalah hendaknya selalu

melakukan hidup bersih, melakukan sanitasi lingkungan, terutama kebersihan air

dan pembuangan kotoran (feaces) pada tempatnya yang memenuhi standar

lingkungan. Lainnya ialah meminum air yang sudah dimasak terlebih dahulu, cuci

tangan dengan bersih sebelum makan memakai sabun/antiseptik,cuci sayuran

dangan air bersih terutama sayuran yang dimakan mentah (lalapan), hindari

memakan ikan dan kerang yang dimasak setengah matang.


DAFTAR PUSTAKA

Abdurahmat, Asep S. 2010. Anatomi dan Fisiologi Manusia. Gorontalo: UNG

Anderson, Clifford R. 2007. Petunjuk Modern kepada Kesehatan. Bandung: Sinar


Baru Algensindo.

Azis, Sriana. 2002. Kembali Sehat dengan Obat. Jakarta: Pustaka Populer Obor.

Hincliff, Sue. 2000. Kamus Keperawatan Jakarta: EGC.

Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. akarta: Media Aesculapius.

Price & Wilson. 2005. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses


Penyakit Jakarta: EGC.

Speer, Kathleen M. 2005. Rencana Asuhan keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC.

James & Tim Horn. 2005.hepatitits virus dan HIV. Jakarta: Sprita

Anda mungkin juga menyukai