Anda di halaman 1dari 28

Pengisian dan Pengosongan Kapasitor

PENGISIAN KAPASITOR

Pada saat pengisian kapasitor diperlukan sebuah sumber tegangan konstan (V in) yang
digunakan untuk menyuplai muatan ke kapasitor dan sebuah resistor yang digunakan
untuk mengatur konstanta waktu pengisian (τ) serta membatasi arus pengisian.

Pada rangkaian pengisian kapasitor disamping, saat saklar (S) ditutup maka akan ada
arus yang mengalir dari sumber tegangan (Vin) menuju ke kapasitor. Besarnya arus ini
tidak tetap karena adanya bahan dielektrik pada kapasitor. Arus pengisian akan
menurun seiring dengan meningkatnya jumlah muatan pada kapasitor, dimana
Vc≈Vin saat i=0.

Secara umum, rumus pengisian kapasitor untuk tegangan dan arus dapat dinyatakan
seperti berikut :

 tegangan kapasitor saat t detik

apabila sebelum pengisian tidak terdapat adanya tegangan awal pada kapasitor,
Vc(0)=0V, maka persamaan diatas menjadi :

 arus pengisian setelah t detik

Apabila digambarkan dalam grafik maka tegangan dan arus pada pengisian kapasitor
akan membentuk grafik eksponensial seperti berikut.
Berdasarkan rumus pengisian kapasitor untuk tegangan, bisa didapat pula hubungan
antara waktu pengisian terhadap persentase tegangan pada kapasitor yang dinyatakan
dalam tabel berikut
t Vc
0 0
0,7RC 50%
RC 63%
2RC 86,5%
3RC 95%
4RC 98,2%
5RC 99%
Contoh soal :
Berdasarkan pada rangkaian pengisian kapasitor diatas, dimana :
tegangan pengisian (Vin) = 12 V
hambatan (R) = 5 kΩ
kapasitor (C) = 100 μF
Tentukan :
a. Konstanta waktu pengisian (τ)
b. Arus awal yang mengalir pada rangkaian (i o)
c. Tegangan dan arus kapasitor (Vc) setelah saklar ditutup selama 10 ms
d. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya
e. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 10V

Penyelesaian :

a. Konstanta waktu pengisian (τ)

τ = RC = (5 kΩ)(100 μF) = 0.5 s

b. Arus awal yang mengalir pada rangkaian (io)

c. Tegangan pada kapasitor saat saklar ditutup selama 10 ms

d. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya

Dari tabel hubungan antara waktu pengisian terhadap persentase tegangan pada
kapasitor dapat diketahui bahwa tegangan pada kapasitor akan terisi 50% saat
t=0,7RC, yaitu :
t = 0,7(5kΩ)(100μF) = 0,35s = 350ms
Atau dengan cara lain,
tegangan pada kapasitor terisi 50% ≈ 12V/2 ≈ 6V
e. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 10V
PENGOSONGAN KAPASITOR

Berlanjut dari artikel diatas, kali ini akan dibahas mengenai pengosongan kapasitor. Saat
kapasitor sudah terisi oleh sebagian atau penuh muatan listrik maka kapasitor tersebut
dapat dikosongkan dengan cara menghubungkan saklar (S) pada ground. Akibatnya
tegangan kapasitor dan arus akan berkurang secara eksponensial sampai nol.
Lamanya proses pengosongan kapasitor ini juga ditentukan oleh nilai R-C yang dipakai
pada rangkaian. Berikut adalah rumus umum untuk pengosongan kapasitor

 tegangan kapasitor saat dikosongkan selama t detik, VC(t)

Vs adalah tegangan kapasitor sebelum dikosongkan. Vs akan bernilai sama


dengan tegangan input pengisi kapasitor apabila kapasitor diisi sampai penuh
(fully charged).

 arus pengosongan setelah t detik

Apabila digambarkan dalam grafik maka tegangan dan arus pada pengosongan kapasitor
akan membentuk grafik eksponensial seperti berikut.
Untuk tabel hubungan antara waktu pengosongan terhadap persentase tegangan pada
kapasitor dinyatakan dalam tabel berikut.
t Vc
0 99%
RC 37%
2RC 14%
3RC 5%
4RC 2%
5RC 1%

Contoh soal :
Berdasarkan pada rangkaian pengosongan kapasitor diatas, diketahui bahwa :
tegangan awal pada kapasitor (VS) = 12V
hambatan (R) = 5 kΩ
kapasitor (C) = 100 μF
Tentukan :
a. Konstanta waktu pengosongan (τ)
b. Tegangan dan arus kapasitor saat setelah dikosongkan selama 10 ms
c. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya
d. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 0,12V
Penyelesaian :

a. Konstanta waktu pengosongan (τ)

Konstanta waktu pengosongan = Konstanta waktu pengisian = τ


τ = RC = (5 kΩ)(100 μF) = 0.5 s

b. Tegangan dan arus kapasitor saat setelah dikosongkan selama 10 ms


c. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya

d. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 0,12V


Diposting oleh Operator Warnet di 11.18 3 komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik

Rangkaian Seri dan Paralel Induktor serta Cara Menghitungnya

Seperti halnya Komponen Pasif lainnya (Kapasitor dan Resistor), Induktor atau Coil juga dapat
dirangkai secara seri dan paralel untuk mendapatkan nilai Induktansi yang diinginkan. Induktor
adalah komponen pasif elektronika yang terdiri lilitan kawat dan mampu menyimpan energi pada
medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melewatinya. Kemampuan penyimpanan
energi pada medan magnet ini disebut dengan Induktansi dengan satuan unitnya Henry yang
dilambangkan dengan huruf “H”.
Perlu diketahui bahwa tidak semua nilai Induktansi diproduksi secara massal oleh produsen.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai induktansi yang diinginkan kita dapat merangkai dua
atau lebih induktor secara seri maupun paralel.

Rangkaian Seri Induktor


Rangkaian Seri Induktor adalah sebuah rangkaian yang terdiri dari 2 atau lebih induktor yang
disusun sejajar atau berbentuk seri. Rangkaian Seri Induktor ini menghasilkan nilai Induktansi
yang merupakan penjumlahan dari semua Induktor yang dirangkai secara seri ini.

Rumus Rangkaian Seri Induktor

Rumus Rangkaian Seri Induktor adalah sebagai berikut :

Ltotal = L1 + L2 + L3 + ….. + Ln
Dimana :
Ltotal = Total Nilai Induktor
L1 = Induktor ke-1
L2 = Induktor ke-2
L3 = Induktor ke-3
Ln = Induktor ke-n

Contoh Kasus Rangkaian Seri Induktor

Berdasarkan gambar contoh rangkaian Seri Induktor diatas, diketahui bahwa nilai Induktor :
L1 = 100nH
L2 = 470nH
L3 = 30nH
Ltotal= ?
Penyelesaiannya
Ltotal = L1 + L2 + L3
Ltotal = 100nH + 470nH + 30nH
Ltotal = 600nH

Rangkaian Paralel Induktor


Rangkaian Paralel Induktor adalah sebuah rangkaian yang terdiri 2 atau lebih Induktor yang
dirangkai secara berderet atau berbentuk Paralel.

Rumus Rangkaian Paralel Induktor

Rumus Rangkaian Paralel Induktor adalah sebagai berikut :

1/Ltotal = 1/L1 + 1/L2 + 1/L3 + ….. + 1/Ln


Dimana :
Ltotal = Total Nilai Induktor
L1 = Induktor ke-1
L2 = Induktor ke-2
L3 = Induktor ke-3
Ln = Induktor ke-n

Contoh Kasus Perhitungan Rangkaian Paralel

Berdasarkan gambar contoh rangkaian Paralel Induktor diatas, diketahui bahwa nilai Induktor :
L1 = 100nH
L2 = 300nH
L3 = 30nH
Ltotal= ?
Penyelesaiannya
1/Ltotal = 1/L1 + 1/L2 + 1/L3
1/Ltotal = 1/100nH + 1/300nH + 1/30nH
1/Ltotal = 3/300 + 1/300 + 10/300
1/Ltotal = 14/300
1/Ltotal = 14 x L = 1 x 300 (hasil kali silang)
1/Ltotal = 300/14
1/Ltotal = 21,428nH
Diposting oleh Operator Warnet di 11.01 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik

Apa itu ESR dan EPR ?


Kapasitor yang ideal hanya memiliki nilai Kapasitansi, tapi pada kenyataanya juga memiliki
nilai Induktansi dan Resistansi. Kita akan mengabaikan Induktansi,dan kita akan berkonsentrasi
pada Resistansi yang akan diringkas menjadi 2 :

1. Equivalent Series Resistance (ESR). = Nilai tahanan seri pada kapasitor, satuannya Ohm.
2. Equivalent Parallel Resistance (EPR). = Nilai tahanan paralel pada kapasitor, satuannya Ohm.

EPR menyebabkan kebocoran arus yang mengakibatkan panas pada kapasitor, dengan kata lain jika
tahanan ini cukup tinggi maka kebocoran arus akan rendah.. Jika EPR turun, kebocoran akan
meningkat. Ini bukan kerusakan umum pada Kapasitor, kecuali short dan EPR dropmendekati 0..
ESR juga dapat menyebabkan Kapasitor panas sebagai akibat dari ripple arus dalam proses
charges dan discharges pada Kapasitor. Parameter ESR menjadi spesifikasi yang lebih relevan
dikarenakan Kapasitor yang diproduksi fisiknya semakin kecil (yangmenyebabkan ESR meningkat)
dan ripple arus yang lebih tinggi pada SMPS.

SMPS bekerja pada frekwensi yang lebih tinggi dari rangkaian utama dan ini berarti dibutuhkan nilai
kapasitansi yang lebih kecil, tapi ini juga berarti nilai ESR yang lebih tinggi dan lebih panas. Dan juga,
secara fisik kapasitor diproduksi semakin lama semakin kecil, dan ini juga berarti peningkatan nilai
ESR. Kapasitor yang panas akan cenderung menguap dan mengering dan menyebabkan
meningkatnya nilai ESR. Ini akan menjadi sebuah reaksi berantai yang akan merusak
Kapasitor. Dengan memahami konsep ini, sekarang kita akan mengetes kapasitor. Berdasarkan
intuisi, yang pertama kali yang ingin kita cek adalah nilai kapasitansi, tapi ini tidak penting karena
mengukur ESR dapat memberikan indikasi yang lebih baik tentang kondisi sebuah Kapasitor, dan hal
ini lebih mudah dilakukan karena diukur pada sirkuit. Jika Elko mulai mengering, ESR akan
meningkat. Sebuah Kapasitor dengan nilai kapasitansi yang benar tapi dengan ESR tinggi yang tidak
normal akan sangat beresiko mengalami kerusakan, karena ESR yang tinggi akan mengakibatkan
panas yang berlebih yang akan merusak kapasitor. Jika kapasitor telah kehilangan sebagian nilai
kapasitansinya, normalnya ESR akan meningkat oleh banyak faktor.Jadi sekarang setidaknya jangan
disamakan lagi antara Kapasitans Meter dengan ESR Meter.Yang diukur menggunakan Kapasitans
Meter adalah nilai Kapasitansi.Dan yang diukur menggunakan ESR Meter adalah nilai Tahanan
Seri.Semoga tidak terulang lagi kasus mau beli ESR Meter tapi yang didapat Kapasitans Meter.
Diposting oleh Operator Warnet di 10.40 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik

Kapasitor ( kondensator )

Kondensator (kapasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Jadi,
sebuah kapasitor berlainan dengan seuah accu yang dapat menyimpan energi listrik, tetap
dengan disertai reaksi kimia. Pada dasarnya, sebuah kapasitor itu terdiri dari dua konduktor
yang disekat oleh sebuah nonkonduktor. Kapasitor merupakan elemen penting dalam
peralatan listrik dan elektronika modern, terutama dalam radio, televisi, dan peralatan
komunikasi. Misalnya pesawat televisi mempunyai lebih dari 80 buah kapasitor. Kapasitor
ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad
= 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik disebut kapasitas kapasitor dan
satuanya dinyatakan dalam farad. 1 farad adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan
muatan listrik 1 coulomb apabila diberi tegangan 1 volt.
Pada dasarnya sebuah kapasitor terdiri dari dua konduktor yang disekat oleh sebuah
nonkonduktor. Kedua konduktor disebut elektroda dan nonkonduktor disebut dielektrikum.
Jumlah muatan per unit tegangan yang dapat disimpan oleh sebuah kondensator disebut
dengan kapasitansi dan dilambangkan dengan C. Kapasitansi ditentukan dengan rumus sebagi
berikut :

Keterangan :
C = kapasitansi
q = muatan
V = tegangan

Simbol Kondensator
Simbol kondensator berdasarkan kutubnya dibagi dua, yaitu kondensator yang mempunyai
kutub positif dan negatif, serta kondensator yang tidak mernpunyai kutub.

Lambang kondensator (mempunyai kutub positif dan negatif)

Lambang kapasitor ( tidak mempunyai kutub)

Simbol untuk kondensator elektrolit


pada skema elektronika sebagai berikut.
Simbol jenis kondensator yang kapasitasnya dapat diubah-ubah sebagai berikut.

Simbol kondensator variable

Simbol kondensator trimmer


Diposting oleh Operator Warnet di 01.44 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik

Konstruksi Induktor

Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan penghantar, biasanya
kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau bahan feromagnetik. Bahan inti
yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih tinggi dari udara meningkatkan medan
magnet dan menjaganya tetap dekat pada induktor, sehingga meningkatkan induktansi
induktor. Induktor frekuensi rendah dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk
menekan arus eddy. Ferit lunak biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi
tingi, dikarenakan ferit tidak menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada
inti besi. Ini dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya
yang tinggi mencegah arus eddy. Induktor dibuat dengan berbagai bentuk. Sebagian besar
dikonstruksi dengan menggulung kawat tembaga email disekitar bahan inti dengan kaki-kali
kawat terlukts keluar. Beberapa jenis menutup penuh gulungan kawat didalam material inti,
dinamakan induktor terselubungi. Beberapa induktor mempunyai inti yang dapat diubah
letaknya, yang memungkinkan pengubahan induktansi. Induktor yang digunakan untuk
menahan frekuensi sangat tinggi biasanya dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik
ferit pada kabel transmisi.
Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan membuat jalur
tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada rangkaian terintegrasi
menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil membatasi induktansi. Dan
girator dapat menjadi pilihan alternatif.
Pada gambar diatas diperlihatkan kumparan dengan inti EI, disebut E dan I karena
bentuk inti menyerupai huruf E dan I. Kunstruksi ini digunakan untuk transformator.
Inti bisa dari ferit, untuk transformator dengan frekuensi kerja tinggi. Inti terbuat
dari „plat dinamo‟ digunakan untuk transformator berfrekuensi rendah. Kumparan
untuk membelokkan sinar pada CRT dengan inti dari ferit berbentuk menurut bentuk
tabung CRT. Untuk keperluan rangkaian elektronik,seperti pada penerima radio,
digunakan induktansi dengan bentuk-bentuk tertentu. Pada Gambar 1.141
menampilkan bentuk-bentuk induktasi tersebut. Untuk identifikasi dapat berupa
kode warna seperti pada resistor, kode angka atau tertulis secara jelas pada badan
induktansi.

Ampermeter menunjukkan arus rangkaian, yang dalam hal ini juga arus induktor,
menunjukkan harga tertentu yang konstan, dan Voltmeter pada induktor
menunjukkan harga mendekati 0 Volt. Ini menunjukkan perubahan rate arus (di/dt)
sama dengan nol,karena arusnya stabil. Dari sifat ini dalam aplikasinya induktor
digunakan pula untuk filter pada tape mobil, yang disambung seri antara baterai
dengan tape mobil. Induktor akan melalukan tegangan DC dan menghadang
tegangan AC yang timbul dalam kendaraan.

Diposting oleh Operator Warnet di 01.35 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik

Induktansi bersama ( mutual inductance )


Apabila dua kumparan saling berdekatan, seperti pada gambar diatas, maka sebuah arus tetap I di
dalam sebuah kumparan akan menghasilkan sebuah fluks magnetik Φ yang mengitari kumparan
lainnya, dan menginduksi ggl pada kumparan tersebut. Menurut Hukum Faraday, besar ggl ε2 yang
diinduksi ke kumparan tersebut berbanding lurus dengan laju perubahan fluks yang melewatinya.
Karena fluks berbanding lurus dengan kumparan 1, maka ε 2 harus sebanding dengan laju perubahan
arus pada kumparan 1, dapat dinyatakan :

Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai M tergantung pada
ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya. Induktansi bersama mempunyai satuan henry
(H), untuk mengenang fisikawan asal AS, Joseph Henry (1797 – 1878). Pada situasi yang berbeda,
jika perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta pembanding
akan bernilai sama, yaitu :

Induktansi bersama diterapkan dalam transformator, dengan memaksimalkan hubungan antara


kumparan primer dan sekunder sehingga hampir seluruh garis fluks melewati kedua kumparan
tersebut. Alat pemacu jantung, untuk menjaga kestabilan aliran darah pada jantung pasien
merupakan salah satu contoh alat yang menerapkan induktansi bersama.

Diposting oleh Operator Warnet di 00.16 Tidak ada komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik

Kamis, 25 Februari 2016


Apakah sama emf dan EMF ??
Pada silabus atau materi ajar tentang Teknik Listrik pada bahasan tentang elektromagnetic terdapat
sedikit kekeliruan yang cukup membingungkan. Pada silabus ada materi tentang Menentukan arah
relative electromagnetic force (e.m.f.) dengan asas tangan kanan Fleming.

Dalam membaca-baca tentang medan magnet atau mesin listrik baik mesin DC maupun mesin AC
kita sering menjumpai tulisan berupa emf dan EMF. Sebenarnya apa sih emf itu dan juga EMF,
apakah cuma beda bentuk tulisannya saja atau memang ada arti lain yang berbeda antara emf dan
EMF?

dari beberapa sumber ditemukan bahwa ternyata emf adalah singkatan dari electromotive
force atau dalam istilah bahasa Indonesia sering disebut sebagai ggl (gerak gaya listrik). Oleh karena
itu sebenarnya emf adalah yang menyebabkan elektron dan ion-ion bisa mengalir (bisa menyebabkan
adanya arus listrik).
Berikut keterangan dari wikipedia : Klik Disini
Sedangkan,

EMF adalah singkatan dari electromagnetic field atau medan elektromagnetik, merupakan medan
magnet yang dihasilkan oleh benda-benda bermuatan listrik. EMF akan mempengaruhi perilaku
benda yang dikenakan di sekitar medan. intinya emf dan EMF adalah BERBEDA,
Diposting oleh Operator Warnet di 23.11 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik

Induksi Elektromagnetik - Teknik Listrik Semester 2

MATERI INDUKSI ELEKTROMAGNETIK


FLUKS MAGNETIK
Adalah medan magnet yang menembus suatu permukaan.

Φ = B . A . cos θ

Keterangan:
Φ = fluks magnet (Wb)
B = induksi magnetik (T)
A = luas permukaan (m2)
θ = sudut antara induksi magnetik dengan garis normal.

HUKUM FARADAY

Bunyi Hukum Faraday


Konsep gaya gerak listrik pertama kali dikemukakan oleh Michael Faraday, yang
melakukan penelitian untuk menentukan faktor yang memengaruhi besarnya ggl
yang diinduksi. Dia menemukan bahwa induksi sangat bergantung pada waktu,
yaitu semakin cepat terjadinya perubahan medan magnetik, ggl yang diinduksi
semakin besar. Di sisi lain, ggl tidak sebanding dengan laju perubahan medan
magnetik B, tetapi sebanding dengan laju perubahan fluks magnetik, ΦB, yang
bergerak melintasi loop seluas A, yang secara matematis fluks magnetik tersebut
dinyatakan sebagai berikut:
Φ = B.A cos θ

Hukum Induksi Faraday, berbunyi:


“gaya gerak listrik (ggl) induksi yang timbul antara ujung-ujung suatu loop penghantar
berbanding lurus dengan laju perubahan fluks magnetik yang dilingkupi oleh loop penghantar
tersebut”.

Keterangan:
ɛ = ggl induksi (Volt).
N = banyak lilitan.
Δt = selang waktu.
ΔΦ = Φ2 – Φ1 = perubahan fluks magnet.

GGL INDUKSI KAWAT LURUS DALAM MEDAN MAGNET


ɛ = B . L . v sin θ
Dengan L = panjang kawat, v = kecepatan kawat, dan θ = sudut antara B dengan v.

GGL INDUKSI GENERATOR


ɛ = N . B . A . ω sin ωt
Dengan A = luas penampang kumparan dan ω = frekuensi sudut putaran.

TRANSFORMATOR
Trasformator adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik

Keterangan:
VP = tegangan primer
VS = tegangan sekunder
NP = banyak lilitan primer
NS = banyak lilitan sekunder
iS = arus sekunder
iP = arus primer
RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK

ARUS EFEKTIF DAN TEGANGAN EFEKTIF

Keterangan:
ief = arus efektif (A)
im = arus maksimum (A)
Vef = tegangan efektif (Volt)
Vm = tegangan maksimum.

RANGKAIAN SERI R, L, C

Keterangan:
Vm = tegangan maksimum (Volt)
Z = impedensi (Ω)
R = hambatan (Ω)
XL = ω . L = reaktansi induktif (Ω)

f = frekuensi resonansi
L = induktansi diri (Henry)
C = kapasitas kapasitor (F)
Energi Potensial Pada Kumparan

Besarnya energi yang tersimpan pada sebuah kumparan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sbb:

W = Besarnya energi atau usaha .............. (Joule)


L = Induktansi Induktor .......................... (Henry)
I = Kuat Arus Listrik ............................. (ampere)

CONTOH SOAL DAN PEMBAHASAN INDUKSI ELEKTROMAGNETIK


Contoh soal hukum Faraday dan pembahasan
Nomor 1
Sebuah magnet batang digerakkan menjauhi kumparan yang terdiri atas 600 lilitan.
Fluks magnetik yang memotong berkurang dari 9.10-5 weber menjadi 4.10-5 weber
dalam selang waktu 0,015 sekon. Besar GGL induksi yang terjadi antara kedua
ujung kumparan adalah....
A.2 volt
B.3 volt
C.4 volt
D.5 volt
E.6 volt
Nomor 2
Sebuah kumparan menembus medan magnet homogen secara tegak lurus sehingga
terjadi GGL induksi. Jika kumparan diganti dengan kumparan lain yang
mempunyai lilitan 2 kali jumlah lilitan kumparan semula dan laju perubahan
fluksnya tetap, maka perbandingan GGL induksi mula-mula dan akhir adalah...
A.1 : 1
B.1 : 2
C.2 : 1
D.3 : 1
E.3 : 2

Nomor 3
sepotong kawat menembus medan magnet homogen secara tegak lurus dengan laju perubahan
fluks 3 Wb. Jika laju perubahan fluks diperbesar menjadi 6 Wb, maka perbandingan GGL induksi
sebelum dan sesudah laju perubahan fluksnya adalah...
A.1 : 2
B.1 : 4
C.2 : 1
D.3 : 4
E.4 : 1

Nomor 4
Kawat PQ panjang 50 cm digerakkan tegak lurus sepanjang kawat AB memotong medan
magnetik serba sama 0,02 Tesla seperti pada gambar.

Besar dan arah arus induksi pada kawat PQ adalah....


A.1 ampere dari P ke Q
B.1 ampere dari Q ke P
C.4 ampere dari P ke Q
D.4 ampere dari Q ke P
E.4,8 ampere dari P ke Q

Pembahasan:
Diketahui:
L = 50 cm = 0,5 m
B = 0,02 T
v = 2 m/s
R = 0,02 Ω
θ = 90o
(tegak lurus)
Ditanya: i = ...
Jawab:
a.Terlebih dahulu hitung GGL induksi.
ɛ = B . L . v sin θ
ɛ = 0,02 T . 0,5 m . 2 m/s sin 90o

ɛ = 0,02 Volt
b.Menghitung i (gunakan hukum Ohm).
I = V / R = 0,02 V / 0,02 Ω = 1 Ampere
Untuk menentukan arah arus gunakan kaidah tangan kanan.

Arus listrik dari P ke Q


Jawaban: A

Contoh soal trafo dan pembahasan


Perhatikan tabel pengukuran tegangan dan arus dari sebuah transformator ideal berikut.

VP IP NP VS IS NS
200 V 3 mA P Q 75 mA 40

Berdasarkan data tabel di atas, nilai P dan Q adalah...


A.P = 1000 lilitan dan Q = 8 volt
B.P = 75 lilitan dan Q = 8 volt
C.P = 600 lilitan dan Q = 200 volt
D.P = 1000 dan Q = 25 volt
E.P = 8 lilitan dan Q = 600 volt

Contoh soal ggl induksi generator dan pembahasan


Data spesifik dua buah generator tertera dalam tabel dibawah ini.

Generator Jumlah lilitan Induksi magnetik


A 1.200 0,05 T
B 6.000 0,03 T

Jika generator berputar dengan frekuensi sama, maka perbandingan ggl maksimum generator A
dan B adalah...
A.5 : 3
B.5 : 1
C.1 : 2
D.1 : 3
E.1 : 5

Contoh soal rangkaian RLC dan pembahasan


Nomor 1
Perhatikan gambar rangkaian RLC berikut ini.

Kuat arus maksimum dari rangkaian adalah...


A. 1,3 A
B. 1,5 A
C. 2,0 A
D. 2,4 A
E. 2 √2 A
Nomor 2
Perhatikan gambar rangkaian RLC berikut.

Besar impedansi pada rangkaian tersebut adalah....


A.1600 Ω
B.1500 Ω
C.1300 Ω
D.800 Ω
E.600 Ω
Nomor 3
Perhatikan gambar berikut!

Nilai arus efektif dalam rangkaian adalah....


A.0,05√2 A
B.0,5√2 A
C.0,01 A
D.0,1 A
E.1 A
Bila saklar S ditutup, beda potensial antara titik A dan B adalah....
A.8 V
B.10 V
C.24 V
D.48 V
E.96 V
Nomor 4
Rangkaian RLC seri dirangkai seperti gambar!
Sumber : http://www.johanakhmadin.web.id/2015/11/materi-dan-pembahasan-soal-induksi-
elektromagnetik.html

Anda mungkin juga menyukai