PENGISIAN KAPASITOR
Pada saat pengisian kapasitor diperlukan sebuah sumber tegangan konstan (V in) yang
digunakan untuk menyuplai muatan ke kapasitor dan sebuah resistor yang digunakan
untuk mengatur konstanta waktu pengisian (τ) serta membatasi arus pengisian.
Pada rangkaian pengisian kapasitor disamping, saat saklar (S) ditutup maka akan ada
arus yang mengalir dari sumber tegangan (Vin) menuju ke kapasitor. Besarnya arus ini
tidak tetap karena adanya bahan dielektrik pada kapasitor. Arus pengisian akan
menurun seiring dengan meningkatnya jumlah muatan pada kapasitor, dimana
Vc≈Vin saat i=0.
Secara umum, rumus pengisian kapasitor untuk tegangan dan arus dapat dinyatakan
seperti berikut :
apabila sebelum pengisian tidak terdapat adanya tegangan awal pada kapasitor,
Vc(0)=0V, maka persamaan diatas menjadi :
Apabila digambarkan dalam grafik maka tegangan dan arus pada pengisian kapasitor
akan membentuk grafik eksponensial seperti berikut.
Berdasarkan rumus pengisian kapasitor untuk tegangan, bisa didapat pula hubungan
antara waktu pengisian terhadap persentase tegangan pada kapasitor yang dinyatakan
dalam tabel berikut
t Vc
0 0
0,7RC 50%
RC 63%
2RC 86,5%
3RC 95%
4RC 98,2%
5RC 99%
Contoh soal :
Berdasarkan pada rangkaian pengisian kapasitor diatas, dimana :
tegangan pengisian (Vin) = 12 V
hambatan (R) = 5 kΩ
kapasitor (C) = 100 μF
Tentukan :
a. Konstanta waktu pengisian (τ)
b. Arus awal yang mengalir pada rangkaian (i o)
c. Tegangan dan arus kapasitor (Vc) setelah saklar ditutup selama 10 ms
d. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya
e. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 10V
Penyelesaian :
d. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya
Dari tabel hubungan antara waktu pengisian terhadap persentase tegangan pada
kapasitor dapat diketahui bahwa tegangan pada kapasitor akan terisi 50% saat
t=0,7RC, yaitu :
t = 0,7(5kΩ)(100μF) = 0,35s = 350ms
Atau dengan cara lain,
tegangan pada kapasitor terisi 50% ≈ 12V/2 ≈ 6V
e. Waktu pengisian yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 10V
PENGOSONGAN KAPASITOR
Berlanjut dari artikel diatas, kali ini akan dibahas mengenai pengosongan kapasitor. Saat
kapasitor sudah terisi oleh sebagian atau penuh muatan listrik maka kapasitor tersebut
dapat dikosongkan dengan cara menghubungkan saklar (S) pada ground. Akibatnya
tegangan kapasitor dan arus akan berkurang secara eksponensial sampai nol.
Lamanya proses pengosongan kapasitor ini juga ditentukan oleh nilai R-C yang dipakai
pada rangkaian. Berikut adalah rumus umum untuk pengosongan kapasitor
Apabila digambarkan dalam grafik maka tegangan dan arus pada pengosongan kapasitor
akan membentuk grafik eksponensial seperti berikut.
Untuk tabel hubungan antara waktu pengosongan terhadap persentase tegangan pada
kapasitor dinyatakan dalam tabel berikut.
t Vc
0 99%
RC 37%
2RC 14%
3RC 5%
4RC 2%
5RC 1%
Contoh soal :
Berdasarkan pada rangkaian pengosongan kapasitor diatas, diketahui bahwa :
tegangan awal pada kapasitor (VS) = 12V
hambatan (R) = 5 kΩ
kapasitor (C) = 100 μF
Tentukan :
a. Konstanta waktu pengosongan (τ)
b. Tegangan dan arus kapasitor saat setelah dikosongkan selama 10 ms
c. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) terisi 50%nya
d. Waktu pengosongan yang dibutuhkan agar tegangan kapasitor (Vc) = 0,12V
Penyelesaian :
Seperti halnya Komponen Pasif lainnya (Kapasitor dan Resistor), Induktor atau Coil juga dapat
dirangkai secara seri dan paralel untuk mendapatkan nilai Induktansi yang diinginkan. Induktor
adalah komponen pasif elektronika yang terdiri lilitan kawat dan mampu menyimpan energi pada
medan magnet yang ditimbulkan oleh arus listrik yang melewatinya. Kemampuan penyimpanan
energi pada medan magnet ini disebut dengan Induktansi dengan satuan unitnya Henry yang
dilambangkan dengan huruf “H”.
Perlu diketahui bahwa tidak semua nilai Induktansi diproduksi secara massal oleh produsen.
Oleh karena itu, untuk mendapatkan nilai induktansi yang diinginkan kita dapat merangkai dua
atau lebih induktor secara seri maupun paralel.
Ltotal = L1 + L2 + L3 + ….. + Ln
Dimana :
Ltotal = Total Nilai Induktor
L1 = Induktor ke-1
L2 = Induktor ke-2
L3 = Induktor ke-3
Ln = Induktor ke-n
Berdasarkan gambar contoh rangkaian Seri Induktor diatas, diketahui bahwa nilai Induktor :
L1 = 100nH
L2 = 470nH
L3 = 30nH
Ltotal= ?
Penyelesaiannya
Ltotal = L1 + L2 + L3
Ltotal = 100nH + 470nH + 30nH
Ltotal = 600nH
Berdasarkan gambar contoh rangkaian Paralel Induktor diatas, diketahui bahwa nilai Induktor :
L1 = 100nH
L2 = 300nH
L3 = 30nH
Ltotal= ?
Penyelesaiannya
1/Ltotal = 1/L1 + 1/L2 + 1/L3
1/Ltotal = 1/100nH + 1/300nH + 1/30nH
1/Ltotal = 3/300 + 1/300 + 10/300
1/Ltotal = 14/300
1/Ltotal = 14 x L = 1 x 300 (hasil kali silang)
1/Ltotal = 300/14
1/Ltotal = 21,428nH
Diposting oleh Operator Warnet di 11.01 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik
1. Equivalent Series Resistance (ESR). = Nilai tahanan seri pada kapasitor, satuannya Ohm.
2. Equivalent Parallel Resistance (EPR). = Nilai tahanan paralel pada kapasitor, satuannya Ohm.
EPR menyebabkan kebocoran arus yang mengakibatkan panas pada kapasitor, dengan kata lain jika
tahanan ini cukup tinggi maka kebocoran arus akan rendah.. Jika EPR turun, kebocoran akan
meningkat. Ini bukan kerusakan umum pada Kapasitor, kecuali short dan EPR dropmendekati 0..
ESR juga dapat menyebabkan Kapasitor panas sebagai akibat dari ripple arus dalam proses
charges dan discharges pada Kapasitor. Parameter ESR menjadi spesifikasi yang lebih relevan
dikarenakan Kapasitor yang diproduksi fisiknya semakin kecil (yangmenyebabkan ESR meningkat)
dan ripple arus yang lebih tinggi pada SMPS.
SMPS bekerja pada frekwensi yang lebih tinggi dari rangkaian utama dan ini berarti dibutuhkan nilai
kapasitansi yang lebih kecil, tapi ini juga berarti nilai ESR yang lebih tinggi dan lebih panas. Dan juga,
secara fisik kapasitor diproduksi semakin lama semakin kecil, dan ini juga berarti peningkatan nilai
ESR. Kapasitor yang panas akan cenderung menguap dan mengering dan menyebabkan
meningkatnya nilai ESR. Ini akan menjadi sebuah reaksi berantai yang akan merusak
Kapasitor. Dengan memahami konsep ini, sekarang kita akan mengetes kapasitor. Berdasarkan
intuisi, yang pertama kali yang ingin kita cek adalah nilai kapasitansi, tapi ini tidak penting karena
mengukur ESR dapat memberikan indikasi yang lebih baik tentang kondisi sebuah Kapasitor, dan hal
ini lebih mudah dilakukan karena diukur pada sirkuit. Jika Elko mulai mengering, ESR akan
meningkat. Sebuah Kapasitor dengan nilai kapasitansi yang benar tapi dengan ESR tinggi yang tidak
normal akan sangat beresiko mengalami kerusakan, karena ESR yang tinggi akan mengakibatkan
panas yang berlebih yang akan merusak kapasitor. Jika kapasitor telah kehilangan sebagian nilai
kapasitansinya, normalnya ESR akan meningkat oleh banyak faktor.Jadi sekarang setidaknya jangan
disamakan lagi antara Kapasitans Meter dengan ESR Meter.Yang diukur menggunakan Kapasitans
Meter adalah nilai Kapasitansi.Dan yang diukur menggunakan ESR Meter adalah nilai Tahanan
Seri.Semoga tidak terulang lagi kasus mau beli ESR Meter tapi yang didapat Kapasitans Meter.
Diposting oleh Operator Warnet di 10.40 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik
Kapasitor ( kondensator )
Kondensator (kapasitor) adalah suatu alat yang dapat menyimpan energi didalam medan
listrik, dengan cara mengumpulkan ketidakseimbangan internal dari muatan listrik. Jadi,
sebuah kapasitor berlainan dengan seuah accu yang dapat menyimpan energi listrik, tetap
dengan disertai reaksi kimia. Pada dasarnya, sebuah kapasitor itu terdiri dari dua konduktor
yang disekat oleh sebuah nonkonduktor. Kapasitor merupakan elemen penting dalam
peralatan listrik dan elektronika modern, terutama dalam radio, televisi, dan peralatan
komunikasi. Misalnya pesawat televisi mempunyai lebih dari 80 buah kapasitor. Kapasitor
ditemukan oleh Michael Faraday (1791-1867). Satuan kapasitor disebut Farad (F). Satu Farad
= 9 x 1011 cm2 yang artinya luas permukaan kepingan tersebut.
Kemampuan kapasitor untuk menyimpan energi listrik disebut kapasitas kapasitor dan
satuanya dinyatakan dalam farad. 1 farad adalah kemampuan kapasitor untuk menyimpan
muatan listrik 1 coulomb apabila diberi tegangan 1 volt.
Pada dasarnya sebuah kapasitor terdiri dari dua konduktor yang disekat oleh sebuah
nonkonduktor. Kedua konduktor disebut elektroda dan nonkonduktor disebut dielektrikum.
Jumlah muatan per unit tegangan yang dapat disimpan oleh sebuah kondensator disebut
dengan kapasitansi dan dilambangkan dengan C. Kapasitansi ditentukan dengan rumus sebagi
berikut :
Keterangan :
C = kapasitansi
q = muatan
V = tegangan
Simbol Kondensator
Simbol kondensator berdasarkan kutubnya dibagi dua, yaitu kondensator yang mempunyai
kutub positif dan negatif, serta kondensator yang tidak mernpunyai kutub.
Konstruksi Induktor
Sebuah induktor biasanya dikonstruksi sebagai sebuah lilitan dari bahan penghantar, biasanya
kawat tembaga, digulung pada inti magnet berupa udara atau bahan feromagnetik. Bahan inti
yang mempunyai permeabilitas magnet yang lebih tinggi dari udara meningkatkan medan
magnet dan menjaganya tetap dekat pada induktor, sehingga meningkatkan induktansi
induktor. Induktor frekuensi rendah dibuat dengan menggunakan baja laminasi untuk
menekan arus eddy. Ferit lunak biasanya digunakan sebagai inti pada induktor frekuensi
tingi, dikarenakan ferit tidak menyebabkan kerugian daya pada frekuensi tinggi seperti pada
inti besi. Ini dikarenakan ferit mempunyai lengkung histeresis yang sempit dan resistivitasnya
yang tinggi mencegah arus eddy. Induktor dibuat dengan berbagai bentuk. Sebagian besar
dikonstruksi dengan menggulung kawat tembaga email disekitar bahan inti dengan kaki-kali
kawat terlukts keluar. Beberapa jenis menutup penuh gulungan kawat didalam material inti,
dinamakan induktor terselubungi. Beberapa induktor mempunyai inti yang dapat diubah
letaknya, yang memungkinkan pengubahan induktansi. Induktor yang digunakan untuk
menahan frekuensi sangat tinggi biasanya dibuat dengan melilitkan tabung atau manik-manik
ferit pada kabel transmisi.
Induktor kecil dapat dicetak langsung pada papan rangkaian cetak dengan membuat jalur
tembaga berbentuk spiral. Beberapa induktor dapat dibentuk pada rangkaian terintegrasi
menhan menggunakan inti planar. Tetapi bentuknya yang kecil membatasi induktansi. Dan
girator dapat menjadi pilihan alternatif.
Pada gambar diatas diperlihatkan kumparan dengan inti EI, disebut E dan I karena
bentuk inti menyerupai huruf E dan I. Kunstruksi ini digunakan untuk transformator.
Inti bisa dari ferit, untuk transformator dengan frekuensi kerja tinggi. Inti terbuat
dari „plat dinamo‟ digunakan untuk transformator berfrekuensi rendah. Kumparan
untuk membelokkan sinar pada CRT dengan inti dari ferit berbentuk menurut bentuk
tabung CRT. Untuk keperluan rangkaian elektronik,seperti pada penerima radio,
digunakan induktansi dengan bentuk-bentuk tertentu. Pada Gambar 1.141
menampilkan bentuk-bentuk induktasi tersebut. Untuk identifikasi dapat berupa
kode warna seperti pada resistor, kode angka atau tertulis secara jelas pada badan
induktansi.
Ampermeter menunjukkan arus rangkaian, yang dalam hal ini juga arus induktor,
menunjukkan harga tertentu yang konstan, dan Voltmeter pada induktor
menunjukkan harga mendekati 0 Volt. Ini menunjukkan perubahan rate arus (di/dt)
sama dengan nol,karena arusnya stabil. Dari sifat ini dalam aplikasinya induktor
digunakan pula untuk filter pada tape mobil, yang disambung seri antara baterai
dengan tape mobil. Induktor akan melalukan tegangan DC dan menghadang
tegangan AC yang timbul dalam kendaraan.
Dengan M adalah konstanta pembanding yang disebut induktansi bersama. Nilai M tergantung pada
ukuran kumparan, jumlah lilitan, dan jarak pisahnya. Induktansi bersama mempunyai satuan henry
(H), untuk mengenang fisikawan asal AS, Joseph Henry (1797 – 1878). Pada situasi yang berbeda,
jika perubahan arus kumparan 2 menginduksi ggl pada kumparan 1, maka konstanta pembanding
akan bernilai sama, yaitu :
Dalam membaca-baca tentang medan magnet atau mesin listrik baik mesin DC maupun mesin AC
kita sering menjumpai tulisan berupa emf dan EMF. Sebenarnya apa sih emf itu dan juga EMF,
apakah cuma beda bentuk tulisannya saja atau memang ada arti lain yang berbeda antara emf dan
EMF?
dari beberapa sumber ditemukan bahwa ternyata emf adalah singkatan dari electromotive
force atau dalam istilah bahasa Indonesia sering disebut sebagai ggl (gerak gaya listrik). Oleh karena
itu sebenarnya emf adalah yang menyebabkan elektron dan ion-ion bisa mengalir (bisa menyebabkan
adanya arus listrik).
Berikut keterangan dari wikipedia : Klik Disini
Sedangkan,
EMF adalah singkatan dari electromagnetic field atau medan elektromagnetik, merupakan medan
magnet yang dihasilkan oleh benda-benda bermuatan listrik. EMF akan mempengaruhi perilaku
benda yang dikenakan di sekitar medan. intinya emf dan EMF adalah BERBEDA,
Diposting oleh Operator Warnet di 23.11 Tidak ada komentar:
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Label: Bahan Ajar, Teknik Listrik
Φ = B . A . cos θ
Keterangan:
Φ = fluks magnet (Wb)
B = induksi magnetik (T)
A = luas permukaan (m2)
θ = sudut antara induksi magnetik dengan garis normal.
HUKUM FARADAY
Keterangan:
ɛ = ggl induksi (Volt).
N = banyak lilitan.
Δt = selang waktu.
ΔΦ = Φ2 – Φ1 = perubahan fluks magnet.
TRANSFORMATOR
Trasformator adalah alat untuk menaikkan atau menurunkan tegangan listrik
Keterangan:
VP = tegangan primer
VS = tegangan sekunder
NP = banyak lilitan primer
NS = banyak lilitan sekunder
iS = arus sekunder
iP = arus primer
RANGKAIAN ARUS BOLAK BALIK
Keterangan:
ief = arus efektif (A)
im = arus maksimum (A)
Vef = tegangan efektif (Volt)
Vm = tegangan maksimum.
RANGKAIAN SERI R, L, C
Keterangan:
Vm = tegangan maksimum (Volt)
Z = impedensi (Ω)
R = hambatan (Ω)
XL = ω . L = reaktansi induktif (Ω)
f = frekuensi resonansi
L = induktansi diri (Henry)
C = kapasitas kapasitor (F)
Energi Potensial Pada Kumparan
Besarnya energi yang tersimpan pada sebuah kumparan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus sbb:
Nomor 3
sepotong kawat menembus medan magnet homogen secara tegak lurus dengan laju perubahan
fluks 3 Wb. Jika laju perubahan fluks diperbesar menjadi 6 Wb, maka perbandingan GGL induksi
sebelum dan sesudah laju perubahan fluksnya adalah...
A.1 : 2
B.1 : 4
C.2 : 1
D.3 : 4
E.4 : 1
Nomor 4
Kawat PQ panjang 50 cm digerakkan tegak lurus sepanjang kawat AB memotong medan
magnetik serba sama 0,02 Tesla seperti pada gambar.
Pembahasan:
Diketahui:
L = 50 cm = 0,5 m
B = 0,02 T
v = 2 m/s
R = 0,02 Ω
θ = 90o
(tegak lurus)
Ditanya: i = ...
Jawab:
a.Terlebih dahulu hitung GGL induksi.
ɛ = B . L . v sin θ
ɛ = 0,02 T . 0,5 m . 2 m/s sin 90o
ɛ = 0,02 Volt
b.Menghitung i (gunakan hukum Ohm).
I = V / R = 0,02 V / 0,02 Ω = 1 Ampere
Untuk menentukan arah arus gunakan kaidah tangan kanan.
VP IP NP VS IS NS
200 V 3 mA P Q 75 mA 40
Jika generator berputar dengan frekuensi sama, maka perbandingan ggl maksimum generator A
dan B adalah...
A.5 : 3
B.5 : 1
C.1 : 2
D.1 : 3
E.1 : 5