Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PUSKESMAS PASIKOLAGA
KABUPATEN MUNA
SULAWESI TENGGARA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmatNya
Laporan Kuartal III tim Nusantara Sehat Puskesmas Pasikolaga ini dapat diselesaikan. Laporan kuartal
III ini merupakan laporan triwulan yang secara berkala dilaporkan. Pada laporan kuartal III ini
memuat laporan – laporan kegiatan yang berlangsung dari bulan Desember tahun 2016 hingga
Februari tahun 2017. Dalam proses penyusunan laporan, tim dihadapkan oleh berbagai kendala
sehingga laporan ini tidak dapat diselesaikan dengan tepat waktu.
Dalam kurun waktu tiga bulan tersebut, telah dilaksanakan berbagai kegiatan yang menyangkut
berbagai hal dalam peningkatan kualitas kesehatan manusia di Pasikolaga. Terdapat total kegiatan
yang telah dilaksanakan. Kegiatan tersebut meliputi bidang Promosi Kesehatan yakni Penyuluhan
Hiv/Aids (Hari Aids Sedunia), Layar Suluh, Penyuluhan Aku Bangga Aku Tahu (Abat) (Hari Aids
Sedunia), Gema Cermat, Penyuluhan Asi-Eksklusif, Penyuluhan Gizi Seimbang, Lomba Mewarnai
Makanan Bergizi Tingkat Paud Tk (HGN 57), Lomba Cerdas Cermat Gizi Seimbang Tingkat Sd (HGN
Ke - 57), Sarapan Sehat Bersama (HGN Ke - 57), Seminar Gizi Seimbang (Gerakan Masyarakat Sadar
Gizi) (HGN 57), Pembinaan Kader Kesehatan, dan Penyuluhan Kanker. Dalam bidang Gizi masyarakat,
Pemanfaatan Bahan Panganan Lokal (Kelor). Untuk Bidang Usaha kesehatan sekolah berupa
Pembinaan UKS. Pembahasan POA puskesmas pada Manajemen Puskesmas. Sedangkan dalam Upaya
Kesehatan Perorangan, Pelayanan Kesehatan Bergerak juga dilakukan. Serta pada Pelayanan
kefarmasian Pemusnahan Obat Dan Bahan Medis Habis Pakai.
Dalam laporan ini juga disertakan dokumentasi berupa foto – foto dan tautan video kegiatan.
Lampiran – lampiran memuat hasil – hasil yang berkaitan dengan dokumen kegiatan.
Berbagai kegiatan tersebut telah terlaksana dengan baik walaupun masih banyak kendala dan
kekurangan yang dihadapi. Namun demikian, demi terus meningkatkan pelayanan dan kualitas
kesehatan tim tetap berupaya dalam memberikan yang terbaik.
DAFTAR ISI
BAB I
BAB II
PLAN OF ACTION
Plan of Action (POA) telah dibuat dan dilaporkan pada Laporan Awal.
BAB III
PROGRAM INTERVENSI
Promosi kesehatan menurut Piagam Ottawa diartikan sebagai suatu proses yang
memungkinkan seseorang untuk meningkatkan dan mengontrol derajat kesehatannya, baik
secara individu, kelompok, maupun masyarakat. sedangkan menurut Permenkes Nomor 74
tahun 2015, pasal 1 butir 3, Promosi Kesehatan adalah proses untuk memberdayakan
masyarakat melalui kegiatan menginformasikan, mempengaruhi dan membantu masyarakat
agar berperan aktif untuk mendukung perubahan perilaku dan lingkungan serta menjaga dan
meningkatkan kesehatan menuju derajat kesehatan yang optimal
Istilah dan pengertian promosi kesehatan adalah merupakan pengembangan dari istilah
pengertian yang sudah dikenal selama ini, seperti : Pendidikan Kesehatan, Penyuluhan
Kesehatan, KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Promosi kesehatan/pendidikan
kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang bergerak bukan hanya dalam proses
penyadaran masyarakat atau pemberian dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang
kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya terdapat usaha untuk memfasilitasi dalam rangka
perubahan perilaku masyarakat. WHO merumuskan promosi kesehatan sebagai proses untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya.
Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental, dan sosial
masyarakat harus mampu mengenal, mewujudkan aspirasinya, kebutuhannya, serta mampu
mengubah atau mengatasi lingkungannya. Dapat disimpulkan bahwa promosi kesehatan
adalah program-program kesehatan yang dirancang untuk membawa perubahan (perbaikan),
baik di dalam masyarakat sendiri, maupun dalam organisasi dan lingkungannya.
Orientasi pelayanan kesehatan harus digeser dari pelayanan kesehatan yang konvensional
(paradigma sakit) ke pelayanan kesehatan yang sesuai dengan paradigma baru (paradigma
sehat). Paradigma Sehat itu sendiri merupakan Cara pandang atau pola fikir pembangunan
kesehatan bersifat holistik, proaktif antisipatif, Melihat masalah kesehatan sebagai masalah
yang dipengaruhi oleh banyak faktor secara dinamis dan lintas sektoral dalam suatu wilayah
dan Berorientasi kepada peningkatan pemeliharaan dan perlindungan terhadap penduduk
agar tetap sehat dan bukan hanya penyembuhan penduduk yang sakit.
Untuk itu, ujung tombak dari percepatan pembangunan kesehatan di DTPK adalah
Puskesmas, dan salah satu dari upaya kesehatan wajib puskesmas yang harus ditingkatkan
kinerjanya adalah promosi kesehatan.
Tujuan Umum
Meningkatnya kemampuan individu, keluarga dan masyarakat untuk berperilaku hidup
bersih dan sehat, serta berperan aktif dalam setiap gerakan kesehatan masyarakat dalam
mencegah penyakit dan meningkatkan kesehatannya secara mandiri melalui
pengembangan upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat.
Tujuan Khusus
Meningkatkan komitmen pembangunan berwawasan kesehatan dari para penentu
kebijakan dari berbagai pihak
Meningkatkan kerjasama antar masyarakat, antar kelompok, serta antar lembaga
dalam rangka pembangunan berwawasan kesehatan.
Meningkatkan peran masyarakat termasuk swasta sebagai subjek atau
penyelenggara upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan.
Meningkatkan upaya pemberdayaan masyarakat dan promosi kesehatan yang efektif
dengan mempertimbangan kearifan lokal.
Metode
o Metode Promosi Individual
bimbingan, penyuluhan, wawancara
o Metode Promosi Kelompok
Kelompok Besar : Ceramah,Seminar;
Kelompok Kecil : Diskusi, Brain Storming, Snow Ball, Role Play,
permainan Simulasi
D.1.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai HIV/AIDS
2. Memberikan pemahaman bagaimana penularan HIV
3. Memberikan pemahaman pentingnya pencegahan HIV/AIDS
D.1.4. Sasaran
Seluruh siswa kelas VII, VIII, IX SMP N 1 Pasikolaga.
Sesi kedua dilanjutkan diluar ruangan. Di halaman sekolah siswa diajak bermain peran
mengenai bagaimana proses penularan HIV hingga menjadi AIDS. Terdapat tiga kelompok,
masing – masing kelas VII, VIII, dan IX. Ketiga kelompok bergiliran menampilkan perannya.
Ketiga kelompok tersebut berlomba untuk menampilkan yang terbaik. Sekitar pukul 12.00
wita, kegiatan diakhiri dengan foto bersama.
No Evaluasi Rekomendasi
D.1.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/enrVicqxhag
Perilaku kesehatan atau usaha – usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Pengetahuan adalah hasil dari
tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan tindakan penginderaan terhadap suatu
objek tertentu. Tanpa pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil
keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi. Ada enam tingkatan
domain pengetahuan yaitu 1). Tahu, 2). Memahami; 3). Aplikasi; 4). Analisis; dan 5). Sintesa.
Sebelum orang mengadopsi perilaku baru didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan
yakni, kesadaran, tertarik, evaluasi, mencoba, dan menerima.
Pemilihan media menjadi penting sebagai sarana dalam penyuluhan. Tidak sekedar berbicara
didepan orang banyak menyampaikan materi, dengan media/alat bantu, peserta penyuluhan
akan lebih paham dan mengerti. Salah satu contoh media penyuluhan adalah menggunakan
metode audio visual (film). Kombinasi metode ceramah dengan promosi kesehatan
menggunakan media film dirasa sangat membantu dalam menyampaikan bahan materi
kepada masyarakat. Masyarakat tidak hanya mendengar dari narasumber mengenai
penjelasan materi tetapi juga terbantu dengan gambaran visual yang ada di film.
Oleh karena itu, tujuan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai kesadaran
menjaga kesehatan salah satunya dirasa perlu dilakukan dengan kegiatan penyuluhan
dengan menggunakan media film.
D.2.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat terhadap kesehatan
2. Meningkatkan kesadaran masyarakat dalam pentingya menjaga kesehatan
3. Mengajak masyarakat lebih aktif dalam memeriksakan kesehatannya ke puskesmas
Kepala Desa persiapan Matampe. Sebagai pimpinan di wilayahnya, kepala desa memberikan
izin untuk mengadakan kegiatan ini di pasar desa. Kepala desa dalam kapasitasnya
mendorong masyarakat sekitar untuk menyiapkan berbagai sarana pendukung seperti
pembersihan tempat kegiatan, penyiapan Layar, sound sistem dan lainnya. Kepala Desa juga
mensosialisasikan kegiatan ini kepada warganya.
D.2.4. Sasaran
Masyarakat Umum
Kegiatan Layar Suluh ini bertempat di pasar sore Desa persiapan Matampe, pada tanggal
3 Desember 2016. Masih dalam suasana Hari AIDS sedunia, tema yang diambil sebagai
materi penyuluhan adalah seputar HIV/AIDS. Sekitar pukul 18.00 dilakukan pemutaran
iklan – iklan kesehatan/layanan masyarakat. Setelah itu dilanjutkan dengan penyuluhan
dengan total durasi lebih kurang satu jam. Selanjutnya, acara hiburan dengan pemutaran
film komedi.
Bertempat di halaman balai desa Mataindaha, tema layar suluh yang diambil masih
seputaran HIV/AIDS. Kegiatan dimulai sekitar pukul 19.30, satu jam lebih tertunda
karena masalah teknis. Warga yang telah diinformasikan sebelumnya berkumpul di
halaman balai desa. Sebelum pemutaran film sebagai hiburan, penyuluhan
menggunakan media film dilakukan. Kegiatan ini berakhir sampai pukul 22.00 wita.
Kembali bertempat di pasar sore desa matampe, kegiatan layar suluh yang dilaksanakan
tmngambil tema gizi seimbang. Kegiatan dimulai pukul 18.00 dan diawali dengan
pemutaran video kesehatan mengenai gizi seimbang. Pada kali ini tidak banyak warga
yang hadir, dikarenakan sosialiasi kegiatan yang kurang.
No Evaluasi Rekomendasi
D.2.9. Dokumentasi
D.3.2. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai HIV/AIDS
2. Mengajak siswa untuk aktif dalam berperilaku hidup sehat dalam upaya pencegahan
3. Mendorong siswa menjadi agen kesehatan muda dalam promosi pencegahan HIV/AIDS
D.3.4. Sasaran
Siswa SMPN 1 Pasikolaga
pendalaman materi, sehingga peserta yang mengikuti kegiatan ini merupakan perwakilan dari
masing – masing kelas VII, VIII dan IX. Kegiatan ini berlangsung selama dua hari, yakni dari
tanggal 14 Desember 2016 sampai dengan 15 Desember 2016 Bertempat di Puskesmas
Pasikolaga. Terdapat beberapa materi yang diberikan kepada para peserta yaitu … …
Sebelum kegiatan berlangsung peserta terlebih dahulu mengisi pre test. Kemudian diakhir
kegiatan juga mengisi post test. Sebanyak … siswa mengikuti kegiatan dari awal sampai
akhir,
Waktu pelatihan yang terbilang singkat Waktu pelatihan dibuat lebih lama
1. sehingga materi tidak semua dapat sehingga peserta lebih memahami
disampaikan. materi
D.3.9. Dokumentasi
Tautan video : https://youtu.be/MEaGo6iGyBU
D. 4. GEMA CERMAT
D.4.2. Tujuan
1. Mewujudkan masyarakat yang bijak dan cerdas menggunakan obat
2. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai cara penggunaan obat yang benar
3. Menurunkan faktor resiko resistensi antibiotik
4. Meningkatkan kepedulian masyarakat terhadap obat-obatan yang diperoleh dari fasilitas
pelayanan kesehatan, apotek, maupun toko obat.
D.4.4. Sasaran
Masyarakat di Kecamatan Pasikolaga.
Disesi terakhir diberikan kesempatan kepada peserta untuk mengajukan pertanyaan jika ada
yang belum dimengerti.
Untuk kegiatan selanjutnya akan dilakukan secara berkelompok dan ada pendamping
dari tenaga kesehatan untuk masing-masing kelompok. Serta adanya pre-test dan
post-test sebagai media evaluasi yang memadai dalam gerakan ini.
Kegiatan ini dilakukan dalam 3 tahap, yaitu untuk tenaga kesehatan, kader
kesehatan, dan masyarakat.
2. Seringkali peserta lupa dengan materi yang Sebaiknya peserta juga diberikan brosur/ leaflet
disampaikan, ketika di evaluasi pada mengenai materi yang disampaikan dan bisa
pertemuan selanjutnya. dibawa pulang.
D.4.9. Dokumentasi
D. 5. PENYULUHAN ASI-EKSKLUSIF
D.5.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya ASI eksklusif
2. Memberikan pemahaman mengenai dampak bayi yang tidak diberi ASI eksklusif
3. Memberikan penjelasan mengenai teknik menyusui yang baik
4. Meningkatkan cakupan ASI eksklusif
D.5.4. Sasaran
Ibu hamil dan menyusui yang datang ke posyandu.
1. Ibu – Ibu yang memiliki bayi dan balita Tenaga puskesmas setempat dan kader agar
masih banyak yang tidak hadir posyandu mensosialiasikan kepada ibu – ibu untuk datang
ke posyandu
2. Kurangnya keterlibatan tenaga puskesmas Agar tenaga puskesmas yang lain lebih aktif
yang lain dalam berpartisipasi
D.5.9. Dokumentasi
D.6.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai Gizi Seimbang
2. Mengajak siswa untuk memilih jajanan yang bergizi
3. Meningkatkan status gizi anak sekolah
D.6.4. Sasaran
Siswa Sekolah Dasar dan Taman Kanak – Kanak / PAUD
1. Media penyuluhan menggunakan poster Membuat leaflet / brosur sebagai alat bantu
memiliki kendala. Karena, dengan ruangan untuk dibagikan kepada siswa
yang cukup luas gambar dan tulisan yang
ada di poster tidak dapat dibaca bila dari
jarak yang cukup jauh
D.6.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/mcvxJ0d3u30
D.7.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai jenis – jenis makanan bergizi
2. Melatih kemampuan motorik siswa
3. Memperingati Hari Gizi Nasional
D.7.4. Sasaran
Siswa PAUD dan TK
ditugaskan untuk mewarnai gambar buah atau sayur yang ada. Seluruh siswa dari enam
TK/Paud mengikuti kegiatan ini.
1. Terbatasnya alat mewarnai seperti crayon Pengadaan peralatan lomba yang lebih baik lagi
sehingga membatasi kreatifitas siswa
2. Tidak semua siswa TK/PAUD terbiasa belajar Mendorong PAUD/ TK dalam pembelajarannya
mewarnai sehingga saat lomba banyak diisi dengan kegiatan mewarnai
siswa yang baru pertama kali mewarnai
3. Kurangnya keterlibatan tenaga puskesmas Agar tenaga puskesmas lainnya lebih aktif
lainnya berpartisipasis
D.7.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/mcvxJ0d3u30
D.8.2. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman siswa mengenai Gizi Seimbang
2. Meningkatkan jiwa kompetesi siswa
3. Memperingati Hari Gizi Nasional
D.8.4. Sasaran
Siswa Sekolah Dasar
Puskesmas Pasikolaga. Masing – masing sekolah diwakilkan oleh satu tim yang
beranggotakan tiga orang. Kegiatan dimulai dengan acara pembukaan yang dihadiri oleh
kepala sekolah dan guru perwakilan. Sebelum lomba dimulai, tata tertib dan tata cara lomba
dibacakan kepada seluruh peserta. Terdapat dua babak, yaitu babak kualifikasi dan babak
final. Setiap babak ada tiga sesi, sesi satu menjawab pertanyaan tanpa digilir, sesi dua
menjawab pertanyaan dengan dilempar, sesi tiga sesi rebutan. Dalam babak kualifikasi enam
tim dibagi menjadi tiga kelompok. Sehingga, juara masing – masing kelompok masuk ke
dalam babak final. Acara berlangsung seru dan dengan suasana cukup tegang, namun secara
keseluruhan berjalan lancar. Dengan hasil, juara satu juara dua dan juara tiga . mengingat
lomba cerdas cermat gizi seimbang ini hal yang baru bagi siswa sekolah dasar, maka
seminggu sebelum perlombaan, kami memberikan modul yang memuat materi – materi gizi
seimbang yang dapat dipelajari sebagai bahan persiapan mengikuti lomba.
1 Teknis lomba belum dipahami sebelumnya oleh peserta. Mengadakan teknikal meeting
Sehingga sebelum lomba diberikan penjelasan terlebih sebelum lomba
dahulu
2 Alat lomba seperti bel tidak ada. Sehingga resiko Mengupayakan adanya bel lomba
terjadinya ketidakpuasaan saat sesi debat tinggi
3 Antusias yang tinggi dari peserta dan pihak sekolah Mengadakan lomba serupa kembali
terhadap kegiatan ini di kemudian hari
D.8.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/YBuYf1Yq7pY
D.9.2. Tujuan
1. Membiasakan siswa untuk sarapan sehat
2. Mengajarkan siswa contoh sarapan sehat
3. Memperingati Hari Gizi Nasional
D.9.4. Sasaran
Siswa sekolah dasar
1. Masih ada beberapa siswa - siswi yang Informasi dan sosialiasi kegiatan agar dilakukan
tidak membawa bekal sarapan lebih baik lagi
2. Menu makanan/ sarapan pagi yang dibawa Penyuluhan gizi seimbang kepada orangtua
oleh siswa masih belum memenuhi gizi murid
seimbang
D.9.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/Zh8wtg5AerM
D. 10. SEMINAR GIZI SEIMBANG (GERAKAN MASYARAKAT SADAR GIZI) (HGN 57)
Salah satu efek dari masalah kekurangan gizi di Indonesia adalah stunting. Data Riset
Kementerian Kesehatan mencatat balita Indonesia yang mengalami stunting di 2015
sebanyak 29,6%. Kemisikinan ditengarai sebagai akar dari permasalahan gizi di Indonesia.
Namun, dari data yang ada, orang miskin di Indonesia hanya 10 persen sedangkan masalah
gizi seperti stunting, justru diatas 10 persen. Sehingga, banyak juga warga yang tidak miskin
menderita masalah gizi.
Oleh karena akar permasalahan bukan semata – mata karena faktor ekonomi, namun juga
karena masalah kesadaran akan pentingnya gizi seimbang dalam kehidupan sehari – hari. Hal
itu dapat diatasi dengan cara melakukan penyuluhan, ataupun sosialiasi secara terus
menerus kepada masyarakat luas tentang pentingnya gizi seimbang.
D.10.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai gizi seimbang
2. Mengajak masyarakat berpartisipasi aktif untuk melaksanakan gizi seimbang
3. Mengajak lintas sektor untuk berperan aktif mempromosikan gizi seimbang ke
masyarakat luas
D.10.4. Sasaran
Masyarakat Umum, khususnya aparat pemerintah, kepala sekolah, tokoh masyarakat
puskesmas, sambutan Camat Pasikolaga, dan sambutan dari Ketua Persagi. Sebelum acara
seminar, diselingi dengan kegiatan kuis tanya jawab. Mini Seminar ini dibawakan oleh Ketua
Persagi Kab Muna. Dengan tema Gerakan Masyarakat Sadar Gizi. Dalam pemaparannya,
bapak ketua persagi juga mengajak masyarakat yang hadir untuk menjaga kesehatan dengan
membiasakan menu gizi seimbang. Kegiatan diakhiri dengan pembacaan pemenang lomba
dan pemberian hadiah.
1. Secara umum kegiatan berjalan dengan Antisipasi terhadap segala kemungkinan yang
lancar walaupun ini merupakan kegiatan bisa menghambat berlangsungnya acara.
pertama kali dan terkendala dengan cuaca
buruk sehingga waktu pelaksanaan menjadi
molor.
D.10.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan Gema Cermat : https://youtu.be/BgPrXNuE7nU
https://youtu.be/CdCe3sM9jww
Penandatanganan Komitmen Seluruh Lapisan Masyarakat mendukung Gerakan Masyarakat Sadar Gizi
Foto Bersama Persagi, Puskesmas, Pemerintah Desa, Kepala Sekolah, dan Juara Lomba
Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan bersumber daya masyarakat yang
dikelolah dan diselenggarakan untuk masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi
Tujuan Umum Posyandu yaitu Menunjang percepatan penurunan angka kematian ibu (AKI),
angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian anak balita (AKABA) di Indonesia melalui
upaya pemberdayaan masyarakat. Tujuan khusus yaitu Meningkatnya peran masyarakat
dalam penyelenggaraan upaya kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan penurunan
angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian anak balita. Meningkatnya
peran lintas sektor dalam penyelenggaraan posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan
angka kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian anak balita. Meningkatnya
cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan dasar, terutama yang berkaitan dengan
penurunan kematian ibu, angka kematian bayi dan angka kematian anak balita Sasaran
posyandu adalah seluruh masyarakat, utamanya :Bayi, anak balita, Ibu hamil, ibu nifas dan
ibu menyusui, pasangan usia subur (PUS).
Pada kegiatan posyandu tersebut tenaga kesehatan dibantu oleh warga masyarakat setempat
yang disebut kader. Kader inilah yang nantinya menjadi motor penggerak atau pengelola dari
upaya kesehatan primer. Melalui kegiatannya sebagai kader ia diharapkan mampu
menggerakkan masyarakat untuk melakukan kegiatan yang bersifat swadaya dalam rangka
peningkatkan status kesehatan
Kader kesehatan sebagai mitra strategis puskesmas memiliki peranan yang penting dalam
pelaksanaan program. Kader yang kesehariannya ada bersama masyarakat turut serta
berperan didalam pembangunan kesehatan. Peranan kader sangatlah penting karena kader
bertanggung jawab dalam pelaksanaan posyandu.bila kader tidak aktif maka pelaksanaan
posyandu juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita dibawa
lima tahun tidak dapat dideteksi secara jelas, Hal ini akan mempengaruhi tingkat keberhasilan
program posyandu khususnya dalam pemantauan tumbuh kembang balita
D.11.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan kader kesehatan
2. Meningkatkan kemampuan kader dalam tertib administrasi
3. Melatih kader dalam melakukan pencatatan yang baik
4. Terlaksananya posyandu dengan sistem yang baik
D.11.4. Sasaran
Kader kesehatan
1. Kader masih belum mengerti mengenai Melakukan pendampingan berkala setiap bulan
pengisian pada format SIP
2. Waktu untuk melakukan pendampingan Melakukan pertemuan setiap tiga bulan sekali
terbatas untuk evaluasi secara keseluruhan
D.11.9. Dokumentasi
Penyakit kanker merupakan salah satu penyebab kematian utama di seluruh dunia. Pada
tahun 2012, sekitar 8,2 juta kematian disebabkan oleh kanker. Kanker paru, hati, perut,
kolorektal, dan kanker payudara adalah penyebab terbesar kematian akibat kanker setiap
tahunnya.
Lebih dari 30% dari kematian akibat kanker disebabkan oleh lima faktor risiko perilaku dan
pola makan, yaitu: (1) Indeks massa tubuh tinggi, (2) Kurang konsumsi buah dan sayur, (3)
Kurang aktivitas fisik, (4) Penggunaan rokok, dan (5) Konsumsi alkohol berlebihan. Merokok
merupakan faktor risiko utama kanker yang menyebabkan terjadinya lebih dari 20%
kematian akibat kanker di dunia dan sekitar 70% kematian akibat kanker paru di seluruh
dunia. Kanker yang menyebabkan infeksi virus seperti virus hepatitis B/hepatitis C dan virus
human papilloma berkontribusi terhadap 20% kematian akibat kanker di negara
berpenghasilan rendah dan menengah. Lebih dari 60% kasus baru dan sekitar 70% kematian
akibat kanker di dunia setiap tahunnya terjadi di Afrika, Asia dan Amerika Tengah dan
Selatan. Diperkirakan kasus kanker tahunan akan meningkat dari 14 juta pada 2012 menjadi
22 juta dalam dua dekade berikutnya. Lebih dari 30% penyakit kanker dapat dicegah dengan
cara mengubah faktor risiko perilaku dan pola makan penyebab penyakit kanker. Kanker
yang diketahui sejak dini memiliki kemungkinan untuk mendapatkan penanganan lebih baik.
Hari Kanker Sedunia diperingati setiap tanggal 4 Februari dan Hari Kanker Anak diperingati
setiap tanggal 15 Februari. Untuk itu momentum tersebut tepat dalam mensosialiasikan
tentang penyakit kanker. Sehingga faktor – faktor resiko penyakit tersebut dapat dicegah
sedini mungkin.
D.12.2. Tujuan
1. Meningkatkan pengetahuan siswa mengenai penyakit Kanker
2. Mengajak siswa melakukan gaya hidup sehat sebagai pencegahan kanker
3. Memperingati Hari Kanker Sedunia
D.12.4. Sasaran
Siswa MTsN 5 Muna.
1. LCD proyektor sebagai media presentasi Antisipasi kondisi teknis, menggunakan media
tidak dapat digunakan secara maksimal poster sebagai alternatif
karena kondisi ruangan yang terlalu terang
D.12.9. Dokumentasi
UKS adalah segala usaha yang dilakukan untuk meningkatkan kesehatan anak usia sekolah
dan lingkungan sekolah serta seluruh warga sekolah pada setiap jalur, jenis, jenjang
pendidikan mulai TK/RA sampai SMA/SMK/MA.
Sesuai dengan UU No. 23 tahun 1992 pasal 45 tentang Kesehatan menyebutkan bahwa
Usaha Kesehatan Sekolah wajib di selenggarakan di sekolah. Sebagai suatu institusi
pendidikan, sekolah mempunyai peranan dan kedudukan strategis dalam upaya promosi
kesehatan. Hal ini disebabkan karena sebagian besar anak usia 5-19 tahun terpajan dengan
lembaga pendidikan dalam jangka waktu cukup lama. Dari segi populasi, promosi kesehatan
di sekolah dapat menjangkau 2 jenis populasi, yaitu populasi anak sekolah dan masyarakat
umum/keluarga.
Di dalam tatanan pelayanan kesehatan, Guru UKS secara langsung berhubungan dengan
Promosi kesehatan di sekolah yang merupakan suatu upaya untuk menciptakan sekolah
menjadi suatu komunitas yang mampu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sekolah
melalui kegiatan utama ;
1. Penciptaan lingkungan sekolah yang sehat,
2. Pemeliharaan dan pelayanan kesehatan di sekolah,
3. Upaya pendidikan yang berkesinambungan.
Ketiga kegiatan tersebut dikenal dengan istilah Trias UkS
Tujuan umum
Untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat dan derajat kesehatan peserta didik.
Tujuan khusus
Agar peserta didik ;
1. Memiliki pengetahuan/sikap/keterampilan untuk berprilaku hidup sehat.
2. Sehat jasmani/rohani/sosial
3. Memiliki daya tangkal dan daya hayat terhadap pengaruh buruk narkotika, rokok, alkohol
dan obat berbahaya lainnya
D. 1. PEMBINAAN UKS
D.1.1. Latar Belakang
UKS (Usaha Kegiatan Sekolah) merupakan suatu wahana untuk meningkatkan derajat
kesehatan peserta didik. Dalam mencapai tujuannya, ruang lingkup UKS terdiri atas
pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan, dan pembinaan lingkungan sekolah. Pendidikan
kesehatan melingkupi segala kegiatan yang bersifat promosi kesehatan, berupa transfer
informasi dan pengatahuan kepada peserta didik. Begitu pula dengan pembinaan lingkungan
sekolah, peserta didik dituntut untuk berprilaku aktif menjaga kesehatan di lingkungan
sekolah. Walaupun sebagian besar kegiatan UKS meliputi promotif dan preventif, upaya
pelayanan kesehatan tidak dapat dikesampingkan.
Salah satu kegiatan pelayanan kesehatan di sekolah adalah penanganan masalah kesehatan
yang dapat ditangani segera oleh tim pelaksana uks sebelum di rujuk ke faskes selanjutnya.
Masalah kesehatan sehari-hari yang dapat dijumpai di sekolah berupa kegawatdaruratan yang
mungkin terjadi pada peserta didik selama melangsungkan aktifitas di sekolah. Hal – hal
tersebut seperti, kejadian luka, pingsan, sesak nafas akibat tersedak, kecelakaan bermain di
sekolah dan sebagainya.
Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3K) sangat penting dilakukan pada korban sebelum
di rujuk ke faskes. Sebab, dengan pertolongan pertama yang tepat keparahan yang terjadi
pada korban dapat dicegah. Untuk itulah, pengetahuan dan keterampilan dasar P3K tersebut
sudah tentu wajib dipahami oleh tim pelaksana UKS. Sehingga, ketika ada kecelakaan
terhadap peseta didik, dapat dilakukan penanganan awal yang cepat dan tepat.
D.1.2. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman guru dan siswa dalam menggunakan peralatan UKS kit
2. Meningkatkan keterampilan guru dan siswa dalam penggunaan peralatan UKS kit di
sekolah
3. Memaksimalkan UKS kit untuk digunakan dalam kegiatan UKS di sekolah
D.1.4. Sasaran
Guru dan Siswa UKS
No Evaluasi Rekomendasi
D.1.9. Dokumentasi
Data Global Nutrition Report (2014) menyebutkan bahwa Indonesia termasuk Negara yang
memiliki masalah gizi yang kompleks. Hal ini ditunjukan dengan tingginya prevalensi stunting,
prevalensi wasting, dan masalah gizi lebih. Data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013,
menunjukan prevalensi gizi kurang pada balita fluktuatif dari 18,4% pada 2007, menurun
menjadi 17,9% pada 2010. Namun, meningkat lagi menjadi 19,6% pada 2013. Adapun
masalah stunting atau pendek pada balita ditunjukan dengan angka nasional 37,2%.
Masalah gizi memiliki dampak yang luas, tidak saja terhadap kesakitan, kecacatan, dan
kematian, tapi juga terhadap pembentukan sumber daya manusia yang berkualitas dengan
produktivitas optimal. Kualtias anak ditentukan sejak terjadinya konsepsi hingga masa balita.
Kecukupan gizi ibu selam hamil hingga anak berusia di bawh 5 tahun, serta pola pengasuhan
yang tepat akan memberikan kontribusi nyata dalam mencetak generasi unggul.
Perlu dukungan seluruh lapisan masyarakat dan lintas sector untuk menanggulangi
permasalahan gizi di negeri ini. Masalah gizi juga dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti
ekonomi, sosial, budaya, pola pengasuhan, pendidikan juga lingkungan, dan bukan hanya
masalah kesehatan saja.
Potensi sumber gizi masyarakat sebenarnya dapat mengoptimalkan lahan dan tanaman yang
memang sudah ada di daerah. Lahan yang masih luas dan tidak dimanfaatkan terutama di
halaman rumah bisa digunakan menjadi sumber gizi keluarga. Kebun gizi dan kebun obat
keluarga, juga dapat menjadi solusi untuk memenuhi kebutuhan gizi seimbang keluarga.
Harapannya, pengetahuan masyarakat menjadi meningkat akan sumber – sumber pangan
yang bergizi dan mampu mengolahnya dengan baik.
Seringkali orangtua kebingungan dalam memberikan makanan yang bergizi pada anaknya.
Pasalnya, makanan yang bergizi cenderung tidak enak. Salah satu makanan yang memiliki
sumber gizi tinggi adalah kelor (Moringa olifera). Kelor yang sejak dahulu memang telah
dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Mitos ini pun berlanjut dengan penelitian
yang dilakukan terhadap kelor. Faktanya kelor memang memiliki zat gizi yang berlimpah
dibandingkan makanan lainnya.
Tidak sedikit anak – anak sudah mengalami anemia. Suplementasi zat besi mutlak diperlukan
untuk mencegah anemia yang lebih berat. Dengan memperhatikan tanaman kelor yang
cukup banyak dan memiliki zat gizi tinggi terutama fe maka upaya untuk mengolah kelor
menjadi berbagai macam makanan yang disukai anak memang diperlukan. Untuk itu,
pemberdayaan masyarakat berperan penting disini, Kelompok Usaha Bersama (KUBE) “Kelor
Kehidupan” yang dibentuk diupayakan sebagai langkah awal sebagai sumber produksi olahan
kelor. Harapannya, tidak hanya memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dengan olahan kelor
namun menjadi makanan khas bergizi yang bisa diperjualbelikan ke masyarakat luas
sehingga dapat menjadi roda penggerak ekonomi masyarakat.
D.1.2. Tujuan
1. Meningkatkan pemanfaatan bahan pangan lokal dalam pemenuhan sumber gizi
2. Sebagai alternatif dalam pemenuhan asupan zat besi bagi anak
3. Membuka peluang usaha ekonomi berbasis rumah tangga
D.1.3. Pihak yang Dilibatkan dan Peranan
Tim Penggerak PKK Desa dan Kecamatan
D.1.4. Sasaran
Ibu – Ibu PKK
No Evaluasi Rekomendasi
Kendala alat dan teknologi yang digunakan Pengadaan alat penepung daun kelor dan
2.
untuk membuat tepung kelor ketersediaan listrik
D.1.9. Dokumentasi
Tautan video kegiatan : https://youtu.be/gsqwWNLiwNA
Presentasi didepan Ibu PKK kabupaten Muna. Pemanfaatan olahan daun Kelor
Presentasi di depan Ibu bupati dan Camat. Manfaat kelor dan Olahannya
Pelayanan kefarmasian merupakan bagian yang harus ada dalam melaksanakan upaya
kesehatan di Puskesmas. Sebagaimana yang tercantum didalam PERMENKES No.75 Tahun
2014 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat Pasal 38 bahwa untuk melaksanakan upaya
kesehatan Puskesmas harus menyelenggarakan beberapa pelayanan dan salah satunya
adalah pelayanan kefarmasian.
Pelayanan kefarmasian dewasa ini, sudah berbeda dengan pelayanan kefarmasian yang
sebelumnya.Hal ini terjadi karena semakin berkembangnya ilmu pengetahuan, tingkat
pendidikan masyarakat, pola hidup dan paradigma kesehatan itu sendiri. Pelayanan
kefarmasian dahulunya hanya menyangkut manajemen dan peracikan obat saja yang
kemudian diserahkan pada pasien. Namun, pelayanan ini tidak cukup untuk menjamin
bahwa pasien akan memperoleh hasil yang diinginkan setelah menggunakan obat tersebut.
Setelah ditinjau kembali banyak pasien yang gagal dalam menggunakan obat karena
ketidakpahaman dalam penggunaan obat, baik cara pemakaian, waktu penggunaan, jumlah
obat yang akan dikonsumsi bahkan pengetahuan mengenai cara penyimpanan obat yang
benar.
Sehingga hari ini paradigma kefarmasian sudah berubah dari yang dulu hanya “ Drug
Oriented” sekarang bertambah menjadi “Patient Oriented”.Jadi pelayanan farmasi klinis atau
yang dikenal dengan “Pharmaceutical Care” punya peranan yang sangat besar dalam
mengatasi permasalahan tersebut.
Tujuan dari program ini adalah untuk terlaksananya pelayanan kefarmasian yang sesuai
dengan peraturan dan standar yang sudah ada.Selain itu pelayanan kefarmasian sebagai
salah satu bagian dari upaya kesehatan yang ada di Puskesmas disamping pelayanan
lainnya dapat memberikan peranan yang besar dalam meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Metode yang digunakan pada pemusnahan ini ada 3 tahap, yaitu pemisahan obat dan
bahan medis habis pakai dari kemasan primer, obat yang sudah dibuka dari kemasan
primernya direndam dengan air satu malam, dan terakhir dimasukkan ke lobang yang telah
disediakan serta kemasannya di bakar.
Obat dan bahan medis habis pakai merupakan komponen yang yang sangat penting dalam
pelayanan kesehatan. Dua komponen ini haruslah dijaga dan diawasi kualitas dan
kuantitasnya, tentunya ini merupakan bagian dari peran kefarmasian terutama di fasilitas
kesehatan tingkat pertama yaitu puskesmas.
Sehingga dilakukanlah pemusnahan terhadap obat dan bahan medis habis pakai tersebut,
agar kualitas dan keamanannya terjamin dan prlayanan terhadap masyarakat dapat
dimaksimalkan.
D.1.2. Tujuan
1. Menjaga kualitas dan keamanan obat dan bahan medis habis pakai yang ada di
Puskesmas.
2. Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dan memuaskan kepada masyarakat di
wilayah kerja Puskesmas.
3. Menghindari terjadinya penyalahgunaan obat dan bahan medis habis pakai yang sudah
kadaluarsa dan rusak.
4. Menghindari terjadinya kesalahan dalam pelayanan pengobatan (penggunaan obat yang
kadaluarsa) di Puskesmas.
1. Petugas Pengelola Obat dalam hal ini apoteker penanggung jawab, sebagai pihak yang
bertanggung jaawab dan melaksanakan pemusnahan.
2. Kepala Puskesmas sebagai pihak yang mengetahui dan saksi dalam pemusnahan.
3. Petugas Sanitarian sebagai pihak yang mengontrol cemaran selama pemusnahan serta
melanjutkan pemusnahan jarum dari spuit yang kadaluarsa dan rusak menggunakan
needle destroyer.
D.1.4. Sasaran
Semua obat dan bahan medis habis pakai yang kadaluarsa dan rusak dapat dimusnahakan.
Pemisahan obat dan bahan medis habis pakai dari kemasan primernya. Hal ini dilakukan
karena masing-masing bagian mendapatkan perlakuan yang berbeda baik obat, bahan
medis habis pakai, maupun kemasan primer tersebut.
Obat yang telah dipisah direndam dengan air selama satu sampai dua malam, sampai
semuanya larut.
Kemasan primer obat dapat dimusnahkan dengan cara dibakar sampai habis.
Bahan medis habis pakai yang ada jarumnya dimusnahkan menggunakan needle
destroyer yang dilakukan oleh petugas sanitarian.
Obat yang sudah direndam dibuang ke lobang yang sudah ada dan dicampur dengan
tanah.
Kegiatan ini disaksikan oleh salah seorang petugas puskesmas dan sekaligus menjadi saksi
dalam pemusnahan obat dan bahan medis habis pakai. Kegiatan ini didokumentasikan dan
dilaporkan ke dinas kesehatan kabupaten.
Pemusnahan secara manual, yaitu dengan pembakaran untuk kemasan primer, perendaman
dan pencampuran dengan tanah untuk obat, dan pemusnahan alkes yang ada jarumnya
dilakukan oleh petugas sanitarian.
Semua obat dan bahan medis habis pakai yang kadaluarsa dan rusak dapat
dimusnahkan.
Kedepannya obat dan bahan medis habis pakai harus dipisahkan pada tempat tertentu
dan dilakukan inspeksi setiap bulannya di setiap sub bagian yang ada di puskesmas.
Pemusnahan dilakukan setiap 6 bulan.
No Evaluasi Rekomendasi
D.1.9. Dokumentasi
Pemisahan obat dan bahan medis habis pakai dari kemasan primernya
Pelayanan kesehatan di puskesmas akan diapresiasi oleh masyarakat luas selaku pengguna
layanan jika pelayanan tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan yang bermutu pasti
menggunakan pendekatan manajemen sehingga pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan
produktif. Untuk bisa menyediakan pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf harus
menerapkan prinsip – prinsip manajemen.
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis organisasi untuk
membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi, sehingga manajemen juga dapat
digunakan dalam bidang kesehatan untuk membantu manajer organisasi pelayanan
kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo, manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan
atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatn dan non-petugas kesehatan masyarakat
melalui program kesehatan.
Untuk mencapai tujuan Puskesmas secara efektif dan efisien, pimpinan Puskesmas dituntut
untuk melaksanakan fungsi-fungsi manajemen, yaitu fungsi-fungsi yang harus dilaksanakan
oleh pimpinan Puskesmas secara terorganisasi, berurutan dan berkesinambungan. Banyak
ahli manajemen mengemukakan teori tentang fungsi-fungsi manajemen, tergantung dari
sudut pandangnya. Ada beberapa rumusan fungsi-fungsi manajemen, sebagai berikut yaitu,
Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Penggerakan
Pelaksanaan), Controlling (Pengawasan/Pembimbingan), dan Evaluating (Penilaian).
Untuk dapat melaksanakan usaha pokok puskesmas secara efisien, efektif, produktif, dan
berkualitas, pimpinan puskesmas harus memahami dan menerapkan prinsip-prinsip
manajemen. Penerapan manajemen kesehatan di puskesmas terdiri dari, Lokakarya Mini
Puskesmas dan Lokakarya Lintas Sektor.
Salah satau penerapan fungsi manajemen puskesmas adalah penyusunan rencana kegiatan
(POA) puskesmas tahunan. POA ini disusun berdasarkan rencana pelaksanaan kegiatan
puskesamas, yang termasuk fungsi perencanaan. Perencanaan adalah proses penyusunan
rencana tahunan puskesmas untuk mengatasi masalah kesehatan di wilayah kerjanya dengan
tetap mempertahankan kegiatan yang sudah dicapai sebelumnya.
Dengan POA ini diharapkan dapat memberikan petunjuk untuk menyelenggarakan upaya
kesehatan secara efektif dan efisien demi mencapai tujuan yang telah ditetapkan,
memudahkan pengawasan dan pertanggungjawaban dengan tetap mempertimbangkan
hambatan dan potensi yang ada.
D.1.2. Tujuan
Kepala puskesmas berperan sebagai penanggung jawab sekaligus koordinator yang mengatur
dan Staff puskesmas berperan sebagai pelaksana program, memberikan masukan kepada
pimpinan untuk program – program yang akan dilaksanakan
D.1.4. Sasaran
Staff Puskesmas
Kegiatan pembahasan Planning Of Action (POA) dilakukan saat Mini Loka Karya akhir bulan
Desember 2016.
No Evaluasi Rekomendasi
D.1.9. Dokumentasi
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas
untuk ememlihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
Pelayanan Kesehatan Bergerak merupakan sebuah terobosan yang dilakukan dalam rangka
meningkatkan akses dan ketersediaan pelayanan kesehatan di daerah yang sulit diakses
karena terhalang oleh kondisi geografis. Selain itu PKB juga ditujukan untuk daerah yang
sangat jauh dari fasilitas pelayanan kesehatan.
D.1.2. Tujuan
D.1.4. Sasaran
Kegiatan PKB dilakukan setiap bulannya. Kegiatan ini dilakukan pada minggu pertama dan
ketiga setiap bulannya. Karena pada minggu kedua dilakukan posyandu balita dan minggu
keempat posyandu lansia. Sehingga setiap minggu masyarakat dapat berobat dan melakukan
pengecekan kesehatan lainnya.
Pada bulan februari tempat pelaksanaan PKB ditambah di Desa Kolese. Sehingga dalam
sebulan terdapat empat kali PKB. Yaitu dua kali di desa Mataindaha dan dua kali di Desa
Kolese.
PKB dilakukan di Pustu Desa Mataindaha, pada hari jumat sedangkan PKB di Desa Kolese
pada hari kamis, mulai dari jam 08:00-12:00 WITA.
Kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan adalah:
a. Registrasi Pasien
Pasien yang mendaftar untuk berobat dibuatkan rekam medisnya, dan dicantumkan
nomor urut, agar memudahkan saat berobat selanjutnya.
b. Penyuluhan Kesehatan
Setelah pasien berkumpul, sebelum melakukan pemeriksaan kesehatan, pasien diberikan
penyuluhan kesehatan.
c. Pengukuran berat badan, tinggi badan, dan Tekanan Darah
Perawat melakukan penimbangan berat badan, tinggi badan (jika diperlukan), dan
pengukuran tekanan darah sebelum diperiksa oleh dokter.
d. Pemeriksaan dan Konsultasi dengan Dokter
Selanjutnya pasien masuk ke ruang dokter dan membawa rekam medis. Dokter
melakukan pada pemeriksaan dan memberikan resep kepada pasien.
e. Pelayanan kefarmasian (Penyerahan Obat, Pemberian Informasi Obat, dan Konseling)
Pasien menyerahkan resep dan rekam medis kepada apoteker untuk disiapkan obatnya.
Kemudian apoteker menjelaskan obat yang didapat oleh pasien, jika termasuk kedalam
kriteria konseling maka dilakukan konseling dan dicatat. Pelayanan pada pasien di catat
dalam Patient Medical Record (PMR)
f. Pemeriksaan Laboratorium (Gula darah, Kolesterol, Asam Urat, dan Hb)
Bagi pasien yang ingin melakukan pemeriksaan darah, atau yang direkomendasikan oleh
dokter, maka diperiksakan terlebih dahulu oleh analis, kemudian hasilnya diserahkan ke
dokter untuk ditindaklanjuti.
- Penyuluhan Kesehatan
- Pengobatan
- KIE (Konseling, Informasi, dan Edukasi)
- Pelayanan Farmasi Klinik
No Evaluasi Rekomendasi
D.1.9. Dokumentasi
LAMPIRAN – LAMPIRAN
Tabel Jumlah Kunjungan Pasien Pelayanan Kesehatan Bergerak (PKB) Desa Mataindaha
dan Desa Kolese
Grafik Kunjungan Pasien Pelayanan Kesehatan Bergerak desa Mataindah dari bulan oktober 2016 – juli 2017
80
70
60
50
40
30 Series1
20
10
0
Grafik Kunjungan Pasien Pelayanan Kesehatan Bergerak desa Kolese dari bulan Februari – Juli 2017
60
50
40
30
Series1
20
10
0
februari maret april mei juni juli
No Upaya Kegiatan Rincian Kegiatan Sasaran Target Volume Rincian Lokasi Tenaga Jadwal Biaya Sumber
Kesehatan Kegiatan Pelaksanaan Pelaksanaan Pelaksana Biaya
1 Promosi Penyuluhan Pembinaan Keluarga Sehat (Baluaras) Keluarga dengan 72 6 or x Transportasi Rumah Tim NS Januari - 7200000 BOK
Kesehatan IKS Tidak Sehat Keluarga 12 KK x Warga Desa (6 org) Desember
Rp. Tampunabale 2017
100.000
Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Media Masyarakat 1 Desa 3 or x Transportasi Pasar Sore Tim Januari - 3600000 BOK
Film (Layar Suluh) 12 kl x Desa promkes Desember
Rp. Matampe (3 org) 2017
100.000
Penyuluhan Kesehatan di Sekolah (Suluh Siswa Sekolah 6 PAUD, 6 3 or x Transportasi Sekolah di Tim Januari - 7200000 BOK
Sekolah) SD, 2 24 kl x Kecamatan promkes Desember
SMP/MTs, Rp. Pasikolaga (3 org) 2017
1 SMA/MA 100.000
Penyuluhan Penyakit Menular dan Tidak Pasien 6 1 or x 6 Transportasi Posyandu Tenaga Januari - 7200000 BOK
Menular (Suluh Pasien) Posyandu pos x 12 Penyuluh Desember
Lansia kl x Rp. 2017
Penyuluhan Penggunaan Obat yang Baik Pasien 100.000 Puskesmas & Apoteker Januari -
dan Benar (Gema Cermat) Posyandu (Tenaga Desember
Farmasi) 2017
Penyuluhan Pemanfaatan TOGA & TAGI Keluarga
Penyuluhan Kespro Catin (SIAP NIKAH) Calon Pengantin Puskesmas Dokter & Januari -
Bidan Desember
2017
Pemberdayaan Pembinaan Kader Kesehatan Kader Kesehatan 40 Kader 3 or x Transportasi Posyandu Tim Januari - 3600000 BOK
Kesehatan 12 kl x promkes April
Rp. (3 org) 2017
100.000
Pembinaan Keluarga Sadar Gizi (KADARZI) Keluarga 10
Keluarga
Pembinaan Generasi Muda Aktif dan Sehat Anak Sekolah 1
Kelompok
Pembinaan Kelompok Lansia Kelompok Usia 1
Lanjut Kelompok
Advokasi Pengembangan Kawasan Tanpa Rokok Kepala Sekolah 9 Sekolah 1 or x 9 Transportasi Sekolah di Tim Januari - 900000 BOK
(KTR) kl x Rp. Kecamatan Promkes Mei 2017
100.000 Pasikolaga
2 Gizi Pendidikan dan Penyuluhan Gizi Ibu bayi/anak 6 4 or x Transportasi Pustu Dokter, Januari - 4800000 BOK
Masyarakat Perbaikan Gizi balita, bumil, Posyandu 12 kl x Mataindaha Apoteker, Desember
Pemantauan Status Gizi
Promosi ASI eksklusif dan Makanan bulin, bufas, Rp. & Puskesmas Analis & 2017
Pengganti ASI (MPASI) ibu menyusui 100.000 Bidan
PMT penyuluhan untuk bayi, anak balita
dan bumil
Kunjungan rumah/pendampingan
Penanggulangan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Ibu bayi/anak 6
permasalahan Pemulihan anak Balita balita, Balita Posyandu
gizi
Surveilans dan pelacakan gizi buruk
Kunjungan rumah
3 Pengendalian Deteksi dini dan Pengukuran dan pemeriksaan faktor risiko Kelompok usia >15 5 4 or x 5 Transportasi Posbindu Dokter, Januari - 24000000 BOK
dan tindak lanjut dini penyakit tidak menular di posbindu PTM tahun Posbindu pos x 12 desa Kolese, Apoteker, Desember
Pencegahan PTM kl x Rp. Mataindaha, Analis, & 2017
Penyakit 100.000 Lambelu, Perawat
Matampe,
Tampunabale
Pelayanan Promosi (etika batuk, Perilaku Hidup Bersih Penderita,
Pencegahan dan Sehat/PHBS dll) masyarakat
Pengendalian Konseling dan pencegahan transmisi kelompok berisiko
Malaria dan penularan penyakit dari penderita ke orang tinggi
Tuberculosis (TB lain
Pemantauan kepatuhan minum obat
Penemuan dan tata laksana kasus
Pengambilan spesimen TB dan malaria
Spot survei terhadap tempat perindukan
vektor
Pengendalian vektor
Pendistribusian kelambu pada kelompok
berisiko
Pelayanan Promosi (Aku Bangga Aku Tahu/ABAT, Penderita,
Pencegahan dan Pemakaian Kondom, Pengetahuan masyarakat
Pengendalian komprehensif HIV/AIDS,dll) kelompok berisiko
Penyakit Konseling dan pencegahan transmisi tinggi
HIV/AIDS penularan penyakit
Pemantauan kepatuhan minum obat
Penemuan dan tata laksana kasus
Pengambilan spesimen HIV/AIDS, IMS
Sero surveilans bagi populasi risiko tinggi