Dasar Teorik Pembuatan Tempe
Dasar Teorik Pembuatan Tempe
Dasar Teori
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus
oligosporus, Rh. oryzae, Rh. stolonifer (kapang roti), atau Rh. arrhizus, sehingga membentuk
padatan kompak berwarna putih. Beberapa fermentasi tersebut secara umum dikenal sebagai
ragi tempe. Banyak sekali jamur yang aktif selama fermentasi, tetapi umumnya para peneliti
menganggap bahwa Rhizopus sp merupakan jamur yang paling dominan. Jamur yang tumbuh
pada kedelai tersebut menghasilkan enzim-enzim yang mampu merombak senyawa organik
kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga senyawa tersebut dengan cepat
dapat dipergunakan oleh tubuh (Darma, 2010).
Jamur Rhizopus oryzae merupakan jamur yang sering digunakan dalam pembuatan
tempe. Jamur Rhizopus oryzae aman dikonsumsi karena tidak menghasilkan toksin dan
mampu menghasilkan asam laktat. Jamur Rhizopus oryzae mempunyai kemampuan mengurai
lemak kompleks menjadi trigliserida dan asam amino. Selain itu jamur Rhizopus
oryzae mampu menghasilkan protease. Rhizopus sp tumbuh baik pada kisaran pH 3,4-6. Pada
penelitian semakin lama waktu fermentasi, pH tempe semakin meningkat sampai pH 8,4,
sehingga jamur semakin menurun karena pH tinggi kurang sesuai untuk pertumbuhan jamur.
Secara umum jamur juga membutuhkan air untuk pertumbuhannya, tetapi kebutuhan air
jamur lebih sedikit dibandingkan dengan bakteri. Selain pH dan kadar air yang kurang sesuai
untuk pertumbuhan jamur, jumlah nutrien dalam bahan, juga dibutuhkan oleh jamur. Pada
tempe terdapat jamur Rhizopus oryzae yang mengalami fermentasi. Fermentasi adalah proses
produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik(sedikit oksigen) (Darma, 2010).
b. Tujuan
Praktikum ini bertujuan untuk:
a) Untuk memperoleh keterampilan membuat tempe
b) Untuk mengetahui pengaruh aerasi dalam pembuatan tempe
c. Alat dan Bahan
Alat:
a) Sendok
b) Pelubang kertas
c) Timbangan
d) Jarum kasur
e) Rak kayu
f) Mortar
g) Pistil
h) Thermometer
Bahan:
a) Kedelai
b) Ragi tempe
c) Kantong plastic
d) Isolasi
d. Cara Kerja
Kedelai dicuci sampai bersih, kemudian merebus selama ± 1jam
Biji kedelai direndam selama semalam, kemudian direbus kembali sampai lunak
3 buah kantong plastik disiapkan dengan diberi kode A, B, C. Kantong plastik A diberi lubang
dengan jarak ± 1 cm, kantong plastik B diberi lubang dengan jarak ± 2 cm, kantong plastik C
diiberi jarak ± 3 cm dan sebagai kontrol tidak diberi lubang
Kedelai yang sudah dingin dimasukkan ke dalam kantong plastik untuk diukur suhu dan
beratnya
Kemudian kedelai ditebarkan di atas lembaran plastik bersih, kemudian ragi tempe
dicampurkan dengan biji-biji kedelai, caranya dengan menggerus ragi tempe kemudian jika
sudah halus, dicampurkan dengan biji kedelai hingga merata
Kedelai dimasukkan ke dalam kantong plastik kemudian ditimbang hingga beratnya 100gr
pada tiap-tiap plastik A, B, dan C serta kontrol
Kantong plastik dilipat sehingga biji-biji kedelai rapat satu sama lain, kemudian isolasi
dipasang pada tepi lipatan kantong plastik. kemudian diletakkan di atas rak kayu
Setelah 26-36 jam, tempe diamati, diperiksa dengan dibandingkan masing-masing warna,
aroma, dan teksturnya. dapat pula dibandingkan rasanya setelah digoreng
Rujukan:
Harli, Muhammad. 2004. ”Intisari Kado Tempe Buat Mama”. PT Gramedia : Jakarta