Sri Murni
E2A009201
RII / 2009
I.PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia dengan keadaan geografis dan kondisi sosialnya berpotensi rawan
bencana, balk yang disebabkan oleh kejadian alam seperti gempa bumi, tsunami,
tanah longsor, letusan gunung berapi, banjir, angin puting beliung dan kekeringan,
maupun yang disebabkan oleh ulah manusia dalam pengelolaan sumber daya dan
lingkungan (contohnya kebakaran hutan, pencemaran lingkungan, kecelakaan
transportasi, kecelakaan industri, dan tindakan teror born) serta konflik antar
kelompok masyarakat.
II. BENCANA
DEFINISI
Kejadian / peristiwa bencana yang diakibatkan oleh alam atau ulah manusia, baik
yang terjadi secara tiba-tiba atau perlahan-lahan,dapat menyebabkan hilangnya
jiwa manusia, trauma fisik dan psikis, kerusakan harta benda dan lingkungan, yang
mampu melampaui kemampuan sumberdaya masy.untuk mengatasinya.
1. Definisi Oprasional
a. Gawat Darurat :
Keadaan dimana diperlukan pertolongan segeracepat,cermat,tepat) untuk
mencegah kematian atau kecacatan
b. Tanggap Darurat :
Upaya penangulangan dampak yang timbul akibat bencana, terutama
penyelamatan korban dan harta benda, evakuasi dan pengungsian.
c. Pencegahan ( prevention) :
Upaya pencegahan terjadinya bencana dan jika mungkin meniadakan bencana.
d. Mitigasi ( Mitigation ) :
Upaya untuk mengurangi dampak bencana, baik fisik struktural melalui pembuatan
bangunan fisik maupun non fisik struktural melalui undang-undang & pelatihan
e. Kesiapsiagaan ( Preparedness ) :
Upaya mengantisipasi bencana, melalui pengorganisasian langkah – langkah tepat
guna dan berdaya guna.
2. Kesiapsiagaan = preparedness kegiatan pra bencana prevention mitigasi
3. Kegiatan saat bencana
a) Menginformasikan kejadian bencana misal pada forum desa dan petugas
kesehatan..
b) Memberitahukan pada warga (kentongan dll)
c) Membantu melakukan PPGD bersama petugas kesehatan.
d) Memberi bantuan perlengkapan pengungsian / logistik. (Dapur Umum, Tenda,
Posko, dll)
e) Membantu petugas dalam pencatatan dan (data korban, data logistik)
f) Membantu petugas kesehatan memberikan pertolongan awal
g) Mengaktifkan sistem pertolongan
h) Melakan evakuasi dan transfortasi dengan benar
i) Mengaktifkan sistem peringatan
4. Kegiatan paska bencana
a) Pengamatan terhadap dampak bencana (Misalnya sumur yg rusak, pipa air putus
atau jamban hancur)
b) Membantu memulihkan kondisi emosi warga (menghibur, menenangkan warga
dg cara berdoa/ berzikir bersama atau mendampingi korban)
5. Apa saja yang dicatat dan dilaporkan
a) Nama korban
b) Umur dan jenis kelamin
c) Tempat dan waktu kejadian
d) Penolong
e) Tindakan yang dilakukan
f) Tempat rujukan selanjutnya
Bencana alam yang terjadi selalu menyisakan kepedihan yang mendalam. Baik
berupa gempa bumi, tanah longsor, banjir, gunung meletus, ataupun tsunami.
Banyak korban nyawa, fisik, dan harta akibat bencana yang terjadi. Bencana
menyebabkan korban yang selamat, kehilangan keluarga, sahabat, harta, bahkan
tempat tinggal. Bencana ini selanjutnya menyebabkan berbagai masalah kesehatan.
Menurut Ketua Umum PB IDI Fachmi Idris, secara umum, masalah kesehatan
utama setelah bencana adalah trauma fisik seperti luka dan patah tulang.
Kemudian, selama dan sesudah masa itu korban bencana yang selamat dan tinggal
di pengungsian juga terancam penyakit jika upaya antisipasinya tidak memadai.
Berbagai penyakit yang muncul pascabencana alam antara lain malaria, ISPA,
diare, leptospirosis, kolera, dan infeksi kulit.
Pada umumnya masalah kesehatan pasca gempa dapat dibagi dalam 3 fase:
1) Malaria
Penyakit malaria dapat timbul misalnya saat masyarakat berada di pengungsian (
tenda-tenda darurat ), nyamuk anopheles bisa menginfeksi korban-korban bencana.
2) DBD
Misalnya banjir, air yang tergenang dapat menyebabkan bersarangnya nyamuk
aides aigypti. Kemudian menginfeksi korban-korban bencana.
Penyakit ini bisa menginfeksi korban bencana karena sanitasi yang jelek. Misalnya
kuman-kuman penyebab diare seperti ; Vibrio kolera, Salmonella dysentriae pada
genangan banjir, diare akibat kurangnya asupan air bersih karena saluran air bersih
dan sanitari yang rusak.
Seseorang menderita diare bila frekuensi buang air besar telah melampaui
kebiasaannya dengan kotoran encer dan banyak cairan. Diare yang terus menerus
mungkin merupakan gejala penyakit berat seperti tipus, kolera dan kanker usus.
Diare yang berat bisa menyebabkan dehidrasi dan bisa membahayakan jiwa.
Gejala-gejalanya seperti frekuensi buang air besar melebihi normal, kotoran
encer/cair, sakit/kejang perut, demam dan muntah. Penyebabnya bisa
dari Anxietas (rasa cemas), keracunan makanan, infeksi virus dari usus, alergi
terhadap makanan tertentu.
Istilah ini diadaptasi dari istilah dalam bahasa Inggris acute respiratory
infections (ARI). Istilah ISPA meliputi tiga unsur yakni infeksi, saluran pernapasan
dan akut, dengan pengertian sebagai berikut:
b. Saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung hingga alveoli. Secara
anatomis mencakup saluran pernapasan bagian atas, saluran pernpasan bagian
bawah (termasuk jaringan saluran pernapasan).
c. Infeksi akut adalah infeksi yang berlangsung sampai dengan 14 hari, Batas 14
hari diambil untuk menunjukkan proses akut meskipun untuk beberapa penyakit
yang dapat digolongkan dalam ISPA proses ini dapat berlangsung lebih dari 14
hari.
Selain ISPA sering juga ditemukan pnemonia yaitu proses infeksi akut yang
mengenai jaringan paru-paru (alveoli). Terjadinya pnemonia pada anak seringkali
bersamaan dengan proses infeksi akut pada bronkus (biasa
disebutbronchopneumonia).
Gejala penyakit ini berupa napas cepat dan napas sesak, karena paru meradang
secara mendadak. Batas napas cepat adalah frekuensi pernapasan sebanyak 50 kali
per menit atau lebih pada anak usia dua bulan sampai kurang dari satu tahun, dan
40 kali permenit atau lebih pada anak usia satu tajun sampai kurang dari lima
tahun. Pada anak di bawah usia dua bulan, tidak dikenal diagnosis pnemonia.
5) Leptospirosis
Leptospirosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi bakteri leptospira
berbentuk spiral dan hidup di air tawar. Penyakit ini timbul karena
terkontaminasinya air oleh air seni hewan yang menderita leptospirosis. Biasanya
penyakit ini terdapat pada korban banjir.
6) Tipes
Penyakit tipes sebenarnya juga berkaitan erat dengan faktor daya tahan tubuh
seseorang. Oleh sebab itu, untuk mencegah terkena penyakit tipes, masyarakat
harus menjaga kondisi tubuh dengan makan makanan bergizi dan jangan sampai
kelelahan.
c) Masalah kesehatan mental akibat gempa.
Penyakit psikologis / Trauma berkepanjangan akibat reaksi stres akut saat bencana
bisa menetap menjadi kecemasan yang berlebihan. Akibat kehilangan rumah,
kehilangan anggota keluarga atau bisa juga trauma karena ketakutan yang
mendalam
REFERENSI
4. http://www.scribd.com/doc/36278905/Pedoman-Manajemen-Sdm-
Kesehatan-Dalam-Penanggulangan-Bencana
5. http://indonews.org/berbagai-penyakit-mengincar-pascabencana/
6. http://regional.kompas.com/read/2010/10/29/04294798/Berbagai.P
enyakit.Mengincar.Pascabencana
SABAR SAAT TERTIMPA BENCANA MELURUSKAN AQIDAH
َيء َولَنَ ْبلُ َونَّ ُكم ِ ت َو ْاْلَنفُ ِس ْاْل َ ْم َوا ِل ِ ِّمنَ َونَ ْقص َو ْال ُجوعِ ْالخ َْو
ْ ف ِ ِّمنَ ِبش ِ ش ِر ۗ َوالث َّ َم َرا
ِّ ِ صا ِب ِرينَ َو َب
َّ ال٢:١٥٥
َصابَتْ ُهم إِذَا الَّذِينَ َ صيبَة أ ِ اجعُونَ إِلَ ْي ِه َوإِنَّا ِ َّلِلِ إِنَّا قَالُوا ُّم
ِ َر٢:١٥٦
َٰ
َعلَ ْي ِه ْم أُولَئِك َٰ
َ صلَ َواتَ ْال ُم ْهتَدُونَ ُه ُم َوأُولَئِكَ ۖ َو َرحْ َمة َّربِِّ ِه ْم ِ ِّمن٢:١٥٧
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita
gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa
musibah, mereka mengucapkan,"Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un." Mereka itulah
yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabbnya, dan
mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk". [al Baqarah/2:155-157]
PENJELASAN AYAT
Firman Allah Ta’ala :
َيء َولَنَ ْبلُ َونَّ ُكم ِ ت َو ْاْلَنفُ ِس ْاْل َ ْم َوا ِل ِ ِّمنَ َونَ ْقص َو ْال ُجوعِ ْالخ َْو
ْ ف ِ ِّمنَ ِبش ِ َوالث َّ َم َرا
"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan,
kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan".
Dalam menafsirkan ayat di atas, Imam Ibnu Katsir rahimahullah berkata, (pada
ayat ini) Allah Subhanahu wa Ta'ala memberitahukan bahwa Dia menguji dan
menempa para hamba-Nya. Terkadang (mengujinya) dengan kebahagiaan, dan
suatu waktu dengan kesulitan, seperti rasa takut dan kelaparan. [2]
Makna dari "dengan sedikit ketakutan dan kelaparan," yaitu takut kepada para
musuh dan kelaparan yang ringan. Sebab bila diuji dengan rasa takut yang
memuncak atau kelaparan yang sangat, niscaya mereka akan binasa. Karena,
hakikat ujian adalah untuk menyeleksi, bukan membinasakan. Sedangkan musibah
berupa "kekurangan harta," mencakup berkurangnya harta akibat bencana, hanyut,
hilang, atau dirampas oleh sekelompok orang zhalim, ataupun dirampok.
Adapun bencana yang menimpa "jiwa," yaitu berupa kematian orang-orang yang
dicintai. Misalnya, seperti anak-anak, kaum kerabat dan teman-teman. Atau
terjangkitinya tubuh seseorang, atau orang yang ia cintai oleh terjangkiti berbagai
penyakit.
Semua ini dan bencana lain yang serupa, merupakan ujian dari Allah Subhanahu
wa Ta'ala bagi para hamba-Nya. Barangsiapa bersabar, niscaya akan memperoleh
pahala. Dan orang yang putus asa, akan ditimpa hukuman-Nya. Karena itu, Allah
Subhanahu wa Ta'ala mengakhiri ayat ini dengan berfirman:
Maksudnya, berilah kabar gembira atas kesabaran mereka. Pahala kesabaran tiada
terukur. Akan tetapi, pahala ini tidak dapat dicapai, kecuali dengan kesabaran pada
saat pertama kali mengalami kegoncangan (karena tertimpa musibah).[5]
Selanjutnya, Allah Subhanahu wa Ta'ala menjelaskan kriteria orang-orang yang
bersabar. Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:
Allah Subhanahu wa Ta'ala menjadikan kata-kata itu sebagai sarana untuk mencari
perlindungan bagi orang-orang yang dilanda musibah dan penjagaan bagi orang-
orang yang sedang diuji. Karena kata-kata itu mengandung makna yang penuh
berkah.
"(Mereka itulah yang mendapatkan keberkatan yang sempurna dan rahmat dari
Rabbnya)".
Betapa besar balasan kebaikan yang diperoleh orang-orang yang mampu bersabar,
menahan diri dalam menghadapi musibah dari Allah, Dzat yang mengatur alam
semesta ini.
Disamping karunia yang telah disebutkan, mereka juga termasuk golongan orang-
orang muhtadin (yang menerima hidayah), berada di atas kebenaran. Mengatakan
ucapan yang diridhai Allah, mengerjalan amalan yang akan membuat mereka
menggapai pahala besar dari Allah Subhanahu wa Ta'ala [11]. Dalam konteks ini,
yaitu keberhasilan mereka bersabar karena Allah.[12]
Ayat ini menunjukkan pula balasan bagi orang yang tidak mampu bersabar. Yaitu
akan mendapat balasan dalam bentuk celaan, hukuman dari Allah, kesesatan dan
kerugian.[13]
اب َما
َ صَ َ صي َبة ِمن أ
ِ ّللاِ ِبإ ِ ْذ ِن ِإ َّّل ُّم َّ قَ ْل َبهُ َي ْه ِد ِب٦٤:١١
َّ ۗ الِلِ يُؤْ ِمن َو َمن
"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali denga izin
Allah; Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi
petunjuk kepada hatinya." [at Taghabun/64:11]
Adapun orang yang berilmu, ia akan mengadu hanya kepada Allah saja. Yaitu
dengan menyalahkan diri sendiri, bukan orang lain.
Saat itulah, seorang manusia harus segera menyadari, bahwa yang paling penting
ialah iltija`. Yaitu mencari perlindungan diri kepada Allah semata, ketika seluruh
tempat bergantung mengalami kegoncangan. Tidak ada tempat berlindung kecuali
naungan-Nya. Tidak ada pertolongan, kecuali dari-Nya. Di saat-saat genting itulah,
tabir kepalsuan kekuatan makhluk tersingkap. Tidak ada kekuatan kecuali dengan
kekuatan Allah. Tidak ada daya kecuali daya-Nya. Dan tidak ada tempat
perlindungan kecuali kepada-Nya.
Razaqanallah husnal khatimah. Wallahu a’lam.
ْ ص ِب ُر
وا ْ َوا بِهَا وَإِن تْ ح ٌ س ِي َئ
ُ ة ي َْف َر َ م ُ صب
ْ ْك ِ م وَإِن ُت ْ ه ُ س ْؤ ٌ َسن
ُ ََة ت َ مح ْ س ُك
ْ س ْ َإِن ت
َ م
ٌحيط ِ ون ُمَ ّللا بِمَا ي َْعم َُل
َ ن َّ ش ْي ًئا إ
َ م ْ ه ْ َض ُّر ُك
ُ م َك ْي ُد ْ َوتَ َّت ُق
ُ وا ال َ ي
ِ
Ayat ke 2:
ِ يل
ّللا َ م فِي
ِ س ِب ْ وا لِمَا أَصَاب َُه
ْ ه ُن
َ ون َكثِي ٌر َفمَا َو َ َو ََكأَيِن ِمن نَّ ِبي َقات
َ ُّل َم َع ُه ِربِي
َصابِ ِرين ُّ ح
َّ ب ال ِ َّللا ُي
ُ وا و ْ َكا ُن
َ است
ْ وا َومَا ْ ض ُع ُف
َ َومَا
Ayat ke 3:
ُ ّللا و
َّللا َ ضو
ِ َان ْ سو ٌء وَاتَّ َب ُع
ْ وا ِر ُ م
ْ س ُه
ْ س ْ َّضل ل
ْ مي
َ َم ْ ّللا و ََف
ِ ْ َفان َقلَ ُب
َوا بِ ِن ْعمَة ِمن
ظيم ْ ُذو َف
ِ ضل َع
Ayat ke 4:
ٌ َسن َ م فِي ُب ُروج ُّم ْ ت وَلَ ْو ُكن ُت َ م ْال ُّ وا ُي ْدر
ْ أَ ْي َنمَا تَ ُكو ُن
َة َ مح ِ شيَّدَة وَإِن ُت
ْ صب ُْه ُ م ْو ُ كك ِ
ل ًّ ل ُك ْ ك ُقَ عن ِد ِ ن ْ هـ ِذ ِه ِم ْ ول
َ وا ُ ة ي َُق
ٌ س ِي َئ ْ صب ُْه
َ م ِ ّللا وَإِن ُت
ِ عن ِد ِ ن ْ هـ ِذ ِه ِم
َ وا ُ ي َُق
ْ ول
عن ِد ِ ن ْ ِم
Ayat ke 5:
ك َ ك وَأَر
َ ْس ْلنَا ِ من نَّ ْف
َ س ِ سيِ َئة َف َ ك ِمن َ َّللا َومَا أَصَاب
ِ ِ َسنَة َف
َمن َ ََّما أَصَاب
ْ ك ِم
َ نح
ش ِهي ًدا ِ ِسوال ً و ََك َفى ب
َ اّلل ُ اس َر
ِ لِل َّن
[4:79] Apa saja ni′mat yang kamu peroleh adalah dari Allah, dan
apa saja BENCANA yang menimpamu, maka dari (kesalahan) dirimu
sendiri. Kami mengutusmu menjadi Rasul kepada segenap manusia.
Dan cukuplah Allah menjadi saksi.
Ayat ke 6:
ِ أَ ْن ُف
ْ س ِه
َم نَا ِد ِمين
Ayat ke 7:
Ayat ke 8:
Ayat ke 9:
َ ش ِر ُك
ون ْ م أَن ُت
ْ م ُت َّ ل َكرْب ُث ُ ُ
ِ ّللا ُينَجِيكم ِم ْنهَا َو ِمن ك
ُ ل ُ
ِ ق
Ayat ke 10:
Ayat ke 11:
َ م تَ َر ْو
ها ْ َّج ُنو ًدا ل
ُ لَ م ْؤ ِمنِينَ وَأَن َز
ُ َعلَى ْال َ هو ُ َه َعلَى َر
ِ ِسول ُ كي َنت ُ ل
َ ّللا
ِ س َ م أَنَز
َّ ُث
َكافِ ِرين َ جزَاء ْال َ ك ْ َعذبَ الَّ ِذينَ َك َف ُر
َ ِوا َو َذل َّ و
Ayat ke 12:
ُ خ ْذنَا أَ ْم َرنَا ِمن َقب
ْل َ َوا َق ْد أ ُ ة ي َُق
ْ ول ٌ صي َب
ِ ك ُم ِ م وَإِن ُت
َ ص ْب ُ س ْؤ
ْ ه ٌ َسن
ُ ََة ت ِ إِن ُت
َ ص ْب
َ كح
َ ح
ون ُ م َف ِر
ْ ه ْ ََّويَ َتوَل
ُ وا َّو
Ayat ke 13:
ِ ول
ّللا ِ س ُ وا َعن َّر َ ب أَن يَ َت
ْ خلَّ ُف ِ ح ْولَ ُهم ِمنَ األَ ْع َراَ َن ْ ة َوم َ ل ْال
ِ م ِدي َن ِ هْ َان ِأل
َ مَا َك
ٌ م ظَمَأٌ َوال َ نَص
َ َب َوال ْ صي ُب ُه ْ ك بِأَنَّ ُه
ِ م ال َ ُي َ ِه َذل ِ م َعن نَّ ْف
ِ س ْ س ِهِ وا بِأَن ُف
ْ ْغ ُب
َ َوال َ يَر
َة فِي ٌ مصَ َخْ م
َن َع ُدو نَّ ْيال ً إِال َّ ُكتِبْ ون ِم ُ يظ ْال ُك َّفا َر َوال َ يَن
َ َال ُ ط ًئا َي ِغ َ ّللا َوال َ يَطَ ُؤ
ِ ون َم ْو ِ يل َ
ِ س ِب
َسنِين
ِ ح ْ م ُ ج َر ْال ْ َيع أ
ُ ضِ ّللا ال َ ُي
َ ن َّ ح إ
ِ ٌ ِل صَال ٌ م َ ه َعِ ِلَ ُهم ب
Ayat ke 14:
Ayat ke 15:
Ayat ke 16:
Ayat ke 17:
ِ ِ م ْوتَى بَل
ّلل َ ه ْال َ ْض أَ ْو ُك ِل
ِ ِم ب ُ ه األَر
ِ ِت ب ِ ال أَ ْو ُق
ْ ط َع ِ ه ْال
ُ ج َب ُ ن ُقرْآنًا
ْ س ِي َر
ِ ِت ب َّ َوَلَ ْو أ
َ مي ًعا َوال َ َّللا لَ َهدَى ال َّناس
ِ ج ُ َشاء َ وا أَن لَّ ْو يْ م يَ ْي َأس الَّ ِذينَ آ َم ُن
ِ ْ َمي ًعا أَ َفل َ األَ ْم ُر
ِ ج
ُ يَز
َال
ْ ُّ ُ َة أَ ْو ت
َ ِح َّتى يَأت
ي َ م ْ ه ِ حل َق ِريبًا ِمن د
ِ َار ٌ ار َع ْ
ِ ص َن ُعوا َق ِ لَّ ِذينَ َك َف ُرو ْا ُت
َ صي ُب ُهم بِمَا
ِ ف ْال
مي َعا َد ُ ِخلْ ّللا ال َ ُي
َ ن َّ ّللا إ
ِ ِ و َْع ُد
[13:31] Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang dengan
bacaan itu gunung-gunung dapat digoncangkan atau bumi jadi
terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah mati dapat
berbicara, (tentulah Al Quraan itulah dia) [774]Dapat juga ayat ini
diartikan: "Dan sekiranya ada suatu bacaan (kitab suci) yang
dengan membacanya gunung-gunung dapat digoncangkan atau
bumi jadi terbelah atau oleh karenanya orang-orang yang sudah
mati dapat bicara (namun mereka tidak juga akan beriman).
Ayat ke 18:
Ayat ke 19:
يم
ِ ظِ ك ْربِ ْال َع ْ َج ْينَا ُه وَأ
َ هلَ ُه ِمنَ ْال َّ ج ْبنَا لَ ُه َف َن ْ ْل َف
َ اس َت ُ حا إِ ْذ نَادَى ِمن َقب
ً َو ُنو
[21:76] Dan (ingatlah kisah) Nuh, sebelum itu ketika dia berdo′a,
dan Kami memperkenankan do′anya, lalu Kami selamatkan dia
beserta keluarganya dari BENCANA yang besar.
Ayat ke 20:
Ayat ke 21:
م ًة و ََال ْ م َر
َ ح ْ سو ًءا أَ ْو أَ َرا َد بِ ُك ْ ّللا إِ ْن أَ َرا َد بِ ُك
ُ م ِ َّ َم ُكم ِمن ِ ل مَن َذا الَّ ِذي ي َْع
ُ ص ْ ُق
صيرًا ِ َّللا َولِيًّا و ََال ن
ِ َّ ون ِ ون لَ ُهم ِمن ُد َ يَجِ ُد
Qul man tha allathee yaAAsimukum mina Allahi in arada bikum soo-
an aw arada bikum rahmatan wala yajidoona lahum min dooni
Allahi waliyyan wala naseeran
يم
ِ ظِ ك ْربِ ْال َع ْ َج ْينَا ُه وَأ
َ هلَ ُه ِمنَ ْال َّ ََون
Ayat ke 23:
يم
ِ ظِ ب ْال َع َ َهمَا ِمنَ ْال
ِ ك ْر ُ َاهمَا و ََق ْوم َّ ََون
ُ ج ْين
Ayat ke 24:
ُ َّ ي
ّللا َ ِل َرب َ ج ًال أَن ي َُقو َ م إِيمَانَ ُه أَتَ ْق ُت ُل
ُ ون َر ُ ن ي َْك ُت
َ ْع ْو
َ آل فِر ِ ن ٌ ل ُّم ْؤ ِم
ْ ن ِم ٌ ج َ و ََقا
ُ ل َر
ْكم ُ صبِ ك صَا ِد ًقا ُي ِ ك َكا ِذبًا َف َعلَ ْي
ُ َه َك ِذ ُب ُه وَإِن ي ُ م وَإِن َي ْ البَ ِينَاتِ ِمن َّربِ ُك ُ و ََق ْد ج
ْ َِاءكم ب
ضُ ب َْع
ٌ سر
ٌ ف َك َّذ ْ ّللا َال ي َْه ِدي م
ُ َن َّ م إ
َ َّ ن ُ َّ
اب ِ ْ ه َو ُم ِ ْ ال ِذي يَ ِع ُدك
Waqala rajulun mu'minun min ali firAAawna yaktumu eemanahu
ataqtuloona rajulan an yaqoola rabbiyya Allahu waqad jaakum
bialbayyinati min rabbikum wa-in yaku kathiban faAAalayhi
kathibuhu wa-in yaku sadiqan yusibkum baAAdu allathee
yaAAidukum inna Allaha la yahdee man huwa musrifun kaththabun
Ayat ke 25:
ب ْ َاأل
ِ حزَا َ اف َعلَ ْي ُكم ِم ْث
ْ ل َي ْو ِم ُ خَ َل الَّ ِذي آمَنَ يَا َق ْو ِم إِنِي أ
َ و ََقا
ْل أَن
ِ م إِال فِي كِتَاب ِمن َقب
َّ ْ س ُكِ ْض و ََال فِي أَن ُف ِ مَا أَصَابَ ِمن ُّم
َ ْ صي َبة فِي
ِ األر
ِ َّ ك َعلَى َّ ها إ َ
سي ٌر
ِ َّللا ي َ ِن َذل ِ َ نَّ ْب َرأ
Ma asaba min museebatin fee al-ardi wala fee anfusikum illa fee
kitabin min qabli an nabraaha inna thalika AAala Allahi yaseerun
Ayat ke 27: