Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KESEHATAN LINGKUNGAN

Oleh

Novela Imania Rosa, S.Kep 142311101031


Eka Putri Widyaningtyas, S.Kep 142311101047
Widiyatus Sholehah, S.Kep 142311101056
Farida Nur Qomariyah, S.Kep 142311101071
Mega Rani Wulandari, S.Kep 142311101086
Atmoko Cahyo Wiyono, S.Kep 162311101306

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
2018
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Topik : Kesehatan Lingkungan


Sasaran : Masyarakat Desa Sumbersari
Waktu : 08.00-selesai
Hari/Tanggal : Rabu/29 Agustus
Tempat : Aula Kantor Desa Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Jember

1. Standar Kompetensi
Setelah diberikan pendidikan mengenai kesehatan lingkungan, klien akan
dapat mengerti dan memahami tentang kesehatan lingkungan
2. Kompetensi Dasar
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan dan demonstrasi selama 15 menit
masyarakat akan mampu:
a. Menjelaskan tentang kesehatan lingkungan minimal 85% dengan benar;
b. Menjelaskan tentang ruang lingkup, sasaran, masalah, indikator dan upaya
meningkatkan kesehatan lingkungan minimal 85% dengan benar;
3. Pokok Bahasan: Kesehatan Lingkungan
4. Subpokok Bahasan
a. Pengertian kesehatan lingkungan;
b. Ruang lingkup kesehatan lingkungan;
c. Sasaran kesehatan lingkungan;
d. Masalah kesehatan lingkungan;
e. Indikator kesehatan lingkungan;
f. Upaya meningkatkan kesehatan lingkungan
5. Waktu: 15 menit
6. Bahan/Alat yang Diperlukan
a. Materi
b. PPT
c. Leaflet
7. Model Pembelajaran
a. Jenis model penyuluhan: demonstrasi
b. Langkah pokok :
1. Menciptakan suasana ruangan yang baik
2. Mengajukan masalah
3. Membuat keputusan nilai personal
4. Mengidentifikasi pilihan tindakan
5. Memberi komentar
6. Menetapkan tindak lanjut
Setting Tempat
Keterangan:
1. Pemateri

2. Peserta

3. pengkaji

4. Dosen

8. Persiapan
Penyuluh menyiapkan materi tentang kesehatan lingkungan

9. Kegiatan Pendidikan Kesehatan


Proses Tindakan Waktu
Kegiatan Penyuluh Kegiatan Peserta
Pendahuluan 1. Salam pembuka Memperhatikan 2 menit
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan umum dan
tujuan khusus
Penyajian 1. Menjelaskan materi tentang: Memperhatikan, 11 menit
a. Pengertian kesehatan lingkungan; menanggapi dengan
b. Ruang lingkup kesehatan pertanyaan
lingkungan;
c. Sasaran kesehatan lingkungan;
d. Masalah-masalah kesehatan
lingkungan;
e. Indikator kesehatan lingkungan;
f. Upaya meningkatkan kesehatan
lingkungan;
2. Memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk bertanya
3. Menjawab pertanyaan
4. Memberikan kesempatan kepada
masyarakat untuk menjelaskan
kembali dan mempraktikkan
materi yang sudah disampaikan
Penutup 1. Menyimpulkan materi yang telah Memperhatikan dan 2 menit
diberikan menanggapi
2. Mengevaluasi hasil pendidikan
kesehatan
3. Salam penutup
Demonstrasi dan gotong royong membersihkan lingkungan
10. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Materi yang akan disajikan terkait kesehatan lingkungan;
b. Tempat yang akan digunakan untuk melakukan pendidikan telah siap
digunakan;
c. Persiapan mahasiswa telah dilakukan;
d. Persiapan masyarakat telah dilakukan.
2. Evaluasi Proses
a. Proses penyuluhan pada masyarakat berjalan dengan lancar mulai dari
awal hingga akhir sesuai yang diharapkan;
b. masyarakat kooperatif selama dilakukan penyuluhan mengenai
kesehatan lingkungan;
3. Tujuan umum dan tujuan khusus akan tercapai setelah penyuluhan
4. Evaluasi Hasil
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan masyarakat mampu:
a. mengetaui tentang kesehatan lingkungan ;
b. Mengetahui tentang ruang lingkup, sasaran, masalah, indikator dan
upaya meningkatkan kesehatan
Lampiran Materi

KESEHATAN LINGKUNGAN

1 Pengertian Kesehatan Lingkungan


Lingkungan dapat didefinisikan sebagai tempat pemukiman dengan segala
sesuatunya dimana organismenya hidup dengan keadaan dan kondisi yang secara
langsung maupun tidak lansung, yang dapat mempengaruhi tingkat kehidupan
maupun kesehatan dari organisme tersebut (Efendi dan Makhfudli, 2009).
Menurut Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia (dalam Efendi dan
Makhfudli, 2009), menyebutkan bahwa kesehatan lingkungan adalah suatu
kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis
antara manusia dengan lingkungan untuk mendukung tercapainta kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.

2 Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan


Menurut Pasal 22 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992,
terdapat delapan ruang lingkup kesehatan lingkungan diantarnya adalah sebagai
berikut:
a. Penyehatan air dan udara;
b. Pengamanan limbah padat atau sampah;
c. Pengamanan limbah cair;
d. Pengamanan limbah gas;
e. Pengamanan radiasi;
f. Pengamanan kebisingan;
g. Pengamanan vektor penyakit;
h. Penyehatan dan pengamanan lainnya seperti pada situasi pascabencana.

3 Sasaran Kesehatan Lingkungan


Menurut Pasal 22 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992, sasaran
kesehatan lingkungan adalah sebagai berikut:
a. Tempat umum: hotel, terminal, pasar, pertokoan, dan usaha-usaha yang
sejenis;
b. Lingkungan pemukiman : rumah, asrama, dan pemukiman yang sejenisnya;
c. Lingkungan kerja: perkantoran, kawasan industri, dan lain-lain;
d. Angkutan umum: kendaraan darat, laut, dan udara yang digunakan untuk
umum;
e. Lingkungan lain yang bersifat khusus: lingkungan yang berada dalam
keadaan darurat, bencana perpindahan penduduk secara besar-besaran, dan
lain-lain.

4 Masalah-Masalah Kesehatan Lingkungan Di Indonesia


Menurutr Efendi dan Makhfudli (2009), menyatakan masalah-masalah
kesehatan lingkungan di Indonesia meliputi air bersih, pembuangan kotoran atau
tinja, kesehatan pemukiman, pembuangan sampah, serangga dan binatang
penggangu, makanan dan minuman, pencemaran lingkungan.

5 Indikator Kesehatan Lingkungan


Indikator kesehatan lingkungan menurut Depkes RI (2007) sebagai
berikut:
a. Rumah tangga sehat
Beberapa indikator lingkungan yang harus dipenuhi sebuah rumah tangga
agar dapat disebut sebagai rumah tangga sehat yaitu ketersediaan air bersih,
ketersediaan jamban, kesesuaian luas lantai dengan jumlah penghuni, dan lantai
rumah tidak terbuat dari tanah. Selain itu, faktor perilaku dan keterjangkauan
terhadap jaminan pemeliharaan kesehatan.
Menurut Wicaksono (2009) rumah harus memenuhi kebutuhan fisik,
psikologis, melindungi dari penyakit dan melindungi dari kecelakaan. Rumah
tangga harus memenuhi kebutuhan dasar fisik seperti temperatur udara 22°C -
30°C, memiliki penerangan yang cukup, memeliki lubang ventilasi tetap,
minimum 5% dari luas lantai ruangan, sedangkan luas lubang ventilasi insidentil
(dapat dibuka dan ditutup) minimum 5% luas lantai sehingga jumlah keduanya
menjadi 10% dari luas lantai ruangan, melindungi dari bising, dan rumah cukup
luas untuk beraktivitas.
b. Akses terhadap air minum
Sumber air minum yang digunakan rumah tangga dikategorikan menjadi dua
kelompok besar, yaitu sumber air minum terlindung dan tidak terlindung. Sumber
air minum terlindung terdiri atas air kemasan, ledeng, pompa, sumur dan air
hujan. Sedangkan air minum tak terlindung seperti air sungai.
c. Jarak sumber air minum dengan tempat penampungan akhir kotoran (tinja)
Pada umumnya jarak sumber air minum dengan dengan beberapa sumber
pengotor termasuk tempat penampungan akhir kotoran tidak kurang dari 10 meter
dan di usahakan agar letakanya tidak berada di bawah sumber-sumber tersebut.
d. Fasilititas tempat buang air besar
Keberadaan fasilitas buang air besar menjadi kebutuhan penting pada
kehidupan masyakat. Kepemelikan dan penggunaan fasilitas tempat buang air
besat merupakan faktor penting dalam menentukan kualitas hidup penduduk.
e. Luas lantai
Pertambahan penduduk baik di perkotaan maupun pedesaan berdampak
negatif terhadap perbandingan antara jumlah luas lantai hunian terhadap penghuni
dan berkurangnya ruang terbuka pada area pemukiman. Hal ini dapat
mempengaruhi status kesehatan masyarakat, dimana jika rumah terlampau padat
maka dapat mempermudah penularan penyakit khususnya penyakit saluran
pernapasan dan juga dapat mempengaruhi perkembangan anak. Tidak hanya luas,
lantai sebaiknya dari ubin, keramik atau semen agar tidak lembab dan tidak
menimbulkan genangan atau becek serta debu jika memakai lantai dari tanah.
Bagi keluarga yang kurangmampu, sebaiknya dibuat rumah panggung yang
lantainya dari bambu atau papan agar tidak bersentuhan langsung dengan tanah.
F. Pengendalian lingkungan
Pengendalian lingkungan dalam hal ini adalah dengan memanajemen
pengelolaan limbah padat baik sampah kering maupun sampah basah, limbah cair,
dan pengendalian vektor penyakit, serta pengendalian patogen infeksius yang
menyebar melalui udara.

6 Upaya meningkatkan kesehatan lingkungan


Beberapa upaya yang dapat dilakukan masyarakat untuk meningkatkan
kesehatan lingkungan antara lain yaitu :
a. Meningkatkan pengetahuan mengenai kesehatan lingkungan
b. Mengembangkan kebiasaan atau perilaku hidup sehat seperti mencuci
tangan, tidak buang air sembarangan, meminum air yang sudah dimasak,
dll
c. Membersihkan lingkungan dan halaman secara rutin
d. Membersihkan kamar mandi dan toilet
e. Kegiatan 3M yaitu menguras, menutup dan menimbun minimal satu
minggu sekali
f. Tidak membuat atau membiarkan genangan air
g. Membersihkan saluran pembuangan air
h. Menggunakan air yang bersih
Lampiran Media Leaflet
DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F., dan Makhfudli. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan
Praktik dalam Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika

Departemen Kesehatan Repuplik Indonesia, 2007. Pusat Promosi Kesehatan


dalam Pencapaian PHBS. Jakarta : Departemen Kesehatan RI.

Mulia, Ricky.M. 2005. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Edisi pertama,


Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992: Tentang Kesehatan

Wicaksono, A. 2009. Menciptakan Rumah Sehat. Depok : Penebar Swadaya

Anda mungkin juga menyukai