Anda di halaman 1dari 39

Tatalaksana & Surveilans

Pengendalian Rabies
Subdit Zoonosis – Direktorat P2PTVZ – Ditjen P2P
TATALAKSANA GHPR
(Gigitan Hewan Penular Rabies)
ANAMNESIS

• Alasan tergigit anjing/hewan : provokasi ?


• Hewan berpemilik atau liar
• Riwayat vaksinasi hewan
• Berapa banyak orang atau hewan lain yang digigit :
> 1  terduga rabies
• Kondisi hewan
Intervensi dg cuci luka dan
pemberian VAR utk
memunculkan antibodi, bila Perjalanan Penyakit Rabies
perlu VAR dan SAR
(Timeline)
Replikasi virus
Gejala Klinis

Kasus GHPR Otak/SSP Meninggal

4-6 hari

2 minggu s/d 2 tahun


KLASIFIKASI LUKA GHPR (WHO)
Derajat luka Jenis Kontak Tatalaksana

I Sentuhan atau jilatan HPR pd kulit tanpa Tak perlu tindakan, tp


luka sebaiknya cuci

II Luka cakar, luka abrasi/lecet, luka Cuci luka, beri VAR


ringan, jilatan pd kulit luka

III Luka multiple, luka dalam, luka risiko Cuci luka, VAR, SAR
tinggi, saliva HPR pd mukosa
JENIS LUKA
• Luka Risiko Rendah
Jilatan pada luka, Cakaran / Gigitan yang menimbulkan luka
lecet di area badan, tangan dan kaki

• Luka Risiko Tinggi


Jilatan/percikan pada mukosa, luka di daerah bahu (leher, muka,
kepala), area genitalia, luka lebar dan dalam, luka multiple
FLOW CHART PENATALAKSANAAN KASUS GIGITAN
HEWAN TERSANGKA /RABIES

.
Kasus gigitan
`
Anjing,
Kucing, Kera

Hewan pengigit lari Hewan pengigit


/hilang & tdk dpt di dapat ditangkap &
tangkap, mati/dibunuh diobservasi 10-14
hari

Luka Luka Luka Luka


resiko tinggi resiko rendah resiko tinggi resiko rendah

Segera Segera Segera Tidak diberi


Diberi VAR Diberi VAR diberi VAR VAR tunggu
& SAR & SAR hasil Obs.

Jika tdk dpt Hewan Hewan Hewan Hewan


Spc. otak dapat
diperiksa Lab. sehat mati mati sehat
diperiksa di Lab.
lanjutkan VAR

Stop Beri / lanjutkan Tidak


Positif Negatif VAR VAR di VAR

Spc. otak
diperiksa di Lab.
VAR lanjutkan Stop VAR

Positif Negatif

VAR Stop VAR


lanjutkan
TATALAKSANA KASUS
GIGITAN HPR
1. Wound Toilet
- Cuci luka dengan sabun
- Keringkan
- Pemberian antiseptik
2. Wound Treatment
- Obat-obatan : Antibiotika, Analgetik, ATS (Lihat Kondisi)
3. Pasteur Treatment (Lihat Flowchart)
- VAR
- VAR dan SAR
PRINSIP CUCI LUKA
1. Lakukan pd semua kasus GHPR (100%);
2. Cuci luka dengan air mengalir dan sabun 10-15
menit;
3. Hindari tindakan invasif seperti menyikat luka, dll;
4. Golden period cuci luka : 12 jam. Namun tetap
lakukan, meski terlambat.
5. Setelah cuci luka : diberi betadin atau antiseptik
yg lain
6. Luka gigitan tidak boleh dijahit, bila sangat
diperlukan (luka dalam, perdarahan) lakukan
jahitan situasi;
Pemberian Vaksin Anti Rabies

 Tidak ada kontraindikasi absolut/berat


 Bisa diberikan pada bumil/busui, anak/lansia
 Semakin cepat semakin baik.
 Bersaing antara kecepatan pembentukan antibodi dengan perjalanan
virus rabies
 Pemberian VAR hari ke-21 dapat dihentikan, bila HPR tetap sehat
pada hari ke-14
 Merupakan active immunization
WHO recommended post-exposure
IM and ID regimens: Summary

Regimen Day 0 Day 3 Day 7 Day 14 Day 21 Day 28 Day 90 Vials Visits
0,5 / 1.0 0,5 / 1.0 0,5 / 1.0 0,5 / 1.0 0,5 / 1.0
Essen – – 5 5
mL mL mL mL mL
2x
0,5 / 1.0 0,5 / 1.0
Zagreb 0,5 / 1.0 – – – – 4 3
mL mL
mL
Cat. Verorab : 0,5 ml ; Rabipur : 1 ml

Regimen Day 0 Day 3 Day 7 Day 14 Day 21 Day 28 Day 90 mL Visits

Thai Red Cross 2x 2x 2x


– – 0.1 mL 0.1 mL <1 5
(2-site) 0.1 mL 0.1 mL 0.1 mL

Thai Red Cross 2x 2x 2x 2x


– – – <1 4
(updated) 0.1 mL 0.1 mL 0.1 mL 0.1 mL

8x 4x
8-site (Oxford) – – – 0.1 mL 0.1 mL <2 4
0.1 mL 0.1 mL
1.World Health Organization (WHO). Who expert consultation on rabies, 5-8 October 2004. Technical Report Series 931 – First Report. Switzerland:
WHO Press; 2004
2. World Health Organization (WHO). Rabies vaccines. WHO position paper. Wkly Epidemiol Rec 2007;82:425–35
RE EXPOSURE
Kasus digigit kembali.
• Cara pemberian :
- Kasus GHPR yg telah di VAR lengkap 3 bln
sblmnya tdk perlu diberi VAR;
- 3 bln - 1 th cukup 1 dosis;
- >1 th dianggap kasus baru (dlm pelaksanaannya perlu
mempertimbangkan kondisi luka)
PRE EXPOSURE
Pemberian Kekebalan bagi orang yang memiliki risiko tinggi.
Cara pemberian :
- Hari ke 0 : 1 dosis
- Hari ke 7 : 1 dosis
- Hari ke 21 / 28 : 1 dosis
- Ulangan setiap tahun : 1 dosis  WHO : pemeriksaan titer
antibodi
VAR Yang Beredar di
Indonesia (1)
 Purified Vero Rabies Vaccine (PVRP) Verorab®
 Sediaan : 1 ampul vaksin kering + 1 ampul cairan pencampur
dan jarum dalam sebuah bungkus kotak kertas  0,5 ml
 Istilah : 1 kuur = 4 ampul
 Post Exposure Treatment
hari 0 : 2 x 0,5 ml  IM deltoid kanan & kiri
hari 7 : 0,5 ml  IM deltoid
hari 21 : 0,5 ml  IM deltoid
Vaksin Anti Rabies Embrio Chicken

Fatwa MUI no 4 Tahun 2016

…….4. Imunisasi dengan vaksin yang haram dan/atau najis tidak


dibolehkan kecuali:
a. digunakan pada kondisi al-dlarurat atau al-hajat;
b. belum ditemukan bahan vaksin yang halal dan suci; dan
c. adanya keterangan tenaga medis yang kompeten dan dipercaya
bahwa tidak ada vaksin yang halal.
5. Dalam hal jika seseorang yang tidak diimunisasi akan menyebabkan
kematian, penyakit berat, atau kecacatan permanen yang mengancam
jiwa, berdasarkan pertimbangan ahli yang kompeten dan dipercaya,
maka imunisasi hukumnya wajib.
VAR Yang Beredar di
Indonesia (2)
 Purified Chick Embryo Cell-culture Vaccine (PCECV) 
Rabipur®
 Sediaan : 1 ampul vaksin kering + 1 ampul cairan pencampur
dan jarum dalam sebuah bungkus kotak kertas  1 ml
 Istilah : 1 kuur = 4 ampul
 Post Exposure Treatment
hari 0 : 2 x 1 ml  IM deltoid kanan & kiri
hari 7 : 1 ml  IM deltoid
hari 21 : 1 ml  IM deltoid
KALENDER
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu
1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 11 12 13
14 15 16 17 18 19 20
21 22 23 24 25 26 27
28 29 30 31
Contoh Kasus
GEJALA RABIES
• Takut Air
• Takut Angin
• Takut Cahaya
• Hipersalivasi
SURVEILANS
Permenkes No 1501 th 2010 tentang Jenis Penyakit Menular
Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah
dan Upaya Penanggulangannya
Permenkes No 1501 th 2010 tentang Jenis Penyakit
Menular Tertentu yang Dapat Menimbulkan Wabah
dan Upaya Penanggulangannya
Definisi Surveilans
Berdasarkan Permenkes No. 45 Tahun 2014
Surveilans Kesehatan adalah kegiatan pengamatan yang sistematis dan
terus menerus terhadap data dan informasi tentang kejadian penyakit
atau masalah kesehatan dan kondisi yang mempengaruhi terjadinya
peningkatan dan penularan penyakit atau masalah kesehatan untuk
memperoleh dan memberikan informasi guna mengarahkan tindakan
pengendalian dan penanggulangan secara efektif dan efisien.
Surveilans

Adalah kegiatan analisis secara sistematis dan terus


menerus terhadap penyakit /masalah kesehatan,
agar dapat melakukan tindakan penanggulangan
secara efektif dan efisien
Tujuan Surveilans
• tersedianya informasi tentang situasi, kecenderungan penyakit, dan
faktor risikonya serta masalah kesehatan masyarakat dan faktor-faktor
yang mempengaruhinya sebagai bahan pengambil keputusan;
• terselenggaranya kewaspadaan dini terhadap kemungkinan terjadinya
KLB/Wabah dan dampaknya;
• terselenggaranya investigasi dan penanggulangan KLB/Wabah;
• dasar penyampaian informasi kesehatan kepada para pihak yang
berkepentingan sesuai dengan pertimbangan kesehatan.
Surveilans Aktif Surveilans Pasif
Petugas mengumpulkan data Petugas mengumpulkan data
secara langsung . dengan menerima laporan.
Dalam Kasus Rabies, perlu dicari: (pasif menerima laporan dari
Kasus gigitan yang lain, biasanya pelayanan kesehatan)
HPR menggigit lebih dari satu
orang.
PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI
Merupakan suatu kegiatan penyelidikan atau survey yang
bertujuan untuk mendapatkan gambaran terhadap
masalah kesehatan atau penyakit secara lebih
menyeluruh.
KLB RABIES
Memenuhi salah satu kriteria :
• Peningkatan 2 x kasus GHPR  periode tertentu
• Peningkatan 2 x kasus Lyssa
• Satu kasus rabies pd manusia/hewan didaerah bebas (sebelumnya
tidak ada).
LANGKAH PENANGGULANGAN KLB (1)
1. Pelaporan
• Mengisi Form W1 KLB
• Koordinasi dengan Dinas Kesehatan Kab/Kota & Provinsi
• Koordinasi dengan Puskeswan, Dinas Peternakan Kab/Kota & Provinsi
• Melakukan Penyelidikan Epidemiologi
LANGKAH PENANGGULANGAN KLB (2)

2. Penyelidikan epidemiologi (PE).


Tujuan :
• Memastikan diagnosa
• Menentukan faktor risiko
• Penyebab & sumber penyebab
• Cara penanggulangan
• Gambaran kasus secara epidemiologis
PENCATATAN & PELAPORAN
Fungsi :
 Bukti
 Informasi
 Data
 Epidemiologi
FORM PENCATATAN
• Form W1 KLB
• Form Penyelidikan Epidemiologi
• Form Data Individu Kasus GHPR & Lyssa
• Form Rekapitulasi Kasus Rabies (GHPR, VAR, Lyssa & Spesimen
Positif)
• FORM PELAPORAN RABIES_2016.xls
• FORM PELAPORAN LYSSA_2016.xls
DATA

Case Based : Agregate :


• Umur, jenis kelamin, geografis • Jumlah kasus GHPR
• Gejala & Tanda Klinis • Jumlah kasus meninggal
• Riwayat Masuk Faskes • Jumlah pemberian VAR
• Riwayat Gigitan
• Tanggal Diagnosis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai