Anda di halaman 1dari 14

Pedoman Teknis Pelaksanaan Bangunan Infrastruktur

1. Pengertian Bangunan Infratstruktur


Bangunan Infrastruktur di suatu lingkungan diperlukan untuk mendukung aktivitas diluar
rumah.

Bangunan Infratstruktur adalah merupakan bangunan sarana dan prasarana pemukim pada
sebuah pemukiman untuk beraktivitas dan di luar rumah sekaligus pemenuhan sarana diluar
rumah.

2. Fungsi dan Manfaat Bangunan Infrastruktur


a Matigasi
Yakni merupakan akses penyelamatan umum termasuk evakuasi saat terjadi
bencana baik besar maupun kecil, termasuk seperti kejadian kebakaran bangunan
atau sampai dengan evakuasi orang sakit dan lain-lainnya.
b Akses Ekonomi
Yakni merupakan akses ekonomi umum termasuk akses mengangkut hasil panen
keluar ataupun masuk kedalam pemukimam, atau melewati kawasan untuk
menuju kawasan lainnya.
c Penjagaan Kebersihan Lingkungan
Pencegahan terhadap kekumuhan akibat sampah dengan cara mengumpulkan
kotoran atau sampah pada suatu tempat, sehingga mudah untuk diolah
d Stabilisasi tanah plengsengan
Memperkuat lapisan tanah terhadap pengaruh aliran banjir ataupun bahaya tanah
longsor.
e Pengaturan pembuangan air limbah
Pengumpulan air limbah usaha, rumah tinggal dan atau peturasan air hujan untuk
dikoleksi dan seterusnya dialirkan menuju saluran atau sungai yang terdekat agar
tidak menggenang dan mencegah berkembangnya penyakit.
f Dan lain-lain

3. Macam-Macam Bangunan Infrastruktur


a Jalan Aspal
Jalan yang permukaannya diperkuat dengan konstruksi lapisan aspal.
b Jalan Beton
Jalan yang permukaannya diperkuat dengan lapisan konstrusi beton
c Jalan Makadam
Jalan yang permukaannya diperkuat dengan perkuatan lapisan batu dipadatkan.
d Jalan Tanah
Jalan yang permukaannya adalah tanah yang dibentuk dan diperkuat sedemikian
rupa.
e Tempat Pembuangan (Kolektif) Sampah
Adalah /tanag terbuka yang dimanfaatkan untuk pembuangan sampah kolektif
sementara sebelum dilanjutkan untuk dibuang ke Pembuangan Akhir.
f Jembatan
Untuk menghubungan suatu daerah karena terhalang oleh sungai
g Tembok Penahan Tanah
Bangunan beton atau pasangan batu kali yang dipasang pada lokasi tanah yang
rawan longsor akibat hujan atau pada tebing sungai yang rawan longsor karena
banjir.
h System Pembuangan Air Limbah
Merupakan bangunan parit baik dari pasangan batu kali, bata, beton atau hanya
berupa galian tanah biasa untuk mengalirka air limbah rumah tangga, rumah
usaha atau air hujan menuju saluran yang lebih besar atau sungai agar tidak
terjadi genangan yang dapat mengganggu.
i MCK
Fasilitas umum untu mandi, mencuci, dan petuasan. Kegiatan ini dapat
mendukung kebersihan lingkungan
j Pengadaan Sumber Air Bersih
Air bersih harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih, memenuhi persyaratan
kualitas air minum
k Penyediaan Ruang Terbuka
Penyediaan ruang terbuka hijau yang perlu disediakan dalam satu lingkungan
permukiman seperti pekarangan, taman, lapangan olah raga, bermain anak, yang
dapat difungsikan juga sebagai area aman pada waktu ada bencana.

4. Pengetahuan Tentang Bahan/Material dan Pekerjaan

4.1. Bahan/Material
1. Pasir urug
Adalah Pasir hasil sedimen yang berbutir hakus yang digunakan untuk hanya
pekerjaan urugan. Urugan bawh pondasi, pekerjaan timbunan dll.
Pekerjaan ini harus mempertimbangkan kadar air materialnya kemudian
dipadatkan dengan alat pemadat pada setiap ketebalan lapisan 30 – 45 cm.
Sumber : (Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak
Bertingkat)
2. Tanah Urug
Adalah Tanah hasil sedimen yang berbutir halus yang digunakan untuk hanya
pekerjaan urugan. pekerjaan timbunan dll.
Pekerjaan ini harus mempertimbangkan kadar air materialnya kemudian
dipadatkan dengan alat pemadat pada setiap ketebalan lapisan 3cm.
Sumber : (Pedoman Teknik Pembangunan Perumahan Sederhana Tidak
Bertingkat)
3. Pasir Pasang
Adalah pasir dengan diameter butir relatif lebih kasar untuk campuran speci pada
pekerjaan pasangan.Untuk kepentingan bangunan pasir hanya diperbolehkan
mengandung lumpur sekitar 1-5%.
Agregat halusnya harus bersih benar, berwarna seperti basah atau pasir
galian dari tempat yang disetujui.
Penyimpanan pasir harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari air hujan dan
sampah.
4. Kerikil
Adalah batu hitam baik pecah maupun utuh yang mempunyai diameter berkisar
antara 1 cm s/d 3 cm. Bentuk kerikil cenderung kubus dengan ukuran tersebut
dan tidak keropos, retak. Lebih baik dari jenis batuan granit yang dipecah. .
Penyimpanan Semua agregat harus disimpan ditempat yang bersih, berdasar
keras dan merupakan daerah yang tidak banjir, bebas dari lumpur.
5. Batu belah/Batu Kali
Adalah batu kali yang mempunyai diameter minimal 15 cm dan maksimal 30 cm.
6. Batu Kapur
Adalah batu putih cadas atau kapur dengan ukuran minimal sisi >15cm.
7. Batu Bata
Adalah tanah liat yang dibentuk dan dibakar sedemikian rupa sehingga mengeras
dan dapat digunakan untuk keperluan bangunan.
8. Batu Mangga
Adalah batu hitam utuh yang besarnya sebesar mangga pada umumnya.
9. Batu Split
Adalah batu kerikil atau batu yang dihasilkan dari penyaringan pasir dengan
diameter maksimum 1 cm sampai 2 cm.

4.2 Pekerjaan Dalam Konstruksi


1. Campuran Speci/Mortar/Adukan
Adalah campuran antara portland cement, pasir dan air dengan perbandingan
tertentu yang digunakan sebagai perekat pasangan atau penutup (plester).
Proses pecampurannya diatur untuk mendapatkan hasil campuran yang benar.
Cara pencampuran :
- Pasir dan semen dicampur dengan perbandingan yang
ditentukan dalam keadaan kering semerata mungkin, kemudian air
disiramkan sementara campuran tetap diaduk sampai sejumlah air habis
dituangkan.
- Semen dicampur dengan air semerata mungkin, kemudian
dituangkan/dicampurkan kedalam pasir sedikit demi sedikit sambil pasir
diaduk.
- Jika menggunakan molen, pasir dimasukkan kedalam molen
yang sedang berputar kemudian air yang dicampur dengan semen
dimasukkan kedalam molen sementara molen tetap berputar. Lamanya
putaran molen adalah paling lama 5 menit setelah air semen tertuang habis,
atau dapat dilihat dengan mata bahwa campuran sudah tercampur dengan
baik.
Tidak dibenarkan menambah campuran yang sudah jadi dengan air agar
campuran menjadi lebih encer.
Setiap campuran harus sudah selesai dipakai dalam waktu paling lama 2
jam, kecuali sebelumnya diberi aditive, yaitu bahan kimia yang berfungsi
sebagai pelambat proses senyawa material dalam semen.
2. Campuran Beton
Beton adalah campuran semen, pasir, dan kerikil dengan pengencer air dengan
perbandingan yang tertentu untuk keperluan pembetonan, atau pembetonan
bertulang sesuai kebutuhan konstruksi.
Proses pecampurannya diatur untuk mendapatkan hasil campuran yang benar.
Cara pencampuran :
- Pasir, semen, dan kerikil dengan perbandingan yang ditentukan
dicampur dalam keadaan kering semerata mungkin, kemudian air
disiramkan sementara campuran tetap diaduk sampai sejumlah air habis
dituangkan.
- Semen dicampur dengan air semerta mungkin, kemudian
dituangkan/dicampurkan kedalam pasir yang sudah dicampur dengan
kerikil sedikit demi sedikit sambil diaduk.
- Jika menggunakan molen, pasir dan kerikil dimasukkan
kedalam molen yang sedang berputar kemudian air yang dicampur dengan
semen dimasukkan kedalam molen sembari molen tetap berputar. Lamanya
putaran molen adalah paling lama 5 menit setelah air semen tertuang habis,
atau dapat dilihat dengan mata bahwa campuran sudah tercampur dengan
baik.
Jarak antara tempat pencampuran dengan tempat pengecoran harus relatif dekat
dan mudah dicapai. Penuangan dilakukan secara kontinyu dan dirojok untuk
memberikan kepadatan hasil pembetonan yang baik dan tidak keropos, Sehingga
kekuatan yang diharapkan dapat dicapai.
Tidak dibenarkan menambah campuran yang sudah jadi dengan air agar
campuran menjadi encer. Dan setiap campuran harus sudah selesai dipakai dalam
waktu paling lama 2 jam, kecuali sebelumnya dicampur dengan aditive, yaitu
bahan kimia yang berfungsi sebagai pelambat proses senyawa material dalam
semen.
Jika campuran sudah dituang kedalam cetakan dan sudah dirapikan, harus
dihindarkan dari pengaruh getaran, goncangan atau apapun yang mengganggu
proses kimiawi yang terjadi pada material dalam semen, dan agar pengerasan
berjalan dengan baik, campuran tersebut harus dilindungi dari pengaruh panas
matahari dengan cara di siram atau jika mungkin digenangi air.
3. Pasangan Batu Kali
Pasangan Batu kali menggunakan perekat speci dengan perbandingan tertentu.
Batu Kali yang digunakan adalah batu kali utuh atau pecah yang permukaannya
terbebas dari kotoren tanah, lumpur, minyak atau sampah organik. Jika perlu
permukaan batu kali dicuci sebelum digunakan/dipasang.
Pelaksanaan pekerjaan diawali dengan memasang ukuran yang telah ditentukan,
kemudian satu persatu batu dipasang dengan setiap pertemuan permukaan
direkatkan dengan speci tadi.
4. Pembesian
- Pemotongan dan pembengkokan besi tidak boleh
menggunakan alat potong bakar.
- Diameter, Panjang dan bentuknya sesuai dengan gambar
rencana
- Bersih dari kotoran, tanah, minyak, kimia dan karat.
Pembersihannya dengan sikat besi atau cairan pembersih yang mudah
kering.
- Dihindari penyambungan besi sesedikit mungkin. Bila terkadi
penyambungan besi dilakukan dengan cara over lapping dengan panjang
over lapping minimal 50x diameter.
- Pengikatan rakitan besi dilakukan per persimpangan dengan
kawat tertentu dan harus kuat, tidak mudah lepas.
- pembersihan sebelum pengecoran dilaksanakan
5. Papan Cetakan (Begesting)
- Bahan (kayu, plywood, metal dll) harus cukup kuat, termasuk
penyokongnya
- Pemasangannya harus kuat/stabil dengan ukuran sesuai ukuran
beton yang akan dicetak. Tidak bocor, tidak kotor, jika perlu disiram air
bersih sebelum dilakukan pengecoran.
- Permukaannya dioles minyak supaya mudah dilepas setelah
beton keras. Hati-hati jangan sampai minyaknya menyentuh pembesian.
- Penyokongnya benar-benar stabil dan diberi ruang untuk orang
kerja.
6. Urugan / Timbunan
Pekerjaan ini dibagi dalam :
- Pekerjaan Urugan/Timbunan untuk mengganti lapisan tanah (stabilisasi)
Permukaan tanah dasar harus sudah bersih dari rumput , lumpur, sampah
dll, yang dapat membusuk (jika perlu dikupas). Menggunakan tanah yang
dapat dipadatkan dan tidak menggandung material batu dan material
organik. Dilaksanakan berlapis (kira-kira 40 cm) dan dipadatkan dulu
sebelum penimbunan dilanjutkan.
Pekerjaan ini memerlukan monitoring geodesi atau pembenangan agar
sesuai dengan rencananya.
Selama pelaksanaan sebaiknya dihindari penggenangan air diatas tanah
timbunan.
- Timbunan kembali (back fill)
Mengembalikan tanah yang digali karena memasang konstruksi. Dilakukan
jika konstruksi yang dikerjakan benar-benar sudah selesai. Pelaksanaannya
tetap harus dipadatkan, menggunakan tanah galian tersebut atau dengan
tanah lain yang memenuhi syarat.

5. Prosedur Sederhana Perencanaan Teknis Bangunan Infrastrutur

5.1 Penyediaan Sumber Air Bersih


1. Macam Sumber air bersih:
- air PAM (Perusahaan Air Minum),
- sumur gali atau pantek atau bor
- sumber lain (air permukaan, sendang, belik, dll)
Kebutuhan air bersih untuk perumahan antara 60-250 liter/orang/hari
2. Kualitas Air Bersih
Air bersih harus memenuhi persyaratan kualitas air bersih dan air minum. Untuk
menjaganya sumber air harus sering dibersihkan baik dari endapan maupun
kotoran permukaan.
3. Sistem Distribusi Air Bersih
Direncanakan untuk:
- sistem perpipaan dari air sumber air bersih menuju ke pelanggan.
- Diameter pipa utama dan diameter pipa pelanggan dan asesorinya
- harus dilengkapi dengan meter air.
- Bahan pipa kuat tidak berkarat, tidak ada kontaminasi dari bahannya,
mudah dikerjakan, kuat menahan beban inner pipe dan dari luar pipa.
- Diberi pkonstruksi pelindung pipa.

5.2 Jalan Aspal


1. Perencanaan
- Beban Rencana
Gunakan beban rencana pada jalan type jalan perintis yakni dengan beban
rendah dan tebal perkerasan praktis (minimum)
Penggunaannya harus dibatasi kendaraan yang akan lewat pada jalan
tersebut, maksimum hanya jenis kendaraan kecil dengan muatan maksimal
- Pilih mutu campuran aspal yang akan digunakan
Perkiraan komposisi campuran aspal adalah kadar bituuminus dalam
campuran adalah 5 – 7 % dari berat.
- Perhitungan Tebal Perkerasan
Tebal minimum yang direkomendasikan untuk jalan perintis adalah 3 cm,
dengan diberi lapisan tanah keras/dipadatkan dibawahnya.
Lapisan tanah keras berupa urugan sirtu yang dipadatkan dan diratakan
dengan cara digilas atau ditimbris) atau lapisan batu dengan penutup kerikil
yang dipadatkan.
Tebal perkerasan tanah dasar berkisar 15 cm sampai dengan 25 cm atau
tergantung kondisi tanah asli yang diperhitungkan berdasarkan kekuatan
stabilisasi tanah
- Menentukan rencana geodetic jalan yang diinginkan (lebar, ketinggian,
lengkungan)
Caranya
 Pasang patok kayu kuat-kuat di as atau pinggir sepanjang jalan yang
akan dibangun
 Gunakan alat water pass atau dipasang benang datar kemudian
menandai patok patok itu dengan cat dan ditulis angka 0.000.
 Ukur Selisih tinggi tanah disekitarnya tinggi patok 0.000.
 Catat selisih tinggi tersebut untuk setiap permukaan tanah disekitar
patok
 Patok tersebut selanjutnya akan digunakan untuk patokan
perencanaan dan atau pelaksanaan.
- Penentuan batas urugan dan galian dari rencana geodetic di atas
Dari hasil survey geodesi dan rencana geodeticnya akan dapat dilihat
pekerjaan urugan & galian (“cut and fill”), kemudian akan dapat dihitung
volume pekerjaan potongan dan timbunan tersebut.
- Menghitung Volume Pekerjaan dari masing-masing pekerjaan, sekaligus
menghitung perkiraan beaya yang akan dibutuhkan.
- Membuat gambar Rencana dengan skala yang jelas untuk pedoman
pelaksanaannya.
- Data lapangan yang diperlukan
 Data survey geodesi termasuk situasi lokasi
 Lebar, Panjang jalan yang akan dibangun
 Ukur Selisih tinggi tanah disekitarnya tinggi patok 0.000.
 Rencana Kendaraan yang diperbolehkan lewat
 Ketersediaan material dilokasi dan daftar harga satuan material
2. Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
- Pastikan semua persiapan lapangan sudah siap
- Pahami dengan benar gambar rencana
- Periksa apakah cetakan peralatan pengaspalan sudah lengkap
- Cek benang-benang ukuran sudah sesuai dengan gambar
- Pastikan pelaksanaan produksi campuran aspal sesuai dengan penjelasan
mengenai pekerjaan aspal dan campuran aspal di atas
- Aspal yang sudah dihampar segera dirojok setelah batas waktunya untuk
mendapatkan kepadatan yang prima.
- Pastikan semuanya menurut koridor keselamatan kerja.

5.3 Jalan Beton


1. Perencanaan
- Beban Rencana
Gunakan beban rencana pada jalan type jalan perintis yakni dengan beban
rendah dan tebal perkerasan praktis (minimum)
Penggunaannya harus dibatasi kendaraan yang akan lewat pada jalan
tersebut, maksimum hanya jenis kendaraan kecil dengan muatan maksimal
- Pilih mutu Beton yang akan digunakan
Gunakan perkiraan kekuatan beton adalah K 175, yaitu beton yang
mempunyai kekuatan per cm2 150 kg.
Perkiraan komposisi campuran beton yang sesui dengan K 175 adalah
campuran 1 pc:2ps:3krl dengan pengadukan tangan.
- Perhitungan Tebal Perkerasan
Tebal minimum yang direkomendasikan untuk jalan perintis adalah 10 cm,
dengan diberi lapisan tanah keras/dipadatkan dibawahnya.
Lapisan tanah keras berupa urugan sirtu yang dipadatkan dan diratakan
dengan cara digilas atau ditimbris)
Tebal perkerasan tanah dasar berkisar 15 cm sampai dengan 25 cm atau
tergantung kondisi tanah asli.
- Menentukan rencana geodetic jalan yang diinginkan (lebar, ketinggian,
lengkungan)
Caranya
 Pasang patok kayu kuat-kuat di as atau pinggir sepanjang jalan yang
akan dibangun
 Gunakan alat water pass atau dipasang benang datar kemudian
menandai patok patok itu dengan cat dan ditulis angka 0.000.
 Ukur Selisih tinggi tanah disekitarnya tinggi patok 0.000.
 Catat selisih tinggi tersebut untuk setiap permukaan tanah disekitar
patok
 Patok tersebut selanjutnya akan digunakan untuk patokan
perencanaan dan atau pelaksanaan.
- Penentuan batas urugan dan galian dari rencana geodetic di atas
Dari hasil survey geodesi dan rencana geodeticnya akan dapat dilihat
pekerjaan urugan & galian (“cut and fill”), kemudian akan dapat dihitung
volume pekerjaan potongan dan timbunan tersebut.
- Menghitung Volume Pekerjaan dari masing-masing pekerjaan, sekaligus
menghitung perkiraan beaya yang akan dibutuhkan.
- Membuat gambar Rencana dengan skala yang jelas untuk pedoman
pelaksanaannya.
- Data lapangan yang diperlukan
 Data survey geodesi termasuk situasi lokasi
 Lebar, Panjang jalan yang akan dibangun
 Ukur Selisih tinggi tanah disekitarnya tinggi patok 0.000.
 Rencana Kendaraan yang diperbolehkan lewat
 Ketersediaan material dilokasi dan daftar harga satuan material
2. Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
- Pastikan semua persiapan lapangan sudah siap
- Pahami dengan benar gambar rencana
- Periksa apakah cetakan peralatan pengaspalan sudah lengkap
- Cek benang-benang ukuran sudah sesuai dengan gambar
- Pastikan pelaksanaan produksi campuran aspal sesuai dengan penjelasan
mengenai pekerjaan aspal dan campuran aspal di atas
- Aspal yang sudah dihampar segera dirojok setelah batas waktunya untuk
mendapatkan kepadatan yang prima.
- Pastikan semuanya menurut koridor keselamatan kerja.

5.4 Tembok Penahan Tanah/Talud


1. Perencanaan
- Penentuan Beban
 Beban yang harus diperhitungkan
 Beban Tanah aktiv yang ditahan
 Beban kendaraan atau lainnya yang ditahan tanah tersebut
 Beban Konstruksinya sendiri
 Beban tanah pasif
 Pengaruh gerusan air jika ada
- Penentuan matrial konstruksi
 Harus dipertimbangan perilaku selanjutnya terhadap konstruksi yang
digunakan
 Harus mempertimbangkan kemudahan pengadaan material
 Harus mempetimbangkan kemampuan kinerja pekerjanya
- Penentuan jenis konstruksi penahan tanah
Type Cantilever, Retaining Wall atau Slope Protection dengan penyesuaian
terhadap luas lahan yang tersedia
- Perhitungan Volume pekerjaan dan Perkiraan Beaya
Perhitungan Pekiraan beaya harus didasarkan pada perkiraan beaya
pekerjaan dari pekerjaan yang dikerjakan sendiri (tidk di upah kerjakan).
Harus tidak termasuk didalamya hal-hal yang berkaitan dengan keuntungan
finansial
- Penerbitan gambar rencana kerja sebagai pedoman kerja di lapangan.
- Penerbitan pedoman pelaksanaan dan monitoring
- Data yang diperlukan
 Data survey geodesi termasuk situasi lokasi
 Ketersediaan lahan
 Pengaruh aliran air
 Panjang talud yang akan dibangun
 Ukur Selisih tinggi tanah (kebutuhan tinggi talud)
 Kendaraan yang lewat/bangunan yang ada disisi atas
 Ketersediaan material dilokasi dan daftar harga satuan material
2. Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan
- Pastikan semua persiapan lapangan sudah siap
- Pahami dengan benar gambar rencana
- Periksa apakah cetakan beton terpasang dengan kuat
- Cek benang-benang ukuran sudah sesuai dengan gambar
- Pastikan pelaksanaan produksi beton sesuai dengan penjelasan mengenai
pencampuran beton di atas
- Penghamparan beton dilakukan sekali hampar sesuai tebal jalan yang
diinginkan, hindari penumpahan beton menggunung disatu tempat
- Beton yang sudah dihampar segera dirojok dan diratakan untuk
mendapatkan kepadatan yang prima.
- Setelah finishing beton selesai, basahi beton dengan cara direndam atau
ditutupi karung basah untuk mengindari penguapan berlebihan.
Pembasahan beton dapat memberi hasil pengerasan beton yang baik.

5.5 Perencanaan Saluran


Saluran air hujan dapat berupa saluran terbuka dan atau saluran tertutup dengan bahan saluran
dari beton bertulang, pasangan batu, atau galian tanah biasa.
Pengumpulan Data Teknis
- Volume Air/buangan air rumah tangga yang akan dialirkan
- Intensitas hujan di daerah yang bersangkutan
- Panjang Saluran
- Jenis bahan yang dipakai
- Ketersediaan lahan
- Saluran yang telah ada (lebr saluran dan tingginya, bahan saluran)

Apabila saluran dibuat tertutup, pada tiap perubahan arah aliran harus dilengkapi dengan lubang
pemeriksa (man hole) dan tebal tutup diperhitungkan dengan beban yang dipikul

Bahan saluran dari rumah tangga ke saluran kolektiv sebaiknya dari bahan yang kedap air
(pasangan, beton, paralon dll)
Design
- Menentukan Volume air yang dialirkan
- Ukuran lebar dan tinggi dinding saluran
- Kemiringan saluran ( sistem gravitasi)
- Ukuran dan spesifikasi tutup saluran
- Gambar kerja.
- Pemeliharaan
Pemeliharaan drainasi setelah pembangunannya dilakukan secara berkala untuk
mencegah terjadinya endapan dan penyumbatan pada saluran. Diberi jaring dari
besi untuk mengumpulakan sampah sehingga mudah diambil dan dibuang.

5.6 Pengelolaan Sampah


Yang dimaksud adalah menyediakan tempat pengumpulan sementara sampah di daerah
tersebut untuk pengaturan pembuangan sampah sebelum selanjutnya dibuang oleh petugas ke
tempat Pembuangan Akhir.

Beban yang akan ditampung dapat diperkirakan dari perkiraan sebagai berikut
- Produksi sampah setiap hari
Dihasilkan oleh perumahan, toko, pasar, sekolah, tempat ibadah, jalan, warung
dan fasilitas umum lainnya
- Besaran timbulan sampah dihitung berdasarkan : jumlah penduduk dalam suatu
kawasan permukiman atau berdasarkan komponen kegiatan yang dilakukan
- Metode pengumpulan sampah (Pemisahan sampah organik dan non organik),
pembakaran sampah kering untuk mengurangi produksi sampah yamh akan
diangkut ke tempat pembuangan akhir. Atau pemisahan sampah yang masih
dapat didaur ulang atau digunakan untuk kepentingan lain (= kompos)
- Pemisahan sampah beracun atau berbahaya (baterai, cat minyak,
akumulator, limbah rumah sakit obat kadaluwarsa, limbah industri, TV)
- Tata cara penanganan sampah B3 ini diatur dengan Keputusan
03/BAPEDAL/09/1995
Kriteria besaran timbulan sampah untuk rumah tinggal adalah 2,1 L/orang/hari,
sedangkan untuk non-rumah tinggal adalah 24 L/unit/hari
- Luas laham yang dapat digunakan untuk menentukan besarnya kapasitas bak
sampah yang dapat dibangun
- Schedule/ jadwal pengambilan sampah ke tempat pembuangan akhir

5.7 MCK
Untuk bangunan MCK sebaiknya menggunakan bangunan type bangunan sederhana tahan
gempa yang sudah dipergunakan dalam bangunan rumah tahan gempa
Komponen bangunannya :
- Sumur atau sumur air lainnya
Harus diperhitungkan mudah didapat dan volumenya cukup untuk kapasitas
bangunan.
- Banguan MCK menggunakan pondasi
Menggunakan pasangan batu kali biasa dengan spesifikasi tersebut diatas
- Bagian bangunan dinding tembok
Menggunakan pasangan bata merah dengan finishing plester dan di cat
- Kolom dan struktur beton lainnya
Menggunakan campuran semen, pasir dan kerikil 1 : 2: 3. Dengan pelaksanaan
sesuai spesifikasi di atas
- Atap dan penutup atap
Menggunakan kayu kuat dan pembuatannya memenuhi standar, bahan atap
genteng atau seng tergantung kemudahan cara mendapatkannya.
- Pintu
Menggunakan bahan kayu yang diawetkan dengan pelapisan tahan air dan cat
- Kran dan urinoirnya
- WC dipasang dengan standar pemasangan yang benar dan dilengkapi dengan box
septic tank serta sistem serapan yang baik dan benar.

5.8 Bangunan Pasar


Sebaiknya menggunakan bangunan type bangunan sederhana berbentuk los dengan struktur
bangunan tahan gempa.
Bangunan pendukungnya :
- Sumur atau sumur air lainnya
Harus diperhitungkan mudah didapat dan volumenya cukup untuk kapasitas
bangunan.
- Banguan WC umum
Lihat bangunan MCK
- Bangunan saluran air hujan
Menggunakan saluran buis beton
- Bagian bangunan Pondasi
Menggunakan pasangan batu kali dengan finishing plester
- Kolom dan struktur beton atau kayu
Menggunakan campuran semen, pasir dan kerikil 1 : 2: 3. Dengan pelaksanaan
sesuai spesifikasi di atas
Menggunakan kayu klas kuat I untuk keperluan struktur
- Atap dan penutup atap
Menggunakan kayu klas kuat I dan pembuatannya memenuhi standar, bahan atap
genteng atau seng tergantung kemudahan cara mendapatkannya.
- Lantai
Dibuat lebih tinggi, dari bahan rabat beton sederhana, finishing acian
halus.

WC dipasang dengan standar pemasangan yang benar dan dilengkapi dengan box septic tank
serta sistem serapan yang baik dan benar demikian juga Jaringan Air Bersihnya

5.9 Jembatan
Pedoman ini hanya menjelaskan secara sederhana untuk konstruksi jembatan yang sederhana
1. Perencanaan
Hal hal penting dalam perencanaan jembatan yang harus disiapkan/dikerjakan
- Data
- Data mekanika tanah yang meliputi daya dukung, kepadatan, jenis
tanah dll
- Data lalu lintas/ beban
- Data kontur
- Data gempa
- Data banjir dll
- Perumusan pembebanan
- Beban mati
- Beban hidup
- Beban angin dan gempa
- Metoda perhitungan
- Dihitung secara teknis dengan beban kombinasi
- Dipilih hasil perhitungan yang terkritis
- Komponen jembatan yang direncanakan/didesign
- Pondasi kaki jembatan
- Tiang jembatan
- Balok/Girder lengkap dengan plat jembatannya
- Pier atau Tiang Tengah
- Pelapisan jalan pada daerah oprit
- Tembok penahan tanah
- Expansion joint dan komponent lainnya

2. Output design
- Gambar Design yang terdiri dari
- Lay Out Jembatan ( situasi, geodesi )
- Tampak ( ketinggian bangunan )
- Dimensi masing komponen struktur bangunan
- Detail dan potongan ( menampakkan detail pembesian dan komponen
lainnya )
- Spesifikasi Teknik
- Menjelaskan spesifikasi material yang dipakai, syarat-syarat kondisi
material dan cara pelaksanaannya
- Menjelaskan tentang cara-cara pengujian material yang digunakan.
- Rencana Anggaran Beaya, Rencana Urutan Pelaksanaan, Rencana
Pengadaan Material dan Sumber daya pelaksananya.

3. Monitoring dan Pengawasan Pelaksanaan Pekerjaan


Masing-masing dilakukan pemantauan tentang masing –masing pekerjaan. Dapat
dilihat pada halaman sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai