Anda di halaman 1dari 74

BAB II

PENGKAJIAN

A. Gambaran Umum RSUD Ratu Zalecha Martapura


Rumah Sakit Umum Daerah Ratu Zalecha Martapura merupakan rumah
sakit milik Pemerintah Kabupaten Banjar yang mempunyai tugas melaksanakan
penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang pelayanan kesehatan
dalam rangka menyelenggarakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan
berhasil guna dengan mengutamakan upaya penyembuhan dan pemulihan yang
dilaksanakan secara serasi dan terpadu serta upaya peningkatan pencegahan
penyakit dan melaksanakan upaya rujukan. Berdasarkan Peraturan Gubernur
Kalimantan Selatan Nomor : 054 Tahun 2013 tentang Sistem Rujukan Pelayanan
Kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan RSUD Ratu Zalecha Martapura
ditetapkan sebagai pusat rujukan regional 2 (dua) yang meliputi kota Banjarbaru,
Kabupaten Banjar, Kabupaten Tapin dan Kabupaten Tanah Laut. Sehingga
dengan keadaan tersebut dari tahun ke tahun RSUD Ratu Zalecha Martapura terus
berbenah diri untuk meningkatkan citra rumah sakit sebagai wujud nyata dalam
pelayanan kesehatan yang prima.
Berdasarkan catatan dokumen sejarah RSUD Ratu Zalecha Martapura
dibangun sejak tahun 1963 namun menurut penelusuran melalui foto yang tersisa,
cikal bakal rumah sakit ini sudah ada sejak tahun 1943. Pada masa kepemimpinan
Bupati H. Rudy Ariffin muncul wacana untuk merelokasi RSUD Ratu Zalecha
Martapura, adapun pembangunannya dimulai sekitar tahun 2003 sekaligus
peletakkan batu pertama pembangunan gedung baru RSUD Ratu Zalecha
Martapura di eks lokasi pabrik kertas di Jalan Menteri Empat Martapura, adapun
proses pembangunannya memakan waktu hampir 5 tahun anggaran.
Penyelesaian dan penyempurnaan bangunan rumah sakit tersebut
dilanjutkan oleh Bupati periode selanjutnya yaitu H. Pangeran Khairul Saleh.
dengan melakukan pembangunan VIP Intan pada tahun 2009 yang kemudian
diresmikan pengoperasiannya pada tahun 2011. RSUD Ratu Zalecha Martapura
melakukan proses pemindahan lokasi dan pelayanan rumah sakit secara bertahap
pada tahun 2008 yang semula berada di Jalan A. Yani Km 41 Martapura pindah

5
6

ke lokasi yang baru Jalan Menteri Empat Martapura sampai sekarang. Pada
tanggal 21 Agustus 2013 RSUD Ratu Zalecha Martapura menjadi rumah sakit tipe
B sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.03/I/1470/2013.

B. Visi, Misi, dan Motto


1. Visi Rumah Sakit
Rumah sakit kelas B rujukan regional pilihan di Kalimantan Selatan.
2. Misi Rumah Sakit
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu sesuai standar
akreditas rumah sakit.
b. Meningkatkan pemerataan dan keterjangkauan akses bagi pengguna
pelayanan khususnya masyarakat rentan.
c. Meningkatkan kualitas dan kuantitas fasilitas untuk rumah sakit rujukan
regional
3. Motto Rumah Sakit : “5S (Senyum, Sapa, Salam, Sopan, dan Santun)”
4. Falsafah dan Tujuan Bidang Keperawatan:
a. Memberikan pelayanan keperawatan dengan memandang pasien
sebagai manusia yang utuh (Holistic) yang harus dipenuhi
kebutuhannya secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual, yang
diberikan secara komprehensif.
b. Memberikan pelayanan keperawatan dengan memperhatikan aspek
kemanusiaan dan tidak memandang perbedaan suku, kepercayaan,
status soisal, ekonomi, dan agama.
c. Pelayanan keperawatan merupakan bagian internal dari sistem
pelayanan kesehatan.
d. Perawat memandang pasien sebagai mitra yang selalu aktif dalam
pelayanan kesehatan.
5. Tujuan Bidang Keperawatan:
a. Tujuan Umum
7

Terselenggaranya pelayanan keperawatan komprehensif dan profesional


berdasarkan standar dan etik profesi dengan mengutamakan
keselamatan pasien.
b. Tujuan Khusus Bidang Keparawatan
1) Terselenggaranya pelayanan keperawatan yang berkualitas dan
berkesinambungan sesuai SAK dan SOP yang berlaku dengan
mengutamakan keselamatan pasien.
2) Menciptakan kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan.
3) Meningkatkan kualitas perawat dalam memberikan pelayanan
keperawatan sesuai dengan perkembangan IPTEK teknologi.
4) Menciptakan kenyamanan dan kepuasan perawat dalam
memberikan pelayanan keperawatan.
5) Terlaksananya pencegahan dan pengendalian infeksi nosokomial.
c. Tujuan Khusus Unit Keperawatan Ruang Rawat Ar-Raudhah
Terlaksananya pelayanan keperawatan komprehensif sesuai kebutuhan
klien,keterlibatan keluarga sesuai SAK dan SOP dengan mengutamakan
keselamatan klien.

C. Pengkajian Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP)


1. Sumber Daya Manusia (Man/M1)
a. Struktur Organisasi
Terdapat struktur organisasi di ruang Ar Raudhah RSUD Ratu
Zalecha. Struktur organisasi yang ada adalah sebagai berikut:
8

DIREKTUR

WADIR PELAYANAN
KEPALA RUANGAN
KABID PELAYANAN KEPERAWATAN

KASIE MUTU KASIE ASUHAN


KEPERAWATAN KEPERAWATAN

KEPALA IRNA

Irfan Maulana, S.Kep., Ns. M.Kep

Hj. Asih Dwi M, S.Kep., Ns

Katim/PP Katim/PP Katim/PP

M. Fadli, A.Md Desi Susanti S.Kep Erythrina A.Md

Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana Perawat Pelaksana

2. A. Warhamni A.Md
R. Sukma Samudera A.Md Alfin. W A.Md
Wardah, A.Md3. M.Aryza.A A.Md Arif. H A.Md
Sri Lestari A.Md Aidikari A.Md M. Ajidi Irwan A.Md
4. Amir Hamzah S.Kep, Ns
Farah.M A.Md Husnul.Mahmud,S.Kep.,Ns
Siti Khairiyah
5. A.Md Aditya.P A.Md Niemah A.Md
Devi Purnama.S., S.Kep.Ns. Irmah S.Kep, Ns
M. Azidin A.Md
M. Fitri Ramadani A.Md

Saat
Gambar. Struktur ini Pelayanan
Model model asuhan keperawatan
Ruang Ar yangRatu
Raudhah RSUD digunakan
Zalecha di ruang
Martapura Ar Raudhah adalah model asuhan keperawatan profesional (MAKP) dan

metode pemberian asuhan keperawatan adalah metode TIM. Metode tim ini
terdiri dari kepala ruangan, katim (dibagi menjadi 3 yaitu: TIM 1, TIM 2
dan TIM 3) dan perawat pelaksana. Kepala ruangan merupakan seorang
yang diberikan wewenang dan tanggung jawab mengelola kegiatan
9

pelayanan keperawatan di satu ruang rawat dalam hal manajemen ruangan.


Ketua Tim merupakan perawat yang bertanggung jawab dalam pemberian
asuhan keperawatan secara langsung kepada pasien. Ketua Tim dibantu oleh
perawat pelaksana sebagai anggota tim. Perputaran tim dilakukan setiap
bulan dan tiap tim menerima tanggung jawab untuk 1 kelas yang mana di
ruang Ar Raudhah terdiri dari 3 kelas (Kelas 1, 2, dan 3).
11

a. Tenaga Keperawatan

Tabel. Daftar Tenaga Keperawatan di Ruang Ar Raudhah

No Nama PNS/ Non Jabatan Pendidikan Masa Pelatihan SDM Ruang Level Rencana
PNS Kerja Ar Raudhah Jenjang Kuliah
Karir
1. Hj. Asih Dwi Mulyati, PNS Kepala S1 Kep + 2 tahun BTLS/BTCLS PK III S2 th 2022
S.Kep, Ns Ruangan Ners 9 bulan Clinical Instruktur
Manajemen Bangsal
2. M. Fadli A.Md PNS Ketua Tim 1 D III Kep. 2 tahun BTLS/BTCLS PK III S1 th 2022
9 bulan Workshop Unit Stroke
3. Wardah, A.Md. PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK III Tidak ada
Pelaksana 9 bulan rencana
kuliah
4. Sri Lestari, A. Md PNS Perawat D III Kep 2 tahun - Workshopr Unit PK III Tidak ada
Pelaksana 9 bulan Stroke rencana
kuliah
5. Desi Susanti S.Kep PNS Ketua Tim 2 S1 Kep 2 tahun BTLS PK II S2 th 2021
6 bulan
6. Erythrina Nirmalasari PNS Ketua Tim 3 D III Kep 2 tahun BTLS/BTCLS PK III S1
A.Md 9 bulan Pelatihan Perawatan
Kulit
7. R. Sukma Samudera A.Md PNS Perawat D III Kep 2 tahun BTLS/BTCLS PK II S1 th 2023
Pelaksana 9 bulan
8. Aidikari PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK III Tidak ada
Pelaksana 9 bulan rencana
kuliah
9. Arif Haryo A.Md PNS Perawat D III Kep 9 bulan - Pra PK S1 th 2020
Pelaksana
10. Siti Khairiyah A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK II S1 th 2022
Pelaksana 9 bulan
12

11. Devi Purnama.S., NON PNS Perawat S1 Kep + 2 tahun - PK I S2


S.Kep.Ns Pelaksana Ners 2 bulan

12 Husnul.Mahmud, NON PNS Perawat S1 Kep + 2 tahun BTLS PK I Tidak ada


S.Kep.,Ns Pelaksana Ners 2 bulan rencana
kuliah
13 Aditya.P A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK I S2
Pelaksana 2 bulan
14. A. Warhamni A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun BHD PK II S1 th 2024
Pelaksana 9 bulan
15. Alfin. W A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun Pelatihan Perawatan PK II Tidak ada
Pelaksana 9 bulan Kulit rencana
kuliah
16. Farah Meylani A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun BTLS PK I S1 th 2020
Pelaksana 2 bulan
17. M. Ajidi Irwan A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK I Tidak ada
Pelaksana 2 bulan rencana
kuliah
18. Amir Hamzah S.Kep, Ns NON PNS Perawat S1 Kep + 2 tahun PPGD PK I Tidak ada
Pelaksana Ners 2 bulan rencana
kuliah
19. Nie’mah A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK I S1 th 2022
Pelaksana 2 bulan
20. Irmah S.Kep, Ns NON PNS Perawat S1 Kep + 2 tahun - PK II Tidak ada
Pelaksana Ners 9 bulan rencana
kuliah
21. M. Azidin Noor A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK II S1 th 2020
Pelaksana 9 bulan
22. M. Fitri Ramadhoni A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun BTLS PK I S1 th 2020
Pelaksana 2 bulan
23. M. Aryza Arifani A.Md NON PNS Perawat D III Kep 9 bulan BTCLS Pra PK S1 th 2020
Pelaksana
13

Pada tabel telah terlihat untuk masa kerja masing-masing perawat


bekerja di ruangan yaitu < dari 3 tahun mengingat ruang Ar Raudhah adalah
ruangan yang baru didirikan. Untuk rencana kuliah sebagian besar perawat
memiliki rencana kuliah namun untuk tahun target kuliah masih belum bisa
dituliskan dengan pasti. Sementara itu terkait kegiatan pelatihan yang diikuti,
ada 4 orang (17%) yang mempuyai sertifikat BTLS, 1 orang (4,3%)
mempunyai sertifikat BTCLS dan 4 orang (17%) mempunyai sertifikat BTLS
dan BTCLS.
Adapun klasifikasi dari table tersebut dapat dirincikan sebagai berikut:
1) Klasifikasi Pendidikan Tenaga Keperawatan:
a) Profesi Ners : 5 orang
b) S1 Keperawatan : 1 orang
c) DIII Keperawatan : 17 orang
2) Klasifikasi Masa Kerja di Ruang Ar Raudhah
a) Masa kerja <1 tahun : 2 orang
b) Masa kerja 1-3 tahun : 21 orang
3) Klasifikasi level jenjang karir
a) PK I : 8 orang
b) PK II : 7 orang
c) PK III : 6 orang
d) PRA PK : 2 orang

c. Tenaga Medis
Tabel. Jumlah Tenaga Medis di Ruang Ar Raudhah RSUD Ratu Zalecha
Martapura
No. Nama Spesialis
1. dr. I Made Dwi Jayantara Sp.S Spesialis Saraf
2. dr. Deddy Hermawan Sp. S Spesialis Saraf
3. dr. Sri Sofhia Wahyuni, Sp. THT-KL Spesialis THT
4. dr. Eka Listyrini, Sp.KK Spesialis KK
5. dr. Sulistyo Rini Sp.M Spesialis Mata
6. dr. Retno Kuswardani Sp.M Spesialis Mata
7. dr. Diana Hariyanti Sp.M Spesialis Mata
8. dr. Hj. Mahmoedah Aminy Dokter umum

Berdasarkan tabel 2.2, terlihat bahwa terdapat 7 dokter spesialis dan 1 dokter
umum di Ruang Ar Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura.

c. Tenaga Non Kesehatan


14

Tabel. Daftar Tenaga Non Kesehatan di Ruang Ar Raudhah RSUD Ratu


Zalecha Martapura
PNS/
No. Nama Jabatan
Non PNS
1. Aspiyanhadi PNS Administrasi
2. Siti Aisyah PNS Administrasi
3. M. Renald Kontrak CS
4. Siti Aqobah Kontrak Asisten Perawat

Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala ruangan, dikatakan bahwa di ruang


Ar Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura masih belum mempunyai apoteker
khusus untuk sentralisasi obat. Sehingga untuk penyediaan obat masih dilakukan
oleh perawat yang sedang berdinas.
Gambar alur sentralisasi obat:

Dokter

Perawat

Klien/keluarga

Farmasi/apotek

Klien/Keluarga
Lembar serah terima
obat/buku serah terima
obat

Pengelolaan dan
PP/Perawat yang
pengaturan obat oleh
menerima
farmasi

Pemberian obat oleh


Perawat

Klien/Keluarga

Sumber: PERMENKES No. 58


Tahun 2014

d. Jumlah Tenaga Kesehatan


15

Tabel. Jumlah Tenaga Kerja di Ruang Ar Raudhah RSUD Ratu Zalecha


Martapura
No. Jenis Tenaga Kerja Jumlah (orang)
1. Tenaga Keperawatan 23
2. Tenaga Medis 8
3. Tenaga Non Kesehatan 4
Jumlah 35

Berdasarkan tabel 2.4, terlihat bahwa hampir semua tenaga kesehatan di Ruang
Ar Raudhah adalah tenaga keperawatan yang berjumlah 23 orang yang sudah
termasuk 1 kepala ruangan (65.7%), sebanyak 8 orang adalah tenaga medis
(22.8%) dan sebanyak 4 orang adalah tenaga non kesehatan (11.4%).
e. Tenaga Mahasiswa Praktik
1) Mahasiswa Profesi Ners ULM sebanyak 11 orang
2) Mahasiswa Profesi lain :
STIKES Darul Azhar 6 orang
D4 Keperawatan Poltekkes 5 orang
D3 Keperawatan Poltekkes 5 orang
SMKN 2 Simpang Empat 3 orang
f. Kebutuhan Tenaga Keperawatan
1) Menurut Douglas
Tabel 2.5 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
c. Observasi Tanda vital setiap shift.
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
16

Pada suatu pelayanan profesional, jumlah tenaga yang


dibutuhkantergantung pada jumlah klien dan derajat ketergantugan klien.
Menurut Douglas (1984) Loverige dan Cummings (1996) diklasifikasikan
derajat ketergantungan dibagi 3 kategori yaitu :
1. Perawatan minimal : 1-2 jam/24 jam
2. Perawatan intermediate/partial : 3-4 jam/24 jam
3. Perawatan total : 5-6 jam/24 jam

Tabel. Kebutuhan Tenaga perawat di Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu


Zalecha Martapura 14 Januari 2019
Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Total
Tanggal 14 Januari 2019
Ketergantungan pasien
Pagi Siang Malam
Minimal 4 4x0,17= 0,68 4x0,14=0,56 4x0,07=0,28 1,52
Partial 12 12x0,27= 3,24 12x0,15= 1,8 12x0,10= 1,2 6,24
Total 5 5x0,36= 1.8 5x0,30=1,5 5x0,20= 1 4,3
Jumlah 21 5,72 3,86 2,48 12,06
Jumlah keseluruhan perawat dalam perhari adalah 13 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 14 Januari
2019:
1. Pagi sebanyak 5,72 = 6 orang perawat
2. Siang sebanyak 3,86 = 4 orang perawat
3. Malam sebanyak 2,48 = 3 orang perawat

Tabel. Kebutuhan Tenaga perawat di Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha


Martapura 15 Januari 2019
Jumlah Jumlah Kebutuhan Tenaga
Tingkat Total
Tanggal 15 Januari 2019
Ketergantungan pasien
Pagi Siang Malam
Minimal 3 3x0,17= 0,51 3x0,14= 0,42 3x0,07= 0,21 1,14
Partial 6 6x0,27= 1,62 6x0,15= 0,9 6x0,10= 0,6 3,12
Total 5 5x0,36= 1,8 5x0,30=1,5 5x0,20= 1 4,3
17

Jumlah 14 3,93 2,82 1,81 8,56


Jumlah keseluruhan perawat dalam perhari adalah 9 orang

Jumlah kebutuhan pegawai perawat perhari berdasarkan tingkat


ketergantungan klien menurut teori Douglas perhitungan tanggal 15 Januari
2019:
1. Pagi sebanyak 3,93 = 4 orang perawat
2. Siang sebanyak 2,82 = 3 orang perawat
3. Malam sebanyak 1,81 = 2 orang perawat

Sehingga total rata-rata keseluruhan perawat yang dinas perhari


berjumlah yaitu (13 + 9) : 2 = 11 = 11 orang/hari. Jadi, rata-rata tingkat
kebutuhan tenaga perawat diruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha
Martapura selama 2 hari yaitu tanggal 14 dan 15 Januari 2019 berjumlah
11 orang.

Tabel. Kesimpulan Jumlah Tenaga Kerja menurut Douglas (per hari)


Rumus/ Jumlah
Perhitungan Kebutuhan Tenaga Perawat Di
No.
Jumlah Tenaga Keperawatan Ruang Ar-
Keperawatan Raudhah
1. Douglas tanggal 14 12,06=13 15 + 1 Karu
2. Douglas tanggal 15 8,56 = 9 16 + 1 Karu
Rata-rata (13+9) : 2 = 11 16 + 1 Karu

Jumlah tenaga lepas dinas perhari:


Penambahan untuk loss day: 1/3 x 11 orang = 3,67 = 4 orang. Jadi
total jumlah perawat yang dibutuhkan adalah 11 orang + 4 orang = 15
orang
Keterangan :
11 orang adalah jumlah total tenaga perawat
4 orang adalah jumlah tenaga perawat yang lepas dinas
Jumlah tenaga keperawatan yang ada di Ruang Ar-Raudhah RSUD
Ratu Zalecha Martapura ada 22 orang tenaga perawat dimana di dalamnya
sudah 3 orang tim namun tidak termasuk Kepala Ruangan. Jumlah tenaga
perawat pelaksana sendiri ada 19 orang. Dari perhitungan douglass,
18

kebutuhan tenaga keperawatan dihitung berdasarkan tingkat ketergantungan


pasien yaitu didapatkan hasil kebutuhan tenaga keperawatan berjumlah 15
orang, sehingga dapat disimpulkan tenaga keperawatan yang ada di Ruang
Ar-Raudhah melebihi jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan.
2) Menurut Gilies
1. Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura berkapasitas 29
tempat tidur, jumlah rata-rata pasien yang dirawat 21 orang pada tanggal
14 Januari 2019 dan 14 orang pada tanggal 15 Januari 2019. Kriteria
pasien yang dirawat tersebut mendapatkan perawatan minimal 4 orang,
partial 12 orang dan total 5 orang (14 Januari 2019), kemudian pada
tanggal 15 Januari 2019 pasien yang mendapatkan perawatan minimal 3
orang, partial 6 orang, dan total 5 orang. Berdasarkan situasi tersebut
maka dapat dihitung jumlah kebutuhan tenaga perawat di ruang tersebut
adalah sebagai berikut. Menentukan terlebih dahulu jam perawatan yang
dibutuhkan pasien per hari, yaitu:
a. Perawatan Langsung
Tabel. Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shift pada tanggal
14 Januari 2019 berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di ruang
Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura
Tanggal 14 Januari 2019
Tingkat Jumlah Jumlah Jam
Ketergantungan pasien Jam
Perawatan yang
Perawatan
dibutuhkan
Minimal 4 2 jam 8 jam
Partial 12 3 jam 36 jam
Total 5 6 jam 30 jam
Jumlah 21 74 jam

b. Perawatan Tidak Langsung


21 orang pasien x 1 jam = 21 jam
c. Penyuluhan Kesehatan
21 orang pasien x 0,25 jam = 5.25 jam
d. Total jam secara keseluruhan:
74 jam + 21 jam + 5.25 jam = 100.25 jam

Tabel. Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shift pada tanggal


15 Januari 2019 berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di ruang
Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura
19

Tanggal 15 Januari 2019


Tingkat Jumlah Jumlah Jam
Ketergantungan pasien Jam
Perawatan yang
Perawatan
dibutuhkan
Minimal 3 2 jam 6 jam
Partial 6 3 jam 18 jam
Total 5 6 jam 30 jam
Jumlah 14 54

a. Perawatan Tidak Langsung


14 orang pasien x 1 jam = 14 jam
b. Penyuluhan Kesehatan
14 orang pasien x 0,25 jam = 3,5 jam
c. Total jam secara keseluruhan:
54 jam + 14 jam + 3,5 jam = 71,5 jam
Rata-rata pasien selama 2 hari (14-15 Januari 2019)
(21 orang + 14 orang) : 2 = 17,5 = dibulatkan 18 orang
Rata-rata jam perawatan yang dibutuhkan selama 2 hari (14-15 Januari
2019)

(100,25 jam + 71,5 jam) : 2 = 85,875 = 86 jam


2. Menentukan jumlah total jam keperawatan yang dibutuhkan pasien
perhari 86 jam : 18 pasien = 4,8 jam

Menghitung BOR Ruang Ar-Raudhah 3 bulan terakhir (Oktober –


Desember 2019)
Tabel. Data Pasien Ruang Ar-Raudhah Oktober – Desember 2019
Jumlah Jumlah
Jumlah
Bulan Tempat Hari
Hari/Bulan
Tidur Rawat
Juli 31 29 453
Agustus 30 29 465
September 31 29 511
Jumlah 92 29 1429

Nilai BOR ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura pada pada
tanggal 1 Oktober – 31 Desember 2019 adalah:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 100%
BOR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
1429 𝑥 100 %
= 29 𝑥 92

= 53, 5%
20

Menentukan jumlah kebutuhan tenaga keperawatan pada ruangan


tersebut adalah langsung dengan menggunakan rumus gilies diatas:
Ax B x C F
.(C−D)x E = =H
G

Keterangan:
A: Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B: Rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur)
C: Jumlah hari/tahun
D: Jumlah hari libur masing-masing perawat
E: Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F: Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G: Jumlah jam kerja efektif/tahun
H: Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Dari rumus diatas didapatkan hasil sebagai berikut:
= 4,8 jam/pasien/hari x (53,5% x 29) x 365 hari
(365 hari – 86 hari) x 6 jam

= 4,8 jam/pasien/hari x 15,515 x 365 hari


(365 hari – 86 hari) x 6 jam

= 4,8 jam/pasien/hari x 15,515 x 365 hari


(279 hari) x 6 jam

= 27.182,28 = 16,23 (dibulatkan menjadi 17 orang)


1.674

Untuk cadangan 20% menjadi 17 x 20% = 3,4 (4 orang).


Jadi jumlah tenaga menurut Gilies yang dibutuhkan secara
keseluruhan 17 + 4 = 21 orang dan untuk jumlah tenaga perawat yang
ada di ruang Ar-Raudhah saat ini berjumlah 22 orang dan 1 orang kepala
ruangan, sehingga dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga keperawatan
yang ada di Ruang Ar-Raudhah melebihi dari jumlah yang dibutuhkan
berdasarkan metode Gilies.

3) Menurut Lokakarya Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI)


Dalam lokakarya PPNI penentuan kebutuhan tenaga dihitung dengan
mengubah satuan hari dengan minggu. Jumlah hari kerja efektif dihitung
dalam minggu sebanyak 41 minggu dan jumlah kerja perhari selama 40 jam
21

per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang
berlaku di Indonesia:

(A x 52 mg) x 7 hr (TT x 53,5%)


Tenaga Perawat = + 25%
41 mg x 40 jam

TT : Tempat Tidur
A : Jumlah jam perawatan/24 jam

Diketahui jumlah tempat tidur adalah 29 unit, BOR dari periode Oktober-
Desember 2018 sebanyak 53,5% sehingga jumlah kebutuhan tenaga yaitu:
(4,8 x 52) x 7 x (29 x53,5%)
Tenaga perawat = + 25%
41 x 40
249,6 x 7 x 15,515
= + 25%
1640
27.107,808
= + 25%
1640

= 16,53 + 25%
= 20,66 (21orang)
Berdasarkan perhitungan tersebut tenaga perawat yang diperlukan
di ruang Ar-Raudhah ada sebanyak 21 orang, tetapi di ruang Ar Raudhah
sekarang jumlah perawat 22 orang + 1 orang Kepala ruangan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga keperawatan yang ada di Ruang
Ar-Raudhah melebihi dari jumlah yang dibutuhkan berdasarkan metode
PPNI.

4. Menurut Depkes 2005

Kebutuhan tenaga perawat = (BOR x jumlah TT) x rata-rata jam perawatan


Jam kerja perawat/hari

Keterangan :
BOR ruangan : ………%
Jumlah TT : ………TT
Rata-rata jam perawatan : ……..jam/24jam
Jam kerja perawat/hari : 6 jam/hari
Faktor koreksi :
Loss Day = (52 + 12 + 18) x kebutuhan tenaga perawat
365-82
Tugas non keperawatan = (Kebutuhan tenaga perawat + Loss day) x 25%
22

Kebutuhan tenaga perawat = (53,5% x 29) x 4,8 = 12,412 (13 orang)


6
Loss Day = (52 + 12 + 18) x 13 = 3,76 (4 orang)
365-82
Tugas non keperawatan:
(13 + 4) x 25% = 4,25 (5 orang)

Jumlah tenaga keperawatan yang diperlukan:


13 + 4 + 5 = 22 orang + 1 Karu = 23 orang

Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan


berdasarkan Depkes 2005 didapatkan hasil yaitu 22 orang tenaga
perawat ditambah 1 orang kepala ruangan menjadi 23 orang. sehingga
dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga keperawatan yang ada di Ruang
Ar-Raudhah sudah sesuai dengan perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan berdasarkan DepKes 2005.

b. Kesimpulan Jumlah Tenaga Keperawatan


Tabel. Kesimpulan Jumlah Tenaga Kerja
No. Rumus/ Kebutuhan Jumlah Jumlah
Perhitungan Tenaga Perawat Di Selisih
Jumlah Tenaga Perawat Ruang Ar- Tenaga
Perawat Raudhah Perawat
RSUD Ratu yang di
Zalecha butuhkan
Martapura
1 Douglas 16 23 +7
2. Gillies 22 23 +1
23

3. Lokakarya 22 23 +1
PPNI
4. Depkes 2005 23 23 0

Berdasarkan table 2.10, menunjukan bahwa perhitungan kebutuhan


jumlah tenaga perawat terbanyak adalah metode Depkes 2005 yaitu
sebanyak 23 orang tenaga keperawatan sesuai dengan tenaga keperawatan
yang ada di ruang Ar Raudhah, Sementara berdasarkan Douglas, Gillies dan
Lokakarya PPNI jumlah tenaga keperawatan yang ada di ruang Ar Raudhah
melebihi dari perhitungan jumlah tenaga perawat yang dibutuhkan.

Jumlah Tenaga Perawat


Kebutuhan Tenaga Perawat Tenaga Real

23 23 23 23 23
22 22

16

Douglas Gillies PPNI Depkes 2005

Gambar. Grafik jumlah tenaga perawat di Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu


Zalecha Martapura

Berdasarkan grafik diatas dapat terlihat bahwa ada beberapa


kesenjangan antara teori tentang kebutuhan tenaga keperawatan yang
ideal dengan jumlah tenaga keperawatan yang ditemukan di ruang Ar-
Raudah. Berdasarkan teori, menurut metode Douglas diperlukan
sebanyak 16 perawat, kemudian menurut metode Gillies diperlukan
sebanyak 22 perawat, dan menurut metode perhitungan lokakarya PPNI
yaitu sebanyak 22 perawat, serta menurut metode Depkes 2005 yaitu
sebanyak 23 perawat yang sama dengan jumlah tenaga keperawatan di
ruang Ar-Raudah.
24

Teori Douglas tentang kebutuhan tenaga keperawatan yang ideal


didasarkan pada tingkat ketergantungan pasien. Douglas menetapkan
jumlah perawat yang dibuthkan dalam suatu unit perawatan berdasarkan
klasifikasi pasien, dimana masing-masing kategori mempunyai nilai
standar per shift (Nursalam, 2014), yang berarti semakin banyak pasien
yang minimal care maka kebutuhan perawat pun semakin sedikit. Ruang
Ar Raudhah adalah ruang rawat inap saraf, mata, THT dan kulit kelamin,
pada lantai atas pasien yang di rawat adalah dengan indikasi pre dan post
operasi mata yang mempunyai tingkat ketergantungan minimal care pada
awal hari perawatan. Sedangkan berdasarkan data pada grafik diatas
yang dilakukan pengkajian pada tanggal 14-15 Januari 2019, didapatkan
hasil bahwa di ruang Ar-Raudah terdapat 23 tenaga keperawatan, dimana
idealnya menurut Douglas ruang Ar-Raudah hanya memerlukan 16
tenaga keperawatan yang berarti terdapat kelebihan tenaga keperawatan
di ruang Ar-Raudah.
Menurut hasil wawancara dengan kepala ruangan di ruang Ar
Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura, perhitungan kebutuhan tenaga
keperawatan yang digunakan adalah berdasarkan Depkes 2005, jadi
tenaga keperawatan di ruang Ar Raudhah sudah sesuai perhitungan
kebutuhan tenaga kerja yaitu 23 orang.

g. 10 Diagnosa Medis Terbanyak di Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha


Martapura
25

10 Penyakit Terbanyak

6
5 5 5
CVA
8
8 Katarak
10
Vertigo
LBP
121
29
Epilepsi
Pterigium
Varicella
Dermatitis
Glukoma
tonsilitis Kronis
102

Gambar. Sepuluh Penyakit Terbanyak di Ruang Ra Raudah RSUD Ratu


Zalecha Martapura Periode Oktober sd Desember 2018

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil dokumentasi ruang Rawat


Inap Ruangan Ar-Raudhah Periode Oktober sampai Desember 2018
didapatkan 10 penyakit terbanyak adalah CVA, katarak , vertigo, LBP, epilepsy,
pterigium, varicella, dermatitis, glukoma,dan tonsillitis kronis.
h. Diagnosis Keperawatan Terbanyak di Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu
Zalecha Martapura
Berdasarkan dari hasil wawancara dengan Kepala Ruangan ruang Ar-
Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura mengatakan selama ini untuk
diagnosis keperawatan terbanyak yang diangkat tidak pernah tercatat dan
dihitung persentasenya. Namun berdasarkan pengalaman selama ini untuk
penegakkan 10 diagnosis keperawatan terbanyak adalah Risiko ketidakefektifan
perfusi jaringan perifercerebral, Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan perifer,
Nyeri akut, Hambatan mobilitas fisik, Kerusakan intergrites kulit,
26

ketikdakefektifan bersihan jalan napas, ketidakefektifan pola napas, defisit


perawatan diri, risiko jatuh dan ansietas.
i. Tingkat Kepuasan Perawat
Berdasarkan data kuesioner yang disebarkan kepada 23 orang tenaga
kerja terdiri dari 9 orang pegawai PNS, 14 orang tenaga Non PNS di Ruang Ar
Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura.

Rata-rata Kepuasan Perawat


66.00%
65.00%
64.00%
Persentase Kepuasan

63.00%
62.00%
61.00%
60.00%
59.00%
58.00%
57.00%
56.00%
PNS NON PNS PNS & NON PNS
Rata-rata Kepuasan Perawat 65.00% 59.00% 62.00%

Gambar. Tingkat Kepuasan Pegawai PNS dan Non PNS di ruang Ar- Raudhah
RS Ratu Zalecha Martapura

Dari tabel, tingkat kepuasan pegawai PNS di Ruang Ar- Raudhah adalah
sebanyak 65% (Puas) dan tingkat kepuasan pegawai NON PNS di Ruang Ar-
Raudhah RS Ratu Zalecha martapura adalah sebanyak 59% (Puas). Item
pertanyaan terendah dari kepuasan perawat adalah terkait gaji dan jumlah
pekerjaan yang dilakukan dan kondisi tempat kerja. Sementara item tertinggi
yaitu kesempatan untuk membantu orang lain dan kesempatan untuk
memberitahu kepada orang lain tentang apa yang harus dilakukan. Hasil tingkat
kepuasan pegawai di Ruang Ar Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura saat ini
sudah cukup baik tetapi masih berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
PERMENKES yakni ≥ 90%.

1) Tingkat Kepuasan Perawat dalam item Pertanyaan kuesioner


a). PNS
27

Tabel. Tingkat kepuasan perawat PNS dalam tiap item pertanyaan


Nomor Tidak puas Cukup puas Puas (level Sangat Sangat-
pertanyaan (level (level tertinggi) puas (level sangat
terendah) terendah) tertinggi) puas (level
tertinggi)
1 0 1 (11,11%) 7 (77,77%) 1 (11,11%) 1 (11,11%)
2 0 1 (11,11%) 6 (66,67%) 1 (11,11%) 1 (11,11%)
3 0 2 (22,22%) 5 (55,56%) 2 (22,22%) 0
4 6 (66,67%) 2 (22,22%) 0
5 6 (66,67%) 2 (22,22%) 1 (11,11%)
6 6 (66,67%) 3 (33,33%) 0
7 1 (11,11%) 6 (66,67%) 1 (11,11%) 1 (11,11%)
8 2 (22,22%) 5 (55,56%) 2 (22,22%) 0
9 5 (55,56%) 4 (44,44%) 0
10 6 (66,67%) 3 (33,33%) 0
11 1 (11,11%) 6 (66,67%) 2 (22,22%) 0
12 2 (22,22%) 5 (55,56%) 2 (22,22%)
13 1 (11,11%) 6 (66,67%) 2 (22,22%)
14 7 (77,78%) 2 (22,22%)
15 1 (11,11%) 6 (66,67%) 2 (22,22%)
16 2 (22,22%) 4 (44,44%) 3 (33,33%)
17 4 (44,44%) 4 (44,44%) 1 (11,11%)
18 1 (11,11%) 7 (77,78%) 1 (11,11%)
19 7 (77,78%) 2 (22,22%)
20 1 (11,11%) 7 (77,78%) 1(11,11%)

b). Non PNS


Tabel. Tingkat kepuasan perawat Non PNS dalam per pont pertanyaan

Nomor Tidak puas Cukup Puas (level Sangat Sangat-


pertanyaan (level puas (level tertinggi) puas (level sangat puas
terendah) terendah) tertinggi) (level
tertinggi)
1 6 (42,86%) 7 (50%) 1 (7,14%)
2 8 (57,14%) 4 (35,72%) 2 (14,28%)
3 1 (7,14%) 8 (57,14%) 4 (35,72%) 1 (7,14%)
4 5 (35,71%) 8 (57,14%) 1 (7,14%)
5 5 (35,71%) 9 (64,29%)
6 8 (57,14%) 6 (42,86%)
7 10 (71,44%) 3 (21,42%) 1 (7,14%)
8 1 (7,14%) 8 (57,14%) 3 (21,42%) 2 (14,28%)
9 5 (35,71%) 5 (35,71%) 4 (35,72%)
10 7 (50%) 2 (14,28%) 5 (35,71%)
11 6 (42,86%) 5 (35,71%) 3 (21,42%)
12 11 (78,57%) 3 (21,42%)
13 3 (21,42%) 11 (78,57%)
14 1 (7,14%) 11 (78,57%) 2 (14,28%)
15 10 (71,44%) 3 (21,42%) 1 (7,14%)
28

16 1 (7,14%) 8 (57,14%) 5 (35,71%)


17 10 (71,44%) 3 (21,42%) 1 (7,14%)
18 2 (14,28%) 7 (50%) 4 (35,72%) 1 (7,14%)
19 11 (78,57%) 3 (21,42%)
20 11 (78,57%) 3 (21,42%)

j. Hasil Evaluasi Persepsi Pasien Terhadap Mutu Asuhan Keperawatan


Kuesioner kepuasan pasien adalah alat ukur untuk mengevaluasi tentang
persepsi pasien atau keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan dengan cara
menyebar kuesioner kepada pasien atau keluarga di Ruang Ar Raudhah RSUD
Ratu Zalecha Martapura yang memenuhi kriteria, yaitu sukarela mengisi
kuisioner dan telah dirawat minimal 3 hari kecuali pasien yang dirawat dengan
rencana operasi Katarak yaitu telah dirawat minimal 2 hari karena pasien
dengan Op Katarak rata-rata jumlah hari rawat hanya 2 hari. Pada saat kuesioner
diberikan, pasien telah diberi penjelasan mengenai tujuan pengambilan data dan
cara pengisian kuesioner.
2) Data Umum

8%

31%
SD
61% SMP
S1

Gambar. Rekapitulasi pendidikan pasien di Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu


Zalecha Martapura

Berdasarkan diagram di atas, dari 13 responden sebagian besar berlatar


belakang pendidikan terakhir adalah SD sebanyak 8 orang (61%).
3) Lama Rawat Pasien
29

23% 23%
2 hari

3-5 hari

6-10 hari

54%

Gambar. Lama Rawat Pasien di Ruang Ar- Raudhah RSUD Ratu Zalecha
Martapura
Berdasarkan diagram diatas, dari 13 responden sebagian besar dengan
lama hari rawat 3-5 hari di Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha
Martapura.
4) Tingkat Kepuasan Pasien

Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien

50.60%

32.40%

17.00%

0.00% 0.00%

Sama Sekali Tidak Hampir Tidak Cukup Puas Sangat Puas Benar-benar Puas
Puas Puas

Gambar. Kepuasan Pasien pada Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha


Martapura

Berdasarkan hasil secara keseluruhan rata-rata tingkat kepuasan


pasien adalah sangat puas dengan persentase sebanyak 50,60% dan cukup
puas 32,40%. Item dengan skor terendah pada ruangan Ar-Raudhah yaitu
30

cukup puas dengan nilai 61,53% berupa item pernyataan nomor 1 tentang
lamanya perawat berinteraksi dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perlunya penambahan waktu
interaksi perawat dengan pasien dalam memberikan pelayanan dengan
lebih menunjukkan sikap caring/peduli kepada pasien untuk
mengoptimalkan kualitas asuhan keperawatan. Kemudian untuk item
tertinggi yaitu pada nomor 3, 5, 9, 14, dan 15 tentang perawat selalu ada
pasien butuhkan, perawat cepat datang ketika pasien memanggil, perawat
sangat membantu, perawat memperlakukan pasien sesuai kebutuhan
pribadi, perawat mendengarkan (peduli) kepentingan serta kekhawatiran
anda.

5) Tingkat kepuasan pasien dalam point pernyataan

Nomor Sama Hampir Cukup Sangat Benar-


pertanyaan sekali Tidak Puas (level puas (level benar
tidak Puas (level tertinggi) tertinggi) puas (level
puas (level terendah) tertinggi)
terendah)
Tidak ada 0 (0 %)
6 0 (0%)
1 8 (61,53 %)
2 dan 12 9 (69,23%)
3, 5, 9, 14, dan 4 (30,76%)
15

2. Sarana dan Prasarana (M2)


a. Lokasi dan denah
Lokasi penerapan manajemen yang dilakukan di ruang Ar Raudhah RSUD Ratu
Zalecha Martapura dijabarkan sebagai berikut :
1) Sebelah Utara berbatasan dengan VIP Intan
2) Sebelah Selatan berbatasan dengan lahan yang ditanami pepohonan
3) Sebelah Timur bebatasan dengan jalan Veteran
4) Sebelah Barat berbatasan dengan Ruang Nutrition.

Jalan Veteran

Ruang Administrasi PINTU MASUK Ruang Perawat dan


Dokter
Kelas 1 Kamar A Nurse
Station
Kelas 1 Kamar B
31

Lantai 1

PINTU BELAKANG

PINTU MASUK

Lantai 2

Kelas 1 Kamar E

Gambar. Denah Ruang Ar - Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura

b. Peralatan dan Fasilitas


Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14 – 15 Januari 2019 didapatkan
hasil bahwa Ruang Ar Raudah dikategorikan mempunyai peralatan dan fasilitas
yang cukup lengkap namun masih ada beberapa yang perlu dibenahi.
32

Gambar (a) kotak kepuasan Gambar (b) Terdapat tempat


pasien ruangan Ar- Raudah di promkes pasien ruangan Ar-
RS. Ratu Zalecha Martapura Raudah di RS. Ratu Zalecha
Martapura
Gambar (a) Terdapat kotak saran untuk kepuasan pasien terdisi dari kotak puas dan tidak
puas hasil wawancara dengan kepala ruangan kotak saran tersebut tidak
dilakukan evaluasi karena sering dibuat bermain-main oleh keluarga pasien.
Evaluasi kepuasan dilakukan oleh pihak manajemen dalam bentuk kuesioner
tiap satu bulan sekali.
Gambar (b) Terdapat tempat pojok baca dan tempat promosi kesehatan di samping ruangan
Ar Raudhah dan sudah ada terdapat leaflet diare, leaflet hipertensi dan leaflet
etika batuk dan bersin.
33

Gambar (a) Terdapat lemari Gambar (b) Terdapat lemari obat


Emergency pasien ruangan Ar- pasien pasien ruangan Ar-
Raudah di RS. Ratu Zalecha Raudah di RS. Ratu Zalecha
Martapura Martapura

Gambar (a) Terdapat lemari Emergency di dalam ruangan Ar Raudah obat-obatan


emergency sudah memadai dan di lakukan pengecekan atau control langsung oleh bagian
farmasi setiap satu bulan sekali

Gambar (b) Terdapat lemari obat pasien masing-masing 1 kotak obat 1 pasien tersimpan
dengan rapi di dalam kotak obat pasien.
34

Gambar (b) kipas angina di dalam


Gambar (a) lemari penyimpanan
ruangan obat pasien ruangan RA-
obat pasien ruangan RA- Raudah
Raudah di RS. Ratu Zalecha
di RS. Ratu Zalecha Martapura
Martapura
Gambar (a) Terdapat lemari tempat penyimpanan obat – obatan pasien akan tetapi masih
tercampur dengan peralatan medis.
Gambar (b) Terdapat kipas angin di dalam ruangan obat pasien ruangan RA- Raudah di RS.
Ratu Zalecha Martapura akan tetapi belum memadai sebagai tempat
penyimpanan obat yang standar seperti ada AC, pengukur suhu ruangan

c. Sarana dan Prasarana


Berdasarkan hasil observasi pada tanggal 14 – 15 Januari 2019 didapatkan hasil
bahwa Ruang ar - Raudhah dikategorikan kurang bersih contohnya terdapat sarang laba di
sudut di flapon ruangan, lantai kurang bersih masih terdapat debu dan tanah yang lengket di
sebagian sudut lantai ruangan, sandal dan sepatu keluarga pasien di lepas di luar pintu
ruangan kamar pasien, masih terlihat sampah di samping sudut ruangan dan keluarga pasien
membawa barang yang berlebihan sehingga lemari yang di sediakan tidak memadai.

Gambar (a) terdapat kotoran di Gambar (b). terdapat sarang Laba


Ruangan Ar Raudah RS Ratu –Laba di plafon Ruangan Ar
Zalecha Martapura Raudah RS Ratu Zalecha
Martapura
35

Gambar (c) terdapat sandal dan Gambar (d) terdapat barang


sepatu di depan ruangan pasien di keluarga pasien didalam ruangan
ruang Ar Raudah RS Ratu Zalecha pasien di ruang Ar Raudah RS Ratu
Martapura Zalecha Martapura

d. Gambaran Secara Umum


Gambaran secara umum ruangan Ar- Raudah di RS. Ratu Zalecha Martapura
dijabarkan sebagai berikut:
Jumlah tempat tidur : Tempat tidur lantai bawah ada 13 tempat tidur lantai atas ada
16 tempat tidur
Lemari pasien : 1 pasien 1 lemari penyimpanan barang pasien dan keluarga
Tempat tidur pasien : sudah terdapat 1 kasur 1 bantal.
Kipas anging/AC : tiap ruangan terdapat 1 kipas angin dan dikelas 1 terdapat 1
ruangan 1 buah AC.
Terdapat meja kerja untuk perawat, di dalam ruangan tersedia leptop dan printer,
terdapar APAR, westafel cuci tangan petugas di ruangan Ra
raudah RS Ratu Zalecha.
e. Buku Kelengkapan Administrasi
Tabel. Buku kelengkapan administrasi

No Jenis Buku Adminitrasi Jumlah


1 Buku registrasi pasien 1
2 Buku Pemeriksaan Vital Sign 1
3 Buku Injeksi (form/dokter) 1
4 Buku Diet 1
5 Buku Pemeriksaan Laboratorium (termasuk dalam buku 1
laporan)
6 Buku Sensus Pasien 1
7 Buku Standar Asuhan Keperawatan 1
8 Buku Standar Prosedur Operasional 1

f. Daftar Inventaris Barang


Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan data inventaris tanggal 14 –
15 Januari 2019 RS. Ratu Zalecha Martapura. Mengenai perlengkapan alat-alat
kantor, alat-alat keperawatan dan kedokteran dapat diuraian sebagai berikut:
Tabel. Daftar Barang Alat Keperawatan dan Kedokteran di Ruang Ar
Raudah RS Ratu Zalecha.
36

Ratio ideal Keadaan barang


No Nama Barang Jlh Permenkes Baik Kurang rusak
baik
1. Ambu bag set 3 set 1 set 
2. Suction portable 2 set 1 set 
3. Emergency Trolley/Resucitatio 2 set 1 set 
Crash Cart
4. Film Viewer 1 bh 1 bh 
5. Examination Lamp 1 bh 
6. Nebulizer 2 bh 2 bh 2 bh 1 bh
7. Syringe Pump 1 set 4 bh 
8. Infusion Pump 1 set 1 bh 
9. Stethoskop Infant 2 pcs 
10. Termometer Digital 5 bh 1 bh 

11. Saturasi O2 2 bh 3 bh 1 bh 1 bh
12. Kereta oksigen 2 bh 
13. Kursi roda 3 bh 
14. Standar infus 39 
bh
15. Maskr dan canul oksigen 3 

Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI tahun 2014 nomor 56


bahwa peralatan kesehatan yang harus ada di ruang rawat inap ruang Ar-Raudah
RSUD Ratu Zalecha Martapura tipe B adalah sebagai berikut :

Dari data yang ada bahwa alat ruang rawat inap khususnya ruang syaraf (Ar
Raudah) RS Ratu Zalecha Martapura RS tipe B sudah memadai dan lengkap.

Tabel. Daftar Alat Rumah Tangga Ruang Ar Raudah di RS. Ratu Zalecha
Martapura
No Sarana Kerja Keterangan
1 CPU Ada
2. Mouse Ada
37

3. Keyboard Ada
4. Monitor Ada
5. Kalkulator Ada
6. Kipas Angin Ada
7. Televisi Ada
8. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Ada
9. Pesawat Telepon Ada
10. File Catatan Keperawatan Ada
11. Buku Folio Ada
12. AC Ada
13. Lemari / Cabinet Ada
14. Kursi Ada
15. Loker Penyimpanan Obat Ada
16. Meja Komputer Ada
17. Peralatan Infus Ada
18. Jam Dinding Ada
19. Vas Bunga Ada
20. Pigura Tidak Ada
21. Kotak Kunci Ada
22. Tempat Sampah Ada
23. Matras Ada
24. Sofa Ada
25. Kulkas Tidak Ada
26. Gorden Ada
27. Meja receptionist Tidak Ada

Alur amprahan barang habis pakai dan permintaan pembekalan


peralatan pelayanan di Ruang Ar Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura.

Ruangan Ar Raudah

Gudang farmasi

Ruangan Ar Raudah

Bagan. Alur Amprahan Barang Habis Pakai


Alur amprahan barang habis pakai atau permintaan pembekalan
peralatan pelayanan di Ruang Ar Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura untuk
keperluan selama satu bulan jika ada sebagian barang habis terpakai bisa
dilakukan peminjaman barang sementara di gudang farmasi.

Ruangan Ar Raudah
38

Bagian Tata Usaha

Bagian Logistik

Ruangan Ar Raudah

Bagan . Alur Logistik barang untuk pelayanan ruangan Ar Raudah RS


Ratu Zalecha Martapura untuk keperluan selama satu bulan

Ada beberapa peralatan yang sudah tersedia seperti bantal, linen dan
lemari kecil pasien. Pengelolaan sampah di Ruang Ar Raudah RSUD Ratu
Zalecha martapura seperti sampah medis dan non medis juga sudah dibedakan.
Tabel. Daftar Alat Kantor di Ruang Ar Raudah RSUD Ratu Zalecha
Martapura.
No Nama Barang Jumlah Alat Ratio Ideal
1 Loker perawat Tidak ada 1/ Ruangan
2 Lemari arsip 1 -
3 Loker obat 3 2/ Ruangan
4 Telepon 1 1/ Ruangan
5 Lemari 3 -
6 Meja kerja 3 4/ Ruangan
7 Printer 1 1/ Ruangan
8 Komputer 1 1/ Ruangan
Kelengkapan alat kantor seperti telepon, lemari obat, meja kerja, printer, loker
perawat, komputer dan lemari arsip sudah memadai.

Tabel. Daftar Alat Linen di Ruang Ar Raudah RS Ratu Zalecha


No Nama Barang Jumlah Alat Ratio Ideal
1 Linen 58 1:2
2 Sarung bantal 58 1:2
3 Kasur 29 1:1
4 Bantal 29 1:1
39

Tabel. Daftar ATK di Ruang Ar Raudah RS Ratu Zalecha Martapura


No Nama Barang Jumlah
1 Batrai Remot 4 Buah
2 Tissue westaple 6 bungkus
3 Pulpen 4 kotak
4 Tip-X 2 buah
5 Tissue Paseo 4 buah
6 Balangko Kartu Kontrol Pasien 4 buah
7 Gunting Besar 2 buah
8 Blangko 9,2 0,2 buah
9 Lem Stick 2 buah
10 Blangko CPPT (RM.8) 0,2 rem
11 Cutter Besar 2 buah
12 Pensil 2 buah
13 Penghapus 2 buah
14 Resep BPJS 4 buah
15 Pengharum Ruangan 2 buah
16 Sabun Cuci Tangan 2 botol
17 Blangko RM 7.A.2 0,2 ram
18 Buku kecil 2 buah
19 Kartu HVS 1 rem
20 Map Plastik 4 buah
21 Spidol Besar Non Premanen 4 buah
22 Penggaris 2 buah
23 Amplop Besar 2 kotak
24 Stopmap Polio 8 buah
25 Balangkok catatan Perkembangan Keperawatan 0,25 rem
(RM.9)

Pada tanggal 14 – 15 Januari 2019 didapatkkan hasil observasi, linen


yang disediakan untuk ruang Anak sudah tercukupi, namun setiap ruangan tidak
ada penggantian keseluruhan linen setiap hari. Menurut standar PERMENKES
40

tahun 2016, yaitu 1 : 5 atau 1 klien harus memiliki 5 buah seprei dan untuk
pemenuhan seprai dan sarung bantal belum memadai dan belum memenuhi
standar.

g. Alur Perbaikan Barang

Barang Rusak

Pemberitahuan Ke Karu

Surat Pengantar

IPSRS / Logistik

Ruang Anak

Bagan. Alur perbaikan barang rusak barang ke ruang


Ar Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura

3. Metode (Method/ M3)


a. Penerapan MAKP
MAKP adalah sistem pemberian pelayanan keperawatan profesional
yang terdiri dari jenis metode fungsional, Tim, Primer, Modular, Manajemen
kasus dan model kasus. Ruang Ar-Raudah (Saraf, Mata, THT, Kulit dan
Kelamin) RSUD Ratu Zalecha Martapura merupakan salah satu ruangan yang
menerapkan Sistem Pemberian Pelayanan MAKP (Model Asuhan Keperawatan
Profesional) dengan metode tim.
41

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Ar-Raudah (Saraf,


Mata, THT, Kulit dan Kelamin) pada tanggal 15 Januari 2019, di ruang Ar-
Raudah memiliki 1 orang kepala ruangan, 3 orang kepala tim yaitu tim 1, tim 2
dan tim 3. Setiap tim memiliki anggota tim atau perawat pelaksana. Tim 1
memiliki 5 orang perawat pelaksana, tim 2 memiliki 5 orang perawat pelaksana
dan tim 3 memiliki 9 orang perawat pelaksana. Ruang Ar-Raudah terbagi
menjadi 2 lantai. Lantai pertama adalah ruang perawatan saraf yang dipegang
oleh tim 1 dan tim 2. Lantai kedua adalah ruang perawatan mata, THT, kulit dan
kelamin yang dipegang oleh tim 3. Pembagian atau pergantian anggota tim
dalam ruangan perawatan diubah setiap per bulan dan untuk katim diubah per
tiga bulan.
Kepala ruangan mengatakan jika manajemen pertim diambil alih
langsung oleh ketua tim. Karu dan katim selalu berdinas pagi selama hari kerja,
dari hari Senin sampai Sabtu, terkecuali tanggal merah dan cuti bersama. Tugas
katim adalah membuat perencanaan dan membuat penugasan tindakan
intervensi yang akan dilakukan pada pasien dan juga tindakan berdasarkan
diskusi dengan tenaga medis sebagai tindakan kolaborasi, mengenal/mengetahui
kondisi pasien dan dapat menilai tingkat kebutuhan pasien.
Katim yang selalu dinas pagi menulis catatan keperawatan pada CPPT,
sedangkan untuk penulisan catatan keperawatan saat dinas sore dan dinas
malam ditulis pada catatan perkembangan. CPPT diisi oleh semua petugas
pemberi asuhan seperti perawat, fisioterapis, dietarian dan dokter. Selain
menulis di CPPT, katim juga menulis pada buku bantu laporan tindakan yang
akan dilakukan pada pasien, tindakan yang sudah dilakukan pada pasien dan
tindakan yang belum dilakukan pada pasien. Tindakan yang belum dilakukan
saat dinas pagi oleh perawat pelaksana ini dilakukan oleh perawat pelaksana
(anggota tim) masing-masing. Tindakan yang dilakukan oleh anggota tim yang
berdinas pada sore dan malam hari ini termasuk kegiatan pelimpahan tugas.
Pelimpahan tigas ini dalam bentuk delegasi.
Apabila terjadi kegawatdaruratan pada pasien saat dinas sore ataupun
malam, anggota tim melakukan konsultasi kepada dokter irna secara langsung
maupun tidak langsung (melalui telepon). Komunikasi yang digunakan adalah
komunikasi SBAR dan Tulbakon yang sesuai dengan SPO No.
04.010/SKP/2016. SPO SBAR dan Tulbakon, tidak terdapat dalam kumpulan
42

SPO di ruangan, SPO ini didapat dari bagian manajemen keperawatan. Akan
tetapi untuk format SBAR sendiri sudah ada dan menempel di dinding nurse
station dan untuk dokumentasinya juga sudah tersedia. Hasil konsultasi ditulis
pada lembar catatan lengkap perintah/melalui telepon/pelaporan hasil
pemeriksaan kritis dengan kode RM 9.6.
Kepala ruangan mengatakan bahwa model asuhan yang digunakan saat
ini sudah cukup efektif karena masing masing tim sudah mengelola ruangan
yang telah dibagikan. Pembagian pasien per tim adalah berdasarkan pembagian
jumlah pasien, untuk perawatan di lantai satu yang terdiri dari tim 1 dan tim 2.
Jumlah bed pada lantai satu adalah 13 bed, dengan jenis pasien minimal care,
partial care dan total care. Perawatan di lantai kedua oleh tim 3 dan mengelola
semua pasien di lantai dua. Jumlah bed di lantai kedua adalah 16 bed, dengan
jenis pasien minimal care, karena hanya perawatan pre operasi dan post operasi
(contoh untuk kasus mata).
Berdasarkan hasil wawancara dengan karu Ar-Raudah dan observasi,
untuk struktur organisasi ruang perawatan saraf, mata, kukel, THT (Ar-Raudah)
sudah ada dan tertempel pada dinding. Struktur tersebut dibuat sesuai dengan
kebijakan rumah sakit. Setelah dilakukan konfirmasi pada kasie keperawatan,
pihak rumah sakit belum ada acuan standar untuk pembutana struktur organisasi
ruangan rawat inap. Selama ini hanya membuat berdasarkan asumsi masing-
masing dan struktur tersebut belum ada pengesahnnya.
Berdasarkan hasil observasi, struktur organisasi ruang perawatan saraf,
mata, kukel, THT (Ar-Raudah) RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah sebagai
berikut :
43

STRUKTUR ORGANISASI RUANG PERAWATAN SARAF, MATA, KUKEL, THT (AR-RAUDAH)


RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

KEPALA IRNA
Irfan Maulana, S. Kep., Ns., M. Kep.

KEPALA RUANGAN
Hj. Asih Dwi M., S. Kep., Ns.

KETUA TIM 1 KETUA TIM 2 KETUA TIM 3 ASISTEN TENAGA


ADMINISTRASI
M. Fadli Desi Susanti Erythrina KESEHATAN

ANGGOTA TIM 3
ANGGOTA TIM 1 ANGGOTA TIM 2
1. Warhamni
2. Alfin W.
3. Arif H.
1. Wardah 1. Sukma Samudera
4. Ajidi Irwan
2. Sri Lestari M. 2. Aryza A.
5. Amir Hamzah
3. Farah M. 3. Aidikari
6. Ni’emah
4. Siti Khairiyah 4. Husnul M.
7. Irmah
5. Devi Purnama S. 5. Aditya P.
8. M. Azidin
9. M. Fitri Ramadoni

Gambar Struktur organisasi ruang perawatan Ar-Raudah


44

Berdasarkan hasil wawancara dengan kasie keperawatan, didapatkan gambaran struktur organisasi ruangan rawat inap sebagai
berikut:
STRUKTUR ORGANISASI RUANG PERAWATAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

DIREKTUR

WADIR PELAYANAN

KA IRNA KABID KEPERAWATAN

KARU

KATIM KATIM KATIM

ANGGOTA ANGGOTA ANGGOTA


TIM TIM TIM

Gambar Struktur organisasi ruang perawatan di RSUD ratu Zalecha Martapura


45

Struktur atau bagan dalam sistem pemberian asuhan keperawatan dengan


metode Tim berdasarkan Marquis dan Huston (1998:138), adalah sebagai berikut:

Kepala Ruang

Ketua Tim Ketua Tim Ketua Tim

Anggota Anggota Anggota

Pasien Pasien Pasien

Gambar . Struktur pemberian asuhan keperawatan “Team Nursing” (Nursalam,


2014)

b. Timbang Terima
Berdasarkan hasil kuesioner dari 23 perawat, didapatkan point kuesioner
yang masih rendah, antara lain yaitu pada pernyataan “timbang terima dipimpin
oleh kepala ruangan pada pergantian shift dari malam ke pagi dari pagi ke sore
sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh ketua tim”
sebanyak (47.82%) selalu dilakukan. Sedangkan yang menyatakan Timbang
Terima ”kadang-kadang” dipimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift
dari malam ke pagi dan dari pagi ke sore (52.18%).
Pernyataan 7 “timbang terima dilanjutkan melihat langsung kondisi
pasien” didapatkan hasil sebanyak (8.7%) mengatakan bahwa kadang-kadang
timbang terima dilanjutkan melihat langsung kondisi pasien dan (91.30%)
mengatakan timbang terima selalu dilanjutkan melihat kondisi pasien.
Pernyataan 19 ”perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil
validasi data langsung” didapatkan hasil sebanyak (8.7%) menyatakan kadang-
kadang perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi
data langsung sebanyak (91.30%) menyatakan perawat kembali ke nurse station
untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung. Pernyataan 20 ”perawat yang
46

memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan
mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh ketua
tim” didapatkan hasil sebanyak (21.74%) mengatakan kadang-kadang dan
sebanyak (78.26%) mengatakan selalu perawat yang memimpin timbang terima
menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan mendokumentasikan
pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh ketua tim.

100%
91% 91%
90%
78.26%
80%

70%

60%
52%
48%
50%

40%

30%
21.74%
20%
9% 9%
10%
0% 0% 0% 0%
0%
Pernyataan 4 Pernyataan 7 Pernyataan 19 Pernyataan 20

selalu kadang-kadang tidak pernah

Gambar. Diagram timbang terima di ruang Ar-Raudah


Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang pada tanggal 14
Januari 2019 diketahui bahwa kegiatan timbang terima dipimpin oleh katim, dan
dilakukan oleh semua perawat dilakukan dalam 2 tahap yaitu timbang terima di
nurse station dan divalidasi dengan melakukan observasi langsung ke ruangan
pasien per tim masing-masing.
Berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan bahwa waktu dinas
dibagi menjadi 3 shift yaitu shift pagi dari pukul 08.00-14.00 Wita, shift sore
dari pukul 14.00-20.00 Wita dan shift malam dari pukul 20.00-08.00 Wita.
Sehingga untuk kegiaatan timbang terima juga dilakukan saat pergantian shift
tersebut. Pada saat shift pagi dipimpin oleh Katim dan Karu, pada shift sore
dipimpin oleh Katim dan pada shift malam dilakukan oleh anggota tim.
Timbang terima salah satu tim dilakukan jam 8 oleh perawat dinas malam
dengan perawat dinas pagi di nurse station dan memvalidasi ke ruangan
perawatan per tim. Timbang terima dilakukan oleh 2 kelompok dinas (shift
47

jaga), yang akan melakukan timbang terima sudah siap dengan pelaporan dan
catatan masing-masing.
Ruang Ar-Raudah sudah memiliki SPO tentang timbang terima dengan
nomor dokumen 18.01.21 tahun 2017. Berdasarkan hasil observasi pada tangal
15-16 Januari 2019 waktu datang perawat keruangan bervariasi dengan rentang
waktu 07.45-08.15 Wita pada shift pagi, pukul 13.55-14.15 Wita pada shift sore
dan pukul 19.30-20.05 Wita pada shift malam. Waktu pelaksanaan timbang
terima juga bervariasi menyesuaikan dengan kedatangan perawat. Lamanya
proses timbang terima di nurse station ± 3 menit. Hal ini sesuai dengan SPO
timbang terima dengan nomor dokumen 18.01.21 tahun 2017 tentang lama
timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam kondisi
khusus dan memerlukan ketenagaan yang rumit. Timbang terima di nurse
station perawat melakukan pembahasan mengenai data focus klien, intervensi
yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan dan hal-hal yang perlu
diperhatikan, setelah itu timbang terima dilakukan di tempat pasien untuk
memvalidasi dan menanyakan kembali keadaan pasien kepada pasien sendiri
dan keluarganya. Setelah itu perawat kembali ke nurse station dan tidak ada
serah terima dalam timbang terima serta tidak ada penandatanganan serah
terima timbang terima. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner tentang timbang
terima pada pernyataan 19 ”perawat kembali ke nurse station untuk
mendiskusikan hasil validasi data langsung” didapatkan hasil sebanyak (8.7%)
karena setelah kembali ke nurse station perawat kembali melakukan
pekerjaannya masing-masing.
48

Gambar Kegiatan Timbang Terima Pasien oleh Perawat di Nurse Station

Gambar Kegiatan Timbang Terima Pasien oleh Perawat di Tempat Pasien


c. Ronde Keperawatan
1) Pengertian Ronde Keperawatan
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah suatu bagian
kegiatan asuhan keperawatan dengan membahas kasus tertentu denga
49

harapan adanya transfer pengetahuan dan aplikasi pengetahuan secara


teoritis ke dalam praktek keperawatan secara langsung yang dilakukan
oleh perawat konselor atau perawat primer, kepala ruangan, kepalan
bidang keperawatan dan perawat associate dengan melibatkan seluruh tim
(Nursalam, 2015).
2) Manfaat Ronde Keperawatan
a) Masalah pasien dapat teratasi.
b) Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
c) Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
d) Terjalinnya kerjasama antar tim kesehatan
e) Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan benar
dan tepat (Nursalam, 2015).
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan Ar-Raudah
pada tanggal 14 Januari 2019 didapatkan hasil bahwa kegiatan ronde
keperawatan tidak pernah dilakukan. Menurut kepala ruangan Ar-Raudah
indikasi dilakukannya kegiatan ronde keperawatan yaitu didasarkan pada
tidak adanya perbaikan kondisi pasien selama dilakukan perawatan di
Ruang Ar-Raudah serta kasus penyakit yang langka atau jarang
ditemukan. Selain itu berdasarkan wawacara secara acak pada salah satu
perawat mengatakan bahwa ronde keperawatan dilakukan di ruang Ar-
Raudah saat pagi hari pada kegiatan visit pasien dimana saat kegiatan
tersebut berkumpul perawat, dokter dan ahli gizi.
Berdasarkan teori ronde keperawatan yaitu suatu kegiatan yang
bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan
oleh perawat, dengan melibatkan klien untuk membahas dan
melaksanakan asuhan keperawatan oleh ketua tim atau penanggung jawab
jaga dengan melibatkan seluruh anggota tim. Karakteristik pelaksanaan
ronde keperawatan antara lain klien dilibatkan secara langsung, klien
merupakan fokus kegiatan, perawat pelaksana, perawat primer dan
konselor melakukan diskusi bersama, konselor memfasilitasi kreatifitas,
konselor membantu mengembangkan kemampuan perawat asosiet,
perawat primer untuk meningkatkan kemampuan dalam mengatasi
masalah (Setiadi, 2016).

Ruang Melakukan Ronde


Keperawatan
80% Kadang-kadang
dilakukan, 70%
50

Gambar Diagram pelaksanaan ronde keperawatan

Berdasarkan hasil observasi selama pengkajian tidak tampak adanya


kegiatan ronde keperawatan di Ruang Ar-Raudah, selain itu hasil
wawancara dengan Kasie Keperawatan pada hari Rabu 16 Januari 2019
rumah sakit tidak mempunyai SPO mengenai kegiatan ronde keperawatan
di ruang rawat inap. Berdasarkan kuesioner yang didapatkan dari 23 orang
perawat didapatkan hasil (17.39%) menyatakan di Ruang Ar-Raudah
selalu mengadakan ronde keperawatan, (69.56) perawat mengatakan
kadang-kadang melakukan ronde keperawatan dan perawat yang
menyatakan tidak pernah melakukan ronde keperawatan (13.05). Ronde
keperawatan hanya dilakukan saat ada mahasiswa yang masuk dengan
stase manajemen.
Kepala ruangan mengatakan ronde keperawatan di ruang Ar-Raudah
dilakukan pada saat ada mahasiswa praktik manajemen keperawatan di
ruang Ar-Raudah. Kegiatan ronde keperawatan yang pernah dilakukan ada
dengan keterlibatan mahasiswa, perawat, ahli gizi dan fisioterapi namun
tim dokter tidak terlibat. Kepala ruangan mengatakan ronde keperawatan
tidak dilakukan dikarenakan kurangnya koordinasi antara pemberi
pelayanan asuhan dengan dokter penanggung jawab pasien. Perbedaan
antara hasil kuesioner dengan wawancara mengenai pelaksanaan ronde
keperawatan karena adanya perbedaan persepsi mengenai pengertian
ronde keperawatan tersebut. Berdasarkan hasil wawancara dengan Katim
51

bahwa ronde keperawatan yang dilakukan adalah saat visit. Akan tetapi
hal ini berbeda dengan pengertian ronde keperawatan yang telah
dijelaskan diatas.

d. Penerimaan Pasien Baru


1) Pengertian
Penerimaan pasien baru adalah suatu cara dalam menerima
kedatangan pasien baru pada suatu ruangan. Suatu standar implementasi
keperawatan yang dilakukan perawat untuk menerima pasien baru di ruang
rawat inap. Aktifitas yang dilakukan dalam penerimaan pasien baru adalah
tidak hanya menerima pasien saja, tapi juga menyampaikan beberapa hal
mengenai orientasi ruangan, perawatan, medis, hak dan kewajiban pasien
dan tata tertib ruangan.
2) Tujuan
Tujuan dari penerimaan pasien baru adalah, sebagai berikut:
a) Menerima dan menyambut kedatangan pasien dengan hangat dan
terapeutik.
b) Meningkatkan komunikasi antara perawat dengan klien.
c) Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum.
d) Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS.
3) Alur Penerimaan Pasien Baru
Berdasarkan hasil wawancara dengan karu Ar-Raudah, di ruang Ar-
Raudah tidak ada alur atau bagan untuk pasien masuk rawat inap. Alur masuk
pasien ini bisa ditemukan pada IGD dan Sentral Opname (SO), sebagai pintu
masuk pasien. Hasil observasi pun, tidak ditemukan alur pasien masuk rawat
inap di ruang Ar-Raudah.
Hasil observasi di IGD tidak didapatkan alur pasien rawat inap. Hasil
observasi di SO juga tidak terdapat alur pasien rawat inap. Hanya alur pasien
rawat jalan menempel di dinding SO, menghadap kursi di ruang tempat tunggu
pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala IGD pada hari Rabu, 16
Januari 2019, untuk alur pasien rawat inap hanya dibunyikan pada SPO
penerimaan pasien di ruang rawat inap dengan Nomor 18.01.10 dan untuk
52

bagan tidak tersedia. Untuk bagan tersebut hanya menyambung dari bagan
atau struktur alur pasien rawat jalan.
Berdasarkan wawancara, didapatkan gambaran alur pasien rawat inap
sebagai berikut:
ALUR KEGIATAN ISNTALASI RAWAT INAP

Pasien Datang ke RSUD RATU ZALECHA


MARTAPURA

Poliklinik IGD Rujukan

Sentral Opname (SO)


Pemeriksaan Penunjang

Ruang Perawatan Inap

Pulang Sembuh
Pulang Paksa
Pindah Ruangan
Meninggal

Administrasi
Gambar Alur Kegiatan Instalasi Rawat Inap
4) Tahapan Penerimaan Pasien Baru
Prosedur pelaksanaan penerimaan pasien baru berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Nomor 82 Tahun 2017 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Keperawatan dan Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Ratu Zalecha Martapura No. Dokumen.18.01.10; No.Revisi 01 terbit
pada tanggal 01 November 2017, yaitu:
a) Setiap klien yang diterima untuk dirawat inap diantarkan menuju
kamar/bed/tempat tidur sesuai pesanan.
b) Perawat menerima klien baru beserta status/rekam medik klien yang sudah
lengkap terisi keterangan tentang hasil pemeriksaan dan kondisi klien/surat
keterangan masuk yang ditandatangani oleh dokter yang mengirim ke rawat
inap.
53

c) Perawat mencatat keterangan identitas dan lain-laim keterangan klien pada


buku mutasi, register dan papan daftar nama klien.
d) Perawat melaporkan tentang keadaan klien pada dokter yang merawat.
e) Memberikan kesempatan kepada keluarga untuk menanyakan hal-hal yang
tidak jelas.
5) Hal-hal yang Perlu Diperhatikan
a) Pelaksanaan secara efektif dan efisien
b) Dilakukan oleh kepala ruangan atau katim atau perawat assosiate yang telah
diberi wewenang / delegasi.
c) Saat pelaksanaan tetap menjaga privasi klien
d) Ajak pasien dan keluarga komunikasi yang baik dan berikan sentuhan
terapeutik
6) Peran Perawat dalam Penerimaan Pasien Baru
a) Kepala ruang: menerima pasien baru (dapat mendelegasikan) kepada katim
maupun perawat asosiate.
b) Ketua tim: menyiapkan lembar penerimaan pasien baru, menandatangani
lembar penerimaan pasien baru, melakukan pengkajian pada pasien baru,
mengorientasikan klien pada ruangan, memberi penjelasan tentang perawat
dan dokter yang bertanggung jawab, memberikan penjelasan tentang
sentralisasi obat pada pasien, mendokumentasikan penerimaan pasien baru
c) Perawat pelaksana: membantu katim dalam pelaksanaan penerimaan pasien
baru

Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Ar-Raudah pada


hari Selasa, tanggal 15 Januari 2019 dapat diketahui bahwa penerimaan pasien
baru di Rumah Sakit Ratu Zalecha Martapura hanya dapat masuk melalui pintu
IGD. Pasien poli yang berobat dengan indikasi rawat inap juga harus melalui
IGD. Setelah masuk IGD dan mendaftar sebagai pasien di sentral opname
(SO), pasien akan mendapatkan nomor rekam medis dan ruangan. Ruangan
yang didapat akan menjadi tempat pasien untuk rawat inap selama di rumah
sakit. Apabila ruangan yang dimaksudkan penuh, maka akan diberikan pilihan
alternative lain pada pasien.
Ruang rawat inap di RSUD Ratu Zalecha Martapura menganut metode
tim untuk keperawatannya. Termasuk ruang Ar-Raudah melakukan hal yang
54

sama. Penerimaan pasien baru di ruang Ar-Raudah dilakukan oleh masing-


masing tim berdasarkan jumlah pembagian pasien.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Ar-Raudah pada
hari Selasa, tanggal 15 Januari 2019 diketahui bahwa Ruang Ar-Raudah telah
melaksanakan penerimaan pasien baru, akan tetapi belum bisa dilakukan
secara optimal sesuai dengan SPO. Berdasarkan SPO Penerimaan Pasien baru
di RS Ratu Zalecha Martapura Nomor 18.01.10, penerimaan pasien baru
bertujuan untuk memudahkan proses pelayanan selanjutnya. Selain SPO
penerimaan pasien baru, juga terdapat SPO Orietasi Pasien Baru dengan
Nomor 18.01.08.
Berdasarkan pengkajian pada tanggal 15-16 Januari 2019, yang
dilakukan pada rentang waktu antara pukul 08.00 WITA -14.00 WITA, pada
ruang Ar-Raudah tidak ada pasien baru, sehingga untuk observasi penerimaan
pasien baru oleh perawat tidak bisa dilakukan. Berdasarkan wawancara dengan
katim di ruang Ar-Raudah, pasien yang baru masuk diterima di ruangan atau
kamar pasien. Begitupun kegiatan yang dilakukan dalam penerimaan pasien
baru, juga dilakukan di kamar pasien.
Evaluasi untuk penerimaan pasien baru hanya dilakukan melalui
kuesioner dengan hasil sebagai berikut :

Perawat Meperkenalkan Diri Kepada


Pasien dan Keluarga
Kadang-kadang
80.00% dilakukan,
69.57%
70.00%
60.00%
50.00%
Axis Title

Selalu dilakukan,
40.00%
30.43%
30.00%
20.00%
Tidak pernah
10.00%
dilakukan, 0.00%
0.00%
55

Gambar Diagram penerimaan pasien baru


Berdasarkan hasil kuesioner dimana didapatkan bahwa 7 perawat
(30,43%) mengatakan “selalu” memperkenalkan diri pada pasien dan keluarga
dan 16 perawat (69,57%) mengatakan “kadang-kadang dilakukan” dari total
perawat 23 perawat. Namun, pada item lain di kuesioner didapatkan juga data
13 orang perawat (56,52%) yang menjawab “kadang-kadang”
memperkenalkan pasien lainnya yang sekamar bahkan sisanya sebanyak 10
orang perawat (43,48%) “tidak pernah” melakukannya dan hanya 0 perawat
(0%) yang “selalu” memperkenalkan pasien baru dengan pasien lainnya yang
sekamar dari total perawat 23 perawat. Selain itu dari 12 perawat 6 orang
(50%) menjawab “kadang-kadang” menjelaskan mengenai fasilitas, jam
berkunjung, penunggu pasien, waktu makan, cara pembayaran dan penjelasan
mengenai obat serta 6 orang (50%) menjawab “selalu” melakukan.
Kesimpulan berdasarkan wawancara dan kuesioner penerimaan pasien
baru bahwa masih terdapat beberapa perawat yang belum melakukan tindakan
penerimaan pasien baru sesuai dengan SPO.
e. Discharge Planning
Discharge planning adalah komponen sistem perawatan berkelanjutan
dari awal kedatangan pasien ke RS sampai perencanaan kepulangan pasien dan
memberikan informasi kepada pasien dan keluarganya yang dituliskan untuk
meninggalkan satu unit pelayanan kepada unit yang lain di dalam atau di luar
suatu agen pelayanan kesehatan umum, sehingga pasien dan keluarganya
mengetahui tentang hal-hal yang perlu dihindari dan dilakukan sehubungan
dengan kondisi penyakitnya. Peran perawat dalam discharge planning sangat
dibutuhkan oleh pasien untuk meningkatkan kognitif, afektif serta merubah
perilaku hidup bersih dan sehat kepada pasien selama perawatan hingga pulang
seperti memberikan pendidikan kesehatan. (Setiadi, 2016)

Ruang Ar-Raudah memiliki SPO untuk Discharge Planning, dengan


Nomor dokumen 05.3.03.04 pada tahun 2016, mengenai Discharge Planning.
56

Discharge planning yang dilakukan pada pasien, dilakukan oleh perawat saat
pasien barus masuk sampai sesaat pasien mau pulang.
Prosedur yang dilakukan pada discharge planning, sebagai berikut:
1. Dokter menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang hasil
assessment medis, diagnosis, tata laksana dan prognosis penyakit pasien
2. Dokter/perawat menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana
perawatan dan pengobatan pasien
3. Dokter/perawat menginformasikan pada keluarga/penanggung jawab
perawatan pasien tentang rencana pemulangan pasien.
4. Dokter/ perawat mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan pasien dan
keluarga
5. Perawat memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi saat pasien sedang
membutuhkan bantuan.
6. Perawat memastikan bahwa pasien dan keluarga berperan aktif dalam
pelaksanaan perawatan pasien.
7. Perawat menentukan tempat perawatan pasien dan selanjutnya
mendiskusikan dengan keluarga (perawatan dirumah dengan penggunaan
peralatan tambahan/pemulangan pasien tanpa perawatan khusus/ perawatan
di rumah dengan didampingi perawat, baby sitter/ pemulangan ke panti
jompo, dll).
8. Perawat mendokumentasikan hasil penilaian dalam berkas rekam medis
pasien (pada pengkajian edukasi dan catatan edukasi)

Hal-hal yang perlu diperhatikan

1. Discharge planning dapat dimulai dilakukan dalam waktu 24 jam setelah


pasien rawat inap.
2. Check list rencana pemulangan pasien harus dilengkapi sebelum pasien
pulang.

Berdasarkan hasil kuesioner yang didapatkan dari 23 orang perawat,


kegiatan discharge planning termasuk dalam kategori baik karena berdasarkan
hasil kuesioner pada perawat di Ruang Ar-Raudah sebanyak 86,95% perawat
mengatakan “selalu” dilakukan discharge planning dan 13,05% perawat lain
mengatakan “kadang-kadang” dilakukan discharge planning. Setiap pasien yang
pulang diberikan health education, sebanyak 86,95% perawat mengatakan
57

“selalu dilakukan” dan 13,05% perawat lainnya mengatakan “kadang-kadang”.


Pada setiap pasien yang mau pulang di ajarkan cara perawatan mandiri di
rumah, sebanyak 91,30% perawat mengatakan “selalu dilakukan” dan 8,7%
perawat mengatakan “kadang-kadang”. Sebanyak 21,73% perawat mengatakan
discharge planning dilakukan setelah pelunasan administrasi, dan juga
didapatkan 73,91% perawat mengatakan “selalu” melaksanakan discharge
planning, maskipun perawat sibuk dengan urusannya. Dalam salah satu item
kuesioner juga didapatkan dari 78,27% perawat menyatakan kepala ruangan
“kadang-kadang” memimpin kegiatan discharge planning.

Kepala ruangan memimpin Discharge Planning


90.00% Kadang-kadang
dilakukan, 78.27%
80.00%

70.00%

60.00%
Axis Title

50.00%

40.00%
Selalu dilakukan,
30.00%
21.73%
20.00%

10.00% Tidak pernah


dilakukan, 0.00%
0.00%
Kepala ruangan memimpin Discharge Planning

Gambar. Diagram discharge planning


Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang Ar-Raudah pada
tanggal 15 Januari 2019 diketahui bahwa ada lembar discharge planning khusus
yang dimiliki ruangan, akan tetapi belum optimal dalam pelaksanaannya karena
terkadang lembar discharge planning belum diisi penuh oleh perawat pelaksana.
Lembar discharge planning tidak diberikan kepada pasien saat pulang. Pasien
pulang dengan lembar atau kartu control yang digunakan untuk control di unit
rawat jalan.

Bedasarkan hasil obsevasi perencanaan pasien pulang sudah memliki


format tersendiri dari RSUD Ratu Zalecha. Perawat memberikan penjelasan
tentang perawatan dirumah telah dilakukan dan terkadang pihak administrasi
58

juga ikut memberikan arahan untuk melakukan kontrol ke poli saat berada
dirumah namun tidak ada leaflet yang diberikan pada saat pasien pulang atau
keluar dari ruangan Ar-Raudah untuk informasi kepada keluarga. Leaflet berada
di tempat yang bukan menjadi akses keluar masuk pasien.

f. Supervisi Keperawatan
1. Pengertian
Supervisi mempunyai pengertian yang luas, yaitu segala bantuan
dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembangan para perawat dan staf lain dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervisi berupa dorongan, bimbingan dan
kesempatan untuk pertumbuhan keahlian dan ketrampilan perawat. Suatu
aktivitas pembinaan yang dirancang untuk membantu tenaga keperawatan
serta staff dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien guna
mendukung pelayanan yang paripurna. Supervisi keperawatan memberikan
bantuan, bimbingan/pengajaran, dukungan kepada seseorang untuk
menyelesaikan pekerjaannya sesuai kebijakan dan prosedur,
mengembangkan keterampilan baru, pemahaman yang lebih luas tentang
pekerjaannya sehingga dapat melakukannya dengan baik. (Setiawan, 2018)
2. Tujuan Supervisi
a) Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b) Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c) Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan
d) Memberikan layanan terhadap kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Prinsip-prinsip dalam Supervisi
a) Supervisi harus terjadwal, memiliki SPO, format dan di dokumentasikan
b) Didasarkan atas hubungan professional dan bukan pribadi
c) Kegiatan yang direncanakan secara matang
d) Bersifat edukatif, suppotif dan informal
e) Memberikan perasaan aman pada staf
f) Membentuk suatu kerja sama
59

Berdasarkan hasil wawancara dengan karu Ar-Raudah, di ruangan Ar-


Raudah belum terbentuk untuk supervisi. Kegiatan perencanaan sudah dibuat
oleh karu, hanya belum terlaksana.
Berdasarkan hasil kuesioner yang dilakukan oleh 23 orang perawat
ruang Ar-Raudah mengenai kegiatan supervisi, didapatkan hasil bervariasi yang
menyatakan bahwa kegiatan supervisi dilaksanakan di ruangan. Item
pernyataaan ketika “Supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervisi”,
didapatkan hasil 10 perawat (43,47%) yang mengatakan selalu dilakukan, 12
perawat (52,17%) yang mengatakan kadang-kadang dilakukan dan 1 perawat
(4,36%) perawat mengatakan tidak pernah dilakukan.

Supervisor menetapkan kegiatan yang akan


disupervisi
kadang-kadang
60% dilakukan,
52.17%
Selalu dilakukan,
50%
43%
40%
Axis Title

30%

20%
tidak pernah
dilakukan,
10% 4.36%

0%
Supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervisi

Gambar. Diagram supervise

Dari hasil wawancara kepada kasie keperawatan pada hari Rabu, 16


Januari 2019, didapatkan bahwa supervise yang dilakukan di ruang
perawatan atau ruang rawat inap ada dua supervise, yaitu supervise
manajerial dan supervise klinis. Supervise manajerial sudah tidak dilakukan
lagi dan trakhir dilakukan pada tahun 2016. Kegiatan ini dihentikan karena
dirasakan tidak efektif. Supervise klinis, rumah sakit tidak ada SPO yang
ditetapkan untuk kegiatan supervisi di ruangan rawat inap dan belum
dilakukan penunjukkan supervisor atau assessor untuk kegiatan supervise.
Sehingga, pelaksanaan supervisi sendiri diserahkan pada masing-masing
60

ruangan. Untuk kegiatan supervise klinis ini, dilakukan saat kredensial


untuk evaluasi perawat klinis.
Perbedaan hasil wawancara dengan karu dan hasil kuesioner
mengenai kegiatan supervise, dikarenakan ketidakpahaman perawat
mengenai kegiatan supervise. Hal ini diketahui saat wawancara yang
dilakukan pada perawat yang dinas sore pada hari Rabu, tanggal 16 Januari
2019, yang menyatakan bahwa tidak mengetahui mengenai pengertian
kegiatan supervise.

Gambar. Jadwal supervisi ruang Ar-Raudah pada tahun 2016


61

Gambar. Jadwal supervisi ruang Ar-Raudah pada tahun 2018


g. Dokumentasi Keperawatan
Dokumentasi merupakan catatan otentik dalam penerapan manajemen
asuhan keperawatan professional. Perawat professional diharapkan dapat
menghadapi tuntutan tanggung jawab dan tanggung gugat terhadap segala
tindakan yang dilaksanakan. Kesadarann masyarakat terhadap hukum semakin
meningkat sehingga dokumentasi yang lengkap sangat dibutuhkan. (Setiadi,
2016)
Berdasarkan wawancara dengan Karu, Katim yang selalu dinas pagi
menulis catatan keperawatan pada CPPT, sedangkan untuk penulisan catatan
keperawatan saat dinas sore dan dinas malam ditulis pada catatan
perkembangan. CPPT diisi oleh semua petugas pemberi asuhan seperti perawat,
fisioterapis, dietarian dan dokter. Selain menulis di CPPT, katim juga menulis
pada buku bantu laporan tindakan yang akan dilakukan pada pasien, tindakan
yang sudah dilakukan pada pasien dan tindakan yang belum dilakukan pada
pasien. Tindakan yang belum dilakukan saat dinas pagi oleh perawat pelaksana
ini dilakukan oleh perawat pelaksana (anggota tim) masing-masing. Tindakan
yang dilakukan oleh anggota tim yang berdinas pada sore dan malam hari ini
termasuk kegiatan pelimpahan tugas. Pelimpahan tigas ini dalam bentuk
delegasi. Akhir dari dokumentasi selalu dibubuhkan nama dan tanda tangan.
62

Perawat melakukan dokumentasi keperawatan


100.00% Selalu dilakukan,
90.00% 86.95%

80.00%
70.00%
60.00%
Axis Title

50.00%
40.00%
30.00% Kadang-kadang
dilakukan,
20.00% 13.05%
10.00% Tidak pernah
dilakukan, 0.00%
0.00%
Perawat melakukan dokumentasi keperawatan

Gambar. Diagram dokumentasi keperawatan


Berdasarkan hasil kuesioner dari 23 orang perawat yang bertugas di
Ruang Ar-Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura, terlihat bahwa pelaksanaan
pendokumentasian keperawatan sudah baik pada seluruh aspek
pendokumentasian asuhan keperawatan yang dilakukan. Hal ini terlihat pada
pernyataan “perawat mencatat data yang dikaji sesuai dengan pedoman
pengkajian” yaitu didapatkan hasil sebanyak 86,95% selalu dilakukan, 13,05%
kadang-kadang dilakukan dan tidak ada perawat yang tidak pernah melakukan.
120.00%
100.00% 100.00% 98.57%
100.00% 92.00%

80.00%
66.67%
60.00%

40.00% 33.33%

20.00%
8.00%
0.00% 0.00% 1.43%
0.00%
Pengkajian Diagnosis Perencanaan Tindakkan Evaluasi
Keperawatan

Dilakukan Tidak dilakukan

Gambar. Diagram hasil observasi dokumentasi keperawatan


63

Berdasarkan hasil observasi pada 10 rekam medis pasien pada hari


Selasa 15 Januari 2019 menunjukkan sebagian besar sudah dilakukan. Hanya
saja pada bagian diagnosis didapatkan hasil 66,67% dilakukan. Hal ini sesuai
dengan hasil observasi yang dilakukan didapatkan pada analisis hanya
menuliskan problem saja tanpa diikuti etiologi dan sign/symptom. Berdasarkan
pedoman SAK RSUD Ratu Zalecha yang ada di ruang Ar-Raudah tertulis
adanya setiap diagnosis keperawatan meliputi definisi, batasan karakteristik dan
faktor yang berhubungan. Dimana SAK ini merupakan panduan perawat dalam
penulisan diagnosis keperawatan yang benar.
Setelah dilakukan wawancara dengan karu Ar-Raudah, RSUD Ratu
Zalecha menyepakati format penulisan diagnosis keperawatan yang sudah
disepakati saat akreditasi rumah sakit. Format penulisan diagnosis ini terdiri dari
tabel yang berisi diagnosis, NOC dan NIC. Sehingga, penulisan pada catatan
perkembangan hanya problem saja, untuk diagnosis keperawatan. Tabel ini diisi
dengan cara menconteng pilihan yang tepat dengan keadaan dan keluhan pasien.
Kode form tersebut adalah RM 9.8.2. Untuk ruangan Ar-Raudah sendiri
memiliki form untuk diagnosis keperawatan yang terbanyak yang sering muncul
dari diagnose medis. Akan tetapi, saat pengkajian, tidak didapatkan form
diagnosis keperawatan pada rekam medis pasien.

Pada bagian evaluasi, pernyataan “evaluasi mengacu pada tujuan”


didapatkan data tidak ada dilakukan. Sedangkan pada SAK terdapat NOC atau
kriteria hasil. Dimana kriteria hasil ini adalah sebagai acuan untuk menilai
keberhasilan tindakann yang dilakukan oleh perawat. Berdasarkan wawancara
dengan Katim, pada form catatan rekam medis tidak tercantum NOC atau
kriteria hasil karena media penulisan yang sedikit.
Pada bagian evaluasi, pernyataan “setiap melakukan tindakan atau
kegiatan, perawat mencantumkan paraf atau nama jelas” didapatkan hasil ada
beberapa yang tidak mencantumkan nama dibawah tanda tangan. Hal ini akan
menjadi kelemahan pada perawat karena nama dan tanda tangan perawat ini
adalah sebagai legalitas yang melindungi secara hukum.
64

Gambar SAK ruang Ar-Raudah

Gambar Tabel Diagnosa Keperawatan di Ruang Ar-Raudah

h. Diskusi Refleksi Kasus

a) Pengertian Diskusi Refleksi Kasus


Diskusi Refleksi Kasus (DRK) adalah suatu metode pembelajaran dalam
merefleksikan pengalaman perawat yang aktual dan menarik dalam
memberikan dan mengelola asuhan keperawatan dan kebidanan di lapangan
65

melalui suatu diskusi kelompok yang mengacu pada pemahaman standar


yang ditetapkan.
b) Tujuan Diskusi Refleksi Kasus
Diskusi Refleksi Kasus (DRK) mempunyai tujuan sebagai berikut:
1) Mengembangkan profesionalisme perawat.
2) Meningkatkan aktualisasi diri.
3) Membangkitkan motivasi belajar.
4) Wahana untuk menyelesaikan masalah dengan mengacu pada standar
keperawatan yang telah ditetapkan.
5) Belajar untuk menghargai kolega untuk lebih sabar, lebih banyak
mendengarkan, tidak menyalahkan, tidak memojokkan dan meningkatkan
kerja sama.
c) Langkah-langkah Diskusi Refleksi Kasus
1) Memilih/Menetapkan Kasus Yang Akan Didiskusikan.
2) Menyusun Jadwal Kegiatan.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan kepada kepala ruangan di


Ruang Ar-Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura untuk diskusi refleksi
kasus diruangan belum dilakukan.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan kepada perawat yang
berdinas Ruang Ar-Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura untuk diskusi
refleksi kasus masih hanya sebatas membahas masalah klien dan masih
belum sesuai dengan langkah-langkah untuk melakukan diskusi refleksi
kasus.

4. Keuangan & Pemasaran (Money/M4 & Marketing/M5)


Sumber pembiayaan ruang Ar-Raudah terdiri dari dana Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS), mandiri/umum, Jamkesda, Dana Pihak
Ketiga/ Bantuan Perusahaan serta Dana Pendamping. Sebanyak 14 orang pasien
(100%) pada saat pengkajian tanggal 15 Januari 2018 di ruangan Ar-Raudah
merupakan pasien dengan jaminan Badan Penyelanggara Jaminan Sosial (BPJS).
Ruang Ar-Raudah tidak ada menerima pembayaran biaya secara langsung segala
aktifitas pembayaran hanya melalui cashier dengan billing central. Berdasarkan hasil
wawancara dengan kepala ruangan, pengadaan alat baru di ruangan dilakukan
66

dengan cara memberikan blanko yang sudah diisi ke bagian tata usaha. Setelah
blanko tersebut disetujui oleh pihak tata usaha, kemudian blanko tersebut diserahkan
kepada bagian logistik. Kemudian, pihak ruangan akan mengambil alat baru
terserbut ke bagian logistik.
67

Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu pegawai/ perawat pada 15


Januari 2019 di ruang Ar-Raudah, para pegawai di ruang Ar-Raudah memiliki dana
kas yang bersumber dari uang Jasa Pelayanan (JP) dari pegawai yang sedang cuti.
Dana kas tersebut digunakan untuk dana sumbangan kematian, sumbangan aqiqah,
menikah dan kesejahteraan pegawai. Berdasarkan hasil wawancara pada salah satu
pegawai/ perawat pada 15 Januari 2019 di ruang Ar-Raudah, terdapat beberapa
orang perawat yang bersedia melakukan home care apabila ada pihak keluarga
pasien yang akan pulang menginginkan salah satu perawat ruangan Ar-Raudah
melakukan perawatan di rumah pasien selama di rumah. Namun, kegiatan tersebut
68

hanya bersifat individu saja dan belum termanajemen. Keahlian yang biasa
dilakukan selama home care adalah pemasangan NGT, pemasangan kateter urine,
perawatan luka decubitus dan pemasangan infus.

Gambar. Data pasien ruang Ar-Raudah periode Oktober – Desember 2018

Berdasarkan hasil data rekam medik di ruang Ar-Raudah periode Oktober –


Desember 2018 didapatkan data jumlah tempat tidur ruang Ar-Raudah sebanyak 29
buah di antaranya lantai 1 terdapat 13 buah bed, lantai 2 terdapat 14 bed dengan 2
bed ruang isolasi. Dalam 3 bulan terakhir, jumlah pasien masuk terbanyak pada
bulan November 2018 yaitu sebanyak 142 orang, jumlah pasien keluar paling sedikit
pada bulan desember yaitu sebanyak 116 orang, jumlah pasien meninggal terbanyak
69

pada bulan oktober yaitu 7 orang, serta jumlah hari perawatan terlama pada
November yaitu 465 hari.
Ruang Ar-Raudah merawat pasien dengan jumlah hari perawatan
perbulannya berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini.

Gambar. Data pasien ruang Ar-Raudah periode Oktober – Desember 2018


Berdasarkan hasil observasi dari data rekam medik pasien di Ruang Ar-
Raudah Periode Oktober - Desember 2018 didapatkan data, jumlah pasien masuk
terbanyak pada bulan November 2018 yaitu sebanyak 142 orang, jumlah pasien
keluar paling sedikit pada bulan desember yaitu sebanyak 116 orang, jumlah pasien
meninggal terbanyak pada bulan oktober yaitu 7 orang, serta jumlah hari perawatan
terlama pada November yaitu 465 hari.
a. Bed Occupancy Ratio (BOR)
Nilai BOR Ruang Ar-Raudah pada bulan Oktober - Desember 2018 adalah:
BOR = Jumlah Hari Perawatan x 100%
Jumlah Tempat Tidur x Jumlah Hari Dalam 1 Periode
= 1429 x 100%
29 x 92
= 53,5 %
Jadi, rata-rata persentase pemakaian tempat tidur di Ruang Ar-Raudah pada bulan
Oktober - Desember 2018 adalah 53,5 %.
b. Average Length of Stay (ALOS)
Nilai ALOS Ruang Ar-Raudah pada bulan Oktober - Desember 2018 adalah:
70

ALOS = Jumlah Hari Perawatan


Jumlah Pasien Keluar
ALOS = 1429 = 4 hari
368
Jadi, rata-rata lama perawatan pasien di Ruang Ar-Raudah bulan Oktober -
Desember 2018 adalah 4 hari.
c. Bed Turn Over (BTO)
Nilai BTO Ruang Ar-Raudah pada bulan Oktober - Desember 2018 adalah :
BTO = Jumlah Pasien Keluar
Jumlah Tempat Tidur
= 368 = 13 kali
29
Jadi, selama bulan Oktober - Desember 2018, nilai BTO di Ruang Ar-Raudah
sebanyak 13 kali.
d. Turn Over Interval (TOI)
Nilai TOI Ruang Ar-Raudah pada Oktober - Desember 2018 adalah:
TOI = (Jumlah Tempat Tidur x 1 Periode) – Hari Perawatan
Jumlah Pasien Keluar (Hidup dan Meninggal)
= (29x92) – 1429
385
= 3 hari
Jadi, selama Oktober - Desember 2018, nilai TOI di Ruang Ar-Raudah yaitu
selama 3 hari.
71

Gambar. Penilaian BOR, ALOS, BTO Ruang Ar-Raudah periode Oktober –


Desember 2018

Berdasarkan data yang didapatkan dari Pusat Data Elektrolit (PDE) RSUD Ratu
Zalecha di Ruang AR-Raudah Periode Oktober-Desember 2018 didapatkan data BOR
sebesar 53,5% hal ini menunjukkan hasil paramater BOR belum termasuk dalam
kriteria ideal yaitu 60-85%. Hasil ALOS adalah 4 hari, hal ini menunjukkan hasil
belum termasuk dari kriteria ALOS yaitu 6-9 hari, sedangkan hasil BTO adalah 13
kali dengan parameter ideal yaitu 40-60 kali/tahun, serta hasil TOI adalah 3 hari yang
sesuai dengan kriteria TOI yaitu 1-3 hari (Depkes RI, 2005).
e. Keselamatan Pasien
1) Ketepatan Identifikasi Pasien
Berdasarkan data yang didapatkan dari IPCN RSUD Ratu Zalecha Martapura dari
bulan Januari – Desember 2018 menunjukkan kepatuhan penggunaan gelang
identitas 1x24 jam dengan angka 100%.
Hasil wawancara kepada kepala ruangan pada tanggal 15 Januari 2019,
didapatkan bahwa sebelum melakukan tindakan kepada pasien, perawat terlebih
dahulu melakukan identifikasi pasien dengan melihat gelang identitas pasien.
72

Gambar. Tidak terpasang gelang identitas pada salah satu pasien di ruang Ar-
Raudah pada shift pagi tanggal 15 Januari 2019

Dari hasil observasi di ruang Ar-Raudah pada tanggal 15 Januari 2019 didapatkan
data kepatuhan perawat dan mahasiswa praktek dalam mengidentifikasi pasien
adalah dengan menanyakan nama lengkap pada saat pemberian obat. Temuan lain
yang didapatkan adalah ditemukannya 1 orang pasien yang tidak terpasang gelang
identitas.
2) Komunikasi Efektif
Dari hasil observasi tanggal 16 Januari 2019 pada shift siang tidak didapatkan data
dari komunikasi efektif menggunakan SBAR yang dilakukan oleh 2 perawat saat
berjaga di ruang Ar-Raudah dikarenakan tidak ada pasien yang memiliki kondisi
yang mengharuskan untuk melakukan konsultasi dengan profesi lain. Berdasarkan
hasil wawancara, perawat mengatakan bahwa para perawat melakukan
komunikasi efektif menggunakan SBAR via telepon dengan menyebutkan nama
pasien, ttv, pemeriksaan fisik, dan keluhan pasien. Advice yang diberikan oleh
lawan bicara/ profesi terkait, akan diulangi 2x oleh perawat. Selama
berkomunikasi, perawat terkadang didampingi 1 perawat lain untuk memvalidasi
atau advice yang diberikan. Kemudian selama melakukan konsultasi via telepon
tersebut, perawat akan menulis di form SBAR yang telah disediakan.
73

3) Angka Kejadian Dekubitus


Tabel. Angka Kejadian Dekubitus Diruang Ar-Raudah Periode Januari –
Desember 2018 Oleh IPCN
No Variabel Jumlah Total

1. Jumlah kejadian 0 0
dekubitus
2. Jumlah pasien berisiko 0 0
terjadi dekubitus

Berdasarkan data yang didapatkan dari IPCN menunjukkan angka kejadian


dekubitus di Ruang Ar-Raudah periode Januari - Desember 2018 adalah 0 %
angka kejadian.
Angka kejadian dekubitus = Jumlah kejadian dekubitus x 100%
Jumlah pasien berisiko dekubitus
Angka kejadian dekubitus = 0 x 100% = 0 % 0

Tabel. Angka Kejadian Dekubitus Diruang Ar-Raudah Tanggal 15 Januari 2019


No Variabel Jumlah Total

1. Jumlah kejadian 0 0
decubitus
2. Jumlah pasien berisiko 5 5
terjadi decubitus
Angka kejadian dekubitus = Jumlah kejadian dekubitus x 100%
Jumlah pasien berisiko dekubitus
Angka kejadian dekubitus = 0 x 100% = 0 %
5
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruang Ar-Raudah tanggal 15
Januari 2019 dengan menggunakan Norton Scale didapatkan sebanyak 14 orang
pasien, terdapat 2 orang pasien (14,2%) yang berisiko tinggi mengalami kejadian
dekubitus, 3 orang pasien (21,4%) yang berisiko sedang mengalami kejadian
dekubitus dan 9 orang pasien (64,2%) yang berisiko kecil/ tidak berisiko
mengalami kejadian dekubitus. Pada saat pengkajian tanggal 15 Januari 2019,
74

penggunaan kasur anti dekubitus digunakan oleh 2 pasien yang memiliki risiko
dekubitus. Namun belum ditemukan intervensi mandiri untuk pencegahan resiko
dekubitus, seperti miring kanan miring kiri per 2 jam. Temuan lain yang
didapatkan adalah adanya pengkajian Norton Scale sebagai pedoman dalam
melaksanakan tindakan keperawatan risiko dekubitus.
4) Angka Kejadian Flebitis
Berdasarkan data IPCN RSUD Ratu Zalecha Martapura dari bulan Januari –
Desember 2018 menunjukkan jumlah kejadian infeksi jarum infus (plebitis) yaitu
4,75 %.
Tabel. Angka Kejadian Flebitis Diruang Ar-Raudah 15
Januari 2019
No Variabel Jumlah Total

1. Jumlah kejadian flebitis 0 0

2. Jumlah pasien yang 10 10


terpasang infus

Angka kejadian flebitis = Jumlah kejadian flebitis X 100 %


Jumlah pasien yang terpasang infus
= 0 X 100% = 0 %
10
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruang Ar-Raudah pada tanggal 15
Januari 2019 didapatkan hasil tidak ada pasien yang mengalami flebitis dari
jumlah pasien yang terpasang infus 10 orang (dari 14 orang pasien terdapat 4
orang pasien yang tidak terpasang infus). Kejadian flebitis akan dikelola oleh
bagian IPCN.
5) Angka Kejadian Jatuh
Tabel. Angka Risiko Kejadian Pasien Jatuh Diruang Ar-Raudah Tanggal 15
Januari 2019
No Keterangan MFS Jumlah

1. Risiko tinggi 0

2. Risiko Sedang 13
75

3. Risiko rendah 1

Total 14

Berdasarkan observasi yang dilakukan diruang Ar-Raudah tanggal 15 Januari


2019 didapatkan hasil 0 (0%) orang berisiko jatuh tinggi, 13 orang (92,8%)
berisiko sedang dan 1 (7,1%) orang berisiko rendah. Pada saat observasi, tidak
terpasang gelang resiko jatuh pada 13 orang yang berisiko sedang resiko jatuh
tersebut. Temuan lain yang didapatkan adalah adanya pengkajian Morse Fall
Scale sebagai pedoman dalam melaksanakan tindakan keperawatan pada risiko
jatuh.

Gambar. Tidak terpasang gelang kuning pada salah satu pasien dengan risiko jatuh
sedang di ruang Ar-Raudah pada shift pagi tanggal 15 Januari 2019

5. Mesin (Machine/M6)
a. SAK
Tabel . SAK yang ada di Ruang Ar-Raudah RSUD Ratu Zalecha

No Panduan Asuhan Keperawatan (SAK)


1. SAK Ansietas
2. SAK Bersihan jalan nafas tidak efektif
3. SAK Defisiensi pengetahuan
4. SAK Defisit perawatan diri mandi
5. SAK Gangguan citra tubuh
6. SAK Gangguan eliminasi urin
7. SAK Gangguan pertukaran gas
76

8. SAK Gangguan rasa nyaman


9. SAK Gangguan ventilasi spontan
10. SAK Hambatan mobilitas fisik
11. SAK Intoleransi aktivitas
12. SAK Kelebihan Volume Cairan
13. SAK Kerusakan integritas kulit
14. SAK Kerusakan memori
15. SAK ketidakefektifan koping
16. SAK Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
17. SAK Ketidakefektifan pola nafas
18. SAK Ketidakefektifan Termoregulasi
SAK Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
19.
tubuh
20. SAK Ketidakefektifan koping
21. SAK Konstipasi
22. SAK Nyeri akut
23. SAK Penurunan curah jantung
24. SAK Resiko Cedera
25. SAK Resiko gangguan fungsi hati
26. SAK Resiko Kekurangan cairan
27. SAK Resiko Ketidakseimbangan elektrolit
28. SAK Resiko Ketidakefektifan perfusi ginjal
29. SAK Resiko penurunan perfusi jaringan jantung
30. SAK Resiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak
31. SAK Resiko ketidakstabilan kadar gula darah
32. SAK Resiko Perdarahan
33. SAK Resiko Syok

b. PAK tidak ditemukan.


c. SPO
Berdasarkan hasil wawancara secara langsung dengan kepala ruangan mengenai
SPO diruang Ar-Raudah sudah mengikuti SPO keperawatan yang dibuat oleh
RSUD Ratu Zalecha ada 137 namun yang sesuai untuk diruang anak berjumlah
53.
Tabel. SPO yang ada di Ruang Ar-Raudah RSUD Ratu Zalecha
No. Standar Operasional Prosedur (SPO)
1. SPO Hand Hygiene dengan handwash
2. SPO Hand Hygiene dengan handrub
3. SPO Lima moment hygiene tangan
4. SPO Sistem pelaporan insiden keselamatan cara memakai
masker
5. SPO Cara memakai masker
6. SPO Cara penggunaan Fire Hydrant
7. SPO Penggunaan alat pemadam api ringan (APAR)
8. SPO Prosedur rujukan
9. SPO Discharge Planniing
77

10. SPO Pemulangan pasien atas permintaan sendiri


11. SPO Pemulangan pasien meninggal
12. SPO Pemulangan psien dengan kondisi sembuh
13. SPO Transfer pasien antar Rumah Sakit
14. SPO Transfer pasien antar ruang perawatan dan unit
pelayanan
15. SPO Identifikasi hambatan komunikasi
16. SPO Identifikasi hambatan fisik
17. SPO Skrining pasien
18. SPO Observasi pasien
19. SPO Prosedur pengisian rekam medis rawat inap
20. SPO Pelayanan pasien terminal
21. SPO Manajemen nyeri
22. SPO Penatalaksanaan reaksi tranfusi
23. SPO Pengelolaan tranfusi darah
24. SPO pemberian resusitasi
25. SPO Penentuan DPJP
26. SPO premedikasi
27. SPO Konsultasi medis
28. SPO Menjaga privasi pasien
29. SPO Penyampaian informasi medisDo Not Resuscitate
30. SPO Pelayanan pasien tahap terminal
31. SPO Assesment nyeri
32. SPO Penolakan tindakan kedokteran
33. SPO Pemberian informed consent kepada orang lain
34. SPO Pelayanan kedokteran tentang manajemen nyeri
35. SPO Pelaporan insiden keselamatan pasien
36. SPO Memandikan pasien di tempat tidur
37. SPO Penggunaan dan pemeliharaan alat EKG
38. SPO Memasang Infus
39. SPO Memasang kateter
40. SPO Memasang NGT
41. SPO Pengoperasian Syringe Pump
42. SPO Pemantauan dan pelaporan efek samping obat (ESO)
43. SPO Pengelolaan obat Emergenci
44. SPO Pemantauan suhu dan kelembapan di ruang
penyimpanasn perbekalan farmasi dan suhu lemari es
penyimpanan obat
45. SPO Penanganan khusus bahan infeksius
46. SPO Penatalaksanaan paska pajanan limbah tajam
terkontaminasi/cairan tubuh infeksius
47. SPO Menyuntik yang aman
48. SPO Pencegahan dan pengendalian infeksi saluran kemih
(ISK)
49. SPO Pencegahan dan pengendalian infeksi Phlebitis
50. SPO Pemakaian APD

Hasil Penilaian Observasi Tindakan SPO (Instrumen C) di Ruang Ar-Raudah


RSUD Ratu Zalecha
78

Tabel . Hasil Observasi Tindakan SPO (Instrumen C)


No Kegiatan Jumlah Persentase
Tindakan (%)
1. Memandikan pasien di tempat 5 36%
tidur
2. Pemberian Obat dengan suntikan 6 84.61%
intra vena lewat saluran infus

Berdasarkan SK Menteri Kesehatan No.436/MENKES/SK/VI/1993 dan


Standar asuhan keperawatan yang diberlakukan melalui SK Dirjen Yanmed
No.YM.00.03.2.6.7637 tahun 1993 landasan instrumen C yang di ukur adalah
Perawat di ruangan, berdasarkan hasil observasi didapatkan bahwa hampir
semua tindakan dikerjakan oleh perawat ruangan, meskipun ada mahasiswa
keperawatan yang berpraktik, mahasiswa keperawatan yang berpraktik hanya
membantu sebagian pekerjaan dan dilakukan bersama perawat ruangan.
Tindakan yang dilakukan oleh mahasiswa yang berpraktik di ruang Anak
sebagian tidak lepas dari supervisi kepala ruangan yang memberikan delegasi.
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 6-7 November 2018, tindakan
keperawatan seperti terapi nebulizer dan pemberian obat dengan suntikan intra
vena lewat saluran infus dilakukan oleh mahasiswa yang dibantu perawat
ruangan yang berpraktik diruang Anak, untuk tindakan sebagian besar masih
dilakukan perawat walaupun ada beberapa kesempatan didelegasikan kepada
mahasiswa dengan pendampingan dan ada pula perawat yang tidak melakukan
pendampingan.
Berdasarkan hasil observasi pemasangan Infus yang dilakukan oleh
perawat ruangan dan mahasiswa keperawatan yang berpraktik diruang Anak
memiliki persentase 80 % yang sudah sesuai dengan SPO. Pemberian obat
dengan suntikan intra vena lewat saluran infus sudah baik dilakukan namun ada
masih yang kurang yaitu menjelaskan tujuan pemberian obat dan sesuai dengan
SPO, perawat menyediakan peralatan yang digunakan untuk memberikan
suntikan intravena seperti bengkok.
Berdasarkan hasil observasi Pemberian Obat dengan suntikan intra vena
lewat saluran infus yang dilakukan perawat dan mahasiswa yang berpraktik
sudah baik dengan persentase 84,61% jika dibandingkan dengan SPO, hanya
ada beberapa poin yang kiranya perlu dioptimalkan dalam tindakannya seperti
mencuci tangan sebelum dan sesudah tindakan sesuai dengan SPO rumah SAK.
79

Dalam observasi, tamSAK ada beberapa tindakan dalam memberikan obat


dengan bolus IV seperti cuci tangan membuang dalam bengkok karena
ketersediaan bengkok terbatas.
Hasil Penilaian Cuci tangan 5 momen di Ruang Ar-Raudah RSUD Ratu
Zalecha
Tabel. Observasi Kebersihan Tangan
MOMENT Perawat ( n = 5 )
Ya Tidak
Sebelum Kontak dengan Pasien 40 % 60%
Sebelum Melakukan Tindakan Aseptik 100 % 0
Setelah Terkena Cairan yang Beresiko 100 % 0
Setelah Kontak dengan Pasien 40% 60%
Setelah Kontak dengan Lingkungan Pasien 40% 60%

Berdasarkan hasil observasi pada perawat yang ada di Ruang Anak dari 5
orang, semua sudah melakukan kebersihan tangan sebelum melakukan tindakan
aseptik, setelah terkena cairan yang berisiko dan ada 3 orang (40%) perawat
ruangan tidak melakukan kebersihan tangan pada moment sebelum kontak
dengan pasien dan setelah kontak dengan pasien dan kontak dengan lingkungan
pasien. Dokter spesialis melakukan kebersihan tangan dengan baik sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien menggunakan handrub.

Anda mungkin juga menyukai