PENGKAJIAN
5
6
ke lokasi yang baru Jalan Menteri Empat Martapura sampai sekarang. Pada
tanggal 21 Agustus 2013 RSUD Ratu Zalecha Martapura menjadi rumah sakit tipe
B sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
HK.02.03/I/1470/2013.
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
KEPALA RUANGAN
KABID PELAYANAN KEPERAWATAN
KEPALA IRNA
2. A. Warhamni A.Md
R. Sukma Samudera A.Md Alfin. W A.Md
Wardah, A.Md3. M.Aryza.A A.Md Arif. H A.Md
Sri Lestari A.Md Aidikari A.Md M. Ajidi Irwan A.Md
4. Amir Hamzah S.Kep, Ns
Farah.M A.Md Husnul.Mahmud,S.Kep.,Ns
Siti Khairiyah
5. A.Md Aditya.P A.Md Niemah A.Md
Devi Purnama.S., S.Kep.Ns. Irmah S.Kep, Ns
M. Azidin A.Md
M. Fitri Ramadani A.Md
Saat
Gambar. Struktur ini Pelayanan
Model model asuhan keperawatan
Ruang Ar yangRatu
Raudhah RSUD digunakan
Zalecha di ruang
Martapura Ar Raudhah adalah model asuhan keperawatan profesional (MAKP) dan
metode pemberian asuhan keperawatan adalah metode TIM. Metode tim ini
terdiri dari kepala ruangan, katim (dibagi menjadi 3 yaitu: TIM 1, TIM 2
dan TIM 3) dan perawat pelaksana. Kepala ruangan merupakan seorang
yang diberikan wewenang dan tanggung jawab mengelola kegiatan
9
a. Tenaga Keperawatan
No Nama PNS/ Non Jabatan Pendidikan Masa Pelatihan SDM Ruang Level Rencana
PNS Kerja Ar Raudhah Jenjang Kuliah
Karir
1. Hj. Asih Dwi Mulyati, PNS Kepala S1 Kep + 2 tahun BTLS/BTCLS PK III S2 th 2022
S.Kep, Ns Ruangan Ners 9 bulan Clinical Instruktur
Manajemen Bangsal
2. M. Fadli A.Md PNS Ketua Tim 1 D III Kep. 2 tahun BTLS/BTCLS PK III S1 th 2022
9 bulan Workshop Unit Stroke
3. Wardah, A.Md. PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK III Tidak ada
Pelaksana 9 bulan rencana
kuliah
4. Sri Lestari, A. Md PNS Perawat D III Kep 2 tahun - Workshopr Unit PK III Tidak ada
Pelaksana 9 bulan Stroke rencana
kuliah
5. Desi Susanti S.Kep PNS Ketua Tim 2 S1 Kep 2 tahun BTLS PK II S2 th 2021
6 bulan
6. Erythrina Nirmalasari PNS Ketua Tim 3 D III Kep 2 tahun BTLS/BTCLS PK III S1
A.Md 9 bulan Pelatihan Perawatan
Kulit
7. R. Sukma Samudera A.Md PNS Perawat D III Kep 2 tahun BTLS/BTCLS PK II S1 th 2023
Pelaksana 9 bulan
8. Aidikari PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK III Tidak ada
Pelaksana 9 bulan rencana
kuliah
9. Arif Haryo A.Md PNS Perawat D III Kep 9 bulan - Pra PK S1 th 2020
Pelaksana
10. Siti Khairiyah A.Md NON PNS Perawat D III Kep 2 tahun - PK II S1 th 2022
Pelaksana 9 bulan
12
c. Tenaga Medis
Tabel. Jumlah Tenaga Medis di Ruang Ar Raudhah RSUD Ratu Zalecha
Martapura
No. Nama Spesialis
1. dr. I Made Dwi Jayantara Sp.S Spesialis Saraf
2. dr. Deddy Hermawan Sp. S Spesialis Saraf
3. dr. Sri Sofhia Wahyuni, Sp. THT-KL Spesialis THT
4. dr. Eka Listyrini, Sp.KK Spesialis KK
5. dr. Sulistyo Rini Sp.M Spesialis Mata
6. dr. Retno Kuswardani Sp.M Spesialis Mata
7. dr. Diana Hariyanti Sp.M Spesialis Mata
8. dr. Hj. Mahmoedah Aminy Dokter umum
Berdasarkan tabel 2.2, terlihat bahwa terdapat 7 dokter spesialis dan 1 dokter
umum di Ruang Ar Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura.
Dokter
Perawat
Klien/keluarga
Farmasi/apotek
Klien/Keluarga
Lembar serah terima
obat/buku serah terima
obat
Pengelolaan dan
PP/Perawat yang
pengaturan obat oleh
menerima
farmasi
Klien/Keluarga
Berdasarkan tabel 2.4, terlihat bahwa hampir semua tenaga kesehatan di Ruang
Ar Raudhah adalah tenaga keperawatan yang berjumlah 23 orang yang sudah
termasuk 1 kepala ruangan (65.7%), sebanyak 8 orang adalah tenaga medis
(22.8%) dan sebanyak 4 orang adalah tenaga non kesehatan (11.4%).
e. Tenaga Mahasiswa Praktik
1) Mahasiswa Profesi Ners ULM sebanyak 11 orang
2) Mahasiswa Profesi lain :
STIKES Darul Azhar 6 orang
D4 Keperawatan Poltekkes 5 orang
D3 Keperawatan Poltekkes 5 orang
SMKN 2 Simpang Empat 3 orang
f. Kebutuhan Tenaga Keperawatan
1) Menurut Douglas
Tabel 2.5 Klasifikasi pasien berdasarkan tingkat ketergantungan
KLASIFIKASI DAN KRITERIA
Minimal Care (1-2 jam)
a. Dapat melakukan kebersihan diri sendiri, mandi, ganti pakaian dan minum.
b. Pengawasan dalam ambulasi atau gerakan.
c. Observasi Tanda vital setiap shift.
d. Pengobatan minimal, status psikologi stabil.
e. Persiapan prosedur pengobatan
Intermediet Care (3-4 jam)
a. Dibantu dalam kebersihan diri, makan dan minum, ambulasi.
b. Observasi tanda vital tiap 4 jam.
c. Pengobatan lebih dari 1 kali.
d. Pakai foley kateter.
e. Pasang infuse, intake out-put dicatat.
f. Pengobatan perlu prosedur.
Total Care (5-6 jam)
a. Dibantu segala sesuatunya.
b. Posisi diatur.
c. Observasi tanda vital tiap 2 jam.
d. Pakai NGT.
e. Terapi intravena, pakai suction.
f. Kondisi gelisah/disorientasi/tidak sadar.
16
Nilai BOR ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha Martapura pada pada
tanggal 1 Oktober – 31 Desember 2019 adalah:
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑝𝑒𝑟𝑎𝑤𝑎𝑡𝑎𝑛 𝑥 100%
BOR = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑡𝑒𝑚𝑝𝑎𝑡 𝑡𝑖𝑑𝑢𝑟 𝑥 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ ℎ𝑎𝑟𝑖 𝑑𝑎𝑙𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑𝑒
1429 𝑥 100 %
= 29 𝑥 92
= 53, 5%
20
Keterangan:
A: Rata-rata jumlah perawatan/pasien/hari
B: Rata-rata jumlah pasien/hari (BOR x jumlah tempat tidur)
C: Jumlah hari/tahun
D: Jumlah hari libur masing-masing perawat
E: Jumlah jam kerja masing-masing perawat
F: Jumlah jam perawatan yang diberikan perawat per tahun
G: Jumlah jam kerja efektif/tahun
H: Jumlah perawat yang dibutuhkan untuk unit tersebut
Dari rumus diatas didapatkan hasil sebagai berikut:
= 4,8 jam/pasien/hari x (53,5% x 29) x 365 hari
(365 hari – 86 hari) x 6 jam
per minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang
berlaku di Indonesia:
TT : Tempat Tidur
A : Jumlah jam perawatan/24 jam
Diketahui jumlah tempat tidur adalah 29 unit, BOR dari periode Oktober-
Desember 2018 sebanyak 53,5% sehingga jumlah kebutuhan tenaga yaitu:
(4,8 x 52) x 7 x (29 x53,5%)
Tenaga perawat = + 25%
41 x 40
249,6 x 7 x 15,515
= + 25%
1640
27.107,808
= + 25%
1640
= 16,53 + 25%
= 20,66 (21orang)
Berdasarkan perhitungan tersebut tenaga perawat yang diperlukan
di ruang Ar-Raudhah ada sebanyak 21 orang, tetapi di ruang Ar Raudhah
sekarang jumlah perawat 22 orang + 1 orang Kepala ruangan, sehingga
dapat disimpulkan bahwa jumlah tenaga keperawatan yang ada di Ruang
Ar-Raudhah melebihi dari jumlah yang dibutuhkan berdasarkan metode
PPNI.
Keterangan :
BOR ruangan : ………%
Jumlah TT : ………TT
Rata-rata jam perawatan : ……..jam/24jam
Jam kerja perawat/hari : 6 jam/hari
Faktor koreksi :
Loss Day = (52 + 12 + 18) x kebutuhan tenaga perawat
365-82
Tugas non keperawatan = (Kebutuhan tenaga perawat + Loss day) x 25%
22
3. Lokakarya 22 23 +1
PPNI
4. Depkes 2005 23 23 0
23 23 23 23 23
22 22
16
10 Penyakit Terbanyak
6
5 5 5
CVA
8
8 Katarak
10
Vertigo
LBP
121
29
Epilepsi
Pterigium
Varicella
Dermatitis
Glukoma
tonsilitis Kronis
102
63.00%
62.00%
61.00%
60.00%
59.00%
58.00%
57.00%
56.00%
PNS NON PNS PNS & NON PNS
Rata-rata Kepuasan Perawat 65.00% 59.00% 62.00%
Gambar. Tingkat Kepuasan Pegawai PNS dan Non PNS di ruang Ar- Raudhah
RS Ratu Zalecha Martapura
Dari tabel, tingkat kepuasan pegawai PNS di Ruang Ar- Raudhah adalah
sebanyak 65% (Puas) dan tingkat kepuasan pegawai NON PNS di Ruang Ar-
Raudhah RS Ratu Zalecha martapura adalah sebanyak 59% (Puas). Item
pertanyaan terendah dari kepuasan perawat adalah terkait gaji dan jumlah
pekerjaan yang dilakukan dan kondisi tempat kerja. Sementara item tertinggi
yaitu kesempatan untuk membantu orang lain dan kesempatan untuk
memberitahu kepada orang lain tentang apa yang harus dilakukan. Hasil tingkat
kepuasan pegawai di Ruang Ar Raudah RSUD Ratu Zalecha Martapura saat ini
sudah cukup baik tetapi masih berada di bawah standar yang ditetapkan oleh
PERMENKES yakni ≥ 90%.
8%
31%
SD
61% SMP
S1
23% 23%
2 hari
3-5 hari
6-10 hari
54%
Gambar. Lama Rawat Pasien di Ruang Ar- Raudhah RSUD Ratu Zalecha
Martapura
Berdasarkan diagram diatas, dari 13 responden sebagian besar dengan
lama hari rawat 3-5 hari di Ruang Ar-Raudhah RSUD Ratu Zalecha
Martapura.
4) Tingkat Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien
Kepuasan Pasien
50.60%
32.40%
17.00%
0.00% 0.00%
Sama Sekali Tidak Hampir Tidak Cukup Puas Sangat Puas Benar-benar Puas
Puas Puas
cukup puas dengan nilai 61,53% berupa item pernyataan nomor 1 tentang
lamanya perawat berinteraksi dalam memberikan pelayanan kepada pasien.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa perlunya penambahan waktu
interaksi perawat dengan pasien dalam memberikan pelayanan dengan
lebih menunjukkan sikap caring/peduli kepada pasien untuk
mengoptimalkan kualitas asuhan keperawatan. Kemudian untuk item
tertinggi yaitu pada nomor 3, 5, 9, 14, dan 15 tentang perawat selalu ada
pasien butuhkan, perawat cepat datang ketika pasien memanggil, perawat
sangat membantu, perawat memperlakukan pasien sesuai kebutuhan
pribadi, perawat mendengarkan (peduli) kepentingan serta kekhawatiran
anda.
Jalan Veteran
Lantai 1
PINTU BELAKANG
PINTU MASUK
Lantai 2
Kelas 1 Kamar E
Gambar (b) Terdapat lemari obat pasien masing-masing 1 kotak obat 1 pasien tersimpan
dengan rapi di dalam kotak obat pasien.
34
11. Saturasi O2 2 bh 3 bh 1 bh 1 bh
12. Kereta oksigen 2 bh
13. Kursi roda 3 bh
14. Standar infus 39
bh
15. Maskr dan canul oksigen 3
Dari data yang ada bahwa alat ruang rawat inap khususnya ruang syaraf (Ar
Raudah) RS Ratu Zalecha Martapura RS tipe B sudah memadai dan lengkap.
Tabel. Daftar Alat Rumah Tangga Ruang Ar Raudah di RS. Ratu Zalecha
Martapura
No Sarana Kerja Keterangan
1 CPU Ada
2. Mouse Ada
37
3. Keyboard Ada
4. Monitor Ada
5. Kalkulator Ada
6. Kipas Angin Ada
7. Televisi Ada
8. APAR (Alat Pemadam Api Ringan) Ada
9. Pesawat Telepon Ada
10. File Catatan Keperawatan Ada
11. Buku Folio Ada
12. AC Ada
13. Lemari / Cabinet Ada
14. Kursi Ada
15. Loker Penyimpanan Obat Ada
16. Meja Komputer Ada
17. Peralatan Infus Ada
18. Jam Dinding Ada
19. Vas Bunga Ada
20. Pigura Tidak Ada
21. Kotak Kunci Ada
22. Tempat Sampah Ada
23. Matras Ada
24. Sofa Ada
25. Kulkas Tidak Ada
26. Gorden Ada
27. Meja receptionist Tidak Ada
Ruangan Ar Raudah
Gudang farmasi
Ruangan Ar Raudah
Ruangan Ar Raudah
38
Bagian Logistik
Ruangan Ar Raudah
Ada beberapa peralatan yang sudah tersedia seperti bantal, linen dan
lemari kecil pasien. Pengelolaan sampah di Ruang Ar Raudah RSUD Ratu
Zalecha martapura seperti sampah medis dan non medis juga sudah dibedakan.
Tabel. Daftar Alat Kantor di Ruang Ar Raudah RSUD Ratu Zalecha
Martapura.
No Nama Barang Jumlah Alat Ratio Ideal
1 Loker perawat Tidak ada 1/ Ruangan
2 Lemari arsip 1 -
3 Loker obat 3 2/ Ruangan
4 Telepon 1 1/ Ruangan
5 Lemari 3 -
6 Meja kerja 3 4/ Ruangan
7 Printer 1 1/ Ruangan
8 Komputer 1 1/ Ruangan
Kelengkapan alat kantor seperti telepon, lemari obat, meja kerja, printer, loker
perawat, komputer dan lemari arsip sudah memadai.
tahun 2016, yaitu 1 : 5 atau 1 klien harus memiliki 5 buah seprei dan untuk
pemenuhan seprai dan sarung bantal belum memadai dan belum memenuhi
standar.
Barang Rusak
Pemberitahuan Ke Karu
Surat Pengantar
IPSRS / Logistik
Ruang Anak
SPO di ruangan, SPO ini didapat dari bagian manajemen keperawatan. Akan
tetapi untuk format SBAR sendiri sudah ada dan menempel di dinding nurse
station dan untuk dokumentasinya juga sudah tersedia. Hasil konsultasi ditulis
pada lembar catatan lengkap perintah/melalui telepon/pelaporan hasil
pemeriksaan kritis dengan kode RM 9.6.
Kepala ruangan mengatakan bahwa model asuhan yang digunakan saat
ini sudah cukup efektif karena masing masing tim sudah mengelola ruangan
yang telah dibagikan. Pembagian pasien per tim adalah berdasarkan pembagian
jumlah pasien, untuk perawatan di lantai satu yang terdiri dari tim 1 dan tim 2.
Jumlah bed pada lantai satu adalah 13 bed, dengan jenis pasien minimal care,
partial care dan total care. Perawatan di lantai kedua oleh tim 3 dan mengelola
semua pasien di lantai dua. Jumlah bed di lantai kedua adalah 16 bed, dengan
jenis pasien minimal care, karena hanya perawatan pre operasi dan post operasi
(contoh untuk kasus mata).
Berdasarkan hasil wawancara dengan karu Ar-Raudah dan observasi,
untuk struktur organisasi ruang perawatan saraf, mata, kukel, THT (Ar-Raudah)
sudah ada dan tertempel pada dinding. Struktur tersebut dibuat sesuai dengan
kebijakan rumah sakit. Setelah dilakukan konfirmasi pada kasie keperawatan,
pihak rumah sakit belum ada acuan standar untuk pembutana struktur organisasi
ruangan rawat inap. Selama ini hanya membuat berdasarkan asumsi masing-
masing dan struktur tersebut belum ada pengesahnnya.
Berdasarkan hasil observasi, struktur organisasi ruang perawatan saraf,
mata, kukel, THT (Ar-Raudah) RSUD Ratu Zalecha Martapura adalah sebagai
berikut :
43
KEPALA IRNA
Irfan Maulana, S. Kep., Ns., M. Kep.
KEPALA RUANGAN
Hj. Asih Dwi M., S. Kep., Ns.
ANGGOTA TIM 3
ANGGOTA TIM 1 ANGGOTA TIM 2
1. Warhamni
2. Alfin W.
3. Arif H.
1. Wardah 1. Sukma Samudera
4. Ajidi Irwan
2. Sri Lestari M. 2. Aryza A.
5. Amir Hamzah
3. Farah M. 3. Aidikari
6. Ni’emah
4. Siti Khairiyah 4. Husnul M.
7. Irmah
5. Devi Purnama S. 5. Aditya P.
8. M. Azidin
9. M. Fitri Ramadoni
Berdasarkan hasil wawancara dengan kasie keperawatan, didapatkan gambaran struktur organisasi ruangan rawat inap sebagai
berikut:
STRUKTUR ORGANISASI RUANG PERAWATAN RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA
DIREKTUR
WADIR PELAYANAN
KARU
Kepala Ruang
b. Timbang Terima
Berdasarkan hasil kuesioner dari 23 perawat, didapatkan point kuesioner
yang masih rendah, antara lain yaitu pada pernyataan “timbang terima dipimpin
oleh kepala ruangan pada pergantian shift dari malam ke pagi dari pagi ke sore
sedangkan pergantian shift dari sore ke malam dipimpin oleh ketua tim”
sebanyak (47.82%) selalu dilakukan. Sedangkan yang menyatakan Timbang
Terima ”kadang-kadang” dipimpin oleh kepala ruangan pada pergantian shift
dari malam ke pagi dan dari pagi ke sore (52.18%).
Pernyataan 7 “timbang terima dilanjutkan melihat langsung kondisi
pasien” didapatkan hasil sebanyak (8.7%) mengatakan bahwa kadang-kadang
timbang terima dilanjutkan melihat langsung kondisi pasien dan (91.30%)
mengatakan timbang terima selalu dilanjutkan melihat kondisi pasien.
Pernyataan 19 ”perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil
validasi data langsung” didapatkan hasil sebanyak (8.7%) menyatakan kadang-
kadang perawat kembali ke nurse station untuk mendiskusikan hasil validasi
data langsung sebanyak (91.30%) menyatakan perawat kembali ke nurse station
untuk mendiskusikan hasil validasi data langsung. Pernyataan 20 ”perawat yang
46
memimpin timbang terima menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan
mendokumentasikan pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh ketua
tim” didapatkan hasil sebanyak (21.74%) mengatakan kadang-kadang dan
sebanyak (78.26%) mengatakan selalu perawat yang memimpin timbang terima
menyebutkan rencana kerja bagi shift berikutnya dan mendokumentasikan
pelaksanaan timbang terima di buku laporan oleh ketua tim.
100%
91% 91%
90%
78.26%
80%
70%
60%
52%
48%
50%
40%
30%
21.74%
20%
9% 9%
10%
0% 0% 0% 0%
0%
Pernyataan 4 Pernyataan 7 Pernyataan 19 Pernyataan 20
jaga), yang akan melakukan timbang terima sudah siap dengan pelaporan dan
catatan masing-masing.
Ruang Ar-Raudah sudah memiliki SPO tentang timbang terima dengan
nomor dokumen 18.01.21 tahun 2017. Berdasarkan hasil observasi pada tangal
15-16 Januari 2019 waktu datang perawat keruangan bervariasi dengan rentang
waktu 07.45-08.15 Wita pada shift pagi, pukul 13.55-14.15 Wita pada shift sore
dan pukul 19.30-20.05 Wita pada shift malam. Waktu pelaksanaan timbang
terima juga bervariasi menyesuaikan dengan kedatangan perawat. Lamanya
proses timbang terima di nurse station ± 3 menit. Hal ini sesuai dengan SPO
timbang terima dengan nomor dokumen 18.01.21 tahun 2017 tentang lama
timbang terima tiap pasien tidak lebih dari 5 menit, kecuali dalam kondisi
khusus dan memerlukan ketenagaan yang rumit. Timbang terima di nurse
station perawat melakukan pembahasan mengenai data focus klien, intervensi
yang sudah dilakukan, intervensi yang belum dilakukan dan hal-hal yang perlu
diperhatikan, setelah itu timbang terima dilakukan di tempat pasien untuk
memvalidasi dan menanyakan kembali keadaan pasien kepada pasien sendiri
dan keluarganya. Setelah itu perawat kembali ke nurse station dan tidak ada
serah terima dalam timbang terima serta tidak ada penandatanganan serah
terima timbang terima. Hal ini sesuai dengan hasil kuesioner tentang timbang
terima pada pernyataan 19 ”perawat kembali ke nurse station untuk
mendiskusikan hasil validasi data langsung” didapatkan hasil sebanyak (8.7%)
karena setelah kembali ke nurse station perawat kembali melakukan
pekerjaannya masing-masing.
48
bahwa ronde keperawatan yang dilakukan adalah saat visit. Akan tetapi
hal ini berbeda dengan pengertian ronde keperawatan yang telah
dijelaskan diatas.
bagan tidak tersedia. Untuk bagan tersebut hanya menyambung dari bagan
atau struktur alur pasien rawat jalan.
Berdasarkan wawancara, didapatkan gambaran alur pasien rawat inap
sebagai berikut:
ALUR KEGIATAN ISNTALASI RAWAT INAP
Pulang Sembuh
Pulang Paksa
Pindah Ruangan
Meninggal
Administrasi
Gambar Alur Kegiatan Instalasi Rawat Inap
4) Tahapan Penerimaan Pasien Baru
Prosedur pelaksanaan penerimaan pasien baru berdasarkan Surat
Keputusan Direktur Nomor 82 Tahun 2017 tentang Pemberlakuan Standar
Prosedur Operasional Keperawatan dan Kebidanan Rumah Sakit Umum
Daerah Ratu Zalecha Martapura No. Dokumen.18.01.10; No.Revisi 01 terbit
pada tanggal 01 November 2017, yaitu:
a) Setiap klien yang diterima untuk dirawat inap diantarkan menuju
kamar/bed/tempat tidur sesuai pesanan.
b) Perawat menerima klien baru beserta status/rekam medik klien yang sudah
lengkap terisi keterangan tentang hasil pemeriksaan dan kondisi klien/surat
keterangan masuk yang ditandatangani oleh dokter yang mengirim ke rawat
inap.
53
Selalu dilakukan,
40.00%
30.43%
30.00%
20.00%
Tidak pernah
10.00%
dilakukan, 0.00%
0.00%
55
Discharge planning yang dilakukan pada pasien, dilakukan oleh perawat saat
pasien barus masuk sampai sesaat pasien mau pulang.
Prosedur yang dilakukan pada discharge planning, sebagai berikut:
1. Dokter menginformasikan kepada pasien dan keluarga tentang hasil
assessment medis, diagnosis, tata laksana dan prognosis penyakit pasien
2. Dokter/perawat menginformasikan pada pasien dan keluarga tentang rencana
perawatan dan pengobatan pasien
3. Dokter/perawat menginformasikan pada keluarga/penanggung jawab
perawatan pasien tentang rencana pemulangan pasien.
4. Dokter/ perawat mengkaji kebutuhan pendidikan kesehatan pasien dan
keluarga
5. Perawat memberikan nomor telepon yang bisa dihubungi saat pasien sedang
membutuhkan bantuan.
6. Perawat memastikan bahwa pasien dan keluarga berperan aktif dalam
pelaksanaan perawatan pasien.
7. Perawat menentukan tempat perawatan pasien dan selanjutnya
mendiskusikan dengan keluarga (perawatan dirumah dengan penggunaan
peralatan tambahan/pemulangan pasien tanpa perawatan khusus/ perawatan
di rumah dengan didampingi perawat, baby sitter/ pemulangan ke panti
jompo, dll).
8. Perawat mendokumentasikan hasil penilaian dalam berkas rekam medis
pasien (pada pengkajian edukasi dan catatan edukasi)
70.00%
60.00%
Axis Title
50.00%
40.00%
Selalu dilakukan,
30.00%
21.73%
20.00%
juga ikut memberikan arahan untuk melakukan kontrol ke poli saat berada
dirumah namun tidak ada leaflet yang diberikan pada saat pasien pulang atau
keluar dari ruangan Ar-Raudah untuk informasi kepada keluarga. Leaflet berada
di tempat yang bukan menjadi akses keluar masuk pasien.
f. Supervisi Keperawatan
1. Pengertian
Supervisi mempunyai pengertian yang luas, yaitu segala bantuan
dari pemimpin/penanggung jawab keperawatan yang tertuju untuk
perkembangan para perawat dan staf lain dalam mencapai tujuan asuhan
keperawatan. Kegiatan supervisi berupa dorongan, bimbingan dan
kesempatan untuk pertumbuhan keahlian dan ketrampilan perawat. Suatu
aktivitas pembinaan yang dirancang untuk membantu tenaga keperawatan
serta staff dalam melakukan pekerjaan secara efektif dan efisien guna
mendukung pelayanan yang paripurna. Supervisi keperawatan memberikan
bantuan, bimbingan/pengajaran, dukungan kepada seseorang untuk
menyelesaikan pekerjaannya sesuai kebijakan dan prosedur,
mengembangkan keterampilan baru, pemahaman yang lebih luas tentang
pekerjaannya sehingga dapat melakukannya dengan baik. (Setiawan, 2018)
2. Tujuan Supervisi
a) Mengorganisasikan staf dan pelaksanan keperawatan
b) Melatih staf dan pelaksana keperawatan
c) Memberikan arahan dalam pelaksanaan tugasnya agar menyadari dan
mengerti terhadap peran, fungsi sebagai staf dan pelaksana asuhan
keperawatan
d) Memberikan layanan terhadap kemampuan staf dan pelaksana keperawatan
dalam memberikan asuhan keperawatan
3. Prinsip-prinsip dalam Supervisi
a) Supervisi harus terjadwal, memiliki SPO, format dan di dokumentasikan
b) Didasarkan atas hubungan professional dan bukan pribadi
c) Kegiatan yang direncanakan secara matang
d) Bersifat edukatif, suppotif dan informal
e) Memberikan perasaan aman pada staf
f) Membentuk suatu kerja sama
59
30%
20%
tidak pernah
dilakukan,
10% 4.36%
0%
Supervisor menetapkan kegiatan yang akan di supervisi
80.00%
70.00%
60.00%
Axis Title
50.00%
40.00%
30.00% Kadang-kadang
dilakukan,
20.00% 13.05%
10.00% Tidak pernah
dilakukan, 0.00%
0.00%
Perawat melakukan dokumentasi keperawatan
80.00%
66.67%
60.00%
40.00% 33.33%
20.00%
8.00%
0.00% 0.00% 1.43%
0.00%
Pengkajian Diagnosis Perencanaan Tindakkan Evaluasi
Keperawatan
dengan cara memberikan blanko yang sudah diisi ke bagian tata usaha. Setelah
blanko tersebut disetujui oleh pihak tata usaha, kemudian blanko tersebut diserahkan
kepada bagian logistik. Kemudian, pihak ruangan akan mengambil alat baru
terserbut ke bagian logistik.
67
hanya bersifat individu saja dan belum termanajemen. Keahlian yang biasa
dilakukan selama home care adalah pemasangan NGT, pemasangan kateter urine,
perawatan luka decubitus dan pemasangan infus.
pada bulan oktober yaitu 7 orang, serta jumlah hari perawatan terlama pada
November yaitu 465 hari.
Ruang Ar-Raudah merawat pasien dengan jumlah hari perawatan
perbulannya berfluktuasi. Hal ini dapat dilihat pada table dibawah ini.
Berdasarkan data yang didapatkan dari Pusat Data Elektrolit (PDE) RSUD Ratu
Zalecha di Ruang AR-Raudah Periode Oktober-Desember 2018 didapatkan data BOR
sebesar 53,5% hal ini menunjukkan hasil paramater BOR belum termasuk dalam
kriteria ideal yaitu 60-85%. Hasil ALOS adalah 4 hari, hal ini menunjukkan hasil
belum termasuk dari kriteria ALOS yaitu 6-9 hari, sedangkan hasil BTO adalah 13
kali dengan parameter ideal yaitu 40-60 kali/tahun, serta hasil TOI adalah 3 hari yang
sesuai dengan kriteria TOI yaitu 1-3 hari (Depkes RI, 2005).
e. Keselamatan Pasien
1) Ketepatan Identifikasi Pasien
Berdasarkan data yang didapatkan dari IPCN RSUD Ratu Zalecha Martapura dari
bulan Januari – Desember 2018 menunjukkan kepatuhan penggunaan gelang
identitas 1x24 jam dengan angka 100%.
Hasil wawancara kepada kepala ruangan pada tanggal 15 Januari 2019,
didapatkan bahwa sebelum melakukan tindakan kepada pasien, perawat terlebih
dahulu melakukan identifikasi pasien dengan melihat gelang identitas pasien.
72
Gambar. Tidak terpasang gelang identitas pada salah satu pasien di ruang Ar-
Raudah pada shift pagi tanggal 15 Januari 2019
Dari hasil observasi di ruang Ar-Raudah pada tanggal 15 Januari 2019 didapatkan
data kepatuhan perawat dan mahasiswa praktek dalam mengidentifikasi pasien
adalah dengan menanyakan nama lengkap pada saat pemberian obat. Temuan lain
yang didapatkan adalah ditemukannya 1 orang pasien yang tidak terpasang gelang
identitas.
2) Komunikasi Efektif
Dari hasil observasi tanggal 16 Januari 2019 pada shift siang tidak didapatkan data
dari komunikasi efektif menggunakan SBAR yang dilakukan oleh 2 perawat saat
berjaga di ruang Ar-Raudah dikarenakan tidak ada pasien yang memiliki kondisi
yang mengharuskan untuk melakukan konsultasi dengan profesi lain. Berdasarkan
hasil wawancara, perawat mengatakan bahwa para perawat melakukan
komunikasi efektif menggunakan SBAR via telepon dengan menyebutkan nama
pasien, ttv, pemeriksaan fisik, dan keluhan pasien. Advice yang diberikan oleh
lawan bicara/ profesi terkait, akan diulangi 2x oleh perawat. Selama
berkomunikasi, perawat terkadang didampingi 1 perawat lain untuk memvalidasi
atau advice yang diberikan. Kemudian selama melakukan konsultasi via telepon
tersebut, perawat akan menulis di form SBAR yang telah disediakan.
73
1. Jumlah kejadian 0 0
dekubitus
2. Jumlah pasien berisiko 0 0
terjadi dekubitus
1. Jumlah kejadian 0 0
decubitus
2. Jumlah pasien berisiko 5 5
terjadi decubitus
Angka kejadian dekubitus = Jumlah kejadian dekubitus x 100%
Jumlah pasien berisiko dekubitus
Angka kejadian dekubitus = 0 x 100% = 0 %
5
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan diruang Ar-Raudah tanggal 15
Januari 2019 dengan menggunakan Norton Scale didapatkan sebanyak 14 orang
pasien, terdapat 2 orang pasien (14,2%) yang berisiko tinggi mengalami kejadian
dekubitus, 3 orang pasien (21,4%) yang berisiko sedang mengalami kejadian
dekubitus dan 9 orang pasien (64,2%) yang berisiko kecil/ tidak berisiko
mengalami kejadian dekubitus. Pada saat pengkajian tanggal 15 Januari 2019,
74
penggunaan kasur anti dekubitus digunakan oleh 2 pasien yang memiliki risiko
dekubitus. Namun belum ditemukan intervensi mandiri untuk pencegahan resiko
dekubitus, seperti miring kanan miring kiri per 2 jam. Temuan lain yang
didapatkan adalah adanya pengkajian Norton Scale sebagai pedoman dalam
melaksanakan tindakan keperawatan risiko dekubitus.
4) Angka Kejadian Flebitis
Berdasarkan data IPCN RSUD Ratu Zalecha Martapura dari bulan Januari –
Desember 2018 menunjukkan jumlah kejadian infeksi jarum infus (plebitis) yaitu
4,75 %.
Tabel. Angka Kejadian Flebitis Diruang Ar-Raudah 15
Januari 2019
No Variabel Jumlah Total
1. Risiko tinggi 0
2. Risiko Sedang 13
75
3. Risiko rendah 1
Total 14
Gambar. Tidak terpasang gelang kuning pada salah satu pasien dengan risiko jatuh
sedang di ruang Ar-Raudah pada shift pagi tanggal 15 Januari 2019
5. Mesin (Machine/M6)
a. SAK
Tabel . SAK yang ada di Ruang Ar-Raudah RSUD Ratu Zalecha
Berdasarkan hasil observasi pada perawat yang ada di Ruang Anak dari 5
orang, semua sudah melakukan kebersihan tangan sebelum melakukan tindakan
aseptik, setelah terkena cairan yang berisiko dan ada 3 orang (40%) perawat
ruangan tidak melakukan kebersihan tangan pada moment sebelum kontak
dengan pasien dan setelah kontak dengan pasien dan kontak dengan lingkungan
pasien. Dokter spesialis melakukan kebersihan tangan dengan baik sebelum dan
sesudah kontak dengan pasien menggunakan handrub.