Anda di halaman 1dari 1

Air dalam sektor perikanan merupakan objek yang sangat dibutuhkan.

Penggunaan air
dalam industri budidaya ikan akan menghasilkan air limbah sebagai produk sampingan
(Febrianto et al. 2016). Produk air limbah pada industri budidaya ikan berasal dari beberapa
sumber, seperti air bekas budidaya, air yang tercampur bahan-bahan organik dan feses ikan, serta
pencucian peralatan pemeliharaan ikan (Febrianto et al. 2016). Air limbah budidaya ikan
memiliki porsi yang relatif besar dan mengandung bahan organik yang sangat tinggi. Kondisi
tersebut disebabkan karena kandungan sisa-sisa pakan dan hasil metabolisme ikan, seperti urin
dan feses tinggi (Colt & Amstrong, 1981). Air limbah yang diproduksi pada industri ikan
mengandung sejumlah besar polutan (Garde, 2011). Air juga memiliki salinitas yang sangat
tinggi, yang berasal dari air garam, di mana ikan dikirim ke industri perikanan. Karena faktor-
faktor ini air limbah tidak bisa diperlakukan di pabrik pengolahan air limbah kota dalam keadaan
alami (Dahlberg, 2010). Untuk dapat mengolah air dengan baik, kontaminasi itu harus diketahui,
begitu pula dengan metode yang paling efisien untuk menghilangkannya (Garde, 2011). Cara
paling tepat yang dilakukan para pembudidaya ikan agar tidak berdampak pada produksi ikan
adalah dengan menguras kolam secara terperiode. Hal ini menyebabkan biaya untuk penggantian
air sangat tinggi. Kondisi tersebut dapat diminimalisir dengan upaya pengolahan air limbah
secara mandiri untuk menghasilkan kualitas buangan yang baku dan mungkin dapat dipakai
kembali.
Pengolahan limbah cair sektor industri budidaya perikanan relatif mahal bagi pengusaha
kecil dan menengah (Febrianto et al. 2016). Hal ini terjadi karena pengolahan limbah
berimplikasi terhadap peningkatan biaya produksi budidaya, yang menyebabkan pembudidaya
cenderung memilih untuk membuang langsung limbah yang dihasilkan tanpa adanya proses
pengolahan terlebih dahulu.

Anda mungkin juga menyukai