Asuhan Kebidanan Pada Ny
Asuhan Kebidanan Pada Ny
PENDAHULUAN
Untuk mencegah ibu dengan seksio sesaria agar tidak terjadi komplikasi
maka asuhan kebidanan penting untuk ibu post seksio sesaria. Kurangnya
pengetahuan ibu tentang proses penyembuhan sectio caesarea yang
membutuhkan waktu yang lebih lama dari pada persalinan pervaginam.
Penanganan dan pencegahan sectio caesarea yang benar dapat mengurangi
komplikasi yang mungkin akan terjadi.
1.3 Manfaat
1.3.1 Manfaat Bagi Penulis
Hasil dari laporan ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
bahan untuk mengetahui dan menambah wawasan khusus nya dalam
mata kuliah studi kasus ini.
1.3.2 Bagi Institusi Pendidikan
Penulisan ini diharapkan dapat digunakan sebagai sarana penambah
informasi mahasiswa dalam melakukan pengkajian dari data sekunder.
1.4 Pelaksanaan
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.3 Indikasi
Indikasi Ibu
a) Panggul sempit absolute
b) Placenta previa
c) Ruptura uteri mengancam
d) Partus Lama
e) Partus Tak Maju
f) Pre eklampsia, dan Hipertensi
Indikasi Janin
a) Kelainan Letak
1. Letak lintang
Bila terjadi kesempitan panggul, maka sectio caesarea
adalah jalan/cara yang terbaik dalam melahirkan janin
dengan segala letak lintang yang janinnya hidup dan
besarnya biasa. Semua primigravida dengan letak lintang
harus ditolong dengan sectio caesarea walaupun tidak ada
perkiraan panggul sempit. Multipara dengan letak lintang
dapat lebih dulu ditolong dengan cara lain.
2. Letak belakang
Sectio caesarea disarankan atau dianjurkan pada letak
belakang bila panggul sempit, primigravida, janin besar dan
berharga.
b) Gawat Janin
c) Janin Besar
Kontra Indikasi
a) Janin Mati
b) Syok, anemia berat.
c) Kelainan congenital Berat
1. Infeksi Puerpuralis
a) Ringan : dengan kenaikan suhu beberapa hari saja.
b) Sedang : dengan kenaikan suhu yang lebih tinggi disertai
dehidrasi atau perut sedikit kembung
c) Berat : dengan peritonitis, sepsis dan ileus paralitik. Hal
ini sering kita jumpai pada partus terlantar dimana
sebelumnya telah terjadi infeksi intrapartum karena
ketuban yang telah pecah terlalu lama.
2. Perdarahan
a) Banyak pembuluh darah yang terputus dan terbuka
b) Atonia Uteri
c) Pendarahan pada placenta bled
3. Luka pada kandung kemih, emboli paru dan keluhan kandung kemih
bila reperitonalisasi terlalu tinggi.
4. Suatu komplikasi yang baru kemudian tampak ialah kurang kuatnya
perut pada dinding uterus, sehingga pada kehamilan berikutnya bisa
terjadi ruptura uteri. Kemungkinan hal ini lebih banyak ditemukan
sesudah sectio caesarea klasik.
2.1.5 Prinsip Perawatan Pasca Operasi
a. Perawatan Awal
Cek tanda vital dan suhu tubuh setiap 15 menit selama jam
pertama, kemudian tiap 30 menit pada jam selanjutnya
b. Analgesia
c. Perawatan Lanjutan
d. Mobilisasi
e. Fungsi Gastrointestinal
2. Jika ada tanda infeksi, atau jika seksio sesaria karena partus
macet atau ruptura uteri, tunggu sampai bising usus timbul.
Perkuat pembalutnya
3. Luka harus dijaga tetap kering dan bersih, tidak boleh terdapat
bukti infeksi atau seroma sampai ibu diperbolehkan pulang
dari rumah sakit.
g. Perawatan Fungsi Kandung Kemih
h. Antibiotika
i. Melepas Jahitan
k. Ambulasi/Mobilisasi
l. Perawatan Gabung
m. Memulangkan Pasien
Disproporsi kepala panggul yaitu suatu keadaan yang timbul karena tidak
adanya keseimbangan antara panggul ibu dengan kepala janin disebabkan
oleh panggul sempit, janin yang besar ataupun kombinasi keduanya
3. Kelainan pada faktor maternal & fetal. Ada dua tindakan utama
yang dilakukan untuk menangani persalinan dengan disproporsi
kepala panggul, yaitu seksio sesarea dan partus percobaan.
Disamping itu kadang-kadang ada indikasi dilakukan kraniotomia.
Ginekoid 64,2%
Antropoid 16,3%
Platipeloid 13,6%
Android 2,2%
Panggul Patologik 3%
2.2.5 Ukuran Pelvis
Rumus= x : b = c : a
I. PENGKAJIAN
NIM : 05160071
A. DATA SUBJEKTIF
1. IDENTITAS KLIEN
4. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat kesehatan terdahulu
Jantung : Tidak ada DM : Tidak ada
Asma : Tidak ada Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada HIV/AIDS : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
2. Riwayat kesehatan sekarang
Jantung : Tidak ada DM : Tidak ada
Asma : Tidak ada Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada HIV/AIDS : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
3. Riwayat kesehatan keluarga
Jantung : Tidak ada DM : Tidak ada
Asma : Tidak ada Malaria : Tidak ada
TBC : Tidak ada HIV/AIDS : Tidak ada
Ginjal : Tidak ada
5. RIWAYAT PERKAWINAN
Nikah : 1 kali
Umur : 25 tahun
Lama : 2 tahun
6. RIWAYAT OBSTETRI
1. Riwayat Mentruasi
Menarche : 12 tahun Dismenorhe : Tidak ada
Siklus : 28 hari Warna :Merah
kecoklatan
Lama : 5 hari Keluhan : Tidak ada
Bau : Amis
Konsistensi : Cair
Banyaknya : 2x Ganti Pembalut
7. RIWAYAT KB
Ibu mengatakan belum pernah memakai KB apapun
2. Eliminasi
1x/hari dengan
Belum BAB
BAB konsistensi lembek
4 – 5 kali dalam satu hari menggunakan kateter
dengan konsistensi jernih
no.16 jumlah urine 1500
dan berbaukhas.
BAK cc dengan warna kuning
pekat.
3. Pola aktivitas
Tidur malam ±8 jam ±4-5 jam
4. Kebersihan diri
Mandi 2/hari
Gosok gigi 2x/hari tidak mandi, klien hanya
Ganti celana 1x/hari dilap dengan
dalam menggunakan waslap
Cuci rambut 2/hari dan air hangat
1) Kepala
b. Mata
c. Hidung
Keadaan hidung bersih, tidak ada radang, tidak ada polip, tidak ada
secret atau cairan dan tidak ada benjolan, tidak ada nyeri
tekan, terpasang O2dengan 2 liter/menit.
d. Telinga
e. Mulut
Keadaan gigi bersih, tidak ada karang gigi atau karies, tidak
menggunakan gigi palsu, gusi merah tidak ada radang, lidah agak
kotor, bibir tidak sianosis dan kering.
2) Leher
3) Abdomen
4) Genetalia
Vagina klien terpasang kateter no.16 jumlah urin 1500 cc, warnanya
kuning pekat, tidak ada luka pada perineum, keluar sedikit darah post
partum, warna merah segar, baunya khas amis, lochea rubra, tidak
terdapat hemoroid eksternal maupun internal.
5) Muskuloskeletal
a) Ekstremitas atas
b) Ekstremitas bawah
Bentuk simetris, tidak ada oedema, tidak ada lesi atau jaringan
parut, tidak ada tremor dan tidak ada nyeri tekan.
6) Integumen
Turgor kulit baik, warna kuning langsat, kulit lembab, tidak ada
oedema.
3. Pemeriksaan Penunjang
Diskotunita
jaringan
Meransang
area sensori
Gangguan
mobilitas
fisik b.d
nyeri pada
abdomen
post op SC
d. Klasifikasi Data
Kesimpulan
Ny.M, umur 27 tahun PII AI, post seksio sesarea dengan indikasi panggul sempit
hari petama selesai operasi pada tanggal 23-06-2014 dengan jenis insisi
memanjang (klasik) ± 10 cm di perut, anastesi lumbal, tiba diruangan RR kasuari
bawah 14:00 wita. Keluhan pasca operasi, ibu mengatakan baru selesai
melahirkan dengan cara operasi, ibu mengatakan rasa nyeri pada luka operasi,
nyeri pada bagian perut, ibu merasa haus, ibu juga mengatakan masih dipuasakan.
PENDOKUMENTASIAN SOAP
I. Data subyektif
a) KU lemah
b) Kesadaran composmentis
i) Terpasang kateter dengan jumlah urine sebelum operasi ± 50 cc, dan sesudah
operasi ± 200 cc.
j) Ekspresi wajah meringis
III. Assesment
1. Diagnosa aktual
2. Masalah aktual
3. Diagosa potensial
Evaluasi : Terpasang infus RL drips oxytosin 1 ampul kolf II 16 tetes per menit
dan terpasang kateter.
Menjelaskan pada ibu bahwa puasa harus dilakukan sampai dengan 6 jam.Agar
peristaltic usus kembali normal sehingga meringankan kerja usus.
Evaluasi : Ibu memahami dengan apa yang dijelaskan dan ibu sudah bisa sedikit
minum namun belum bisa makan.
Menjelaskan pentingnya mobilisasi dini pada ibu, agar sering untuk mengerakan
anggota tubuh Untuk meningkatkan sirkulasi aliran darah yang lancar sehingga
mempercepat proses penyembuhan luka operasi.
Evaluasi : Ibu memahami dan mau untuk miring kiri dan kanan.
Menjelaskan timbulnya rasa nyeri agar pasien memahami penyebab rasa nyeri.
Evaluasi : Ibu sudah mengerti dengan penyebab rasa nyeri yang dirasakan.
Evaluasi : Telah di berikan injeksi ranitidine 1 ampul secara IV melalui infus, dan
pronalges secara suppusutoria sesuai intruksi dokter.
Evaluasi : Telah diberikan pronalges supposutoria pada ibu agar ibu flatus.
CATATAN PERKEMBANGAN
Ibu mengeluh sakit dan nyeri pada luka bekas operasi, nyeri bila ditekan, ibu
mengatakan ketidakmampuannya beraktifitas saat ini, ibu mengatakan sudah
kentut tadi pagi namun belum buang air besar.
O : data objektif
Panjang luka operasi kurang lebih 10 cm, tertutup verban dengan baik
tidak ada rembesan darah, konjungtifa tidak anemi, sklera tidak ikterus, wajah ibu
masih tampak meringis bila bergerak, terpasang infus RL drips oxytosin 1 Ampul
16 tetes/menit, terpasang kateter urine ± 250 cc. Kesadaran : composmenthis,
kontraksi uterus baik, pengeluaran lochea rubra.
A : asessment
P : planning of action
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini, agar dapat merilekskan otot-otot dan
rasa nyeri.
Evaluasi : Ibu sudah bisa menggerakkan tubuhnya sedikit demi sedikit dan bisa
miring kiri-kanan.
Menjelaskan pada ibu tentang penyebab nyeri, dimana nyeri diakibatkan oleh
terputusnya saraf-saraf akibat luka operasi.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan tentang rasa nyeri yang
dia rasakan.
Evaluasi : Ibu sudah bisa miring kanan dan kiri serta berjalan sedikit-sedikit.
Menganjurkan ibu untuk mobilisasi dini dengan duduk atau turun dari tempat
tidur untuk berjalan secara perlahan, dengan mobilisasi dini akan memeperlancar
peredaran darah dan merilekskan otot-otot. Evaluasi : Ibu bisa berjalan secara
perlahan-lahan.
Menganjurkan pada ibu untuk makan secara bertahap mulai dari makan bubur
sampai pada makan, untuk memeperingan kerja usus.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan dan ibu sudah makan
bubur.
Menganjurkan pada ibu untuk memeberikan ASI esklusif pada bayinya untuk
mempercepat involusio uterus dan sistem immun pada bayi.
Evaluasi : ibu mengerti dengan penjelasan yang telah diberikan dan mau
memberikan ASI ekslusif pada bayinya.
S : data subyektif
Ibu mengeluh sakit dan rasa nyeri pada luka bekas operasi sudah berkurang, ibu
sudah buang air besar, ibusudah bisa berjalan pelan-pelan,sudah dapat makan nasi
sedikit demi sedikit.
O : data obyektif
Panjang luka operasi kurang lebih 10 cm, tertutup verban dengan baik dan tidak
ada rembesan darah, konjungtifa tidak anemis, sklera tidak ikterus, wajah ibu
masih meringis bila bergerak, terpasang kateter dan infus cairan RL 20
tetes/menit. KU : baik, kesadaran : composmenthis, kontraksi uterus baik,
perdarahan pervagina biasa softex basah sebagian, pengeluaran lochea rubra.
A : asessment
Ny. M umur 27 tahun PIIAI, post seksio sesareadengan indikasi panggul sempit
hari ke III , potensial terjadi infeksi luka operasi.
P : planning of action
Evaluasi : Sudah di lakukan ganti verban dan luka operasi masih basah
Melakukan aff kateter agar ibu dapat BAB dan BAK sendiri.
Evaluasi : kateter sudah di aff karena ibu telah bisa BAK dan BAB sendiri.
Evaluasi : Ibu mengerti dengan anjuran yang diberikan, ibu minum kurang lebih 6
gelas sehari, sudah makan nasi dan buah.
Menganjurkan pada ibu agar setiap hari memberihkan dirinya agar ibu merasa
nyaman.
S : data subyektif
Ibu mengatakan rasa sakit dan nyeri pada luka bekas operasi sudah berkurang,
sudah bisa berjalan pelan-pelan, BAB dan BAK dikamar mandi sendiri, sudah
dapat makan nasi, ASI sudah ada keluar, dan sudah bisa mandi sendiri.
O : data objektif
Panjang luka operasi kurang lebih 10 cm tertutup verban dengan baik dan tidak
ada rembesan darah, konjungtifa tidak anemis, sklera tidak ikterus. KU : baik,
kesadaran : composmenthis, TTV TD : 120/80 mmHg, N : 84 kali/menit, R : 24
kali/menit, S : 36oC, kontraksi baik, pengeluaran lochea sanguinolenta, nampak
luka operasi masih basah.
A : asessment
Ny. M umur 27 tahun PIIAI, post seksio sesarea dengan indikasi panggul sempit
hari ke IV, potensial terjadi infeksi luka operasi.
P : planning of action
Evaluasi : Bayi ibu sudah dimandikan dan menyuruh ibu untuk segera
menyusuinya.
Evaluasi : Ibu sudah bisa mandi dan Perdarahan sedikit (1/2 pembalut), lochia
sanguinolenta, TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik.
Memberikan (HE) healt education pada ibu tentang perawatan luka operasi dan
juga HE gizi pada ibu nifas, dengan diberi HE ibu mengerti perawatan luka yang
benar dan gizi yang cukup akan mempercepat proses penyembuhan luka operasi.
Evaluasi : Dengan diberi HE ibu sudah mengerti manfaat dan kegunaan KB.
Pasien minta pulang. Lapor dokter Mardiyah, SpOG. Intstruksi dokter pasien
dibolehkan pulang dan dianjurkan untuk kontrol kembali 3 hari berikutnya atau
kontrol dipuskesmas terdekat. Dengan memeriksakan diri da mengontrol luka
operasi secara rutin maka dapat diketahui sedini mungkin apabila ada kelainan.
Evaluasi : Ibu mengerti dan berjanji akan rutin membwa anaknya ke posyandu.
Penulis akan membahas tentang kesenjangan yang terjadi antara kasus yang
ditemukan dengan teori. Pada pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny. M, ibu
dengan post sc atas indikasi panggul sempit yang dirawat di RSU Anutapura Palu
yang dilaksanakan mulai tanggal 23 juni 2014 sampai dengan 05 Juni 2014.
1. Data subjektif
Asumsi peneliti dari data subjektif yang ditemukan pada Ny. M dengan post
seksio sesarea yaitu ibu mengatakan baru selesai melahirkan dengan cara operasi,
ibu mengatakan nyeri pada bagian perut, ibu mengatakan merasa haus, ibu
mengatakan dirinya masih dipuasakan. Berdasarkan teori menurut Prawirahardjo
(2010) bahwa indikasi panggul sempit harus dilakukan seksio sesarea dan
menurut Mitayani (2011) ibu merasa tidak nyaman dengan bekas luka operasi.
Dengan demikian telah ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus yang
teliti yaitu ibu merasa haus dan masih dipuasakan dikarenakan
2. Data objektif
Asumsi peneliti dari data objektif yang ditemukan Pada kasus post seksio sesarea
Pada Ny M yang ditemukan yaitu : KU : baik, tanda-tanda vital TD : 120/80
mmHg, Nadi : 80 kali/menit, Suhu : 36,5°C, Pernafasan : 22 kali/menit dan
kesadaran composmenthis, nampak luka bekas operasi tertutup verban di
abdomen, jenis insisi klasik (memanjang), konjungtifa tidak anemis, sklera tidak
ikterus,kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah pusat, terdapar lochea rubra,
terpasang infus dengan cairan RL drips oxytosin 1 ampul 16 tetes/menit,
terpasang kateter urine sebelum operasi ±50 cc dan sesudah operasi ±200 cc,
pemeriksaan laboratorium HBG : 11.8, WBC : 11.6, Gol.darah A.
3. Asessment
Asumsi peneliti pada diagnosa aktual pada Ny M yaitu : Post seksio sesarea
dengan indikasi panggul sempit. Menurut Prawirahardjo (2010) yaitu ibu nifas
dengan post seksio sesarea. Asumsi peneliti diagnosa potensial pada Ny M yaitu
tidak ditemukan infeksi luka karena ibu selalu bergerak aktif, selalu
membersihkan bekas luka operasi, makan makanan yang bergizi serta personal
hygiene ibu bersih. Menurut Prawirahardjo (2010) yaitu terjadi infeksi luka.
Dengan demikian tidak ditemukan kesenjangan antara teori dengan kasus Ny M.
5. Pendokumentasian
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setelah menguraikan teori dan kasus pada Ny. M dengan post seksio sesarea
dengan indikai panggul sempit yang dirawat di ruangan kasuarai bawah RSU
Anutapura Palu, maka pada bab ini peneliti dapat menarik kesimpulan sebagai
berikut.
Pada saat pengkajian kasus terdapat kesenjangan pada data subjektif ibu
mengatakan mulutnya haus, ibu mengatakan dirinya masih dipuasakan sementara
pada teori tidak ada.Dengan demikian telah ditemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang teliti yaitu ibu mengatakan merasa haus serta masih
dipuasakan karena pasien post operasi belum bisa makan dan minum sebelum bisa
buang angin karena menunggu gerakan peristaltic usus kembali normal sehingga
meringankan kerja usus.
Pada data objektif ditemukan kesenjangan dengan teori yaitu dimana dalam
pemeriksaan laboratorium tidak dilakukan pemeriksaan kulture urinedan alektrolit
.Pada masalah ini pemeriksaan kulture urine dan elektrolit sangat penting karena
pemeriksaan kulture urin untuk memeriksa dan mengetahui apakah dia terkena
penyakit infeksi saluran kemih atau tidak. Serta untuk pemeriksaan elektrolit juga
penting karena untuk mengetahui keseimbangan cairan dalam tubuh.
B. Saran
1. Bagi RSU Anutapura Palu khususnya bidan dan para staff kepegawaian
diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam upaya meningkatkan
kualitas pelayanan kesehatan. Seperti peralatan yang kurang memadai dan
penatalaksanaan yang belum sesuai dengan langkah-langkah pada tinjauan teori
yang didapatkan.
2. Bagi institusi Akbid Graha Ananda agar dapat menjadi literatur tentang
asuhan kebidanan seksio sesarea dengan indikasi panggul sempit.
3. Untuk peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan kasus post seksio
sesarea apabila telah berada dilahan praktik.
DAFTAR PUSTAKA
Manuaba G.B.I, 2012, Teknik Operasi Obstetri Dan Keluarga Berencana, CV.
Trans Info Media, Jakarta.