A. Studi Kasus
1) Data Subyektif
a) Identitas pasien
Umur : 31 th Umur : 39 th
Jatilawang Jatilawang
b) Alasan datang
c) Keluhan utama
72
73
d) Riwayat kesehatan
(1) Sekarang
HIV/AIDS.
(2) Dahulu
HIV/AIDS.
(3) Keluarga
e) Riwayat obstetri :
(c) TT : TT 5
(d) ANC : 8x
tahun.
g) Riwayat KB :
dan diharapkan oleh ibu, suami, dan keluarga. Dan keluarganya mendukung
baik.
kepercayaannya.
77
j) Tingkat pengetahuan
persalinan.
2) Data objektif
a) Pemeriksaan umum
Kg dari hamil.
b) Pemeriksaan fisik
hitam
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera
putih
78
benjolan
kelenjar limfe
menular
c) Pemeriksaan obstetrik
(1) Inspeksi
keluar.
Abdomen : Pembesaran sesuai UK, tidak ada luka bekas
nigra
Vulva : Tidak ada varises, tidak edema
(2) Palpasi
WIB
HB : 11,4 gr/dL
b. Interpretasi data
Tidak ada
Tidak ada
persalinan mendatang
6) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika ada
7) Buat dokumentasi asuhan di buku KIA, Kartu ibu dan buku register
f. Melaksanakan Perencanaan
ada keluhan
7) Membuat dokumentasi pada buku KIA, kartu ibu, dan buku register
g. Evaluasi
hasilnya adalah :
anjuran.
dilakukan.
83
7) Dokumentasi sudah dibuat di buku KIA, kartu ibu dan buku register
VT
Penurunan Penipisan Ketuban Pembukaan
kepala
Hodge II 90 % Utuh 9 cm
+
Hodge III 100 % Utuh 10 cm
Hasil : Pemantauan sudah dilakukan dan telah dimasukkan dalam partograf
16) Membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan.
Hasil : Alat dan bahan sudah siap
18) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi
dan membantu lahirnya kepala. menganjurkan ibu meneran secara efektif atau
bernafas cepat dan dangkal.
Hasil : Kepala bayi telah lahir.
20) Setelah kepala lehir, menunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan
Hasil: kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar
21) Setelah putaran paksi luar selesai, memegang secara biparental. Menganjurkan
kepala ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut menggerakkan kepala
ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian menggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Hasil : Bahu bayi sudah lahir.
22) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang,
tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah atas.
Hasil : Badan dan lengan bayi telah lahir.
23) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusuri tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Memegang kedua mata kaki (memasukkan telunjuk
diantara kedua kaki dan memegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari
pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk).
Hasil : bayi lahir pukul 01.25 WIB
26) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil
tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
Hasil: Tidak ada janin kedua
89
4) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir. Menjepit tali pusat dengan umbilical
cord kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu dan klem tali pusat
pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
Hasil : Tali pusat telah dijepit
5) Memegang tali pusat yang telah dijepit (melindungi perut bayi), dan melakukan
pengguntingan tali pusat diantara umbilikal cord dan klem tersebut.
Hasil : Tali pusat telah di potong dan diikat
6) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. meluruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. mengusahakan kepala
bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu
atau areola mamae ibu. Menyelimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat,
memasang topi di kepala bayi. Membiarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit
di dada ibu
Hasil: Bayi sudah berada di atas perut ibu dan diselimuti. Bayi melakukan IMD
8) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (diatas simfisis), untuk
mendeteksi kontraksi. tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat.
90
9) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-
hati.
Hasil : Tali pusat sudah di tegangkan
12) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus, dan melakukan massase dengan gerakkan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
Hasil : Fundus teraba keras
13) Memeriksa bagian maternal (kotiledon) dan bagian fetal plasenta (tali pusat) dan
selaput plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa plasenta lahir
lengkap dan memasukkan kedalam kendil yang tersedia.
Hasil : Plasenta telah lahir lengkap, panjang tali pusat ± 50 cm dan plasenta
sudah dimasukkan kedalam kendil.
14) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Dan perdarahan
Hasil : Tidak ada laserasi, perdarahan ± 100 cc.
4) Mengajarkan keluarga dan ibu cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
Hasil : keluarga dan ibu memahami apa yang diajarkan dan dapat melakukan
masase uterus sendiri
7) Memantau keadaan bayi dan memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
Hasil : nafas bayi 40 x/menit.
8) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi
Hasil : semua alat telah didekontaminasi
10)Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan
air DTT. membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau
disekitar ibu berbaring. membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
Hasil : ibu telah bersih dan sudah berganti pakaian bersih dan kering
14)Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan
tangan dengan tisu atau handuk yang bersih dan kering.
92
15)Memakai sarung tangan bersih/ DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.
Hasil: sudah memakain sarung tangan DTT
16)Menimbang dan mengukur bayi, memberi bayi salep atau tetes mata antibiotik
profilaksis (tetrasiklin 1% atau antibiotika lain), menyuntikan Vitamin K1 1 mg
(0,5 mL untuk sediaan 2 mg/mL) IM di paha kiri anterolateral. Kemudian
melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, memastikan kondisi bayi baik,
pernapasan normal (40-60 kali/ menit) dan temperatur tubuh normal (36,5 –
37,5 °C) setiap 15 menit.
Hasil: BB : 3100 gram LK : 33 cm
PB : 49 cm LD : 34 cm
LiLA : 11 cm
Sudah diberikan salep mata chloramphenicol 1%
Sudah diberikan injeksi vitamin K1 1 ml dengan sediaan 10 mg/mL
17)Memberikan suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Meletakkan
bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
Hasil : bayi sudah disuntikkan imunisasi hepatitis B
18)Melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam didalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
Hasil: sarung tangan sudah di lepas
19)Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan
tangan dengan tisu atau handuk bersih dan kering.
Hasil: kedua tangan sudah di cuci
ulu hati, payudara panas, kemerahan dan sakit, rasa sakit dan panas saat
berkemih, serta kemerahan dan nyeri pada betis. Serta menganjurkan ibu
datang kefasilitas kesehatan jika mengalami salah satu tanda tersebut.
Hasil : Ibu mengetahui tanda bahaya nifas
6) Memberikan pendidikan kesehatan asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
Hasil : Ibu mengetahui asuhan bayi sehari-hari
4) Menganjurkan ibu untuk beristirahat teratur, dan tidur siang selagi bayi tidur.
Hasil: Ibu bersedia melakukan saran bidan
5) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu setelah
persalinan
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
6) Melakukan dokumentasi tindakan
Hasil : dokumentasi sudah dilakukan
4) Menganjurkan ibu untuk Istirahat yang cukup, untuk malam hari ± 6-8
jam dan untuk siang hari ± 1 jam. Istirahat saat bayinya tertidur
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan.
5) Menganjurkan ibu untuk kontrol/ kunjungan ulang atau bila ada masalah/
keluhan
Hasil: Ibu bersedia kunjungan ulang
a. Kunjungan Neonatus I
A Diagnosa : Bayi Ny. R umur 6 jam Neotatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 29 Maret 2017 Jam : 07.50
WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksan
2) Menjaga kehangatan bayi dengan menunda memandikan bayi, kontak
kulit dengan ibu, menggunakan pakaian yang hangat, m engganti pakaian
yang basah dengan yang kering, menutupi kepala dengan topi dan
melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat
menggunakan kassa kering.
Hasil : suhu bayi 36,6º C
3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang ASI eksklusif,
tanda bahaya bayi baru lahir, perawatan bayi sehari-hari
Hasil : ibu mengerti penjelasan yang diberikan
4) Menganjurkan ibu dan keluarga kunjungan ulang 3 s/d 7 hari atau jika
ada keluhan.
Hasil: Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
5) Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil: Dokumentasi sudah dilakukan
b. Kunjungan Neonatus II
B. Pembahasan
2) Data Subyektif
sebelum hamil, haid rutin setiap bulan siklusnya 28 hari, hari pertama
antara teori dan praktek, dimana menurut Kemenkes (2015; h. 55) ibu
UK 36 mingu).
2) Data Objektif
104
pada kasus ini kenaikan berat badan ibu 11,5 kg, menurut teori
dari minggu yang lalu, menurut teori Manuaba (2007; h. 161) bahwa
berat badan diperbolehkan naik sekitar 0,5 Kg/ minggu serta TFU
antara teori dan praktik. Pada pemeriksaan ststus present semua dalam
Vulva tidak ada varises, tidak ada kondiloma, tidak edema. Pada saat
dan teraba bagian kecil-kecil pada sisi kanan ibu. Leopold III teraba
105
tidak dilakukan.
36+3 minggu dan TBJ 3100 gram, menurut teori Sofian (2012; h. 41)
antara teori dan praktek. Hasil pemeriksaan DJJ menunjukan DJJ 144
3) Pemeriksaan penunjang
persalinan berupa partus lama, his yang tidak adekuat, atonia uteri
2010; h. 237). Hasil tersebut sesuai dengan teori, sehingga tidak ada
4) Interpretasi data
106
masalah.
Potensial
Segera
sesuai dengan teori Saminem (2009), jika tidak ada masalah atau
segera.
persalinan mendatang
8) Penatalaksanaan
9) Evaluasi
dan menunjukan hasil yang sesuai, semua dalam batas normal dan
sama dengan teori. Evaluasi dari asuhan yang diberikan berguna untuk
108
a. Subyektif
atau istirahat kencengnya hilang. Hal ini sesuai dengan teori keluhan yang
sering terjadi pada trimester III yaitu sesak nafas, insomnia, sering
ulang ini ibu sudah mengkonsumsi 107 tablet. Menurut teori Kemenkes
kesenjangan antara teori dan praktek karena ibu sudah mengkonsumsi 107
b. Objektif
1) Pemeriksaan umum
109
berat badan 0,5 kg. Hal tersebut normal tidak ada kesenjangan antara
sekitar 0,5 Kg/ minggu, sehingga ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
2) Pemeriksaan Obstetrik
leopold III bagian terbawah janin sudah tidak bisa digoyangkan dan
UK 40 minggu TFU 37,7. Pada prakteknya TFU ibu sebesar 31 cm, hal
ini mengalami penurunan 1 cm dari minggu lalu. Hal itu terjadi karena
bagian bawah janin sudah turun ke pintu atas panggul sehingga tinggi
c. Analisa
110
Pada kasus ini dari hasil pengkajian diperoleh data fokus sehingga
minggu janin tunggal hidup intra uterin puki presentasi kepala. Terdapat
tindakan segera, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
d. Penatalaksanaan
Pada kasus ini diberikan asuhan kebidanan pada tanggal 25 Maret 2017 :
air ketuban.
111
semakin besar.
tablet (1x1), liko kalk yang berisi kalsium 500 mg sebanyak 10 tablet
(1x1)
mengikuti anjuran yang diberikan, ibu bersedia untuk istirahat yang cukup,
Kebidanan Persalinan
a. Persalinan Kala I
1) Data Subyektif
23.00 Wib, pengeluaran air ketuban tidak ada, hasil ini sesuai dengan
hasil bahwa ibu makan terakhir pukul 19.00 Wib, minum terakhir
pukul 21.00 Wib, BAB terakhir tanggal 28 Maret 2017, BAK sudah 1x
cadangan energi dan status cairan, waktu BAB dan BAK terakhir kali,
2) Data Objektif
a) Tanda-
tanda vital
Pada kasus ini, tekanan darah ibu 120/90 mmHg, suhu 36º C, nadi
dan praktek.
b) Pemeriksa
an abdomen
c) Pemeriksa
an dalam
dilakukan setiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi. Pada kasus ini,
dilakukan pemeriksaan dalam dua kali yaitu saat pasien datang dan
saat ada tanda gejala kala II. Pada pemeriksaan dalam yang
pertama didapat hasil vulva/vagina ada lender darah, tidak ada luka
90%, penurunan kepala Hodge II, POD UUK kiri depan, selaput
3) Analisa
segera tidak ada. Berdasarkan data yang diperoleh semua sesuai antara
teori dan praktik sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktik.
4) Penatalaksanaan
untuk mandi karena ibu sudah tidak bisa berjalan ke kamar mandi dan
tidak mampu menahan rasa sakitnya. Hasil asuhan alat, bahan dan
teraba, ada lendir darah dan DJJ 146 x/menit, sehingga tidak ada
1) Subjektif
tersebut sesuai dengan teori (Kemenkes RI, 2013; h. 39), bahwa tanda
116
dan gejala kala II adalah ibu mempunyai keinginan untuk meneran, ibu
praktik.
2) Data Obyektif
dan gejala kala II yaitu perineum menonjol, vulva, vagina dan sfingter
sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Hal tersebut
3) Analisa
Hamil 38+2 minggu janin tunggal hidup intra uterin, puki, presentasi
4) Penatalaksanaan
menangis kuat dan bergerak aktif jam 01.25 WIB. Kala II Ny. R yang
(10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada
primi dan 1 jam pada multi, sehingga tidak ada kesenjangan antara
1/3 bagian dibawah bokong ibu sebagai alas, pada saat praktek kain
1) Data Subyektif
826) Ibu merasa gembira, bangga pada dirinya, lega dan sangat lelah
2) Data Obyektif
Sesuai dengan teori plasenta belum lahir, tali pusat terlihat di vulva,
kontraksi uterus keras, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek.
3) Analisa
4) Penatalaksanaan
119
III sesuai dengan APN dengan hasil plasenta dan selaput ketuban lahir
(2016) tali pusat diikat dengan menggunakan benang DTT atau steril.
umbilical cord ini dipilih karena lebih aman (kencang) sehingga tidak
menempel hingga tali pusat terlepas sendiri. Klem tali pusat ini dalam
kemasan steril dan sekali pakai. Tujuan penggunaan umbilcal cord ini
untuk mengurangi resiko perdarahan tali pusat dan infeksi tali pusat
pada bayi.
1) Data Subyektif
120
Pada kasus ini, ibu menanyakan sedikit lemas, lelah, dan darah
yang keluar banyak seperti hari pertama haid, menurut teori Rukiah
(2009; 184) Ibu mengatakan sedikit lemas, lelah dan tidak nyaman, darah
yang keluar banyak seperti hari pertama haid. sehingga tidak ada
2) Data Obyektif
plasenta lahir spontan lengkap pukul 01.35 Wib. TFU 2 jari di bawah
pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong, tidak ada laserasi, PPV
±120 ml. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa tinggi fundus uteri,
abdomen kurang lebih dua pertiga sampai tiga perempat antara simfisis
3) Analisa
4) Penatalaksanaan
ibu setelah melahirkan. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2009; h.
101) bahwa kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam
pertama post partum, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan
praktek
dilakukan 1 jam. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
bayi baru lahir, untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara
meletakkan bayi pada dada ibu dan dibiarkan merayap untuk mencari
Air Susu Ibu Eksklusif pada Masa Neonatus Dini di Rumah Sakit
Umum Sanjiani Gianyar dan Bidan Praktik Manditri tahun 2012” hasil
berhasil memberi ASI Eksklusif pada neonates usia dini, Ibu yang
1) Data Subyektif
masih mulas namun bahagia. Menurut teori Dewi dan Sumarsih (2011;
muncul pada ibu nifas yaitu lelah, sulit tidur, kram perut, nyeri
2) Data Objektif
Pada kasus ini tanda-tanda vital ibu normal, sehingga tidak ada
genitalia pengeluaran cairan berupa lokhea rubra ±30 cc, bau khas,
nifas 6 jam harus sudah berkemih. Pada hari pertama lokhea rubra
akan muncul pada hari pertama hingga hari ketiga, warnanya merah
3) Analisa
kebidanan Ny. R umur 31 tahun P2A0 6 jam post partum. Tidak ada
4) Penatalaksanaan
a) Memberita
b) Memastika
n involusi uterus
c) Memberik
nifas
124
d) Memberik
e) Memberik
f) Memberik
g) Memberik
h) Memberik
i) Menganjur
ada keluhan/masalah.
j) Menganjur
melahirkan.
atau sendi dan nyeri setelah melahirkan. Dosis awal pemberian untuk
250 mg setiap 6 jam atau 500 mg 2-3 kali sehari. Berdasarkan manfaat
1) Data subyektif
2) Data Objektif
teraba, pada genitalia, pengeluaran cairan berupa lokhea serosa ±10 cc,
hari masa nifas yaitu pertengahan pusat simfisis. Lokhea pada hari
3) Analisa
kebidanan Ny. R umur 31 tahun P2A0 6 hari Post partum. Tidak ada
Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.
4) Penatalaksanaan
127
Pada kasus ini, asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 hari sudah
ibu nifas pada hari ke enam tidak menimbulkan masalah pada Ny. R.
pada Ny. R.
1) Data Subyektif
keluhan, sesuai dengan teori bahwa ibu nifas 2 minggu sudah mulai
89).
2) Data Obyektif
peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada abses,
bartholini dan skene, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan,
pengeluaran cairan berupa lokhea alba jumlah ± 5 cc, bau khas dan
Hasil ini sesuai dengan teori bahwa tinggi fundus uteri setelah
kesenjangan.
129
3) Analisa
segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan
4) Penatalaksanaan
melakukan dokumentasi.
bidan dan bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan, ibu akan
menggunakan KB Implant.
1) Data Subyektif
Pada kasus ini diperoleh data By. Ny. R lahir tanggal 29 Maret
2017 jam 01.25 Wib dengan jenis kelamin laki-laki, tidak ada
pekat konsistensi lembek. Hal ini sesuai teori bahwa bayi biasanya
buang air kecil dalam 24 jam setelah lahir dan mekonium keluar 24
jam setelah lahir (Kemenkes RI, 2013; h. 54), sehingga tidak ada
Pada kasus ini nilai apgar pada menit pertama 8, pada 5 menit
pertama 9, pada 5 menit kedua 10, sehingga bayi sehat tidak ada
kesenjangan.
bayinya menyusu dengan kuat sejak IMD, bayi sudah tertidur selama 3
praktek.
2) Data Objektif
a) Pada kasus
suhu 36,6º C, tungkai dan lengan fleksi, bergerak aktif, tonus otot
131
baik, bayi sadar penuh, dapat ditenangkan jika rewel. Pada kasus
ini dilakukan pemeriksaan reflek bagi bayi baru lahir sesuai dengan
teori dan diperoleh reflek bayi dalam keadaan baik, bayi normal
b) Pengukura
n antropometri
Pada kasus ini diperoleh hasil pengukuran berat badan 3000 gram,
54) bahwa berat badan bayi baru lahir normal yaitu 2500-4000
gram, panjang badan normal 48-52 cm, lingkar kepala normal 33-
3) Analisa
kebidanan bayi Ny. R umur 6 jam neonatus cukup bulan sesuai masa
kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga
4) Penatalaksanaan
Eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir. Hal tersebut sesuai
dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
1) Data Subyektif
Pada kasus ini, ibu mengatakan bayi sehat, tidak ada keluhan,
berkemih 6 kali dalam 24 jam dan warna jernih sampai kuning muda
dan praktek.
2) Data Obyektif
kering dalam 1-2 minggu (Varney, 2007; h. 897). Pada kasus ini tali
pusat sudah lepas pada hari ke 5. Tali pusat lebih cepat lepas karena
pada tali pusat yang dirawat dengan menggunakan kassa steril lebih
pada bayi baru lahir. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
badan 1 ons menjadi 3100 gram, pada umur 6 hari biasanya bayi
tidak harus atau setiap bayi pasti mengalami penurunan dan adanya
3) Analisa
134
Kebidanan bayi Ny. R umur 6 hari neonatus cukup bulan sesuai masa
kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga
4) Penatalaksanaan
dan memastikan tidak ada tanda bahaya pada bayi, memeriksa dan
ulang saat bayi umur 2 minggu atau jika ada keluhan. Hal ini sesuai
dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.
1) Data Subyektif
menyusu ASI saja, menghisap kuat, frekuensi lebih dari 12x/hari, BAB
kuning jernih, bayi tidur malam selama 10 jam, tidur siang ± 6 jam.
Hal ini sesuai dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktik.
2) Data Obyektif
badan sebelumnya 3000 gram menjadi 3200 gram pada minggu ke-2
dan tidak ada tanda bahaya atau kelainan pada bayi. Menurut penulis,
kenaikan berat badan bayi ini disebabkan oleh asupan nutrisi atau
15 menit secara bergantian kanan dan kiri, reflek hisap bayi kuat, BAK
sesuai dengan teori bahwa berat badan akan kembali normal pada hari
3) Analisa
kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga
4) Penatalaksanaan
Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori
dan praktek.