Anda di halaman 1dari 65

BAB IV

TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN

A. Studi Kasus

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kunjungan Awal

Tanggal/ Jam : 18 Maret 2017/ 09.30 WIB

a. Pengumpulan Data Dasar

1) Data Subyektif

a) Identitas pasien

Nama ibu : Ny. R Nama suami : Tn. A

Umur : 31 th Umur : 39 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta

Suku bangsa : Sunda Indonesia Suku Bangsa : Jawa

Alamat : Tunjung 3/5 Alamat : Tunjung 3/5

Jatilawang Jatilawang

b) Alasan datang

Ibu mengatakan ingin memeriksakan kehamilannya.

c) Keluhan utama

Ibu mengatakan tidak ada keluhan yang dirasakan.

72
73

d) Riwayat kesehatan

(1) Sekarang

Ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit

menurun yang dapat membahayakan kehamilan dan persalinan

seperti hipertensi, diabetes, asma, jantung, epilepsi, alergi obat,

maupun penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, malaria, dan

HIV/AIDS.

(2) Dahulu

Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menurun

yang dapat membahayakan kehamilan dan persalinan seperti

hipertensi, diabetes, asma, jantung, epilepsi, alergi obat,

maupun penyakit menular seperti TBC, Hepatitis, malaria, dan

HIV/AIDS.

(3) Keluarga

Ibu mengatakan dalam keluarganya tidak ada yang menderita

penyakit menurun yang dapat membahayakan kehamilan dan

persalinan seperti hipertensi, diabetes, asma, jantung, epilepsi,

alergi obat, maupun penyakit menular seperti TBC, Hepatitis,

malaria, dan HIV/AIDS.

e) Riwayat obstetri :

(1) Riwayat haid :

(a) Siklus : 28 hari

(b) Lama menstruasi : 6 hari


74

(c) Disminore : tidak ada

(d) HPHT : 03 Juli 2016

(e) HPL : 10 April 2017

(2) Riwayat kehamilan sekarang :

Ibu mengatakan kehamilan ini kehamilan yang kedua, pernah

melahirkan sekali, tidak pernah keguguran dan umur

kehamilannya 36 minggu lebih 6 hari.

(a) LILA : 23,5 cm

(b) Gerakan janin : >10x/12 jam

(c) TT : TT 5

(d) ANC : 8x

Tabel 4.12 Riwayat ANC


Tgl Keluhan TD UK Pemeriksaan Penkes yang
(Mg) Laboratorium diberikan & terapi
10/8/16 Kadang 100/70 5 PP Test (+) Diit TKTP, edukasi
pusing buku KIA hal 1-3
Folaxin, Kalk, B6
8/9/16 Tidak ada 100/60 9 Hb: 10,6 Edukasi buku KIA
keluhan gr/dL, Golda hal 4-5
B, GDS 80, Folaxin, kalk
HbsAg (-)
10/10/16 Tidak ada 100/70 13 Edukasi buku KIA
keluhan hal 6-7
Etabion 250 mg (20
tablet), kalk
1/11/16 Tidak ada 100/70 17 Banyak sayur dan
keluhan buah, istirahat
cukup, control rutin
Sulfa feros 300 mg
(20 tablet), kalk
7/12/16 Tidak ada 110/70 23 Sujud, control
keluhan gerakan janin
Etabion 250 mg (20
tablet), kalk
7/1/17 Tidak ada 100/60 27+3 Tanda bahaya
keluhan kehamilan
Terapi dilanjutkan
7/2/17 Tidak ada 100/70 31 Persiapan
keluhan persalinan
Hemafort300 mg
75

(20 tablet) , kalk


2/3/17 Tidak ada 120/80 34+1 Makan banyak
keluhan Sulfas ferosus 300
mg (20 tablet), kalk
(e) Pemberian Fe : 120 tablet

(f) Tanda bahaya : tidak ada

(g) Kekhawatiran khusus : tidak ada.

(h) Minum obat atau jamu : tidak

(3) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu :

Tabel 4.13 Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


Th Kehamilan Persalinan Nifas
ANC Penyu UK Jenis Penol JK/ IMD Penyu ASI Penyu
lit ong BB lit lit
2009 8x Tidak 39 spontan Bidan Lk/2,7 Tidak Tidak Iya 8 Tidak
ada mg kg ada bulan ada
2017 Hamil ini

(4) Riwayat anak yang lalu :

Tabel 4.14 Riwayat anak yang lalu


No Usia Penolong Tempat Jenis JK BB/PB Ket
persalinan
1 7,8 Bidan BPM Spontan Laki-laki 2700 Hidup
tahu gr/47
n cm
f) Riwayat perkawinan

Ibu mengatakan ini pernikahan yang pertama, menikah sah, usia

ibu saat menikah 21 tahun, suami 30 tahun, lama pernikahan 8

tahun.

g) Riwayat KB :

Ibu menggunakan Kb suntik 1 bulanan selama 1 tahun kemudian

ganti metode suntik 3 bulanan selama 3 tahun. Rencananya setelah

melahirkan ibu ingin menggunakan kontrasepsi implant.

h) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari


76

Tabel 4.15 Pola pemenuhan kebutuhan ibu hamil


Pola Kebutuhan Sebelum Hamil Selama Hamil
i) Pola Nutrisi Makan Makan
Frekuensi : 3x/hari Frekuensi : 3-4x/hari
Porsi : 1 piring Porsi : 1 piring
Menu : nasi, sayur, lauk Menu : nasi, sayur, lauk
Minum Minum
Frekuensi : 5-7x/hari Frekuensi : 6-8x/hari
Porsi : 1 gelas Porsi : 1 gelas
Jenis : air putih Jenis : air putih dan susu ibu
hamil
Pola Eliminasi BAK BAK
Frekuensi :4-5x/hari Frekuensi :6-7x/hari
Konsistensi : kuning jernih Konsistensi : kuning jernih
BAB BAB
Frekuensi : 1x/hari Frekuensi : 1x/hari
Warna : Kuning Warna : Kecoklatan
Konsistensi : lunak Konsistensi : lunak
Pola aktivitas Mengerjakan pekerjaan Mengerjakan pekerjaan
rumah tangga seperti rumah tangga seperti
memasak, mencuci, memasak, mencuci, menyapu,
menyapu, dll. dll.
Pola Istirahat Tidur siang : ±1 jam Tidur siang : ±1- 2 jam
Tidur malam : 7-8 jam Tidur malam : 7-8 jam
Pola Seksual Frekuensi : 1x/minggu Frekuensi : 1x/bulan
Pola Personal Mandi : 2x/hari Mandi : 2x/hari
Hygiene Ganti baju : 2x/hari Ganti baju : 2x/hari
Keramas : 3x/minggu Keramas : 3x/minggu
Gosok gigi : 3x/hari Gosok gigi : 3x/hari
Pola Hidup Ibu mengatakan tidak Ibu mengatakan tidak
sehat merokok, tidak minum obat- merokok, tidak minum obat-
obatan bebas, tidak obatan bebas, tidak
memelihara hewan memelihara hewan
Keadaan psikososial

Psikologi : Ibu mengatakan kehamilan ini direncanakan, diterima

dan diharapkan oleh ibu, suami, dan keluarga. Dan keluarganya mendukung

kehamilannya. Pengambil keputusan adalah suami.

Sosial : Hubungan ibu dengan suami, keluarga dan tetangga

baik.

Spiritual : Ibu mengatakan ia beribadah dan berdoa sesuai

kepercayaannya.
77

j) Tingkat pengetahuan

Ibu sudah mendapatkan informasi seputar kehamilan, seperti

kebutuhan ibu hamil, ketidaknyamanan yang sering dirasakan ibu

hamil, tanda bahaya kehamilan dan persiapan persalinan. Ibu

belum mengetahui tentang senam ibu hamil dan tanda-tanda

persalinan.

2) Data objektif

a) Pemeriksaan umum

(1) Keadaan Umum : baik

(2) Kesadaran : composmentis

(3) BB sebelum dan selama : 44/55,5 kg, kenaikan sebanyak 12

Kg dari hamil.

(4) Tinggi Badan : 150 cm

(5) Tekanan Darah : 120/80 mmHg

(6) Suhu : 36,6º C

(7) Nadi : 76 kali/menit

(8) Respirasi : 18 kali/menit

b) Pemeriksaan fisik

Kepala : Bentuk mesochepal, bersih, tidak

berketombe, tidak rontok, warna rambut

hitam
Mata : Simetris, konjungtiva merah muda, sklera

putih
78

Hidung : Tidak ada polip, tidak ada secret

Mulut : Bersih, mukosa bibir lembab warna merah

muda, lidah bersih, tidak ada karies gigi,

bibir tidak pucat, tidak ada lesi, tidak ada

stomatitis, tidak ada epulis, tidak ada

pembesaran tonsil, gusi tidak berdarah,

warna lidah merah muda, langit-langit utuh

dan tidak ada infeksi.


Telinga : Simetris, tidak ada serumen berlebih, tidak

ada gangguan fungsi pendengaran


Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar limfe, thyroid

dan vena jugularis

Ketiak : Tidak ada lesi atau peradangan, tidak ada

benjolan

Dada : Simetris, nafas teratur, bunyi jantung teratur.

Perut : Tidak ada nyeri tekan, tidak ada pembesaran

hepar dan limfe

Lipat paha : Tidak ada varises, tidak ada pembesaran

kelenjar limfe

Vulva dan : Bersih, tidak ada pengeluaran cairan, tidak

vagina ada benjolan, tidak iritasi, tidak ada

kondiloma, tidak ada pembesaran kelenjar


79

bartholin dan scene, tidak ada penyakit

menular

Ekstremitas : Atas : tidak oedem, warna kuku tidak pucat,

fungsi gerak baik

Bawah : tidak oedem, tidak ada varises,

warna kuku tidak pucat, fungsi gerak baik


Punggung : Lordosis gravidarum

Anus : Tidak ada hemoroid

c) Pemeriksaan obstetrik
(1) Inspeksi

Muka : Tidak ada cloasma gravidarum, tidak edema


Mammae : Pembesaran simetris, payudara bersih,

hiperpigmentasi areola dan putting susu,

puting susu menonjol, kolostrum sudah

keluar.
Abdomen : Pembesaran sesuai UK, tidak ada luka bekas

sc, tidak ada striae gravidarum, ada linea

nigra
Vulva : Tidak ada varises, tidak edema
(2) Palpasi

Leopold I : Teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting


Leopold II : Teraba bagian kecil-kecil dan rongga

kosong dibagian perut kanan ibu.


Teraba bagian keras, memanjang dibagian

perut kiri ibu.


Leopold III : Teraba bagian bulat, keras, melenting,
80

masih bisa digoyangkan


Leopold IV : Tidak dilakukan
TFU : 32 cm
(3) TBJ : (32-12) x 155 : 3100 gr

(4) DJJ : 144 kali/menit, punctum maximum berada di kiri bawah

umbilikus, jumlah 1, frekuensinya teratur.

(5) Reflek patella : +/+


(6) Pemeriksaan penunjang
Tanggal: 18 Maret 2017 jam : 09.45

WIB
HB : 11,4 gr/dL

b. Interpretasi data

Diagnosa : Ny. R usia 31 tahun G2P1A0 hamil 36 +6 minggu janin

tunggal hidup intra uterin puki presentasi kepala


Masalah : Tidak ada

c. Identifikasi Diagnosis atau Masalah Potensial

Tidak ada

d. Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan Segera

Tidak ada

e. Merencanakan Asuhan Menyeluruh

Rencana asuhan pada ibu hamil trimester III, yaitu :

1) Beritahu ibu hasil pemeriksaan

2) Berikan pendidikan kesehatan tentang senam ibu hamil

3) Diskusikan kembali tanda bahaya pada TM III dan persiapan

persalinan mendatang

4) Anjurkan ibu untuk meningkatkan istirahat.

5) Berikan terapi sesuai kebutuhan pasien


81

6) Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika ada

keluhan dan melakukan dokumentasi.

7) Buat dokumentasi asuhan di buku KIA, Kartu ibu dan buku register

kunjungan ibu hamil

f. Melaksanakan Perencanaan

Tanggal : 18 Maret 2017 Waktu : 10:00 WIB

Pelaksanaan rencana asuhan pada ibu hamil trimester III, yaitu :

1) Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.

2) Memberikan pendidikan kesehatan dengan materi senam ibu hamil

3) Mendiskusikan kembali dengan ibu tentang tanda bahaya kehamilan

TM III dan persiapan persalinan mendatang.

a) Tanda bahaya kehamilan TM III yaitu :

(1) Tanda-tanda preeclampsia yaitu, tekanan darah > 140/90

mmHg, bengkak pada kaki/tangan dan muka, pusing yang

menetap, nyeri bagian bawah dada, protein urin positif.

(2) Perdarahan pervaginam

(3) Gerakan janin <10x/12 jam

(4) Ketuban pecah dini

b) Dimana ibu akan bersalin, menggunakan umum atau mempunyai

BPJS kesehatan, perlengkapan ibu dan bayi, siapa yang akan

menemani ibu selama bersalin, transportasi untuk menuju faskes,

calon donor darah siapa ?


82

4) Menganjurkan ibu untuk meningkatkan istirahat, jangan terlalu

kelelahan dan berhati-hati ketika beraktivitas karena kehamilan ibu

sudah semakin besar.

5) Memberikan etabion yang mengandung ferro fumarat 300 mg

sebanyak 10 tablet (1x1), liko kalk yang berisi kalsium 500 mg

sebanyak 10 tablet (1x1)

6) Meganjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika

ada keluhan

7) Membuat dokumentasi pada buku KIA, kartu ibu, dan buku register

kunjungan ibu hamil.

g. Evaluasi

Evaluasi dari hasil pelaksanaan rencana asuhan yang telah diberikan,

hasilnya adalah :

1) Ibu mengetahui hasil pemeriksaan

2) Ibu memahami penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan

anjuran.

3) Ibu sudah memiliki keputusan tentang persiapan persalinan dan tanda

bahaya pada TM III

4) Ibu bersedia melakukan anjuran

5) Ibu bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan.

6) Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang dan dokumentasi sudah

dilakukan.
83

7) Dokumentasi sudah dibuat di buku KIA, kartu ibu dan buku register

kunjungan ibu hamil.

2. Catatan Perkembangan Kehamilan Kunjungan Ulang

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : 25 Maret 2017 Jam : 16.30 WIB
S Ibu mengatakan datang untuk melakukan kunjungan ulang sesuai anjuran bidan.
Keluhan yang dirasakan saat ini adalah kenceng-kenceng namun saat dibawa tidur
atau istirahat kencengnya hilang.
O 1) Keadaan umum : Baik, Kesadaran: Composmentis
2) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah : 120/80 mmHg
b) Respirasi : 20 kali/menit
c) Suhu : 36,5º C
d) Nadi : 78 kali/menit.
3) Berat badan : 56 kg
4) Pemeriksaan obstetrik :
a) Muka : tidak pucat, tidak ada kloasma gravidarum, tidak oedem
b) Mata : tidak oedem, konjungtiva merah muda, sclera putih, pandangan mata
tidak kabur
c) Mamae : Pembesaran simetris, hiperpigmentasi areola, puting susu menonjol,
kolostrum sudah keluar
d) Abdomen : Pembesaran sesuai UK, tidak ada luka bekas sc, tidak ada striae
gravidarum, ada linea nigra
(1) Leopold I : teraba bagian lunak, bulat dan tidak melenting
(2) Leopold II : teraba bagian-bagian kecil dibagian perut kanan ibu dan
teraba bagian yang keras, rata, memanjang dibagian perut kiri ibu.
(3) Leopold III : teraba bagian keras, bulat, melenting, tidak bisa
digoyangkan.
(4) Leopold IV : divergen
(5) Penurunan : 4/5
(6) TFU : 31 cm
TBJ : (31-11) x 155 = 3100 gr
(7) DJJ :140 kali/menit, regular, jumlah 1,punctum maksimum di bawah
pusat sebelah kiri
e) Vulva dan vagina : Tidak ada varises, tidak edema
5) Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
A Diagnosa : Ny. R umur 31 tahun G2P1A0 usia hamil 37+6 minggu janin tunggal hidup
intra uteri puki presentasi kepala
Masalah : sering kencing
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 25 Maret 2017 Pukul : 16.55 Wib
1. Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kondisinya sehat,
janinnya juga sehat.
Hasil : Ibu sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan penyebab terjadinya kenceng-kenceng yaitu pergerakan bayi dalam
rahim, membawa beban yang terlalu berat, kekurangan cairan, setelah olahraga
atau setelah berhubungan suami istri. Cara menguranginya yaitu berjalan-jalan,
istirahat dari segala macam aktivitas yang dilakukan, relaksasi dengan cara
menarik nafas dan menghembuskan nafas secara teratur, minum air putih untuk
84

mencegah kekurangan cairan, tidak menahan keinginan BAK.


Hasil : ibu memahami penjelasan yang diberikan dan bersedia melakukan
anjuran.
3. Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda persalinan yaitu kenceng-
kenceng teratur, keluar lender bercampur darah, keluar air ketuban.
Hasil : ibu mengetahui tanda-tanda persalinan
4. Menganjurkan ibu untuk meningkatkan istirahat, jangan terlalu capai dan berhati-
hati ketika beraktivitas karena kehamilan ibu sudah semakin besar.
Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran
5. Memberikan sufaferos yang mengandung ferro fumarat 300 mg 10 tablet (1x1),
liko kalk yang berisi kalsium 500 mg sebanyak 10 tablet (1x1)
Hasil : Ibu bersedia mengkonsumsi terapi
6. Menganjurkan pada ibu untuk kembali 1 minggu berikutnya atau jika ada keluhan
dan mendokumentasikan tindakan pada buku KIA
Hasil : ibu bersedia melakukan kunjungan ulang atau jika ada keluhan dan
dokumentasi sudah dilakukan.
7. Melakukan dokumentasi tindakan
Hasil : dokumentasi telah dilakukan.

3. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin

a. Catatan Perkembangan Kala I

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : Rabu/ 29 Maret 2017 Jam : 00.35 WIB
S 1) Keluhan Utama : ibu mengatakan sudah merasa kenceng kenceng teratur sering
dan keluar lendir darah sejak pukul 23.00 WIB. Serta merasakan nyeri pada perut
bagian bawah menjalar ke pinggang.
2) Tanda-tanda Persalinan
a) Kontraksi : kuat
b) Frekuensi : sering
c) Lokasi ketidaknyamanan : perut menjalar ke pinggang.
d) PPV : lendir darah keluar sejak pukul 23.00 WIB.
3) Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari
a) Pola Nutrisi : Makan terakhir pukul 19.00 WIB, porsi 1 piring, jenis nasi, sayur,
lauk. Minum terakhir pukul 21.00 WIB, porsi 1 gelas air putih.
b) Pola Eliminasi : sejak pukul 23.00 WII ibu sudah BAK 1 kali, konsistensi cair,
warna kuning jernih. Ibu terakhir BAB kemarin 1 kali konsistensi lunak, warna
kecoklatan.
c) Pola Aktivitas : kekamar mandi terakhir pukul 23.00 WIB
d) Pola Istirahat : tidur malam ± 2 jam
e) Pola Seksual : terakhir hubungan suami istri 2 minggu yang lalu.
f) Personal hygiene : mandi terakhir kemarin pukul 16.30 WIB, ganti baju setelah
mandi.
4) Psiko, sosial, kultural : ibu terlihat tenang, tidak panik dan cemas terhadap proses
persalinannya. Keluarga mendampingi dan memberikan dukungan kepada ibu.
Tidak ada budaya keluarga mengenai persalinan yang bertentangan dengan
kesehatan.
5) Tingkat pengetahuan : ibu sudah melahirkan 1 kali dan ibu sudah mengerti
bagaimana proses persalinan.
O 1) Pemeriksaan umum
a) Tanda-tanda vital :
(1) TD : 120/90 mmHg
(2) Suhu : 36º C
85

(3) Frekuensi nadi : 80 kali/menit


(4) Pernafasan : 20 kali/menit
b) Pemeriksaan obstetrik :
(1) Muka : tidak ada oedem, tidak ada kloasma gravidarum, konjungtiva
merah muda, skera putih.
(2) Mammae : bersih, pembesaran simetris, tidak ada pembengkakan, ada
hiperpigmentasi areola mamae dan sudah ada oengeluaran kolostrum.
(3) Abdomen : tidak ada luka bekas sc, tidak ada striae gravidarum, ada linea
nigra.
Leopold I : teraba bagian bulat, lunak, tidak melenting
Leopold II : teraba bagian kecil-kecil dan terputus-putus di bagian perut
kanan ibu. Teraba bagian keras memanjang di bagian perut kiri ibu.
Leopold III : teraba bagian keras, bulat, melenting dan sudah tidak bisa
digoyangkan.
Leopold IV : Divergen
TFU : 31 cm. TBJ 3100 gr
Penurunan Kepala Janin : 3/5
Kontraksi : 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik.
DJJ: 135 kali/menit, regular, jumlah 1, punctum maksimum dibawah pusat
sebelah kiri.
c) Pemeriksaan Dalam: Tanggal/jam : 29 Maret 2017 / 00.45 WIB
Vulva/vagina: ada lendir darah, tidak ada luka parut, licin
Serviks: lunak dan tipis, pembukaan 9 cm, dan efficement 90 %
Kulit ketuban : utuh
Presentasi : belakang kepala
Point Of Direction (POD) : UUK kiri depan
Penurunan kepala: Hodge II
Penyusupan/Molase : 0
2) Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan.
A Diagnosa : Ny. Y umur 31 tahun G1P2A0 hamil 38+2 minggu, janin tunggal hidup
intrauterin, punggung kiri, presentasi belakang kepala, inpartu kala I fase
aktif
Masalah : ketidaknyamanan sakit perut menjalar ke pinggang
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal :29 Maret 2017 Jam : 00.45 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan bahwa keadaan ibu dan
janinnya baik, pembukaan jalan lahir sudah 9 cm
Hasil : ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil pemeriksaan
2) Memberikan informed consent atas tindakan yang akan dilakukan
Hasil : Ibu/wali sudah menandatangani informed consen
3) Memberi dukungan emosianal dengan menghadirkan suami/keluarga dan
mendengarkan keluhan ibu.
Hasil : ibu lebih rileks.
4) Menganjurkan ibu untuk miring kiri dan mengajari teknik bernapas.
Hasil : ibu bersedia melakukan anjuran
5) Menganjurkan suami dan keluarga memijit punggung ibu terutama saat sedang
kontraksi untuk mengurangi nyeri punggung yang dirasakan ibu.
Hasil : suami dan keluarga bersedia memijat punggung ibu.
6) Menjaga privasi ibu dengan menutup tirai dan pintu
Hasil : pintu dan tirai sudah ditutup.
7) Menjaga kondisi ruangan sejuk.
Hasil : ruangan dalam kondisi sejuk
8) Memberi minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi.
86

Hasil : Ibu sudah diberi minum


9) Menyarankan ibu BAK sesering mungkin
Hasil : Ibu bersedia melakukan saran yang diberikan
10) Menyiapkan alat, bahan , obat dan perlengkapan ibu serta bayi.
Hasil : alat, bahan, obat-obatan, perlengkapan ibu dan bayi sudah siap.
11) Memantau kemajuan persalinan

Tabel 4.16 Pemantauan kala 1


Tanda-tanda vital
DJJ HIS KK
Jam TD N S RR
135x/me 3x/10’/ 120/ 80x/ 36º 20x/m Kosong
00.45
nit 45’’ 90 menit C enit
146x/me 4x/10’/ 120/ 88x/ 36º 20x/m kosong
00.15
nit 50’’ 80 menit C enit

VT
Penurunan Penipisan Ketuban Pembukaan
kepala
Hodge II 90 % Utuh 9 cm
+
Hodge III 100 % Utuh 10 cm
Hasil : Pemantauan sudah dilakukan dan telah dimasukkan dalam partograf

b. Catatan Perkembangan Kala II

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : Rabu/ 29 Maret 2017 Jam : 01.15 WIB
S Keluhan: ibu mengatakan ingin meneran serta merasa ingin BAB
O 1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum baik, kesadaran composmentis
b) TTV :
(1) Tekanan Darah : 120/80 mmHg
(2) Nadi : 88kali/menit
(3) Suhu : 36º C
(4) Pernafasan : 20 kali/menit
2) Pemeriksaan Obstetrik
a) Abdomen : kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 50 detik, kandung kemih
kosong, penurunan kepala 1/5, presentasi kepala, DJJ 146 kali/menit
punctum maximum sebelah kiri siatas simfisis.
b) Vulva dan vagina : vulva-vagina dan sfingter ani membuka dan
meningkatnya pengeluaran lendir darah serta bagian kepala bayi terlihat
melalui introitus vagina.
c) Perineum : menonjol
3) Pemeriksaan Dalam
Tanggal/ jam: 29 Maret 2017/ 01.15 WIB
a) Penipisan serviks 100%, pembukaan 10 cm, portio tidak teraba, kulit ketuban
utuh.
b) Presentasi belakang kepala
c) Hodge III+
d) POD : ubun-ubun kecil kiri depan.
e) Molase yaitu 0 (tidak ada penyusupan)
A Diagnosa : Ny. R Umur 31 tahun G2P1A0 hamil 38+2 minggu janin tunggal hidup
87

Intra uteri presentasi belakang kepala punggung kiri inpartu kala II


Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidaka ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 29 Maret 2017 Jam : 00.15 WIB
1) Memastikan kelengkapan peralatan, bahan dan obat-obatan esensial.
Hasil : Alat dan obat sudah siap
2) Mengenakan baju penutup atau celemek plastik yang bersih, sepatu tertutup
kedap air, tutup kepala, masker dan kacamata.
Hasil : APD sudah dipakai
3) Melepas dan menyimpan semua perhiasan yang dipakai, mencuci tangan
dengan sabun dan air bersih mengalir kemudian mengeringkan tangan dengan
tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering
Hasil : perhiasan sudah dilepas dan tangan sudah dicuci.
4) Memakai sarung tangan DTT pada tangan yang akan digunakan untuk periksa
dalam.
Hasil : Sarung tangan telah dipakai.
5) Memasukkan oksitosin ke dalam tabung suntik (menggunakan tangan yang
memakai sarung tangan DTT dan steril dan memastikan tidak terjadi
kontaminasi pada alat suntik).
Hasil : Oksitosin telah berada dalam spuit
6) Membersihkan vulva dan perineum, menyeka dengan hati-hati dari depan ke
belakang dengan menggunakan kapas atau kasa yang dibasahi air DTT.
Hasil: vulva dan perineum sudah dibersihkan
7) Melakukan periksa dalam untuk memastikan pembukaan lengkap. melakukan
amniotomi.
Hasil : Ibu mengetahui bahwa pembukaan telah lengkap, air ketuban jernih.
8) Mendekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelukpan tangan yang masih
memakai sarung tangan ke dalam larutan klorin 0,5%, melepas sarung tangan
dalam keadaan dan rendam dalam keadaan terbalik dalam larutan klorin 0,5%
selama 10 menit. Mencuci kedua tangan setelah sarung tangan dilepas. Menutup
kembali partus set.
Hasil: sarung tangan sudah di dekontaminasi.
9) Memeriksa DJJ setelah kontraksi setelah uterus relaksasi untuk memastikan DJJ
dalam batas normal (120-160 kali/ menit).
Hasil: DJJ dalam batas normal
10) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan keadaan janin baik,
kemudian membantu ibu dalam posisi yang nyaman dan sesuai keinginan ibu.
Hasil: ibu mengetahui hasil pemeriksaan
11) Meminta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran jika ada rasa
ingin meneran atau kontraksi yang kuat. Pada kondisi itu, ibu diposisikan
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan memastikan ibu merasa
nyaman.
Hasil : Keluarga bersedia membantu proses persalinan
12) Melaksanakan bimbingan meneran pada saat ibu merasa ingin meneran atau
timbul kontraksi yang kuat.
Hasil : Ibu bersedia untuk meneran
13) Meganjurkan ibu untuk berjalan, berjongkok, atau mengambil posisi yang
nyaman, jika belum merasa ada dorongan untuk meneran dalam selang waktu 60
menit.
Hasil : Ibu bersedia melakukan saran bidan
14) Meletakkan handuk bersih (untuk mengeringkan bayi) di perut bawah ibu, jika
kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm.
Hasil : Handuk berada di perut bawah ibu.
88

15) Meletakan underpad sebagai alas bokong ibu.


Hasil : underpad sudah dipasang.

16) Membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan peralatan dan
bahan.
Hasil : Alat dan bahan sudah siap

17) Memakai sarung tangan DTT/ steril pada kedua tangan.


Hasil : Sarung tangan sudah dipakai

18) Setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm membuka vulva maka
melindungi perineum dengan satu tangan yang dilapisi kain bersih dan kering,
tangan yang lain menahan belakang kepala untuk mempertahankan posisi fleksi
dan membantu lahirnya kepala. menganjurkan ibu meneran secara efektif atau
bernafas cepat dan dangkal.
Hasil : Kepala bayi telah lahir.

19) Memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat.


Hasil : tidak ada lilitan tapi pusat

20) Setelah kepala lehir, menunggu putaran paksi luar yang berlangsung secara
spontan
Hasil: kepala bayi sudah melakukan putaran paksi luar

21) Setelah putaran paksi luar selesai, memegang secara biparental. Menganjurkan
kepala ibu untuk meneran saat kontraksi, dengan lembut menggerakkan kepala
ke arah bawah dan distal hingga bahu depan muncul di bawah arkus pubis dan
kemudian menggerakan arah atas dan distal untuk melahirkan bahu belakang.
Hasil : Bahu bayi sudah lahir.

22) Setelah kedua bahu lahir, satu tangan menyangga kepala dan bahu belakang,
tangan yang lain menelusuri dan memegang lengan dan siku bayi sebelah atas.
Hasil : Badan dan lengan bayi telah lahir.

23) Setelah tubuh dan lengan lahir, menelusuri tangan atas berlanjut ke punggung,
bokong, tungkai dan kaki. Memegang kedua mata kaki (memasukkan telunjuk
diantara kedua kaki dan memegang kedua kaki dengan melingkarkan ibu jari
pada satu sisi dan jari-jari lainnya pada sisi yang lain agar bertemu dengan jari
telunjuk).
Hasil : bayi lahir pukul 01.25 WIB

24) Melakukan penilaian (selintas):


Apakah kehamilan cukup bulan?
Apakah bayi menangis kuat dan/ atau bernapas tanpa kesulitan ?

Apakah bayi bergerak aktif?


Hasil : bayi cukup bulan, bayi menangis kuat, bergerak aktif, tonus otot baik
25) Mengeringkan tubuh bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya
(kecuali kedua tangan) tanpa membersihkan verniks. mengganti handuk basah
dengan handuk/kain yang kering, memastikan bayi dalam kondisi aman di perut
bagian bawah ibu.
Hasil: bayi sudah dikeringkan dan berada di perut bagian bawah ibu

26) Memeriksa kembali uterus untuk memastikan hanya satu bayi yang lahir (hamil
tunggal) dan bukan kehamilan ganda (gemeli).
Hasil: Tidak ada janin kedua
89

c. Catatan Perkembangan Kala III

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : Rabu/ 29 Maret 2017 Jam : 01.25 WIB
S Keluhan: ibu menanyakan kondisi bayinya dan jenis kelamin bayinya, serta apakah
butuh jahitan . Ibu mengatakan lelah namun senang bayinya sudah lahir.
O 1) Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik, kesadaran : komposmentis.
2) Status obstetrik
a. Abdomen : Kontraksi uterus teraba padat dan keras, TFU setinggi pusat,
Kandung kemih : ± 50 cc
b. Vulva dan vagina : Tali pusat tampak di depan vulva, perdarahan kala II ± 30
cc.
A Diagnosa : Ny. R Umur 31 tahun P2A0 inpartu kala III
Masalah : lelah setelah melahirkan
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 29 Maret 2017 Jam : 01.26 WIB
1) Melakukan kateterisasi kandung kemih
Hasil : urin ± 50 cc
2) Memberitahu ibu bahwa akan disutik oksitosin untuk membantu uterus
berkontraksi baik.
Hasil : Ibu bersedia di suntik

3) Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin 10 unit IM di


sepertiga distal lateral paha (melakukan aspirasi sebelum menyuntikkan
oksitosin).
Hasil : Oksitosin sudah di suntikkan

4) Dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir. Menjepit tali pusat dengan umbilical
cord kira-kira 2-3 cm dari pusat bayi. Menggunakan jari telunjuk dan jari tengah
tangan yang lain untuk mendorong isi tali pusat kearah ibu dan klem tali pusat
pada sekitar 2 cm distal dari klem pertama.
Hasil : Tali pusat telah dijepit

5) Memegang tali pusat yang telah dijepit (melindungi perut bayi), dan melakukan
pengguntingan tali pusat diantara umbilikal cord dan klem tersebut.
Hasil : Tali pusat telah di potong dan diikat

6) Meletakkan bayi tengkurap di dada ibu untuk kontak kulit ibu-bayi. meluruskan
bahu bayi sehingga dada bayi menempel di dada ibunya. mengusahakan kepala
bayi berada di antara payudara ibu dengan posisi lebih rendah dari puting susu
atau areola mamae ibu. Menyelimuti ibu-bayi dengan kain kering dan hangat,
memasang topi di kepala bayi. Membiarkan bayi melakukan kontak kulit ke kulit
di dada ibu
Hasil: Bayi sudah berada di atas perut ibu dan diselimuti. Bayi melakukan IMD

7) Memindahkan klem tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.


Hasil : Klem sudah dipindahkan

8) Meletakkan satu tangan di atas kain pada perut bawah ibu (diatas simfisis), untuk
mendeteksi kontraksi. tangan lain memegang klem untuk menegangkan tali pusat.
90

Hasil : uterus teraba keras

9) Setelah uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah sambil tangan
yang lain mendorong uterus ke arah belakang-atas (dorso-kranial) secara hati-
hati.
Hasil : Tali pusat sudah di tegangkan

10)Mendorong kearah kranial hingga plasenta dapat dilahirkan. Meminta ibu


meneran, menegangkan tali pusat sesuai dengan sumbu jalan lahir (kaearah
bawah sejajar lantai atas). memindahkan klem hingga berjarak sekitar 5-10 cm
dari vulva dan melahirkan plasenta
Hasil : Tali pusat sudah ditegangkan
11) Saat plasenta muncul di introitus vagina, melahirkan plasenta dengan kedua
tangan. Memegang dan memutar plasenta hingga selaput ketuban terpilin
kemudian melahirkan dan menempatkan plasenta pada wadah yang telah
disediakan.
Hasil : Plasenta lahir pukul 01.35 WIB

12) Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir, melakukan massase uterus,
meletakkan telapak tangan di fundus, dan melakukan massase dengan gerakkan
melingkar dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus teraba keras).
Hasil : Fundus teraba keras

13) Memeriksa bagian maternal (kotiledon) dan bagian fetal plasenta (tali pusat) dan
selaput plasenta dengan tangan kanan untuk memastikan bahwa plasenta lahir
lengkap dan memasukkan kedalam kendil yang tersedia.
Hasil : Plasenta telah lahir lengkap, panjang tali pusat ± 50 cm dan plasenta
sudah dimasukkan kedalam kendil.
14) Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum. Dan perdarahan
Hasil : Tidak ada laserasi, perdarahan ± 100 cc.

c. Catatan Perkembangan Kala IV

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : Rabu/ 29 Maret 2017 Jam : 01.40 WIB
S Keluhan Utama: Ibu nengatakan sedikit lemas, lelah, dan darah yang keluar banyak
seperti hari pertama haid.
O 1) Keadaan Umum : Baik, Kesadaran : komposmentis
2) Tanda Vital :
a) Tekanan darah : 120/80 mmHg
b) Nadi : 80 kali/menit
c) Suhu : 36º C
d) Pernafasan : 20 kali/menit
3) Pemeriksaan obstetric
a) Abdomen : Kontraksi uterus keras, TFU 2 jari di bawah pusat, Kandung
kemih kosong
b) Vulva dan vagina : Perineum tidak ada laserasi, perdarahan kala III ± 800 ml
c) Plasenta : plasenta lahir lengkap, panjang ± 50 cm.
A Diagnosa : Ny. R Umur 31 tahun P2A0 inpartu kala IV
Masalah : lemas dan lelah
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
91

P Tanggal : 29 Maret 2017 Jam : 01.45 WIB


1) Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi perdarahan
pervaginam.
Hasil : kontraksi uterus keras. Normalnya perdarahan < 500 cc

2) Memastikan kandung kemih kososng


Hasil: kandung kemih kosong

3) Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan kedalam larutan


klorin 0,5% membersihkan noda darah dan cairan tubuh, dan membilas di air
DTT tanpa melepas sarung tangan, kemudian mengeringkan dengan handuk.
Hasil: tangan sudah bersih dan kering

4) Mengajarkan keluarga dan ibu cara melakukan masase uterus dan menilai
kontraksi.
Hasil : keluarga dan ibu memahami apa yang diajarkan dan dapat melakukan
masase uterus sendiri

5) Memeriksa nadi ibu dan memastikan keadaan umum ibu baik


Hasil: keadaan umum ibu baik, nadi 80 x/menit

6) Mengevaluasi dan mengestimasi jumlah kehilangan darah.


Hasil : perdarahan ± 50 cc

7) Memantau keadaan bayi dan memastikan bahwa bayi bernafas dengan baik.
Hasil : nafas bayi 40 x/menit.

8) Menempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin 0,5% untuk
dekontaminasi (10 menit). mencuci dan membilas peralatan setelah
didekontaminasi
Hasil : semua alat telah didekontaminasi

9) Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat sampah yang sesuai


Hasil : bahan yang terkontaminasi telah dibuang ke tempat sampah

10)Membersihkan ibu dari paparan darah dan cairan tubuh dengan menggunakan
air DTT. membersihkan cairan ketuban, lendir dan darah di ranjang atau
disekitar ibu berbaring. membantu ibu memakai pakaian yang bersih dan
kering
Hasil : ibu telah bersih dan sudah berganti pakaian bersih dan kering

11) Memastikan ibu merasa nyaman, membantu ibu memberikan ASI,


menganjurkan keluarga untuk memberi ibu minuman dan makanan yang
diinginkan.
Hasil : ibu merasa nyaman dan menyusui bayinya

12)Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin 0,5%.


Hasil : tempat telah didekontaminasi

13)Mencelupkan tangan yang masih memakai sarung tangan ke dalam larutan


klorin 0,5%, melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik, dan merendam
dalam dalam larutan klorin0,5% selama 10 menit.
Hasil : sarung tangan telah direndam larutan klorin

14)Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan
tangan dengan tisu atau handuk yang bersih dan kering.
92

Hasil : tangan telah bersih dan kering

15)Memakai sarung tangan bersih/ DTT untuk melakukan pemeriksaan fisik bayi.
Hasil: sudah memakain sarung tangan DTT

16)Menimbang dan mengukur bayi, memberi bayi salep atau tetes mata antibiotik
profilaksis (tetrasiklin 1% atau antibiotika lain), menyuntikan Vitamin K1 1 mg
(0,5 mL untuk sediaan 2 mg/mL) IM di paha kiri anterolateral. Kemudian
melakukan pemeriksaan fisik bayi baru lahir, memastikan kondisi bayi baik,
pernapasan normal (40-60 kali/ menit) dan temperatur tubuh normal (36,5 –
37,5 °C) setiap 15 menit.
Hasil: BB : 3100 gram LK : 33 cm
PB : 49 cm LD : 34 cm
LiLA : 11 cm
Sudah diberikan salep mata chloramphenicol 1%
Sudah diberikan injeksi vitamin K1 1 ml dengan sediaan 10 mg/mL
17)Memberikan suntikan hepatitis B di paha kanan bawah lateral. Meletakkan
bayi di dalam jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa disusukan.
Hasil : bayi sudah disuntikkan imunisasi hepatitis B

18)Melepas sarung tangan dalam keadaan terbalik dan merendam didalam larutan
klorin 0,5% selama 10 menit.
Hasil: sarung tangan sudah di lepas

19)Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir kemudian mengeringkan
tangan dengan tisu atau handuk bersih dan kering.
Hasil: kedua tangan sudah di cuci

20)Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang), memeriksa tanda vital


dan asuhan kala IV persalinan (Tekanan darah, nadi, TFU, kontraksi uterus,
kandung kemih, darah yang keluar tiap 15 menit pada jam pertama dan tiap 30
menit pada jam kedua, suhu 1x pada satu jam pertama dan satu kali pada jam
kedua)
Tabel 4.17 Pemantauan Kala IV
Jam Waktu TD N T TFU Kontraksi KK Darah
Ke Keluar
I 01.50 110/80 79 36,7 2 jari ↓ Keras Kosong 10 cc
pusat
02.10 110/80 80 2 jari ↓ Keras Kosong 20 cc
pusat
02.25 110/80 82 2 jari ↓ Keras Kosong 30 cc
pusat
02.50 110/80 78 2 jari ↓ Keras Kosong 40 cc
pusat
II 03.20 120/80 80 36,5 2 jari ↓ Keras Kosong 50 cc
pusat
03.50 120/80 80 2 jari ↓ Keras Kosong 60 cc
pusat
Hasil : partograf telah dilengkapi

4. Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas


93

a. Catatan Perkembangan Nifas 6 Jam

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : Rabu/ 29 Maret 2017 Jam : 10.00 WIB
S 1) Keluhan : ibu mengatakan bahagia, tidak pusing, perutnya masih mulas
2) Pola kebutuhan dasar sehari-hari ibu nifas :
a) Pola nutrisi : makan 1 kali setelah melahirkan porsi 1 piring, jenis nasi ayam
goreng sayur. Minum 4 gelas the manis dan air putih.
b) Pola eliminasi :ibu sudah BAK spontan 1x warna kuning konsistensi cair.
belum BAB
c) Pola istirahat ; tidur ± 1 jam setelah melahirkan.
d) Pola aktivitas : berjalan kekamar mandi dan menyusui
e) Personal hygiene : belum mandi tapi sudah diseka, ganti baju 1 kali, ganti
pembalut 1x.
f) Pola menyusui : ibu mengatakan ASI nya keluar dan menyusui bayinya
setiap bayinya menangis atau menginginkan untuk menyusu.
g) Konsumsi vitamin A: ibu mengatakan baru mengkonsumsi 1 tablet vitamin
A.
h) Konsumsi zat besi : ibu mengatakan baru mengkonsumsi tablet zat besi 1
tablet.
3) Pola Psiko Sosial : ibu terlihat senang dengan kelahiran anaknya, tidak memiliki
budaya berkaitan dengan nifas yang bertentangan dengan kesehatan. Ibu antusias
menceritakan proses persalinannya kepada orang disekitarnya. Keluarga
memberi dukungan dan membantu merawat bayi.
O 1) Keadaan umum : baik Kesadaran : komposmentis
2) Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Suhu : 36º C
c. Nadi : 80 kali/menit
d. Pernapasan : 20 kali/menit
3) Status Obstetrik
a. Mata: kelopak mata tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih.
b. Mamae: bentuk simetris, puting susu menonjol, pengeluaran kolostrum.
c. Abdomen : TFU 2 jari di bawah pusat kontraksinya baik. Konsistensi keras
dan posisi uterus di tengah. Kandung kemih tidak teraba.
d. Vulva dan vagina : lokea rubra, jumlah ± 30 cc, konsistensi encer. Perineum
tidak ada bekas jahitan, perineum bersih.
e. Ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, fungsi gerak baik.
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises, fungsi gerak baik, reflek patella
kanan kiri positif.
4) Pemeriksaan penunjang : tidak dilakukan.
A Diagnosa: Ny. R Umur 31 tahun P2A0 nifas 6 jam
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 29 maret 2016 Jam : 10.20 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil : ibu sudah mengetahui keadaannya
2) Memastikan involusi uterus, uterus berkontraksi, fundus dibawah umbilicus,
tidak ada perdarahan abnormal, tidak bau
Hasil : kontraksi uterus baik, fundus teraba keras, TFU 2 jari dibawah pusat,
perdarahan ±30 cc, lokhea bau khas
3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda bahaya nifas seperti
demam (>38 0C) dan lokia berbau, bengkak pada muka dan esktremitas, nyeri
94

ulu hati, payudara panas, kemerahan dan sakit, rasa sakit dan panas saat
berkemih, serta kemerahan dan nyeri pada betis. Serta menganjurkan ibu
datang kefasilitas kesehatan jika mengalami salah satu tanda tersebut.
Hasil : Ibu mengetahui tanda bahaya nifas

4) Memberikan penkes gizi ibu menyusui yaitu mengkonsumsi tambahan 500


kalori tiap hari, makan diet seimbang untuk mendapatkan protein, mineral,
vitamin, minum sedikitnya 3 liter, minum zat besi setidaknya selama 40 hari
pasca salin, dan vitamin A (200.000 unit)
Hasil : Ibu mengetahui gizi ibu menyusui

5) Memberikan penkes kebutuhan istirahat yaitu anjurkan ibu istirahat cukup,


beristirahat selagi bayi tidur
Hasil : Ibu mengetahui penkes kebutuhan istirahat

6) Memberikan pendidikan kesehatan asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi
tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari
Hasil : Ibu mengetahui asuhan bayi sehari-hari

7) Memberikan terapi obat vitamin A 2 kapsul, 1 kapsul 200.000 IU diminum


segera, 1 diminum 24 jam kemudian
Hasil : Ibu sudah meminum 1 tablet vitamin A yang pertama.
8) Memberikan terapi hemafort yang mengandung 300 mg fero fumarat sebanyak
20 tablet (1x1), amoxicillin 500 mg sebanyak 10 tablet (3x1), paracetamol 500
mg sebanyak 10 tablet (3x1)
Hasil : ibu bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan.
9) Menganjurkan ibu/keluarga untuk segera menghubungi tenaga kesehatan jika
ada keluhan/masalah.
Hasil : ibu dan keluarga bersedia untuk menghubungi petugas kesehatan jika
ada keluhan.
10) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 6 hari setelah persalinan
yaitu pada tanggal 4 April 2017
Hasil : Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang
11) Melakukan dokumentasi tindakan
Hasil : dokumentasi sudah dilakukan

b. Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas 6 Hari

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : Selasa/ 4 April 2017 Jam : 15.00 WIB
S 1) Keluhan: ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2) Pola kebutuhan sehari-hari :
a) Pola nutrisi : makan 3 kali/hari, nasi, sayur, lauk. Porsi 1 piring. Minum >8
kali/hari, jenis air putih. Ibu mengatakan vitamin A yang diberikan sudah
diminum sehari setelah melahirkan dan ibu minum susu ibu menyusui 1
gelas rutin setiap hari. Ibu rutin mengkonsumsi tablet Fe 1 tablet/hari. Tidak
ada pantangan makanan.
b) Pola eliminasi : BAK 4-5 kali/hari kuning jernih, cair. BAB 1x/hari
konsistensi agak keras, kuning kecoklatan.
c) Pola istirahat :tidur siang 1-2 jam, tidur malam ± 3-4 jam.
d) Pola aktivitas : mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak, dan
merawat bayi.
e) Pola seksual : ibu mengatakan belum melakukan hubungan suami istri.
3) Psiko sosial : ibu merawat bayinya dengan baik dibantu keluarga. Keluarga
memberi dukungan dan bantuan kepada ibu dalam merawat bayi.
95

O 1) Keadaan umum baik, kesadaran composmentis


2) Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah : 120/80 mmHg
b) Nadi : 80 kali/menit
c) Suhu : 36º C
d) Pernafasan : 20 kali/menit
3) Pemeriksaan obstetrik yang diperiksa yaitu:
a) Mata: kelopak mata tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih
b) Mamae: membesar, putting susu menonjol, tidak ada luka/lecet, tidak ada
peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, hiperpigmentasi
areola, pengeluaran ASI transisi lancar.
c) Abdomen: TFU pertengahan pusat simpisis teraba keras, kandung kemih
tidak teraba.
d) Vulva dan vagina : tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene,
tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran cairan berupa
lokhea sanguinolenta jumlah ± 10 cc, tidak ada varises, perineum tidak ada
bekas jahitan.
e) Ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, tidak ada kebiruan pada kuku, fungsi gerak baik.
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises, fungsi gerak baik, tidak ada
kemerahan pada betis, reflek patella kanan dan kiri positif, tanda homan
negatif.
A Diagnosa: Ny. R Umu 31 tahun P2A0 nifas 6 hari
Masalah : tidak ada
Diagnosa Potensial : tidak ada
Tindakan Segera : tidak ada
P Tanggal : 4 April 2017 Jam : 15. 15 WIB
1) Memberitahukan ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil : ibu sudah mengetahui keadaannya
2) Menanyakan kondisi payudara ibu, memastikan payudara tidak mengalami
pembengkakan, kemerahan, dan keluar nanah atau pus.
Hasil: payudara lunak, tidak kemerahan, tidak ada pengeluaran nanah

3) Memastikan ibu tidak mengalami tanda bahaya masa nifas.


Hasil: kondisi ibu baik

4) Menganjurkan ibu untuk beristirahat teratur, dan tidur siang selagi bayi tidur.
Hasil: Ibu bersedia melakukan saran bidan
5) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu setelah
persalinan
Hasil : ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang.
6) Melakukan dokumentasi tindakan
Hasil : dokumentasi sudah dilakukan

c. Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas 2 Minggu

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : Rabu/ 12 April 2017 Jam : 15.30 WIB
S 1) Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi : makan 3 kali/hari, nasi, sayur, lauk. Porsi 1 piring. Minum >8
kali/hari, jenis air putih. Ibu minum susu ibu menyusui 1 gelas rutin setiap
hari. Tidak ada pantangan makanan.
b) Pola eliminasi : BAK 4-5 kali/hari kuning jernih, cair. BAB 1x/hari
konsistensi lunak, kuning kecoklatan.
96

c) Pola istirahat : tidur siang 2 jam, tidur malam ± 6-7 jam.


d) Pola aktivitas : mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak, dan
merawat bayi.
e) Pola seksual : ibu belum melakukan hubungan seksual.
3) Psiko sosial : ibu senang dengan perannya, ibu sudah terbiasa dengan perannya.
Kelurga membantunya dalam merawat bayinya, tidak ada budaya yang
bertentangan dengan kesehatan.
O a) Keadaan umum : baik
Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
b) Nadi normal : 82 x/menit
c) Nafas normal: 16 x/menit
d) Suhu: 37,20C
b) Pemeriksaan obstetrik
a) Mata: kelopak mata tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih
b) Mamae: membesar, putting susu menonjol, tidak ada luka/lecet, tidak ada
peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada abses,
hiperpigmentasi areola, pengeluaran ASI matur lancar.
c) Abdomen: TFU tidak teraba.
d) Vulva dan vagina : tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene,
tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran cairan berupa
lokhea alba jumlah ± 5 cc, bau khas dan tidak ada varises.
e) Ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, tidak ada kebiruan pada kuku, fungsi gerak baik
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises, fungsi gerak baik, tidak ada
kemerahan pada betis, reflek patella kanan dan kiri positif, tanda homan
negatif.
A Diagnosa: Ny. R Umur 31 tahun P2A0 nifas 2 minggu
Masalah: tidak ada
Diagnosa Potensial: tidak ada
Tindakan Segera: tidak ada
P Tanggal : 12 April 2017 Jam : 16.00 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil: Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2) Memberi informasi tentang KB pascasalin dan memotivasi ibu dan suami


untuk segera menjadi akseptor KB. Macam-macam alat kontrasepsi pasca
bersalin meliputi: Metode Amenore Laktasi, Kontrasepsi Mantap, AKDR,
AKBK, suntik progestin, Minipil, Kondom.
Hasil: Ibu sudah mengerti penjelasan bidan dan bersedia memilih metode
kontrasepsi implant
3) Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
sampai bayi berusia 6 bulan.
Hasil: ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif

4) Menganjurkan ibu untuk Istirahat yang cukup, untuk malam hari ± 6-8
jam dan untuk siang hari ± 1 jam. Istirahat saat bayinya tertidur
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan.

5) Menganjurkan ibu untuk kontrol/ kunjungan ulang atau bila ada masalah/
keluhan
Hasil: Ibu bersedia kunjungan ulang

6) Melakukan dokumentasi asuhan


Hasil: Dokumentasi telah dilakukan
97

d. Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas 6 Minggu

Nama : Ny. R Umur : 31 tahun


Hari/ Tanggal : Rabu/ 12 April 2017 Jam : 15.30 WIB
S 1) Keluhan : ibu mengatakan tidak ada keluhan.
2) Pola kebiasaan sehari-hari
a) Pola nutrisi : makan 3 kali/hari, nasi, sayur, lauk. Porsi 1 piring. Minum
>8 kali/hari, jenis air putih. Ibu minum susu ibu menyusui 1 gelas rutin
setiap hari. Tidak ada pantangan makanan.
b) Pola eliminasi : BAK 4-5 kali/hari kuning jernih, cair. BAB 1x/hari
konsistensi lunak, kuning kecoklatan.
c) Pola istirahat : tidur siang 2 jam, tidur malam ± 6-7 jam.
d) Pola aktivitas : mengerjakan pekerjaan rumah, mencuci baju, memasak,
dan merawat bayi.
e) Pola seksual : ibu belum melakukan hubungan seksual.
3) Psiko sosial :
ibu senang dengan perannya, ibu sudah terbiasa dengan perannya. Kelurga
membantunya dalam merawat bayinya, tidak ada budaya yang bertentangan
dengan kesehatan.
O 1) Keadaan umum : baik
Tanda-tanda vital :
a) Tekanan darah normal : 120/80 mmHg
b) Nadi normal : 82 x/menit
c) Nafas normal: 16 x/menit
d) Suhu: 37,20C
2) Pemeriksaan obstetrik
a) Mata: kelopak mata tidak oedema, konjungtiva merah muda, sklera putih
b) Mamae: membesar, putting susu menonjol, tidak ada luka/lecet, tidak ada
peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada abses,
hiperpigmentasi areola, pengeluaran ASI matur lancar.
c) Abdomen: TFU tidak teraba.
d) Vulva dan vagina : tidak ada pembesaran kelenjar bartholini dan skene,
tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan, pengeluaran cairan berupa
lokhea alba jumlah ± 5 cc, bau khas dan tidak ada varises.
e) Ekstremitas
Atas : tidak ada oedem, tidak ada kebiruan pada kuku, fungsi gerak baik
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises, fungsi gerak baik, tidak ada
kemerahan pada betis, reflek patella kanan dan kiri positif, tanda homan
negatif.
A Diagnosa: Ny. R Umur 31 tahun P2A0 nifas 2 minggu
Masalah: tidak ada
Diagnosa Potensial: tidak ada
Tindakan Segera: tidak ada
P Tanggal : 12 April 2017 Jam : 16.00 WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan
Hasil: Ibu dan keluarga mengetahui hasil pemeriksaan

2) Memberi informasi tentang KB pascasalin dan memotivasi ibu dan suami


untuk segera menjadi akseptor KB. Macam-macam alat kontrasepsi pasca
bersalin meliputi: Metode Amenore Laktasi, Kontrasepsi Mantap, AKDR,
AKBK, suntik progestin, Minipil, Kondom.
Hasil: Ibu sudah mengerti penjelasan bidan dan bersedia memilih metode
kontrasepsi implant
3) Memotivasi ibu untuk tetap memberikan ASI eksklusif kepada bayinya
sampai bayi berusia 6 bulan.
98

Hasil: ibu bersedia memberikan ASI Eksklusif


4) Menganjurkan ibu untuk Istirahat yang cukup, untuk malam hari ± 6-8
jam dan untuk siang hari ± 1 jam. Istirahat saat bayinya tertidur
Hasil: Ibu mengerti penjelasan yang telah diberikan.
5) Menganjurkan ibu untuk kontrol/ kunjungan ulang atau bila ada masalah/
keluhan
Hasil: Ibu bersedia kunjungan ulang
6) Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil: Dokumentasi telah dilakukan

5. Asuhan Kebidanan Pada Bayi Baru Lahir (BBL)

a. Kunjungan Neonatus I

Nama : Bayi Ny. R Umur : 6 jam


Hari/ Tanggal : Rabu/ 29 Maret 2017 Jam : 07.30 WIB
S 1) Identitas orangtua
Nama : Ny. R
Umur : 31 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT
Alamat : Tunjung 3/5
2) Identitas seperti :
Nama bayi : By Ny. R
Umur bayi : 6 jam
Tanggal/jam lahir : 29 Maret 2017/01:25 WIB
Jenis kelamin : Laki-laki
3) Keluhan utama : ibu mengatakan tidak ada keluahn pada bayinya.
4) Riwayat kehamilan ibu
Umur kehamilan : 38+3 minggu
Riwayat penyakit dalam hamil : tidak pernah
Kebiasaan selama hamil : tidak pernah
Merokok : tidak pernah
Konsumsi alkohol : tidak pernah
Jamu-jamuan, naroba, maupun obat-obatan : tidak pernah
bebas
5) Riwayat natal
Tanggal lahir : 29 Maret 2017
BB : 3000 gr
PB : 49 cm
Jenis kelamin : laki-laki
Lama persalinan : Kala I : 30 menit
Kala II : 10 menit
a. Komplikasi persalinan : tidak ada
6) Riwayat perinatal
Tabel 4.18 Penilaian APGAR Score
Menit ke-1 5 menit ke-1 5 menit ke-2
Appereance 1 1 2
Pulse rate 2 2 2
Grimace 1 2 2
Activity 2 2 2
Respiration 2 2 2
Score 8 9 10
99

7) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari:


a. Pola nutrisi : Ibu mengatakan bayinya sudah di beri ASI
b. Pola eliminasi :bayi sudah BAK 1x, mekoniumnya sudah keluar
c. Pola istirahat : bayi tertidur ± 3 jam
d. Pola aktivitas : bayi aktif, terjaga, menyusu, menangis, tidur.
O 1. Keadaan Umum : baik, kesadaran : composmentis
2. Vital sign terdiri dari :
a. Denyut jantung : 128 kali/menit
b. RR : 46 kali/menit
c. Suhu : 36,6º C
4. Pengukuran antropometri
a. Berat lahir : 3000 gr
b. Panjang badan : 49 cm
c. Lingkar kepala 34 cm
d. Lingkar dada 33 cm
e. Lingkar lengan : 11 cm
5. Status present terdiri dari :
a. Kepala: tidak ada caput succedaneum, cephal hematoma, hidrosefalus,
mesochepal, ubun-ubun besar tidak membonjol
b. Mata: Simetris, tidak edema, sclera putih, tidak ada secret
c. Hidung: tidak ada polip dan sekret berlebih
d. Mulut: bibir bayi kemerahan dan lidah rata dan simetris , bibir, gusi,
langit-langit utuh dan tidak ada yang terbelah .
e. Telinga: simetris, pina setinggi kantus mata.
f. Leher: tidak ada massa, tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena
jugularis.
g. Dada: Simetris, tidak ada tarikan dinding dada ke dalam.
h. Pulmo/Jantung : bunyi nafas teratur, bunyi jantung teratur.
i. Abdomen: tidak ada perdarahan, tali pusat tampak putih kebiruan dan
lembab, bising usus positif.
j. Genitalia: terdapat lubang uretra pada ujung penis, testis sudah turun ke
skrotum.
k. Punggung : kulit utuh, tidak terdapat lubang dan benjolan pada tulang
belakang .
l. Anus: anus berlubang, mekonium sudah keluar.
m. Ekstremitas: simetris, tidak terdapat sindaktil, polidaktil, dan kelainan
posisi kaki . jumlah jari lengkap.
n. Kulit : bewarna merah muda, terdapat verniks caseosa dan lanugo, tidak
ada kemerahan atau bisul.
o. Reflek:
1) Rooting refleks : baik, jari menyentuh daerah sekitar mulut bayi,
maka ia akan membuka mulutnya dan memiringkan kepalanya ke
arah datangnya sentuhan.
2) Sucking refleks : baik, reflek bayi menghisap areola putting susu
tertekan gusi, lidah, dan langit-langit dengan kuat sehingga ASI
keluar.
3) Grasping refleks : baik, jari pemeriksa menyentuh telapak tangan
bayi jari-jari bayi langsung menggenggam tangan pemeriksa
4) Moro refleks: baik, bayi bergerak seperti memeluk saat terkejut atau
ada suara keras
5) Tonic neck refleks: baik, kepala bayi ditengokkan ke satu sisi,
lengan dan tungkai akan diekstensikan pada sisi tersebut, sedangkan
lengan dan tungkai sisi yang berlawanan difleksikan .
6) Babinski refleks: baik, Goresan sisi luar telapak kaki ke atas dari
tumit sepanjang bola kaki menyebabkan jari-jari kaki hiperekstensi.
100

A Diagnosa : Bayi Ny. R umur 6 jam Neotatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan
Masalah : tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 29 Maret 2017 Jam : 07.50
WIB
1) Memberitahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan.
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksan
2) Menjaga kehangatan bayi dengan menunda memandikan bayi, kontak
kulit dengan ibu, menggunakan pakaian yang hangat, m engganti pakaian
yang basah dengan yang kering, menutupi kepala dengan topi dan
melakukan perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat
menggunakan kassa kering.
Hasil : suhu bayi 36,6º C
3) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang ASI eksklusif,
tanda bahaya bayi baru lahir, perawatan bayi sehari-hari
Hasil : ibu mengerti penjelasan yang diberikan
4) Menganjurkan ibu dan keluarga kunjungan ulang 3 s/d 7 hari atau jika
ada keluhan.
Hasil: Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang.
5) Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil: Dokumentasi sudah dilakukan

b. Kunjungan Neonatus II

Nama : Bayi Ny. R Umur : 6 hari


Hari/ Tanggal : Rabu/ 4 April 2017 Jam : 16.00 WIB
S 1) Keluhan : ibu mengatakan bayinya sehat, tidak ada keluhan, menyusu kuat.
2) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari:
a) Pola nutrisi : bayi hanya mendapatkan ASI, frekuensi menyusu >12
kali/hari
b) Pola eliminasi : bayi BAK 6 kali/hari warna jernih, BAB 3-4 kali/hari
c) Pola istirahat : bayi lebih sering tertidur, terbangun jika lapar dan buang
air.
d) Pola aktivitas : menangis, buang air, menyusu, bergerak aktif.
O 1) Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
b. TTV :
Denyut jantung : 120 kali/menit.
Pernafasan : 44 kali permenit.
Suhu : 36,5OC
c. BB : 3100 gr
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala : mesochepal
b) Mata: simetris, tidak ada cairan/ nanah/ darah, konjungtiva merah muda,
sklera putih.
c) Mulut : tidak ada plak-plak putih.
d) Abdomen: datar, bulat, tidak ada pembengkakan, tali pusat sudah lepas
pada hari ke-5.
e) Kulit : warna kulit merah, lembut, tidak kebiruan dan kekuningan.
f) Genetalia : tidak ada bintik merah pada testis dan bokong.
A Diagnosa: Bayi Ny. R umur 6 hari Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan
101

Masalah: tidak ada


Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan segera : tidak ada
P Tanggal : 4 April 2017 Jam : 16.15 WIB
1) Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan.
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan.
2) Memeriksa dan memastikan tidak ada tanda-tanda bahaya pada bayi
Hasil: tidak ada tanda bahaya pada bayi
3) Memeriksa dan memastikan tidak ada tanda-tanda infeksi kulit
superfisial, seperti nanah keluar dari umbilicus kemerahan disekitar tali
pusat, adanya lebih dari 10 pustul di kulit, pembengkakan, kemerahan
dan pengerasan kulit.
Hasil: tidak ada tanda-tanda infeksi kulit
4) Mengajarkan ibu tentang perawatan bayi sehari-hari.
Hasil: Ibu mengerti tentang perawatan bayi sehari-hari.
5) Memastikan ibu memberikan ASI eksklusif pada bayinya
Hasil: Ibu saat ini hanya memberikan ASI saja kepada bayinya
6) Menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang pada saat bayi
berumur 2 minggu atau jika ada keluhan.
Hasil: Keluarga bersedia melakukan kunjungan ulang.
7) Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil: Dokumentasi sudah dilakukan

c. Kunjungan Neonatus III

Nama : By. M Umur : 2 minggu


Hari/ Tanggal : Rabu/ 12 April 2017 Jam : 16.00 WIB
S 1) Keluhan : ibu mengatakan bayinya sehat, tidak ada keluhan, menyusu kuat.
2) Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari :
a) Pola nutrisi : bayi hanya mendapatkan ASI, frekuensi menyusu >12
kali/hari
b) Pola eliminasi : bayi BAK 6 kali/hari warna jernih, BAB 3-4 kali/hari
c) Pola istirahat : bayi tidur siang ± 6 jam, tidur malam ± 10 jam.
d) Pola aktivitas : menangis, buang air, menyusu, bergerak aktif.
O 1) Pemeriksaan umum
a) Keadaan umum : baik, kesadaran : composmentis
b) TTV :
Denyut jantung : 124 kali/menit.
Pernafasan : 46 kali permenit.
Suhu : 37,2OC
c) BB : 3200 gr
2) Pemeriksaan fisik
a) Kepala : mesochepal
b) Mata: simetris, tidak ada cairan/ nanah/ darah, konjungtiva merah
muda, sklera putih.
c) Mulut : tidak ada plak-plak putih.
d) Abdomen: datar, bulat, tidak ada pembengkakan
e) Kulit : warna kulit merah, lembut, tidak kebiruan dan kekuningan.
f) Genetalia : tidak ada bintik merah pada testis dan bokong.
A Diagnosa: By. M umur 2 minggu Neonatus Cukup Bulan Sesuai Masa
Kehamilan
Masalah: tidak ada
Diagnosa potensial : tidak ada
Tindakan Segera : tidak ada
102

P Tanggal : 12 April 2017 Jam : 16.30 WIB


1) Memberitahu hasil pemeriksaan bayi pada ibu
Hasil: Ibu mengetahui hasil pemeriksaan bayinya
2) Memastikan ibu memberikan ASI eksklusif.
Hasil: Ibu saat ini hanya memberikan ASI saja pada bayinya
3) Menganjurkan ibu untuk meningkatkann kebersihan dan merawat kulit
dan mata bayi.
Hasil: Ibu bersedia meningkatkan kebersihan bayinya
4) Mengingatkan agar bayi mendapatkan imunisasi pada waktunya yaitu
imunisasi BCG dan Polio I saat bayi umur 1 bulan
Hasil: Ibu mengetahui jadwal imunisasi bayinya
5) Mengingatkan ibu selalu memberikan stimulasi dini pada bayinya yaitu
selalu menyentuh dengan penuh kasih sayang dan mengajak bicara setiap
melakukan aktivitas dengan bayinya.
Hasil: Ibu bersedia memberikan stimulasi dini pada bayinya
6) Menganjurkan ibu untuk membawa bayinya ke fasilitas pelayanan
kesehatan jika ada keluhan
Hasil: Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang bayinya.
7) Melakukan dokumentasi asuhan
Hasil: Dokumentasi sudah dilakukan

B. Pembahasan

Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Komprehensif pada Ny. R

umur 31 tahun di Puskesmas Jatilawang sesuai langkah-langkah manajemen

kebidanan, ditemukan hasil sebagai berikut :

1. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Kunjungan Awal

a. Pengumpulan Data Dasar

2) Data Subyektif

Pada kasus ini klien mengatakan bernama Ny. R umur 31

tahun. Ibu mengatakan ini kehamilan kedua, sudah melahirkan 1 kali.

Ny. R mengatakan sehat, tidak ada keluhan. Ny. R mengatakan

sebelum hamil, haid rutin setiap bulan siklusnya 28 hari, hari pertama

haid terakhirnya (HPHT) tanggal 03 Juli 2016, sehingga berdasarkan

Rumus Naegle hari perkiraan lahir bayi tanggal 10 April 2017,

berdasarkan hal tersebut saat ini kehamilamnya 36+6 minggu. Riwayat


103

pengukulan Lingkar Lengan (LILA) pada pemeriksaan kunjungan

pertama kehamilan yaitu 23,5 cm. Ny. R mengatakan dalam sehari

merasakan gerakan janin >20 kali.

Ny. R rutin memeriksakan kehamilannya sudah 8 kali di BPM

Lalin, Posyandu, dan Puskesmas. Pada trimester 1 ibu melakukan

ANC sebanyak 3 kali, pada trimester II ibu melakukan ANC sebanyak

3 kali dan trimester III sebanyak 4 kali. Tidak Terdapat kesenjangan

antara teori dan praktek, dimana menurut Kemenkes (2015; h. 55) ibu

hamil minimal melakukan ANC selama kehamilan yaitu minimal 1

kali pada trimester I (sebelum UK 14 minggu), minimal 1 kali

kunjungan pada trimester ke II (selama UK ke 14-28), dan minimal 2

kali kunjungan selama trimester ke III (selama UK 28-36 dan setelah

UK 36 mingu).

Ny. R minum tablet tambah darah setiap hari. Sampai umur

kehamilan 36+6 minggu ibu sudah mengkonsumsi 100 tablet Fe.

Menurut Kemenkes (2015; h. 52) teori yang menyebutkan bahwa ibu

hamil dianjurkan mengkonsumsi Fe 90 tablet selama kehamilan,

sehingga tidak ada kesenjangan.

Pola pemenuhan kebutuhan sehari-hari sebelum dan sesudah

hamil dalam keadaan normal. Berdasarkan pengkajian yang dilakukan,

data subyektif yang diperoleh sesuai dengan teori, tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

2) Data Objektif
104

Pada pengkajian data obyektif didapatkan data dari

pemeriksaan umum yang meliputi keadaan umum yaitu baik,

kesadaran composmentis, terdapat kesenjangan antara teori dan praktek

pada kasus ini kenaikan berat badan ibu 11,5 kg, menurut teori

Manuaba (2007; h. 161) yaitu kenaikan berat badan minimal 12 kg

selama kehamilan. Akan tetapi ibu mengalami kenaikan berat badan

dari minggu yang lalu, menurut teori Manuaba (2007; h. 161) bahwa

berat badan diperbolehkan naik sekitar 0,5 Kg/ minggu serta TFU

mengalami kenaikan dari minggu lalu sehingga tidak menjadi masalah.

Tanda-tanda vital dalam batas normal dan pengukuran TB

adalah 150 cm, angka tersebut dianggap normal dimana dikatakan

risiko jika TB <145 cm (Kemenkes, 2013). Tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik. Pada pemeriksaan ststus present semua dalam

batas normal, tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada pemeriksaan status obstetrik bahwa tidak ditemukan

adanya cloasma gravidarum pada wajah, Pada mammae terdapat

pigmentasi areola, puting susu menonjol, ASI Kolostrum. Pada

abdomen ditemukan adanya linea nigra, tidak ada striae gravidarum.

Vulva tidak ada varises, tidak ada kondiloma, tidak edema. Pada saat

dilakukan palpasi Leopold I teraba bagian agak bulat, lunak, tidak

melenting, Leopold II sebelah kiri teraba bagian keras, memanjang,

dan teraba bagian kecil-kecil pada sisi kanan ibu. Leopold III teraba
105

bagian bulat, keras, melenting, masih bisa digoyangkan, leopold IV

tidak dilakukan.

TFU diukur dengan pita ukur, hasilnya adalah 32 cm pada UK

36+3 minggu dan TBJ 3100 gram, menurut teori Sofian (2012; h. 41)

UK 36 minggu TFU sebesar 32 cm, sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek. Hasil pemeriksaan DJJ menunjukan DJJ 144

kali/menit, teratur jumlahnya 1. Menurut Kemenkes (2013) DJJ

normalnya 120-160 kali/menit, sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Pemeriksaan penunjang hasilnya adalah HB 11,4 gr/dL.

Menurut Kemenkes (2013) pemeriksaan trimester III yaitu

pemeriksaan hemoglobin untuk mengetahui ibu hamil menderita

anemia atau tidak.

3) Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang pada tanggal 18 Maret 2017 hasilnya kadar

hemoglobin 11,4 gr/dL. Hb normal ibu hamil adalah 11 gr%, apabila

terdapat kadar Hb kurang dari 11 gr% dapat berpotensi bayi lahir

dengan anemia, tumbuh kembang janin terganggu, gangguan

persalinan berupa partus lama, his yang tidak adekuat, atonia uteri

primer maupun sekunder dan perdarahan postpartum (Saifuddin,

2010; h. 237). Hasil tersebut sesuai dengan teori, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan prkatek.

4) Interpretasi data
106

Berdasarkan data fokus tersebut maka penulis melakukan

interpretasi data sebagai berikut :

Diagnosa : Ny. R usia 31 tahun G2P1A0 hamil 36 +6 minggu janin

tunggal hidup intra uterin puki presentasi kepala

Masalah : tidak ada

Dari hasil anamnesa tidak ditemukan adanya masalah pada kehamilan

Ny. R sedangkan menurut teori masalah dapat muncul pada kehamilan

normal dan kehamilan patologis. Tergantung dari keluhan yang dialami

ibu selama hamil (Kemenkes RI, 2013), sehingga dapat disimpulkan

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek dalam penentuan

masalah.

5) Identifikasi Diagnosis atau Masalah

Potensial

Penulis tidak menemukan adanya masalah pada kunjungan

awal Ny. R sesuai teori Saminem (2009) dimana kehamilan normal

diagnose potensial dapat diabaikan. Tidak ditemukan kesenjangan

antara teori dan praktek karena tidak adanya masalah potensial.

6) Identifikasi Kebutuhan Akan Tindakan

Segera

Karena tidak ada masalah maupun diagnosa potensial, maka

penulis tidak merumuskan kebutuhan tindakan segera. Hal tersebut

sesuai dengan teori Saminem (2009), jika tidak ada masalah atau

diagnosa potensial maka tidak ditetapkan kebutuhan akan tindakan


107

segera. Tidak ditemukan kesenjangan antara teori dan praktek karena

tidak adanya masalah potensial sehingga tidak muncul kebutuhan

segera.

7) Merencanakan Asuhan Kebidanan

Pada kasus ini, penulis merencanakan asuhan kebidanan pada

tanggal 18 Maret 2017 pukul 10.00 Wib sebagai berikut :

a. Beritahu ibu hasil pemeriksaan

b. Berikan pendidikan kesehatan tentang senam ibu hamil

c. Diskusikan kembali tanda bahaya pada TM III dan persiapan

persalinan mendatang

d. Anjurkan ibu untuk meningkatkan istirahat.

e. Berikan terapi sesuai kebutuhan pasien

f. Anjurkan ibu untuk kunjungan ulang 1 minggu kemudian atau jika

ada keluhan dan melakukan dokumentasi.

Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

8) Penatalaksanaan

Pada penatalaksanaan tindakan semua mengacu pada

perencanaan tindakan yang telah disusun. Asuhan yang diberikan

sesuai dengan perencanaan dan menunjukan hasil yang sesuai.

9) Evaluasi

Semua asuhan yang diberikan sesuai dengan penatalaksanaan

dan menunjukan hasil yang sesuai, semua dalam batas normal dan

sama dengan teori. Evaluasi dari asuhan yang diberikan berguna untuk
108

mengetahui sejauh mana pelayanan yang diberikan pada ibu apakah

dapat memahami asuhan yang diberikan atau tidak. Tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

2. Catatan Perkembangan Kehamilan Kunjungan Ulang

a. Subyektif

Pada kasus ini ibu mengatakan datang ke BPM Lalin untuk

melakukan kunjungan ulang sesuai anjuran bidan. Keluhan yang

disampaikan saat ini adalah kenceng-kenceng namun saat dibawa tidur

atau istirahat kencengnya hilang. Hal ini sesuai dengan teori keluhan yang

sering terjadi pada trimester III yaitu sesak nafas, insomnia, sering

kencing, kontraksi braxton hicks, kram kaki, oedema, varises, hemoroid

(Pantiawati, 2010; h. 106-107). Sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Ibu mengatakan rutin meminum tablet Fe, pada kunjungan awal

ibu sudah mengkonsumsi tablet Fe sebanyak 100 tablet. Pada kunjungan

ulang ini ibu sudah mengkonsumsi 107 tablet. Menurut teori Kemenkes

(2013; h. 12) menyebutkan bahwa ibu hamil dianjurkan mengkonsumsi Fe

90 tablet selama kehamilan untuk mencegah anemia. Tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek karena ibu sudah mengkonsumsi 107

tablet Fe pada kehamilan 37+6 minggu selama kehamilan.

b. Objektif

1) Pemeriksaan umum
109

Pada kunjungan ini umur kehamilan 37+6 minggu. Hasil

pemeriksaan yang dilakukan yaitu tekanan darah ibu 120/80 mmHg,

respirasi 20 kali/menit, suhu 36,5º C, nadi 78 kali/menit, kenaikan

berat badan 0,5 kg. Hal tersebut normal tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Terjadi kenaikan berat badan dari minggu yang lalu, menurut

teori Manuaba (2007; h. 161) bahwa berat badan diperbolehkan naik

sekitar 0,5 Kg/ minggu, sehingga ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

2) Pemeriksaan Obstetrik

Hasil pemeriksaan pada muka dan ekstremitas normal, hasil

palpasi leopold I dan II masih sama seperti minggu lalu, palpasi

leopold III bagian terbawah janin sudah tidak bisa digoyangkan dan

leopold IV divergen, DJJ 140 kali/menit frekuensinya teratur. Sehingga

tidak ada kesenjangan.

Terdapat kesenjangan pada pengukuran TFU, Menurut teori

Sofian (2011) UK 36 minggu TFU 32 cm, UK 38 minggu TFU 33 cm,

UK 40 minggu TFU 37,7. Pada prakteknya TFU ibu sebesar 31 cm, hal

ini mengalami penurunan 1 cm dari minggu lalu. Hal itu terjadi karena

bagian bawah janin sudah turun ke pintu atas panggul sehingga tinggi

fundus juga berkurang.

c. Analisa
110

Pada kasus ini dari hasil pengkajian diperoleh data fokus sehingga

penulis menegakan diagnosa Ny. R umur 31 tahun G2P1A0 hamil 37 +6

minggu janin tunggal hidup intra uterin puki presentasi kepala. Terdapat

masalah kenceng-kenceng. Tidak ada diagnosa/masalah potensial dan

tidak ada tindakan segera. Menurut teori Saminem (2009) dimana

kehamilan normal diagnose potensial dapat diabaikan, jika tidak ada

masalah atau diagnosa potensial maka tidak ditetapkan kebutuhan akan

tindakan segera, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

d. Penatalaksanaan

Pada kasus ini diberikan asuhan kebidanan pada tanggal 25 Maret 2017 :

1) Menjelaskan tentang hasil pemeriksaan pada ibu bahwa kondisinya

sehat, janinnya juga sehat.

2) Menjelaskan penyebab terjadinya kenceng-kenceng yaitu pergerakan

bayi dalam rahim, membawa beban yang terlalu berat, kekurangan

cairan, setelah olahraga atau setelah berhubungan suami istri. Cara

menguranginya yaitu berjalan-jalan, istirahat dari segala macam

aktivitas yang dilakukan, relaksasi dengan cara menarik nafas dan

menghembuskan nafas secara teratur, minum air putih untuk

mencegah kekurangan cairan, tidak menahan keinginan BAK.

3) Memberikan pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda persalinan

yaitu kenceng-kenceng teratur, keluar lender bercampur darah, keluar

air ketuban.
111

4) Menganjurkan ibu untuk meningkatkan istirahat, jangan terlalu capai

dan berhati-hati ketika beraktivitas karena kehamilan ibu sudah

semakin besar.

5) Memberikan sufaferos yang mengandung ferro fumarat 176 mg 10

tablet (1x1), liko kalk yang berisi kalsium 500 mg sebanyak 10 tablet

(1x1)

6) Menganjurkan pada ibu untuk kembali 1 minggu berikutnya atau jika

ada keluhan dan mendokumentasikan tindakan pada buku KIA

7) Melakukan dokumentasi tindakan

Hasil yang ditunjukan berupa ibu mendengar penjelasan yang

diberikan bidan, memahami penjelasan yang diberikan dan bersedia

mengikuti anjuran yang diberikan, ibu bersedia untuk istirahat yang cukup,

dan hasil pemeriksaan dan asuhan sudah tercatat di buku KIA.

3. Catatan Perkembangan Asudahn

Kebidanan Persalinan

a. Persalinan Kala I

1) Data Subyektif

Pada kasus ini ibu merasakan kenceng-kenceng sejak jam

23.00 Wib, intesitasnya sering teratur, frekuensi 3 kali dalam 10 menit,

durasi 40 detik, lokasi ketidaknyamanan pada perut menjalar ke

pinggang, pengeluaran pervaginam berupa lendir darah sejak pukul

23.00 Wib, pengeluaran air ketuban tidak ada, hasil ini sesuai dengan

teori tanda persalinan menurut (Varney, 2007; h. 692).


112

Pengkajian pola pemenuhan kebutuhan terakhir didapatkan

hasil bahwa ibu makan terakhir pukul 19.00 Wib, minum terakhir

pukul 21.00 Wib, BAB terakhir tanggal 28 Maret 2017, BAK sudah 1x

pukul 23.00 Wib. Data fokus mengenai pola pemenuhan kebutuhan

sehari-hari berupa makan dan minum terakhir, menurut Varney, Gegor

dan Kriebs (2008; h. 692, 708, 709) diperlukan untuk mengkaji

cadangan energi dan status cairan, waktu BAB dan BAK terakhir kali,

berkemih harus dievaluasi setiap 2 jam dan dikosongkan karena

distensi urine dapat menghambat kemajuan persalinan, sehingga tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek.

2) Data Objektif

a) Tanda-

tanda vital

Pada kasus ini, tekanan darah ibu 120/90 mmHg, suhu 36º C, nadi

80 kali/menit dan respirasi ibu 20 kali/menit, hasil ini normal

sesuai dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktek.

b) Pemeriksa

an abdomen

(1) Pemeriksaan leopold

Hasil pemeriksaan leopold 1-II masih sama dengan

kunjungan sebelumnya, namun pada kala III bagian terbawah

janin sudah tidak dapat digoyangkan dan pada leopold IV


113

penurunan kepala janin sudah hampir seluruhnya masuk ke

bagian panggul, perlimaan hasilnya 3/5 berarti 2/5 bagian

kepala sudah turun ke panggul sisanya 3/5 masih teraba tangan

pemeriksa. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa masuknya

persalinan ditunjukan dengan penurunan kepala janin yang

dibarengi dengan kontraksi, sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.

(2) Denyut jantung janin

Pada kasus ini denyut jantung janin yaitu 135x/menit

frekuensi teratur, hasil ini sesuai dengan teori bahwa gangguan

kesehatan janin dicerminkan dari DJJ kurang dari 120 atau

lebih dari 160 kali permenit (Kemenkes, 2013; h. 40)

c) Pemeriksa

an dalam

Menurut JNPK-KR (2008; h. 59) pemeriksaan dalam

dilakukan setiap 4 jam sekali atau jika ada indikasi. Pada kasus ini,

dilakukan pemeriksaan dalam dua kali yaitu saat pasien datang dan

saat ada tanda gejala kala II. Pada pemeriksaan dalam yang

pertama didapat hasil vulva/vagina ada lender darah, tidak ada luka

parut, licin, serviks lunak dan tipis, pembukaan 9 cm efficement

90%, penurunan kepala Hodge II, POD UUK kiri depan, selaput

ketuban utuh, molase tidak ada.


114

Pemeriksaan dalam yang kedua dilakukan sat ada tanda

gejala kala II untuk memastikan bahwa pembukaan sudah lengkap.

Hasil yang diperoleh yaitu penipisan serviks 100%, pembukaan

serviks 10 cm, presentasi belakang kepala, POD ubun-ubun kecil

kiri depan, tidak ada molage, penurunan bagian terendah janin

yaitu Hodge III+. Berdasarkan hasil tersebut disimpulkan tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

3) Analisa

Setelah menentukan data fokus pada setiap pengkajian maka

dapat ditegakan diagnosa Ny. R umur 31 tahun G2P1A0 hamil 38+2

minggu janin tunggal hidup intra uterin punggung kiri presentasi

belakang kepala, Inpartu kala I fase aktif. Masalah kebidanan adanya

ketidaknyamanan sakit perut menjalar ke pinggang dan punggung.

Diagnosa potensial dan masalah potensial serta antisipasi tindakan

segera tidak ada. Berdasarkan data yang diperoleh semua sesuai antara

teori dan praktik sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

4) Penatalaksanaan

Secara teori asuhan yang diberikan pada ibu bersalin kala I

yaitu memberitahu hasil pemeriksaan, memberikan informed consen,

memberi dukungan emosional pada ibu dengan menghadirkan

suami/keluarga, menganjurkan ibu miring kiri dan mengajari teknik


115

bernafas, menganjurkan suami/keluarga memijit punggung ibu,

menjaga privasi ibu, menjaga kondisi ruangan agar tetap sejuk,

memberi minum yang cukup, menganjurkan ibu untuk berkemih

sesering mungkin, menyiapkan alat, bahan, obat dan perlengkapan

bayi serta ibu, mantau kemajuan persalinan.

Pada kasus ini dilakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin

kala I sesuai dengan teori hanya penulis tidak menganjurkan klien

untuk mandi karena ibu sudah tidak bisa berjalan ke kamar mandi dan

tidak mampu menahan rasa sakitnya. Hasil asuhan alat, bahan dan

obat-obatan sudah siap digunakan, petugas sudah melakukan prinsip

pencegahan infeksi, hasil pemantauan tertulis dalam partograf dan

tabel pemantauan, ada tanda gejala kala II dilakukan pemeriksaan

dalam pembukaan sudah lengkap, ketuban utuh, portio tidak teraba,

penurunan Hodge III+ , penyusupan 0, tidak ada bagian janin yang

teraba, ada lendir darah dan DJJ 146 x/menit, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

b. Catatan Perkembangan Kala II

1) Subjektif

Ibu mengatakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya

kontraksi dan merasa adanya peningkatan tekanan pada rectum. Hal

tersebut sesuai dengan teori (Kemenkes RI, 2013; h. 39), bahwa tanda
116

dan gejala kala II adalah ibu mempunyai keinginan untuk meneran, ibu

merasa tekanan yang semakin meningkat pada rectum atau vaginanya.

Berdasarkan uraian tersebut, tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktik.

2) Data Obyektif

Berdasarkan pemeriksaan tanda-tanda vital dan status obstetrik

termasuk dalam batas normal. Pada pemeriksaan status obstetrik yang

dilakukan pukul 01.15 WIB didapatkan hasil inspeksi terlihat tanda

dan gejala kala II yaitu perineum menonjol, vulva, vagina dan sfingter

ani membuka, hal ini sesuai dengan teori menurut Kemenkes RI

(2013) bahwa tanda-tanda persalinan adalah perineum menonjol dan

menipis, vulva, vagina dan sfingter ani membuka.

Hasil palpasi abdomen yaitu his 4x/10’/50’’, DJJ 146x/menit,

sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek. Hal tersebut

sesuai dengan teori HIS frekuensi minimal 3 kali dalam 10 menit

lamanya berkisar 40 detik (JNPK, 2008; h. 43), dan DJJ normalnya

120-160 kali/menit (Kemenkes RI, 2013; 40), maka disimpulkan tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek.

3) Analisa

Berdasarkan data fokus yang didapatkan dari pengkajian dan

pemeriksaan dapat ditegakan diagnosa Ny. R umur 31 tahun G2P1A0

Hamil 38+2 minggu janin tunggal hidup intra uterin, puki, presentasi

belakang kepala in partu kala II. Tidak ditemukan adanya diagnosa


117

potensial, masalah potensial dan kebutuhan segera, sehingga tidak

ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

4) Penatalaksanaan

Pada kasus ini, semua langkah Asuhan Persalinan Normal

(APN) pada kala II dilakukan sesuai teori, bayi lahir spontan,

menangis kuat dan bergerak aktif jam 01.25 WIB. Kala II Ny. R yang

merupakan multigravida berlangsung selama 10 menit, sesuai dengan

teori (Saiffudin,2009) bahwa kala II dimulai dari pembukaan lengkap

(10 cm) sampai bayi lahir. Proses ini biasanya berlangsung 2 jam pada

primi dan 1 jam pada multi, sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Ada perbedaan dalam hal penggunaan kain bersih yang dilipat

1/3 bagian dibawah bokong ibu sebagai alas, pada saat praktek kain

tersebut diganti dengan underpad semacam perlak/alas yang kedap air

yang sekali pakai, sedangkan untuk menahan kepala bayi

menggunakan kain bersih. Menurut penulis, penggunaan underpad

dipilih karena lebih praktis, kedap air, sehingga cairan/lendir/darah

yang keluar tidak mengotori/merembes ke tempat tidur, tidak

berceceran dan memudahkan dalam menilai jumlah dan warna

pengeluaran darah/air ketuban dibandingkan menggunakan kain.

Penggunaan underpad dipilih juga karena sekali pakai sehingga

memudahkan ketika membersihkan dan meminimlkan resiko infeksi.

c. Catatan Perkembangan Kala III


118

1) Data Subyektif

Ny. R mengatakan menanyakan kondisi bayinya dan jenis

kelamin bayinya, serta apakah butuh jahitan. Ibu mengatakan lelah

namun senang bayinya sudah lahir. Menurut teori (Varney, 2007; h.

826) Ibu merasa gembira, bangga pada dirinya, lega dan sangat lelah

namun ingin memastikan bahwa keadaan bayinya baik-baik saja, Ia

juga memperhatikan dirinya dan mungkin bertanya apakah ia butuh

jahitan. Sesuai uraian di atas. dapat disimpulkan bahwa tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktik.

2) Data Obyektif

Pada kasus ini, diperoleh data objektif dengan hasil keadaan

umum ibu baik, kesadaran komposmentis. Plasenta belum lahir, TFU

setinggi pusat, kontraksi keras, tali pusat tampak di depan vulva.

Sesuai dengan teori plasenta belum lahir, tali pusat terlihat di vulva,

kontraksi uterus keras, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek.

3) Analisa

Berdasarkan data fokus yang didapatkan dari pengkajian dan

pemeriksaan dapat ditegakan diagnosa Ny. R umur 31 tahun P2A0

inpartu kala III dengan masalah lelah setelah melahirkan. Tidak

ditemukan adanya diagnosa potensial, kebutuhan segera. Sehingga

tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan praktek.

4) Penatalaksanaan
119

Menurut teori melakukan manajemen aktif kala III (IBI, 2016;

h. 177-178). Pada kasus ini, dilakukan langkah manajemen aktif kala

III sesuai dengan APN dengan hasil plasenta dan selaput ketuban lahir

lengkap pukul 01.35 WIB dan sudah dimasukan ke dalam wadah.

Menurut teori lama kala III persalinan berlangsung rata-rata antara 5-

10 menit. Akan tetapi, kisaran normal kala III sampai 30 menit

(Varney, Kriebs, Gegor, 2007; h. 835), saat di lapangan kala III

berlangsung 10 menit, dengan kata lain tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktek.

Terdapat perbedaan dalam pengikatan tali pusat, menurut IBI

(2016) tali pusat diikat dengan menggunakan benang DTT atau steril.

Kebijakan Puskesmas dalam penggunaan klem tali pusat plastik atau

umbilical cord ini dipilih karena lebih aman (kencang) sehingga tidak

mudah longgar/lepas, klem ini tidak bisa dilepas sehingga akan

menempel hingga tali pusat terlepas sendiri. Klem tali pusat ini dalam

kemasan steril dan sekali pakai. Tujuan penggunaan umbilcal cord ini

untuk mengurangi resiko perdarahan tali pusat dan infeksi tali pusat

pada bayi.

d. Catatan Perkembangan Kala IV

1) Data Subyektif
120

Pada kasus ini, ibu menanyakan sedikit lemas, lelah, dan darah

yang keluar banyak seperti hari pertama haid, menurut teori Rukiah

(2009; 184) Ibu mengatakan sedikit lemas, lelah dan tidak nyaman, darah

yang keluar banyak seperti hari pertama haid. sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

2) Data Obyektif

Pada kasus ini, dilakukan pemeriksaan dan diperoleh hasil

plasenta lahir spontan lengkap pukul 01.35 Wib. TFU 2 jari di bawah

pusat, kontraksi keras, kandung kemih kosong, tidak ada laserasi, PPV

±120 ml. Hasil ini sesuai dengan teori bahwa tinggi fundus uteri,

Setelah plasenta lahir, uterus dapat ditemukan di tengah-tengah

abdomen kurang lebih dua pertiga sampai tiga perempat antara simfisis

pubis dan umbilikus. uterus juga dapat ditemukan di bawah umbilikus,

jika ditemukan di tengah umbilikus hal itu menandakan adanya

darah dan bekuan di dalam uterus (Varney, 2008; h. 836), sehingga

tidak ada kesenjangan teori dan praktek.

3) Analisa

Berdasarkan data fokus yang didapatkan dari pengkajian dan

pemeriksaan dapat ditegakan diagnosa Ny. R umur 31 tahun P2A0

inpartu kala IV dengan masalah lemas dan lelah setelah melahirkan.

Tidak ditemukan adanya diagnosa potensial, masalah potensial dan

kebutuhan segera, sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dan praktek.


121

4) Penatalaksanaan

Pada kasus ini asuhan yang diberikan sesuai dengan teori.

Pemantauan kala IV dilakukan selama 2 jam untuk memantau kondisi

ibu setelah melahirkan. Hal ini sesuai dengan teori Saifuddin (2009; h.

101) bahwa kala IV dimulai dari saat lahirnya plasenta sampai 2 jam

pertama post partum, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan

praktek

Pada pelaksanaan IMD (Inisiasi Menyusui Dini) berhasil

dilakukan 1 jam. Hal ini sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa

IMD merupakan program yang sedang dianjurkan pemerintah pada

bayi baru lahir, untuk segera menyusu sendiri pada ibunya dengan cara

meletakkan bayi pada dada ibu dan dibiarkan merayap untuk mencari

putting susunya sendiri. Untuk melakukan program ini harus dilakukan

setelah lahir, tidak boleh ditunda dengan menimbang atau mengukur

bayi. Menurut penelitian Wanithri tahun 2013 dengan judul penelitian

“Hubungan Inisiasi Menyususi Dini dengan Keberhasilan Pemberian

Air Susu Ibu Eksklusif pada Masa Neonatus Dini di Rumah Sakit

Umum Sanjiani Gianyar dan Bidan Praktik Manditri tahun 2012” hasil

penelitian diperoleh bahwa dari sebagian besar responden IMD

berhasil memberi ASI Eksklusif pada neonates usia dini, Ibu yang

berhasil melakukan IMD dua kali lebih berhasil memberikan ASI

eksklusif, IMD satu jam pertama setelah melahirkan sangat

menentukan dan menunjang proses lancarnya ASI dikemudian hari.


122

Mengacu pada hasil penelitian tersebut maka dapat disimpulkan tidak

ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada evaluasi, hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan

pelaksanaan yang sudah dilakukan, sehingga rencana dan pelaksanaan

sudah dilakukan secara efektif.

4. Catatan Perkembangan Askeb

pada Ibu Nifas dan KB

a. Catatan Perkembangan Nifas 6 Jam

1) Data Subyektif

Pada kasus ini ibu mengatakan lelah, tidak pusing, perutnya

masih mulas namun bahagia. Menurut teori Dewi dan Sumarsih (2011;

h. 89) Keluhan tidak selalu muncul. Keluhan yang biasanya sering

muncul pada ibu nifas yaitu lelah, sulit tidur, kram perut, nyeri

perineum. sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

2) Data Objektif

Pada kasus ini tanda-tanda vital ibu normal, sehingga tidak ada

kesenjangan teori dan praktek.

Pada pemeriksaan fisik diperoleh hasil mata konjungtiva merah

muda, sklera putih, mammae membesar, putting susu menonjol,

pengeluaran kolostrum, TFU 2 jari di bawah pusat, kontraksi keras,

posisi uterus di tengah, kandung kemih kosong, sedangkan pada

genitalia pengeluaran cairan berupa lokhea rubra ±30 cc, bau khas,

tidak ada bekas jahitan pada perineum.


123

Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa tinggi fundus uteri

pada ibu nifas 6 jam normalnya 2 jari di bawah pusat, uterus

berkontraksi baik, konsistensi keras dan posisi uterus di tengah. Ibu

nifas 6 jam harus sudah berkemih. Pada hari pertama lokhea rubra

akan muncul pada hari pertama hingga hari ketiga, warnanya merah

(Marmi, 2012; h. 78). Berdasarkan hasil tersebut, keadaan ibu normal

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

3) Analisa

Sesuai data subjektif dan objektif dapat dirumuskan diagnosa

kebidanan Ny. R umur 31 tahun P2A0 6 jam post partum. Tidak ada

masalah kebidanan, diagnosa potensial dan kebutuhan segera. Hal ini

sesuai dengan teori sehingga tidak ditemukan adanya kesenjangan

antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Pada kasus ini, ibu diberikan asuhan berupa :

a) Memberita

hu ibu hasil pemeriksaan

b) Memastika

n involusi uterus

c) Memberik

an pendidikan kesehatan tentang tanda-tanda bahaya pada masa

nifas
124

d) Memberik

an pendidikan kesehatan tentang nutrisi ibu menyusui.

e) Memberik

an pendidikan kesehatan kebutuhan istirahat ibu nifas.

f) Memberik

an pendidikan kesehatan asuhan pada bayi, tali pusat, menjaga bayi

tetap hangat dan merawat bayi sehari-hari.

g) Memberik

an terapi obat vitamin A 2 kapsul, 1 kapsul 200.000 IU diminum

segera, 1 diminum 24 jam kemudian

h) Memberik

an tablet Fe 10 tablet agar diminum setiap hari 1 tablet, amoxicillin

500 mg (3x1) 10 tablet dan paracetamol 500 mg (3x1) 10 tablet.

i) Menganjur

kan ibu/keluarga untuk segera menghubungi tenaga kesehatan jika

ada keluhan/masalah.

j) Menganjur

kan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 6 hari setelah persalinan

yaitu pada tanggal 4 April 2017

Hasil yang ditunjukan ibu memahami penjelasan bidan dan

bersedia melakukan anjuran yang diberikan. Pada asuhan di atas

terdapat kesenjangan antara teori dan praktek dalam pemberian terapi

amoxicillin dan paracetamol. Hal ini merupakan kebijakan Puskesmas


125

dimana Amoxicillin diberikan sebagai antibiotik profilaksis karena ibu

baru saja melahirkan memiliki resiko terjadi infeksi. paracetamol

diberikan sebagai analgetik untuk mengurangi rasa nyeri setelah

melahirkan.

Hal tersebut sesuai dengan teori menurut Jordan (2007; h. 51)

bahwa amoxicillin adalah antibiotika yang termasuk golongan

penisilin. Amoxicillin sangat efektif untuk beberapa bakteri seperti H.

influenza, N. gonorrhea, E. coli, Streptococi dan beberapa

Staphylococci. Dosis pada orang dewasa adalah 250 mg setiap jam,

500 mg setiap jam atau 500 mg setiap 12 jam tergantung derajat

keparahan dari penyakit yang diderita. Beberapa golongan penisilin

menyebabkan reaksi alergi, namun amoxicillin merupakan jenis yang

diperbolehkan untuk ibu menyusui, setelah melahirkan ibu mengalami

perlukaan dinding rahim dan laserasi jalan lahir. Antibiotik diperlukan

sebagai pencegahan infeksi.

Paracetamol adalah obat pereda nyeri dan peradangan. Obat ini

bekerja menghambat pembengkakan, nyeri, kekakuan dan demam.

Obat ini diindikasikan untuk penderita ringan sampai sedang dan

penyakit peradangan, umumnya nyeri gigi, nyeri menstruasi, nyeri otot

atau sendi dan nyeri setelah melahirkan. Dosis awal pemberian untuk

dewasa atau anak diatas 14 tahun adalah 500 mg kemudian dilanjutkan

250 mg setiap 6 jam atau 500 mg 2-3 kali sehari. Berdasarkan manfaat

tersebut, bidan masih memberikan terapi tersebut.


126

b. Catatan Perkembangan Kunjungan Nifas 6 Hari

1) Data subyektif

Pada kunjungan ini ibu mengatakan tidak ada keluhan.

2) Data Objektif

Pada kasus ini dilakukan pemeriksaan dengan hasil payudara

membesar, putting susu menonjol, tidak ada luka/lecet, tidak ada

peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, hiperpigmentasi

areola, pengeluaran ASI lancar. Pada pemeriksaan abdomen tinggi

fundus pertengahan simpisis pubis teraba keras, kandung kemih tidak

teraba, pada genitalia, pengeluaran cairan berupa lokhea serosa ±10 cc,

tidak ada varises.

Hasil ini sesuai dengan teori Kemenkes (2015; h. 134) TFU 6

hari masa nifas yaitu pertengahan pusat simfisis. Lokhea pada hari

keenam normalnya lokhea sangunolenta, warna merah kecoklatan dan

berlendir (Kemenkes, 2015; h. 135), sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktek.

3) Analisa

Sesuai data subyektif dan obyektif dapat dirumuskan diagnosa

kebidanan Ny. R umur 31 tahun P2A0 6 hari Post partum. Tidak ada

masalah kebidanan, diagnosa potensial dan kebutuhan tindakan segera.

Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik.

4) Penatalaksanaan
127

Menurut teori asuhan kebidanan 6 hari yaitu memberitahukan

ibu hasil pemeriksaan, menanyakan kondisi payudara, memastikan ibu

tidak mengalami tanda bahaya, memberitahu ketidaknyamanan yang

dirasakan setelah melahirkan pada hari ke enam yaitu putting susu

lecet dan bendungan payudara, menganjurkan ibu istirahat teratur,

menganjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 2 minggu setelah

persalinan, memberikan tablet Fe, melakukan dokumentasi asuhan

(Kemenkes, 2015; h. 135-139).

Pada kasus ini, asuhan kebidanan pada ibu nifas 6 hari sudah

diberikan sesuai teori, dengan hasil ibu memahami penjelasan bidan

dan bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan. Terdapat

kesenjangan teori dan praktek yaitu tidak diberikannya

informasiketidaknyamanan yang dirasakan pada ibu nifas hari ke enam

yaitu putting susu lecet dan bendungan payudara, menurut teori

Kemenkes (2015; h. 135-139) asuhan nifas 6 hari seharusnya

memberitahu ketidaknyamanan yang dirasakan pada ibu nifas hari ke

enam. Berdasarkan keluhan yang telah dikaji, klien tidak merasakan

keluhan apapun, sehingga tidak diberitahukannya ketidaknyamanan

ibu nifas pada hari ke enam tidak menimbulkan masalah pada Ny. R.

Menurut teori Kemenkes (2015; h. 139) asuhan nifas 6 hari seharusnya

memberikan tablet Fe setidaknya selama 40 hari pasca salin.

Berdasarkan pola nutrisi yang telah dikaji klien mengkonsumsi

makanan yang bergizi cukup dan tidak memiliki pantangan makanan,


128

sehingga tidak diberikannya tablet Fe tidak menimbulkan masalah

pada Ny. R.

c. Catatan Perkembangan Nifas 2 Minggu

1) Data Subyektif

Pada kasus ini ibu mengatakan ibu mengatakan tidak ada

keluhan, sesuai dengan teori bahwa ibu nifas 2 minggu sudah mulai

menyesuaikan diri dengan ketergantungan bayinya (Suherni, 2009; h.

89).

2) Data Obyektif

Pada kasus ini, tanda-tanda vital pada ibu normal, mammae

membesar, putting susu menonjol, tidak ada luka/lecet, tidak ada

peradangan, tidak kemerahan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada abses,

hiperpigmentasi areola, pengeluaran ASI lancar. Tinggi fundus uteri

sudah tidak teraba, pada genitalia tidak ada pembesaran kelenjar

bartholini dan skene, tidak ada pembengkakan, tidak ada nyeri tekan,

pengeluaran cairan berupa lokhea alba jumlah ± 5 cc, bau khas dan

tidak ada varises.

Hasil ini sesuai dengan teori bahwa tinggi fundus uteri setelah

hari kesepuluh sudah tidak teraba (Marmi, 2012; h. 182), lokhea 2

minggu setelah melahirkan yaitu lokhea alba berwarna pucat, putih

kekuning-kuningan (Kemenkes, 2015; h. 135). sehingga tidak ada

kesenjangan.
129

3) Analisa

Sesuai data subyektif dan obyektif dapat dirumuskan diagnosa

kebidanan Ny. R umur 31 tahun P2A0 2 minggu Post partum. Tidak

ada masalah kebidanan, diagnosa potensial dan kebutuhan tindakan

segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan

antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Menurut teori asuhan kebidanan pada ibu nifas 2 minggu yaitu

memberitahukan hasil pemeriksaan pada ibu, memberikan pendidikan

kesehatan tentang KB pasca salin, Kontrasepsi yang bisa digunakan

dalam masa menyusui adalah MAL, kontrasepsi mantap (sterilisasi),

Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR), Alat Kontrasepsi Bawah

Kulit (AKBK), suntik progestin, pil progestin, dan kondom

(Kemenkes, 2013; h. 256-259), memotivasi ibu untuk tetap

memberikan ASI ekslusif, menganjurkan ibu untuk istirahat cukup,

menganjurkan ibu untuk kunjungan ulang atau bila ada keluhan,

melakukan dokumentasi.

Pada kasus ini, asuhan kebidanan pada ibu nifas 2 minggu

sudah diberikan sesuai teori, dengan hasil ibu memahami penjelasan

bidan dan bersedia melakukan anjuran yang telah diberikan, ibu akan

menggunakan KB Implant.

5. Catatan Perkembangan Askeb

pada Bayi Baru Lahir (BBL)


130

a. Catatan Perkembangan BBL 6 Jam

1) Data Subyektif

Pada kasus ini diperoleh data By. Ny. R lahir tanggal 29 Maret

2017 jam 01.25 Wib dengan jenis kelamin laki-laki, tidak ada

kesenjangan teori dan praktek.

Pada Praktek di lapangan bayi Ny. R yang baru berumur 6 jam

sudah berkemih dan telah mengeluarkan mekonium 1x berwarna hijau

pekat konsistensi lembek. Hal ini sesuai teori bahwa bayi biasanya

buang air kecil dalam 24 jam setelah lahir dan mekonium keluar 24

jam setelah lahir (Kemenkes RI, 2013; h. 54), sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada kasus ini nilai apgar pada menit pertama 8, pada 5 menit

pertama 9, pada 5 menit kedua 10, sehingga bayi sehat tidak ada

kesenjangan.

Pada data pengkajian didapatkan dari ibu, ibu mengatakan

bayinya menyusu dengan kuat sejak IMD, bayi sudah tertidur selama 3

jam, bayi bergerak aktif dan menangis kuat. Berdasarkan pengkajian

data tersebut tidak ditemukan adanya kesenjangan antara teori dan

praktek.

2) Data Objektif

a) Pada kasus

ini pernafasan bayi 46 kali/menit, denyut jantung 128 kali/menit,

suhu 36,6º C, tungkai dan lengan fleksi, bergerak aktif, tonus otot
131

baik, bayi sadar penuh, dapat ditenangkan jika rewel. Pada kasus

ini dilakukan pemeriksaan reflek bagi bayi baru lahir sesuai dengan

teori dan diperoleh reflek bayi dalam keadaan baik, bayi normal

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

b) Pengukura

n antropometri

Pada kasus ini diperoleh hasil pengukuran berat badan 3000 gram,

panjang badan 49 cm, lingkar kepala 34 cm, lingkar dada 33 cm

dan lingkar lengan atas 11 cm. Sesuai teori Kemenkes RI (2013; h.

54) bahwa berat badan bayi baru lahir normal yaitu 2500-4000

gram, panjang badan normal 48-52 cm, lingkar kepala normal 33-

37 cm, lingkar dada normal 30-33,5 cm dan lingkar lengan normal

yaitu 11 cm, sehingga bayi normal tidak ada kesenjangan.

3) Analisa

Dari data subjektif dan Objektif dapat dirumuskan diagnosa

kebidanan bayi Ny. R umur 6 jam neonatus cukup bulan sesuai masa

kehamilan, tidak ada masalah kebidanan, diagnosa potensial, dan

kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan BBL 6 jam sesuai dengan teori yaitu menjaga

kehangatan bayi menunda memandikan bayi, kontak kulit dengan ibu,

menggunakan pakaian yang hangat, mengganti pakaian yang basah


132

dengan yang kering, menutupi kepala dengan topi dan melakukan

perawatan tali pusat dengan membungkus tali pusat menggunakan

kassa keringdan, memberikan pendidikan kesehatan tentang ASI

Eksklusif, tanda bahaya pada bayi baru lahir. Hal tersebut sesuai

dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

b. Catatan Perkembangan BBL 6 Hari

1) Data Subyektif

Pada kasus ini, ibu mengatakan bayi sehat, tidak ada keluhan,

menyusu kuat. Bayi mendapatkan ASI, frekuensi menyusu >12

kali/hari, bayi BAK 6 kali/hari warna jernih, BAB 3-4 kali/hari,

konsistensi lunak, warna kuning emas.

Hasil tersebut sesuai dengan teori bahwa bayi setidaknya

menyusu 10-12 kali dalam 24 jam (Bahiyatun, 2009; h. 24). bayi

berkemih 6 kali dalam 24 jam dan warna jernih sampai kuning muda

(Bahiyatun, 2009; h. 24). Bayi dapat defekasi 1 atau 4 kali perhari

(Varney, 2008; h. 897)., sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktek.

2) Data Obyektif

Pemeriksaan abdomen normalnya tali pusat akan lepas dan

kering dalam 1-2 minggu (Varney, 2007; h. 897). Pada kasus ini tali

pusat sudah lepas pada hari ke 5. Tali pusat lebih cepat lepas karena

perawatan tali pusat yang dilakukan ibu tanpa menambahkan betadine

dan ditutup dengan kasa tanpa diikat.


133

Hal ini sesuai penelitian yang dilakukan oleh Eprila, Muhayan

H, dan Lesatri Dian (2013) yang menyebutkan rata-rata lama

pelepasan tali pusat dengan menggunakan kassa steril lebih cepat

dibandingkan dengan menggunakan povidon iodine 10%, dikarenakan

pada tali pusat yang dirawat dengan menggunakan kassa steril lebih

cepat mengering dan lepas. Pada perawatan dengan meggunakan

antiseptik povidon iodine 10% dapat menghilangkan flora di sekitar

umbilikus dan menurunkan jumlah leukosit yang akan melepaskan tali

pusat sehingga dapat menunda atau memperlama pelepasan tali pusat

pada bayi baru lahir. Tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada pengukuran antropometri bayi mengalami kenaikan berat

badan 1 ons menjadi 3100 gram, pada umur 6 hari biasanya bayi

mengalami penurunan berat badan sampai 10 % namun dalam hal ini

tidak harus atau setiap bayi pasti mengalami penurunan dan adanya

perbedaan alat ukur, ketika bayi lahir bayi ditimbang dengan

menggunakan timbangan Puskesmas, sedangkan pada kunjungan ini

bayi ditimbang dengan timbangan gantung. Hal tersebut dapat

mempengaruhi keakuratan hasil penimbangan bayi. Bayi ditimbang

menggunakan gurita dan popok karena keluarga tidak mengizinkan

bayi ditimbang tanpa menggunakan pakaian, sehingga tidak ada

kesenjangan antara teori dan praktek.

3) Analisa
134

Dari data subjektif dan Objektif dapat dirumuskan diagnosa

Kebidanan bayi Ny. R umur 6 hari neonatus cukup bulan sesuai masa

kehamilan, tidak ada masalah kebidanan, diagnosa potensial, dan

kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan BBL 6 hari dilakukan sesuai teori yaitu

memberitahu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, memeriksa

dan memastikan tidak ada tanda bahaya pada bayi, memeriksa dan

memastikan tidak ada tanda-tanda infeksi kulit superfisial,

mengajarkan ibu perawatan bayi sehari-hari, memastikan ibu

memberikan ASI Eksklusif, menganjurkan ibu melakukan kunjungan

ulang saat bayi umur 2 minggu atau jika ada keluhan. Hal ini sesuai

dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori dan praktek.

Pada evaluasi, hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan

pelaksanaan yang sudah dilakukan, dengan demikian rencana dan

pelaksanaan yang yang dilakukan sudah efektif.

c. Catatan Perkembangan 2 Minggu

1) Data Subyektif

Setelah dilakukan pengkajian pada BBL 2 minggu meliputi

keluhan utama dan pola kebiasaan sehari-hari tidak ditemukan adanya

kesenjangan antara teori dan praktek, hasilnya normal.


135

Hasil pengkajian didapatkan ibu mengatakan bahwa bayinya

menyusu ASI saja, menghisap kuat, frekuensi lebih dari 12x/hari, BAB

3-4 x/hari konsistensi lembek, warnanya kuning. BAK >7x/hari warna

kuning jernih, bayi tidur malam selama 10 jam, tidur siang ± 6 jam.

Hal ini sesuai dengan teori, sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktik.

2) Data Obyektif

Berat badan bayi mengalami peningkatan 2 ons yaitu berat

badan sebelumnya 3000 gram menjadi 3200 gram pada minggu ke-2

dan tidak ada tanda bahaya atau kelainan pada bayi. Menurut penulis,

kenaikan berat badan bayi ini disebabkan oleh asupan nutrisi atau

pemberian ASI yang cukup, bayi menyusu >12x/hari, lamanya sekitar

15 menit secara bergantian kanan dan kiri, reflek hisap bayi kuat, BAK

>7x/hari menunjukan jumlah pemberian ASI lebih banyak. Hal ini

sesuai dengan teori bahwa berat badan akan kembali normal pada hari

ke-10 (Wong, 2009; h. 233), sehingga tidak ada kesenjangan antara

teori dan praktik.

3) Analisa

Dari data subjektif dan Objektif dapat dirumuskan diagnosa

Kebidanan by. M umur 2 minggu neonatus cukup bulan sesuai masa

kehamilan, tidak ada masalah kebidanan, diagnosa potensial, dan

kebutuhan akan tindakan segera. Hal ini sesuai dengan teori sehingga

tidak ada kesenjangan antara teori dan praktik.


136

4) Penatalaksanaan

Penatalaksanaan BBL 2 minggu dilakukan sesuai teori yaitu

memberitahu ibu hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga,

memastikan ibu memberikan ASI ekslusif, menganjurkan ibu untuk

meningkatkan kebersihan dan merawat kulit dan mata, mengingatkan

agar bayi mendapatkan imunisasi pada waktunya yaitu imunisasi BCG

dan Polio 1 saat bayi umur 1 bulan, mengingatkan ibu selalu

memberikan stimulasi dini pada bayinya, menganjurkan ibu untuk

membawa bayinya ke fasilitas pelayanan kesehatan jika ada keluhan.

Hal ini sesuai dengan teori sehingga tidak ada kesenjangan antara teori

dan praktek.

Pada evaluasi, hasil yang didapatkan sudah sesuai dengan

pelaksanaan yang sudah dilakukan, dengan demikian rencana dan

pelaksanaan yang yang dilakukan sudah efektif.

Anda mungkin juga menyukai