Oleh :
Muhammad Faisal Sarif, S.Ked
K1A1 13 091
Pembimbing :
dr. H. Syamsul Rijal, Sp.B
A. PENDAHULUAN
Deep Venous Thrombosis (DVT) atau biasa disebut dengan trombosis vena
dalam adalah penggumpalan darah yang terjadi di pembuluh darah balik sebelah
dalam, hal ini dapat terjadi oleh karena adanya masalah dengan jantung, infeksi
atau terlalu lama duduk dengan posisi yang sama. DVT sering kali diawali dari
paha atau kaki dimana darah biasanya bergerak lamban. Gumpalan darah kecil
Stasis vena dapat diakibatkan oleh imobilitas ( keadaan tidak bergerak dalam
waktu lama), misalnya naik pesawat berjam-jam serta tirah baring (bedrest).
Penyebab lain adalah obstruksi vena serta gagal jantung. Kasus kematian akibat
Trombosis vena dalam paling sering dijumpai di daerah vena cruris (vena
didaerah betis), setelah itu berturut-turut pada vena femoralis, vena iliaca
populasi per tahun. Angka kejadian DVT meningkat sesuai umur, sekitar 1 per
10.000 – 20.000 populasi pada usia dibawah 15 tahun hingga 1 per 1000 populasi
pada usia diatas 70 tahun. Insidens DVT pada ras Asia dan Hispanik dilaporkan
lebih rendah dibandingkan ras Kaukasia, Afrika-Amerika Latin dan Asia Pasifik,
C. ETIOLOGI
dan perubahan daya beku darah. Selain faktor stimuli, terdapat faktor protektif
yaitu inhibitor faktor koagulasi yang telah aktif (contoh: antitrombin yang
berikatan dengan heparin sulfat pada pembuluh darah dan protein C yang
teraktivasi), eliminasi faktor koagulasi aktif, dan kompleks polimer fibrin oleh
suatu sistem yang dalam, yang berjalan dibawah fasia dari otot.
perforasi. 1
Sistem pembuluh vena sebagian besar mempunyai katup
dan ditunjang oleh jaringan ikat dan elastik Tidak semua vena
varises.3
Vena savena magna sebagai salah satu vena perifer pada
.7
Kehamilan, secara fisiologis kehamilan termasuk kelompok
trombosit.4
Sindroma antibody antifosfolipid, antibody terhadap
Trombosis yang terjadi pada vena dan atau artei terutama pada
dapat berupa:
- Nyeri, intensitas nyeri tidak tergantung pada besar dan
DVT5
Skor wells dapat digunakan untuk stratifikasi menjadi
terkena:
- Trombosis vena tibialis, biasanya terjadi pada pasca
tromboflebitis.3
- Trombosis vena poplitea, tanda dan gejala yang dijumpai
setelah 1 minggu.3
Gambar 3. Trombosis Ileofemoral 5
Trombosis vena ileofemoral ini biasanya terjadi akut dan
vena dalam4
c. Pemeriksaan Penunjang
- Laboratorium, pemeriksaan laboratorium didapatkan
A B
Gambar 6. (A) Gambaran longitudinal paha bagian
kanan menunjukkan oklusi thrombus sebagian
dengan aliran yang menyempit(panah) vena
femoralis tengah. (B) Trombus mural pada vena
poplitea, thrombus dominan didinding posterior
vena poplitea. Collor dopler tidak membedakan
thrombus akut, oklusi parsial dan rekanalisasi.5
bekuan darah.5
G. PENATALAKSANAAN
Terapi yang dapat diberikan pada pasien dengan Deep Vein
operatif.
- Farmakologis
Perdarahan bisa terjadi bila APT lebih dari 2-3 kali nilai
terjadi perdarahan. 4
perdarahan. 4
baru terjadi. 4
weight heparin)
diberikan subkutan satu atau dua kali sehari, dosisnya pasti dan
pengobatan DVT dengan dosis 1 mg/kg dua kali sehari atau 1,5
terapi kondisi akut dengan dosis 5 mg (BB <50 kg), 7,5 mg (BB
Terapi Trombolitik
jam.4
letak trombosis. 4
Sebelum dilakukan trombektomi harus dilakukan
minggu.4
H. DIFFERENTIAL DIAGNOSIS
- Trombofeblitis superficial
berisi cairan dari kista Baker. Perkembangan yang cepat dalam hal
percabangannya akibat bekuan darah yang berasal dari tempat lain. Tanda
dan gejalanya tidak khas, seringkali pasien mengeluh sesak napas, nyeri
dan CT angiografi. 5
2. Post-thrombotic syndrome
Post-thrombotic syndrome terjadi akibat inkompetensi katup vena yang
terjadi pada saat rekanalisasi lumen vena yang mengalami trombosis, atau
karena sisa trombus dalam lumen vena. Sindrom ini ditandai oleh bengkak
dan nyeri berulang dan progresif, dapat terjadi dalam 1 sampai 2 tahun
setelah kejadian trombosis vena dalam, pada 50% pasien. Pada beberapa
tungkai. Ulserasi dapat diberi pelembap dan perawatan luka. Setelah ulkus
diperiksa berkala. 5
J. PENCEGAHAN
atau melakukan perjalanan jauh. Pada penerbangan lama, setiap orang harus
1. Schwartz, S.I et al. 2000. Intisari Prinsip – Prinsip Ilmu Bedah. Edisi Keenam.
3. Jusi, H.D. 2010. Dasar-Dasar Ilmu Bedah Vaskular. Edisi Kelima. Jakarta:
4. Yuwono, H.S. 2010. Penyakit Pembuluh Darah Tepi dalam Ilmu Bedah Vaskular
6. Paulsen, F., Waschke, J. 2010. Pembuluh Darah dan Saraf Tepi dalam Sobotta
8. Hartono, F., Ismail, H.D. 2011. Insiden Trombosis Vena Dalam Pasca Operasi
: 258-261.
10. Gomez, N.A et al. 2014. Giant Baker’ Cyst. Differential Diagnosis of Deep Vein