Anda di halaman 1dari 18

PANDUAN

ICRA HAis
RUMAH SAKIT RIDHOKA SALMA

Jl. Raya Imam Bonjol No.07 Kalijaya Cikarang Barat –Bekasi 17520
Telp (021) 89116527
Fax. (021) 89116528
Website :www.ridhokasalma.com

1
DAFTAR ISI

BAB I Definisi………………………………………………………….. 1
BAB II Ruang Lingkup…………………………………………………….. 3
A. ILO…………………………………………………………………………………….…………….. 3
B. ISK…………………………………………………………………………………….…………….. 4
C. IADP / Plebitis ………………………………………………………………………………... 5
D. Dekubitus………………………………………………………………………………………… 5

BAB III Tata Laksana……..……………………………………………….. 7


BAB IV Dokumentasi………………………………………………………16

LAMPIRAN I :KEPUTUSAN DIREKTUR RS RIDHOKA SALMA


NOMOR : 074/SK-DIR/RSRS/VIII/2018
TANGGAL : 6 AGUSTUS 2018

2
TENTANG : PEMBERLAKUAN PANDUAN ICRA HAis

BAB I
DEFINISI

ICRA (INFECTION CONTROL RISK ASSESMENT)


Adalah Proses multidisiplin yang berfokus pada pengurangan infeksi, pendokumentasi-an
dengan mempertimbangkan populasi pasien, fasilitas dan program yang berfokus pada pe-
ngurangan risiko infeksi melalui tahapan perencanaan fasilitas, desain, konstruksi, renovasi, pe-
meliharaan fasilitas, dan disertai dengan pengetahuan tentang infeksi, agen infeksi, dan ling-
kungan perawatan, yang memungkinkan organisasi untuk mengantisipasi dampak potensial.
ICRA mempunyai tujuan untuk mencegah dan mengurangi risiko terjadinya HAI’s pada pasien,
petugas dan pengunjung di rumah sakit dengan cara :
1. Mencegah dan mengontrol frekuensi dan dampak risiko terhadap :
a. Paparan kuman patogen melalui petugas, pasien dan pengunjung
b. Penularan melalui tindakan /prosedur invasif yang dilakukan baik melalui peralatan,
tehnik pemasangan, ataupun perawatan terhadap risiko infeksi (HAIs).
2. Melakukan penilaian terhadap masalah yang ada agar dapat ditindak lanjuti berdasarkan

hasil penilaian skala prioritas.

DEFINISI RISIKO
Adalah potensi terjadinya kerugian yang dapat ditimbulkan dari proses kegiatan saat sekarang
atau kejadian dimasa datang.

MANAJEMEN RISIKO
Adalah pendekatan proaktif untuk mengidentifikasi, menilai dan menyusun prioritas risiko,
dengan tujuan untuk menghilangkan atau meminimalkan dampaknya.

RISK ASSESMENT

3
Suatu proses penilaian untuk menguji sebuah proses secara rinci dan berurutan, baik kejadian
yang aktual maupun yang potensial berisiko ataupun kegagalan dan suatu yang rentan melalui
proses yang logis, dengan memprioritaskan area yang akan di perbaiki berdasarkan dampak
yang akan di timbulkan baik aktual maupun potensial dari suatu proses perawatan, pengobatan
ataupun service yang diberikan
“ Proses untuk membantu organisasi menilai tentang luasnya risiko yg dihadapi, kemampuan
mengontrol frekuensi dan dampak risiko.”

4
BAB II
RUANG LINGKUP

ICRA HAIs bertujuan untuk mencegah dan mengurangi resiko terjadinya infeksi nosokomial di
rumah sakit.Panduan ini memberikan petunjuk pelaksanaan bagi petugas di Rumah Sakit
Ridhoka Salma Bekasi dalam mengidentifikasi resiko infeksi yang didapat pasien saat dirawat di
rumah sakit yaitu Infeksi Luka Operasi / Infeksi Daerah Operasi, Infeksi Aliran Darah Perifer /
Phlebitis, Infeksi Saluran Kencing, sertaDekubitus.

A. ILO atau INFEKSI LUKA OPERASI


1. Klasifikasi :
a. Operasi Bersih
 Pra bedah tanpa peradangan
 Tidak membuka :
 Traktusrespiratorus
 Traktus Gastrointestinal
 Traktus orofaring
 Traktusurinarius
 Traktus bilier
 Berencana / elektif
b. Operasi Bersih Terkontaminasi
 Membuka ;
 Traktus Digestivus
 Traktus bilier
 Traktus urinarius
 Traktus respiratorius s/d orofaring
 Traktus reproduksi, kecuali ovarium
 Tanpa erencanaan nyata

c. Operasi Kotor
 Pada perforasi:
 Traktus digestivus
 Traktus urogenitalis
 Traktus respiratorius
 Melewati daerah purulent
 Luka terbuka lebihdari 6 jam
 Terdapat jaringan non vital yang kotor dan luas
 Ditetapkan oleh dokter
2. Batasan ILO

5
Bila terdapat 2-3 dari keadaan luka tersebut dibawah ini:
1) Suhu lebih dari 38 ºC
2) Kemerahan
3) Bengkak
4) Pus
5) Perforasi
6) Abses
7) Biakan kuman positip
8) Fistula
9) Drainase

B. INFEKSI SALURAN KENCING


Seorang penderita dikatakan mendapat infeksi saluran kemih bila didapatkan tanda-tanda
sebagai berikut:
1) Adanya pemasangan kateter urin
2) Demam lebih dari 38ºC
3) Anyang-anyangan
4) Nyeri supra pubik
5) Nyeri saat berkemih /BAK
6) Urin keruh
7) Biakan urin ≥ 10 ⁵ kuman / ml, dengan jenis kuman tidak lebih dari 2
8) Leukosit esterzse positip
 ≥ 10 leukosit/ ml
 ≥ 3 leukosit / LPB
9) Pewarnaan gram positip
10) Di diagnosis ISK oleh dokter
11) Sebelumnya tidak ISK.

C. IADP DAN PLEBITIS


a. Definisi : infeksi aliran darah yang timbul tanpa ada organ atau jaringan lain yang
dicurigai sebagai sumber infeksi
b. Batasan
Terdapat 2-3 tanda sebagai berikut
1) Adanya pemasangan infus
2) Nyeri
3) Merah
4) Bengkak
5) Pus
6) Suhu ≥ 39 ºC
7) Menggigil
8) Biakan darah positip.

D. DEKUBITUS

6
a. Pengertian : luka pada kulit dan atau jaringan dibawahnya yang terjadi di Rumah sakit
karena tekanan yang terus menerus akibat tirah baring yang terjadi> 2 x 24
jam
Tirah Baring :berbaring total / tidak dapat gerak dan bukan karena instruksi
pengobatan
b. Batasan
Terdapat 2-3 tanda dibawah ini :
- kemerahan
- nyeri tekan
- atau bengkak pada pinggir luka dekubitus
- Biakan cairan atau darah positip
c. Derajat Dekubitus
Derajat1 :Kulit warna pucat,bila tekanan dihilangkan kulit kembali normal
Derajat2 :Kulit luka sampai dengan jaringan subkutis, Kadang didapatkan pus
Derajat3 :Kerusakan sampai dengan otot,ulkus menggaung,sering ditemukan pus
Derajat 4 : Luka mencapai kedalaman tulang,ditemukan pus

7
BAB III
TATA LAKSANA

Langkah dalam menyusun ICRA HAIs di Rumah Sakit Ridhoka Salma adalah sebagai berikut:
1. Pengkajian Resiko
• Mengidentifikasi risiko untuk mendapat data transmisi infeksi berdasar
– Lokasi geografi, masyarakat dan populasi yang dilayani
– Perawatan, pegobatan, dan pelayanan yang tersedia
– Analisis aktivitas surveilans dan data infeksi lain
• Mengidentifikasi risiko secara berkala / tahunan dan apabila muncul masalah
bermakna
• Pengkajian risiko didapat dari asupan inter disiplin
– Pimpinan
– Anggota Komite PPIRS, IPCN / IPCN-link
– Staf medik
– Perawat
– Lain-lain
• Buat daftar skala prioritas dan dokumentasikan
• Membuat laporan data Surveylans, dibuat grafik.

Proses Pengkajian Risiko

• Rekruitmen tim
• Penyebaran informasi sebelum pelaksanaan
– Masalah Pencegahan dan pengendalian infeksi apa yang paling penting ?
– Apa indikasi kunjungan rawat, rawat inap, dan prosedur apa yang paling sering?

Tim Pengkaji Risiko

8
 Tim Mutu
 Tim PPIRS Ridhoka Salma
 IPCO/IPCN/IPCLN
 Petugas kesehatan lain
 Staf medik
 Bidang Keperawatan
 Bidang Teknik
 Administrasi
 Kamar Operasi
 Unit Produksi Makanan
 Unit Pelayanan Laundri
 Unit Perawatan Intensif
 Unit rawat jalan
 Unit Sanitasi dan lingkungan
 Unit Sterilisasi
 Unit Laboratorium
 Unit Farmasi
 Unit Pemulasaran Jenazah
 Koordinator lain yang diperlukan
Pertemuan Kajian Risiko
 Prioritas risiko
 Menentukan renstra
 Evaluasi Organisasi
 Tentukan faktor-faktor risiko
 Karakteristik yang meningkatkan risiko infeksi
 Karakteristik yang mengurangi risiko infeksi
 Penyusunan formulir
 Dapatkan asupan pada pertemuan untuk kelengkapan formulir
 Termasuk temuan dalam kajian risiko

9
Faktor2 risiko tersebut adalah:
 Geografi dan lingkungan
 Karakteristik populasi
 Infeksi area endemik
 Area lain yang terkait risiko
 Karakteristik perawatan medis
 Pelayanan yang tersedia
Risiko External
 Bencana alam : banjir, gempa, dll
 Kecelakaan massal : Kereta api, bus, dll
 Kejadian KLB dikomunitas yg berhubungan dengan penyakit menular :
1. TBC, Emerging Desease
2. Penyakit lain yg berhubungan dengan kontaminasi pada makanan, air seperti
hepatitis A dan salmonela
Risiko Internal
1. Pasien
a. Karakteristik pasien
• Perempuan, anak-anak
• Perawatan akut pada pasien dewasa
• Populasi kebutuhan khusus
• Perawatan jangka panjang
• Rehabilitasi
b. Usia pasien :
Anak-anak, dewasa dan lansia
• status imunologi
• penyakit yg berhubungan dengan isu-isu gaya hidup
• manula yang sakit cendrung akan mengalami perubahan pola pikirdan
kemudian sakit-sakitan
2. Risiko terkait peralatan
Pembersihan, desinfektan dan sterilisasi untuk proses peralatan:
 Instrumen bedah

10
 Prostesa
 Pemrosesan alat sekali pakai
 Pembungkusan kembali alat
 Peralatan yang dipakai
3. Risiko terhadap petugas kesehatan
 Kebiasaan kesehatan perorangan.
 Budaya keyakinan tentang penyakit menular
 Pemahaman tentang pencegahan dan penularan penyakit
 Tingkat kepatuhan dalam mencegah infeksi (HH, pemakaian APD, penanganan
peralatan pasien, tehnik isolasi, dll)
 Skrening yg tidak adekuat terhadap penyakit menular
 Kejadian Nedle Stik Injury
4.Risiko yg terkait pelaksanaan prosedur
 Prosedur invasif yang dilakukan
 Peralatan yang dipakai
 Pengetahuan dan pengalaman dalam melakukan suatu tindakan
 Persiapan pasien yang memadai
 Kepatuhan terhadap tehnik pencegahan yang direkomendasikan
5. Lingkungan
 Pembangunan
 Kelengkapan peralatan
 Pembersihan
Kelompok risiko, antara lain:
 Organisme resisten antibiotik
 Kegagalan aktivitas pencegahan
 Aktivitas Isolasi
 Kebijakan dan prosedur
 Kesiapan pandemic-prone acute respitatory infections
 Lingkungan
 Kesehatan petugas

11
 Lain-lain
2.Tentukan tiga hal untuk tiap faktor risiko
– Probabilitas/kemungkinan terjadinya kejadian
– Dampak/keparahan
– Sistem yang berlangsung saat ini
Hal-hal yang harus dipertimbangkan
• Risiko yang sudah diketahui
• Data sebelumnya
• Kajian literatur
Hal-hal yang harus dipertimbangkan:
Dampak
• Ancaman kehidupan dan atau kesehatan
• Terganggunya pelayanan
• Kehilangan fungsi
• Menurunnya kepercayaan masyarakat
• Pengaruh terhadap anggaran
• Isu-isu legal
• Dampak peraturan
• Standar / kebutuhan
Sistem yang berlaku saat ini
• Kebijakan dan prosedur terkini
• Implementasi rencana/program
• Pelatihan
• Pengukuran outcome atau proses
• Ketersediaan sistem back up
• Sumber dari masyarakat / kesehatan masyarakat
• Cara menguji
– Tidak ada jawaban benar/salah
– Utamakan diskusi
– Mendorong kelompok untuk mencapai kesepakatan bersama / konsensus
– Mengarahkan kelompok pada target

12
– Harus konsisten
– Membahas seluruh daftar risiko
• Skala Prioritas
– Urut risiko dengan menggunakan skor risiko
– Prioritas tiap organisasi akan berbeda

3. Nilai tertinggi dari grading menjadi prioritas masalah

13
14
SISTEM YANG ADA

15
TK RESIKO DESKRIPSI KEGIATAN

1 SOLID PERATURAN ADA, FASILITAS ADA, SELALU


DILAK- SANAKAN
2 GOOD PERATURAN ADA, FASILITAS ADA, TIDAK SELALU
DILAKUKAN
3 FAIR PERATURAN ADA, FASILITAS ADA, TIDAK DI LA
KU DILAKUKAN
4 POOR PERATURAN ADA , FASILITAS TIDAK ADA, TIDAK
DILAKSANAKAN
5 NONE TIDAK ADA PERATURAN

16
BAB IV
DOKUMENTASI

Dokumentasi dilakukan oleh Sekretaris komite PPI, IPCN dan Tim yang direkruitmen, antara
lain berupa:
1. Undangan pertemuan ICRA HAI’s
2. Hasil rapat Tim
3. Hasil data surveylans
4. Hasil pengkajian resiko
5. Rencana tindak lanjut dari grading ICRA HAI’s
6. Laporan ke unit terkait

Bekasi, 6 Agustus 2018


Direktur RS Ridhoka Salma

DrM.RonikeYunus,SpP, M.Kes, MARS

17
18

Anda mungkin juga menyukai