Gigi bungsu / wisdom teeth/ geraham ketiga/ impacted teeth sering tumbuh tidak sempurna
sehingga perlu dicabut dengan operasi untuk mencegah komplikasi yang lebih parah. Beberapa
kalangan enggan melakukan tindakan operasi mengingat kekhawatiran akan efek sampingnya.
gbr 1 ro-panoramic
Seorang ahli bernama Ricketts (1980) menyatakan bahwa evolusi manusia menyebabkan
berkurangnya ukuran rahang yang berhubungan dengan kondisi dan kebiasaan diet/makanan. Jadi
ukuran rahang manusia sekarang cenderung makin kecil sehingga kasus gigi geraham bungsu yang
impaksi sekarang cenderung meningkat.
gbr 2
Gigi geraham bungsu ini dapat saja tidak menimbulkan sakit saat atau sesudah erupsi sehingga
kita sering tidak menyadari adanya gigi tersebut. Namun setelah timbul gejala-gejala seperti sakit
kepala, telinga berdengung, sakit leher (gambar 2), rematik, kencing manis, gangguan jantung,
gangguan pada kulit, badan cepat lelah atau gejala-gejala lain pada tubuh yang tidak bisa diobati maka
gigi ini mulai dicurigai sebagai penyebab, sehingga penderita dirujuk ke dokter gigi. Tindakan ini
memang tepat mengingat gigi bungsu bisa menimbulkan bermacam-macam masalah baik sistemik
(seperti gejala-gejala tersebut di atas) maupun gejala lokal, seperti:
1. Pericoronitis.
Posisi gigi yang belum erupsi sempurna akan memudahkan makanan, debris dan bakteri
terjebak di bawah gusi yang di bawahnya terdapat gigi bungsu sehingga menyebabkan infeksi pada
gusi yang disebut pericoronitis. Jika tidak segera ditangani infeksi tersebut akan menyebar ke
tenggorokan atau leher.
*gbr 3 pericoronitis
*gbr 4 abses subkutan
3. Gigi berlubang
Posisi gigi impaksi sulit dijangkau sehingga sulit dibersihkan dan menjadi berlubang.
(gambar 6).
7. Tumor / Karsinoma.
*gbr 8 tumor
Mengingat komplikasi yang ditimbulkan oleh gigi geraham impaksi maka kita perlu
mengetahui waktu terbaik gigi tersebut dicabut.
Kalsifikasi gigi geraham bungsu terjadi mulai umur 9 tahun dan mahkota gigi selesai terbentuk
umur 12-15 tahun. Jadi gigi geraham bungsu sudah dapat dilihat melalui rontgen pada umur 12-15
tahun walaupun gigi tersebut belum tumbuh.(gambar 9)
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu yang impaksi dapat dilakukan antara umur 12-18
tahun atau setelah gigi molar / geraham kedua tumbuh. Tentu saja persiapannya dilakukan rontgen foto
sebelum dilakukan pencabutan. Pencabutan gigi geraham bungsu pada usia 12-18 tahun dikenal dengan
pencabutan preventif dan ini sangat dianjurkan mengingat pada usia tersebut akar gigi masih pendek
sehingga memudahkan operasi dan mempercepat waktu penyembuhan dan menghindari terkenanya
saraf pada rahang (Gambar 10a dan 10b).
Setelah operasi gigi geraham bungsu pasien akan mengalami pembengkakan 3-4 hari yang
merupakan reaksi normal dari tubuh untuk penyembuhan. Pasien tidak perlu khawatir Karena
pembengkakan yang tidak disertai demam bukan merupakan gejala infeksi dan pembengkakan ini akan
hilang tanpa meninggalkan bekas. Pasien yang menjalani operasi gigi geraham bungsu cukup mendapat
antibiotika, analgetik / penahan sakit dan obat anti inflamasi / anti radang. Selama pembengkakan
pasien dapat makan (lunak), aktivitas sehari-hari seperti sekolah atau bekerja. Tapi tidak diperkenankan
untuk olah raga terlebih dahulu. Setelah satu minggu benang jahitan dapat dibuka dan obat sudah dapat
dihentikan.
Dengan demikian pencabutan gigi geraham bungsu merupakan tindakan yang bijaksana sebab
mencegah komplikasi yang lebih buruk dan kekhawatiran akan efek operasi tidak akan terjadi sebab
dilakukan pada usia yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
http://pghdentalclinic.com/pencabutan-gigi-bungsu-dengan-operasi-bedah-mulut-odontektomi/
https://id.wikipedia.org/wiki/Bedah_mulut
http://dentiadental.com/news-articles/featured-articles/gigi-geraham-bungsu-perlukah-dicabut/