Anda di halaman 1dari 10

Cerita Islami Online Situs kumpulan kisah dan cerita islami,

cerita nabi, cerita rasul, mukjizat, dan para sahabat, tokoh islam yang lengkap, penuh
hikmah dan bermanfaat

 Panduan Sholat Tahiyyatul Masjid – Niat dan Bacaan Doa Sholat Sunnah Tahiyyatul Masjid
Home / Cerita Nabi / Cerita Nabi Luth as dan Kisah Kaumnya yang Sesat kena Azab

Cerita Nabi Luth as dan Kisah Kaumnya


yang Sesat kena Azab
Gunawan April 16, 2013 Cerita Nabi7 Comments 151,018 Views

Cerita Nabi Luth


Pada cerita islami kali ini berisi tentang cerita nabi luth as yang berusaha
berdakwah, menasehati kaumnya yaitu kaum yang sesat, namun karena
mereka tidak mau menerima nasihat dan ajakan baik dari nabi luth as,
akhirnya mereka mendapatkan azab yang sangat pendih dari Allah Yang
Maha Kuasa. Untuk lebih jelasnya bagaimana kisahnya silahkan simak
cerita nabi luth as lengkap di bawah ini :

Asal usul Nabi Luth


Nabi Luth as merupakan anak saudara laki-laki dari Nabi ibrahim as. Ayah
Nabi Luth as bernama hasa bin tareh merupakan saudara sekandung dari
Nabi Ibrahim. Beliau pindah bersama Nabi ibrahim as dari negeri babil ke
negeri syam. Tetapi tidak lama kemudian penghidupan memaksa kedua
Nabi ini berpisah. Nabi Luth as menetap di sebuah dusun yang bernama
sadum, masih dalam wilayah palestina.
Allah mengutus Nabi Luth berdakwah di Kota
Sadum
Nabi Luth as diutus oleh Allah yang maha bijaksana pegi ke negeri sadum
yang penduduknya sangat durhaka kepada Allah. Sadum adalah bangsa
yang tidak tahu malu, mereka selalu melakukan kejahatan, merampok,
membunuh sesama, menganiaya, sehingga tidak ada yang bearni ke negeri
tersebut

Masyarakat Sadum adalah masyarakat yang rendah tingkat moralnya,


rusak mentalnya, tidak mempunyai pegangan agama atau nilai
kemanusiaan yang beradab. Kemaksiaatan dan kemungkaran merajalela
dalam peragulan hidup mereka. pencurian dan perampasan harta milik
merupakan kejadian hari-hari di mana yang kuat menjadi kuasa sedang
yang lemah menjadi korban penidasan dan perlakuan sewenang-wenang.
Maksiat yang paling menonjol adalah perbuatan hom*o*sek di kalangan
lelakinya dan les*bian di kalangan wanitanya. Kedua-dua jenis
kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga
merupakan suatu kebudayaan kaum sadum.

Seorang pendatang yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari


gangguan mereka. Jika ia membawa barang yang berharga maka
dirampaslah barang-barangnya, jia ia melawan atau menolak
menyerahkannya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika
pendatang itu seorang laki-laki yang bermuka tampan dan berparas elok
maka ia kan menjadi rebutan antara mereka dan akan menjadi korban
perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang
perempuan muda maka akan menjadi mangsa dari pihak wanitanya pula.

Kepada masyarakat yang sudah sedemikian rupa keruntuhan moralnya dan


sedemikian parah penyakit sosialnya, diutuslah Nabi Luth as sebagai
utusan dan Rasul-Nya untuk mengangkat mereka dari lembah kenistaan,
kejahilan dan kesesatan serta membawa mereka ke alam yang bersih,
bermoral dan berakhlak mulia. Nabi Luth as mengajak mereka beriman dan
beribadah kepada Allah meninggalkan kebiasaan mungkar menjauhkan diri
dari perbuatan maksiat dan kejahatan yang diilhamkan oleh iblis dan
syaitan. ia memberi penerang kepada mereka bahwa Allah telah mencipta
mereka dan alam sekitar mereka tidak meridhoi amal perebuatan mereka
yang mendekati sifat dan tabiat kebinatangan dan tidak sesuai dengan nilai
kenusiaan dan bahwa Allah akan memberi ganjaran setimpal dengan amal
kebajikan mereka. Yang berbuata baik dan beramal sholeh akan diganjar
dengan surga di akhirat sedang yang melakukan perbuatan mungkar akan
di balaskannya dengan memasukkannya ke dalam neraka jahanam.

Nabi Luth as berseru kepada mereka agar meninggalkan adat kebiasaan


yaitu melakukan perbuatan ho*mo*sek dan les*bian karena perbuatan
itu bertentangan dengan fitrah dan hati nurani manusia serta menyalahi
hikmah yang terkandung di dalam menciptakan manusia menjadi dua
jenis yaitu pria dan wanita. Juga kepada mereka diberi nasihat dan
dianjurkan supaya menghormati hak dan milik masing-masing dengan
meninggalkan perbuatan perampasan, perampokan serta pencurian yang
selalu mereka lakukan diantara sesama mereka dan terutama kepada
pengunjung yang datang ke Sandum. Diterangkan bahwa perbuatan-
perbuatan itu akan merugikan mereka sendiri, karena akan menimbulkan
kekacauan dan ketidak amanan di dalam negeri masing-masing dari
mereka tidak merasa aman dan tenteram dalam hidupnya.

Demikianlah Nabi Luth as melaksanakan dakwahnya sesuai dengan tuas


risalahnya. Ia tidak hent-henti menggunakan setiap kesempatan dan
dalam pertemuan dengan kaumnya secara berkelompok atau secara
perseorangan mengajak agar mereka beriman dan percaya kepada Allah
serta menyembah-Nya, melakukan amal soleh dan meninggalkan
perbuatan maksiat dan mungkar. Akan tetapi keruntuhan moral dan
kerusakan akhlak sudah sangat berakar di dalam pergaulan hidup mereka
dan pengaruh hawa nafsu dan penyesatan sayitan sudah begitu kuat
menguasai tindak-tanduk mereka, maka dakwah dan ajkkan Nabi Luth as
yang dilaksanakan dengan kesabaran dan ketekunan tidak mendapat
tanah yang subur di dalam hati dan fikiran mereka. Telinga-telinga
mereka telah tuli bagi ajaran-ajaran Nabi Luth as sedang hati dan fikiran
mereka sudah tersumbat rapat dengan ajara-jaran syaitan dan iblis.

Allah mengutus malaikat menimpakan azab untuk


kaum Nabi Luth as
Cerita Nabi Luth – Pada akhirnya kaum Nabi Luth merasa kesal hati
mendengar dakwah dan nasehat-nasehat Nabi Luth as yang tidak putus-
putus itu dan minta agar ia menghentikan aksi dakwahnya atau
menghadapi pengusir dirinya dari sadum bersama semua keluarga. Sudah
tidak ada harapan lagi bagi masyarakat sadum dapat terangkat dari lembah
kesesatan dan keruntuhan moral mereka dan bahwa meneruskan dakwah
kepada mereka yang sudah buta-tuli hati dan fikiran serta menyia-nyiakan
waktu, obat satu-satunya menurutf pikiran Nabi Luth as untuk mencengah
penyakit akhlak itu yang sudah parah menular kepada tentangga-tetangga
dekatnya, ialah membasmi mereka dari atas bumi sebagai pembalasan
terhadap kekerasan kepada mereka, juga untuk menjadi ibrah dan
pengajaran umat-umat di sekelilingnya. Beliau memohon kepada Allah
yang maha kuasa agar kaumnya yaitu masyarakat Sadum diberi ganjaran
berupa azab di dunia sebelum azab bagi mereka di akhirat kelak.

Jika mereka diberi nasehat mereka menjawab : “Datangkanlah siksaan


Allah itu, hai Luth, jika sekiranya engkau orang yang benar”

Setelah mendengar ejekan dari mereka, Nabi Luth as berdoa kepada


Allah, sebagaimana tersebut dalam Al qur an :

Luth berdoa : “Ya Tuhanku tolonglah aku dengan menimpakan azab atas
kaum yang berbuat kerusakan itu” (QS. 29 : 30)

Permohonan Nabi Luth dan doanya diperkenankan dan dikabulkan oleh


Allah SWT. Allah mengutus beberapa Malaikat untuk menurunkan azab
terhadap kaum Nabi Luth as yang durhaka dan meningkari Allah. Ketika
datang kabar kepada Nabi Ibrahim as akan dibinasakannya negeri Nabi
Luth as dengan kaumnya, karena penduduknya yang selalu durhaka dan
maksiat, maka terperanjatlah Nabi Ibrahim as. Firman Allah dalam Al
Qur’an :

Berrkatalah Ibrahim : “Sesungguhnya di kota itu ada Luth”

Para malaikat berkata : “Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota
itu. Kami sungguh-sungguh akan menyelamatkan dia, dan pengikut-
pengikutnya kecuali istrinya. Dia adalah termasuk orang-orang yang
tertinggal (dibinasakan)” (QS. 29 : 32)

Tiga orang malaikat tersebut menyamar sebagai manusia biasa. Mereka


adalah malaikat yang bertamu kepada Nabi Ibrahim as dengan membawa
berita gembira atas kelahiran Nabi Ishaq as, dan memeberi tahu kepada
mereka bahwa dia adalah utusan Allah dengan menurunkan azab kepada
kaum Nabi Lutuh as penduduk kota Sadum. Dalam kesempatan pertemuan
dimana Nabi Ibrahim as telah memohon agar penurunan azab atas kaum
sadum ditunda, kalau kalau mereka sadar mendengarkan dan mengikuti
ajakan Nabi Luth as serta bertaubat dari segala maksiat dan perbuatan
mungkar. Juga dalam pertemuan itu Nabi Ibrahim as mohon agar anak
saudaranya, Nabi Luth as diselamatkan dari azab yang akan diturunkan
kepada kaum Sadum permintaan itu diterima oleh malaikat dan dijiamin
bahwa Nabi Luth as dan keluarganya tidak akan terkenal azab, kecuali
istrinya.

Para malaikat itu sampai di Sadum dengan menyamar sebagai lelaki


remaja yan berparas tampan dan bertubuh yang elok dan bagus. Dalam
perjalan mereka hendak memasuki kota, mereka berselisih dengan orang
gadis yang cantik dan ayu sedang mengambil air dari sebuah sungai. Para
malaikat atau lelaki remaja itu bertanya kepada si gadis kalau-kalau
mereka diterima ke rumah sebagai tamu. SI gadis tidak berani memberi
keputusan sebelum ia berundin terlebih dahulu dengan keluarganya.
Maka ditinggalkanlah para lelaki remaja itu oleh si gadis seraya ia pulang
ke rumah cepat-cepat untuk memberi tahu ayahnya

Si ayah yaitu Nabi Luth as sendiri mendengar laporan puterinya menjadi


bingung jawaban apa yang harus ia berikan kepada para pendatang yang
ingin bertamu ke rumahnya untuk beberapa waktu, namun menerima
tamu-tamu remaja yang berparas tampan akan mengundang resiko
gangguan kepadanya dan kepada tamu-tamunya dari kaumnya yang
tergila-gila oleh remaja yang mempunyai tubuh bagus dan wajan yang
tampan. Sedang kalau hal yang demikian itu terjadi ia sebagai tuan
rumah harus bertanggung jawab terhadap keselamatan tamunya, padahal
ia merasa bahwa ia tidak akan berdaya menghadapi kaumnya yang
bengis-bengis dan haus maksiat itu.

Setelah difikirkan akhirnya diputuskan oleh Nabi Luth as kalau ia akan


menerima mereka sebagai tamu di rumahnya apapun yang akan terjadi
sebagai akibat keputusanya ia pasarahkan kepada Allah yang akan
melindunginya. Lemudian pergilah Nabi Luth sendiri menemui tamu-tamu
yang sedang menanti di pinggir kota lalu diajaklah mereka bersama-sama
ke rumah ketika koda Sadum sudah dalam keadaan gelap, dan juga para
warganya sedang di rumah masing-masing dalam keadaan tidur nyenyak.

Kepada istri dan kedua anaknya, Nabi Luth as berpesan dan berusaha
agar mereka merahasiakan kedatangan para tamunya, agar tidak
diketahui oleh kaumnya yang bengis dan haus maksiat. Namun karena
istri Nabi lutuh yang berpihak dengan masyarakat Sadum yang sesat,
sehingga istrinya membocorkan rahasia atas para tamu tampan yang
tinggal di rumahnya.

Selanjutnya, apa yang dicemaskan oleh Nabi Luth benar benar terjadi.
Ketika masyarakat Sadum mengetahui bahwa di rumahnya ada pemuda,
maka datanglah mereka ke rumahnya untuk melihat tamunya yang
tampan itu untuk memuaskan nafsunya. Tentu saja Nabi Luth as tidak
membukakan pintu untuk mereka, dan berseru meminta agar mereka
pulang lagi ke rumah masing-masing dan meminta tidan mengganggu
para tamu Nabi Luth, yang semestinya dihormati dan dimuliakan, bukan
diganggu. Mareka dinasehati agar meninggalkan kebiasaan yang keji yan
bertentangan dengan fitrai manusia serta kodrat alam, yaitu Tuhan telah
menciptakan manusia untuk berpasangan antara pria dan wanita untuk
menjaga kelangsungan perkembangan umat manusia sebagai makluk
ciptaannya yang termulia di atas bumi. Nabi Luth as berseru meminta
supaya mereka pulang pada istri-istri mereka dan meninggalkan
perbuatan mungkar dan maksiat yang tidak sepantasnya itu, sebelum
Allah memberikan mereka zab dan siksaan.

Namun Mereka yang telah sesat tidak dihiraukan dan dipedulikan juga
seruan dan nasihat dari Nabi Luth as. Bahkan mendesak akan mendobrak
pintu rumah Nabi Luth dengan paksa dan kekerasan jika pintu rumahnya
tidak segera dibuka. Karena Nabi Luth merasa dirinya sudah tidak
berdaya untuk menahan orang orang yang kaumnya yang sesat itu, maka
Nabi Luth as pun berkata secara terus terang kepada para tamunya.

“Sesungughnya saya tidak berdaya lagi menahan orang-orang itu


menyerbu ke dalam. Au tidak memiliki senjata dan kekuatan fisik yang
dapat menolak kekerasan mereka, tidak punya mempunyai keluarga atau
sanak saudara yang disegani mereka yang dapat aku mintai
pertolongannya, maka aku merasa sangat kecewa, bahwa sebagai tuan
rumah aku tidak dapat menghalau gangguan terhadap tamu-tamuku di
rumahku sendiri”

Kaum Nabi Luth as ditimpa Azab dari Allah Yang


Maha Perkasa
Cerita Nabi Luth – Setelah keluh kesahnya diucapkan oleh Nabi Luth as
kepada para tamunya, para tamu tersebut segra memperkenalkan diri
kepada Nabi Luth, bahwa mereka adalah para malaikat yang menyamar
sebagai manusia yang bertamu kepada Nabi Luth, dan mereka
mengatakan bahwa tujuannya datang ke Sadum untuk melaksanakan
tugas dari Allah yaitu menurunkan azab dan siksa atas kaumnya yang
membangkang.
Para malaikat itu kemudian menyarankan Nabi Luth as untuk membuka
pintu rumahnya lebar untuk memberi kesmepatan bagi orang-orang yang
sesak itu masuk. Namun ketika pintu itu dibuka dan orang orang sesat itu
masuk, secara tiba tiba mereka tidak bisa melihat apa apa. Diusap
usapnya mereka mereka, ternyata mata mereka sudah menjadi buta.

Ketika orang orang sesaat itu dalam keadaan buta dan berbenturan
dengan satu sama lain. Para tamu atau malaikat itu berseru dan meminta
agar Nabi Luth as meninggalkan perkampungan itu bersama keluarga
yang ia sayangin, karena azab dari Allah swt telah tiba waktunya untuk
ditimpukkan. Nabi Luth as dan keluarganya diberi pesan oleh malaikat
dalam perjalan keluar dari Sadum tidak menengok ke belakang.

Sehabis tengah malam Nabi Luth as beserta keluarganya yaitu seorang


istri, dan dua orang putri berjalan cepat keluar kota, tidak menoleh ke
kanan atau ke kiri sesuati pesan para malaikat. Namun karena istrinya
masih masih berpihak pada masyarakat sadum yang sesat tidak tega
meninggalkannya. Ia berada di belakang rombongan Nabi Luth as
berjalan secara perlahan lahan tidak secepat langkah suaminya itu, dan
tak henti hentinya menoleh ke belakang untuk mengetahui apa yang
akan ditimpa oleh masyarakat sadum itu, serta seolah-olah ragu akan
kebenaran ancaman para malaikat yang telah ia dengar dengan
telinganya sendiri.

Kemudian, ketika sewaktu fajar menyingsing Nabi Luth as dan dua


putrinya telah melewati batas kota sadum, begergetarlah dengan dahsyat
bumi di bawah kaki masyarakat sadum, begitu juga dengan istri Nabi
Luth as yang munafik itu. Gentaran itu lebih hebat dan kuat dari pada
gempa bumi dan juga diiringi dengan angin kencang serta hujan batu
yang menghancurkan kota sadum dan para warganya yang sesat itu.

Itulah azab yang sepantasnya ditimpakan kepada orang-orang yang


sesat, yang sudah diperingatkan oleh Nabi utusan Allah yang maha
mengetahui, namun mereka tetap tidak mau mendengarkan. Semoga kita
dan masyarakat kita terlindung dari kemaksiatan, sehingga tidak ditimpa
azab yang begitu pedih seperti pada cerita Nabi Luth as di atas. Aamiin.

Facebook Comments






Tags NABI LUTH
About Gunawan

PreviousCerita Nabi Saleh as – Mukjizat pada Unta

NextCerita Nabi Idris as – Kisah dengan malaikat maut Izroil

Related Articles
Cerita Nabi Muhammad SAW Keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW
January 6, 2019

Cerita Nabi Muhammad s.a w menjadi suami Siti Khadijah


January 6, 2019

Cerita Nabi Muhammad SAW Menjadi Yatim Piatu ditinggal Ayah Ibu dan
Kakeknya
January 5, 2019
7 comments
← Older Comments

1.

mohd azhar junaidi


October 14, 2017 at 9:52 am

Terima kasih sobat


Reply

2.

Syed
May 1, 2018 at 1:29 am

Thanks atas information nie


Reply

Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *
Comment
Name *
Email *
Website

ads

Recent Posts
 Cerita Nabi Muhammad SAW Keluhuran budi pekerti Nabi Muhammad SAW
 Cerita Nabi Muhammad s.a w menjadi suami Siti Khadijah
 Cerita Nabi Muhammad SAW Menjadi Yatim Piatu ditinggal Ayah Ibu dan Kakeknya
 Cerita Nabi Muhammad SAW – Kelahiran di Tahun Gajah dan Bayi Pembawa Berkah
 Panduan Sholat Tahiyyatul Masjid – Niat dan Bacaan Doa Sholat Sunnah Tahiyyatul Masjid

Video Ceramah

top blogs
Powered by WordPress

© Copyright 2019, All Rights Reserved

Anda mungkin juga menyukai