Anda di halaman 1dari 2

Fisika Bangunan

Anda tertarik pada fisika bangunan? Fisika Bangunan merupakan batu penjuru dari
perancangan, konstruksi, dan operasi performansi tinggi dari bangunan. Kalau misalkan
posisi kita sebagai arsitek, kita harus merancang suatu bangunan yang awet dan tahan lama,
memiliki efisiensi energi tinggi, terjangkau dan mendukung kesehatan. Untuk menghindari
berbagai permasalahan dari bangunan, berbagai ilmu yang cukup unik harus digabungkan
misalnya Perpindahan Panas dan Masa, sains material, meteorologi, teknologi konstruksi,
psikologi manusia, serta analisis dan desain keteknikan harus diaplikasikan ketika merancang
sebuah bangunan. Paduan dari berbagai ilmu dan keahlian ini sering disebut dengan “building
science”. Awalnya ilmu ini dikembangkan dan dipublikasikan di Eropa (terutama
di Candinavia) yang dimana ilmu ini sering disebut dengan Fisika Bangunan (“Building
Physic”). Enam hal yang harus diperhatikan dalam fisika bangunan adalah kontrol termal,
kontrol kelembaban, kontrol aliran udara, iklim, akustik, serta pencahayaan.

Fisika bangunan merupakan kumpulan ilmu pengetahuan yang digunakan untuk


menganalisa dan berfokus untuk mengendalikan fenomena fisika yang memiliki pengaruh
pada bangunan dan rancangan arsitektur. Secara sederhana, fisika bangunan mempelajari
hal-hal yang berkaitan dengan bahan-bahan bangunan, ventilasi, sistem pengkondisian
udara, akustik, perlindungan terhadap bencana, dan pemakaian energi di dalam bangunan.

Menurut sejarah, ilmu ini pertama kali berkembang di Eropa, terutama di Candinavia yang
sekarang menjadi dua negara yaitu Norwegia dan Swedia. Ilmu ini sendiri sering disebut
dengan nama Fisika Bangunan atau Building Physics, ada juga menyebutnya Ilmu Bangunan
atau Science Building.

Sperti yang dijelaskan diatas, ilmu ini berguna untuk mengetahui fenomena-fenmena fisika
yang memiliki pengaruh terhadap bangunan. Fenomena fisika ini sangat berhubungan
dengan kenyamanan dan indera perasa manusia seperti indera penglihatan, pendengaran,
penciuman, dan peraba.

Dengan Memperhatikan ke-empat indera manusia tersebut, kita akan dapat mengetahui
pengaruh desain bangunan terhadap kenyamanan yang dirasakan manusia di dalam
bangunan. Dimana kenyaman itu bisa didapatkan dengan mengendalikan beberapa hal yang
akan saya jelaskan lebih lanjut pada tulisan di bawah ini.

1. Penendali suhu

Dengan cara memperhatikan aliran panas yang masuk ke dalam gedung dan yang
keluar dari dalam gedung. Kita akan mampu untuk mengatur suhu ruangan sesuai
dengan keinginan kita. Dimana hal ini juga berhubungan dengan indera peraba
manusia, dimana kondisi bangunan seperti rasa panas dan dingin dapat dirasakan
oleh manusia. Perasaan ini biasanya disebabkan oleh interaksi kulit manusia dengan
lingkunngan melalui media udara.

2. Pengendalian kelambaban

Dalam mengatasi jamur dan bau dalam ruangan, perlu diperhatikan pengaruh
kelembaban yang menjadi faktor utama berkembang biak nya jamur di suatu tempat.
Semakin lembab suatu tempat maka semakin banyak kandungan molekul air di
tempat itu.
Dimana hal ini akan menimbulkan berbagai permasalahan bau dikarenakan interaksi molekul
air dengan benda-benda di dalam ruangan. Misalkan interaksi air dengan besi yang akan
menimbulkan karat, inilah alasan mengapa di setiap ruangan komputer biasanya dipasangi
AC.

Kelembaban bisa berasal dari berbagai hal misalnya dari air hujan, salju, air tanah, uap air,
atau dari kandungan air di dalam bangunan. Jadi, sebuah gedung yang memiliki kelembaban
yang tinggi menandakan terjadinya penurunan kualitas bangunan.

Kelembaban adalah banyaknya kandungan air di dalam udara, terdapat 2 jenis kelembaban
yang biasa digunakan.

Pertama, Humiditas Spesifik (Spesific Humidity) adalah besarnya massa uap yang tekandung
di dalam campuran setiap massa udara dalam campuran.
Kedua, Humiditas Relatif (Relatif Humidity) adalah Perbandingan antara nilai tekanan uap dan
tekanan uap saturasi pada kondisi dimana besarnya suhu dan tekanan total sama.

Anda mungkin juga menyukai