Anda di halaman 1dari 3

Lanjutan penyelesaian Kasus 2 Modul 7 (Heat Conduction through Composite

Cylindrical Walls)

Pertanyaan:
Turunkan persamaan pada kondisi steady-state yang dapat digunakan untuk menghitung:
a. Laju perpindahan panas Q0
b. Overall heat transfer coefficient U0
pada kasus perpindahan panas dari fluida panas dengan temperatur T a ke fluida dingin
bertemperatur Tb melalui dinding silinder komposit 3 lapisan (01, 12, dan 23).

Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, subscript ‘0’ adalah dinding dalam komposit pertama
(komposit di posisi paling dalam).
Sehingga rumusan Q0 dirumuskan sebagai: 𝑄0 = 2𝜋𝑟0 𝐿 ∙ 𝑞0 …(i)

Menentukan rumusan q0:


Arah penyelesaian adalah memunculkan persamaan q 0 sebagai fungsi data-data yang tersedia,
yaitu Ta, k01, k12, k23, h0, h3, dan Tb.
Berdasarkan sistem koordinat dari sistem, digunakan persamaan (B) pada Tabel 10.2-2.
Setelah disesuaikan dengan analisis kasus dan asumsi pada kasus ini, diperoleh ekspresi
persamaan energy menjadi:
1 𝑑(𝑟𝑞𝑟 )
− =0 …(ii)
𝑟 𝑑𝑟

Penyelesaian terhadap persamaan (ii) diperoleh: rqr = konstanta …(iii)

Penerapan persamaan energy sehingga diperoleh persamaan (iii) tersebut di atas berlaku
untuk ketiga lapisan dinding silinder komposit. Sehingga untuk masing-masing dinding
komposit, persamaan (iii) dituliskan sebagai berikut:

𝑟 ∙ 𝑞𝑟01 = 𝑐1 …(iiia), berlaku untuk dinding 01


𝑟∙ 𝑞𝑟12 = 𝑐2 …(iiib), berlaku untuk dinding 12
𝑟 ∙ 𝑞𝑟23 = 𝑐3 …(iiic), berlaku untuk dinding 23

Persamaan (iii) maupun (iiia), (iiib), dan (iiic) menunjukkan bahwa pada perpindahan panas
steady-state melalui dinding silinder komposit berlaku hubungan bahwa hasil kali antara posisi
r terhadap fluks perpindahan panas pada suatu dinding silinder adalah konstan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai c1, c2, dan c3 adalah sama. Namun karena yang akan dievaluasi
adalah dinding pada posisi ‘0’, maka ditentukan nilai c1 = c2 = c3 = r0q0.

Dengan demikian, persamaan (iiia), (iiib), (iiic) kemudian dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑟 ∙ 𝑞𝑟01 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 …(iiia’)
𝑟 ∙ 𝑞𝑟12 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 …(iiib’)
𝑟∙ 𝑞𝑟23 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 …(iiic’)

Mengacu pada persamaan Fourier, fluks perpindahan panas yang muncul di ruas kiri pada
persamaan (iiia’), (iiib’), dan (iiic’) dituliskan sebagai berikut:

𝑑𝑇 01 𝑑𝑇 12 𝑑𝑇 23
𝑞𝑟01 = −𝑘 01 ; 𝑞𝑟12 = −𝑘12 ; 𝑞𝑟23 = −𝑘 23
𝑑𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝑟

Substitusi masing-masing persamaan fluks tersebut ke persamaan (iiia’), (iiib’), dan (iiic’)
kemudian diselesaikan, diperoleh:

𝑑𝑇 01 𝑑𝑟
−𝑟 ∙ 𝑘 01 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 , atau: −𝑘 01 𝑑𝑇 01 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 …(iv)
𝑑𝑟 𝑟

Penyelesaian terhadap persamaan (iv):


1 1 𝑑𝑟
− ∫0 𝑘 01 𝑑𝑇 01 = 𝑟0 𝑞0 ∫0 ; dengan k01 diambil konstan, diperoleh hasil:
𝑟

𝑟 𝑟0 𝑞0 𝑟
−𝑘 01 (𝑇1 − 𝑇0 ) = 𝑟0 𝑞0 𝑙𝑛 ( 1); atau: 𝑇0 − 𝑇1 = 𝑙𝑛 ( 1) …(iv’)
𝑟0 𝑘 01 𝑟0

Dengan cara analog akan diperoleh:

𝑟0 𝑞0 𝑟
𝑇1 − 𝑇2 = 𝑙𝑛 ( 2) …(v)
𝑘 12 𝑟1

𝑟0 𝑞0 𝑟
𝑇2 − 𝑇3 = 𝑙𝑛 ( 3) …(vi)
𝑘 23 𝑟2

Dengan memperhatikan persamaan (iv’), (v), dan (vi), dapat diperoleh rumusan q 0 awal, yaitu
dengan cara menjumlahkan ketiga persamaan tersebut (ingat arah dari penentuan q0!).
𝑟 𝑟 𝑟
𝑙𝑛( 1 ) 𝑙𝑛( 2 ) 𝑙𝑛( 3 )
…(vii)
𝑟0 𝑟1 𝑟2
𝑇0 − 𝑇3 = 𝑟0 𝑞0 [ + + ]
𝑘 01 𝑘 12 𝑘 23

Penyelesaian berikutnya adalah memunculkan Ta dan Tb pada persamaan (vii) dan


mengeliminasi T0 dan T3.

Perhatikan sistem kasus. Berdasarkan sistem kasus, T0 terkait dengan Ta melalui hubungan
perpindahan panas antar fase (dari fluida panas ke dinding silinder ‘0’). Sedangkan T3 terkait
dengan Tb melalui hubungan perpindahan panas antar fase (dari dinding silinder ‘3’ ke fluida
dingin). Dengan memanfaatkan hokum pendinginan Newton, dapat dinyatakan fluks
perpindahan panas antar fase di kedua posisi tersebut sebagai berikut:
𝑞0
q0 = h0 (Ta – T0); atau: 𝑇𝑎 − 𝑇0 = …(viii)
ℎ0
𝑞3
q3 = h3 (T3 – Tb) atau: 𝑇3 − 𝑇𝑏 = …(ix)
ℎ3

Pada persamaan (ix) masih terdapat masalah, bahwa q 0 belum muncul (yang ada adalah q3).
Masalah ini dapat diselesaikan dengan memanfaatkan hubungan umum pada persamaan (iii),
atau lebih tepatnya persamaan (iiic’). Hubungan yang dapat dimunculkan jika pada ruas kiri
dari persamaan (iiic’) dievaluasi pada posisi ‘3’ adalah:
𝑟0
r3 q3 = r0 q0; atau: 𝑞3 = 𝑞0 …(x)
𝑟3

Substitusi persamaan (x) ke persamaan (ix) diperoleh:


𝑟0

…(ix’)
𝑟3
𝑇3 − 𝑇𝑏 = 𝑞0
ℎ3

Dengan menjumlahkan persamaan (vii), (viii)*, dan (ix’) akan diperoleh:


𝑟 𝑟 𝑟
1 𝑙𝑛( 1 ) 𝑙𝑛( 2 ) 𝑙𝑛( 3 ) 1
….(xi)
𝑟0 𝑟1 𝑟2
𝑇𝑎 − 𝑇𝑏 = 𝑟0 𝑞0 [ + + + + ]
𝑟0 ℎ0 𝑘 01 𝑘 12 𝑘 23 𝑟3 ℎ3

𝑟0
Keterangan: persamaan (viii)* merupakan persamaan (viii) setelah ruas kanan dikalikan .
𝑟0

Dengan demikian dapat dituliskan rumusan dari r0q0 adalah sebagai berikut:

𝑇𝑎 − 𝑇𝑏
𝑟0 𝑞0 = 𝑟1 𝑟 𝑟
𝑙𝑛 ( ) 𝑙𝑛 ( 2 ) 𝑙𝑛 ( 3 )
1 𝑟0 𝑟1 𝑟2 1
[ + + + + ]
𝑟0 ℎ0 𝑘 01 𝑘12 𝑘 23 𝑟3 ℎ3

Substitusi persamaan terakhir ke persamaan (i), diperoleh:


(𝑇𝑎 − 𝑇𝑏 )
𝑄0 = 2𝜋𝐿 ∙ 𝑟1 𝑟 𝑟 … (𝑥𝑖𝑖)
𝑙𝑛 ( ) 𝑙𝑛 ( 2 ) 𝑙𝑛 ( 3 )
1 𝑟0 𝑟1 𝑟2 1
[ + + + + ]
𝑟0 ℎ0 𝑘 01 𝑘12 𝑘 23 𝑟3 ℎ3

Persamaan terakhir adalah penyelesaian dari soal a.

Untuk soal b silahkan dicoba sendiri dengan dimulai dari persamaan umum dari laju
perpindahan panas menyeluruh yang dievaluasi pada dinding silinder ‘0’ berikut:

Q0 = U0 A0 (Ta – Tb) …(xiii), dengan A0 = 2r0 L

Petunjuk: substitusikan rumusan (Ta – Tb) dari persamaan (xii) ke persamaan (xiii).

------- Hary -------

Anda mungkin juga menyukai