Cylindrical Walls)
Pertanyaan:
Turunkan persamaan pada kondisi steady-state yang dapat digunakan untuk menghitung:
a. Laju perpindahan panas Q0
b. Overall heat transfer coefficient U0
pada kasus perpindahan panas dari fluida panas dengan temperatur T a ke fluida dingin
bertemperatur Tb melalui dinding silinder komposit 3 lapisan (01, 12, dan 23).
Sesuai dengan pembahasan sebelumnya, subscript ‘0’ adalah dinding dalam komposit pertama
(komposit di posisi paling dalam).
Sehingga rumusan Q0 dirumuskan sebagai: 𝑄0 = 2𝜋𝑟0 𝐿 ∙ 𝑞0 …(i)
Penerapan persamaan energy sehingga diperoleh persamaan (iii) tersebut di atas berlaku
untuk ketiga lapisan dinding silinder komposit. Sehingga untuk masing-masing dinding
komposit, persamaan (iii) dituliskan sebagai berikut:
Persamaan (iii) maupun (iiia), (iiib), dan (iiic) menunjukkan bahwa pada perpindahan panas
steady-state melalui dinding silinder komposit berlaku hubungan bahwa hasil kali antara posisi
r terhadap fluks perpindahan panas pada suatu dinding silinder adalah konstan. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa nilai c1, c2, dan c3 adalah sama. Namun karena yang akan dievaluasi
adalah dinding pada posisi ‘0’, maka ditentukan nilai c1 = c2 = c3 = r0q0.
Dengan demikian, persamaan (iiia), (iiib), (iiic) kemudian dapat dituliskan sebagai berikut:
𝑟 ∙ 𝑞𝑟01 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 …(iiia’)
𝑟 ∙ 𝑞𝑟12 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 …(iiib’)
𝑟∙ 𝑞𝑟23 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 …(iiic’)
Mengacu pada persamaan Fourier, fluks perpindahan panas yang muncul di ruas kiri pada
persamaan (iiia’), (iiib’), dan (iiic’) dituliskan sebagai berikut:
𝑑𝑇 01 𝑑𝑇 12 𝑑𝑇 23
𝑞𝑟01 = −𝑘 01 ; 𝑞𝑟12 = −𝑘12 ; 𝑞𝑟23 = −𝑘 23
𝑑𝑟 𝑑𝑟 𝑑𝑟
Substitusi masing-masing persamaan fluks tersebut ke persamaan (iiia’), (iiib’), dan (iiic’)
kemudian diselesaikan, diperoleh:
𝑑𝑇 01 𝑑𝑟
−𝑟 ∙ 𝑘 01 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 , atau: −𝑘 01 𝑑𝑇 01 = 𝑟0 ∙ 𝑞0 …(iv)
𝑑𝑟 𝑟
𝑟 𝑟0 𝑞0 𝑟
−𝑘 01 (𝑇1 − 𝑇0 ) = 𝑟0 𝑞0 𝑙𝑛 ( 1); atau: 𝑇0 − 𝑇1 = 𝑙𝑛 ( 1) …(iv’)
𝑟0 𝑘 01 𝑟0
𝑟0 𝑞0 𝑟
𝑇1 − 𝑇2 = 𝑙𝑛 ( 2) …(v)
𝑘 12 𝑟1
𝑟0 𝑞0 𝑟
𝑇2 − 𝑇3 = 𝑙𝑛 ( 3) …(vi)
𝑘 23 𝑟2
Dengan memperhatikan persamaan (iv’), (v), dan (vi), dapat diperoleh rumusan q 0 awal, yaitu
dengan cara menjumlahkan ketiga persamaan tersebut (ingat arah dari penentuan q0!).
𝑟 𝑟 𝑟
𝑙𝑛( 1 ) 𝑙𝑛( 2 ) 𝑙𝑛( 3 )
…(vii)
𝑟0 𝑟1 𝑟2
𝑇0 − 𝑇3 = 𝑟0 𝑞0 [ + + ]
𝑘 01 𝑘 12 𝑘 23
Perhatikan sistem kasus. Berdasarkan sistem kasus, T0 terkait dengan Ta melalui hubungan
perpindahan panas antar fase (dari fluida panas ke dinding silinder ‘0’). Sedangkan T3 terkait
dengan Tb melalui hubungan perpindahan panas antar fase (dari dinding silinder ‘3’ ke fluida
dingin). Dengan memanfaatkan hokum pendinginan Newton, dapat dinyatakan fluks
perpindahan panas antar fase di kedua posisi tersebut sebagai berikut:
𝑞0
q0 = h0 (Ta – T0); atau: 𝑇𝑎 − 𝑇0 = …(viii)
ℎ0
𝑞3
q3 = h3 (T3 – Tb) atau: 𝑇3 − 𝑇𝑏 = …(ix)
ℎ3
Pada persamaan (ix) masih terdapat masalah, bahwa q 0 belum muncul (yang ada adalah q3).
Masalah ini dapat diselesaikan dengan memanfaatkan hubungan umum pada persamaan (iii),
atau lebih tepatnya persamaan (iiic’). Hubungan yang dapat dimunculkan jika pada ruas kiri
dari persamaan (iiic’) dievaluasi pada posisi ‘3’ adalah:
𝑟0
r3 q3 = r0 q0; atau: 𝑞3 = 𝑞0 …(x)
𝑟3
…(ix’)
𝑟3
𝑇3 − 𝑇𝑏 = 𝑞0
ℎ3
𝑟0
Keterangan: persamaan (viii)* merupakan persamaan (viii) setelah ruas kanan dikalikan .
𝑟0
Dengan demikian dapat dituliskan rumusan dari r0q0 adalah sebagai berikut:
𝑇𝑎 − 𝑇𝑏
𝑟0 𝑞0 = 𝑟1 𝑟 𝑟
𝑙𝑛 ( ) 𝑙𝑛 ( 2 ) 𝑙𝑛 ( 3 )
1 𝑟0 𝑟1 𝑟2 1
[ + + + + ]
𝑟0 ℎ0 𝑘 01 𝑘12 𝑘 23 𝑟3 ℎ3
Untuk soal b silahkan dicoba sendiri dengan dimulai dari persamaan umum dari laju
perpindahan panas menyeluruh yang dievaluasi pada dinding silinder ‘0’ berikut:
Petunjuk: substitusikan rumusan (Ta – Tb) dari persamaan (xii) ke persamaan (xiii).