Hari : Senin
Tanggal : 28 November 2018
Jam : 23.00 WIB
A. Keluhan Utama : Pasien Ny. S umur 25 tahun dengan G1 P0 A0 Hamil 38+2 minggu
dengan Ketuban Pecah Dini (KPD) 15 jam berwarna jernih dengan keluhan kenceng-
kenceng pada perut, keluar cairan dari jalan lahir mulai jam 00:00, dan mules-mules.
B. Diagnosa Medis : G1 P0 A0 Hamil 38+2 minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
15 jam
C. Diagnosa Keperawatan : Risiko infeksi maternal b.d ketuban pecah dini
D. Data yang mendukung Diagnosa Keperawatan
DS : Pasien mengatakan keluar cairan dari jalan lahir sejak pukul 00:00, ketuban
pecah sejak 15 jam yang lalu, sekarang terasa kenceng-kenceng dan mules.
DO : KU lemah, kesadaran compos mentis, HIS 3-4x/ 10’/30” , ketuban pecah dini 15
jam, pembukaan 1 cm, DJJ 156x/menit. PD: V/U tenang, dinding vagina licin, portio
tebal, kepala turun d hodge 1, pembukaan 1 cm.
E. Dasar Pemikiran: Pasien dengan G1 P0 A0 Hamil 38+2 minggu ketuban pecah dini 15
jam dengan keluhan kenceng-kenceng pada perut, keluar cairan dari jalan lahir mulai
pukul 00:00, dan mules-mules. Saat ketuban sudah pecah maka ada interaksi antara
udara luar dengan bayi, sehingga akan memilii resiko infeksi lebih tinggi. Oleh karena
itu, perawat/bidan berkolaborasi dengan dokter diputuskan untuk pemantauan DJJ
sampai pembukaan serviks lengkap untuk memantau kesejahteraan janin.
F. Prinsip tindakan keperawatan (SOP)
Cara pemeriksaan janin dengan menggunakan
PENGERTIAN
kardiotokografi pada usia kehamilan ≥ 32 minggu
1. Menilai respon janin untuk mengetahui kesejahteraan
TUJUAN
janin
1. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun
2009 Tentang Kesehatan
KEBIJAKAN
2. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1464 Tahun 2010 Tentang Izin dan Penyelenggaraan
Praktik Bidan
3. Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 Tentang
Pedoman Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan
Minimal
Alat :
1. Alat monitoring Non Stress Test (NST)
2. Stetoskop
3. Termometer
4. Spygmomanometer
5. Jam Tangan
6. Gel
7. Selimut
8. Tissue
Pelaksanaan :
1. Pasien di posisikan supine atau sedikit miring kiri
2. Pemeriksaan dimulai dengan melakukan pengukuran
tensi, suhu, nadi, dan frekuensi pernafasan ibu
PROSEDUR 3. Lakukan palpasi pada abdomen untuk menentukan fundus
dan letak punggung janin
4. Letakkan dua sabuk dibawah abdomen ibu
5. Pasang tokodinamometer pada fundus abdomen untuk
mencatat pergerakan janin
6. Nyalakan NST pada posisi ON
7. Pasang transducer yang sudah di beri gel pada bagian
abdomen sesuai dengan letak punggung janin untuk
merekam DJJ
8. Kaitkan kedua sabuk pada abdomen
9. Anjurkan ibu untuk memegang detector fetal movement
atau alat pantau dan ajarkan cara menggunakannya yaitu
dengan cara menekan tombol nya ketika janin bergerak
10. Tekan reference dan record
11. Tunggu sampai NST selesai ± 20 menit
12. Menutup kembali pakaian
13. Mengembalikan klien ke posisi semula
EVALUASI
14. Cuci tangan
15. Mendokumentasikan
G. Analisis Tindakan
Pasien G1 P0 A0 Hamil 38+2 minggu dengan Ketuban Pecah Dini (KPD)
Pasien mengatakan kenceng-kenceng pada perut, ketuban pecah sejak 15 jam yang
lalu, keluar cairan dari jalan lahir mulai pukul 00:00, dan terasa mules
Ketuban Pecah Dini (KPD) meningkatkan risiko infeksi karena sudah ada interaksi
antara udara luar dengan bayi
H. Bahaya dilakukannya tindakan : Alat menggunakan sumber listrik, bila tidak hati-
hati dapat terkena listrik.
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
1. Monitor TTV, pemantauan pengeluaran lender darah/air ketuban.
2. Anjurkan Ibu untuk menghirup tambahan O2 yang telah diberikan
3. Anjurkan Ibu untuk posisi miring kiri
J. Hasil yang di harapkan setelah dilakukan tindakan
S : klien mengerti dari tujuan melakukan pemeriksaan NST
O : Klien tampak kooperatif saat dilakukan pemeriksaan NST
A : Masalah teratasi sebagian
P : Monitor TTV, pemantauan pengeluaran lender darah/air ketuban.
Anjurkan Ibu untuk menghirup tambahan O2 yang telah diberikan
Anjurkan Ibu untuk posisi miring kiri
K. Evaluasi diri
Selama pemasangan NST pada pasien, nilai pada TFU kadang sering tidak muncul
karena kadang kurang kuat menalinya.
L. Daftar pustaka / Referensi
RSIA LLDL. 2015. Standar Prosedur Operasional Tindakan Non Stress Test
(NST). Lontar: SPO.
Mengetahui
Mahasiswa Pembimbing Klinik/CI
Disusun oleh :