LAPORAN PRAKTIKUM
ANALISIS BAHAN MAKANAN DAN KOSMETIK
PERCOBAAN VIII
BAHAN MAKANAN/PENGAWET
DI SUSUN OLEH
KELOMPOK I
PELITA MAS
PALU
2018
BAB I
PENDAHULUAN
A .Latar belakang
pengelohan pangan yang kurang berorientasi terhadap nilai gizi, serta keterbatasan
produk makanan seringkali melakukan tindakan yang tidak terpuji dan hanya
berorientasi profit oriented dalam menyediakan berbagai produk di pasar sehinngga hal
dengan bebrbagai dalih untuk menambah rasa dan keawetan makana tanpa
Rahmawati)
Salah satu bahan tambahan yang dilarang penggunaannya tetapi masih sering
yang berbentuk kristal, warna putih, tidak berbau, larut dalam air dan stabil pada suhu
dan tekanan normal. Boraks biasanya digunakan untuk mematri logam, sebagai bahan
pembuatan gelas dan enamel, pengawet dan anti jamur kayu, sebagai antiseptik, dan
B. Maksud percobaan
C. Tujuan percobaan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Dasar Teori
umum adalah bahan yang biasanya tidak digunakan sebagai makanan dan
mempunyai nilai gizi, yang dengan sengaja ditambahkan ke dalam makanan untuk
Boraks adalah senyawa dengan nama kimia natrium tetraborat (NaB 4O7).
berbentuk padat, jika terlarut dalam air akan menjadi natrium hidroksida dan asam
borat (H3BO3). Dengan demikian bahaya boraks identik dengan bahaya asam
bagus dan renyah. Ikan basah yang tidak rusak sampai 3 hari pada suhu kamar,
insang berwarna merah tua dan tidak cemerlang, dan memiliki bau menyengat
khas formalin. Tahu yang berbentuk bagus, kenyal, tidak mudah hancur, awet
hingga lebih dari 3 hari, bahkan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es, dan berbau
menyengat khas formalin. Mie basah biasanya lebih awet sampai 2 hari pada suhu
kamar (25 derajat celcius), berbau menyengat, kenyal, tidak lengket dan agak
otak, hati, lemak dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam,
seminggu setelah mengonsumsi atau kontak dalam dosis toksis. Gejala klinis
k. Kematian
B. URAIAN BAHAN
berwarna.
METODE KERJA
analitik.
Somay Mas Muji lapangan Vatulemo, H2SO4 pekat, methanol p.a, kertas
perkamen .
C. Cara kerja
3. Menimbang 5 gram somay yang telah kering lalu masukkan ke dalam cawan
porselin
ml
6. Mengamati warna nyala api, Hasil uji positif mengandung boraks yang di tandai
A. Tabel Pengamatan
Sampel Hasil
Positif Negatif
Muji)
B. Hasil Pengamatan
Keterangan :
Uji nyala adalah salah satu jenis analisis kualitatif yang digunakan untuk
menentukan kandungan boraks pada suatu sampel yang akan di uji. Uji nyala
merupakan salah satu uji yang paling sederhana dan tidak membutuhkan banyak alat
maupun bahan. Disebut uji nyala karena sampel yang digunakan dibakar uapnya,
kemudian warna nyala dibandingkan dengan nyala boraks asli. Boraks murni bila
dibakar menghasilkan nyala api yang berwarna hijau. jika sapel yang dibakar
menghasilkan warna nyala hijau maka sampel dinyatakan positif mengandung boraks. .
Pada percobaan kali ini sampel yang digunakan yaitu somay Mas Ab, pertama-
tama menyiapkan alat dan bahan yang akan digunkan. Mengambil somay yang telah
halus sebanyak 15 gram dan dipanaskan dalam oven pada suhu 105°C selama 2 jam
hingga kering. Menimbang sampel sebanyak 5 gram yang telah kering lalu masukkan
Setelah itu membakar campuran tersebut diatas cawan porselin dengan tujuan untuk
melihat adanya boraks pada sampel somay Mas MM (Mas Muji). Mengamati warna
nyala api, apabila nyala api berwarna hijau, maka sampel positif mengandung boraks.
Adapun hasil reaksi yang terjadi pada boraks, asam sulfat pekat dan metanol
menghasilkan trimetil borat {(CH3O)3B} yang jika terbakar akan menghasilakan nyala
Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh hasil pengamatan pada saat
pembakaran sampel somay Mas MM (Mas Muji) warna yang terbentuk yaitu warna
orange yang menunjukkan bahwa sampel somay Mas MM (Mas Muji) tersebut tidak
mengandung boraks.
Dalam bidang farmasi, boraks digunakan sebagai ramuan bahan baku obat
seperti bedak, larutan kompres, obat oles mulut, semprot hidung, salep dan pencuci
mata. Bahan hasil industri farmasi tersebut tidak boleh diminum karena beracun. BPOM
melarang penggunaan boraks pada makanan karena boraks tersebut sangat beracun
pada semua sel. Bila tertelan senyawa ini dapat menyebabkan efek negatif pada
susunan syaraf pusat, ginjal dan hati. Ginjal merupakan organ yang paling mengalami
PENUTUP
A. Kesimpulan
bahwa :
1. Asam borat atau boraks ( boric acid ) merupakan zat pengawet berbahaya yang
senyawa kimia dengan rumus Na2B4O7 10H2O berbentuk kristal putih, tidak
berbau dan stabil pada suhu dan tekanan normal. Dalam air, boraks berubah
2. Dari percobaan ini diperoleh hasil pengamatan yaitu sampel somay Mas Muji
menghasilkan warna nyala api orange yang membuktikan bahwa somay Mas
B. Saran
1. Asisten
terlalu cepat.
2. Praktikan
Diharapkan kepada praktikan agar hadir tepat waktu pada saat praktek akan
berlangsung agar tidak menunggu terlalu lama dan lebih memperhatikan asisten
ketika menjelaskan.
DAFTAR PUSTAKA
Dirjen POM. 1979. Farmakope Indonesia Edisi III. Depkes RI : Jakarta. Hal. 58, 706.
Tim Dosen. 2018. Penuntum Praktikum "Analisis Bahan Makanan dan Kosmetik. STIFA
Pelita Mas: PALU
DOKUMENTASI
NO. GAMBAR KETERANGAN
1.
2.
3.
Penambahan metanol 2 mL
4.
Proses pembakaran