Anda di halaman 1dari 5

 Leadership  Bukan kekuatan untuk mempengaruhi orang lain.

Di sini, sosok yang


memiliki leadership, merupakan sosok yang bisa mengarahkan, mengerjakan, dan
memberitahu orang lain tentang apa yang dikerjakan.
 Pengalaman leadership (Konsep umum)
1. Real Live Case  Leaders enabling force, helping people, analytical, charismatic,
dan lain-lain.
2. Explaining and understanding is probably easier  Meliputi coercive (memaksa),
coaching (melatih), pace setting (penentu langkah), demokratis, dan authoritarian.
 Cara menguatkan kepemimpinan adalah sebagai berikut.
1. Kita mau menjadi apa ? 4. Bagaimana kamu membuat perubahan ?
2. Siapa kamu sekarang ? 5. Siapa dapat menolong kamu ?
3. Bagaimana kamu ada di sini ?
 Intinya, kita harus mengetahui apa yang kita kerjakan, dan melakukan apa yang kita
kerjakan.
 Konsep umum kepemimpinan.
1. Pemimpin adalah orang yang memiliki kekuasaan.
2. Orang yang memerintah.
3. Orang yang berhak mendapat keuntungan.
 Pandangan umum beberapa orang tentang kepemimpinan, bahwa kepemimpinan
membawa keuntungan-keuntungan, yaitu materi, fasilitas, dilayani, dan relasi.
 Menurut Yesus Kristus, seorang pemimpin harus menjadi hamba, pelayan, dan memberi
satu sama lain.
 Seorang pemimpin, pada dasarnya harus memiliki 4 kekayaan, yaitu finansial, intelektual,
humanis, dan spiritual. Dan sebagai pemimpin harus mau “membuka mata”, “membuka
telinga”, dan “membuka mulut”.

Menurut saya sendiri kepemimpinan adalah merupakan merupakan suatu proses mempengaruhi
orang lain untuk menjalankan suatu pekerjaan atau aktivitas yang memiliki tujuan yang sama,
atau visi dan misi yang sama. Kepemimpinan juga dapat didefinisikan sebagai suatu perilaku
dengan tujuan tertentu untuk mempengaruhi aktivitas para anggota kelompok untuk mencapai
tujuan bersama yang dirancang untuk memberikan manfaat individu dan organisasi.
Kisah hidup tokoh yang saya angkat adalah sosok Ir. Soekarno.

Beliau merupakan salah satu proklamator bangsa Indonesia. Beliau bernama lengkap Insinyur
Soekarno. Beliau dilahirkan dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibunya yaitu Ida
Ayu Nyoman Rai di Blitar, pada tanggal 6 Juni 1901. Ayah Ir. Soekarno merupakan seorang
guru, sementara ibunya merupakan putri keturunan bangsawan. Kehidupannya, sangat sederhana
kala itu. Ketika kecil Soekarno tinggal bersama kakeknya, Raden Hardjokromo di Tulung
Agung, Jawa Timur. Ia bersekolah pertama kali di Tulung Agung hingga akhirnya ia pindah ke
Mojokerto, mengikuti orangtuanya yang ditugaskan di kota tersebut. Di Mojokerto, ayahnya
memasukan Soekarno ke Eerste Inlandse School, sekolah tempat ayahnya bekerja. Kemudian
pada Juni 1911 Soekarno dipindahkan ke Europeesche Lagere School (ELS) untuk
memudahkannya diterima di Hoogere Burger School (HBS). Pada tahun 1915, Soekarno telah
menyelesaikan pendidikannya di ELS dan berhasil melanjutkan ke HBS, di Surabaya, Jawa
Timur. Ia dapat diterima di HBS atas bantuan seorang kawan bapaknya yang bernama H.O.S.
Tjokroaminoto. Di Surabaya, Soekarno banyak bertemu dengan para pemimpin Sarekat Islam,
organisasi yang dipimpin Tjokroaminoto saat itu, seperti Alimin, Musso, Dharsono, Haji Agus
Salim, dan Abdul Muis. Soekarno kemudian aktif dalam kegiatan organisasi pemuda Tri Koro
Darmo yang dibentuk sebagai organisasi dari Budi Utomo. Nama organisasi tersebut kemudian
ia ganti menjadi Jong Java (Pemuda Jawa) pada 1918. Selain itu, Soekarno juga aktif menulis di
harian "Oetoesan Hindia" yang dipimpin oleh Tjokroaminoto. Tamat H.B.S. tahun 1920,
Soekarno melanjutkan ke Technische Hoge School (sekarang ITB) di Bandung dengan
mengambil jurusan arsitektur dan tamat pada tahun 1925. Saat di Bandung, Soekarno tinggal di
kediaman Haji Sanusi yang merupakan anggota Sarekat Islam dan sahabat karib Tjokroaminoto.
Di sana ia berinteraksi dengan Ki Hajar Dewantara, Tjipto Mangunkusumo dan Dr. Douwes
Dekker, yang saat itu merupakan pemimpin organisasi National Indische Partij.

Kehidupan keluarganya, bisa dibilang sedikit kacau, dan amburadul. Ini terlihat dari banyaknya
perkawinan yang beliau jalani. Sepanjang hidupnya, beliau telah menikah sebanyak 9 kali, yaitu
dengan Oetari (1921-1923), Inggit Garnasih (1923-1943), Fatmawati (1943-1956), Hartini
(1952-1970), Kartini Manoppo (1959-1968), Ratna Sari Dewi (1962-1970), Haryati (1963-
1966), Yurike Sanger (1964-1968), Heldy Djafar (1966-1969). Beliau juga memiliki 9 anak dari
9 kali hasil perkawinannya. Beliau merupakan sosok pemimpin yang sangat cerdas, kharismatik,
inspiratif, komitmen yang tinggi, mampu bertanggung jawab pada tindakannya, serta memiliki
pengaruh yang besar bagi bangsa Indonesia. Dalam dunia politik, beliau telah memberikan
hadiah, dan kemenangan atas perjuangan bangsa kita, yaitu kemerdekaan yang kita idam-
idamkan. Selain itu, beliau juga menjadi panutan bagi setiap orang, karena sikapnya yang selalu
mengambil jalan damai dalam setiap penyelesaian masalah. Dan dia menjadi orang yang
memprakarsai KAA (Konferensi Asia Afrika), dengan tujuan untuk membebaskan negara-negara
di Asia dan Afrika yang masih dijajah. Usahanya tidak sia-sia, karena negara-negara Asia dan
Afrika seakan-akan memiliki kekuatan untuk membebaskan diri dari penjajahan.Secara tidak
langsung, dia juga menjadi panutan bagi negara-negara lain untuk bersikap netral, ketika perang
dingin. Beliau memprakarsai gerakan Non-Blok. Dan hal tersebut menyebabkan, perang dingin
antara Uni Soviet dan Amerika Serikat menjadi mereda. Di dalam negeri, secara tidak langsung,
beliau melahirkan tokoh-tokoh muda, yang memiliki pandangan sepertinya. Karena beliau
merupakan panutan bagi seluruh kaum muda kala itu. Contohnya, seperti Soekarni, Wikana,
Singgih serta Chairul Saleh. Dan sampai sekarang, beliau telah membuat saya bangga akan
kepemimpinannya yang tegas, berkomitmen tinggi, serta memberikan pengaruh besar bagi
bangsa ini. Beliau sendiri, memiliki kekuatan yang sangat menonjol dalam dirinya, yaitu gaya
kepemimpinannya, yaitu ketegasan, kewibawaannya, serta komitmennya yang tinggi. Ia pernah
menegaskan bahwa Malaysia yang telah menganggu bangsa kita harus di tindak dengan keras.
Kemudian, ia berkomitmen tinggi untuk membebaskan bangsa ini dari penjajahan, dan berkat
kerja keras beliau, dengan teman-teman seperjuangannya, bangsa ini bisa terbebas dari
penjajahan. Ini menunjukkan komitmennya yang sangat tinggi. Kemana tujuannya, pasti akan
beliau realisasikan. Kemudian, kelemahannya, beliau selalu terkesan keras kepala, dan
mementingkan egonya sendiri. Selain itu, gaya yang berantakkan ini menjadi kelemahan yang
melemahkan posisinya di bidang politik, karena selalu disinggung oleh orang yang berusaha
menjatuhkannya. Beliau menutupi seluruh kelemahannya dengan memberikan usahanya yang
maksimal bagi bangsa Indonesia, dan menyusun, serta menjalankan program-program untuk
kemajuan bangsa Indonesia, guna mencapai kemakmuran dan kesejahteraan bagi bangsa
Indonesia. Dan dimasa kepemimpinannya, beliau berhasil membuat Indonesia menjadi salah satu
negara yang memiliki posisi penting di dunia, dan disegani oleh negara-negara lainnya. Ini jelas
berbeda dengan kepemimpinan sekarang, yang menujukkan negara kita seakan-akan telah dijajah
oleh bangsa lain secara tidak langsung.
Alasan saya memilih Ir. Soekarno sebagai sosok pemimpin yang baik, karena beliau telah
memberikan begitu banyak sesuatu yang sangat berarti bagi kemajuan bangsa Indonesia. Beliau
rela mengorbankan segala sesuatu yang dimilikinya ketika itu, demi kemerdekaan dan kemajuan
bangsa Indonesia. Ini terlihat, semasa kecil, beliau bekerja sama dengan para pemimpin
organisasi-organisasi yang berusaha memerdekakan Indonesia kala itu. Selain itu, beliau juga
telah memberikan bangsa Indonesia sebuah tujuan yang diwujudkan dalam Pancasila. Pancasila
berisi pandangan hidup negara, dan menunjukkan serta mengarahkan kemana Indonesia akan
berjalan. Selain itu, beliau juga aktif dalam perdamaian dunia. Gerakan Non-Blok, kemudian
sebagai pemrakarsa KAA (Konferensi Asia Afrika), untuk bangsa-bangsa Asia dan Afrika
lainnya, yang menginginkan kemerdekaan. Beliau telah menjadi tokoh yang disegani oleh
banyak bangsa-bangsa lainnya. Karakter kepemimpinannya, serta gaya kepemimpinannya yang
sangat khas, yaitu tegas, berkomitmen tinggi untuk kemajuan bangsa, terbuka, cerdas, bijaksana,
serta memiliki wibawa yang tidak bisa dicontoh oleh siapapun. Beliau menjadi sosok favorit
saya, karena beliau memiliki karakter seorang pemimpin yang sempurna di mata saya. Dimana
sosok karakter pemimpin seperti beliau ini, sudah sangat jarang sekali ditemukan.

Kecermelangannya dalam memimpin bangsa ini, telah membawa kemakmuran, kesejahteraan,


dan nasionalisme pada rakyat Indonesia. Kondisi ekonomi yang stabil, kemudian tensi politik
yang stabil kala beliau memimpin, membuat Indonesia menjadi bangsa yang posisinya sangat
kuat kala masa jaya kepemimpinannya.
Refleksi atas tugas Kewarganegaraan dan Pancasila terhadap diri saya adalah sebagai berikut.

Sebagai manusia, sebetulnya saya memiliki banyak kekurangan daripada kelebihan. Dalam diri
saya, saya bisa dikatakan memiliki sosok kepemimpinan, yang mungkin, hamper tidak terpakai,
jika ayah saya tidak menasehati saya. Sejujurnya, saya memiliki potensi sebagai pemimpin.
Tidak hanya saya saja, semua orangpun demikian. Saya baru sadar akan potensi saya, kala saya
duduk di kelas X. Dan itu berkembang hingga sekarang. Ayah saya pernah mengatakan, bahwa
saya memiliki kebijaksanaan, perhatian pada anggotanya, cerdas, pandai berbicara di depan
orang, serta disiplin yang tinggi. Semua itu saya anggap bagian terkecil dalam diri saya, sebab
masih ada potensi-potensi lain yang harus saya munculkan, dan kembangkan. Saya sadar, bahwa
saya memiliki banyak kelemahan. Diantaranya, saya merupakan sosok yang mudah terpengaruh
orang lain, kadang ceroboh, serta terlalu cepat puas. Saya sadar akan kelemahan saya itu, tetapi
saya berusaha menutupinya dengan menonjolkan potensi yang ada dalam diri saya. Jujur saja,
saya merupakan tipe yang pekerja keras. Dan dari hasil kuesioner LEAD, saya merasa sedikit
heran, karena sebetulnya tipe saya adalah pekerja keras. Saya lebih mementingkan tugas,
kemudian baru menjalin hubungan baik dengan relasi saya. Akan tetapi, sekarang saya sadar,
bahwa manusia tidak dapat hidup tanpa manusia lainnya. Oleh sebab itu, saya akan berusaha
untuk memberikan porsi yang sama, antara tugas dengan hubungan sosial saya. Saya akan
berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkannya. Dan saat saya kuliah di UKRDA, saya
merasa telah menjadi sosok yang lebih dapat bersosialisasi, tetapi tidak melupakan tujuan saya,
yaitu menjadi seorang dokter. Artinya, tidak melupakan tugas pula. Puji dan syukur saya
panjatkan ke hadirat-Nya, bahwa saya telah diberikan kelebihan yang sangat berarti dalam hidup
saya, dan kelemahan dalam hidup saya, untuk selalu mengingatkan saya. Sekarang saya sudah
mampu mengembangkan potensi-potensi yang saya miliki, bahkan memunculkan yang baru.
Sejak duduk dibangku SMA, saya telah menjadi sosok yang lebih berkarakter sebagai leader.
Dan saya memiliki rencana ke depan, untuk lebih mengembangkannya, dan memunculkan
karakter-karakter kepemimpinan yang masih terpendam dalam diri saya. Entah itu apa, tetapi
saya akan berusaha menggalinya, dan kemudian menggunakannya untuk hal-hal yang positif.
Saya juga terinspirasi dengan Ir. Soekarno, serta ayah saya, yang telah mengajarkan, dan
memberikan inspirasi dalam pengembangan potensi-potensi kepemimpinan dalam diri saya. Dan
saya ingin memajukan bangsa Indonesia, seperti halnya Ir. Soekarno. Dan menjadi sosok
pemimpin kecil, seperti ayah saya. Saya pasti bisa !

Anda mungkin juga menyukai